Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
1.1 Pengertian Kapasitas.................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Kapasitas..................................................................................4
2.3 Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang dan Jangka Pendek.....................5
2.4 Metode Perencanaan Kapasitas Produksi..................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam teori ekonomi, kegiatan perusahaan adalah memproduksi sampai


kepada tingkat di mana keuntungan mencapai jumlah yangmaksimum. Sehingga
tujuan memaksimumkan keuntungan merupakantujuan yan paling penting. Di
mana dalam teori ekonomi tidak membedakanapakah perusahaan itu perusahaan
pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan itu berbentuk perusahaan
perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas. Untuk tujuan itu,
perusahaan menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan
faktor-faktor produksi dengan cara yang seefisien mungkin sehingga usaha
memaksimumkan keuntungan.
Di samping itu, perusahaan harus mampu mengukur kemampuannyadalam
memenuhi permintaan para konsumen dan pasar dengan faktor-faktor produksi
yang dimilikinya. Kapasitas yang tersedia akan menentukanseberapa besar atau
banyak keluaran atau output yang dihasilkan. Olehkarena itu, peran salah satu
kegiatan manajemen sangat penting yakni dalamhal ini perencanaan kapasitas.
Perancanaan kapasitas merupakan bagian dari keputusan strategis
perusahaan yang dirumuskan berdasarkan hasil peramalam permintaan dimasa
mendatang. Apabila kapasitas yang tersedia di perusahaan terbatas,maka output
yang dihasilkan akan berada di bawah tingkat permintaan pasar. Sehingga
menyebabkan sebagian potensi pasar tidak dapat dilayanidan mungkin akan
dikuasai oleh pesaing lain. Sebaliknya, apabila kapasitasyang ada terlalu besar,
output kemungkinan akan menganggur dan tidak akan terpasarkan seluruhnya dan
menyebabka pemborosan pemakaiansumber daya ekonomi perusahaan yang
seharusnya dioptimalkan penggunaannya.
Oleh karena itu, perlu adanya pengetahun mengenai perencanaankapasitas
dan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan agar tujuan-tujuan perusahaan yang
diinginkan dapat tercapai. Maka, dalam makalah ini akan membahas tentang

1
2

perencanaan kapasitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat


mencapai keuntungan yang optimal dan maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kapasitas?
2. Apa saja jenis kapasitas itu?
3. Apa yang dimaksud dengan perencanaan kapasitas?
4. Bagaimana metode perencanaan kapasitas produksi itu?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kapasitas;
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kapasitas;
3. Untuk mengetahui tentang perencanaan kapasitas;
4. Untuk mengetahui metode perencanaan kapasitas produksi
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Kapasitas
Kapasitas merupakan suatu “terobosan” atau sejumlah unit yang
mana tempat fasilitas dapat menyimpan, menerima, atau memproduksi
dalam suatu waktu periode tertentu. Kapasitas sering menetapkan
kebutuhan akan permodalan dan oleh karenanya biaya tetap yang besar
jumlahnya. Kapasitas juga menentukan apakah permintaan telah terpenuhi
atau tidak atau apakah tempat fasilitas akan menganggur atau tidak.
Ada dua padangan dalam memaknai “kapasitas”. Pertama, apabila
dilihat dari pandangan bisnis, kapasitas merupakan jumlah output yang
dapat dicapai oleh sebuah sistem selama periode waktu tertentu. Kedua,
dilihat dari sudut industri jasa, kapasitas dimaknai sebagai jumlah
konsumen yang dapat ditangani selama beberapa waktu.
Chase dan Jacobs (2005) mendefinisikan kapasitas sebagai
kemampuan untuk menampung, menerima, menyimpan atau
mengakomodasi. Bartal dan Martin (1999) mendefinisikan perencanaan
kapasitas dan agregate adalah proses penentuan tujuan dan menetapkan
caracara terbaik untuk mencapainya.
Menurut G.R. Terry (1997), perencanaan adalah tindakan memilih
dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-
asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasikan
dan merumuskan aktivitas yang diangap perlu untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Adapun kapasitas (capacity) merupakan hasil produksi
(throught put) atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan,
atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam periode waktu tertentu.
Pada hakikatnya, kapasitas dapat memengaruhi sebagian besar
biaya tetap. Kapasitas juga berfungsi untuk menetukan bahwa permintaan
dapat dipenuhi atau tidak, fasilitas yang ada akan berlebih atau tidak. Jika
fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan

3
4

membutuhkan biaya tambahan yang dibebankan pada produksi atau


menjadi beban pelanggan. Hal itu berdampak pada kenaikan biaya.
Dalam praktiknya, perencanaan kapasitas adalah penentuan
kebutuhan kapasitas masa depan yang sebagian besar didasarkan pada
permintaan pada masa yang akan datang. Jika permintaan barang dan jasa
dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai, penentuan
kapasitas dapat langsung dilakukan. Dalam industri manufaktur, kapasitas
diartikan sebagai jumlah yang dapat diproduksi oleh mesin dalam suatu
ukuran waktu.
Menurut Chase dan Aquilano (1955), Chase serta Russel Taylor
(2000), kapasitas merupakan jumlah keluaran yang dapat dihasilkan oleh
suatu sistem produksi dalam cakrawala waktu tertentu, yaitu selama satu
tahun atau dalam beberapa tahun mendatang. Menurut Buffa (1999),
beberapa definisi mengenai kapasitas tidak ada yang pasti karena kapasitas
harus dihubungkan dengan sejauh mana suatu peralatan digunakan.
Oleh karena itu, kapasitas suatu kegiatan operasi dapat berubah
karena adanya pengubahan batas kapasitas dengan melakukan lembur atau
subkontrak. Dengan mengubah kebijakan mengenai pemanfaatan peralatan
dan fasilitas, dapat pula mengubah kapasitas tanpa menambah jumlah
peralatan, sumber kapasitas ini menjadi tuntutan manajer untuk lebih
luwes dalam menyusun perencanaan kapasitas.
2.2 Jenis-jenis Kapasitas
Menurut T. Hani Handoko, terdapat beberapa macam jenis
kapasitas, yakni:
1. Design capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana
pabik dirancang.
2. Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yangmenunjukkan
bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuanmemproduksinya.
5

3. Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yangditetapkan


sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi, dan para
operator mesin; dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran.
4. Actual dan/atau operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per
satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat.
5. Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat dicapai
melalui maksimalisasi keluaran, dan akan mungkin dilakukandengan kerja
lembur, menambah tenaga kerja, menghapuskan penundaan-penundaan,
mengurangi jam istirahat, dan sebagainya.
2.3 Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Perencanaan kapasitas (capacity planning) merupakan keputusan
perencanaan strategis jangka panjang yang ditujukan untuk mengadakan
seluruhsumber daya produktif yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
dapat dipakaimenghasilkan level produksi tertentu. Jangka waktu di sini
harus cukup panjangsehingga mampu mengakomodasi kebutuhan untuk
membangun atau mengadakan bangunan pabrik baru, pemasangan mesin
pabrik yang baru, atau membangunfasilitas untuk menangani pengerjaan
produk baru.
Jangka waktu yang dimaksud mungkin satu atau beberapa tahun,
tergantung pada jenis bisnis yang dikelola oleh perusahaan. Selanjutnya,
dalam hal ini level produski dimaksudkan sebagai perencanaan agregat
untuk menghasilkan volumekeluaran tertentu secara tetap (constant level
basis), fluktuasi permintaandiharapkan dipenuhi melalui sediaan,
khususnya sediaan pengaman. Sehubungandengan itu, maka dalam
perencanaan kapasitas, kemampuan menghasilkan yangakan dibangun atau
diadakan ialah sebesar estimasi volume produksi yangdiharapkan dapat
menjawab permintaan pasar dalam jangka waktu tertentu, satutahun atau
lebih di masa yang akan datang.
Ada dua macam perencanaan berdasarkan waktu yang digunakan,
yakni sebagai berikut:
1. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
6

Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara


ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya
untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam
jangkawaktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperasi penuh selama 24
jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika
perusahaan beroperasi selama delapan jam per hari (satu shift) dan lima hari per
minggu, makakapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu.
Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang
dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi
kapasitas normal,sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan
kapasitas mungkin perusahaan akan melakukan penambahan dan pengurangan
jam kerja,melakukan sub-kontrak dengan perusahaan lain apabila terjadi
perubahan permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat
lima cara yang dapat digunakan perusahaan, yakni:
a. Meningkatkan jumlah sumber daya, yaitu:
- Penggunaan kerja lembur
- Penambahan regu kerja
- Memberikan kesempatan kerja secara part-time
- Sub-kontrak
- Kontrak kerja
b. Memperbaiki penggunaan sumber daya, yaitu:
- Mengatur regu kerja
- Menetapkan skedul
c. Modifikasi produk, yaitu:
- Menentukan standar produk
- Melakukan perubahan jasa operasi
- Melakukan pengawasan kualitas
d. Memperbaiki permintaan, yaitu:
- Melakukan perubahan harga
- Melakukan perubahan promosi
7

e. Tidak memenuhi permintaan, yaitu dengan tidak mensuplai semua


permintaan.
2. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam
menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat
diperkirakansebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi
per unit yangdalam jangka pendek sangat sulit untuk dicapai karena produk yang
dihasilkanmasih berskala kecil. Tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut
dapat dicapaidengan cara meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yang
timbul adalah berapa jumlah produk yang harus dihasilkan agar biaya produksi
seminimummungkin. Penentuan jumlah produksi yang dapat menghadirkan biaya
minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti pola permintaan jangka
panjang dansiklus kehidupan produk yang dihasilkan.
Dalam kaitannya dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua
strategiyang dapat ditempuh perusahaan, yaitu (1) strategi melihat dan menunggu
(wait and see strategy), strategi ini dikatakan pula sebagai strategi hati-hati,
karenakapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen
sudah naik.Strategi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi
kelebihankapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena investasi yang
dilakukanhanya ditanggung dalam jumlah unit yang sedikit, akibatnya biaya
produksimenjadi tinggi, (2) strategi ekspansionis, yaitu kapasitas selalu melebihi
atau diatas permintaan. Dengan strategi ini perusahaan berharap tidak terjadi
kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang
masuknya produsenlain. Selain itu perusahaan berusaha untuk memberikan
pelayanan terbaik dengancara menjamin tersedianya produk di pasaran.
2.4 Metode Perencanaan Kapasitas Produksi
Jumlah dan jenis yang menghasilkan keuntungan maksimum atau
biayaminimum sering disebut sebagai kapasitas produksi optimum atau
luas produksioptimum. Untuk menentukan kapasitas produksi optimum,
terdapat berbagaimacam faktor yang harus diperhatikan. Faktor-faktor
tersebut pada umumnyadisebut sebagai faktor-faktor produksi seperti:
8

1. Kapasitas bahan baku, yaitu jumlah bahan baku yang mampu disediakan
dalamwaktu tertentu. Jumlah ini dapat diukur dari kemamuan para suplier
untuk memasok maupun kemampuan penyediaan dari sumber bahan baku.
2. Kapasitas jam kerja mesin, yaitu jumlah jam kerja normal mesin yang
mampudisediakan untuk melaksanakan kegiatan produksi.
3. Kapasitas jam tenaga kerja, yaitu jumlah jam tenaga kerja normal yang
mampu disediakan. Jumlah jam tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah
tenaga kerja dan jam kerja yang berlaku apakah satu shift (8 jam), dua
shift (16 jam), atau tigashift (24 jam)
4. Modal kerja, yaitu kemampuan penyediaan dan untuk melaksanakan
proses produksi, misalnya untuk membeli bahan baku membayar upah dan
lainsebagainya.
5. Kapasitas permintaan.
Dari berbagai macam faktor tersebut, diusahakan untuk memperoleh
kombinasi jumlah dan jenis produksi yang akhirnya dapat menghasilkan
keuntungan atau biaya minimum.
Dalam perencanaan kapasitas terdapat skala produksi atau luas
produksiyakni, merupakan kuantitas unit produk yang seharusnya dihasilkan pada
satu periode tertentu, misalnya satu semester, satu tahunan dalam rangka untuk
mencapai optimalisasi keuntungan. Konsep yang paling sederhana dalam
menentukan skala operasi (luas produksi) adalah tergantung pada kemungkinan
perkembangan pangsa pasar (market share) yang dapat diraih dan kapasitas mesin
serta perlatan yang dimiliki perusahaan. Di samping itu, yang perlu diperhatikan
adalah kualitas dan kuantitas SDM dalam proses produksi, kemampuan keuangan
perusahaan dan kemungkinan adanya perubahan teknologi di masa yang akan
datang.
Metode yang dapat digunakan untuk mengkombinasikan berbagai faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode Break Event Point (BEP)
Metode break even point (BEP) dapat digunakan untuk menentukan
kapasitas produksi optimum. BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana total
9

pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR = TC). Dapat pula diartikan
labasama dengan nol, atau marginal income ataucontribution margin sama dengan
biaya tetap (MI = FC), atau biaya tetap dibagi dengan marginal income per
unit(FC/MI), atau biaya tetap dibagi marginal income ratio (FC/MIR), atau biaya
tetap dibagi satu min variable cost (FC/1 – VCR).
Menurut T. Hani Handoko, untuk menghitode tung titik break-even, perlu
ditentukan terlebih dahulu biaya-biaya tetap dan variabel untuk berbagai volume
penjualan. Ini dapat dilakukan untuk operasi keseluruhan atau proyek-proyek
individual. Titik break-even merupakan titik di mana penghasilan total sama
dengan biaya total. Atau dalam bentuk rumusan menjadi:
P x Q = F + (V x Q)
Dimana:
P = harga per unit
Q = kuantitas yang dihasilkan
F = biaya tetap total
V = biaya variabel per unit
Sebagai contoh, harga penjualan produk A adalah Rp 100.000,- per
unit, dan biaya bahan mentah dan tenaga kerja langsung sebesar Rp
80.000,- per unit, dan biaya tetap per bulan Rp 20.000.000,-. Titik break-
even dalam unit keluaran dapat dihitung sebagai berikut:
20.000 .000
Q= =100unit
100.000−80.000
Istilah (P-V) disebut “kontribusi”, yaitu jumlah kelebihan atau
selisih harga jual per unit di atas biaya variabel per unit (atau penghasilan
total melebih variabel total). Dalam contoh kita, harga jual satu produk
Amemberikan kontribusi sebesar Rp 20.000,- terhadap penutupan biaya
tetapsampai titik break even tercapai. Di atas 1.000 unit, kontibusi Rp
20.000,-akan berupa laba sebelum pajak.
2. Metode Linnear Programing
10

Programasi linear adalah suatu model optimasi pemasaran linear


berkenaan dengan keadaan-keadaan linear yang dihadapinya, masalah programasi
linear berarti adalah masalah pencarian nilai-nilai optimum(maksimum atau
minimum) sebuah fungsi linear pada suatu sistem sehimpun kendala linear.
Fungsi linear yang hendak dicari nilaioptimumnya, berbentuk sebuah persamaan,
disebut fungsi tujuan.Sedangakn fungsi-fungsi linear yang harus terpenuhi dalam
optimisasifungsi tujuan tadi, dapat berbentuk persamaan maupun
pertidaksamaan,disebut fungsi kendala.
Agar suatu masalah optimisasi dapat diselesaikan dengan
programasilinear, ada beberapa syarat atau karakteristik yang harus dipenuhi,
yaitu:
- Masalah tersebut harus dapat diubah menjadi permasalahan matematis.Ini
berarti bahwa masalah tadi harus bisa dituangkan ke dalam bentuk model
matematik, dalam hal ini model linear, baik berupa persamaanmaupun
pertidaksamaan.
- Keseluruhan sistem permasalahn harus dapat dipilih-pilih menjadisatuan-
satuan aktivitas sebagai misal : α11X1 + α12X2 ≤ k1 dimana X1 dan X2 ada
aktivitas.
a. Metode Grafik
Penyelesaian dengan moetode grafik atau geometri dilakukan
denganmenggambarkan fungsi-fungsinya (fungsi kendala maupun fungsi
tujuan) pada sistem sumbu silang, di mana sumbu-sumbu horizontal dan
vertikalmasing-masing mencerminkan jumlah setiap keluaran. Contoh
kasusdalam penyelesaian penentuan kombinasi jumlah produk guna
memperoleh profit maksimum.
b. Metode Simplex
Metode simplex dikerjakan secara sistematik bermula dari suatu
penyelesaian dasar yang laik (feasible basic solution) ke penyelesaian dasar
yang lain berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga
akhirnyaditemukan penyelesaian yang optimal. Dengan pengerjaan secara
simplexini peranan matrix berikut kaidah-kaidahnya sangat berarti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan pada bab pembahasan, dapat disimpulkan kemampuan
pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentum
biasanyadinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Dan
terdapat beberapa macam jenis kapasitas, yakni: design capacity, rated capacity,
standard capacity, actual dan/atau operating capacity, dan peak capacity.
Perencanaan kapasitas (capacity planning) merupakan keputusan
perencanaan strategis jangka panjang yang ditujukan untuk mengadakan
seluruhsumber daya produktif yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat
dipakaimenghasilkan level produksi tertentu. Perencanaan kapasitas terdiri dari 2
macam,yaitu perencanaan kapasitas jangka pendek dan perencanaan kapasitas
jangka panjang.
Dalam perencanaan kapasitas terdapat skala produksi atau luas
produksiyakni, merupakan kuantitas unit produk yang seharusnya dihasilkan pada
satu periode tertentu, misalnya satu semester, satu tahunan dalam rangka untuk
mencapai optimalisasi keuntungan. Metode yang dapat digunakan untuk
mengkombinasikan berbagai faktor produksi adalah metode Break Even Point
(BEP) untuk single product dan multi product; dan metode Linear Programming
(LP) yang terdiri dari metode grafik dan simplex.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Alumbida, D. I., Saerang, D. P., & Ilat, V. (2016). Pengaruh Perencanaan,


Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Komitmen Organisasi terhadap
Penyerapan Anggaran Belanja Daerah pada Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Talaud. ACCOUNTABILITY, 5(2), 141-151.
Herwanto, R., Purbo, O. W., & Aziz, R. A. (2021). Cloud Computing:
Manajemen dan Perencanaan Kapasitas. Penerbit Andi.
Hutagalung, I. R., Rambe, M., Jabbar, A., & Nazlina, M. T. (2013). Perencanaan
Kebutuhan Kapasitas Produksi pada PT Xyz. None, 2(1), 219297
Matswaya, A., Sunarko, B., Widuri, R., & Indriati, S. (2019). Analisis
Perencanaan Kapasitas Produksi dengan Metode Rought Cut Capacity
Planning (RCCP) pada Pembuatan Produk Kasur Busa (Studi pada PT
Buana Spring Foam di Purwokerto). Performance: Jurnal Personalia,
Financial, Operasional, Marketing dan Sistem Informasi, 26(2), 128-142.

13

Anda mungkin juga menyukai