Anda di halaman 1dari 10

NAMA= SALAYSYA AMANI FATIKHA

KELAS=9.3(32)
MUAMALAH DALAM JUAL BELI DAN KHIYAR

A.JUAL BELI.

Islam mengatur muamalah di antara sesama manusia atas dasar amanah, jujur, adil, dan
memberikan kemerdekaan dalam bermuamalah serta menghindari unsur penipuan. Islam
melarang terjadinya pengingkaran dan pelanggaran dalam akad muamalah serta menganjurkan
untuk memenuhi janji dan amanat.

1.Pengertian jual beli

Secara etimologis (bahasa) jual beli berarti tukar menukar secara mutlak (mutlaq al-
mubadalah) atau berarti tukar menukar sesuatu dengan sesuatu (muqabalah syai’ bi syai’).
Sedangkan jual beli menurut istilah adalah pertukaran harta dengan harta untuk keperluan
pengelolaan yang di sertai dengan lafafl ijab dan qabul menurut tata aturan yang di tentukan
menurut syariat islam.

2.Dasar hukum jual beli

Jual beli merupakan akad yang diperbolehkan menurut Al qur’an, sunnah, dan ijmak ulama.
Maka hukum asal jual beli adalah mubah atau boleh. Ini artinya setiap orang islam bisa
melakukan akad jual beli ataupun tidak tanpa ada efek hukum apapun.

a.Al qur’an

‫هّٰللا ُ َواَ َح َّل‬ ‫وا َو َح َّر َم ْالبَ ْي َع‬


ۗ ‫الرِّ ٰب‬
Artinya:” Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. “

b.Hadis rasulullah Saw

َ‫ض َي َرافِ ٍع ب ِْن ِرفَا َعة‬ ِ ‫ي َأ َّن} َع ْنهُ هَّللا ُ َر‬ َ ُ ‫ ُسِئ َل َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه هَّللا‬: ُّ‫ب َأي‬
َّ ِ‫صلَّى النَّب‬ ْ ‫؟ َأ‬: ‫ َو ُكلُّ بِيَ ِد ِه ال َّرج ُِل َع َم ُل قَا َل‬، ‫ُور بَي ٍْع‬
ِ ‫طيَبُ ْال َك ْس‬ ٍ ‫ْالبَ َّزا ُر َر َواهُ { َم ْبر‬
ُ‫ص َّح َحه‬َ ‫ع َْن ْال َحا ِك ُم َو‬

Artinya:’Dari Rifa’ah bin Rafi’, Nabi pernah ditanya mengenai pekerjaan apa yang paling baik.
Jawaban Nabi, “Kerja dengan tangan dan semua jual beli yang mabrur” [HR Bazzar no 3731 dan
dinilai shahih oleh al Hakim]
c. ijmak

ijmak berarti kesepakatan para ulama. Syaikh ibnu Qudamah Ra. Menyatakan bahwa kaum
muslimin telah sepakat diperbolehkannya jual beli (bai’) karena mengandung hikmah yang
mendasar. Hikmah tersebut adalah bahwa setiap orang psti mempunyai ketergantungan
terhadap sesuatu yang dimiliki orang lain.

3.Rukun jual beli.

Rukun jual beli adalah ketentuan yang wajib ada dalam transaksi jual beli. Jika tidk terpenuhi
maka jual beli tidak sah. Mayoritas ulama menetapkan bahwa rukun jual beli ada 4 yaitu:

a. Penjual dan pembeli (aqidain)

b. Barang yang di perjual belikan (ma’qud alaih)

c. Alat nilai tukar pengganti barang.

4.Syarat jual beli.

a. syarat penjual dan pembeli (aqidain)

jual beli dianggap sah apablia penjual dan pembeli memenuhi syarat berikut:

1) Kedua belah pihak harus baligh, maksudnya baik penjual dan pembeli sudah dewasa.

2) keduanya berakal sehat.

3) Bukan pemboros (tidak suka membaziran barang)

4) Bukan paksaan yakni atas kehendak sendiri.

b. Syarat barang jual beli (ma’qud alaih)

adapun syarat barang yang diperjualbelikan sebagai berikut:

1) barang harus ada saat terjadi transaksi, jelas dan dapat dilihat atau diketahui kedua belah pihak.

2) Barang yang diperjualbelikan berupa harta yang bermanfaat.

3) Barang itu suci

4) Milik penjual

5) Barang yang dijual dapat dikuasai oleeh pembeli.

c. alat tukar menukar barang.


Alat tukar menukar haruslah alat yang bernilai dan diakui secara umum penggunannya.

1) Harga harus di sepakati kedua belah pihak dan disepakati jumlahnya.

2) Nilai kesepakatan itudapat di serahkan langsung pada waktu transaksi jual beli.

3) Apabila jual beli dilakukan secara barter (al-muqayyadah) bukan berupa uang tetapi berupa barang,
maka tidak boleh barang yang diharamkan.

d. Ijab dan Kabul

ijab dilakukan oleh pihak penjual sedangkan Kabul dilakukan oleh pembeli barang.

Ijab dapat dilakukan dengan kata –kata penyerahan dan penerimaan atau dapat juga berbentuk tulisan
seperti faktur, kuitansi atau nota dan lain sebagainya.

5. Macam-macam jual beli.

a. Jual beli yang sah.

Jual beli yang boleh dilakukan karena memenuhi rukun dan syarat jual beli sebagaimana yang dijelaskan
dalam Fikih islam.

b. Jual beli yang terlarang.

Jual beli yang terlarang artinya jual beli tidak memenuhi rukun dan syarat jual beli.

1) Jual beli sistem ijon.

Maksudnya jual beli sistem ijon adalah jual beli yang masih belum nyata buahnya ataupun belum ada
isinya.

2) Jual beli barang yang haram


Jual beli ini hukumnya tidak sah serta haram hukumnya, seperti jual beli minuman keras(khamr),
bangkai, darah atau daging babi.

3) Jual beli sperma hewan

Jual beli sperma hean tidak sah, karena sperma tidak dapat diketahui kadarnya dan tidak dapat diterima
wujudnya.

4) Jual beli anak binatang yang masih dalam kandungan induknya.

Hal ini dilarang karena belum jelas kemungkinannya ketila lahir hidup atau mati.

5) Jual beli barang yang belum dimiliki


Maksudnya adalah jual beli yang barangnya bekum diterima oleh pembeli dan masih berada di tangan
penjual pertama. Sedangkan pembeli kedua akan menjualnya kembali menerima barang itu.

6) Jual beli barang yang belum jelas.

Jual beli ini masih mengandung unsure (ketidakjelasan) dan cendrung berspekulasi, seperti menjual
buah-buhan yang belum nyata buahnya.

C .Jual beli yang sah, tetapi di larang agama.

Jual beli ini hukumnya sah, tetapi dilarang oleh agama karena adanya suatu sebab atau akibat yang tdiak
baik dari akad tersebut:

1) Jual beli pada saat khutbah jum’at

Larangan melakukan kegiatan jual beli pda saat khutbah dan shalat jum’at ini khusus bagi laki-laki
muslim yang wajib melaksanakan shalat jum’at. Berdasarkan QS.Al Jumu’ah [62]:9, jumhur ulama
sepakat bahwa jual beli pada saat dikumandangkan adzan kedua pada shalat jum’at(adzan menjelang
khutbah) hukumnya haram.

2) Jual beli dengan cara menghadang di jalan sebelum sampai pasar


Jual beli seperti ini memungkinkan penjual tidak mengetahui harga pasar yang sebenarnya sehingga
akan menjual dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar. Kemudian barag akan dibeli oleh
pembeli dengan harga yang sangat rendah, selanjutnya akan dijual kembali dengan harga yang tinggi.

3) Jual beli dengan niat menimbun barang

Jual beli ini sangat merugikan orang lain, tidak dibenarkan dan dilarang dalam ajaran islam. Praktik
penimbun biasanya ditujukan untuk menaikan harga. Hal ini dimungkinkan karena saat terjadi
penimbunan, stok menjadi langka dan orang menjadi berani untuk membeli dengan harga yang tinggi.

4) Jual beli dengan cara mengurangi ukuran dan timbangan

Dalam jual beli ini, penjual cendrung mmemainkan ukuran dan timbangan dengan tujuan mengurangi
hasil timbangan sehingga akan menghasilkan keuntungan yang jauh lebih banyak. Jual beli seperti ini
dilarang karena mengandung unsur penipuan.
5) Jual beli dengan cara mengecoh

Jual beli ini mengandung unsur penipuan dan menzalimi pembeli.

6) Jual beli yang masih dalam tawaran orang lain

Dilarang menjual barang yang masih dalam proses tawar menawar antara penjual dan pembeli atau
dalam masa khiyar. Kecuali jika suadah tidak ada kepastian dari orang tersebut atau ia sudah
membatalkan jual belinya.
B. KHIYAR

1. Pengertian khiyar

Kata Khiyar menurut bahasa artinya memilih antara dua pilihan. sedang kan menurut istilah khiyar ialah
hak memilih bagi penjual atau pembeli untuk meneruskan akad (transaksi) jual beli atau
membatalkannya. Khiyar hukumnya mubah bagi penjual dan oembeli dengan cara membuat
kesepakatan dalam akad jual beli.

Khiyar sangat bermanfaat bagi penjual dan pembeli, sehingga dapat memikirkan sejauh mana kebaikan
dan keburukannya agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari.

2. Dasar Hukum Khiyar

Hukum khiyar dalam jual beli menurut islam adalah mubah. Tetapi jika khiyar dipergunakan untuk
tujuan menipu atau berdusta maka hukumnya haram.

3.Macam-macam khiyar

Khiyar dibagi menjadi empat macam yaitu:

a. Khiyar Majlis

Khiyar Majlis adalah khiyar yang berlangsung selama penjual dan pembeli masih berada di tempat jual
beli. Jika penjual dan pembeli sudah berpisah maka hak khiyar sudah tidak berlaku lagi. Penjual sudah
tidak bias membatalkan transaksi jual beli sebagaimana pembeli tidak dapat meminta kembali uangnya
walauoun sudah mengembalikan barang. Ukuran berpisah disesuaikan dengan adat kebiasaan yang
berlaku di suatu daerah.

b. Khiyar syarat
khiyar syarat adalah hak penjual atau pembeli atau keduanya untuk melanjutkan atau membatalkan
transaksi jual beli selama masih dalam masa tenggang yang disepakati oleh kedua belah pihak. Adapun
ketentuan khiyar syarat sebagai berikut:

1) Khiyar syarat secara umum berlaku selama tiga hari tiga malam yang dimulai sejak terjadinya akad.
Namun hal tersebut bergantung sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak .

2) Jika masa khiyar telah lewat, maka transaksi jual beli tidak bisa di batalkan

3) Hak khiyar tidak dapat di wariskan, artinya jika pembeli meninggal dalam masa khiyar maka barang
menjadi milik ahli warisnya atau jika penjual yang meninggal pada masa khiyar, maka kepemilikan
barang secara otomatis menjadi hak pembeli.

4) Dalam khiyar syarat harus ditentukan tenggang waktunya secara cermat.

c. Khiyar Aibi

Maksud dari khiyar ini adalah pembeli mempunyai hak pilih untuk membatalkan jual beli atau
meneruskannya karena terdapat cacat pada barang yang dibelinya. Cacat barang tersebut dapat
mengurangi manfaat barang yang dibelinya. Adapun syarat barang cacat antara lain:

1) Cacat barang yang dibeli merupakan hal yang penting

2) Cacat yang ada sulit dihilangkan

3)Cacat barang terjadi ketika barang masih di tangan penjual

d. Khiyar ru’yah
yaitu hak bagi pembeli untuk meneruskan jual beli atau membatalkannya, karena obyek yang dibeli
belum dilihat ketika akad berlangsung. Khiyar Ru’yah ini berlaku untuk pembeli bukan untul penjual.
Pengertian ru’yah dalam konteks ini ialah mengetahui dan melihat sesuatu menurut cara yang
seharusnya, bukan hanya sekedar melihat saja tetapi juga meneliti , membuka, dan membolak-balikan.
Kalau sekedar melihat saja, maka bukan dinamakan ru’yah.

4.Hikmah khiyar

Khiyar mengandung hikmah, diantaranya:

a. menghindarkan penyesalan yang terjadi sejak diiantara kedua belah pihak, yakni penjual dan pembeli
atau salah satunya.

b. Memperkecil kemungkinan adanya penipuan dalam jual beli

c.mendidik penjual dan pembeli agar lebih bersikap hati-hati, cermat, dan teliti dalam bertransaksi

d. Menguatkan sikap rela sama rela antara penjual dan pembeli.

e. menumbuhkan sikap toleransi antar kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai