BELI
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
3. Madzhab Syafe’iyah
Ulama Syafi’iyah mensyaratkan 22 syarat, yang berkaitan dengan adiq, shighat, dan
ma’qud’alaih. Persyaratan tersebut adalah :
Syarat Aqid
a. Dewasa atau sadar.
b. Tidak dipaksa atau tanpa hak
c. Islam
d. Pembeli bukan musuh
II. Syarat Sighat
Berhadap-hadapan
Ditujukan pada seluruh badan yang akad
Qabul diucapkan oleh orang yang dituju dalam ijab
Harus menyebutkan barang atau harga
Ketika mengucapkan shighat disertai niat
Pengucapaan ijab dan qabul, jual beli yang dilakukannya batal
Ijab qabultidak terpisah
Tidak berubah lafazh
Antara ijab dan qabul tidak terpisah dengan pernyataan lain
Bersesuaian dengan ijab dan qabul secara sempurna
Tidak dikaitkan dengan sesuatu
Tidak dikaitkan dengan waktu
III. Syarat Mau’qad’alaih (barang)
Suci
Bermanfaat
Dapat diserahkan
Barang milik sendiri atau menjadi wakil orag lain
Jelas dan diketahui oleh kedua orang yang melakukan akad
4. Mazbah hambali
Menurut ulama hanabilah, persyaratan jual beli terdiri atas 11 syarat, baik dalam
aqid,shighat, dan ma’qud ‘alaih :
Syarat Aqid
- Dewasa
- Ada Keridhaan
b. Syarat Shighat
- Berada ditempat yang sama
- Tidak terpisah, antara ijab dab qabul .
- Tidak dikaitkan dengan sesuatu
Jual beli dapat dibagi menjadi beberapa macam sesuai dengan sudut pandang yang
berbeda sebagai berikut:
a) Jual beli dilihat dari sisi obyek dagangan, dibagi menjadi:
1) Jual beli umum, yaitu menukar uang dengan barang. Jual beli sebagaimana yang
dilakukan layaknya masyarakat umum disekeliling kita.
2) Jual beli ash sharf, yaitu penukaran uang dengan uang. Saat ini seperti yang
dipraktekkan dalam penukaran mata uang asing.
3) Jual beli muqabadlah, jual beli barter, jual beli dengan menukar barang dengan
barang.
b).Jual beli dilihat dari sisi cara standarisasi harga:
1.Jual beli yang memberi peluang bagi calon pembeli untuk menawar barang
dagangan, dan penjual tidak memberikan informasi harga beli
2.Jual beli amanah, jual beli dimana penjual memberitahukan harga beli barang
dagangannya dan mungkin tidaknya penjual memperoleh laba. Jual beli jenis ini
dibagi lagi menjadi tiga jenis:
a)Murabahah
b)Wadli’ah
c)Jual beli tauliyah
3. Jual beli muzayadah (lelang), yakni jual beli dengan cara penjual menawarkan
barang dagangannya, lalu pembeli saling menawar dengan menambah jumlah
pembayaran dari pembeli sebelumnya, lalu si penjual akan menjual dengan
harga tertinggi dari para pembeli tersebut
4. Jual beli munaqadlah (obral), yakni pembeli menawarkan untuk membeli barang
dengan kriteria tertentu lalu para penjual berlomba menawarkan dagangannya.
5. Jual beli muhathah, yaitu jual beli barang dimana penjual menawarkan diskon
kepada pembeli. Jual beli jenis ini banyak dilakukan oleh super market/mini
market untuk menarik pembeli.
JUAL BELI YANG DILARANG ISLAM
Berkenaan dengan jual beli, yang dilarang dalam islam Wahbah Al-Juhalili meringkasnya
sebagai berikut :
Jual beli benda yang tidak ada atau dikhawatirkan tidak ada.
Jual beli barang yang tidak dapat diserahkan
Jual beli gharar.
Jual beli barang-barang haram dan najis
Jual beli air
Jual beli yang tidak ada pada penjual
Jual beli buah-buahan
4. Terlarang sebab syara’
Terdapat perbedaan pendapat di antara ulama tentang jual beli dengan dua harga. Mazhab Hanafi
menyatakan jual beli tergolong fasad, karena faktor harga tidak jelas. Namun transaksi itu menjadi sah
jika pembeli menyetujui salah satu dari harga tunai atau kredit.
Ada Sebagian kaum muslim yang memahami bahwa harga jual beli kredit haruslah sama
harganya dengan harga jual beli tunai. Mereka berpendapat jika harganya tidak sama, maka itu
terjatuh pada riba. Jual beli semacam ini adalah dua akad jual beli yang hukumnya haram karena tidak
dipastikan salah satu harga jual belinya
Jadi kesimpulannya, boleh saja seseorang menawarkan barang dengan dua harga atau bahkan banyak
harga, tetapi dengan kesepakatan (akad jual belinya) wajib disepakati dengan satu harga saja.
TERIMA KASIH