MENURUT MAZHAB
HANAFI,MALIKI,HANBALI,SYAFI’I
KELOMPOK 11
IKHSAN MUHAMMAD SYAFI (22103041078)
DHIMAS ADHITIYA DHARMAWAN (22103041085)
C. Ulama Syafi’i
syarat yang berkaitan dengan aqid, shigat, dan ma‟qud alaih. Persyaratan tersebut adalah:
a. Syarat Aqid
1. Dewasa atau sadar
2. Tidak dipaksa atau tanpa hak
3. Islam
4. Pembeli bukan musuh
SYARAT DAN RUKUN JUAL BELI
MENURUT 4 MAZHAB
b. Syarat shigat
1.Berhadap-hadapan
2. Qabul diucapkan oleh orang yang dituju dalam ijab
3.Harus menyebutkan barang atau harga
4.Ketika mengucapkan shigat harus mengucapkan niat
5.Pengucapan ijab dan kabul harus sempurna
c. Syarat Ma’qud ‘alaih (barang)
6.Suci
7.Bermanfaat
8.Dapat diserahkan
9.Barang milik sendiri atau menjadi wakil orang lain
10.
Jelas dan diketahui oleh kedua orang yang melakukan akad
SYARAT DAN RUKUN JUAL BELI
MENURUT 4 MAZHAB
D. Ulama Hanbali
persyaratan jual beli terdiri atas sebelas syarat, baik dalam aqid, shigat dan ma’qud ‘alaih
a. Syarat Aqid
1. Dewasa
2. Ada keridhaan
Ulama hambali menghukumi makruh bagi orang yang menjual barangnya karena terpaksa atau
karena kebutuhan yang mendesak dengan harga diluar lazim.
b. Syarat Shigat
1. Berada ditempat yang sama
2. Tidak terpisah
3. Tidak dikaitkan dengan sesuatu
SYARAT DAN RUKUN JUAL BELI
MENURUT 4 MAZHAB
1. Paksaan/Intimidasi (Ikrah).
Ikrah yakni memaksa pihak lain secara melanggar hukum untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
ucapan atau perbuatan yangtidak disukainya dengan gertakan atau ancaman sehingga menyebabkan
terhalangnya hak seseorang untuk bebas berbuat dan hilangnya kerelaan.
2. Kekeliruan atau kesalahan (Ghalath).
Kekeliruan yang dimaksud adalah kekeliruan pada obyek akad atau kontrak.Kekeliruan bisa terjadi pada
dua hal yaitu pada zat (jenis) obyek, seperti orang membeli cincin emas tetapi ternyata cincin itu terbuat
dari tembaga dan pada sifat obyek kontrak, seperti orang membeli baju warna ungu, tetapi ternyata warna
abu-abu. Bila kekeliruan pada jenis obyek, akad itu dipandang batal sejak awal atau batal demi hukum. Bila
kekeliruan terjadi pada sifatnya akad dipandang sah, tetapi pihak yang merasa dirugikan berhak memfasakh
atau bisa mengajukan pembatalan ke pengadilan.
HAL – HAL YANG MERUSAK AKAD JUAL BELI
a. Rasulullah memerintahkan para pedagang untuk selalu berbuat baik, jujur dan bersedekah.
b. Rasulullah memerintahkan untuk bersikap murah hati dan memberi kemudahan dalam menjual dan
membeli.
c. Rasulullah menunaikan hak orang lain dengan sebaik-baiknya dan beliau pun menganjurkan perbuatan
demikian.
d. Rasulullah menganjurkan penjual untuk menerima jika pembeli mengembalikan barang yang telah
dibeli.
e. Rasulullah melakukan penawaran saat membeli, tapi beliau tidak membuat rugi barang dagangan
mereka.
f. Beliau juga memerintahkan untuk memberikan tangguh bagi orang yang kesulitan membayar hutang
dalam waktu yang ditentukan, atau dibebaskan sekalian
HAL HAL YG MAKRUH DALAM JUAL BELI
Hal hal makruh dalam jual beli dalam islam siantaranya adalah berikut ini :
1. bersaing dalam penawaran
2. Penipuan dll.
KESIMPULAN
Jual beli dalam bahasa Arab disebut dengan al-bai’ adalah menukarkan sesuatu dengan sesuatu. Imam Taqiyuddin Al-Hisni dalam kitabnya
Kifayatul Akhyar mengatakan bahwa Al-Bai‟ dalam bahasa Arab adalah memberikan sesuatu dengan ganti sesuatu yang sebanding.
• Menurut madzhab Hanafi, jual beli mengandung dua makna, yakni:
Makna khusus, yaitu menukarkan barang dengan dua mata uang, yakni emas dan perak dan yang sejenisnya. Kapan saja lafal
diucapkan, tentu kembali kepada arti ini.
• Menurut Madzhab Maliki, yakni :
Definisi untuk seluruh satuannya bai‟ (jual beli), yang mencakup akad sharf, salam (jual beli dengan cara titip) dan lain sebagainya.
• Madzhab Syafi‟i mendefinisikan bahwa jual beli menurut syara‟ ialah akad penukaran harta dengan harta dengan cara tertentu
• Menurut ulama Hambali jual beli menurut syara‟ ialah menukarkan harta dengan harta atau menukarkan manfaat yang mubah dengan suatu
manfaat yang mubah pula untuk selamanya.
SILAHKAN BERTANYA