Anda di halaman 1dari 27

JUAL BELI

DAN KHIYAR
SERTA
KETENTUAN
NYA
Kelompok 5
Kelompok 5

01 02 03
Tasya M. Rafli Syabilla Putri
Umaira Lingga Affani
A. Pengertian Jual Beli
Jual beli merupakan transaksi yang umum dilakukan masyarakat, baik untuk
memenuhi kebutuhan harian maupun untuk tujuan investasi.

Secara etimologi, jual beli adalah pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang
lain). Ada beberapa istilah yang dipergunakan untuk jual beli yaitu:

● al-ba'i yaitu menyerahkan barang dan menerima pembayaran


● sy-syira' yakni memasukkan zat ke dalam hak milik dengan imbalan
● al-mubadah (pertukaran), dan at-tijarah (perniagaan antar manusia, atau
pertukaran antara kehidupan dunia dengan akhirat).

Menurut terminologi, jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual
(yakni pihak yang menyerahkan/menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak
yang membayar/membeli barang yang dijual).
‫الخيار‬

Pengertian Khiyar
Kata khiyar dalam kamus bahasa Arab berarti memilih atau pilihan. Secara
istilah menurut Syamsyudin Muhammad Ibn Abi Al-’Abbas Ar-Ramli khiyar
adalah: hak bagi pelaku untuk meneruskan atau mengurungkan transaksi.

Secara termonologi, para ulama fiqh telah mendefinisikan al khiyar, antara lain
menurut Sayyid Sabiq: Kyihar adalah mencari kebaikan dari dua perkara,
melangsungkan atau meninggalkan (jual-beli).
B. Dasar Hukum Jual Beli

01 02 03
Al Quran Hadist Ijma Ulama’
AlQur’an
Alqur'an cukup banyak berbicara tentang jual beli. Ayat-ayat
ِّ ‫للاه ْالبَ ْي ََّع َو َحر ََّم‬
tersebut antara lain berbunyi:. ‫الربََّا‬ َّ َّ‫َوأ َ َحل‬
Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan meng-
haramkan riba... (QS. Al-Baqarah (2): 275

َّ‫للا ِّعن ََّد َّْال َم ْش َع ِّر‬ ََّ ‫ع َر َفاتٍ َفا ْذ هك هروا‬َ ‫ن‬ ْ َ‫ْل ِّمن ربِّ هك َّْم َفإ َِّّذَا أَف‬
َّْ ‫ضتهم ِّم‬ َّ ً ‫علَ ْي هك َّْم هجنَاحَّ أَن ت َ ْبتَغهوا فَض‬ َ ‫لَي‬
َ َّ‫ْس‬
ََّ ‫ن الضَّ ِّال‬
‫ين‬ ََّ ‫ام َوا ْذ هك هروَّهه َك َما َه َدا هك َّْم َوإِّن هكنتهم ِّمن قَ ْب ِّل ِّهلَ ِّم‬ َِّّ ‫ْال َح َر‬

Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki


hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah
bertolak dari Arafat, berdzikirlah kepada Allah di masy'aril
haram dan berdzikirlah kepadamu dan Sesungguhnya kamu
sebelum itu benar-benar termasuk (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya orang-orang yang sesat
(QS Al-Baqarah (2): 198)
Hadist
Hadist Riwayat Al-Bazzar dan hakim :

ِّ ‫ أيَّ ْال ََّك ْس‬: ‫س ِّئل‬


َّ‫ب‬ ‫سل ََّم ه‬َ ‫للاه َع َل ْي َِّّه َو‬
َّ ‫صلى‬ ََّ َّ‫ّللاه َع ْن َّهه { أَنَّ الن ِّبي‬ َّ ‫ي‬ ََّ ‫ض‬ ِّ ‫ْن َرا ِّفعَِّّ َر‬ َِّّ ‫َع ْنَّ ِّرفَا َع َّةَ ب‬
‫ص ْح َح َّهه ْال َحا ِّك هَّم‬ ‫ور } َر َواَّهه ْالبَز ه‬
َ ‫ار َو‬ ٍَّ ‫ َو هكلَّ بَي َّْعِّ َمب هْر‬، ‫ل بِّيَ ِّدَِّّه‬ َّ‫ َع َم ه‬: ‫ل‬
َِّّ ‫ل الر هج‬ ََّ ‫ب ؟ قَا‬ َّ‫طيَ ه‬ ْ َ‫أ‬

Artinya: Dari Rifa'ah bin Rafi' r.a. sesungguhnya Nabi saw.


pernahditanya seorang sahabat mengenai usaha atau
pekerjaan, apakah yangpaling baik? Rasul s.a.w. menjawab:
usaha seorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual
beli yang baik" (HR. al-Bazzar dan al-Hakim)
Ijma Ulama
Ijma' ulama Ulama telah sepakat bahwa
jual beli diperbolehkan dengan alasan
bahwa manusia tidak akan mampu
mencukupi kebutuhannya tanpa bantuan
orang lain. Namun bantuan atau barang
milik orang lain yang dibutuhkan tersebut
harus diganti dengan barang lainnya yang
sesuai.
Dengan demikian, dasar
diperbolehkannya akad jual beli yaitu
Alqur'an, hadis dan ijma' ulama
Selain itu, para ulama telah membolehkan jual beli secara kredit, Mereka berhujjah
dengan beberapa dalil berikut yang bisa diklasifikasikan menjadi beberapa bagian:

Pertama Kedua
01 Dalil-dalil yang 02 Dalil-dalil yang menunjukkan
dibolehkannya memberikan tambahan
memperbolehkan jual beli
dengan pembayaran harga karena penundaan pembayaran
tertunda. atau karenapenyicilan

Dalil Ijma' Dalil Qiyas


03 Sebagian ulama mengklaim 04 Bahwasannya jual beli kredit ini
bahwa dibolehkannya jual beli dikiaskan dengan jual beli salam
dengan kredit dengan yang dengan tegas diperbolehkan
perbedaan harga Rasululah karena ada persamaan,
yaitu sama-sama tertunda.
Dasar hukum khiyar
Khiyar sangat penting dilaksanakan dalam jual beli, agar
tidak ada yang merasa saling dirugikan. Adapun landasan
khiyar sebagai berikut:

Q.S Al-Baqarah (2) : 42


ََّ ‫َّوا َ ْنَّت ه ْمَّت َ ْعلَ هم ْو‬
‫ن‬ ْ ‫َّوت َ ْكت ه هم‬
َ ‫واَّال َحق‬ ِّ َ‫واَّال َحقَّبِّ ْالب‬
َ ‫اط ِّل‬ ْ ‫س‬ ‫َو ََلَّت َْلبِّ ه‬

Artinya : “dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh


kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah
makananmakanannya yang banyak lagi baik dimana saja
yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini,
yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang
zalim. (Q.S Al-Baqarah (2) : 42)
RUKUN DAN
C SYARAT JUAL BELI
Rukun Jual Beli
Barang yang Adanya
Penjual keridhaan
Dia pemilik yang dijual
sempurna dari 2 Termasuk barang 4 Keridhaan
yang dibolehkan, antara kedua
barang yang dijual
suci, dan halal belah pihak

Pembeli Kalimat ijab


1 Dia termasuk kelompok 3 dan qabul 5
orang yang diper bolehkan Harus adanya
menggunakan hartanya, serah terima
baligh dan berakal
Syarat Orang yang melaksanakan akad jual beli
(penjual dan pembeli)

Berhak menggunakan
Berakal Baligh
hartanya
Jual belinya orang gila Jual belinya anak kecil yang Orang yang tidak berhak
atau rusak akalnya belum baligh dihukumi tidak menggunakan harta milik
dianggap tidak sah sah orang yang memiliki
kelainan
Syarat-Syarat Sighat
(Ijab dan Kabul) adalah:

Orang yang melakukan ijab


kabul telah akil baligh

Kabul harus sesuai dengan ijab.


ljab dan kabul dilakukan dalam
suatu majlis.
Syarat barang dan nilai tukar

Barang itu hendaklah


diketahui oleh pihak
penjual dan pembeli
secara jelas
Barang yang diperjual Harga jual disepakati oleh

belikan Halal dan barang penjual dan pembeli dan

itu ada manfaatnya nilai tukar barang dapat


diserahkan pada waktu
transaksi
Syarat-Syarat Khiyar
Pendapat ulama’ tentang syarat khiyar
dalam orang yang menjual terhadap
dirinya sendiri.

Imam Syafi’i Berpendapat :

1) Kepemilikan mabi’ masih


ditangguhkan

2) Berpindahnya kepemilikan dan


jatuhnya khiyar

3) Kepemilikan bisa berpindah dengan


terjadinya akad.

4) Waktunya harus tiga hari


D. BENTUK-BENTUK JUAL BELI

Jual beli salam Jual beli


(Pesanan) muthlaq
Jual beli muqayyadah Jual beli alat tukar
Jual beli melalui Jual beli barang
(Barter) dengan alat tukar
pesanan yakni jual dengan sesuatu
beli dengan cara Jual beli dengan yang telah Jual beli barang
menyerahkan uang cara menukar disepakati sebagai yang biasa dipakai
muka terlebih barang dengan alat tukar. sebagai alat tukar
dahulu barang dengan alat tukar
Ulama Hanafiyah membagi
jual beli berdasarkan
tinjauan hukum yaitu :

1. Jual beli sah (halal), Jual beli sah atau shahih adalah jual beli yang
memenuhi ketentuan syariat. Hukumnya, sesuatu yang diperjualbelikan
menjadi milik yang melakukan akad

2. Jual beli fasid (rusak), Jual beli fasid adalah jual beli yang sesuai
dengan ketentuan syariat pada asalnya tetapi tidak sesuai dengan
syariat pada sifatnya, seperti beli yang dilakukan oleh orang yang
mumayyiz tetapi bodoh sehingga menimbulkan pertentangan.

3. Jual beli batal (haram), Jual beli batal (haram) adalah jual beli yang
dilarang dan batal hukumnya
Jual beli yang dilarang terbagi dua:

Jual beli yang dilarang dan hukumnya tidak sah (batal) karena tidak memenuhi rukun
dan syarat. Bentuk jual beli yang termasuk dalam kategori ini sebagai berikut:

a. Jual beli gharar, yaitu jual beli yang belum jelas, sesuatu yang bersifat
spekulasi atau samar-samar haram untuk diperjualbelikan
b. jual beli yang zatnya haram, najis, atau tidak boleh diperjualbelikan
c. Jual Beli yang bersyarat, jual beli yang ijab kabulnyayang dikaitkan
dengan syarat-syarat tertentu
d. ual beli yang menimbulkan kemudharatan
e. Jual beli yang dilarang karena dianiaya, segala bentuk jual beli yang
mengakibatkan penganiayaan hukumnya haram
f. Jual beli muhaqalah, yaitu menjual tanam-tanaman yang masih disawah
atau diladang
g. Jual beli mukhadarah, yaitu menjual buah-buahan yang masih hijau,
mangga yang masih kecil-kecil
h. Jual beli mukhadarah, yaitu menjual buah-buahan yang masih hijau,
mangga yang masih kecil-kecil
i. Jual beli munabadzah, yaitu jual beli yang secara lempar melempar
j. Jual beli muzabanah, yaitu menjual buah yang basahdengan buah yang
kering.
Jual beli yang hukumnya sah tetapi dilarang, yaitu jual beli yang telah
memenuhi syarat dan rukunnya, tetapi ada beberapa faktor yang
menghalangi kebolehan proses jual beli:
a. Jual beli dari orang yang masih dalam tawar-menawar
b. Talaqqi rukban, yaitu jual beli dengan menghadang dagangan diluar
kota/pasar
c. Ihtikar, yaitu membeli barang dengan memborong untuk ditimbun
d. Jual beli barang rampasan atau curian
e. Jual beli yang dapat menjauhkan dari ibadah
f. Jual beli 'inah, yaitu seseorang menjual suatu barang dagangan
kepada orang lain dengan pembayaran tempo (kredit) kemudian si
penjual membeli kembali barang itu secara tunai dengan harga lebih
rendah
g. Jual beli najasy yaitu jual beli dimana penjual menyuruh seseorang
untuk menawar barang dengan harga yang lebih tinggi ketika calon
pembeli datang,
h. Melakukan penjualan atas penjualan orang lain yang masih dalam
masa khiyar
i. Jual beli secara tadlis (penipuan)
Ditinjau dari benda (objek), jual
beli dibagi menjadi 3 macam
a. Bendanya kelihatan barang yang diperjualbelikan
ada di depan penjual dan pembeli.
b. Sifat-sifat bendanya disebutkan dalam janji. Jual
beli ini biasanya disebut dengan jual beli salam
(pesanan).
c. Bendanya tidak ada. Jual beli benda yang tidak
ada serta tidak dapat dilihat ialah jual beli yang
dilarang dalam Islam karenabisa menimbulkan
kerugian salah satu pihak.
Adapun dari sisi harga, jual beli dapat
dibagi menjadi:
a. Jual beli yang menguntungkan (al-murabahah.
b. Jual beli yang tidak menguntungkan yaitu menjual dengan
harga aslinya (at-tauliyah)
c. Jual beli rugi muwadha'ah yaitu jual-beli di mana penjual
melakukan penjualan dengan harga yang lebih rendah
daripada harga pasar
d. Jual beli al-musawah yaitu penjual menyembunyikan harga
aslinya tetapi kedua orang yang akad saling meridhai.
Dari sisi pembayaran, jual beli dapat diklasifikasikan
menjadi :

Al-Murabahah Bai' al murabahah Bai' as-Salam Bai' al-Istishna


Jual beli dengan Jual beli
Akad jual-beli Jual beli dengan
pembayaran di muka berdasarkan
barang tertentu. pembayaran
baik tunai maupun Pesanan
tangguh
cicilan
Macam-Macam Khiyar
1. Khiyar Majelis
Memilki arti hak untuk meneruskan atau membatalkan jual beli selama
penjual dan pembeli belum berpisah atau keduanya masih bersama-
sama ditempat tersebut

2. Khiyar Syarat
Suatu keadaan yang membolehkan salah seorang yang melakukan akad
atau masing-masing akid atau selain kedua pihak yang akad memiliki hak
pembatalan atau penetapan akad selama waktu yang ditentukan

3. Khiyar Aib/Cacat
Khiyar cacat ialah khiyar yang disyariatkan karena tidak terwujudnya
kriteria yang diinginkan pada barang baik diinginkan menurut kebiasaan
masyarakat atau karena ada persyaratan atau karena ada praktek
pengelabuhan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai