Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

BISNIS DAN LINGKUNGANNYA


Diajukan untuk memenuhi tugas makalah pada Mata Kuliah Pengantar Bisnis

Dosen Pengampu: DR. Zuhrinal M. Nawawi, MA

Disusun Oleh Kelompok 1:

Abdul Haris Veriyadna (0506222211)


Aryadino Anggara (0506222066)
M. Rafli Lingga (0506223078)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKNOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Bisnis dan Lingkungannya ”, yang merupakan salah
satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis pada semester tiga. Shalawat dan salam kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW., semoga kita semua dijadikan umat yang selalu istiqomah
dalam menjalani Sunnah-sunnah-Nya. Dalam makalah ini, penulis membahas Bisnis dan
Lingkungannya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada Bapak DR. Zuhrinal M. Nawawi, MA selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis yang telah memberikan tugas untuk membuat
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Penulis sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir.

Medan, 20 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3


A. Pengertian Bisnis ..................................................................................................... 3
B. Enam Era Dalam Sejarah Bisnis.............................................................................. 5
C. Jenis-Jenis Pasar ...................................................................................................... 7
D. Elemen Bisnis .......................................................................................................... 9
E. Jenis-Jenis Kegiatan Bisnis ..................................................................................... 12
F. Tingkat Persaingan Bisnis ....................................................................................... 15
G. Sistem Ekonomi di Dunia ........................................................................................ 20
H. Lingkungan Bisnis ................................................................................................... 30
I. Pentingnya Etika Dalam Bisnis ............................................................................... 34

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 39


A. Kesimpulan .............................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 40

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisnis merupakan salah satu kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
global. Setiap orang, dalam kehidupan mereka sehari-hari akan selalu melihat atau
berhubungan langsung dengan berbagai jenis kegiatan perusahaan. Di kota-kota kecil dan
kota-kota besar dengan nyata kira dapar lihar berbagai jenis toko yang menjual barang-
barang unruk memenuhi keburuhan masyarakat seperti toko pakaian, sepatu, toko alat-alat
tulis dan peralatan olahraga. Apabila terus ditelusuri kegiatan ekonomi di Suatu kota, kita
akan menemui pasar pagi atau jenis pasar yang lain terutama yang menjual berbagai jenis
bahan makanan. Restoran- restoran akan selalu dijumpai di herbagai pelosok kota maupun di
pusar kora.
Di kawasan lain, walaupun kegiatannya tidak selalu terlihat dengan nyata, terdapat pula
perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang yang pada akhirnya akan dijual
oleh beberapa toko yang dinyatakan di atas, di restoran atau di pasar. Sering sekali produsen-
produsen tersebut bukan saja menjual barangnya melalui toko, restoran, dan pasar yang
dinyatakan tersebut.
Sebagian lainnya dari harga barang yang mereka produksikan akan dijual ke daerah-
daerah lain atau ke luar negeri. Terdapatnya jasa pemasaran, jasa pengangkutan dan jasa
industri keuangan (yang memberi jasa untuk urusan bayar-memhayar) memungkinkan
kegiatan penjualan ke luar daerah dan ke negara lain dilakukan. Kegiatan memproduksi,
menyalurkan dan memasarkan barang-barang, merupakan kegiatan yang cukup kompleks.
Oleh sebah itu herhagai pihak yang ingin mengetahui seluk-beluk kegiatan sesuatu
perekonomian, dan bagaimana perusahaan-perusahaan modern melakukan berbagai
kegiatannya, perlulah mempelajari garis besar dari bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan
berbagai perusahaan.
Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang apakah itu bisnis,
enam era dalam sejarah bisnis, jenis-jenis pasar bisnis, elemen bisnis, jenis-jenis kegiatan

1
bisnis, tingkat persaingan bisnis, sistem ekonomi di dunia, lingkungan bisnis, dan pentingnya
etika dalam bisnis.

A. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa itu bisnis, enam era dalam sejarah bisnis, jenis-jenis pasar bisnis.
2. Menjelaskan elemen dalam bisnis, jenis-jenis kegiatan bisnis, tingkat persaingan
bisnis.
3. Menjelaskan sistem ekonomi di dunia, kingkungan bisnis, dan pentingnya etika
dalam bisnis.

B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui penjelasan mengenai apakah itu bisnis, enam era dalam sejarah
bisnis, jenis-jenis pasar bisnis, elemen bisnis, jenis-jenis kegiatan bisnis, tingkat persaingan
bisnis, sistem ekonomi di dunia, lingkungan bisnis, dan pentingnya etika dalam bisnis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bisnis
Saat ini banyak macam bisnis yang berkembang, salah satunya bisnis online yang
banyak diusahakan oleh kaum milinial. Hal ini muncul karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, namun untuk memberi bekal ilmu pengetahuan tentang
bagaimana berbisnis yang efektif dan efisien, sebaiknya juga memahami teori secara luas dan
mendalam tentang bisnis. Oleh karena itu dalam buku ini akan diulas lengkap tentang apa itu
bisnis.
Secara terminologi bisnis adalah suatu aktivitas usaha. Dalam arti luas, bisnis adalah
sebuah istilah yang umum untuk menggambarkan seluruh kegiatan pribadi dan organisasi
yang memproduksi barang atau jasa dalam hidup sehari-hari.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki
tiga penggunaan, tergantung ruang lingkupnya; penggunaan singular kata bisnis dapat
merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada
sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian," Penggunaan yang paling luas merujuk
pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Namun
definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Secara teori ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan keuntungan. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris yaitu business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas
dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan (Nathaniel, 2020).
Dalam ekonomi kapitalis, kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta. Bisnis
dibentuk untuk mendapatkan keuntungan dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.

3
Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha,
atau kapital yang mereka tanamkan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan,
misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya
atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis
seperti ini kontras dengan sistem sosialis, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja. Berikut ini beberapa pengertian bisnis
menurut para ahli (Nathaniel, 2020):

1. Hughes dan Kapoor mengatakan bisnis adalah suatu kegiatan individu yang
terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Steinford (1979) mengatakan bisnis adalah suatu lembaga yang dapat menghasilkan
jasa dan barang yang dibutuhkan langsung oleh masyarakat. Jika kebutuhan
masyarakat tersebut. meningkat, secara otomatis lembaga tersebutpun akan
meningkat dan semakin berkembang untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut sembari mendapatkan laba.
3. Steade, Lowry dan Glos (1996) mengatakan bisnis pada dasarnya merupakan
sekumpulan aktivitas manusia untuk menciptakan suatu inovasi dengan cara
mengubah, mentransformasikan dan mengembangkan berbagai sumber daya untuk
diolah menjadi jasa atau barang yang dibutuhkan konsumen.
4. Allan Afuah (2004) mengatakan bisnis adalah suatu aktivitas atau kegiatan usaha
individu atau sekelompok orang yang terorganisir dalam menghasilkan serta menjual
barang atau jasa agar bisa memperoleh keuntungan. Laba atau keuntungan ini
dapatkan karena telah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam kegiatan ini, orang
yang telah mengusahakan uang, waktu dan tenaganya untuk menanggung resiko
dalam melakukan kegiatan bisnis dikenal dengan sebutan Entrepreneur.
5. Huat, T. Chwee (1990) mengatakan bisnis adalah suatu istilah umum yang
mendeskripsikan tentang semua kegiatan serta institusi yang melaksanakan proses
produksi barang dan juga jasa dalam kehidupanya sehari-hari demi memenuhi
kebutuhan masyarakat.

4
6. Ebert dan Griffin (1996) mengatakan bisnis adalah aktivitas dalam menyediakan jasa
atau barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat sebagai konsumen.
Kegiatan ini bisa dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai badan usaha,
perusahaan yang sudah mempunyai badan hukum, pedagang kaki lima ataupun
perorangan yang belum memiliki badan usaha atau badan hukum.
7. Jeff Madura (2009) mengatakan suatu bisnis (perusahaan) adalah usaha yang
menyediakan produk atau jasa yang diinginkan oleh pelanggan.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis adalah
kegiatan atau aktivitas terorganisir yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan orang atau
masyarakat/organisasi dengan menciptakan barang atau jasa dan menjualnya dalam upaya
mendapatkan keuntungan serta meningkatkan kualitas hidup pemilik dan
masyarakat pada umumnya.

B. Enam Era Dalam Sejarah Bisnis


1. Periode Kolonial
Sebelum era kemerdekaan, masyarakat kolonial menekankan pada produksi pertanian
dan pedesaan. Kota-kota kolonial berukuran lebih kecil jikadibandingkan dengan
kota-kota di Eropa, dan mereka berfungsi sebagai pasar petani, banker dan pengacara.
Fokus pertanian negara berpusat pada daerah pedesaan karena kemakmuran
bergantung pada output yang dihasilkan oleh pertanian dan pekebunan. Kesuksesan
atau kegagalan panen akan mempengaruhi seluruh aspek perekonomian.
2. Revolusi Industri
Revolisusi industri dimulai di Inggris sekitar tahun 1750, yang menggerakkan operasi
bisnis dari yang sebelumnya ditekankan pada pekerja-pekerja ahli yang independen
dan memiliki keahlian dalam menghasilkan produk satu per satu, ke sebuah sistem
pabrik yang melakukan produksi secara massal dengan menggabungkan banyak
pekerja-pekerja semi ahli. Pabrik-pabrik mendapat keuntungan dari penghematan
yang dihasilkan oleh produksi skala besar, dengan di dorong oleh semakin
meningkatnya dukungan mesin. Seiring dengan tumbuhnya bisnis, mereka sering kali

5
membeli bahan baku mentah secara lebih murah dalam jumlah yang lebih besar dari
sebelumnya. Spesialisasi tenaga kerja, yang membatasi masing-masing pekerja pada
beberapa tugas tertentu di dalam proses produksi, juga membantu memperbaiki
efisiensi produksi.
3. Pengusaha Industrial
Semangat kewirausahaan dari era keemasan bisnis ini telah menyumbang banyak
energi bagi kemajuan sistem bisnis di Indonesia, dan secara keseluruhan
meningkatkan standar hidup warga negaranya. Selanjutnya, transformasi pasar ini
telah menciptakan permintaan baru terhadap produk-produk manufaktur.
4. Era Produksi
Semangat kewirausahaan dari era keemasan bisnis ini telah menyumbang banyak
energi bagi kemajuan sistem bisnis di Indonesia, dan secara keseluruhan
meningkatkan standar hidup warga negaranya. Selanjutnya, transformasi pasar ini
telah menciptakan permintaan baru terhadap produk-produk manufaktur.
5. Era Pemasaran
Era pemasaran telah memberikan pengaruh yang sangat besar pada cara oprasional
bisnis sekarang ini. Bahkan pemilik bisns yang paling kecil sekalipun menyadari arti
penting dalam memahami hal-hal yang di inginkan oleh konsumen dan alasan mereka
melakukan pembelian.
6. Era Relasi
Era relasi merupakan era koneksi. Koneksi antara bisnis dan konsumen, perusahaan
dan karyawan, teknologi dan manufaktur, perekonomian dunia semakin
terinterkoneksi, seiring dengan berekspansinya perusahaan ke luar wilayah nasional
mereka. Dalam perekonomian global yang baru ini, teknik-teknik dalam mengelola
jaringan yang meliputi orang, informasi dan teknologi, memegang arti yang sangat
penting bagi kesuksesan suatu bisnis (Zaki, 2017).

6
C. Jenis - Jenis Pasar
Konsumen dan produsen melakukan interaksi ekonomi di pasar, sehingga terjadi
transaksi ekonomi. Produsen menyediakan barang dan jasa untuk dijual kepada konsumen,
dengan harapan mendapatkan nilai lebih atau keuntungan (profit/revenue). Sementara ini
konsumen membeli sejumlah barang dan jasa kepada produsen untuk mendapat- kan
kegunaan atau manfaat (utility) dari produk dan jasa tersebut. Pertemuan antara pembeli
(buyer) dan penjual (seller) di pasar melahirkan hukum permintaan dan penawaran, yakni
menentukan berapa barang yang diminta oleh konsumen pada tingkat harga tertentu dan
berapa barang dan jasa yang akan dihasilkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu.
Berikut akan dibahas pasar berdasarkan strukturnya yaitu: Pasar persaingan sempurna,
monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik.

1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition)


Pasar persaingan sempurna menganut beberapa asumsi, pertama, individu
(perusahaan) akan memaksimalkan laba, maka meminimalkan biaya produksi pada tingkat
produksi yang dipilih, dengan menggu- nakan teknologi. Penentuan harga adalah hal yang
amat penting untuk menentukan jangka waktu yang diperlukan oleh tanggapan penawaran
(supply response) terhadap kondisi permintaan. Nicholson & Snyder menjelaskan bahwa
pola harga keseimbangan yang terjadi akan berbeda jika membicarakan periode waktu yang
sangat pendek, di mana penawaran bersifat tetap dan tidak berubah dibandingkan bila melihat
proses jangka panjang ketika perusahaan-perusahaan baru dapat memasuki pasar. Oleh
karenanya penentuan harga akan dibedakan pada masa jangka sangat pendek, pendek dan
jangka panjang. Pada jangka waktu sangat pendek tidak terjadi tanggapan penawaran,
sehingga kuantitas yang ditawarkan absolut tetap. Dalam jangka pendek perusahan dapat
mengubah kuan- titas yang ditawarkan tetapi tidak ada perusahaan baru yang dapat
memasuki pasar. Dan, pada jangka panjang perusahaan dapat mengubah kuantitas yang
ditawarkannya dan perusahaan-perusahaan baru dapat sepenuhnya memasuki industri, hal ini
menghasilkan tanggapan pena- waran yang sangat fleksibel.

7
2. Pasar Monopoli
Samuelson & Nordhaus menjelaskan bahwa pasar monopoli terjadi jika suatu pasar
hanya memiliki produsen tunggal untuk menyiapkan permintaan pasar, sehingga produsen
bebas membuat keputusan tentang kuantitas output, dan bisa langsung menentukan harga.
Alasan munculnya pasar monopoli adalah perusahaan lain merasa tidak bisa memetik
keuntungan atau tidak bisa masuk ke dalam pasar. Hambatan untuk masuk (barriers to entry)
adalah sumber dari semua kekuatan monopoli. Hambatan ini ada dua yakni:

a. Hambatan teknis (technical/natural barriers), bahwa biaya rata-rata yang menurun


pada berbagai tingkat output, di mana perusahaan yang relatif besar lebih efisien
dibandingkan dengan perusahaan kecil.
b. Hambatan hukum (legal barriers), bahwa aturan hukum dalam bentuk undang-
undang menciptakan monopoli khususnya dalam hal pemberian izin (lisensi).
3. Pasar Oligopoli
Struktur pasar oligopoli adalah bentuk struktur pasar (industri) yang dicirikan oleh
adanya beberapa perusahaan dominan dengan mengandalkan besaran ukurannya masing-
masing dan mampu memengaruhi harga pasar. Produknya dapat bersifat homogen ataupun
terdiferensiasi. Perilaku salah satu perusahaan dalam oligopoli sebagian besar bergantung
pada perilaku perusahaan lain. Dalam pasar oligopoli terdapat market leader atau pemimpin
harga di pasar yang dipegang oleh satu perusahaan besar dan semua perusahaan yang lebih
kecil dalam industri tersebut mengikuti kebijakan tersebut.

Industri memiliki perusahaan yang relatif kecil tetapi menguasai pasar industri
tersebut terkonsentrasi. Oligopoli merupakan industri terkonsentarasi. Dalam melakukan
analisis pada pasar oligopoli dapat dilakukan dengan beberapa model di antaranya model
kolusi.

4. Pasar Monopolistik
Sementara itu Nicholson & Snyder menjelaskan pasar persaingan monopolistik
adalah pasar di mana masing-masing perusahaan mempunyai kurva permintaan dengan slope
negative dan tidak ada hambatan untuk memasuki pasar.Persaingan monopolistik merupakan
struktur pasar (industri) yang dicirikan dengan jumlah perusahaannya besar, tidak satu pun

8
peru- sahaan itu dapat memengaruhi harga pasar, produk terdiferensiasi, perusahaan baru
bisa masuk dan perusahaan yang telah mapan dapat keluar dari industri itu secara mudah.
Lebih lanjut Hirschey menjelaskan perusahaan-perusahaan dalam industri persaingan
monopolistis adalah relatif kecil dibandingkan dengan total pasar. Perusahaan baru dapat
memasuki industri tersebut untuk mengejar laba dan tersedia substitusi yang relatif baik atas
produk perusahaan itu. Perusahaan da- lam industri dengan persaingan monopolistik
berusaha mendapatkan kekuatan pasar dengan membedakan atau mendiferensiasikan produk
mereka dengan memproduksi sesuatu yang baru, berbeda, atau lebih baik atau dengan
menciptakan identitas khas dipikiran konsumen. Dengan melakukan diferensiasi dan iklan
maka mereka mampu mengendalikan harga (Wahjono, Marina, Maro'ah, & Widayat, 2018).

D. Elemen Bisnis
Elemen bisnis merupakan sumber daya dalam bisnis yang kompetitif, bertujuan untuk
mencapai suatu tujuan. Bila tidak ada elemen-elemen bisnis, maka sebuah bisnis tidak akan
berjalan. Elemen bisnis adalah faktor penunjang dalam kegiatan bisnis, baik yang bersifat
teknis maupun non teknis. Terdapat empat elemen bisnis yang utama yaitu:
1. Modal (Capital)
Sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan bisnis. Modal dapat
berbentuk material dan non material. Dalam pengertian ini, modal dapat di intrpretasikan
sebagai sejumlah uang yang digunakan untuk menjalankan kegiatan bisnis seperti
memperoleh bahan baku, upah tenaga kerja dan sebagainya. Yang penting disini adalah
“bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berhasil
dengan sukses. Modal dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu modal sendiri, modal
pinjaman dan modal patungan (kerja sama).

Biaya juga merupakan modal awal dari pengadaan suatu konstruksi. Dimana biaya
disini dapat di definisikan sebagai jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan
dalam mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk. Penghasil produk
selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, reliabilitas, dan
maintainability karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya produksi

9
sangat perlu diperhatikan karena sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu. Dalam
menentukan besar biaya suatu pekerjaan atau pengadaan tidaklah harus selalu berpedoman
kepada harga terendah secara mutlak. Sebagai contoh, misalkan pada suatu pembelian
peralatan (equipment). Beberapa perusahaan yang berlainan dapat memproduksi peralatan
tersebut dengan kualitas yang dianggap sama, tetapi perusahaan-perusahaan yang satu
menawarkan harga yang lebih tinggi karena dapat menyerahkan pesanan peralatan tersebut
lebih cepat dari perusahaan lain. Dalam hal ini, memutuskan membeli dari penawaran
terendah belum tentu keputusan yang terbaik, karena harus dilihat dampaknya terhadap
jadwal. Oleh karena itu, pemilihan alternatif harus secara optimal memperhatikan parameter-
parameter yang lain.

2. Bahan-Bahan ( Material )
Merupakan faktor produksi yang diperlukan dalam melaksankan aktifitas bisnis
untuk diolah menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Yang perlu
diperhatikan untuk mencapai keunggulan bisnis adalah kualitas bahan karena dapat
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Pemakaian material merupakan bagian
terpenting yang mempunyai presentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa
penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50 % – 70 % dari biaya proyek, biaya
ini belum termasuk biaya penyimpanan material. Oleh karena itu penggunaan teknik
manajemen yang sangat baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan dan
menghitung material menjadi sangat penting.

Menurut Stukhart terdapat tiga kategori material:

a. Engineered Materials, produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis


dan perencanaan. Material ini secara khusus didetil dalam gambar dan digunakan
sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut, apabila terjad penundaan akan
berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.
b. Bulk Materials, produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Material
jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena beraneka macam jenisnya (kabel,pipa).
c. Fabricated Materials, produk yang dirakit tidak pada tempat material tersebut akan
digunakan / di luar lokasi proyek (kusen, rangka baja).

10
3. Saumber Daya Manusia ( Human Resource)
Kualifikasi SDM memiliki kemampuan kompetitif dan berkualitas tinggi. Untuk
merealisasikan lingkup proyek menjadi deliverable, diperlukan pula sumber daya.
Pengelolaan sumber daya manusia meliputi proses perencanaan dan penggunaan sumber
daya manusia dengan cara yang tepat (effective) untuk memproleh hasil yang optimal.
Sumber daya dapat berupa human (Tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga terampil).

Karyawan merupakan salah satu sumber daya dan sekaligus input yang berharga yang
dimiliki perusahaan. Dalam suatu perusahaan, antara karyawan dan pimpinan memiliki
kepentingannya masing-masing. Karyawan menginginkan adanya imbalan factor produksi
dalam melaksanakan aktivitas bisnis, guna berupa upah yang layak dari hasil kerja mereka,
sedangkan pimpian menginginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukkan oleh besarnya omset
penjualan dan laba. Menurut Nawawi (2003) bahwa:” SDM yang dipekerjakan dalam sebuah
perusahaan harus memenuhi kualifiasi:

a. Memiliki kemampuan kompetitif (SDM Kompetitif)


b. Memiliki kemampuan berkualitas tinggi (SDM Berkualitas)

4. Keterampilan Manajemen ( Manajemen Skill)

Sistem manajemen yang dijalankan berdasarkan prosedur dan tata kerja manajemen.
Keterampilan yang paling penting adalah keterampilan memungkinkan manajer dapat
membantu orang lain (dalam hal ini karyawan) sehingga menjadi lebih produktif di tempat
kerja. Robert. L. Katz menggolongkan keterampilan asar manajer tersebut menjadi tiga
kategori yaitu : keterampilan manusiawi (human skills) dan keterampilan keknis (technical
skills). Ketiga keterampilan tersebut penting bagi setiap manajer,namun tingkat kepentingan
masing-masing keterampilan tersebut berbeda-beda sesuai dengan tingkat tanggung jawab
manajerialnya.

11
Bisnis dapat dilihat sebagai keseluruhan system yang tediri dari subsistem yang lebih
kecil seperti produksi, pemasaran, SDM, keuangan dan sebagainya. Bila digambarkan, maka
system bisnis ini akan tampak seperti pada gambar berikut:

a. Input, bisnis menerima input dan Mengoperasikannya dalam Kendala kingkungan


fisik, Ekonomi, politik, hukum, Teknologi dan social. keterampilan konsep
(conceptual skills).
b. Proses, bisnis memproses input dengan cara yang paling efisien dengan mengorga-
nisasikan sumber daya, Memotivasi SDM dan Mengaplikasikan teknologi yang tepat.
c. Output, bisnis menghasilkan barang dan jasa untuk memuaskankebutuhan konsumen
sehingga menciptakan manfaat ekonomi dan sosial serta meningkatkan standar
kehidupan masyarakat (Amelia, 2017).

E. Jenis - Jenis Kegiatan Bisnis


Di dalam sebuah perekonomian Negara terdapat beragam jenis usaha, dari
keberagaman tersebut berdasarkan pada kegiatan usahanya bisnis dapat dikeompokan
menjadi 6 jenis usaha diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sektor Agraris
Sektor usaha agraris merupakan sektor usaha yang paling banyak dijumpai di
Indonesia hal ini dikarenakan kebanyakan rakyatnya bergelut pada bidang usaha seperti
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sektor pertanian adalah suatu kegiatan
usaha yang memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam baik untuk kebutuhan rumah tangga
atau industri. Lokasi usaha pertanian biasanya dilakukan di sawah, lading, kebun, dan
tegalan. Usaha lain yang tergolong ke dalam kegiatan usaha di bidang agraris adalah
perkebunan, peternakan, dan perikanan.

Usaha perkebunan umumnya dikelola oleh masyarakat dan pemerintah. Perkebunan


yang dikelola oleh masyarakat biasanya dilakukan di lahan pribadi. Sedangkan perkebunan
yang dikelola oleh pemerintah menggarap lahan milik negara seperti PT Perkebunan
Nusantara. Lalu usaha lainnya adalah sektor peternakan dan perikanan. Peternakan adalah

12
usaha yang membudidayakan hewan ternak untuk dikonsumsi. Ditinjau dari segi
pengelolaannya, usaha peternakan digolongkan menjadi peternak hewan kecil, peternak
hewan besar, dan peternak unggas. Sementara itu, usaha perikanan digolongkan menjadi
usaha perikanan air tawar dan perikanan air laut.

2. Sektor Perindutrian
Aktifitas Industri merupakan kegiatan untuk menghasilkan barang dari pengelolahan
bahan baku menjadi barang setengah jadi dan kemudian diolah kembali menjadi barang jadi.
Usaha di bidang industri juga merupakan bagian kegiatan untuk menghasilkan nilai tambah
(value added) atas barang sehingga barang tersebut akan menghasilkan laba. Penggolongan
jenis industri menurut jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh usaha adalah sebagai berikut :
a. Sektor rumah tangga, adalah jenis industri yang berskala rumahan dan tidak
memerlukan tempat usaha yang luas karena cukup dikerjakan di lingkungan rumah
dan biasanya sektor ini memiliki jumlah pegawai antara 1 sampai dengan maksimal
5 orang.
b. Sektor usaha kecil, adalah jenis industri yang memiliki jumlah pegawai antara 6
sampai dengan 19 orang.
c. Sektor usaha sedang, adalah jenis industri yang memiliki jumlah pegawai antara 20
sampai dengan 99 orang.
d. Sektor usaha besar, adalah jenis industri yang memiliki jumlah pegawai lebih dari
100 orang.

3. Sektor Perdagangan
Sektor rumah tangga, adalah jenis industri yang berskala rumahan dan tidak
memerlukan tempat usaha yang luas karena cukup dikerjakan di lingkungan rumah dan
biasanya sektor ini memiliki jumlah pegawai antara 1 sampai dengan maksimal 5 orang. 2)
Sektor usaha kecil, adalah jenis industri yang memiliki jumlah pegawai antara 6 sampai
dengan 19 orang. 3) Sektor usaha sedang, adalah jenis industri yang memiliki jumlah pegawai

13
antara 20 sampai dengan 99 orang. 4) Sektor usaha besar, adalah jenis industri yang memiliki
jumlah pegawai lebih dari 100 orang.

a. Pedagang kecil, seperti toko kelontong, kios, dan pedagang kaki lima.
b. Pedagang menengah, seperti agen dan distributor.
c. Pedagang besar, pedagang yang lingkup usahanya sudah melakukan perdagangan
internasional dalam hal ekspor dan impor.

4. Sektor Jasa
Adalah usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan dengan menyediakan jasa-jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna, dengan mengharapkan imbalan atas jasa yang
telah diberikan. Berbagai bentuk dan jenis usaha jasa telah berkembang luas di masyarakat.
Usaha ini tidak menghasilkan barang, akan tetapi memberikan suatu layanan yang
dibutuhkan oleh orang lain. Misalnya: bimbingan belajar, rumah sakit, transportasi,
pelatihan, dll.

5. Sektor Pertambangan
Usaha disektor ini merupakan usaha yang sangat menguntungakan bagi
perekonomian Negara karena hasil yang didapat dapat menyubang pada pendapatan Negara
secara signifikan. Hasil pertambangan selain digunakan didalam negeri juga untuk di ekspor
ke luar negeri jika kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi. Kegiatan explorasi pertambangan
biasanya dikerjaan oleh pihak pemerintah lewat perusahaan BUMN. Contoh: penambangan
batu bara, minyak bumi, gas alam, emas dan galian mineral. Namun, ada juga pertambangan
yang dilakukan swadaya oleh masyarakat, contohnya pertambangan pasir dan bebatuan
untuk bahan bangunan. Galian tersebut biasanya dilakukan oleh masyarakat di tanah
miliknya.

6. Sektor Parawisata
Bidang pariwisata adalah usaha yang memanfaatkan alam sebagai daya tarik
wisatawan, tatanan sosial dan budaya masyarakkat, senirupa, adat, kesenian daerah dan hasil
kreativitas obejk wisata. Daerah wisata mendapatkan keuntungan dari hasil kunjungan
wisatawan berupa penjualan tiket masuk. Masyarakat sekitar memperoleh penghasilan dari

14
pelancong yang mengunjungi tempat wisata dan berbelanja di wilayah tersebut. Sehingga
pariwisata mampu menjadi penggerak roda perekonomian di daerah tujuan wisata (Lyandra
Aisyah Margie et al., 2020).

F. Tingkat Persaingan Bisnis


Persaingan bisnis merupakan suatu rintangan yang cepat atau lambat pasti akan kita
hadapi sebagai seorang pengusaha. Memang, teramat sulit untuk mengatasi masalah tersebut
karena ini menyangkut kompetitor. Artinya, kita perlu memutar otak dengan lebih ekstra agar
mampu menyaingi pesaing bisnis. Namun, sering kali kehadiran kompetitor justru membuat
kamu lebih terpacu untuk makin mengembangkan bisnis yang tengah digeluti.

Menurut Zahra dan Chaples, persaingan dalam bisnis merupakan proses di mana
sebuah perusahaan berusaha mengenali suatu industri, termasuk mengenai pasar dan
pesaingnya. Dengan demikian, mereka dapat menyusun strategi yang tepat untuk
menghadapi keunggulan para pesaing. Sementara itu, menurut Marbun, definisi persaingan
usaha adalah upaya dari dua atau lebih usaha yang berbeda untuk saling mengungkuli dengan
mencoba menawarkan sesuatu yang menguntungkan pasar (Pasha, 2022).

Dari dua pandangan ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari persaingan dalam
bisnis adalah untuk saling mengugguli satu sama lain. Namun, tujuan utamanya adalah untuk
mengembangkan bisnis dan menawarkan sesuatu yang lebih kepada pasar. Jadi, yang
dimaksudkan kompetisi di sini bukan berusaha unggul dari kompetitor dengan menghalalkan
segala cara. Persaingan usaha dilakukan untuk merebut hati konsumen. Para pelaku usaha
berusaha menawarkan produk dan jasa yang menarik, baik dari segi harga, kualitas dan
pelayanan. Kombinasi ketiga faktor tersebut untuk memenangkan persaingan merebut hati
para konsumen dapat diperoleh melalui inovasi, penerapan teknologi yang tepat, serta
kemampuan manajerial untuk mengarahkan sumber daya perusahaan dalam memenangkan
persaingan.

