Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

TENTANG PEMANFAATAN KAPASITAS

PROGRAM STUDI : S1 MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

1. Agus Muhlisin 2019514903


2. Alfina Okki Ismawati 2019514900
3. Dhiya Nabilasari Widagdo.P 2019514873
4. Delivia Valentina Santia.P 2019514865
5. Putra Bela Nuswantara 2019514893
6. Sherenanda Deria.P 2019514914
7. Salsabila Aufa.Y 2019514889
8. Vivi Arlita 2019514918

STIE ADI UNGGUL BHIRAWA SURAKARTA(AUB)


2020
MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

TENTANG PEMANFAATAN KAPASITAS

PROGRAM STUDI : S1 MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

1. Agus Muhlisin 2019514903


2. Alfina Okki Ismawati 2019514900
3. Dhiya Nabilasari Widagdo.P 2019514873
4. Delivia Valentina Santia.P 2019514865
5. Putra Bela Nuswantara 2019514893
6. Sherenanda Deria.P 2019514914
7. Salsabila Aufa.Y 2019514889
8. Vivi Arlita 2019514918

STIE ADI UNGGUL BHIRAWA SURAKARTA(AUB)


2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dalam rangka
pemenuhan tugas Manajemen Operasional. Karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan
Kapasitas” merupakan tugas dalam upaya untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan perencanaan kapasitas, serta mempelajari beberapa masalah mengenai perencanaan
kapasitas.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman sekelompok yang telah banyak
memberi masukan dan dorongan dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini penulis masih
jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun penulis tunggu demi kemajuan
penulis di masa mendatang. Semoga Makalah ini bermanfaat.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penelitian 2

1.3 Rumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 4

2.1 Pengertian Kapasitas 4

2.2 Pertimbangan Kapasitas 5

2.3 Manajemen permintaan dan kapasitas dalam bidang jasa 7

2.4 Manajemen Kapasitas 8

2.5 Perencanaan Kapasitas 9

2.6 Analisis Titik Impas 10

2.7 Menerapkan Analisis Investasi Terhadap Investasi yang Dipacu oleh Strategi 11

BAB III PENUTUP 13

3.1 Kesimpulan 13

3.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini sebagai seorang Manajer Operasional, harus mampu
meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Salah satunya adalah
meramalkan perencanaan produksi, yakni perencanaan kapasitas. Perencanaan kapasitas
produksi sangat dibutuhkan dalam menentukan tujuan perusahaan dimana perusahaan
harus memperhatikan perencanaan produksi yang disesuaikan permintaan pasar. Dengan
adanya permintaan produksi berarti jumlah barang yang tersedia paling tidak menyamai
jumlah barang di pasar agar tidak mengalami masalah kekurangan atau kelebihan barang.
Karena jika permintaan pasar tidak terpenuhi akibat kurangnya pasokan pada pasar,
maka konsumen akan mencari produk lain yang serupa, dan hal itu merugikan
perusahaan karena laba yang di dapat minimal sesuai pasokan produk yang minimal
juga. Begitu juga, jika perusahaan terlalu banyak memberikan pasokan produk tanpa
disertai minat yang besar dare konsumen, perusahaan akan mengalami kerugian karena
penumpukan produk di pasar yang akan dikembalikan pada perusahaan.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, perusahaan harus meminimalkan biaya


produksi tanpa mengurangi kualitas produk dan memanfaatkan bahan baku seefisien
mungkin tanpa mengurangi mutu bahan baku. Maka, perencanaan kapasitas sangat
berperan penting dalam hal ini, dan seorang Manajer Operasional, harus mampu
merencanakan kapasitas produksi dengan biaya yang seefisien mungkin dan kualitas
yang baik, serta sesuai dengan permintaan pasar, sebagaimana pengertian dare kapasitas
itu sendiri, yakni :

1. Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau jumlah
unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas
pada suatu periode waktu tertentu.
2. Kapasitas dari bahasa Belanda; capaciteit adalah:
a. daya tampung, daya serap
b. ruang atau fasilitas yang tersedia
c. kemampuan (maksimal)
3. Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode
tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode
waktu tersebut.
4. Desaign capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik yang dirancang
5. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang menunjukkan bahwa
fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksi
6.  Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan sebagai
“sasaran”  pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan para operator mesin.
7. Actual/operating  capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu selama
periode-periode waktu yang telah lewat
8. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dapat dicapai
melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan dengan kerja lembur,
menambah tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan, mengurangi jam
istirahat, dll

Dari beberapa definisi atau pengertian kapasitas tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam memproduksi suatu produk yang akan dijual di pasar, maka
seorang Manajer Operasional harus bisa memprediksi berapa jumlah produk yang
diminta pasar, melalui perencanaan kapasitas, dengan tujuan agar tidak terjadi
kekurangan atau kelebihan produk di pasar, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.

