Anda di halaman 1dari 9

PENDEKATAN TERPADU TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN ASET

YANG STRATEGIS

Nilai aset yang tersebar di seluruh negara Republik Indonesia (termasuk daerah
propinsi dan kabupaten) adalah Rp…..triliun; sesuai dengan laporan Neraca Pemerintah
Pusat yang dicatat Kementrian Keuangan per 31 Desember 2011. Nilai tersebut
menalami peningkatan sebesar …..% dibandingkan posisi tahun lalu yang nilainya
mencapai Rp ….triliun.
Aset-aset tersebut mempunyai peran yang sangat berharga dan penting bagi
pemberlakuan fungsi negara. Untuk mengganti aset yang telah dibangun adalah suatu
usaha yang sangat mahal dan seringkali tidak dipertimbangkan, direncanakan, atau
dianggarkan , sehingga terciptanya suatu sistem pengelolaan aset yang strategis adalah
suatu hal yang kritis.
Pedoman sistem terpadu dalam pengelolaan aset yang strategis ini memberikan
kerangka dan kinerja kerja contemporer kepada mereka-mereka yang bertanggungjawab
atas pengadaan dan pengelolaan bangunan aset tersebut untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan pengadaan pelayanan publik. Pedoman ini juga menekankan pentingnya
meminimalkan resiko yang terkait dengan aset tersebut, mencapai objektif value-for-
money, dan mempromosikan kelestarian alam. Pedoman ini mengartikulasikan strategi-
strategi kunci untuk membantu dalam perwujudan pengelolaan aset yang best practice.
Pendekatan terpadu pada Sistem Pengelolaan Aset yang Strategis (Integrated
Strategic Asset Management-ISAM) menggabungkan unsur-unsur ekonomi,
engineering, technology, kelestarian alam, da kemanusian untuk membentuk sebuah
pendekatan terpadu dan holistic dalam pengadaan dan pemeliharaan bangunan aset.
Pendekatan ini mengakui bahwa kombinasi dari unsur-unsur tersebut mempenaruhi
pengelolaan aset secara kesatuan, yang mana pedoman ini menelusuri peran, hubungan,
dan ketergantungan antara unsur-unsur diatas. Pendekatan terpadu ini mempunyai fokus
jangka panjang untuk membentuk suatu sistem pengelolaan aset dan infrastruktur yan
gberupa satu kesatuan, namun tidak menelantarkan pertimbangan operasional. Pedoman
ini bertujuan untuk menyediakan dasar dari pengambilan keputusan dan implementasi
sistem pengelolaan aset.
Pedoman ini berfokus pada pendekatan yang terpadu dalam hal mengelola aset.
Pedoman ini mempertimbangkan aset dalam bentuk utuh dan juga unsur-unsur ekologis
(lingkungan alam). Pedoman ini juga menekankan bagaimana organisasi pemerintah,
swasta dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menghasilkan sistem pengelola aset
yang maksimum dan best practice.
Pengelolaan aset adalah cara-cara dalam mengatur, merencanakan, mendesaian
dan memonitor dalam proses mengakuisisi, memelihara, memperbaharui, dan
pembuangan segala bentuk infrasrtuktur dan aset teknis, untuk mendukung pengadaan
servis public. Aset pengelolaan adalah sesuatu yang sistematik, suatu proses yang
terstruktur, mencakupi seluruh umur hidup suatu aset fisik.
Tujuan dari pengelolaan aset adalah untuk mengoptimalkan potensi pengadaan
pelayanan dari aset yang bersangkutan, meminimalisasi resiko dan biaya, dan
meningkatkan nilai positif modal alami dan sosial dalam siklus kehidupan suatu aset.
Good Governance atau kepemerintahan yang baik dan penempatan sistem bisnis yang
tepat, proses yang sesuai, dan penempatan sumber daya manusia yang mempunyai
kapabilitas yang sesuai adalah faktor-faktor esensial dalam mencapai tujuan diatas.

Masyarakat terkini semakin sering menghadapi tantangan serius dalam hal


pengelolaan sumber daya alam yang semakin langka, kualitas lingkungan yang semakin
merendah,dan perubahan iklim. Jumlah populasi yang semakin tinggi dengan tuntutan
untuk energi dan kekayaan materi yang semakin meningkat lebih menekankan
tantangan-tantangan tersebut; yang mana fenomena ini telah mendorong kemampuan
lingkungan alami kita dalam mendukung kegiatan ekonomi ke batas maksimal. Oleh
karena itu potensi untuk litigasi terhadap pengelola atau pemilik aset akan semakin
meningkat.
Para pemilik, penyedia atau operator aset dan infrastruktur harus lebih sadar
akan tantangan-tantangan dalam masyarakat zaman sekarang agar aset yang mereka
kelola tidak menambah kerugian ataupun dampak negatif lain terhadap lingkungan dan
masyarakat.
Aset yang telah dirancang/direncanakan, dipertahankan dan dipelihara dan
dioperasikan secara benar, akan bisa, dan harus berkonstribusi terhadap perkembangan
positif modal sosial dan alami kita, selain menghasilkan manfaat ekonomi. Seorang
pengelola aset perlu memahami pentingnya prinsip keberlanjutan, terutama
perwujudannya dalam segala aspek dari kerangka kerja sistem pengelolaan aset yang
strategis.
Prinsip keberlanjutan untuk para pengelola aset bukan hanya tentang
memperpanjang jangka hidup aset dan memastikan bahwa aset tersebut beroprasi secara
efisien dan ekonomis. Namun prinsip tersebutlebih tertuju pada pertimbangan
bagaimana pengadaan dan operasi dari suatu aset akan berdampak pada lingkungan dan
masyarakat.
Dengan pertumbuhan populasi yang semakin meningkat. Hal ini akan
menimbulkan peningkatan intensitas pemakaian dari aset tersebut, menciptakan tekanan
yang lebih besar terhadap lingkungan seperti peningkatan konsumsi sumber daya, air,
energi, dan tanah, yang berkelanjutan dengan peningkatan limbah dan polusi untuk
tanah, air dan atmosfir.
Tantangan diatas adalah suatu permasalahan global, yang mana secara universal
telah diterima bahwa meskipun upaya untuk mengurangi sumber polusi telah
dimaksimalkan, perubahan iklim adalah sesuatu yang tak terelakkan. Situasi tersebut
akan membawa berbagai macam tantangan untuk para pengelola aset seperti
peningkatan temperatur keasaman tingkat laut yang meningkat, dan jumlah air garam
yang memasuki dan mempengaruhi aet-aset yang rentan akan korosi.

Pendekatan Terpadu Terhadap Sistem Pengelolaan Aset Yang Strategis


(Integrated Strategic Aset Management-ISAM)
Telah ada pergeseran persepsi terhadap pengadaan aset, yang mana ketergantungan
terhadap organisasi-organisasi atau badan-badan dan lembaga sebagai penyedia aset
secara individu telah luntur (tidak berlaku). Kompleksitas dalam pengadaan aset dalam
lingkungan masa kini mensinyalkan bahwa pengelola dan instansi-instansi yang terkait
tidak lagi dapat bekerja secara terisolasi. Sebaliknya, sistem yang lebih terintegrasi
dengan pendekatan yang kolektif terhadap pengelolaan aset telah dicetuskan.
Pendekatan yang terpadu (integrated approach) memungkinkan organisasi-organisasi
penyedia aset untuk mengakses ilmu pengetahuan, keahlian, dan sumber daya informasi
untuk menciptakan keuntungan yang berlebih. Adanya pendekatan tersebut memerlukan
pergeseran persepsi, pengembangan pemikiran dan pandangan dalam cara pengadaan
dan pengelolaan proyek infrasturktur.

Dalam pedoman ini, sistem pndekatan yang terpadu yang diajukan menggabungkan dan
memperluas kerangka dan kinerja pengelolaan aset sebelumnya dengan beberapa unsur-
unsur baru yang harus dipertimbangkan.
Lingkungan: Apresiasi yang lebih besar pada interaksi antara aset yang diadakan dan
lingkungan alam.
Keberlanjutan (Sustainability): Memastikan bahwa kebutuhan sosial, ekonomi, dan
lingkungan suatu masyarakat terpenuhi dan dipelihara secara sehat untuk generasi
masa depan.
Ketahanan: Peningkatan penekanan pada aset, lingkungan dan masyarakat untuk
merespon dan pulih dari dampak-dampak eksternal.
Pengelolaan aset secara keseluruhan: keputusan dan tindakan mengenai aset
dipertimbangkan secara satu kesatuan proses, dimulai dari awal perencanaan
sampai dengan akhir pembuangan.
Peningkatan tuntutan masyarakat: kecanggihan teknologi informasi dan
komunikasi yang selalu berevolusi berujung pada harapan warga negara yang
lebih tinggi dalam hal penyediaan jasa lokal yang bersifat instan. Keterkaitan
dalam kebijakan-kebijakan, sumber daya alam, dan proyek yang bersangkutan
akan menghasilkan pengadaan aset yang lebih berkualitas, efisien, dan tepat
waktu.
Pengelolaan informasi: kebutuhan informasi dan kemampuan yang lebih menuntut
dan kompleks.
Tata kelola pemerintahan yang diperluas: kepemilikan, pengaturan, dan operasi
dari suatu aset sekarang tidak lagi ditentukan oleh suatu individu; namun telah
diperluas menajdi jaringan individu yang bersangkutan. Oleh karena itu, selain
tata cara pemerintahan yang konvensional, terdapat berbagai macam bentuk
model hibrida seperti kemitraan sektor publik (pemerintah) dan swasta (public-
private-partnership), aliasi, dan kontrak kerja ke pihak ketiga. Hal ini memerlukan
pendekatan tata cara pemerintahan yang lebih inovatif dan bervariasi, agar model-
model diatas dapat mengelola berbagai macam resiko dan oportunitas yang terkait
dengan kinerja aset tersebut.

Prinsip-Prinsip

Prinsip-prinsip berikut memandu bagaimana pendekatan terpadu sistem pengelolaan


aset yang strategis (integrated approach to strategic asset management) berkaitan secara
keseluruhan dengan perencanaan pemerintah dan organisasi yang lebih luas.
Aset diadakan untuk mendukung pemberian pelayanan terhadap masyarakat. Oleh
karena itu solusi-solusi non aset harus dipertimbangkan secara matang.
Lembaga dan badan-badan pemerintah diwajibkan untuk mengelola aset sesuai dan
konsisten dengan kerangka kerja kebijakan pemerintah, dan memperhitungkan
biaya aset dari segi umur hidup aset (secara keseluruhan), tuntutan pengadaan
layanan di masa depan, dan keseimbangan antara belanja modal dan persyaratan
pemeliharaan aset.
Sistem pengelolaan aset seharusnya terintegrasi dalam perencanaan strategis lembaga
pemerintah dan/atau perencanaan organisasi swasta yang bersangkutan.
Keputusan-keputusan yang bersangkutan dengan pengelolaan aset seharusnya
mengambil pertimbagan yang sifatnya berkelanjutan dan keseluruhan, yang
meliputi aspek-aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan tata kepemerintahan.
Prinsip-prinsip dalam pendekatan terpadu terhadap sistem pengelolaan aset yang
strategis seharusnya menjelaskan secara transparan responsibility para pengelola
aset untuk memastikan kerja fungsional suatu aset dan akuntabilitas dalam
pengadaan layanan.

Kerangka Kerja Pengelolaan Aset yang Strategis


Kerangka kinerja kerja berikut mencerminkan proses pengelolaan aset dan pengadaan
pelayanan publik yang semakin kompleks dan berkaitan, yang mana pemerintah dan
badan-badan pemerintahan lain perlu mempertimbangkan disaat mengambil keputusan.
Kerangka kerja dibawah menunjukkan bahwa pendekatan terpadu terhadap sistem
pengelolaan aset yang strategis adalah sesuatu yang bersifat kumulatif dan saling terkait.
Perkembangan secara logis untuk setiap komponen diperlukan untuk menghasilkan
pengadaan pelayanan publik yang maksimal dan best practice.

Walaupun kerangka pendekatan terpadu terhadap sistem pengelolaan aset yang strategis
ini dutujukan pada organisasi sektor publik, pedoman ini juga berlaku untuk organisasi
di sektor swasta maupun sektor lainnya.

Bagian-bagian dari pedoman berikut ini menjelaskan setiap unsur dari kerangka dan
kinerja kerja pendekatan terpadu terhadap sistem pengelolaan aset yang secara strategis
lebih rinci.

Faktor-Faktor Lingkungan

Terjadi kekhawatiran untuk lingkungan alam semakin besar. Sekarang ada kebutuhan
yang lebih besar untuk mempertimbangkan pengelolaan yang berkelanjutan. Pendekatan
terpadu terhadap sistem pengelolaan aset yang strategis (ISAM) memperhitungkan
faktor-faktor lingkungan, isu-isu sosial dan ekonomi dan juga tata cara pemerintahan
yang baik.

Lingkungan mempengharuhi kondisi, fungsi, dan keamanan aset. Perubahan iklim


dizaman sekarang perlu dipertimbangkan dalam unsur identifikasi resiko dan
perencanaan pengelola aset. Manajemen resiko memberikan sebuah cara yang secara
sistematis mengidentifikasi dan menganalisa setiap potensi resiko terhadap aset, dan
membantu menciptakan dan mengimplementasikan aksi tanggapan yang memadai.
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia telah menciptakan suatu
fenomena yang mana organisasi-organisasi baik sektor publik maupun swasta perlu
menerapkan praktek manajemen berkelanjutan (secara lingkungan alam dan ekologis)
untuk mengurangi jejak perusakan ekologis yang berasal dari pemakaian ekosistem
alam yang berkelebihan oleh manusia.

Kebutuhan dan Harapan Masyarakat

Tidak ada salahnya apabila masyarakat mengharapkan organisasi-organisasi di sektor


baik swasta maupun publik terutama pemerintah, untuk mengadakan dan memberikan
pelayanan yang cepat ditingkat lokal. Harapan yang lebih tinggi ini secara garis besar
difasilitasi oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan kemajuan
tersebut masyarakat disuatu daerah sekarang lebih tahu akan pelayanan yang ada dan
ditawarkan kepada masyarakat didaerah lain, yang mana mereka menggunakan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai medium untuk menuntut
pelayanan yang sama atau lebih baik dan diberikan secara lokal.

Solusi yang sesuai dengan kebutuhan pengadaan pelayanan bergantung kepada


stakeholder yang terkait, contohnya seperti organisasi pemerintahan, pemakai dan/atau
pemilik aset dan masyarakat luas. Stakeholder menunjukkan tingkat minat dan
pengaruh, yang mana keinginan dan kebutuhan suatu stakeholder terkadang tidak dapat
dipenuhi dengan cara yang sama dibandingkan dengan stakeholder lain. Situasi tersebut
menyarankan bahwa pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan untuk setiap
stakeholder, sehingga mereka mempertimbangkan secara serius pengaruh dan peran
suatu aset dalam suatu komunitas, lingkungan alam, dan masyarakat luas.

Kerangka Kerja Kebijakan Pemerintah Terpadu

Sumber daya yang terbatas mensinyalkan bahwa pemerintah harus menerapkan


pengelolaan finansial, sosial, dan lingkungan yang bijaksana dan membuat keputusan
dan kebijakan yang memprioritaskan terciptanya pengadaan pelayanan terhadap
masyarakat yang memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Pendekatan pengandaan pelayanan untuk masyarakat seperti diatas dapat diraih dengan
model pemerintahan secara keseluruhan yang terdiri dari:
 Undang-undang;
 Kebijakan-kebijakan lain (peraturan pemerintah, keputusan menteri, dll);
 Strategi dan standar pengadaan pelayanan yang telah disetujui oleh seluruh
pihak (pemerintah yang bersangkutan dan masyarakat);
 Modal dan anggaran berulang;
 Badan dan lembaga pemerintahan yang bersangkutan;
 Kemitraan dengan berbagai macam organisasi yang bersangkutan seperti
organisasi dalam masyarakat, swasta dsb.

Pedoman ini telah dikembangkan untuk membantu pengadaan pelayanan yang efektif
dan akuntabel disegala tingkat pemerintah dan juga dalam sektor swasta dan organisasi
masyarakat.

Pengelolaan Organisasi yang Strategis

Pengelolaan organisasi secara strategis berkonstribusi secara positif terhadap kebijakan


pemerintah melalui pengadaan pelayanan. Organisasi bertanggungjawab untuk
mengadakan pelayanan tersebut, oleh karena itu mereka harus menentukan bagaimana
pengadaan tersebut akan terjadi dan apa yang diperlukan untuk mewujudkan pengadaan
tersebut.

Hal ini melibatkan mempertimbangkan komponen-komponen berikut:


 Perencanaan dan strategi dalam pengadaan pelayanan, termasuk identifikasi
potensi resiko, jangka hidup operasional dan pengelolaan aset;
 Memastikan kebutuhan bangunan aset baru maupun lama;
 Alokasi dan pemantauan anggaran secara rutin;
 Kapasitas organisasi termasuk ilmu pengetahuan yang tepat, keterampilan dan
keahlian;
 Kemampuan organisasi dalam mengakses dan meningkatkan hubungan
kemitraan sosial dan organisasi lain;
 Keadaan masyarakat dan pemerintah lokal ( secara fisik, sosial dan politik).

Anda mungkin juga menyukai