Menurut Hafidhuddin (dalam Riadi, 2019), terdapat hal-hal yang perlu menjadi
perhatian untuk memenangkan suatu persaingan usaha adalah sebagai berikut:

a. Daya Saing Kualitas

15
Produk-produk yang akan dipasang kualitasnya harus bisa bersaing dengan baik.
Produk yang dijual adalah produk yang diperlukan oleh konsumen (produk yang laku
dijual, bukan produk yang bisa dibuat oleh produsen). Produk mudah diingat,
memiliki arti, disukai dan efisien serta memiliki resiko rendah dan mudah diadopsi
dalam penggunaannya. Selain itu produk harus memiliki merk/logo untuk
meningkatkan identifikasi psikologis produk dan loyalitas konsumen.
b. Daya Saing Harga
Tidak mungkin akan memenangkan persaingan jika produk sangat mahal harganya.
Penentuan harga barang/jasa dalam menyiasati persaingan bisnis perlu sekali
mendapat perhatian bagi pebisnis, lebih-lebih bagi seorang Entrepreneur yang baru
terjun ke dunia bisnis. Ada beberapa alasan mengapa harga perlu memperoleh
perhatian, diantaranya:
1. Harga merupakan komponen yang dapat digunakan untuk meningkatkan
volume penjualan.
2. Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang paling mudah diubah.
3. Strategi dan tak tik harga pesaing memberikan pengaruh besar terhadap
penjualan suatu perusahaan.
4. Harga merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk diferensiasi
pada pasar yang telah jenuh dan terjadi komoditasi produk.
c. Daya Saing Marketing
Promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang menunjang bauran pemasaran
lainnya. Tanpa promosi, produk tidak dikenal oleh konsumen. Tanpa promosi
kebijakan diskon harga bisa saja tidak dikenal. Komponen-komponen promosi terdiri
dari periklanan, hubungan masyarakat, penjualan personal dan promosi penjualan.
Komponen promosi yang paling banyak dimanfaatkan sekarang adalah periklanan.
Iklan adalah aktivitas promosi dengan menggunakan media komunikasi yang dibayar.
d. Daya Saing Jaringan Kerja (Networking)
Suatu bisnis tidak akan memiliki daya saing dan kalah jika bermain sendiri tanpa
melakukan kerjasama dengan lembaga bisnis lainnya (Riadi, 2019).

16
Menurut Suhasril dan Makarao (dalam Riadi, 2019), persaingan usaha
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu persaingan sehat (perfect competition) dan
persaingan tidak sehat (imperfect competition).

a. Persaingan Sehat (Perfect Competition)


Persaingan sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menjamin persaingan di pasar yang inheren dengan pencapaian efisiensi
ekonomi di semua bidang kegiatan usaha dan perdagangan.
2. Menjamin kesejahteraan konsumen serta melindungi kepentingan konsumen.
3. Membuka peluang pasar yang seluas luasnya dan menjaga agar tidak terjadi
konsentrasi kekuatan ekonomi pada kelompok tertentu.

Dalam suatu persaingan usaha, para pelaku usaha harus menekan harga untuk
merebut konsumen, penekanan harga ini tentunya akan berakibat berkurangnya keuntungan
yang diperoleh. Namun demikian hal tersebut merupakan suatu tindakan yang logis
dilakukan oleh para pelaku usaha. Tindakan seperti ini digunakan karena ingin memonopoli
pangsa pasar dengan menyingkirkan pesaing secara tidak wajar.

Adapun tindakan-tindakan yang biasa dilakukan oleh para pelaku usaha dalam
melalukan persaingan usaha secara tidak wajar dalam rangka memenangkan persaingan
usaha antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penetapan Harga (Price Fixing). Penetapan harga adalah termasuk dalam tindakan
persainga usaha yang bisa terjadi secara vertikal maupun horizontal yang dianggap
sebagai hambatan perdagangan, karena membawa akibat buruk terhadap persaingan
harga. Jika penetapan harga dilakukan, kebebasan untuk menentukan harga secara
bebas menjadi berkurang.
2. Tindakan Boikot. Boikot dalam hubungannya dengan persaingan usaha merupakan
tindakan mengorganisir suatu kelompok untuk menolak hubungan suatu usaha
dengan pihak tertentu. Dengan demikian boikot merupakan suatu tindakan bersama
yang dilakukan oleh sekelompok pengecer yang menolak membeli produk
perusahaan tertentu yang karena suatu alasan tertentu tidak mereka sukai.

17
3. Pembagian Pasar Secara Horizontal. Tindakan ini merupakan salah satu cara untuk
menghindari persaingan yang bisa diambil oleh suatu perusahaan yang saling
bersaing dalam suatu usaha. Tujuannya adalah mengurangi persaingan dengan cara
menentukan pasar yang bisa dikuasai secara eksklusif oleh masing-masing pesaing.
4. Pembatasan Perdagangan Secara Vertikal Dengan Menggunakan Alat Selain Harga
(Non-Price Vertical Restraints). Hal ini menunjukan bahwa perdagangan bisa
terhambat ketika perusahaan yang berada pada level usaha tertentu mengikat
perusahaan lain pada level usaha di bawahnya dengan cara menentukan harga. Di
samping dengan menentukan harga secara vertikal juga bisa terhambat oleh
perjanjian-perjanjian vertikal yang menggunakan alat selain harga (non-price
instruments).
5. Diskriminasi Harga (Price Discrimination). Diskriminasi harga yaitu penetapan
harga yang lebih murah bagi pelanggan tetap, umumnya harga ditetapkan oleh
perusahaan yang sedang berupaya memperluas atau membuka pasaran baru bagi
produknya. Dari sisi konsumen praktik diskriminasi harga bisa menguntungkan
apabila mereka termasuk sebagai konsumen yang dikenai harga yang lebih rendah.
6. Bid-rigging. Bid-rigging adalah praktik persaingan yang bisa terjadi di antara para
pelaku usaha yang seharusnya saling merupakan pesaing dalam suatu lelang. Secara
sederhananya adalah kesepakatan untuk alih-alih bersaing mengatur pemenang dalam
suatu penawaran lelang melalui pengelabuan harga penawaran.
7. Penyalahgunaan Posisi Dominan (Abuse of Dominant Position). Ketika seseorang
pelaku usaha yang memiliki dominasi ekonomi melalui kontrak mensyaratkan supaya
pelanggan-nya tidak berhubungan dengan pesaingnya, ia telah menyalahgunakan
posisi dominan.

b. Persaingan Tidak Sehat (Unperfect Competition)


Tindakan anti persaingan adalah tindakan yang bersifat menghalangi atau mencegah
terjadinya persaingan, yaitu suatu tindakan untuk menghindari persaingan jangan
sampai terjadi. Tindakan seperti ini digunakan oleh pelaku usaha yang ingin
memegang posisi monopoli, dengan mencegah calon pesaing atau menyingkirkan

18
pesaing dengan cara-cara yang curang. Berikut adalah tindakan-tindakan yang biasa
dilakukan dalam persaingan usaha yang tidak sehat:
1. Monopoli. Suatu pasar disebut monopoli apabila pasar tersebut terdiri atas satu
produsen dengan banyak pembeli dan terlindungi dari persaingan, pasar yang
bersifat monopoli umumnya menghasilkan kuantitas produk yang lebih sedikit
sehingga masyarakat membayar dengan harga yang lebih tinggi. monopoli dapat
terjadi baik melalui persaingan pasar maupun secara alami.
2. Kartel. Kartel adalah bangunan dari perusahaan-perusahaan yang sejenis yang
secara terbuka sepakat untuk mengatur kegiatannya di pasar. Dengan kata lain
kartel adalah organisasi para produsen barang dan jasa yang dimaksudkan untuk
mendikte pasar. apabila semua perusahaan di dalam satu industri sepakat
mengkoordinasikan kegiatannya, maka pasar akan berbentuk monopoli
sempurna, umumnya kartel membentuk kekuatan monopoli di pasar dengan
mengatur supply secara bersama-sama melalui pembagian kuota produksi kepada
anggota-anggotanya. Dengan pengaturan tersebut, kartel akan mampu
menentukan harga dan masing-masing anggota akan menikmati keuntungan
yang jauh di atas tingkat yang dicapai dalam pasar yang bersaing sempurna.
Keberhasilan satu kartel dalam mengatur pasar akan ditentukan oleh konsistensi
dari para anggotanya dalam mematuhi kesepakatan yang telah ditetapkan.
3. Dominan Firm (Posisi Dominan). Pasar dengan jumlah produsen yang banyak
tidak identik bahwa pasar tersebut bersaing sempurna, jumlah perusahaan tidak
akan berarti apabila dalam pasar yang bersangkutan terdapat dominan firm atau
posisi dominan, pasar dengan dominan firm adalah pasar dimana satu perusahaan
menguasai sebagian besar pangsa pasar sisanya dikuasai oleh perusahaan-
perusahaan berskala kecil tetapi dengan jumlah yang sangat besar dengan
struktur pasar seperti ini, dapat mempengaruhi pembentukan harga di pasar
melalui pengaturan tingkat produksinya sehingga ia mempunyai kekuatan
monopoli yang cukup berarti, dominan firm selain dapat hanya terdiri dari satu
perusahaan juga terdapat terdiri atas beberapa perusahaan yang secara kolektif
menyatukan pengambilan keputusan dalam bentuk kartel, dominan firm akan

19
bertindak sebagai pengatur harga, di dalam pasar yang dikuasai oleh dominan
firm kekuatan pasar akan ditentukan oleh jumlah perusahaan yang memasuki
pasar, dan biaya produksinya.

G. Sistem Ekonomi Di Dunia


Sistem perkonomian oleh suatu negara atau pemerintah digunakan untuk memecahkan
berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi yang dialaminya, tentunya
agar permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan ekonomi itu dapat teratasi dan
terselesaikan, justru jangan sampai dengan ada dan munculnya suatu sistem ekonomi malah
menambah atau bahkan memperparah masalah ekonomi suatu negara yang semakin
membebani. Pengertian sistem ekonomi menurut Gilarso, sistem ekonomi dapat diartikan
sebagai keseluruhan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat (para produse,
konsumen, pemerintah, bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga terbentuk satu kesatuan
yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari. Sedangkan menurut Dumatry,
pengertian sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur dan terjalin hubungan
ekonomi antar sesama manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu ketahanan
(Sumarsono, 2016).
Sistem perekonomian di dunia terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah
jenis-jenis dari sistem ekonomi (Effendi, 2019) :

1. Sistem Ekonomi Kapitalis


Sistem kapitalis memandang bahwa manusia adalah pemilik satu-satunya terhadap
harta yang telah diusahakan. Tidak ada hak orang lain di dalamnya. Ia memiliki hak mutlak
untuk membelanjakan sesuai dengan keinginannya. Sosok pribadi dipandang memiliki hak
untuk memonopoli sarana-sarana produksi sesuai kekuasaannya. Ia mengalokasikan hartanya
hanya pada bidang yang memiliki nilai guna materi (profit Oriented). Kapitalisme sebagai
sistem ekonomi muncul pada abd ke 16, yang didorong dengan munculnya industri sandang
di inggris. Perkembangan industri sandang di inggris di dukung oleh bahan baku wool yang

20
diproduksi di dalam negeri. Kapitalisme berkembang ketika terjadi revolusi industri diinggris
yang di tandai peralihan dari dominasi modal perdagangan di atas modal bagi industri menuju
kearah dominasi modal industri atas modal perdagangan. Proses terjadi cepat akhirnya
muncullah Adam Smith yang dikenal sebagai bapak kapitalisme. Jiwa kapitalisme terlihat
jelas pada egoisme, kebebasan menumpuk harta kekayaan, mengembangkan dan
membelanjakan.

a. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis


1. Kebebasan memiliki harta secara perorangan
Hak milik perorangan merupakan eleman penting kapitalisme. Dalam paham
kapitalisme tidak berlakuistilah hak milik berfungsi sosial. Pemberian hak milik
secara mutlak akan menciptakan perilaku individu untuk menggunakan semaksimal
mungkin sumber daya yang dimiliki dan berdampak pada distribusi pendapatan
masyarakat.
2. Persaingan bebas/free competition
Persaingan bisa terjadi antar produsen dalam menghasilkan produk, persakingan bisa
terjadi antara penyalur produk, persaingan bisa terjadi antara karyawanuntuk
mendapatkan pekerjaan, persaingan bisa terjadi antar pemilik modal dan seterusnya.
3. Kebebasan penuh
Kapitalisme identik dengan kebebasan (liberalisme/laisses faire), yang dianggap
sebagai iklim yang paling sesuai dengan sendi kapitalisme. Liberalisme adalah suatu
paham yang berpendapat dan bercita-cita bahwa manusia dilahirkan di dunia
mempunyai hak untuk bebas seperti yang diinginkannya.
4. Mementingkan diri sendiri
Aktivitas individu diyakini tidak akan membawa kekacauan, bahkan sebaliknya akan
membawa kemakmuran bangsa-bangsa.Adam Smith mengatakan “ Bukan berkat
kemurahan hati tukang daging, tukang pembuat birdan tukang roti kita dapat makan
siang, akan tetapi karena mereka memperhatikan kepentingan pribadi mereka. Kita
bicarakan bukan kepada rasa kemanusiaan mereka melainkan cinta mereka kepada
diri mereka sendiri”.

21
5. Harga sebagai penentu/Price sistem
Paham serba bebas ( laissez faire) akan menciptakan keseimbangan baru yang mampu
membawa kepada kemakmuran masyarakat. Apabila terjadi kelebihan faktor
produksi, maka akan tidak terserap oleh pasar sehingga akan terjadi pengurangan
faktor produksi tersebut karena mekanisme pasar dan sebaliknya. Kondisi semacam
ini akan dapat memunculkan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
6. Campur tangan pemerintah minimum
Doktrin laissez faire sistim ekonomi merupakan orde alamiah (natural orde) yang
tunduk pada hukum alam (natural law). Campur tangan pemerintah dalam bidang
ekonomi akan menghambat proses pengaturan diri (self regulation).

b. Kebaikan-Kebaikan Sistem Ekonomi Kapitalis


Di bahwah ini akan diterangkan dengan singkat kebaikan-kebaikan sistemekonomi
kapitalis sebagai berikut :
1. Persaingan bebas di antara individu akan mewujudkan tahap produksi dan tingkat
harga pada tingkat yang wajar dan akan membantu mempertahankan penyesuaian
yang rasional diantara kedua variabel tersebut. Persaingan akan mempertahankan
tahap keuntungan dan upah pada tingkat yang sederhana dan rasional. Untuk itu,
dasar hukum akan mempertahankan semua perkara pada tahap yang mendasar.
2. Para ahli ekonomi kapitalis menyatakan bahwa motivasi untuk mendapatkan
keuntungan merupakan tujuan yang terbaik, sebanding dengan tujuan untuk
memaksimumkan produksi. Semakin sedikit kesempatan untuk memperoleh
keuntungansemakin kecil semangat untuk giat bekerja dan meningkatkan produksi.
Sebaliknya, jika kita mempertahankan motivasi mendapatkan setiap individu untuk
memperoleh pendapatan sebanyak mungkin, setiap orang akan berupaya bekerja
keras dengan tenaga yang maksimum serta berusaha untuk melakukan produksi
maksimum.
3. Para pendukung system ekonomi kapitalis menyatakan bahwa kebebasan ekonomi
sangat bermanfaat bagi masyarakat. Mereka menyebutnya “ Dasar hukum “ ekonomi
dan menegaskan bahwa jika dasar hukum diterapkan dengan bebas, ia akan

22
meningkatkan produktivitas masyarakat. Ini bukan saja berupaya meningkatkan
kekayaan negara tetapi dapat mewujudkan distribusi kekayaan yang rasional dalam
masyarakat.

c. Kelemahan-Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitallis


Kelemahan-kelemahan pokok sistem ekonomi kapitalis dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Persaingan bebas yang tak terbatas mengakibatkan banyak keburukan dalam
masyarakat apabila ia mengganggu kapasitas kerja dan system ekonomi, sebagai
contoh, hak individu yang tidak terbatas untuk memiliki harta mengakibatkan
pengumpulan kekayaan secara berlebih-lebihan oleh beberapa individu. Ini
mengakibatkan distribusi kekayaan yang tidak seimbang dalam masyarakat dan
seterusnya menyebabkan rusaknya sistem ekonomi.
2. Persaingan bebas mengakibatkan munculnya semangat persaingan di antara individu-
individu untuk kepentingan individu dan kepentingan umum akan menimbulkan
bahaya dan ketidak selarasan dalam masyarakat.Apabila kekayaan hanya dimiliki
oleh sebagian kecil individu, mereka akan menggunakannya untuk kepentingan diri
sendiri, yang jelas mereka akan mengorbankan kepentingan utama masyarakat,
semata-mata untuk memenuhi kepentinagn individu dengan masyarakat secara
perlahan merupakan bagian terpenting dalam masyarakat keseluruhan, dimana hal
tersebut sangat mengganggu sistem ekonomi.
3. Nilai-nilai moral yang tinggi seperti persaudaraan, kerjasama, saling membantu,
kasih sayang dan bermurah hati, tidak lagi berharga dan tidak diperdulikan lagi dalam
masyarakat.Nilai-nilai itu akan digantikan oleh nilai-nilai seperti sifat mementingkan
diri sendiri, pendendam dan permusuhan pada sesame. Semua orang bekerja untuk
mencapai motivasi pribadi dan tidak terdapat tujuan yang mendorong mereka bekerja
untuk kepentingan yang lebih manfaat bagi masyarakat. Sering kali terdapat individu
yang mengesampingkan kepentingan masyarakat umum demi mencapai keinginan
pribadi masing-masing.

23
4. Selanjutnya sistem tersebut mengakibatkan sifat moral dalam masyarakat sedemikian
rupa sehingga tidak membentuk nilai moral yang luhur di kalangan para ahli,
penafsiran yang salah, ide-ide yang keji dan tidak bermoral.

2. Sistem Ekonomi Kapitalis


Sistem ekonomi sosalisme adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur penuh oleh
negara. Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggungjawab negara
atau pemerintah pusat.Sistem ekonomi sosialis biasa disebut juga dengan sistem ekonomi
yang terpusat. Kenapa disebut dengan terpusat? Karena segalasesuatunya harus diatur oleh
negara dan juga dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menjadi penguasa dari
seluruh kegiatan ekonomi ini. Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem
perekonomian yang menginginkan kemakmuran dari masyarakatnya dan terlaksana merata
sehingga tidak ada lagi penindasan ekonomi yang terjadi. Guna mewujudkan kemakmura
yang merata di masyarakat, perekonomian harus diatur oleh pemerintah. Oleh sebab itu, hal
tersebut dapat mengakibatkan potensi dan juga daya kreasi masyarakat akan mati sehingga
tidak adanya kebebasan dari individu di dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi. Dalam sistem
ekonomi sosialis ini, dasar yang digunakan berasal dari ajaran Karl Marx, dia berpendapat
bahwasanya jika kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat
yang berkelaskelas hingga dapat menguntungkan bagi semua pihak.

a. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Sosialis


1. Kepemilikan harta dikuasai negara
2. Setiap individu memilki kesamaan
3. kesempatan dalam melakukan aktivitas ekonomi
4. Disiplin politik yang tegas dan keras
5. Tiap warga negara di penuhi kebutuhan pokoknya
6. Proyek pembangunan dilaksanakan negara
7. Posisi tawar menawar individu terbatas

24
b. Kelebihan-Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis
1. Setiap warga negara disediakan kebutuhan pokoknya termasuk makanan
sebanyak dua kali sehari, beberapa helai pakaian, kemudahan fasilitas kesehatan,
serta tempat tinggal dan lain-lain.
2. Setiap individu mendapat pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat
fisik dan mental berada dalam pengawasan negara.
3. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan (Negara) yang
sempurna di antara produk dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah
kelebihan atau kekurangan produksi seperti yang berlaku dalam sistem ekonomi
kapitalis tidak akan terjadi.
4. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, dan keuntungan yang
diperolehnya akan digunakan untuk kepentingan masyarakat.

c. Kelemahan-Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis


1. Tawar menawar sangat sulit dilakukan oleh individu yang terpaksa
mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya
untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali sehari.
2. Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri,
kewibawaan individu yang menghambtanya dalam memperoleh kebebasan
berfikir serta bertindak. Ini menunjukkan secara tidak langsung sistem ini terikat
kepada sistem ekonomi diktator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang
memaksanya bekerja seperti mesin.
3. Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi.,
sementara pendidikan moral individu di abaikan. Dengan demikian apabila
pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nilai-nilai moral tidak
diperhatikan lagi, maka tidak dapat dihindarkan bahwa masyarakat akan terbagi
dalam beberapa kelompok. Seluruh kekuasaan akan berada di tangan golongan
kaum buruh (proletariat) yang kurang berpendidikan dan beradab, kezaliman,
penindasan dan balas dendam, menjadi lebih berbahaya dari pada sistem ekonomi
kapitalis.

25
4. Sistem ekonomi sosialis mencoba untuk mencapai tujuan melalui larangan-
larangan eksternal dan mengesampingkan pendidikan moral dan latihan individu.
Dengan demikian jelas mereka tidak berusaha untuk mencapai kejayaan yang
menjadi tujuannya.

3. Sistem Ekonomi Islam


Yang dimaksud dengan sistem ekonomi islam adalah ilmu ekonomi yang dilakukan
dalam praktek sehari-hari bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun
pemerintah/penguasa dalam rangka mengorganisasikan faktor produksi, distribusi dan
pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam peraturan/perundangundangan
islam (sunnatullah). Dengan demikian, sumber terpenting peraturan/perundang-undangan
perekonomian islam adalah al-qur,an dan sunnah yang sebagai pedoman yang tujuan
akhirnya adalah keridhaan Allah, dengan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat
islam. Dalam segala kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia harus sesuai dengan
ketentuan Allah, baik dalam hal jual beli, pinjam meminjam maupun investasi. Sebagaimana
di dalam Q.S Al-Qassas Ayat 77 :

ِ‫ّللاه‬ ِْ ‫كِمنَِِالدُّ ْنيَاِ َوا َ ْحس‬


َ ‫نِ َك َماِِا َ ْح‬
ِٰ َِِ‫سن‬ َِ َ‫سِنَص ْيب‬َِ ‫ْلِت َ ْن‬ ٰ ْ ِ‫َّار‬
ِ َ ‫اْلخ َر ِة َِ َو‬ َِ ‫ّللاهِالد‬ َِ ‫َوا ْبتَغِِف ْي َماِِ ٰا ٰت‬
ِٰ ِ‫ىك‬
َِ‫ْلِيهحبُِِّ ْال هم ْفسديْن‬
ِ َ َِ‫ّللا‬
ِٰ ِ‫ن‬ َِّ ‫سا ِدَِفىِ ْاْلَ ْرضِِۗا‬ َ َ‫ْلِتَبْغِِ ْالف‬ َِ ‫الَي‬
ِ َ ‫ْكِ َو‬
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.

Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam


1. Allah pemilik segala sesuatu, Allah memberikan kekayaan kepada manusia dan Dia
adalah pemilik segala sesuatu. Allah Swt berfirman :

ِ‫تِالث َّ َر ٰى‬
َِ ‫س َم َاواتِِ َو َماِفيِ ْاْل َ ْرضِِ َو َماِبَ ْينَ هه َماِ َو َماِت َ ْح‬
َّ ‫لَ ِههِ َماِفيِال‬

26
Artinya : Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua
yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.
2. Kekayaan di Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat, manusia harus
menggunakan kekayaan yang diperolehinya di dunia untuk mendapatkan kehidupan
yang baik dan kesejahteraan di Akhirat kelak. “Pedagang yang jujur lagi amanah
adalah bersama-sama para nabi, para siddiqin dan para syuhada” (Bukhari).
3. Bagian di Dunia Tidak Boleh Diabaikan dalam Mendapatkan Akhirat, manusia tidak
boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini. Manusia hendaklah bekerja
sekuatkuatnya untuk mendapatkan kebaikan di dunia dengan cara yang paling adil
dan dibenarkan oleh undang-undang. Allah Swt berfirman :

ِ َ َِ‫ّللا‬
ُِِّ‫ْلِيهحب‬ ِٰ ِ‫ن‬ ِ َ ‫ّللاهِلَـ هك ِۡمِ َو‬
َِّ ‫ْلِت َعۡ تَد ۡهواِِؕا‬ ِٰ ِ‫ل‬َِّ ‫طي ٰبتِِ َمِٰۤاِا َ َح‬ َ ِ‫ْلِت ه َحر هم ۡوا‬ ِ َ ِ‫ٰٰۤيـاَيُّ َهاِالَّذ ۡينَِِ ٰا َمنه ۡوا‬
ِْ ‫ّللاَِالَّذ‬
َِ‫يِا َ ْنت ه ِْمِبهِِ همؤْ منه ْون‬ ِٰ ِ‫طيبًاِ َّواتَّقهوا‬ َ ِ‫ل‬ ِٰ ِ‫ِ َو هكله ْواِم َّماِ َرزَ قَ هك هِم‬,َِِ‫ۡال همعۡ تَد ۡين‬
ِ ً ‫ّللاهِ َح ٰل‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik
yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang melampaui batas. Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

4. Berlaku Adil kepada Sesama Manusia, manusia mestilah berlaku baik terhadap
sesama manusia. Hendaklah mereka melaksanakan tanggungjawab terhadap
masyarakat dan membantu orang-orang yang berada dalam kesusahan. Allah Swt
berfirman :

َِ ‫ْلِ ٰذل‬
ِٰ َِ‫كِ َخيْرِِللَّذيْنَِِيهر ْيد ْهونَِِ َو ْج ِه‬
ِ‫ّللا‬ َّ ‫فَ ٰاتِِذَاِ ْالقه ْر ٰبىِ َحقَّهِِ َو ْالم ْسكيْنَِِ َوابْنَِِال‬
ِۗ ‫سبي‬
ٰٰۤ ‫ه‬
َِ‫كِهه هِمِ ْال هم ْفل هح ْون‬
َِ ‫ول ِٕى‬ ‫َوا‬
Artinya : Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula)
kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik

27
bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-orang
beruntung.

5. Tidak Boleh Melakukan Kerusakan, manusia mesti menghindari dirinya dari


melakukan pebuatan-perbutan dosa yang termasuk dalamnya kegiatan-kegiatan
mencari hasil kekayaan dengan cara yang tidak adil, mubazir dalam penggunaan
sumber-sumber dan hasil-hasil kekayaan serta melakukan penipuan dalam bisnis.
Allah Swt berfirman :

ِْ ‫ْلِتَأ ْ هكلهواِأ َ ْم َوالَ هك ِْمِبَ ْينَ هك ِْمِب ْالبَاطلِِ َوت ه ْدلهواِب َهاِإلَىِ ْال هح َّكامِِلتَأ ْ هكلهواِفَريقًاِم‬
ِ‫ن‬ ِ َ ‫َو‬
َِ‫أ َ ْم َوالِِالنَّاسِِب ْاْلثْمِِ َوأ َ ْنت ه ِْمِت َ ْعلَ همون‬
Artinya : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.

6. Menjunjung Kebebasan Individu, manusia mempunyai kebebasan untuk membuat


keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nidupnya. Dengan
kebebasan ini manusia dapat bebas mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia
dalam Islam didasarkan atas nilai-nilai tauhid suatu nilai yang membebaskan dari
segala sesuatu kecuali Allah. Nilai tauhid inilah yang akan menjadikan manusia
menjadi berani dan percaya diri.
7. Mengakui hak individu terhadap harta.
8. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar.
9. Adanya Jaminan sosial, setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah
Negara, dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya
masing-masing.
10. Distribusi kekayaan, Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil
masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat.

28
11. Larangan menumpuk kekayaan, seorang muslim berkewajiban untuk mencegah
dirinya dan masyarakat supaya tidak berlebihan dalam pemilikan harta.
12. Kesejahteraan individu dan masyarakat.

4. Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran adalah perpaduan dari sistem ekonomi tradisional,
sosialis dan kapitalis. Setiap kelebihan yang dimiliki masing-masing sistem yang di

gabungkan ke dalam satu sistem (Fajrul, 2022).

a. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Campuran


1. Pertama, sistem ini melindungi kepemilikan individu atas asetnya. Setiap individu
berhak memiliki apa yang diusahakannya.
2. Kedua, sistem ini mengizinkan hukum permintaan dan penawaran untuk menentukan
harga suatu komoditas.
3. Ketiga, sistem ini digerakkan oleh kepentingan milik individu. Dalam sistem ini,
pemerintah memiliki peran dalam mengatur beberapa area seperti militer,
perdagangan internasional, dan transportasi.

b. Kelebihan-Kelebihan Sistem Ekonomi Campuran


1. Barang dan jasa dapat tersalurkan ke tempat mereka paling dibutuhkan. Hal ini bisa
terjadi karena pemerintah memiliki kewenangan untuk ikut campur. Walau demikian
harga barang dan jasa tetap diatur oleh mekanisme pasar.
2. Sistem ini mengizinkan inovasi untuk terus terjadi karena konsumen tetap cenderung
untuk memilih komoditas yang paling murah, kreatif, dan efisien.

c. Kelemahan-Kelemahan Sistem Ekonomi Campuran


Walaupun sistem ini adalah perpaduan dari setiap kelebihan yang dimiliki
sistem lain, sistem ini tetaplah tidak luput dari yang namanya kekurangan.
Kekurangan yang ditimbulkan dari penerapan sistem ini bergantung kepada sistem
mana yang cenderung lebih berkuasa. Bisa sosialis, tradisional, maupun kapitalis.

29
H. Lingkungan Bisnis
Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan tidak terlepas oleh problematika faktor
lingkungan yang dihadapi oleh para pebisnis. Elemen lingkungan bisnis dapat mendorong
dan menghambat aktivitas dan pengembangan bisnis. Lingkungan dan bisnis memiliki
keterkaitan, dan saling mempengaruhi. Dampak lingkungan dapat secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kegiatan usaha.

Lingkungan bisnis merujuk pada segala sesuatu, baik faktor keadaan maupun faktor
yang menjadi kekuatan, yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis. Lingkungan bisnis dapat
berasal dari eksternal atau internal organisasi. Memahami sifat lingkungan bisnis dan
perubahannya merupakan bagian penting dari analisis bisnis dan merancang strategi bersaing
Hal ini untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi yang tepat untuk sukses tidak
hanya sekarang tetapi di masa depan.

Lingkungan (environment) dapat diartikan sebagai keseluruhan unsur-unsur yang


dapat saling berhubungan dan saling mempengaruhi terhadap suatu keadaan dan kegiatan
tertentu. Lingkungan terdiri dari unsur fisik (tangible) dan nonfisik. Di dalam dunia bisnis,
unsur fisik misalnya teknologi, kondisi alam dan pemasok sedangkan unsur non fisik dapat
berupa adat istiadat masyarakat, kondisi ekonomi dan lain-lain. Pada dasarnya lingkungan
organisasi (bisnis) adalah segala hal yang mempengaruhi kegiatan organisasi (bisnis).
Lingkungan bisnis dapat golongkan menjadi Lingkungan Eksternal dan Lingkugan Internal.
Lingkungan eksternal terbagi atas dua sudut pandang, yaitu berdasarkan mikro dan makro
(Jefri Putri Nugraha et al., 2022)

Berdasarkan definisi lingkungan bisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor


lingkungan sangat berpengaruh terhadap operasional perusahaan, dan lingkungan serta
strategi yang dinamis dapat membuat kinerja perusahaan berkembang pesat. Oleh karena itu,
lingkungan bisnis mencakup semua unsur yang ada di luar organisasi dan yang berpotensi
mempengaruhi sebagian atau keseluruhan organisasi.

30
a. Lingkungan Internal Bisnis
Lingkungan internal adalah segala macam aspek yang mendukung atau juga dapat
menjadi penghambat kegiatan operasional perusahaan. Lingkungan ini dapat digunakan
untuk menentukan kekuatan (Strength) perusahaan, dan juga mengetahui Kelemahan
(Weakness) dari perusahaan.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan internal bisnis sebagai
berikut :

1. Men, orang mengacu pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusialah yang paling menentukan. Manusia yang
menetapkan tujuan, dan manusia menjalankan proses untuk mencapainya. Tidak ada
proses kerja tanpa manusia, karena pada dasarnya manusia adalah hewan pekerja.
Oleh karena itu, manajemen muncul sebagai hasil kerja sama orang-orang untuk
mencapai tujuan.
2. Money, uang merupakan salah satu unsur yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Uang
adalah alat tukar dan ukuran nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah dana yang beredar di perusahaan. Oleh karena itu, uang adalah alat penting
untuk mencapai tujuan Anda, karena semuanya harus dihitung secara rasional. Ini
akan melibatkan berapa banyak uang yang harus disediakan untuk membayar upah
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli, dan hasil apa yang akan
dicapai organisasi.
3. Material, bahan meliputi bahan setengah jadi (bahan baku) dan bahan jadi. Dalam
dunia bisnis, untuk mencapai hasil yang lebih baik, seseorang harus dapat
menggunakan bahan/materi sebagai sarana selain ahli di bidangnya.
4. Machine, mesin digunakan untuk memberikan kemudahan atau untuk menghasilkan
keuntungan yang lebih besar dan menciptakan efisiensi kerja.
5. Methode, metode adalah tata cara kerja untuk memperlancar pekerjaan manajer.
Pendekatan dapat dinyatakan sebagai pekerjaan menentukan bagaimana melakukan
suatu tugas dengan mempertimbangkan berbagai pertimbangan tujuan, fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan bisnis. Ingat, sebagus apapun

31
metodenya, jika orang yang mengimplementasikannya tidak paham atau tidak
berpengalaman, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, pelaku utama
dalam manajemen tetaplah manusia itu sendiri.

b. Lingkungan Eksternal Bisnis


Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan eksternal adalah
lingkungan di luar perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi perusahaan/kegiatan usaha dan menciptakan peluang atau ancaman bagi
perusahaan. Berikut penjelasan faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan bisnis
eksternal dari perspektif mikrokosmik dan ekonomi mikro.

a. Lingkungan Eksternal Bisnis Sudut Pandng Mikro


1. Pelanggan, merupakan masyarakat umum (rumah tangga) yang cenderung
mengkonsumsi keluaran atau barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan,
organisasi komersial, lembaga pemerintah, dan organisasi nirlaba lainnya.
2. Pemasok, merupakan pihak yang menyediakan faktor produksi (supply) yang
dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasanya. Contoh
persediaan adalah bahan baku, peralatan, input keuangan dan tenaga kerja.
3. Perantara, meruapakan pihak yang menjangkau konsumen sebagai penyalur hasil
produksi.
4. Pesaing, merupakan organisasi teftentu yang menawarkan barang dan jasa yang
sama atau serupa kepada customer atau prospek yang sama.
5. Kreditor, merupakan kelompok kepentingan tertentu yang mempengaruhi kegiatan
organisasi dalam hal keuangan, seperti Lembaga Keuangan (Bank) ataupun
individu yang memberikan pinjaman dana.
6. Pemerintah, merupakan badan atau perwakilan yang membuat peraturan
perekonomian dalam tingkat lokal, daerah atau pusat sebagai penegak hukum yang
berlaku serta peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasional
organisasi.

32
7. Pekerja, merupakan organisasi yang menghimpun para pekerja untuk
memperjuangkan aspirasi para anggotanya.

b. Lingkungan Eksternal Bisnis Sudut Pandng Makro


1. Lingkungan Perekeonomian
Elemen ini menggambarkan kondisi ekonomi yang secara umum dalam skala lokal,
nasional, dan global. Kondisi ekonomi mencerminkan kondisi bisnis riil. Kondisi
ekonomi dapat dinyatakan dalam bentuk pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, dll. Percepatan pertumbuhan ekonomi cenderung meningkatkan
konsumsi dan permintaan, sebaliknya penurunan pertumbuhan ekonomi akan
menyebabkan penurunan konsumsi dan permintaan. Inflasimempengaruhi daya beli
dan menurunkan konsumsi masyarakat. Dari sudut pandang perusahaan, kenaikan
suku bunga menaikkan biaya dan, pada akhirnya, harga jual.
2. Lingkungan Teknologi dan Informasi
Teknologi mencakup alat, metode, dan pengetahuan yang mempermudah pekerjaan.
Teknologi membuat proses bisnis menjadi lebih efektif, efisien dan produktif.
Efektivitas berarti memberikan hasil yang diharapkan. Lingkungan teknologi,
khususnya IT, telah memfasilitasi perkembangan e-commerce, jual beli barang secara
online.
3. Lingkungan Politik dan Hukum
Lingkungan politik hukum mencerminkan hubungan antara bisnis dan pemerintah,
seringkali dalam bentuk peraturan pemerintah. Berbagai lembaga pemerintah
mengatur dan memberi nasihat tentang bidang-bidang penting seperti praktik
periklanan, pertimbangan keselamatan dan kesehatan, dan standar perilaku bisnis
yang dapat diterima.
4. Lingkungan Sosial dan Budaya
Lingkungan sosial budaya adalah aspek-aspek tertentu yang mempengaruhi persepsi
seseorang terhadap suatu perusahaan atau produk yang ditawarkan berdasarkan apa
yang dapat diterima atau menjadi standar sosial sebagai akibat dari kebiasaan (norma)
masyarakat itu sendiri.

33
5. Lingkungan Global
Lingkungan global atau lingkungan internasional merupakan kondisi internasional
dan salah satu faktor utama yang mempengaruhi bisnis, karena perusahaan besar dan
kecil di dalam negeri semakin ditantang oleh pesaing yang semakin banyak sebagai
bagian dari lingkungan eksternal global.

6. Lingkungan Demografi
Adapun lingkungan demografis yang perlu dipertimbangkan bisnis, ini termasuk
ukuran populasi, struktur komunitas umum, distribusi geografis, campuran ras, dan
distribusi pendapatan. Hal ini sangat mempengaruhi permintaan pasar.
7. Lingkungan Alam
Lingkungan alam mengacu pada kondisi alam yang terjadi secara alami ketika suatu
perusahaan melakukan kegiatan, seperti ildim, cuaca, medan, kondisi geografis
daerah di mana ia berada, dan sumber daya alam yang tersedia di suatu negara atau
wilayah. Pasokan sumber daya alam terkadang dapat menjadi isu tersendiri bagi
sebuah organisasi. Dunia usaha harus berperan aktif dalam membantu memecahkan
masalah lingkungan yang saat ini dihadapi masyarakat internasional, seperti fokus
pada pembuangan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi (Jefri Putri Nugraha
et al., 2022).

I. Pentingnya Etika Dalam Bisnis


Etika bisnis adalah prinsip moral yang dijadikan sebagai panduan untuk bisnis yang
dijalankan. Sehingga, semua aspek yang ada kaitannya dengan bisnis juga dapat menjalankan
bisnis sesuai nilai, norma,adil,sehat, perilaku adil,profesional, baik seluruh orang di
perusahaan yang ada di dalam, mitra kerja,klien, pemegang saham, pelanggan juga
masyarakat luas (Umiatun dalam Desi Kristianti et al., 2022). Di dunia bisnis, etika bisnis
juga sudah terkenal pastinya. Banyak semua orang sangat setuju dimana etika bisnis juga
memang diperlukan oleh setiap bisnis miliki oleh setiap bisnis.

Prinsip etika bisnis adalah menjadikan bisnis ini ke dalam kegiatan yang beretika,
sehingga dapat berjalan dengan seiringnya suatu kaidah etika yang berada didalam hukum

34
dan aturan yang berlaku. Didalam hal banyak ada kaitanya yang berhubungan norma-norma
kaidah etika yang baik berlaku untuk dapat diterapkan di bisnis, namun membantu juga kita
untuk dapat bertanggung jawab dan suatu berperilaku yang baik di masyarakat (Maro'ah
dalam Desi Kristianti et al., 2022).

Di dalam berEtika bisnis, tentu memiliki tujuan yang signifikan untuk menciptakan
keadaan bisnis yang sehat. Berikut beberapa tujuan dari etika bisnis yaitu:

1. Meningkatkan moral untuk kesadarannya, bisnis yang dipikirkan tidak hanya pada
kegiatan operasionalnya saja tapi juga akan memikirkan hutangnya supaya tidak
terjadi selisih.
2. Membuat arti batasan dari pelaku bisnis, yang etika merupakan hal yang harus dapat
di miliki. Pembatasan juga dapat membuat suatu bisnis bisa berjalan standar,
sehingga dapat terhindar dari sebuah kecurangan.
3. Meningkat kan relasi dengan baik bagi para stacke holder. Maka dengan cara
sederhana ini secara tidak langsung sangat berhubungan dan menjaga terjalinnya
hubungan akan awet selalu.
4. Memberikan suatu motivasi kepada pelaku bisnis untuk meningkatkan suatu
kernampuan yang dipunyai nya. Karena harus dipatuhi semua pelaku nya yang
merupakan standar saja sudah berlaku.

Terlepas dari tujuan etika bisnis, tentu dalam berbisnis harus memiliki prinsip-prinsip dalam
etika bisnis. Berikut beberapa prinsip dari etika bisnis yaitu :

1. Akuntabilitas
Hal akuntabilitas ini tidak saja yang mempunyai kaitannya dengan menjalankan suatu
bisnis baik saja tapi juga mempunyai tanggung jawab di semuanya dengan hal apa yang
sudah dilakukan. Ini dimulai dari awal pemegang saham, masyarakat yang luas, karyawan
dan bisnis dapat beroperasional. pengutipan investopedia, dan Pengutipan tanggungjawab ini
juga mencakup disegala semua aktivitas yang dilaksanakan pebisnis contohnya: Dampak
pada lingkungan , harus adil pada karyawannya, mempunyai komitmen.

35
2. Kejujuran
Semua yang ada didalam bisnis kejujuranlah yang harus kita pegang, suatu tindakan
yang mempunyai komitmen untuk mengatakan suatu kebenaran dalam melakukan setiap
perbuatan.Tindakan ini dilakukan setiap hari kepada setiap orang seharusnya sehingga tidak
terjadi kebohongan. Juga tidak hilangnya suatu informasi, membuat surat pernyataan yang
kalua salah ataupun pernyataan yang terlau berlebihan. Kejujuran juga dapat menjunjung
tinggi dalam membantu bisnis agar bisa dapat lancar. Karena ketidakadaanlah suatu
perbuatan yang dapat merugikan dengan suatu alasan apapun dalarn kepentingan pribadinya.
Selama hal kejujuran tetap bisa dipegang dengan teguh, bisnis akan dapat berjalan dengan
baik sekali.

3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini merupakan konteks di dalam bisnis yang mengacu pada setiap
lingkup, tugasnya yang mempunyai suatu kewajiban yang bisa diberikan seseorang yang
mempunyai dasar sifat dalam posisinya, pekerjaan orangnya,fungsinya.Didalam praktik,
semua yang ada kaitanya dengan pihak ini seperti karyawan juga harus dapat bisa
menunjukkan mengenai tanggung jawabnya pada saat mengambil suatu kepemilikan yang
penuh atas dasar pekerjaan mereka, kita juga berusaha untuk dapat menyadari dari
konsekuensi yang terjadi secara emosional, bisnis dari suatu Tindakan,keuangan. Dengan
mengambil tanggung jawab serius, juga bisa menunjukkan kedewasaan , dan kemampuan
untuk dapat melakukan suatu pekerjaan dengan tanpa memerlukan suatu pengawasan ketat.

4. Taat Hukum
Suatu perusahaan ataupun organisasi yang harusnya juga sepenuhnya mematuhi
aturan hukum dan juga undang-undang dinegara yang disahkan oleh pemerintah. Hal ini
termasuk juga kita mematuhi peraturan industri, standar pada pasar, perdagangan, praktik,
kebijakan, prosedur organisasi tambahannya. Dengan kita mematuhi hukum berlaku, bisnis
dapat juga terhindari suatu masalah yang dapat berdampak suatu jalannya bisnis dan juga
pada nama baik.

36
5. Integritas
Perusahaan dan semua kalangan berbagai pihak dapat juga menunjukkan suatu
integritas dengan melalui konsistensi diantara suatu tindakan . Integritas baik akhirnya akan
mempunyai suatu pengaruh kepercayaan dan kredibilitas seseorang. Menurut Gan Integrity
bukti salah satu integritas yakni dapat memenuhi suatu komitmen dan kewajiban. Organisasi
dalam tingkat integritas yang tinggi bisa mengakui juga menghormati suatu kewajiban yang
dalam hal ini kepada pelanggan, regulator, pemasok, karyawan, masyarakat dengan secara
keseluruhan. Mereka juga akan melakukan apa yang dalam hal ini dibutuhkan untuk bisa
menunjukkan komitmen dia termasuk juga untuk memenuhi suatu tenggang waktu dan bisa
juga menolak untuk dapat berpartisipasi didalam suatu kegiatan ataupun untuk urusan bisnis
tidak bet-moral.

6. Transparansi
Transparansi bisnis mengenai komitmen tentang keterbukaan mengenai hal yang bisa
harus di ketahui oleh pihak yang mempunyai keterlibatan seperti: karyawan, pelanggan.
Tidak ada informasi yang investor, disembunyikan seperti: kriteria kenaikan harga,perekrutn,
upah, dan memberikan promosi, mengatasi pelanggaran pada saat di tempat kerja dan juga
melakukan pemecatan karyawan.

Dalam perusahaan, etika bisnis dapat membentuk suatu nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan untuk menciptakan suasana hubungan yang adil dan sehat baik itu
dengan sesama rekan kerja maupun konsumen. Dari etika bisnis itulah secara tidak langsung
akan mendorong adanya sikap tanggung jawab dalam menjalankan bisnis sehingga segala
aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik dan lancar (Santoso, 2021).

Bagi sebuah perusahaan, etika bisnis merupakan hal penting dalam membangun
bisnis. Dalam membangun dan memperluas kiprah perusahaan menjadi lebih baik, tentunya
tidak mudah untuk dilakukan. Praktik bisnis yang tidak mengikuti aturan dan kewajiban yang
sudah menjadi ketentuan hukum pemerintah atau kelaziman bisnis yang berEtika, bisa
berakibat tidak langgengnya bisnis itu sendiri. Selain pelanggaran etika, ketidaksuksesan

37
sebuah bisnis juga dapat disebabkan oleh sangsi formal, di dalam bisnis juga akan berakibat
pada runtuhnya reputasi atau kepercayaan, baik secara eksternal maupun internal perusahaan.

Perilaku bisnis yang tidak berEtika ini secara eksternal akan menjatuhkan kredibilitas
perusahaan. Dalam jangka panjang tentu akan berakibat lanjut pada kekhawatiran rekanan
bisnis terhadap kemungkinan akan terseret dalam kasus hukum atau dirugikan secara
ekonomi dan secara internal, akan terjadi hilangnya rasa hormat (respect) dari karyawan
terhadap atasan (eksekutif). Akibatnya ethos kerja karyawan menurun karena ketidak-
hadiran panutan beretika dari pimpinan. Butuh waktu dan biaya besar untuk memulihkan
kepercayaan publik dan karyawan terhadap perbaikan kualitas etika bisnis perusahaan Yang
tidak lain merupakan bagian dari profesionalitas dan kepedulian sosial perusahaan, serta
landasan yang tidak untuk ditawar, apalagi ditinggalkan, namun untuk dijalankan.

Memang, begitu penting arti etika bisnis untuk keberlangsungan sebuah perusahaan.
Sebagai pelaku bisnis harus memiliki etika dan tanggung jawab dalam menjalankan bisnis.
Oleh karena itu, pelaku bisnis dapat mulai mempelajari etika dalam berbisnis dan cara
menumbuhkan adanya etika saat berbisnis. Harapannya saat meraih kesuksesan bukan
menjadi persoalan yang begitu berat di kemudian hari.

38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bisnis merupakan salah satu kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
global. Setiap orang, dalam kehidupan mereka sehari-hari akan selalu melihat atau
berhubungan langsung dengan berbagai jenis kegiatan perusahaan. Bisnis adalah suatu
kegiatan atau aktivitas terorganisir yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan individu atau
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk
mendapatkan keuntungan serta meningkatkan kualitas hidup.
Lingkungan dan bisnis memiliki keterkaitan, dan saling mempengaruhi. Dampak
lingkungan dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kegiatan usaha.
Lingkungan bisnis merujuk pada segala sesuatu, baik faktor keadaan maupun faktor yang
menjadi kekuatan, yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis. Lingkungan bisnis dapat berasal
dari eksternal atau internal organisasi. Memahami sifat lingkungan bisnis dan perubahannya
merupakan bagian penting dari analisis bisnis dan merancang strategi bersaing. Hal ini untuk
memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi yang tepat untuk sukses tidak hanya
sekarang tetapi di masa depan.
Dalam berbisnis, etika bisnis dapat membentuk suatu nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan untuk menciptakan suasana hubungan yang adil dan sehat baik itu
dengan sesama rekan kerja maupun konsumen. Dari etika bisnis itulah secara tidak langsung
akan mendorong adanya sikap tanggung jawab dalam menjalankan bisnis sehingga segala
aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, pelaku bisnis dapat
mulai mempelajari etika dalam berbisnis dan cara menumbuhkan adanya etika saat berbisnis.
Harapannya saat meraih kesuksesan bukan menjadi persoalan yang begitu berat di kemudian
hari.

39
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, F. (2017, Desember 18). ELEMEN DAN SISTEM BISNIS. Retrieved from
firdaameliasite.wordpress.com:
https://firdaameliasite.wordpress.com/2017/12/18/elemen-dan-sistem-bisnis/

Desi Kristianti et al. (2022). ETIKA BISNIS. Padang: PT GLOBAL EKSEKUTIF


TEKNOLOGI.

Effendi, S. (2019). PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI ISLAM DENGAN SISTEM


EKONOMI KAPITALIS DAN SOSIALIS . JRAM Jurnal Riset Akuntansi
Multiparadigma, 3-9.

Fajrul, S. (2022, Juli 21). Jenis-Jenis Sistem Ekonomi di Dunia. Retrieved from zenius.net:
https://www.zenius.net/blog/perbedaan-sistem-ekonomi

Jefri Putri Nugraha et al. (2022). MANAJEMEN BISNIS. Padang: PT GLOBAL


EKSEKUTIF TEKNOLOGI.

Lyandra Aisyah Margie et al. (2020). Pengantar Bisnis. Pamulang: UNPAM PRESS.

Nathaniel, R. (2020). Pengantar Bisnis. Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Pasha, M. F. (2022, April 11). Persaingan Bisnis : Pengertian, Jenis, Dampak, dan
Contohnya. Retrieved from docheck.id: https://docheck.id/persaingan-bisnis/

Riadi, M. (2019, Desember 28). Pengertian, Aspek dan Jenis-jenis Persaingan Usaha.
Retrieved from kajianpustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/pengertian-aspek-dan-jenis-jenis-
persaingan-usaha.html

Santoso, J. T. (2021, November 2). Pentingnya Etika Dalam Berbisnis. Retrieved from
alumni.stekom.ac.id: https://alumni.stekom.ac.id/artikel/pentingnya-etika-dalam-
berbisnis

40
Sumarsono, D. (2016). SISTEM PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA DI DUNIA.
Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 1.

Wahjono, S. I., Marina, A., Maro'ah, S., & Widayat. (2018). Pengantar Bisnis. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.

Zaki, M. (2017, November Sabtu). BISNIS DAN LINGKUNGANNYA (Enam Era Dalam
Sejarah Bisnis). Retrieved from zakiputraborneo.blogspot.com:
https://zakiputraborneo.blogspot.com/2017/11/bisnis-dan-lingkungannya-enam-era-
dalam.html

41

Anda mungkin juga menyukai