Setiap bentuk organisasi atau perusahaan apapun bentuknya pasti akan


membutuhkan perencanaan kapasitas sebelum melakukan proses produksi, karena
menyangkut masa depan perusahaan kedepannya, sekecil apapun usaha yang dijalani
oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Sehingga semankin tepatnya perencanaan
kapasitas yang dilakukan, maka semakin besar keuntungan dan kecil kemungkinannya
sebuah perusahaan mengalami kerugian dalam jumlah besar.

1.2 Tujuan Penelitian

Dalam penyusunan makalah ini, tentunya terdapat tujuan yang ingin dicapai oleh
kami, yakni untuk memenuhi tugas Manajemen Operasional dan mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan perencanaan kapasitas, serta mempelajari beberapa masalah
mengenai perencanaan kapasitas.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini, diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan Kapasitas ?


2. Bagaimana proses perencanaan kapasitas ?
3. Apa saja jenis kapasitas ?
4. Bagaimana cara menghitung perencanaan kapasitas ?
5. Pendekatan apa saja yang dapat dilakukan dalam perencanaan kapasitas ?
6. Permasalahan apa saja yang timbul dalam perencanaan kapasitas, beserta solusinya?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kapasitas

Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemrosesan (throughput), atau


jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah
fasilitas pada suatu periode waktu tertentu. Kapasitas sering menentukan persyaratan
modal sehingga mempengaruhi sebagian besar dari biaya tetap. Kapasitas juga
menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi, atau apakah fasilitas yang ada akan
berlebih. Oleh karena itu, dengan tujuan pencapaian tingkat utilisasi tinggi dan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi, penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
Perencanaan kapasitas dapat dilihat dalam tiga horizon waktu, diantaranya :

1. Kapasitas jangka panjang (lebih dari 1 tahun) merupakan suatu fungsi penambahan
fasilitas dan peralatan yang memiliki lead time yang panjang.
Terdapat 5 cara untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek, yaitu:
a. Meningkatkan jumlah sumber daya, seperti :
- penggunaan kerja lembur
- penambahan regu kerja
- memberikan kesempatan kerja secara part time
- sub kontrak
- kontrak kerja
b. Memperbaiki penggunaan sumber daya, melalui:
- mengatur regu kerja
- menetapkan jadwal
c. Memodifikasi produk, yaitu:
- menentukan standar produk
- melakukan perubahan jasa operasi
- melakukan pengawasan kualitas
d. Memperbaiki permintaan, yaitu:
- melakukan perubahan harga
- melakukan perubahan promosi
e. Tidak memenuhi permintaan, yaitu:
- tidak mensuplai semua permintaan
2. Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan), kita dapat menambah peralatan, karyawan
dan jumlah giliran kerja; melakukan subkontrak dan dapat membuat atau
menggunakan persediaan.
3. Kapasitas jangka pendek (kurang dari 3 bulan), perhatian utamanya biasanya terletak
pada penjadwalan tugas dan karyawan, serta pengalokasian mesin. Dalam jangka
pendek ini biasanya sulit digunakan.

Kapasitas terbagi kedalam dua, yakni Kapasitas Desain dan Kapasitas Efektif.
Kapasitas Desain (design capacity) adalah output maksimum system secara teoritis pada
suatu periode waktu tertentu dengan kondisi yang ideal. Kapasitas desain biasanya
dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu. Meskipun penentuan kapasitas dapat diukur,
namun bagi beberapa organisasi, penentuan kapasitas menjadi sulit. Sebagian organisasi
mengoperasikan fasilitasnya pada tingkat yang lebih rendah dari kapasitas desainnya.
Kapasitas Efektif (effective capacity) adalah kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai
oleh sebuah perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang. Kapasitas
efektif biasanya lebih rendah daripada kapasitas desain, karena fasilitas yang ada
mungkin telah dirancang untuk versi produk sebelumnya atau bauran produk yang
berbeda daripada yang sekarang. Untuk mengukur kinerja system, biasanya dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni:

1. Utilasi (utilization) adalah persentase dari kapasitas desain yang sesungguhnya telah
dicapai.
2. Efisiensi (efficiency) adalah persentase dari kapasitas efektif yang sesungguhnya telah
dicapai.

Kapasitas desain, utilasi dan efisiensi merupakan ukuran-ukuran penting bagi


seorang manajer opersi. Akan tetapi, para manajer perlu mengetahui output yang
diperkirakan dari sebuah fasilitas atau sebuah proses. Output yang diperkirakan
terkadang mengacu pada kapasitas yang dinilai. Dengan memiliki pengetahuan mengenai
kapasitas efektif dan kapasitas efisiensi, manajer dapat menemukan output yang
diperkirakan dari suatu fasilitas. Jika output yang diperkirakan tersebut tidak mencukupi,
kapasitas tambahan mungkin akan diperlukan.

2.2 Pertimbangan Kapasitas


Selain integrasi strategi dan investasi yang kett, ada empat pertimbangan khusus
bagi terciptanya keputusan yang baik mengenai kapasitas, diantaranya :

1. Ramalkan permintaan secara akurat ; sebuah peramalan yang akurat merupakan hal yang
paling pokok bagi keputusan kapasitas. Apapun produk barunya, prospeknya, dan siklus
hidup produk yang ada  sekarang haruslah ditentukan. Manajemen harus mengetahui
produk yang sedang dihentikan produksinya, begitu juga volume yang diperkirakan.
2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas ; jumlah alternative yang tersedia
mungkin cukup banyak, tetapi setelah volume ditentukan, keputusan teknologinya dapat
dipadu dengan analisis biaya, kebutuhan sumber daya manusia, kualitas dan kehandalan.
3. Temukan tingkat operasi (volume) yang optimal; teknologi dan peningkatan kapasitas
kerap menentukan ukuran optimal sebuah fasilitas.
4. Dibuat untuk perubahan; dalam dunia yang cepat berubah, perubahan tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu, manajer operasi harus menciptakan fleksibilitas dan fasilitas.
Bangunan dan peralatan dapat dirancang sedemikian rupa, sehingga siap untuk menerima
perubahan untuk mengakomodasi perubahan produk, bauran produk, dan proses dimasa
mendatang.

Walaupun terdapat peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun sesuai dengan
peramalan tersebut, dapat terjadi ketidakcocokan antara permintaan actual dan kapasitas
yang tersedia. Ketidakcocokan ini dapat berarti permintaan melebihi kapasitas, atau
kapasitas melebihi permintaan.

a. Permintaan melebihi kapasitas


Jika permintaan melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan
menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang, dan
mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal. Walaupun demikian, karena fasilitas
yang tidak mencukupi ini mengurangi keuntungan di bawah yang mungkin dapat
dicapai, solusi jangka panjang biasanya dilakukan dengan meningkatkan kapasitas.
b. Kapasitas melebihi permintaan
Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaan mungkin perlu merangsang
permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin
menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk. Saat permintaan
pelanggan yang menurun digabungkan dengan proses yang kuno dan tidak fleksibel,
pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik mungkin harus dilakukan untuk
menyesuaikan kapasitas dengan permintaan.
c. Penyesuaian pada permintaan musiman
Pola permintaan musiman tau siklus  permintaan merupkan tantangan lain pada
kapasitas.Pada kasus seperti iu, manajemen dapat menawarkan produk dengan pola
permintaan yang saling melengkapi-yaitu produk yang salah satu jenisnya memiliki
permintaan tinggi,dan jenis lainnya memiliki permintaan rendah.

Terdapat beragam taktik untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan yang ada,
pilihan untuk menyesuaikan kapasitas meliputi:

1. Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi jumlah karyawan atau giliran
kerja)
2. Menyesuaikan peralatan (termasuk membeli mesin tambahan,menjual atau menyewakan
peralatan yang ada)
3.  Memperbaiki proses untuk meningkatkan hasil produksi
4.  Merancang ulang produknya untuk meningkatkan hasil produksi
5. Menambahkan fleksibilitas proses untuk memenuhi preferensi produk yang berubah
secara lebih baik
6. Menutup pabrik

2.3 Manajemen permintaan dan kapasitas dalam bidang jasa

Dalam bidang jasa ,menjadwalkan pelanggan adalah manajemen permintaan,dan


menjadwalkan tenaga kerja dalah manajemen kapasitas.

1. Manajemen Permintaan
Saat permintaan dan kapasitas cukup sejalan,manajemen permintaan kerap
dapat ditangani dengn membuat janji,reservasi atau aturan ”siapa dating leebih dulu
dilayani lebih dulu”. System membuat perjanjian berlaku pada bisnis seperti Dokter
dan kantor pengacara. Sistem reservasi berfungsi baik dalam perusahaan penyewaan
kendaraan,hotel.dan beberapa restoran sebagai cara meminimalkan waktu tunggu
pelanggan dan menghindari kekecewaan akibat pelayanan yang tidak dapat dipenuhi.
Dalam toko eceran,kantor pos,atau restoran siap saji,aturan siapa dilayani
lebih dulu untuk melayani pelanggan mungkin sudah cukup.setiap industri
mengembangkan pendekatannya masing masing untuk menyesuaikan permintaan dan
kapasitasnya.pendekatan laen yang lebih agresif terhadap manajemen permintaan
termasuk berbagai variasi diskon .
2. Manajemen Kapasitas
Saat mengelola permintaan tidak mungkin untuk dilakukan,maka mengelola
kapasitas melalui perubahan dalam staf penuh waktu,paruh waktu,atau temporer dapat
dijadikan pilihan. Ini merupakan pendekatan yang dilakukan dibanyak serta jasa.

2.4 Manajemen Kapasitas (Capacity Management)

Pada dunia bisnis manajemen kapasitas bertanggung jawab untuk memastikan


bahwa kapasitas insfrastrktur yang ada dapat memberikan kebutuhan akan pemintaan
pelanggan dengan cara yang efektif dan waktu yang efisien.

Tujuan utama dari penggunaan manajemen kapasitas adalah menemukan


keseimbangan antara :

1. Kapasitas dan harga ,untuk memastikan bahwa pengolahan kapasitas yang ada dapat
diperhitungkan dalam kebutuhan bisnis maupun untuk penggunaan sumber daya yang
efisien
2. Penyediaan (supply) dan permintaan (demand), untuk memastikan proses penggunaan
sumber daya yang ada sesuai dengan permintaan yang ada.

Jadi manajemen kapasitas berkaitan erat dengan proses identifikasi dari bisnis yang ada
dengan kebutuhan yang akan datang sesuai dengan permintaan yang ada dengan biaya yang
efektif . Dalam proses identifikasi ini yang perlu di ingat adalah keberhasilan aktifitas
manajemen operasi akan memerkecil resiko bisnis.

Proses yang dapat diturunkan dari kapasitas manajemen berupa :

1. Kapasitas manajemen dalam bisnis


2. Kapasitas manajemen dalam pelayanan
3. Kapasitas manajemen dalam sumberdaya

Menurut jenis keputusan yang akan dilakukan pihak manajemen dalam manajemen
kapasitas, manajemen kapasitas dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu
Jenis Keputusan
Level Strategis -      Keputusan berdasarkan permintaan/kebutuhan
pasar

-      Keputusan berdasarkan adanya keperluan


perluasan ataupun penyesuaian infrastruktur
Level Taktis Keputusan berdasarkan keperluan infrastruktur dan
interkoneksi
Level Operasional Manajemen kapasitas Real-Time: control dan penangan
dari alur transformasi

2.5 Perencanaan kapasitas  

Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan dapat menjadi prosedur rumit yang
sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa mendatang. Jika permintaan barang
dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka penentuan
kebutuhan kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Penentuan kapasitas biasanya
berlangung dua tahap. Pada tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan
model tradisional. Tahap kedua , peramalan digunakan untuk menentuakn kebutuhan
kapasitas serta peningkatan ukuran untuk setiap penambahan kapasitas. Pertumbuhan
permintaan biasanya terjadi secara bertahap dalam unit yang kecil, sementara
penambahan kapasitas biasanya terjadi secara serentak dalam unit yang besar.

Terdapat empat pendekatan yang dapat dilakukan untuk pencapaian kapasitas


yang baru, diantaranya:

1. Permintaan yang mendahului dengan perluasan bertahap


2. Permintaan yang mendahului dengan perluasan setahap
3. Permintaan yang terlambat dengan perluasan bertahap
4. Upaya pencapaian kapasitas rata-rata yang sejalan dengan perluasan bertahap

Kapasitas berlebih yang  dihasilkan dari perencanaan pada figure (a) Permintaan
yang mendahului dengan perluasan bertahap  dan (b) Permintaan yang mendahului
dengan perluasan setahap, memberikan fleksibilitas bagi para manajer operasi. Kapasitas
tambahan bisa diterapkan dalam berbagai usaha, diantaranya perhotelan (penambahan
jumlah kamar) dan manufaktur. Kapasitas tambahan juga membuat manajemen dapat
mempersiapkan persediaan yang berlebih, yang kemudian dapat menunda pengeluaran
modal dan gangguan yang datang dengan penambahan kapasitas baru.

Alternative a (permintaan yang mendahului dengan perluasan bertahap) dan b


(permintaan yang mendahului dengan perluasan setahap) mendahului kapasitas, artinya
mencapai kapasitas yang selalu melebihi permintaan. Akan tetapi, pada figure c
(permintaan yang terlambat dengan perluasan bertahap), menunjukan sebuah pilihan di
mana kapasitas terlambat dari permintaan, mungkin dengan menggunakan waktu lembur
atau subkontrak untuk mengatasi permintaan berlebih. Pada figure d (upaya pencapaian
kapasitas rata-rata yang sejalan dengan perluasan bertahap) mencoba untuk membuat
kapasitas rata-rata yang terkadang kurang dari permintaan dan lebih dari permintaan.
Pada banyak kasus, factor subjektif yang sangat banyak kerap sulit dihitung dan diukur.
Factor-faktor ini meliputi pilihan teknologi, strategi pesaing, persyaratan bangunan,
biaya modal, pilihan sumber daya manusia, hukum, serta peraturan local dan Negara
bagian.

2.6 Analisis Titik Impas

Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk menetpkan kapasitas yang
harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan keuntungan. Tujuannya adalah
menemukan sebuah titik, dalam satuan dolar dan unit, dimana biaya sama dengan
keuntungan. Perusahaan harus beroperasi diatas tingkat ini untuk mencapai keuntungan.
Analisis ini membutuhkan perkiraan biaya tetap, biaya variable dan pendapatan.

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tetap ada walaupun tidak ada satupun
unit yang diproduksi. Contohnya adalah penyusutan, pajak, utang dan pembayaran
hipotek. Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang bervariasi sesuai dengan
banyaknya unit yang diproduksi. Komponen utama biaya variable adalah biaya tenaga
kerja dan bahan. Namun, biaya-biaya lain seperti biaya listrik dan air yang bervariasi
sesuai dengan banyaknya unit yang diproduksi juga merupakan biaya variable.
Kontribusi merupakan perbedaan antara harga jual dan biaya variable, dimana apabila
kontribusi total melebihi biaya tetap total akan tercapai laba bersih.

Elemen lain dalam titik impas adalah fungsi pendapatan, dimana saat fungsi
pendapatan memotong garis biaya total, terdapat titik impas dengan bidang keuntungan
di sebelah kanan dan kerugian sebelah kiri. Dalam model dasar titik impas didasari oleh
sejumlah asumsi. Dimana biaya dan pendapatan ditunjukan sebagai garis lurus.
Walaupun demikian, baik biaya tetap maupun biaya variable tidak harus selalu berbentuk
garis lurus.

Untuk menganalisis titik impas, maka dapat dilakukan melalui beberapa


pendekatan , yakni :

1. Pendekatan Grafik
Langkah pertama dari pendekatan grafik terhadap analisis titik impas adalah
menentukan biaya-biaya tetap dan menjumlahkannya. Biaya tetap digambarkan
sebagai garis horizontal. Sedangkan biaya variable diperkirakan dengan analisis
tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain yang berkaitan dengan produksi setiap unit.
Baik informasi biaya tetap, maupun biaya variable biasanya tersedia di departemen
keuangan perusahaan ataupun departemen teknik industry.
2. Pendekatn Aljabar
Pendekatan ini, berkaitan dengan rumus, yang berkaitan dengan titik impas dalam unit
dan dolar, dimana titik impas akan terjadi saat pendapatan total sama dengan biaya
total, maka :
TR = TC atau Px = F + Vx
Namun rumus yang digunakan untuk memperoleh titik impas dalam unit dan titik
impas dalam dolar berbeda.
Titik impas dalam unit memberikan pandangan tambahan bagi manajer terhadap
realism dari peramalan penjualan yang telah dilakukan menandai berapa yang harus
terjual setiap hari secara cepat. Setelah analisis titik impas dilakukan, dianalisis, dan
dipertimbangkan layak, keputusan jenis dan kapasitas peralatan yang diperlukan dapat
diambil. Jika kebutuhan kapasitas bergantung pada suatu ketidakpasian yang sifatnya
signifikan, maka model probabilitasnya mungkin saja tepat.

Satu teknik untuk membuat keputusan perencanaan kapasitas yang sukses dengan
permintaan yang tidak pasti adalah teori keputusan yang meliputi penggunaan pohon
keputusan. Poho keputusan membutuhkan identifikasi alternatif dan berbagai keadaan.
Dengan menetapkan nilai kemunginan pada beragam keadaan, keputusan yang
memaksimumkan nilai yang diperkirakan dari alternatif-alternatifnya dapat kita buat.

2.7 Menerapkan Analisis Investasi Terhadap Investasi yang Dipacu oleh Strategi


Net present value merupakan nilai terpotong dari penerimaan kas di masa depan.
Sebagai permulaannya, kita perlu mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Anuitas
adalah jenis investasi, dimana investasi tersebut menghasilkan sederetan nilai uang yang
sama dan seragam. Nilai sekarang dari serangkaian jumlah yang seragam merupakan
perluasan dari satu buah nilai sekarang. Metode net present value merupakan salah satu
metode terbaik untuk memeringkatkan berbagai alternatif investasi. Prosedurnya
sederhana, cukup dengan menghitung present value dari semua arus uang untuk setiap
alternatif investasi. Saat harus memilih diantara beberapa alternatif investasi, pilihlah
investasi dengan net present value yang tinggi.

Walaupun net present value merupakan salah satu pendekatan terbaik untuk
mengevaluasi berbagai alteratif investasi, net present value memiliki beberapa
kelemahan. Berikut keterbatasan dari pendekatan ini :

1. Investasi dengan net present value yang sama mungkin memiliki proyeksi waktu dan nilai
sisa yang sangat berbeda.
2.  Investasi dengan net present value yang sama mungkin memiliki arus uang yang berbeda.
Arus uang yang berbeda dapat membuat perbedaan yang sangat berarti dalam
kemampuan perusahaan membayar tagihannya.
3. Diasumsikan bahwa tingkat suku bunga masa depan diketahui, padahal kenyataannya
tingkat suku bunga masa depan tidak dapat diketahui
4. Pembayaran selalu dilakukan pada akhir setiap periode (minggu, bulan, atau tahun) yang
mungkin saja tidak selalu demikian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan kapasitas merupakan suatu perencanaan produksi yang dilakukan oleh


seorang Manajer Operasional yang berkaitan dengan jumlah unit yang dapat ditangani,
diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode waktu
tertentu. Perencanaan kapasitas ini dilakukan agar perusahaan mampu mengukur berapa
besar permintaan pasar terhadap barang yang diproduksi oleh sebuah perusahaan,
sehingga tidak terjadi penumpukan produk di pasar ataupun kelangkaan atau kekurangan
pasokan produk yang diminta pasar, sehingga tidak terjadi tingkat kerugian, atau hanya
dalam jumlah yang kecil.

Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan perencanaan kapasitas, begitu juga cara
yang bisa digunakan dalam menghitung ketepatan perencanaan kapasitas, sehingga
memudahkan Manajer Operasional dalam menentukan perencanaan kapasitas. Namum
tidak semua cara bisa digunakan, tergantung jangka waktu yang digunakan oleh
perusahaan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Semua itu bergantung pada
situasi dan kondisi yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri, terutama kondisi
keuangannya.

Semakin tinggi tingkat permintaan pasar, maka semakin baik karena mengakibatkan
semakin menambah laba yang didapat. Sebaliknya, semakin sedikit permintaan pasar,
maka semakin buruk karena menyebabkan penumpukan barang produksi sehingga
menimbulkan kerugian besar yang mungkin mengakibatkan gulung tikar.

3.2 Saran

Sebaiknya suatu perusahaan sebelum memproduksi suatu barang harus melihat situasi
pasar seperti kebutuhan konsumen , trend/mode ,dan lain-lain. Sehingga perusahaan dapat
memperkecil atau menekan kerugian yang akan dihadapi perusahan .

Namun jangka waktu, situasi dan kondisi juga harus diperhitungkan secara matang
dan tepat agar perusahan dapat mencapai tujuan dan memperoleh laba ,serta
meminimalisir kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

http://mariasulaiman.blogspot.com/2013/12/makalah-mgtoprasional-
kapasitas_1045.html

Anda mungkin juga menyukai