Anda di halaman 1dari 5

B.

Rumusan Masalah

1. siapa saja tokoh yang mengemukakan teori evolusi?

2. Apa pengertian evolusi menurut ilmu ilmu sejarah?

3. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi evolusi?

C. Tujuan

1. Agar kita mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi evolusi.

2. Agar kita lebih tau tentang evolusi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pencetus Teori Evolusi


1. Lamarck (1744-1829)
2. Charles Darwin (1809-1882)
3. August Weismann (1834-1913)

B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Evolusi


1. Perkawinan Tak Acak
Pada kenyataannya, tidak ada perkawinan yang benar-benar acak. Perkawinan
umumnya dipengaruhi factor pilihan, misalnya: burung merak betina lebih memilih
merak jantan dengan bulu ekor yang besar dan indah, dan manusia cenderung
mengembangkan hewan atau tumbuhan yang menguntungkan sehingga akan terjadi
kepunahan pada suatu spesies.

2. Migrasi
Suatu spesies dapar terasing dari spesies-spesies sesamanya dan hidup
didaratan yang berbeda karena dipisahkan oleh suatu lautan, misalnya apa yang
terjadi pada sejenis kumbang yang hidup dipulau sangihe, bila kumbang dari pulau
sangihe bermigrasi kedaerah manado dan terjadi perkawinan antara kumbang dari
pulau sangihe dengan kumbang dari manado, maka akan terjadi perubahan gen
pada generasi berikutnya, sehingga dapat diartikan bahwa migrasi adalah peristiwa
berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma kebioma yang lain ( Bioma adalah
sekelompok tumbuhan atau hewan yang tinggal dilokasi geografis tertentu ).

3. Hanyutan Genetik (ingsut genetik)


Hanyutan genetic merupakan perubahan prekuensi alel dari satu generasi
kegenerasi berikutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan merupakan
sample acak (random sample) dari orang tuanya, selain itu ia juga terjadi karena
peranan probalitilitas (kemungkinan) dalam penentuan apakah suatu individu akan
bertahan hidup dan berproduksi atau tidak.

Salah satu sebab dari hanyutan genetic adalah founder effeck. Founder yang
dalam Bahasa inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada sekelompok
individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni tersendiri. Koloni
baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang berbeda dari dengan populasi induknya
karena mereka mrnikah dengan sesame anggota koloninya. Alel tertentu bisa
menjadi lebih umum, sedangkan alel yang lain bisa berkurang frekuensinya atau
bahkan menghilang. Frekuensi gen akibat hanyutan genetic amat sulit diprediksi
karena bersifat acak.

Bottleneck effeck juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya hanyutan
genetik. Hal ini terjadi jika banyak anggota populasi yang mati dan sisanya saling
kawin hingga jumlah populasinya Kembali seperti semula. Hanyutan genetika dapat
berakibatkan buruk jika terjadi penurunan variasi gen. Penurunan variasi gen
menyebabkan suatu populasi menjadi rentan terhadap kepunahan apabila terjadi
perubahan lingkungan atau gaya hidup.

4. Seleksi Alam
Seleksi alam merupakan proses dimana mutasi genetik yang meningkatkan
keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi atau lebih umum dari
generasi yang satu kegenerasi yang lain pada suatu populasi. Ia sering disebut
sebagai mekanisme yang terbukti sendiri karena:
 Variasi terwariskan terdapat pada dalam populasi organisme
 Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang bertahan hidup
 Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya untuk
bertahan dan berproduksi.

5. Mutasi
Mutase adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA)
baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom.
Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimiawi dari gen yang terjadi tanpa atau
karena pengaruh faktor luar alami buatan.

6. Rekombinasi dan Seleksi


Rekombinasi genetic adalah proses pemutusan seunting bahan genetik
(biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan
dengan molekul DNA lainnya. Rekombinasi genetik berlangsung melalui perkawinan
dan dapat menimbulkan perubahan gen pada generasi berikutnya. Percobaan
seleksi yang dilakukan oleh W.L Johannsen tahun 1905 pada biji kacang merah besar
yang ditanam pada kondisi tanah yang sama menghasilkan biji-biji yang besarnya
bervariasi. Berdasarkan hasil percobaannya, Johannsen mengambil kesimpulan
bahwa seleksi alam dan lingkungan tidak berpengaruh pada proses terjadinya variasi
baru, karena kacang berbiji besar selalu menghasilkan keturunan dengan sifat- sifat
yang sama dengan induknya, begitu juga dengan kacang yang berbiji kecil.
Percobaan lainnya dilakukan oleh ahli-ahli pertanian dari universitas Illionis pada biji
jagung berkadar minyak 4,7 % yang ditanam dari generasi ke generasi. Ternyata
setelah generasi ke-50, biji jagung menunjukkan kadar minyak yang berbeda-beda,
ada yang naik 15,4% dan ada juga yang berkurang 1%. Dari percobaan ini
disimpulkan bahwa seleksi jagung dapat menghasilkan perubahan sifat. Perubahan
ini menunjukkan bahwa rekombinasi gen -gen yang terjadi akibat adanya
perkawinan silang dapat menghasilkan variasi pada generasi berikutnya.
SELEKSI ALAM DENGAN PENCETUS TEORI SESUDAH MASEHI

Evolusi menjelaskan tentang perkembangan makhluk hidup secara


bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk yang sederhana menuju
brntuk yang kompleks. Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi
adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya lama kelamaan akan punah, yang tertinggal hanyalah mereka
yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan sesame makhluk hidup
akan bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Evolusi dapat diukur
sebagai perubahan dalam pembagian relative variasi dalam suatu populasi
selama beberapa generasi. Contoh kerja seleksi alam adalah kegiatan para
saintis menguji hipotesis Darwin bahwa paruh burung Finch Galapagus
merupakan adaptasi evolusioner terhadap sumber makanan yang berbeda.
Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia.
Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri, jumlah
ngengat biston betularia putih lebih sedikit dari pada ngengat biston betularia
hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih
untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak faktor-faktor yang memengaruhi evolusi makhlik hidup, seperti perkawinan tak
acak, migrasi, hanyutan genetik, seleksi alam, mutasi, serta rekombinasi dan seleksi.

B. Saran

Semoga dengan makalah yang berjudul “Faktor Yang Memengaruhi Evolisi” ini kita
dapat lebih tau tentang proses pertumbuhan, dan lebih mengerti dengan evolusi makhluk
hidup serta mengetaui faktor-faktor yang memengaruhi evolusi sejak dulu.

Anda mungkin juga menyukai