Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 1

anggota :
1. Almira Salsabilla
2. Aliyyah Putri
3. Alva Micchel
4. Nafisah Aulia
5. Yasha Olivia
6. Zhidane Ramadhan
Aspek - Aspek

Pembahasan
1 2 3
Jual Riba Khiyar
Beli
Jual
beli
1. Pengertian Jual Beli
Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti Adapun beberapa ulama mendefinisikan jual

al-Bai", al-Tijarah, dan al-Mubadalah sebagaimana beli sebagai berikut:


firman Allah Swt.:
a. Menurut ulama hanafiyah, jual beli adalah

saling menukarkan harta dangan harta melalui

٢٩ : ‫ سورة الفاطر‬. ‫ َيْرُجوَن ِتَجاَرًة َلْن َتُبوَر‬Artinya: "Mereka cara tertentu.


mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak
akan rugi". (QS. Al-Fathir 29) b. Menurut said sabiq, jual beli adalah saling

menukar harta dengan harta atas dasar suka

sama suka.
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata
yaitu Al- Bai (jual) dan Asy Syira'a (beli). Dengan c. Menurut Imam An-Nawawi jual beli adalah

demikian, jual beli adalah penukaran harta atas saling menukar harta dengan harta dalam

dasar saling rela atau tukar menukar suatu benda bentuk pemindahan kepemilikan.
antara dua pihak.
2. Landasan Hukum Jual Beli
Jual beli sebagai sarana tolong menolong ... ٢٩ :‫ سورة النساء‬. ‫ِإاَّل َأن َتُكوَن تجَرَة َع ْن َتَراٍض ِم نُكْم‬
mempunyai landasan yang kuat dalam Islam. Artinya: "...kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu"
(QS.An-nisa:29)
Firman Allah Swt. sesama manusia :

٢٧٥ : ‫ سورة البقرة‬.‫َو َأَحَّل ُهَّللا الَبْي َع َوَحَّرَم الرب وا‬


Artinya: "Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba...” (QS. Al-baqarah: 275)

Firman Allah Swt :


۱۹۸ ‫ سورة البقرة‬. ‫َلْي َس َع َلْي ُكْم ُجَناٌح َأْن َتْب َت ُغ ْو ا َف ْض اًل ِم ْن َرِّبُكْم‬
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari
karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu…”
(QS.Al-baqarah: 198) Firman Allah SWT:
3. Syarat dan Rukun Jual Beli
Menurut mahzab hanafi rukun jual beli hanya ijab dan
Syarat yang terkait dengan ijab kabul
kabul saja atau kerelaan antara kedua belah pihak.
a. Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal.
Menurut jumhur ulama rukun jual beli ada empat yaitu : b. Gabul sesuai dengan ijab.
c. Ijab dan kabul dilakukan dalam satu majlis.
a. Orang yang berakad (Penjual dan pembeli)
b. Sighat (lafal ijab dan kabul) Syarat yang diperjual belikan
c. Benda-benda yang diperjual belikan a. Barang itu ada, atau tidak ada di tempat, tetapi pihak

d. Ada nilai tukar pengganti barang penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan

barang itu.
b. Dapat dimanfaatkan atau bermanfaat bagi manusia.
Menurut mahzab hanafi orang yang berakad, barang yang

c. Jelas orang yang memiliki barang tersebut.


dibeli dan nilai tukar barang termasuk syarat bukan rukun.

Menurut jumhur ulama, syarat jual beli sama dengan rukun


Syarat nilai tukar (harga barang)
jual beli sebagai berikut : a. Harga yang disepakati oleh kedua belah pihak harus

Syarat orang yang berakad jelas.


a. Berakal b. Dapat diserahkan pada saat waktu akad (transaksi).
c. Bila jual beli dilakukan dengan cara barter, maka barang

b. Orang yang melakukan akad adalah orang yang

yang dijadikan nilai tukar, bukan barang yang diharamkan

berbeda. syara'.
4. Macam - Macam Jual Beli
Bentuk Jual Beli Yang Terlarang
1. Jual Beli Yang Terlarang Tetapi Sah 2. Jual Beli Yang Terlarang Dan Tidak Sah
Menyakiti si penjual atau si pembeli Menjual anak binatang ternak yang masih dalam
Menaikan harga menjadi tinggi di pasaran kandungan.
Mengganggu ketentraman umum Menjual belikan barang yang baru dibeli sebelum
Membeli barang yang ditawar orang lain yang diterimakan kepada pembelinya, kecuali kalau
barang itu diamanatkan oleh si pembeli kepada
masih dalam masa khiyar. penjual.
Rasulullah Saw bersabda: Menjual buah-buahan sebelum nyata buahnya.
Dari Abi Hurairah ra, ia berkata: telah bersabda berdasarkan hadits dalam kitab Shahiih :
Rasulullah Saw: ‫َنَه ى الَّنِبُّي َص ىَّل ُهللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َع ْن َبْي ـِع الِّثـَم اِر َحَّتى َيْب ُد َو َص َالُحَه ا‬
‫ َق اَل « َال‬-‫صىل هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن َأِبى ُه َرْيَرَة َأَّن َرُس وَل ِهَّللا‬ ‫َنَه ى اْلَباِئَع َو اْلُم ْب َت اَع‬.
‫َيُس ِم اْلُم ْس ِلُم َع ىَل َس ْو ِم َأِخ يِه‬
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menjual
buah-buahan sampai (buah-buahan) tersebut nampak
Artinya : “Tidak boleh seorang menawar diatas ma-saknya. Beliau melarang penjual maupun
tawaran saudaranya.” (HR Bukhari dan Muslim) pembelinya.”
5. Hikmah Jual Beli
1. Masing masing merasa puas, si penjual telah
Firman Allah Swt
melepas barang dagangannya dengan ikhlas dan
‫اَل َتْأُكُلوا َأْم َو اَلُكْم َبْي َنُكْم ِباْلَباِط ِل ِإاَّل َأْن َتُكوَن ِتَجاَرًة َع ْن‬
menerima uang yang telah disepakati bersama,
‫َتَراٍض ِم ْن ُكْم‬
Artinya : ” Jangan kamu saling memakan harta
pembeli akan memperoleh barang yang dibelinya
saudaramu dengan jalan batil, kecuali dengan
dengan senang. jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
2. Penjual dan membeli masing-masing berlapang
sama suka diantara kamu.” (QS An-Nisa’ : 29)
dada ketika tawar menawar, sehingga mereka

dirahmati Allah Swt.


3. Menjauhkan orang dari memakan atau memiliki

harta yang batil.


Riba
1. Sejarah Riba
Praktik riba konon sudah ada semenjak peradaban Firaun di Mesir, peradaban Sumeria, hingga

peradapan Ibrani Yahudi. Bahkan di dalam kitab perjanjian lama telah muncul penjelasan mengenai riba.
Pada kitab tersebut tertulis bahwa: “Diharamkan orang Yahudi mengambil riba dari orang Yahudi.

Namun dibolehkan orang Yahudi mengambil riba dari orang di luar Yahudi,” (Abdullah Al Umrani, Al

Manfa’atu fil Qardh).


Kebenaran pernyataan tersebut memang sulit untuk dipastikan, bahwa pada peradaban Yahudi

masyarakatnya sudah mengenal riba. Kemudian mereka memperkenalkan sistem ini kepada bangsa

Arab di semenanjung Arabia tepatnya di kota Thaif dan Yatsrib.


Masyarakat Arab jahiliyah bahkan sampai menggadaikan anak, istri, dan diri mereka sendiri sebagai

jaminan utang riba.


Akibatnya mereka terjerat sebagai budak Yahudi ketika tidak mampu melunasi pinjaman tersebut.

2. Pengertian Riba
Pengertian riba secara bahasa ialah ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, riba juga berarti

tumbuh dan membesar. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta

pokok atau modal secara bathil.


Secara umum, riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-

meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam.

3. Landasan Hukum Riba


1. Al-Baqarah ayat 275 dan 276
‫َيْم َحُق ُهّٰللا الِّرٰب وا َو ُيْر ِبى الَّص َد ٰق ِت ۗ َو ُهّٰللا اَل ُيِح ُّب ُكَّل َكَّف اٍر َاِثْي ٍم‬
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang
tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa,”
Pada dasar hukum riba pertama di atas, dapat dilihat bahwa riba merupakan sesuatu yang secara jelas
tertulis sebagai hal yang dimusnahkan.

2. Al-Baqarah ayat 278


‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُق وا َهّٰللا َو َذ ُرْو ا َم ا َبِق َي ِم َن الِّرٰب ٓو ا ِاْن ُكْنُتْم ُّم ْؤ ِم ِنْي َن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang beriman,”
Sebagaimana yang telah tertera dalam terjemahan, Allah kembali lagi mengingatkan manusia untuk
tidak berinteraksi dengan hal yang berpotensi riba.
3. An-Nisa ayat 29
‫ُك‬
‫ِب ْم‬ ‫َن‬‫ا‬ ‫َك‬ ‫َهّٰللا‬ ‫َّن‬‫ِا‬ ۗ ‫ُك‬
‫َس ْم‬ ‫ْنُف‬‫َا‬ ‫ا‬ ‫ْٓو‬‫ُل‬ ‫ُت‬ ‫َتْق‬ ‫اَل‬ ۗ ‫ُك‬ ‫ْن‬ ‫اٍض‬ ‫َت‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫ًة‬ ‫ا‬ ‫ِت‬ ‫َن‬ ‫َتُك‬ ‫ْن‬‫َا‬ ‫ٓاَّل‬‫ِا‬ ‫اِط‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ُك‬ ‫َن‬ ‫َب‬ ‫ُك‬‫َل‬‫ا‬ ‫َا‬ ‫ا‬ ‫ْٓو‬‫ُل‬ ‫ُك‬‫ْأ‬‫َت‬ ‫اَل‬ ‫ا‬ ‫ُن‬ ‫ٰا‬ ‫َن‬ ‫ْي‬ ‫ِذ‬‫َّل‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ُّيَه‬‫ٰٓيَا‬
‫ِّم ْم َو‬ ‫َر‬ ‫ْو َج َر‬ ‫ِل‬ ‫َب‬ ‫ِب‬ ‫ْم‬ ‫ْي‬ ‫ْم‬ ‫َو‬ ‫ْم‬ ‫ْو‬ ‫َم‬
‫َرِح ْي ًم ا‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu,”
Dalam ayat ini, Allah kembali berbicara pada manusia yang memiliki iman untuk tidak memperoleh uang
dan harta berharga dengan cara yang tidak benar.

4. Macam Macam Riba


1. Riba Nasi’ah
Riba nasi’ah adalah riba yang terjadi saat transaksi jual beli. Jenis barang yang diperjual belikan dapat
sejenis ataupun tidak sejenis.

2. Riba Fadhl
Riba fadhl adalah riba yang terjadi apabila melakukan kegiatan tukar menukar dua barang yang sama
jenis, tetapi ukurannya berbeda dari syarat yang telah disepakati.
Perbedaan takaran tersebutlah yang menjadi riba.

3. Riba Yad
Riba yad adalah riba yang terjadi pada jual beli atau tukar menukar yang waktu penyerahan barangnya
ditunda.
Seperti transaksi jual beli emas atau perak yang penerimaan barangnya ditunda setelah harga naik atau
turun.

4. Riba Qardh
Riba qardh adalah meminjamkan suatu barang dengan syarat memberikan tambahan pada saat
pengembalian.

5. Riba Jahiliyah
Riba jahiliyah adalah jenis riba yang berupa kelebihan jumlah pelunasan utang. Sehingga, jumlah pokok
pinjaman lebih kecil dari jumlah yang dikembalikan oleh peminjam.

5. Hikmah Diharamkannya Riba


1. Allah SWT tidak mengharamkan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi manusia, tetapi hanya
mengharamkan apa yang sekiranya dapat membawa kerusakan baik individu maupun masyarakat.
2. Keharaman riba dapat membuat jiwa manusia suci dari sifat tamak dan serakah.
3. Masyarakat menengah dan bawah tidak merasa dirugikan atau menderita untuk melakukan pinjaman
dana kepada badan usaha syariah atau perorangan yang tidak menjalankan riba.
4. Adanya terjalin kongsi dagang yang transparan dalam transaksi tanpa merugikan salah satu pihak.
5. Membangun sistem syariah dalam kegiatan ekonomi masyarakat tanpa khawatir melanggar aturan-
aturan Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis.
6. Menjauhkan orang Muslim dari sesuatu yang menyebabkan kebinasaannya, karena pemakan riba
adalah orang yang zalim dan akibat kezaliman adalah kesusahan.

Khiyar

Pengertian Khiyar

Kata khiyar menurut bahasa artinya memilih antara dua pilihan.

Sedangkan menurut istilah khiyar ialah hak memilih bagi penjual

atau pembeli untuk meneruskan akad (transaksi) jual beli atau


membatalkannya. Khiyar hukumnya mubah bagi penjual dan

pembeli dengan cara membuat kesepakatan dalam akad jual

beli.

Macam-Macam Khiyar

A. Khiyar Majlis
Khiyar majlis adalah khiyar yang berlangsung selama penjual dan

pembeli masih berada di tempat jual beli.


B. Khiyar Syarat
Khiyar syarat adalah hak penjual atau pembeli atau keduanya untuk

melanjutkan atau membatalkan transaksi jual beli selama masih

dalam masa tengggang yang disepakati oleh kedua belah pihak.


C.Khiyar Aibi
Maksud dari khiyar ini adalah pembeli mempunyai hak pilih untuk

membatalkan akad jual beli atau meneruskannya karena terdapat

cacat pada barang yang dibelinya.


Hikmah Khiyar

1. Khiyar membuat akad jual beli berlangsung menurut prinsip-


prinsip Islam.
2. Pembeli mendapatkan barang yang sesuai dengan yang
diinginkannya.
3. Penjual tidak semena-mena dalam menjual barang kepada
pembeli.
4. Terhindar dari unsur-unsur penipuan.
5. Khiyar menumbuhkan sikap saling percaya antara kedua belah
pihak.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai