Anda di halaman 1dari 26

ASPEK MANAJERIAL DAN CONTOH PENERAPANNYA

PADA USAHATANI TERUNG UNGU KECAMATAN


KUPANG TIMUR

MAKALAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata praktikum
Wawasan Agribisnis Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember

Asisten:
Khaya Bastanta Parangin Angin Sukatendel
Nadhinta Rahmaaisya

Oleh Kelompok:
Achmad Alfan (201510601085)
Diva Aura J. H (201510601086)
Atik Qima Ulva (201510601087)
Fitriatul Andini (201510601088)

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional sangat penting dan
strategis. Hal ini terutama karena sektor pertanian masih memberikan
lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang ada di pedesaan dan
menyediakan bahan pangan bagi penduduk. Semua usaha pertanian pada
dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar
pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan
benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,
pengolahan, pengemasan produk, dan pemasaran. Besarnya penduduk yang
terlibat dalam sektor pertanian serta kemampuannya dalam menghadapi krisis
ekonomi yang terjadi saat ini juga merupakan alasan lain sektor pertanian
sangat penting untuk dipertahankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional
di Indonesia (Ratnawati 2019).
Ditinjau dari pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis, pada
dasarnya, menunjukkan arah bahwa pengembangan manajemen agribisnis
merupakan upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu
menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian;
menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel;
menciptakan value added, meningkatkan penerimaan devisa; menciptakan
lapangan kerja; dan memperbaiki pemba-gian pendapatan. Sebagai motor
penggerak pembangunan pertanian, agribisnis diharapkan dapat memainkan
peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam pemerataan
pembangunan, pertumbuhan ekonomi, maupun stabilitas nasional. Oleh
karena itu, pengembangan industri pertanian atau agroindustri dan pemasaran
agribisnis perlu lebih diarahkan ke wilayah pedesaan (Ratnawati 2019).
Dalam proses manajemen agribisnis yang mempunyai arti sebagai suatu
kegiatan manajemen (pengelolaan) dalam bidang agribisnis, atau lebih
lengkapnya seluruh kegiatan yang mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh suatu organisasi agribisnis
guna mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dari pengertian diatas
dalam mencapai keberhasilan suatu sistem manajemen agribisnis harus
didukung dari berbagai aspek mulai dari sistem pengelolaan manajemen serta
kegiatan agribisnis yang dijalankan. Pada umumnya ketidakberhasilan atau
kegagalan suatu organisasi atau perusahaan adalah disebabkan oleh
ketidakmampuan organisasi dalam menyesuiakan diri dengan perubahan
lingkungan. Lingkungan masyarakat yang melingkupi perusahaan dapat
berupa keadaan ekonomi, teknologi, pendidikan, politik, hubungan
internasional, dan sebagainya. Lingkungan masyarakat ini akan selalu berubah
dan berkembang. Organisasi atau perusahaan yang mampu menyesuaikan
dirinya akan berhasil melangsungkan kehidupannya (Aryandani 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana contoh penerapan manajemen dalam usahatani terung ungu di
Kecamatan Kupang Timur?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami contoh penerapan manajemen dalam
usahatani terung ungu di Kecamatan Kupang Timur
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Agribisnis


Manajemen agribisnis merupakan kegiatan yang menyangkut bidang
industri pertanian yang menerapkan fungsi-fungsi manajemen mulai dari
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, dan
pengendalian dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya pertanian yang ada
untuk mencapai suatu tujuan usaha yang diharapkan yaitu dapat menghasilkan
produk pertanian yang mampu memberikan keuntungan sebesar-besarnya.
Manajemen agribisnis adalah keseluruhan kegiatan mulai dari pengadaan,
penyaluran, hingga pemasaran produk-produk pertanian serta agroindustri
yang memiliki kaitan antara satu sama lain. Menurut Butar (2015) dalam
Ratnasari (2017) Keberhasilan suatu usahatani ditentukan oleh bagaimana
mengelola manajemen yang dijalankan dalam usaha tersebut. Pentingnya
manajemen dalam usahatani dapat memberikan dampak bagi keberlangsungan
usahatani, sehingga usahatani yang dijalankan mendapatkan keuntungan yang
maksimal secara terus-menerus dengan pemakaian sumberdaya yang ada dan
juga dana atau modal yang terbatas dan efisien. Oleh karena itu, dalam
usahatani juga membutuhkan pengelolaan dengan baik yang dapat dilakukan
dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan menjalankan semua
fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan dengan baik. Dengan demikian, perlu adanya pendekatan
agribisnis dalam mengembangkan suatu usahatani sehingga dapat
menghasilkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
Manajemen dibutuhkan dalam agribisnis dalam hal membuat perencanaan
agribisnis yang terorganisasi dan terstruktur dengan baik. Melalui pengertian
manajemen agribisnis tersebut dipahami bahwa suatu perencanaan sangat
penting artinya dalam mengembangkan bisnis di bidang pertanian atau yang
ada kaitannya dengan pertanian, mengingat sifat usaha di bidang pertanian
yang penuh ketidakpastian dan rentan terhadap risiko kerugian.

2.2 Fungsi dan Peranan Manajemen


Manajemen memiliki empat ciri pokok yaitu berorientasi pada tujuan,
melibatkan banyak orang, menggunakan teknik-teknik tertentu, dan
dilaksanakan dalam satu organisasi baik formal maupun informal. Manajemen
sangat dibutuhkan dalam agribisnis dan memiliki peran aktif dalam
pengembangan agribisnis sesuai dengan fungsi manajemen yaitu :
a. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar dari suatu manajemen
karena kegiatan pelaksanaan, pengarahan, pengorganisasian, pengawasan
pun harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan ini adalah dinamis.
Perencanaan ditujukan pada masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian karena adanya perubahan kondisi dan situasi (Hasibuan,
1996). Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang ditujukan
dalam menyusun program kerja selama periode tertentu padamasa yang
akan datang berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran suatu organisasi
atau suatu perusahaan. Perencanaan dapat dijelaskan pula sebagai
penetapan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan kemudian, dalam
batas waktu tertentu untuk mendapatkan hasil tertentu dengan
menggunakan faktor-faktor tertentu. Dalam perencanaan, manajer harus
memutuskan tujuan yang harus dicapai baik berupa tujuan jangka pendek
maupun jangka panjang dan memutuskan alat apa yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam melaksanakan hal ini, seorang
manajer perlu melakukan peramalan yang kemungkinannya dapat dicapai
baik dilihat dari aspek ekonomi, politik, sosial dan sebagainya.
Perencanaan secara garis besar menggambarkan tentang apa, bagaimana,
mengapa, dan kapan dilakukan. Beierlein, Schneeberger, dan Osburn
(1986) menyebutkan bahwa perencanaan dapat dilakukam pada bidang
keuangan, pemasaran, produksi, persediaan, dan lain sebagainya. Tujuan
dari perencanaan ini adalah untuk menempatkan suatu perusahaan pada
posisi yang terbaik berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen
pada masa yang akan datang (Said dan Intan, 2001). Perencanaan
(planning) dapat didefi nisikan sebagai hasil pemikiran yang mengarah ke
masa depan, menyangkut serangkaian tindakan berdasarkan pemahaman
yang mendalam terhadap semua faktor yang terlibat dan yang diarahkan
kepada sasaran khusus. Dapat dikatakan pula perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan berdasarkan pemilihan dari berbagai
alternatif data yang ada, dirumuskan dalam bentuk keputusan yang akan
dikerjakanuntuk masa yang akan datang dalam usaha mencapai tujuan
yang diinginkan (Firdaus, 2008). Hasil perencanaan baru akan diketahui
pada masa depan. Agar risiko yang ditanggung itu relatif kecil hendaknya
semua kegiatan, tindakan, dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu.
Perencanaan adalah masalah memilih artinya memilih tujuan, dan cara
terbaik untuk mencapai tujuan dari beberapa alternatif yang ada dan
perencanaan adalah kumpulan dari beberapa keputusan. Suatu
perencanaan yang baik perlu memiliki sifat-sifat, antara lain sebagai
berikut
1) Rasional, artinya perencanaan dibuat didasarkan pada pemikiran yang
matang dan logis sehingga memudahkan dalam pelaksanaannya.
2) Fleksibel, bahwa perencanaan harus dapat menyesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan yang ada sehingga dapat diterapkan pada tempat
dan waktu tertentu.
3) Kontinue, perencanaan harus dibuat secara terus menerus dan jika
rencana yang satu sudah dapat dilaksanakan maka lanjut pada rencana
lainnya. Ada enam langkah dalam proses perencanaan, yaitu sebagai
berikut
1) Mengumpulkan fakta dan informasi terkait dengan situasi dan kondisi
yang ada;
2) Menganalisis situasi dan masalah yang terlibat;
3) Memperkirakan (forecasting) perkembangan yang akan terjadi pada
masa yang akan datang;
4) Menetapkan tujuan dan hasil sebagai pedoman untuk sasaran yang akan
dicapai. Dalam menetapkan suatu tujuan merupakan langkah yang penting
dalam menyusun sebuah rencana sebelum suatu tindakan perencanaan
dilaksanakan;
5) Mengembangkan berbagai alternatif sebagai arah tindakan dan memilih
alternatif yang paling sesuai dan memberikan hasil yang maksimal;
6) Mengevaluasi kemajuan dan mencocokkan kembali pandangan
seseorang serentak dengan berlangsungnya perencanaan.
Downey dan Erickson (1992) menyatakan bahwa perencanaan
adalah pemikiran yang mengarah ke masa depan, menyangkut rangkaian
tindakan berdasarkan pemahaman penuh terhadap semua faktor yang
terlibat dan diarahkan kepada sasaran khusus. Ada empat langkah kunci
dengan melihat pengertian perencanaan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1) Pemikiran ke masa depan yaitu memandang masa depan yang gemilang
dan bukan merupakan ramalan belaka tetapi pernyataan yang berorientasi
pada tindakan.
2) Serangkaian tindakan, yakni mengembangkan alternatif-alternatif atau
metode untuk terus maju.
3) Pemahaman secara penuh terhadap semua faktor yang terlibat yaitu
memahami dan mempertimbangkan fakta-fakta dan konsekuensi faktor-
faktor tersebut yang menjadi penghambat sehingga dapat diantisipasi
sebelumnya.
4) Pengarahan kepada sasaran khusus yakni semua rangkaian kegiatan
diarahkan pada sasaran yang ingin dicapai pada masa depan.
b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi perencanaan telah dilakukan. Selanjutnya adalah menciptakan
organisasi untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan. Organisasi
pada hakikatnya mempunyai tiga komponen yaitu fungsi, personalia, dan
faktor sarana fisik. Dalam prosesnya organisasi akan berusaha
mempersiapkan ketiga komponen tersebut sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan dari perusahaan atau organisasi. Organisasi merupakan
kelompok orang yang mempunyai kegiatan dan bekerja bersama dalam
mencapai tujuan tertentu dan organisasi ini merupakan suatu alat untuk
mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan upaya manajemen
untuk mengorganisasikan semua sumber daya perusahaan untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Efektivitas sebuah organisasi sangat tergantung
pada kemampuan manajemennya untuk menggerakkan semua sumber
daya perusahaan guna mencapai tujuannya. Sumber daya manusia sebagai
penggerak utama sumber daya perusahaan lainnya harus memiliki
kemampuan prima dan kerja yang professional serta ditempatkan pada
posisi yang tepat. Semboyan yang paling terkenal untuk penempatan
manusia pada posisi yang tepat guna mencapai efektivitas organisasi
adalah the right man on the right place. Fungsi pengorganisasian sangat
terkait dengan alokasi optimal sumber daya perusahaan sehingga diperoleh
keterpaduan tugas-tugas dan peranan masing- masing sumber daya yang
optimal dalam aktivitas organisasi. Dalam pengorganisasian ditetapkan
sistem organisasi yang dianut dan pembagian kerja, tugas serta
tanggungjawab dari masing-masing orang yangikut bekerja sama untuk
mempermudah mencapai tujuan. Setiap pencapaian tujuan memerlukan
keahlian sesuai dengan bidangnya. Seorang manajer harus mampu
memutuskan sistem organisasi dan menyusun komponen-komponen pokok
yang meliputi personalia, fungsi, dan faktor fi sik yang semuanya itu
adalah sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Fungsi Pengarahan (Directing)
Fungsi pengarahan (directing=actuating=leading=penggerakan)
merupakan fungsi manajemen terpenting dalam proses manajemen. Fungsi
pengarahan seringkali diartikan bagian dari fungsi pelaksanaan. Fungsi
pengarahan baru dapat diterapkan jika setelah rencana, organisasi dan
karyawan ada. Jika fungsi pengarahan ini diterapkan maka proses
manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai. Fungsi pengarahan ini
merupakan gerak pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan fungsi perencanaan
dan pengorganisasian. Pengarahan merupakan pemberian instruksi resmi
dari manajer kepada bawahan agar mau melaksanakan tugasnya. Bentuk
pengarahan yang diberikan oleh manajer dapat berupa orientasi, perintah
maupun delegasi wewenang. Seorang manajer harus mampu membuat
para bawahannya untuk selalu melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi
yang diberikan. Beberapa definisi fungsi pengarahan, sebagai berikut:
1) Downey dan Erickson Fungsi pengarahan meliputi usaha untuk
memimpin, mengawasi, memotivasi, mendelegasikan, dan menilai
para karyawan yang ada dalam organisasi. Pengarahan ditujukan
untuk menetapkan kewajiban dan tanggungjawab setiap karyawan
dalam organisasi, menetapkan hasil yang harus dicapai,
mendelegasikan wewenang kepada setiap karyawan, menciptakan
hasrat untuk berhasil, serta mengawasi agar pekerjaan benar
dilaksanakan sesuai dengan yang seharusnya. Fungsi pelaksanaan
sendiri lebih menekankan pada proses pelaksanaan kegiatan
organisasi sesuai dengan yang telah direncanakan.
2) Malayu S.P Hasibuan Pengarahan adalah mengarahkan semua
karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai
tujuan perusahaan.
3) G.R. Terry Actuating is setting all members of the group to want to
achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping
with the managerial planning and organizing efforts.
Artinya: Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar
mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorgnisasian.
4) Koontz dan O’Donnel Directing and leading are the interpersonal
aspects of managing by which subordinate are led to understand and
contribute effectively and effi ciency to the attainment of enterprise
objectives.
Artinya: Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek
individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap
bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif
untuk tujuan perusahaan yang nyata. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pimpinan untuk membimbing, menggerakkan, mengatur segala
kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu kegiatan
usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan dengan cara persuasif dan
instruktif. Pengarahan dapat dikatakan efektif jika dipersiapkan dan
dikerjakan dengan baik dan benar oleh para karyawan yang diberi
tugas tersebut. Downey dan Erickson (1992) menyebutkan bahwa
pengarahan mempunyai tujuan:
1. Untuk menentukan kewajiban dan tanggungjawab
2. Untuk menetapkan hasil yang harus dicapai
3. Untuk mendelegasikan wewenang yang diperlukan
4. Untuk menciptakan hasrat agar berhasil
5. Untuk mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Pengarahan merupakan jantung dari proses manajemen dan harus
didasarkan pada rencana organisasi yang baik yang menentukan
tanggungjawab, wewenang, dan evaluasi.Fungsi pengarahan ini dapat
diartikan juga secara lebih luas yaitu sebagai tugas untuk membuat
suatu organisasi tetap hidup dalam menciptakan kondisi yang
menumbuhkan minat kerja, kekuatan untuk melakukan tindakan dan
kelompok kerja yang berkelanjutan. Tujuan ini dapat dicapai dengan
mutu kepemimpinan yang ditunjukkan oleh seorang manajer.
d. Fungsi Pengkoordinasian (Coordinating)
Koordinasi merupakan suatu upaya dalam mensinkronkan
beberapa tindakan karyawan atau kelompok orang dalam suatu organisasi
atau perusahaan dalam mewujudkan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dapat dikatakan pula bahwa pengkoordinasian adalah suatu
kegiatan untuk membuat keselarasan beberapa pendapat dari berbagai
orang atau unit dan merupakan bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Agar kegiatan koordinasiini lebih mudah dalam
pelaksanaannya maka sebuah organisasi atau perusahaan harus
dibentukdengan struktur yang jelas, tugas dan fungsinya, serta menyusun
stafnya dengan tepat disesuaikan keahlian dari jenis pekerjaannya.
Koordinasi ini merupakan bidang keahlian dari manajemen.
e. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan menekankan pada bagaimana membangun
sistem pengawasan dan melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
rencana yang telah dibuat agar tetap berjalan pada rel yang
telahditetapkan. Fungsi pengawasan ini dapat terus dilaksanakan untuk
menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan
baik. Pengawasan berbeda dengan supervisi dan pengawasan ini lebih
menekankan pada bagaimana suatu sistem pengawasan dapat berjalan
sebagaimana mestinya sedangkan supervisi menekankan pada bagaimana
individu-individu bekerja sesuai dengan prosedur yang ada. Perlu
ditekankan pula bahwa pengawasan dapat dilaksanakan oleh individu,
sistem, dan lingkungan tetapi kalau supervisi hanya dapat dilakukan oleh
seorang supervisor yang mempunyai kewenangan. Pengawasan perlu
dilakukan pada setiap tahap dari fungsi manajemen sehingga memudahkan
diadakan perbaikan jika ada penyimpangan. Seorang dan memastikan apa
yang telah terjadi dan segera mencari penyebabnya untuk melakukan
perbaikan-perbaikan. Pengawasanmerupakan penilaian terhadap sebuah
pekerjaan atau kegiatan yang sedang dikerjakan maupun yang sudah
selesai dikerjakan sehingga jika terjadi penyimpangan akan segera dapat
diketahui kemudian dilakukan perbaikan dalam mecapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dari uraian di atas dapat diambil intisarinya yaitu bahwa
pengawasan sebagai suatu kegiatan dalam mendeterminasi kegiatan apa
yang telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan tujuan untuk segera
diketahui kemungkinan terjadinya hambatan dan penyimpangan serta
mengadakan koreksi dalam memperlancar tercapainya tujuan. Fungsi
pengawasan ini diharapkan dapat menjamin kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dapat memberikan hasil yang diinginkan. Dari penjelasan
tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan yang terkait dan erat antara
pengawasan dan perencanaan, hal ini terlihat jelas keterkaitan dari adanya
sasaran, standar atau tujuan tertentu yang saling mengisi. Proses
pengawasan dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan dasar pengawasan;
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai;
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan
penyimpangan jika ada;
4. Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar
pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
Pengawasan merupakan pelengkap dari fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Pengawasanmeluruskan keputusan yang salah, hal-hal yang tidak
diharapkan dan dampak dari perubahan-perubahan. Prinsip pengawasan
adalah prinsip yang menyadari bahwa pengawasan efektif akan sangat
membantu usaha suatu organisasi atau perusahaan untuk mengatur
pekerjaan yang direncanakan serta memastikan bahwa pelaksanaan
pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana. Prinsip pengawasan tidak
merugikan dan menghambat kegiatan bidang-bidang lain dalam organisasi
tersebut dan akan mempunyai dampak yang positif dalam mencapai tujuan
dari suatu perusahaan.
f. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi ini adalah menekankan pada suatu upaya untuk
menilai suatu proses pelaksanaan rencana, mengenai ada atau tidak adanya
suatu penyimpangan, dan tercapai atau tidak tercapainya sasaran yang
telah ditetapkan dengan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Fungsi
evaluasi ini ditujukan pada suatu objek tertentu dan dalam periode tertentu
pula. Misalnya diadakan proses evaluasi dalam pelaksanaan proyek
agribisnis yang dilaksanakan selama satu tahun. Pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab dalam fungsi evaluasi ini diantaranya adalah
hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaannya dan
bagaimana hasilnya?

2.3 Unsur-Unsur Manajemen


Menurut Malayu S.P Hasibuan dalam (Dwiyama, F. 2018), unsur – unsur
manejemen terdiri dari men (manusia), money (uang), methods (metode),
materials (material), machines (mesin), dan market (pasar). Keberadaan
unsur-unsur tersebut dapat berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan
terkoordinasi jika dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan yang optimal.
1. Manusia
Manusia merupakan unsur manajemen yang paling pokok. Manusia
tidak dapat disamakan dengan benda, mereka memiliki peranan, pikiran,
harapan, dan gagasan. Manusia yang satu dan lainnya berbeda, baik dalam
berpikir, tingkah laku, maupun perasaannya. Manusia perlu diperhatikan
karena reaksi psikisnya terhadap lingkungan dan keadaan sekelilingnya
dapat menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan mendalam serta sukar
untuk diperhintungkan secara seksama, sehingga perlu dikembangkan ke
arah positif sesuai dengan martabat dan kepribadian manusia (aziz, 2020).
Psikologi adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami
manusia lebih jauh. Dalam manejemen, manusia merupakan sumber daya
manusia yang menjadi faktor terpenting dan menentukan karena manusia
yang merancang dan menetapkan tujuan, serta manusia juga yang akan
menjalankan proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa
adanya manusia maka proses kerja tidak akan berjalan.
2. Uang
Uang dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Uang didefinisikan sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang dan jasa. Uang juga dapat berfungsi sebagai alat
penunda pembayaran. Dalam sistem ekonomi modern keberadaan uang
menjadi alternatif yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks.
Uang yang beredar di masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu uang kartal
dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib
digunakan masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli. Sedangkan
uang giral adalah uang dalam bentuk simpanan atau deposito yang dapat
ditaraik sesuai kebutuhan. Untuk menarik uang giral, seseorang harus
menggunakan cek. Sebagai sarana manajemen uang harus digunakan
dengan sedemikian rupa agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Uang
harus dikelola dengan sebaik-baikmya karena pengelolaan uang
mempengaruhi kegiatan atau ketidaklancaran proses manajemen.
3. Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Metode memiliki fungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan, atau cara melakukan atau membuat sesuatu. Metode dalam ilmu
manejemen yaitu cara-cara ilmiah dalam menyelesaikan sesuatu. Cara
ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan berdasarkan keilmuan yang rasional,
empiris, dan sistematik. Rasional berarti masuk akal dan dapat diterima
oleh nalar manusia. Empiris berarti dapat diamati dan terukur. Sistematik
berarti dalam mengelola menggunakan cara-cara yang memiliki pola sebab
akibat dan perencanaan yang runtut dan logis. Berbagai alternatif metode
dihadapkan kepada manusia untuk melakukan kegiatan secara guna dan
berhasil guna, sehingga cara yang dilakukannya dapat menjadi sarana atau
alat untuk mencapai tujuan
4. Material
Material merupakan unsur terpending dalam sistem produksi. Pada
sistem produksi, material merupakan masukan atau input yang digunakan
untuk diolah menjadi barang jadi. Material juga dianggap sebagai alat atau
sarana manajemen untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya material
produksi tidak mungkin dapat berjalan dan menghasilkan barang jadi atau
produk akhir yang diinginkan. Material dapat berupa bahan mentah
ataupun bahan yang telah diproses sebelum digunakan untuk proses
produksi lebih lanjut.
5. Mesin
Mesin merupakan alat bantu untuk mencapai tujuan. Kedudukan mesin
menjadi pembantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan. Keberadaan
mesin dalam proses produksi atau kegiatan yang terkait dengan tujuan
organisasi dapat menjadi lebih efisien. Mesin merupakan suatu fasilitas
yang diperlukan perusahaan manufaktur untuk berproduksi. Penggunaan
mesin dapat menekan tingkat kegagalan suatu produk dalam perusahaan
dan dapat meningkatkan standar kualitas serta dapat mencapai ketepatan
waktu dalam menyelesaikan produk sesuai dengan permintaan pelanggan
dan penggunaan bahan baku akan menjadi lebih efisien karena
penggunaannya dapat lebih terkontrol.
6. Pasar
Pasar merupakan suatu tempat usaha untuk menjual barang , jasa, dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Pasar memiliki
variasi yang berbeda baik dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi
jenis, berbagai komunitas manusia, maupun jenis barang dan jasa yang
diperdagangkan. Konsep pasar dalam ilmu ekonomi merupakan setiap
struktur yang memungkinkan penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jenis barang, jasa, maupun informasi. Berdasarkan wujudnya
pasar dibagi menjadi pasar konkret dan pasar abstrak. Pasar konkret adalah
tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang dilakukan secara
langsung. Sedangkan pasar abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak
dapat dilihat dengan kasat mata yaitu Konsumen dan produsen tidak
bertemu secara langsung, biasanya melalui internet, telepon, dll. Pasar
merupakan sarana manajemen penting lainnya untuk bergerak dibidang
industri maupun bagi semua badan yang bergerak dengan tujuan untuk
mencari laba.
BAB III. PEMBAHASAN

2.1 Contoh Penerapan Manajemen dalam Usahatani Terung Ungu di


Kecamatan Kupang Timur
Manajemen diperlukan dalam agribisnis untuk membuat perencanaan yang
terstruktur dan teroganisasi dengan baik. Sehingga, dalam usahatani terung
ungu dikecamatan kupang timur perlu dikelola dengan baik yang dapat
dilakukan dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan baik.
Fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh petani terung ungu di
Kelurahan Tuatuka Kecamatan Kupang Timur diantaranya:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari suatu manajemen. Perencanaan
perlu dilakukan dengan baik agar kegiatan yang lainnya tidak terhambat dan
dapat menyelesaikan produksi yang optimal. Perencanaan yang dilakukan oleh
petani di Kelurahan Tuatuka kecamatan Kupang Timur diantaranya yaitu yang
pertama, sumber modal. sumber modal disini berasal dari para petani sendiri.
Modal tersebut digunakan untuk membiayai alat pertanian seperti traktor,
penyemprot hama, benih, dan sebagainya. Yang kedua, tenaga kerja yang
sebagian besar berasal dari anggota keluarga dan ada juga tenaga kerja luar
yaitu tenaga buruh yang tugasnya hanya pada waktu tertentu seperti pada saat
pemanenan. Yang ketiga, mesin atau alat yang berupa tractor untuk proses
pengolahan lahan, tangki penyemprotan hama untuk menyemprot hama,
cangkul untuk membuat selokan atau aliran irigasi, ember untuk menyiram
bibit, kayu untuk membuat lubang tanam, tali untuk membuat jarak tanam dan
karung untuk menyimpan terung saat panen. Yang keempat terdapat bibit atau
benih yang didapatkan dengan membeli di toko pertanian yang disemaikan
selama dua minggu. Dan yang terakhir terdapat pemasaran, yang terbagi
menjadi tiga saluran pemasaran meliputi saluran I yaitu petani langsung ke
konsumen, saluran II yaitu petani ke pedagang pengecer kemudian baru ke
konsumen, dan saluran III yaitu petani ke pedagang pengumpul kemudian ke
pedagang pengecer kemudian sampai ke konsumen.
2. Pengorganisasian
Setelah proses perencanaan selanjutnya dilakukan pengorganisasian.
Fungsi pengorganisasian yaitu untuk mengorganisasikan sumber daya
perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Petani pada tahap ini
harus mengorganisasikan setiap masalah dan factor produksi yang
dimilikinya. Dalam tahap pengorganisasian petani terung ungu di Kelurahan
Tuatuka Kecamatan Kupang Timur meliputi tenaga kerja yang menjadi
sumber daya manusia dalam proses produksi. Peran tenaga kerja sangat
menentukan proses penanaman hingga pemanenan. Jumlah tanggungan
keluarga yang dimiliki petani mempengaruhi kegiatan usahatani. Standar
umum menjadi dasar dari penggolongan jumlah tanggungan keluarga.
Kemudian terdapat pembagian tenaga kerja, dimana anggota keluarga
melakukan tugasnya secara bergantian dalam proses penanaman dan dalam
proses panen dilakukan secara Bersama-sama yang dibantu oleh tenaga kerja
dari luar yaitu tenaga buruh untuk mengejar waktu panen.
3. Pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan juga bias disebut dengan fungsi pengarahan.
Pelaksanaan menjadi penentu dalam suatu kegiatan usahatani yang dijalankan.
Jika ingin usahatani yang dijalankan tersebut dapat berhasil maka harus
dikerjakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam tahap
pelaksanaan ini terdapat penanaman yang dimana diawal prosesnya petani
melakukan proses penanaman dengan menyemai benih selama dua minggu
dengan menggunakan pupuk kandang. Setelah dua minggu benih dipindah di
lahan yang telah disiapkan dengan ukuran lubang tanam dan jarak antar
tanaman yang berbeda-beda. Terdapat pemeliharan dimana bibit yang telah
ditanam diberikan perawatan agar tanaman terung dapat tumbuh dengan baik.
Perawatan tersebut seperti penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama
dan penyakit tanaman terung.
4. Pengawasan
Dilakukan pengawasan agar segala rencana dalam usahatani berjalan
dengan lancar dan sesuai rencana. Pengawasan yang dilakukan oleh petani
terung ungu di Kelurahan Tuatuka Kecamatan Kupang Timur yaitu
pengawasan terhadap harga jual tanaman terung, karena terkadang harga jual
terung menurun akibat dari banyaknya petani yang menjual secara bersamaan.
Selain itu, pengawasan juga dilakukan sesering mungkin dalam pengendalian
hama dan penyakit tanaman terung.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses identifikasi untuk mengukur atau menilai
suatu kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ingin
dicapai (Ketty,dkk. 2020). Fungsi evaluasi yaitu menekankan pada suatu
upaya untuk menilai suatu proses pelaksanaan rencana, mengenai ada atau
tidaknya suatu penyimpangan, dan tercapai atau tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Kelurahan Tuatuka
Kecamatan Kupang Timur melakukan evaluasi berupa mengidentifikasi
masalah atau kendala saat kegiatan usaha tani dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah atau kendala yang ada. Tatapi evaluasi yang dilakukan
tersebut tidak ditulis dalam pembukuan usahatani.
BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Usahatani terung ungu di Kelurahan Tuatuku Kecamatan Kupang Timur
berjalan dengan baik karena manajemennya juga terstruktur baik. Manajemen
yang dilakukan telah memenuhi fungsi-fungsi manajemen mulai dari
perencanaan hingga evaluasi. Pada fungsi perencanaan, petani merencanakan
sumber modal, tenaga kerja, alat mesin, material dan saluran pemasaran yang
akan digunakan. Dalam pengorganisasian, beberapa tugas dalam bertani
dibagi kepada anggota keluarga. Fungsi pelaksanaan dilakukan mulai dari
penanaman, pemeliharaan hingga panen. Dan fungsi pengawasan serta
evaluasi yang petani lakukan berupa pengawasan harga jual dan
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam usahatani. Dapat dikatakan
bahwa pengelolaan manajemen yang baik memengaruhi keberhasilan
usahatani yang dijalankan.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada petani adalah kembangkan aspek-aspek
manajerial yang dirasa kurang seperti mencari solusi dalam kegiatan evaluasi
demi usahatani yang lebih baik di waktu penanaman selanjutnya. Dan untuk
pemerintah dinas pertanian agar memberikan pelatihan dan solusi dalam
usahatani petani terung ungu.
DAFTAR PUSTAKA

Sumarni, Y. 2018. Matematika Dalam Ilmu Manajemen. Jurnal Equation. 1 (1)


Dwiyama, F. 2018. Unsur Manajemen Dalam Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam Di Indonesia. ADAARA. 7 (1) : 675-695
Bani, D.A.B., 2020. Kinerja Usahatani dan Pemasaran Terong Ungu di Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur. JASE. 1 (2): 61-66
Ketty, P.M.G., dkk. 2020. Manajemen Usahatani Terung Ungu di Kelurahan
Tuatuka Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang. Jurnal
EXCELLENTIA. 9 (1): 50-57
[Buku] Maulidah, Silvana. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Malang: UB
Press.
[Jurnal Internasional] Clay, P. M., Roberto F. 2018. Analyzing Agribusiness
Value Chains: A Literature Review. International Food and
Agribusiness Management Review (IFAMA). 22(1): 32-24
Ratnawati, E. 2019. MANAJEMEN AGRIBISNIS PERSPEKTIF MANAJEMEN
ISLAM (Studi Kasus Di Gabungan Kelompok Tani Serang Sukses
Makmur Desa Serang, Karangreja, Purbalingga). Skripsi. FEBI,
Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam, Purwokerto.
Aryandani, C. L. 2016. Manajemen Agribisnis Perspektif Ekonomi Islam di
Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Benda, Sirampog, Brebes. Skripsi.
FEBI, Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam, Purwokerto.
[Buku] Andayani, S. A. Manajemen Agribisnis Pendekatan Manajemen Dalam
Agribisnis. Majalengka: CV. Media Cendikia Muslim
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai