BAB II
PEMBAHASAN
-berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar
dan dalammengatasi masalah.
-Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki
inisiatif.
-Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
-Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
D. Imbalan kewirausahaan
Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan kerena berbagai imbalan yang dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori dasar :Laba, Kebebasan, dan Kepuasan dalam
menjalani hidup.
IMBALAN BERUPA LABA
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu
dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas
bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis
mereka sendiri. Dengan demikian imbalan berupa laba merupakan motofasi
yang kuat bagi wirausaha tertentu.Laba adalah salah satu cara dalam
mempertahankan nilai perusahaan.Beberapa wirausaha mungkin mengambil
laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan
wirausaha puas dengan laba yang pantas.
IMBALAN KEBEBASAN
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi
seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991
menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya
di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri.
Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan
dan perilaku kerja pribadinya secara fleksibel. Kenyataannya banyak
wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi
wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti
mengerjakan urusan
mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal
sendiri.
IMBALAN BERUPA KEPUASAN DALAM MENJALANI HIDUP
Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam
menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan
kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan
pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak
perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi
ada juga yang relative tetap berskala kecil.
E. TANTANGAN BERWIRAUSAHA
Meskipun keuntungan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya
yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan
bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan
kekuatan emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada
bagi wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai
resiko berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan
emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita
mengharapkan mendapatkan keuntungan.
Tantangan yang dihadapi sistem dan usaha agribisnis utamanya mencakup
beberapa hal berikut: 1) peningkatan permintaan atas produk- produk agribisnis; 2)
kondisi petani yang masih banyak terbelenggu kemiskinan dan serba keterbatasan; 3)
daya dukung SDA yang semakin terbatas dan tuntutan yang makin kuat terhadap
kelestarian SDA itu; 4) ketidakpastian iklim dan iklim ekstrim; dan 5) kondisi
berbagai hal yang mempengaruhi agribisnis perkembangan secara tidak linear; serta
6) implikasi berbagai tantangan itu kepada pendidikan agribisnis.
Permintaan agribisnis akan terjadi terus menerus secara alami seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk. Badan Pusat Statistik (BPS, 2013) mencatat rata-rata
pertumbuhan penduduk Indonesia bertambah 1,2 persen per tahun, dan tahun 2020
penduduk Indonesia akan mencapai 270 juta jiwa.Pertumbuhan penduduk ini
menguatkan pertumbuhan penduduk kelas menengah yang berkonsumsi tinggi.
Ketidakmampuan supply domestik menyediakan permintaan yang tinggi tersebut,
akan mendorong keseimbangan baru dengan ‘mendesak’ dibukanya kran impor untuk
Menyeimbangkan excess demand. Kondisi ini dapat kita lihat dari beberapa komoditi
pada Permintaan akan produk-produk pertanian seperti gula, kedelai, sapi dan jagung
secara nasional mengalami peningkatan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari
impor.
Peningkatan pendapatan, daya beli, dan penduduk kelas menengah serta
perkembangan komposisi penduduk kota dan jumlah penduduk produktif yang
semakin besar memberikan dampak pada perubahan gaya hidup dan selera. Perubahan
gaya hidup dan selera ini menjadi tantangan yang harus diperhatikan oleh sektor
agribisnis. Konsumen yang dihadapi agribisnis sekarang tidak hanya mencari
kuantitas tetapi juga semakin memperhatikan kualitas, kepraktisan dan nilai yang
terkandung di dalam suatu produk. Hal ini dapat dilihat dari produk-produk agribisnis
yang didorong untuk melakukan perubahan terutama dalam hal kemasan dan kualitas.
Permintaan produk agribisnis, tidak seseragam dulu. Pendekatan komoditi sudah
semakin ditinggalkan. Sebagai contoh, saat ini permintaan beras telah sangat beragam
mulai dari jenis beras, kemasan, ukuran per kemasan, ‘brand’, dan‘features’ produk
seperti aman bagi penderita diabetes, dan sebagainya.
Masyarakat yang semakin memperhatikan kesehatan telah meningkatkan
permintaan hasil pertanian organik (organic farming). Pendekatan value chain dalam
penyediaan produk agribisnis menjadi suatu keharusan, masyarakat menuntut
kepraktisan dari segi waktu mendapatkan, cara mengolah dan jumlah yang akan
dibeli. Hal ini juga yang mendorong minimarket bermunculan untuk memenuhi
perkembangan permintaan dari konsumen.Peningkatan permintaan terhadap produk-
produk pertanian, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk, juga dapat dilihat
dari indikator-indikator lain. Diantaranya adalah, pertumbuhan bisnis eceran (retail)
dari
segi jumlah, meningkat sebesar 7 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir dan
terdapat 20 kota di Indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi rata-rata lebih
dari 10 persen setiap tahun (Krisnamurthi, 2014).
Adanya peningkatan urbanisasi, perbaikan infrastruktur dan teknologi informasi
akan mendorong permintaan komoditas pertanian dengan kualitas tertentu oleh
konsumen, sehingga tidak heran jika kita melihat gerai retail/minimarket tidak hanya
di kota, namun sudah masuk ke desa-desa. Perkembangan ini juga sejalan dengan
penerapan sistem rantai pasokan pada hampir seluruh bisnis pangan dan pertanian.
Timmer dan Reardon dalam beberapa studinya menyebutkan fenomena ini sebagai ‘
supply chain and retail revolution’. Pendeknya, permintaan telah dan akan terus
berubah, bertumbuh dan berkembang dengan laju yang tinggi (Krisnamurthi, 2014).
F. LANGKAH-LANGKAH BERWIRAUSAHA
Usaha agribisnis atau pertanian di Indonesia akhir-akhir ini sering dianggap bisnis
yang melelahkan dan menghasilkan keuntungan yang sedikit. Padahal ini adalah jenis
usaha yang menghasilkan keuntungan yang berlimpah jika menjalaninya seacara
serius, terlebih negara kita sedang berupaya mendongkrak potensi usaha pertanian dan
peternakan di Indonesia. Memulai usaha agribisnis ibarat menetapkan peta menuju
kesuksesan. Selain mentalitas, diperlukan perencanaan matang untuk menghadapi
berbagai tantangan usaha yang tidak mudah. Perhatikan beberapa tips berikut untuk
membangun usaha dengan strategi jitu yang meningkatkan peluang untuk bisnis
berkelanjutan dan sukses.
1. Pelajari Bidang Agribisnis Yang Sesuai Untuk kita
Hal yang pertama yang harus dipertimbangkan untuk berkecimpung dalam
bidang Agribisnis adalah memahami bidang usahanya. Agribisnis yang
menggabungkan agrikultur dengan bisnis, bukan sekedar berbasis pertanian
saja.Cakupannya sangat luas mulai dari teknologi pangan, farmasi, sampai
penyediaan energi juga termasuk di dalamnya. Bukan hanya mengolah padi
dan gandum saja, Anda juga bisa melirik usaha bunga, ikan, telur sampai
tanaman hias.
2. Deskripsi Usaha Yang Detail
Sebelum memulai usaha,perlu memetakan semua secara hitam di atas putih.
Tuliskan visi dan misi yang di miliki. Usaha yang mengacu dari awal produksi
sampai di tangan konsumen ini adalah bidang yang sangat panjang. Oleh
karena itu perencanaannya harus terdeskripsikan dengan jelas.Mendata
kelebihan dan kekurangan dalam memulai usaha Agribisnis dapat dijadikan
panduan berapa lama usaha akan dapat dijalani sebelum mulai
memperlihatkan profit. Hal ini juga akan menunjukkan berapa besar modal
yang harus dikeluarkan.
3. Analisa Pasar dan Mengenal Para Pesaing
Mempertimbangkan berbagai faktor sesuai pangsa pasar untuk membuat
strategi pemasaran yang tepat sasaran. Semakin jelas target konsumen akan
memperjelas eksekusi perencanaan sesuai target. Hal ini juga membantu
bagian perencanaan keuangan. Kenali ciri khas para pesaing, agar tidak
terjebak dengan program dan strategi yang sama.
4. Fokus Usaha Agribisnis dan Jasa Perencana Keuangan
Hindari kesibukan yang berlebihan dan bentuk tim yang dapat bekerja sama
dengan baik,dapat meminta bantuan profesional untuk mengatur keuangan
profesional. Dengan demikian dapat berkonsentrasi dengan usaha Agribisnis
yang sedang di kembangkan.
Referensi:
https://accurate.id/bisnis-ukm/tips-membangun-usaha-agribisnis-yang-sukses/
Musyadar, Achmad dan Wahyu Trisnasari. 2015. Bahan Ajar Kewirausahaan Agribisnis.
STPP Bogor. Bogor
Meredith, G.G. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka Binaman
Presindo.