Anda di halaman 1dari 63

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang dapat mengalami hal tersebut . komposisi genetik dari suatu individu sudah ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis genetik populasi adalah evolusi. Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa ada variasi (kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor yang bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis . bila ada secara sendiri maka kedu faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua faktor tersebut bekerja secara harmonis.

1.2 Tujuan 1. Mengetahui variasi genetic sebagai dasar evolusi 2. Mempelajari mutasi gen dan frekuensi gen dalam populasi 3. Mempelajari hukum Hardy-Weinberg

BAB II PEMBAHASAN . 2.1 Timbulnya variabilitas

Untuk melihat bagaimana keanekaragaman , kita harus mulai dari suatu struktur yang paling kecil, tetapi sangat penting, struktur tersebut adalah asam deoksiribonukleat yang terdiri dari 4 macam asam nukleat, yakni adenin mitosin (C), guanin(G), dan timidin(T). Bila asam amino terakhir diganti dengan urasil(U), maka asam nukleat akan membentuk 20 macam asam amino esensial. Kini diketahui bahwa kombinasi tiga dari keempat macam asam nukleat akan membentuk asam amino. Kombinasi ini dikenal dengan kode genetik . apabila ada 4 macam asam nukleat yang membentuk asam amino ., maka hanya diperoleh 16 kombinasi untuk 16 asam amino , sehingga tidak ditemukan 4 macam asam amino esensial yang lain. Secara umum, setiap satu asam amino dikode oleh sekitar 3 macam kombinasi asam amino dikode oleh satu kombinasi, sedangkan asam amino yang lani dikode oleh 6 macam kombinasi . dengan demikian maka suatu asam amino dapat dihasilkan lebih banyak kemunkinan . yang menjadi masalah sekarang adalah dari mana terjadinya keanekaragaman. Adanya satu kode geentik atau lebih belum dapat menerangkan terjadinya keanekaragaman. Sejak masa lampau, orang sudah mempertanyakan mengapa umur suatu organisme sejenis tidak sama. Hal ini jelas terlihat apabila kita memelihara tumbuhan atau hewan, atau kita melihat pada alam disekitar kita dan diri kita sendiri, sebagai manusia. Keluarga pada zaman dahulu umumnya mempunyai anak lebih dari dua, demikian juga dengan hewan. Pada katak dapat kita lihat bahwa jumlah telur yang dihasilkan berjumlah beratus-ratus butir. Bila semuanya hidup dan berkembag biak , mungkin kini seluruh permukaan bumi dipenuhi oleh katak atau organisme lainnya. Namun hal ini tidak terjadi hanya individu yang sehat dan kuat , atau hampir sempurna dalam semua aspek kehidupan yang dapat bertahan . jadi alam sudah menyeleksi , mana yang baik dan mana yang tidak baik atau kurang baik. Ikan yang selalu di aquarium yang beri makanan cukup , semua kondisi hidup dicukupkan. Bila semua individu kita seleksi sehingga dapat dikategorikan sebagai sama dan hampir sempurna sekalipun, jumlahnya hanya bertambah pada satu periode saja . padahal semua pasangan yang hidup dalam aquarium tersebut sehat dan berpotensi untuk berkembang biak. Ada satu hal yang menyebabkan ikan- ikan tersebut tidak berkembangbiak, yakni yang tidak cukup. Ikan- ikan sepertinya tahu bahwa bila mereka terus berkembang biak, maka tidak dapat bergerak bebas . hal ini yang kita sebut sebagai daya dukung dari aquarium tersebut, jadi selain struktur biologis yang hampir sempurna, makanan, daya dukung tempat ikut menentukan sukses tidaknya suatu jenis dimuka bumi ini. Setiap organisme mempunyai kisaran toleransi. Misalnya manusia muda (bayi) mempunyai kisaran toleransi suhu tubuh 35- 42 derajat celcius. Pada manusia dewasa , biasanaya batas kisarannya tersebut adalah: 36-41*C, diluar batas kisaran tersebut manusia tidak dapat bertahan hidup dan akan mati. Kisaran suatu spisies tidak saja terbatas pada toleransi, namun dapat pula menyangkut aspek-aspek apa saja. Semua atau hampir semua aspek-aspek tersebut dikode oleh suatu gen. Contoh- contohnya variabilitas antara lain: 2.2 Variasi genetik sebagi dasar evolusi Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya perbedaan respon individuindividu terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan adaptif. Suatu populasi terdiri

dari suatu sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian , maka, tidak ada dua individu yang serupa, pada populasi manusia dapat kita lihat dengan muda adanya perbedaan- perbedaan individu : misalnya dipunyainya ciri-ciri anatomi, fisiologi dan kelakuan yang khusus. Hal ini dapat kita lihat pada kucing dan anjing dan kuda., variasi individu pada cacing, burung jalak, bajing atau bayam sukar sekali kita dapatkan meskipun hal itu ada. Meskipun variasi individu ini terdapat dan hali ini mungkin tidak dapat kita lihat oleh mata kita, hal ini terjadi pada binatang bersel satu sampai dengan ikan paus. Dengan demikian, populasi terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu sama lain didalam berbagai hal. Fenotipe suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe dan pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasi fenotipe yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner modern mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada variasi genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih umum atau kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong evolusioner bekerja dengan mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi menghilang ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yakni ketika ia menghilang dari suatu populasi ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel leluhur. Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda: contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada tanaman.Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5% genomnya. Perbedaan- perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula sangat samar- samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang menentang beberapa varian dan seleksi menguntungkan untuk varian lain didalam suatu populasi, maka komposisi kesehatan dari populasi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu , sebab sifat dari populasi itu ditentukan oleh induvidu didalamnya. Secara umum variasi genetik dapat dibedakan menjadi 5 penyebab (agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen, genetic drift, gen flow dan seleksi alam 2.2.1 mutasi 1) pengertian, macam, dan sebab mutasi a). Pengertian mutasi Ada beberapa kutipan yang dapat membantu kita dalam usaha menyimak pengertian mutasi.

although genes can reproduce them selves exaetty for many generations they do occasinally undergo abrupt changes called mutations. Mutations involves a change in the chemical arrangement ag a gene so that there is a diffrence in the structure and action of a gene (hickman, 1970 dalam mubadi, 1985)

It is also know taht gene may undrego slight alterations, with a resultant change in some character any modificationof achromosome and the accompaying altertions of a the plant in questions is a mutations ( robbins, 1957dalam mubadi, 1985): Although gene are remarkably stable and arethey do from a time to time undergo changes called mutations (ville, et al dalam mubadi, 1985. Mutations is the given to all these proceses with result in change the heredity material(simpsom, 1957). Mutasi adalah suatu perubahan frekuensi dan kombiasi alel, gen, atau kromoson secara seketika (spontan)(sidharta, 1995).

Dari kutipan- kutipan tersebut diatas bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan faktor keturunan atau sifat keturunan (gen) dan perubahan itu bersifat fisikokimia. Mutasi terjadi secara acak, yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi mempunyai nilai ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka ketahanan, kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Mereka, cenderung untuk bertambah dalam populasi dibandingkan dengan anggota populasi lain yang mempunyai nilai seleksif rendah. Walaupun mutasi adalah dasar variasi, tetapi peranannya hanya kecil. Yang lebih penting: kombinasi dan poliploidi. b). Macam mutasi Ada beberapa macam mutasi atas dasar sudut pandang tertentu . hal-hal berikut ini menunjukkan beberapa macam mutasi berdasarkan atas berbagai sudut pandang. 1). Berdasarkan tempat terjadinya

Mutasi kecil( point mutation)

Mutasi kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul (ADN)gen. Lokus gen sendiri tetap. Mutasi jenis ini yang menimbulkan perubahan alel. Mutasi gen diartikan sebagai suatu perubahan fisiokimiawi gen. Perubahan fisiokimiawi gen yang terjadi antara lain dapat berupa perubahan atau pergantian pasangan basa. Misalnya pasangan A-T diganti menjadi G-C: peristiwa semacam ini antara lain disebabkan karena terjadi satu basa purin ataupun pirimidin oleh senyawa lain yang analog semacam zaguanin atau bromouracil C-G. Sebagai akibat peristiwa lain.

Mutasi besar (gross mutation)

Mutasi besar adalah perubahan yang terjadi pada stuktur dari kromosom . Istilah khusus mutasi kromosom yakni aberasi. Sehingga untuk selanjutnya istilah aberasi dipakai untuk mutasi kromosom , sedangkan istilah mutasi khusus untuk mutasi gen saja.

2). Berdasarkan macam sel yang mengalami mutasi

Mutasi somatis (mutasi vegetatif)

Mutasi somatis adalah mutasi yang terjadi pada sel soma . bila perubahan sel somatis demikian besar , sel-sel dapat mati . dan kalau dapat bertahan hidup memiliki kelainan atau tak berfungsi secara normal. Bila sel somatis tidak tidak meliputi daerah yang luas, yang kurang penting, tidak membahayakan . tetapi bila meliputi daerah yang luas atau alat yang amat penting dapat membahayakan bahkan dapat mematikan. Bila perubahan sel itu terjadi ketiak sel somatis sedang giat membelah seperti dalam embrio dapat mengakibatkan karakter abnormal waktu lahir , tetapi tidak diturunkan kepada generasi berikutnya . makin muda jaringan yang mengalami perubahan genetis makin luas akibat abnormalan yang ditimbulkannya sebliknya makin dewasa jaringan itu ketika mengalami keabnormalan dan dapt ditolerir.

Dalam bidang pertanian mutasi vegetatif banyak dipakai untuk meninggikan produksi dan mutu, seperti terhadap apel . anggur dan jeruk. Dibuat perubahan induksi pada suatu cabang pohon dewasa (misalnya dengan colchicine). Lalu cabang distek atau dicangkok , dan dibiakkan secara vegetatif pula. Sedangkan secara alamiah perubahan vegetatif pada tumbuhan dapat menimbulkan beraneka warna (belang) pada endosperm (biji), daun dan mahkota bunga. Misalnya pada ercis dan bunga pukul 4.

Mutasi germinal (mutasi gametis/ generatif)

Mutasi germinal adalah mutasi yang terjadi sel germinal (terdapat didalam gonad). Hal ini terjadi terdapat pada mahkluk hidup bersel banyak dan bukan yang bersel satu. Atau strukturnya yang lebih sederhana. Bila perubahan berlangsung pada gamet. maka akibat yang ditimbulkan begitu hebat dan gametpun segera mati. Kadang menyebabkan gamet tidak mampu melakukan pembuahan dengan wajar. Oleh karena itu tak diteruskan pada keturunananya. Tetapi bila perubahan tidak begitu hebat dan gamet dapat melakukan pembuahan, terjadi generasi baru yang menerima peruahan bahan genetik tersebut. Bila gonad terkena langsung radiasi atau diberi bahan kimia seperti gas murtad, maka kemungkinan besar mengalami perubahan genetis pada gamet . namun kalau radiasi terjadi pad bagian tubuh yang lain, bukan langsung ke gonad, suatu saat gonad menerima akibat radiasi secara tidak langsung itu. Bila radiasi menimbulkan ionisasi berantai pada jaringan dan akhirnya mencapai inti sel gamet. Makin dekat bagian tubuh yang kena radiasi ke gonad, makin besar kemungkinan gamet menerima perubahan genetis . sebaliknya semakin jauh bagian tubuh yang kena radiasi dari gonad ,makin kecil kemungkinan gamet menerima perubahan genetik itu.

3). Berdasarkan faktor penyebab mutasi

Mutasi alami (spontan)

Mutasi alam adalah mutasi yang terjadi secara alami (tanpa dibuat dan disengaja manusia). Penyebab dari mutasi alamiah antara lain:

Sinar kosmos Batuan radioaktif Sinar ultraviolet matahari Sesuatu yang tidak jelas dalam metabolisme sehingga terjdi kekeliruan dalam sintesis bahan genetik. Dan Radiasi ionisasi internal dari bahan radioaktif yang mungkin terkandung dalam jaringan (lewat makanan atau minuman yang terkena pencemaran zat radioaktif

Sinar kosmos berasl dari angkasa luar, meradiasi bumi dengan partikel (butiran) berenergi tinggi, yakni proton, positron, (bagian jumlah perubahan spontan).

Mutasi buatan

Mutasi spontan merupakan mutasi yang sengaja dibuat oleh manusia, yang biasa diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Misalnya dibidang budidaya, perakitan bibit dan lain-lain. Usahausaha manusia dalam perubahan genetik dalam bentuk bahan makanan antara lain:

Pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi, sterelisasi dan pengawetan bahan makanan. Penggunaan senjata nuklir Roket, televisi, reaktor yang menggunakan bahan bakar radioaktif.

Mutasi buatan tidak selalu berakibat buruk. Banyak sekali jasa bahan radioaktif terhadap kesejahteraan hidup manusia. Terutama mengembangkan keturunan baru tanaman. Perubahan mutasi buatan yang dilakukan pada gandum, buncis, tomat, ternyata dapat meningkatkan mutunya. banyak tanaman panen (padi jagung gandum) yang dikembangkan sehingga tahan terhadap suatu jenis hama. 4). Berdasarkan jumlah faktor keturunan

Mutasi bertahap (mutasi mikro)

Mutasi mikro adalah mutasi yang terjadi atas satu atau sekelompok kecil faktor keturunan.

Mutasi lompatan (mutasi makro)

Mutasi makro merupakan mutasi yang terjadi atas sejumlah besar atau mungkin seluruh faktor keturunan. Dalam ruang lingkup mekanisme evolusi, terdapat dua macam pendapat tentang dampak perubahan yang efektif supaya evolusi mahkluk hidup dapat berlangsung, pendapat pertama, mengatakan bahwa penyebab variasi ( penyebab perubahan) yang lebih efektif adalah perubahan bertahap. Dalam kurun waktu yang cukup lama sedikit demi sedikit akan terjadi akumulasi demikian banyak variasi yang mengarah pada timbulnya kelompok- kelompok baru( yang ditinjau dari sudut tinjauan tingkat takson tertentu mungkin sudah berbeda dengan sebelumnya). Dalam hubungan dengan ini dikataka bahwa mutasi lompatan, skala perubahan adalah demikian besar sehingga turunan yang mewarisi banyak ciri yang sekaligus berubah, relatif tidak beradaptasi. Pendapat kedua mengatakan bahwa penyebab variasi yang efektif adalah mutasi lompatan : dikatan bahwa yang terjadi karena mutasi bertahap tidak dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru (spesiasi). Namun demikian, dari pendapat tersebut yang paling banyak dianut adalah pendapat yang pertama. 5). Berdasarkan manfaat bagi individu atau populasi yang mengalami

Mutasi yang merugikan

Mutasi yang merugikan adalah mutasi yang berakibat timbulnya ciri dan kemampuan yang kurang atau tidak adaptip pada individu (populasi)

Mutasi yang menguntungkan

Mutasi yang menguntungkan adalah mutasi yang berakibat timbulnya ciri dan kemampuan yang semakin adaptip pada individu (populasi), diantara kedua mutasi itu, yang paling banyak terjadi adalah mutasi yang merugikan: akan tetapi dalam ruang lingkup mekanisme evolusi, dampak perubahan karena mutasi efektif adalah mutasi yang menguntungkan.

C. Penyebab mutasi Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi adalah demikian banyak aspek variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada umumnya faktorfaktor lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi: a). Faktor fisika (radiasi) Agen mutagenik dari faktor fisika brupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar X, partikel beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi. Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan

ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan panas dari matahari atau api, juga mem,bentuk radiasi, tetapi tidak merusak. b). Faktor kimia Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Pestisida

DDT, insektisida dipertanian dan rumah tangga. DDVP, insektisida, fumigam, helminteik ternak Aziridine, dipakai pada industri tekstil, kayu dan kertas untuk membasmi lalat rumah, mutagen pada tawon, mencit, neurospora, E, coli dan bakteriofage T4. TEM, dipakai dalam teskstil dan medis (agen antineoplastik). Membasmi lalat rumah.mutagen pada mencit dan serangga, jamur, aberasi pada memcit, allium e coli dan lekosit.

Industri

Formadehid. Zat ini digunakan dalam pabrik resin, tekstil, kertas dan pupuk, disenfektan benih, dan fungisida, anti pai , anti kusut pada tekstil . banyak dijumpai pada asap tembakau, asap mobil, mesin serta buangan pabrik tekstil. Mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli. Glycidol. Zat yang digunakan untuk membuat zat kimia yang lain seperti, eter, ester, amin untuk farmasi, dan tekstil bersifat antibakteri dan antijamur pada makanan, mutagen pada drosophila, neuspora, aberasi dan jaringan mencit. DEB (butadiene deipoxide), mencegah mikroba, untuk tekstil dan farmasi, mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli . salmonella, penicillium, lalat rumah ragi, jagung, tomat dan mamalia. Aberasi pada allium, drosophila dan mamalia.

Makanan dan minuman

Caffein. Banyak didapatkan pada minuman, kopi, teh, cokelat, dan limun yang mengandung cola. Pada bidang medis untuk antihistamin dan obat pusing, pengembang pembuluh darah, koroner. Mutagen lemah pada drosophila, mutagen letal adan aberasi pada bakteri, bakteriofage, dan kultur sel orang, Siklamat dan sikloheksilamin. Banyak dipakai untuk penyedap makanan dan minuman, aberasi secara invitro pada orang dan tikus.

Natriun nitrit dan asam nitrit zat ini digunakan mengawetkan daging, ikan dan keju, mutagen pada bakteri dan jamurdan virus: menghalangi replikasi ADN.

Obat

Siklofosfamid. Pelawan berbagai jenis tumor. Toragen pada tikus, mutagen pada drosophila, mencit. Aberasi pada kultur jaringan orang. Metil di-kloro etil amin. Banyak digunakan diklinik. Mutagen pada mencit, drosophila, aberasi pada Allium. Antibiotik . sebagian berasal dari streptomyces, seperti mitomysin C, azaserine, streptonigrin, phleomycin. Anti neoplasma. Penghalang replikasi DNA. Mutagen pada drosophila. Aberasi pada kultur lekosit orang. Aminopterin 4- aminoflic dan methoteraxate. Kedua zat antagonis terhadap asam folat. Banyak dipakai pengobatan kanker, seperti leukimia, dan choriocarcinoma, aberasi pada kultur lekosit.. c). Faktor biologi Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom. Misalnya virus hepatitis menimbulkan aberasi pada darah dan sumsum tulang. Virus campak, demam kuning, dan cacar juga dapat menimbulkan aberasi.

2.2.2 Rekombinasi gen Rekombinasi genetika merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika (biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul DNA lainnya. Pada eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama meiosis sebagai pindah silang kromosom antara kromosom yang berpasangan. Proses ini menyebabkan keturunan suatu makhluk hidup memiliki kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan dapat menghasilkan alel kimerik yang baru. Pada biologi evolusioner, perombakan gen ini diperkirakan memiliki banyak keuntungan, yakni mengijinkan organisme yang bereproduksi secara seksual menghindari Ratchet Muller. Secara alami, rekombinasi gen terjadi saat pembelahan meiosis terjadi, (jd bukan saat fertilisasi), yaitu ketika fase yang disebut sebagai pindah silang atau crossing over, pada profase I (silahkan lihat tahapan pembelahan meiosis untuk lebih jelasnya). Pada fase itu, gen-gen dari pasangan kromosom homolog saling bertukaran. Seperti kita ketahui, manusia memiliki 2 set kromosom yang saling berpasangan, satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ayah, dan satu set kromosom yang membawa sifat-sifat ibu. Pada pembelahan mitosis (perbanyakan sel), kedua

set kromosom tersebut akan diperbanyak apa adanya, jadi tidak ada perubahan susunan gen. Namun, pada saat pembelahan meiosis, yaitu pada pembentukan sel gamet (yang nota bene hanya punya satu set kromosom),mterjadi pndah silang, sehingga satu set kromosom hasil dari pembelahan meiosis akan membawa kombinasi sifat ayah da sifat ibu. Berikut ini adalah informasi informasi tentang rekombinasi gen seksual seperti disebutkan dibawah ini: Hukum mandel 1 dan hukum mandel 11, tentang hukum pemisahan dan rekombinasi faktor- faktor keturunan yang terjadi selama meiosis. Pada mahkluk hidup yang bereproduksi secara sseksual, peristiwa fertilisasi didahului oleh proses pembentukan gamet (meiosis). Proses meiosis menghasilkan gamet-gamet yang mempunyai jumlah kromosom sebanyak separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Pada proses meiosis inilah terjasi pemisahan faktor- faktor keturunan dari masing- masing alelnya secara bebas. Peristiwa pemisahan yang berlangsung secara bebas itulah yang lebih terkenal dengan hukum mandel 1: sebaliknya peristiwa kombinasi secara bebas lebih dikenal dengan hukum mandel II. Dengan peristiwa pemisahan dan rekombinasi secara bebas inilah menyebabkan kandungan faktor keturunan pada tiap gamet, secara keseluruhan tidak sama satu sama lain. Dengan kata lain secara keseluruhan tiap-tiap gamet berbeda satu dengan yang lainnya.

Hereditas mendel

Perubahan dalam gen dapat disebabkan: 1. Mutasi : apabila gen A berubah menjadi a dan sebaliknya, maka frekuensi yang dinyatakan oleh p dan q dalam (p + q)2 akan berubah. 2. Perbedaan pembagian ke gen pool. Pembawa (carrier) dari sebuah genotipe dapat berbeda dalam membagi ke gen pool dari generasi berikutnya, perbedaan dalam nilai adaptif dapat menyebabkan perubahan dalam frekuensi gen.

3. Migrasi: perbedaan migrasi dari pembawa gen A dan gen a kedalam atau keluar populasi akan mengakibatkan perubahan. 4. Penghanyutan genetik (genetic drift) Pada populasi kecil variasi yang terjadi secara kebetulan dapat menjadi penting. Perkawinan sendiri atau antara saudara dapat mengubah frekuensi gen. Mutasi merupakan sumber dari perubahan genetik, bila suatu mutasi meningkatkan kemauan untuk hidupnya hanya 1% maka untuk terbentuknya populasi perlu waktu 100 generasi. Jadi peranan reproduksi seksual sangat penting. Melalui reproduksi seksual dan seleksi alam, evolusi dapat menjadi terarah. 2.2.3 Gene flow Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya merupakan spesies yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal. Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah bahan genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi dapat menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan reproduksi antara dua populasi yang berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses ini dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh barisan gunung, samudera, dan padang pasir. Bahkan bangunan manusia seperti Tembok Raksasa Cina dapat menghalangi aliran gen tanaman. Gene flow (alur gen), akibat adanya imigran yang dapat menambah alela baru kedalam unggun gen suatu deme, sehingga dapat merubah frekunsi alela. Alur gen berarti kisaran imigran mulai dari yang sangat rendah kesangat tinggi tergantung dari jumlah individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik yang ada pada individu- individu dalam deme yang dapat bergabung. Bila tidak ada perbedaan yang banyak antara deme- deme dalam populasi yang besar, maka pergerakan individu dalam jumlah yang sangat kecil diantara deme- deme di pandang cukup kuat dapat menjaga frekuensi alela tetap sama. Bagaimanapun juga bila informasi genetik sangat berbeda, imigrasi kecil dapat menghasilkan perubahan frekuensi alela yang sangat besar. Misalnya hibridisasi, perkawinan dalam ( interbreeding) diantara individu- individu yang termasuk dalam spesies yang dianggap berbeda mungkin saja terjadi. Hibridisasi semacam itu mugkin membawa banyak alela baru kedalam populasi dan memungkinkan menjadi penyebab dimulainya kecenderungan baru dalam evolusi penerima. Banyak spesies yang terdiri dari penduduk lokal yang anggotanya cenderung untuk berkembang biak di dalam kelompok. Setiap penduduk lokal dapat mengembangkan gen yang berbeda dari yang lain penduduk lokal. Namun, anggota dari satu populasi dapat berkembang biak dengan

sesekali imigran dari populasi yang berdekatan dari spesies yang sama. Hal ini dapat memperkenalkan gen baru atau mengubah frekuensi gen yang ada di warga. Dalam banyak tanaman dan beberapa binatang, aliran gen dapat terjadi tidak hanya antara subpopulasi dari spesies yang sama tetapi juga antara yang berbeda (tapi masih berhubungan) spesies. Jika hibrida kemudian berkembang biak dengan salah satu jenis orangtua, gen baru masuk ke kolam gen dari populasi induk. Ini hanyalah aliran gen antara spesies daripada dalam diri mereka. Berikut ini adalah contoh gambar dari gene flow :

2.2.4 Genetic drift Hanyutan genetik, ingsut genetik, penyimpangan genetik, atau rambang genetik dalam genetika populasi, merupakan akumulasi kejadian acak yang menggeser tampilan lungkang gen (gene pool) secara perlahan dari keadaan setimbang, namun semakin membesar seiring berjalannya waktu. Sebenarnya, istilah genetik kurang tepat dan yang lebih baik adalah alel, karena yang sebenarnya terjadi adalah proses perubahan frekuensi alel suatu populasi karena yang berubah adalah frekuensi dari alel-alel yang ada di dalam populasi yang bersangkutan. Hanyutan genetik berbeda dari seleksi alam. Yang terakhir ini merupakan proses tak acak yang memiliki kecenderungan membuat alel menjadi lebih atau kurang tersebar pada sebuah populasi dikarenakan efek alel pada kemampuan individu beradaptasi dan reproduksi. Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alela secara kebetulan. Peristiwa ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela mempunyai peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu mempengaruhi frekuensi alela pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi yang berukuran besar. Karena itu dalam populasi kecil, kurang dari 100 individu hilangnya gen masih cukup kuat pengaruhnya terhadap frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain yang berperanan pada saat itu juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang berbeda. Berikut ini contoh dari genetic drift. Genetic drift: When the beetles reproduced, just by random luck more brown genes than green genes ended up in the offspring. In the diagram at right, brown genes occur slightly more frequently in the offspring (29%) than in the parent generation (25%).

Genetic drift Random events, particularly in small populations, may profoundly alter gene frequencies in each subsequent generation. An example is the founder effect, in which the characteristics of a small population colonizing a new habitat may be very different than the characteristics of the larger population from which the founders are derived. 2.2.5 Seleksi alam 1. a. Pengertian seleksi alam Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Masih jelas teringat di benak kita tentang teori evolusinya yang menceritakan bahwa awalnya jerapah ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Lalu jerapah yang berleher panjang lebih mudah menjangkau daun-daun muda yang tempatnya memang lebih tinggi dibandingkan dengan jerapah berleher pendek. Akhirnya, jerapah berleher panjang dapat bertahan hidup dan jerapah berleher pendek perlahan-lahan akan punah. Ini yang disebut Charles Darwin sebagai Seleksi Alam. Seleksi alam adalah proses dimana mutasi genetika yang meningkatkan reproduksi menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang terbukti sendiri karena: Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme. Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup. Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi. Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya. Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi alel tersebut menjadi lebih umum dalam popualasi. Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka. Adalah penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang

tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan. Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi sedang tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama. Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifatsifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik predator). Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan. Bidang riset yang aktif pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies. Dari modelmodel ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi. Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya. Kettlewells seorang dari Oxford University pada tahun 1966 telah menyelidiki kupu hitam dan putih Biston betularia (di Inggris). Kupu hitam banyak ditemui di daerah industri (tercemar) dan sedikit di daerah yang tidak tercemar, dan kupu putih sebaliknya. Untuk mengecek adanya perbedaan yang dikaitkan dengan penambahan lingkungan maka Kettlewells mempelajari perkembangan populasi kupu ini dengan cara Marking recapture

yaitu menandai sejumlah kupu dari dua warna itu, kemudian dilepas di daerah tercemar (Birminghan) dan di daerah yang tidak tercemar (Dorset), setelah beberapa waktu ditangkap kembali, hasilnya sebagai berikut: Birminghan (tercemar) Hitam Putih Dilepas 477 137 Ditangkap kembali 19% 40%

Dorset(tak tercemar) Hitam

437

6%

Putih

496

12,5%

Kesimpulan: 1. Penyebaran kupu hitam berkorelasi dengan derajat pencemaran. 2. Ada mutasi putih ke hitam. Demikian pula yang diperlihatkan dalam penggunaan DDT terhadap serangga. Peningkatan penggunaan DDT mengakibatkan berkurang kekebalannya terhadap serangga. b. Peran Kreatif Dari Seleksi Alam Haldane telah menghitung berapa lama fenotif baru dapat diciptakan. Misalnya, bila setiap 15 gen berada dalam 1 persen dari individu suatu populasi, maka kemungkinan 15 gen tersebut terdapat bersama sama adalah 1 didalam 1030 individu. Tetapi belum pernah ada suatu populasi dari organisme tinggi yang terdiri 1030 individu. Jumlah tanaman tinggi sepanjang sejarah kehidupan belum pernah mencapai angka di atas. Sehingga kesempatan kelima gen dapat berada bersama adalah sangat kecil. Lebih lebih kesempatan ke-15 gen itu berada bersama sama pada beberapa individu. Dengan perkataan lain bahwa fenotip yang dihasilkan oleh aksi bersama dari 15 gen tidak akan terdapat di dalam populasi. Masih menurut Haldane, jika terdapat seleksi alam yang berjalan dalam tingkatan sedang, hanya akan dibutuhkan waktu kurang lebih 10.000 tahun bagi setiap gen untuk bertambah dari frekuensi 1 % menjadi 99 %. Jika setiap gen telah terdapat di dalam 99 % dari populasi, 86 % dari individu di dalamnya akan mempunyai ke-15 gen yang telah disebutkan di atas. Jadi pada peristiwa seleksi, meskipun tanpa adanya mutasi baru dapat menghasilkan suatu fenotip baru dengan adanya kombinasi gen.

Gambaran sebenarnya dari perubahan yang telah diterangkan di atas secara hipotesis, telah dibuktikan oleh para ahli pertanian dari Universitas Illionis (Amerika Serikat). Percobaan tentang seleksi pada seleksi jangka panjang. Para ahli memilih biji jagung dengan kandungan minyak tinggi dan dilakukan selama 50 generasi. Dalam waktu tersebut terdapat kenaikan kandungan minyak secara berangsur angsur. Hal tersebut terjadi dari formasi kombinasi gen yang dihasilkan dari suatu sesi mutasi baru. Perhitungan sederhana dibawah ini menunjukkan percobaan di atas. Para ahli pertanian menanam jagung sebanyak 200 300 pohon untuk setiap generasi. Dikalikan dengan angka 50, maka jumlah jagung yang telah ditanam selama percobaan adalah 10.000 15.000, kecepatan mutasi untuk setiap gen jagung adalah 1 untuk setiap 50.000 tumbuhan. Hal itulah yang menyebabkan tidak mungkinnya satu mutan ke penambahan kadar minyak tentu adanya suatu seri mutasi semacam itu tidak akan terjadi. Penambahan secara berangsur dari kadar minyak selama 50 generasi dengan seleksi harus bersandar pada pembentukan suatu kombinasi gen baru dan bukannya karena mutasi. Kombinasi gen baru yang dihasilkan dari seleksi sering menghasilkan suatu perubahan alel yang awalnya resesif menjadi dominan. Suatu alel tidak bertindak secara otomatis sebagai resesif atau dominan. Latar belakang genetik menentukan aktivitas suatu alel. Bila latar genesis berubah lewat pergeseran dari suatu gen, maka aktivitas dari gen gen lain sampai pada batas tertentu. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada populasi biparental, seleksi alam atau buatan menentukan arah perubahan. Sebagian besar dengan perubahan frekuensi dari gen yang muncul karena mutasi sembarang (random mutation) dari beberapa generasi sebelumnya. Hal ini akan mewujudkan adanya kombinasi gen yang berudan aktivitas gen yang menghasilkan fenotip baru. Mutasi yang umumnya bukanlah suatu kekuatan pengaruh pada evolusi, peran evolusi yang terutama bagi mutasi baru (dan kombinasi baru dari gen) adalah pengganti persediaan variabilitas di dalam gen pool, yang pada akhirnya melengkapi potensi mana seleksi yang akan dating dapat bertindak. c. Peran Pengawet (Konservatif) dari Seleksi Alam Telah dijelaskan tentang peran kreatif seleksi alam yang mengarah ke pembentukan kombinasi gen baru yang dapat member arah terhadap proses evolusi. Sebaliknya, seleksi alam juga dapat berperan sangat penting sebagai factor konservatif atau pengawet. Setiap organisme sepanjang perjalanan evolusinya, telah memiliki susunan gen yang dapat saling mempengaruhi menurut jalan yang tepat dalam mengatur proses pertumbuhan, faal, biokimia dimana kelangsungan hidup suatu spesies tergantung. Segala sesuatu yang merusak interaksi harmonis dari genbiasanya merugikan spesies yang bersangkutan. Tetapi pada populasi yang berbiak secara seksual, penggolongan gen baru ini akan berkurang daya adaptasinya daripada golongan asli (meskipun beberapa dapat lebih besar daya adaptasinya). Sebagian besar dari adaptasi baru cenderung merusak penggolongan gen yang menguntungkan, yang mana kekuatan hidup dari sesuatu spesies tergantung. Seleksi alam bekerja secara tetap untuk melenyapkan semua kombinasi, kecuali kombinasi yang sangat menguntungkan, mengimbangi rekombinasi dan mutasi merusak. Dengan demikian seleksi alam juga merupakan faktor utama dalam mempertahankan stabilitas tanpa hal itu tentu terjadi kekacauan.

d. Adaptasi Setiap organisme dapat dikatakan merupakan suatu kumpulan kompleks dari sejumlah besar adaptasi. Adaptasi yang terjadi memiliki hubungan dengan kebutuhan makanan, pertukaran zat, transport di dalam jaringan, regulasi cairan tubuh, aktifitas efektor, reproduksi dan lain sebagainya. Adaptasi merupakan setiap sifat yang dikendalikan secara genetic yang membantu suatu organism atau spesies, untuk dapat hidup dan berbiak pada keadaan lingkungan dimana spesies itu berada. Adaptasi pada organism dapat berupa bentuk, faal atau kelakuan. Adaptasi dapat secara genetis sederhana yang dikendalikan oleh satu atau dua gen, atau dapat pula kompleks yang dikendalikan oleh banyak sekali gen. Adaptasi dapat menyangkut seluruh organ atau sistem organ. Dapat pula adaptasi bersifat sangat khusus, atau berguna hanya pada suatu keadaan yang bermacam macam. Beberapa contoh dari adaptasi yang mencolok, dimana proses tersebut untuk menjelaskan proses proses darimana adaptasi terwujud.

Kemampuan tumbuh dari tanaman padang rumput

Tahun 1937, Kemp seorang sarjana dari Amerika Serikat mengadakan percobaan tentang kecepatan tumbuh tanaman yang berhubungan dengan adaptasi keadaan setempat. Caranya dengan menaburi dengan biji bijian dari rumput dan tanaman dari polong polongan pada suatu padang rumput di Maryland. Kemudian dibagi menjadi dua bagian, satu bagian selalu dimakan oleh ternak dan sebagian lagi dibiarkan tanpa diganggu. Tiga tahun setelah diadakan percobaan itu. Kemp mengambil tiga jenis tanaman dari kedua bagian tersebut. Biji biji dari ketiga tanaman tersebut kemudian ditanam pada tanah percobaan dimana keadaan lingkungan dibuat sesame mungkin untuk ketiga jenis tanaman. Didapatkan bahwa tanaman yang diperoleh dari padang rumput yang selalu dimakan oleh ternak adalah cebol dan tumbuh ke segala jurusan. Sedangkan tanaman dari padang rumput yang tidak diganggu menampakkan pertumbuhan yang besar dan tegak lurus. Dalam waktu tiga tahun, kedua populasi yang terdiri dari jenis jenis tanaman diketahui berasal dari biji bijian yang sama telah berbeda dalam cara tumbuhnya. Cara tumbuh ini telah diketahui ditentukan secara genetik. Ternyata ternak pada sebagian padang rumput telah memakan hampir semua tanaman tegak, sedangkan tanaman yang rendah telah lolos dari ternak tersebut. Pada daerah yang dimakan oleh ternak hanya tanaman yang rendah yang dapat terus berbiak dengan bijinya, dalam waktu yang singkat terjadi seleksi yang kuat untuk tanaman cebol dan tumbuh tidak lurus yang mempunyai adaptabilitas yang tinggi. Sebaliknya pada bagian lain dari tanaman lapang itu, dimana tumbuh tanaman yang tidak diganggu ternak, pertumbuhan tegak lurus secara adaptif adalah superior dan tanaman cebol tidak akan dapat bersaing secara efektif.

Adaptasi Bunga untuk Penyerbukan

Tumbuh tumbuhan berbunga tergantung dari agen di luar untuk membawa tepung sari bunga jantan suatu pohon ke bunga betina pohon lainnya. Bunga dari setiap spesies pohon mempunyai

adaptasi bentuk, struktur, warna, dan bau untuk agen penyerbuk tergantung. Hal ini member gambaran yang jelas tentang adaptivitas suatu evolusi. Lebah tertarik oleh warna terang dan oleh bau yang manis, aromatik, atau mentol. Mereka hanya aktif pada siang hari dan mereka biasanya singgah dahulu pada petal sebelum bergerak ke dalam bagian bunga yang mengandung madu dan tepung sari. Bunga yang diserbuk oleh lebah mempunyai warna mencolok, suatu petal yang berwarna terang dan biasanya kuning atau biru, tetapi jarang sekali merah. Lebah tidak dapat melihat warna merah, tetapi dapat melihat warna kuning dan biru dengan baik. Bunga yang biasanya mempunyai bau manis, aromatik, atau mentol, biasanya membuka pada siang hari dan sering mempunyai bibir yang menonjol dimana lebah dapat hinggap sebelum masuk kedalam bunga. Ada sejenis burung kecil (Hummingbird) pemakan madu, sebaliknya dapat warna merah dengan baik dan warna biru tidak begitu baik. Burung ini tidak hinggap melainkan mengapung di udara sambil menghisap madu, dengan penciuman yang tajam. Bunga bunga yang terutama diserbukkan oleh burung ini biasanya tidak berbau dan tidak mempunyai tempat untuk hinggap. Berlainan dengan lebah dan Hummingbird, kupu kupu malam sangat aktif pada waktu senja dan malam hari. Bunga- bunga yang diserbuk oleh kupu kupu malam bisanya berwarna putih dan membuka pada waktu senja atau malam hari. Bunga ini biasa mempunyai bau yang sangat kuat sehingga dapat menuntun kupu kupu tadi ketempat itu. Berbeda dengan contoh contoh di atas, lalat hanya tertarik pada bau yang tidak enak. Lalat adalah pemakan bangkai, kotoran, humus atau darah. Bunga bunga yang penyerbukannya tergantung dari lalat biasanya berwarna suram dan berbau tidak enak. Bunga bunga ini kadang berbentuk demikian sehingga dapat mengurung lalat untuk sementara, sehingga bila lalat tersebut keluar dari bunga itu, maka tubuhnya telah penuh dengan tepung sari. Tepung sari yang demikian kemudian dapat terbawa ke bunga lainnya. Mekanisme perangkap ini terdapat juga pada bunga bunga yang diserbuk oleh kepik.

2.3 Gene pool dan Faktor factor yang mempengaruhi keseimbangannya 2.3.1 Pengertian Gene pool Evolusi adalah perubahan susunan genetik pada generasi yang berurutan. Untuk mengetahui evolusi, sangat baik jika mengetahui tentang genetika dari populasi (population genetik). Genetika individu selalu menyangkut konsep genotif yakni konstitusi genetika pada individu. Studi mengenai genetika dari populasi juga tergantung pada konsep gene pool, yakni konstitusi genetis suatu populasi. Gene pool adalah jumlah dari seluruh gen (termasuk plasma gen) yang dimiliki oleh semua individu. Genotip dari individu diploid hanya dapat mempunyai suatu maksimal jumlah dari dua alel dari suatu gen. Pembatasan ini tidak dijumpai pada gene pool dari suatu populasi. Disini

dapat terdapat setiap jumlah dari gen. kita melihat gen pool dari sudut setiap macam gen dengan frekuensi atau perbandingan alel gen A dan a pada suatu populasi yang berbiak secara seksual. Dan misalnya juga bahwa alel A merupakan 90 % dari jumlah kedua alel, sedangkan alel a merupakan 10 % dari jumlah itu. Akan kita katakan kemudian bahwa frekuensi A dan a pada gen pool populasi ini adalah 0,9 dan 0,1. Bila frekuensi ini berubah dengan berubahnya waktu, maka perubahan ini merupakan perubahan evolusi. Kalau kita katakan bahwa evolusi adalah perubahan di dalam komposisi genetis dari populasi, yang kita artikan adalah suatu perubahan dari frekuensi genetis di dalam suatu gen pool. Itulah sebabnya faktor penyebab evolusi dapat kita tentukan dengan menentukan faktor apa yang dapat menghasilkan suatu pergeseran dari frekuensi genetis. 2.3.2.1 Hukum Hardy Weinberg Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel. Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu : (1) Dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya (2) Dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk (3) Dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan. Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Kembali kita misalkan bahwa pada generasi tetua terdapat genotipe AA, Aa, dan aa, masingmasing dengan frekuensi P, H, dan Q. Sementara itu, frekuensi alel A adalah p, sedang frekuensi alel a adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam gamet, yaitu A dan a. Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p). Begitu juga, frekuensi gamet a sama dengan frekuensi alel a (q). Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi penggabungan gamet A dan a secara acak pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai hasil

kali frekuensi gamet yang bergabung. Pada Tabel 15.1 terlihat bahwa tiga macam genotipe zigot akan terbentuk, yakni AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi p2, 2pq, dan q2.

Tabel 15.1. Pembentukan zigot pada kawin acak Gamet-gamet E dan frekuensinya A a (p) (q)

A (p) Gamet-gamet G a (q) dan frekuensinya

AA (p2) Aa (pq)

Aa (pq) aa (q2)

Oleh karena frekuensi genotipe zigot telah didapatkan, maka frekuensi alel pada populasi zigot atau populasi generasi keturunan dapat dihitung. Fekuensi alel A = p2 + (2pq) = p2 + pq = p (p + q) = p. Frekuensi alel a = q2 + (2pq) = q2 + pq = q (p + q) = q. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa frekuensi alel pada generasi keturunan sama dengan frekuensi alel pada generasi tetua. Kita ketahui bahwa frekuensi gene pool dari generasi ke generasi pada waktu ini (populasi hipotesis) adalah 0,9 dan 0,1; dan perbandingan genotip adalah 0,81; 0,81; dan 0,01. Dengan angka angka ini kita akan mendapatkan harga yang sama pada generasi berikutnya. Hasil yang sama ini akan kita jumpai pada generasi seterusnya, frekuensi genetis dan perbandingan genotip tidak berubah. Dapat kita simpulkan bahwa perubahan evolusi tidak terjadi. Hal ini dapat diketahui oleh Hardy (1908) dari Cambrige University dan Weinberg dari jerman yang bekerja secara terpisah. Secara singkat dikatakan di dalam rumus Hardy-Weinberg Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang berbiak secara seksual 2.3.3 Kondisi yang Diperlukan untuk Keseimbangan Genetis

Perlu diteliti apakah yang dimaksud dengan kondisi pada hokum Hardy Weinberg, sehingga menyebabkan gene pool dari suatu populasi berada di dalam keseimbangan genetis. Kondisi tersebut digambarkan sebagai berikut:

Populasi harus cukup besar, sehingga suatu faktor kebetulan saja tidak mungkin mengubah frekuensi genetis secara berarti. Mutasi tidak boleh terjadi, atau harus terjadi keseimbangan secara mutasi. Harus tidak terjadi emigrasi dan imigrasi. Reproduksi harus sama sekali sembarang (random).

Secara teoritis, suatu populasi harus begitu besar sehingga dapat dianggap bukan merupakan faktor penyebab dari perubahan frekuensi genetis. Dalam kenyataan, tidaklah ada populasi yang besarnya tidak terbatas, tetapi beberapa populasi alami dapat cukup besar sehingga perubahan sedikit saja tidak cukup menjadi penyebab dari perubahan yang berarti pada frekuensi genetis gene pool mereka. Suatu populasi produktif yang terdiri lebih dari 10.000 anggota yang dapat berbiak, mempunyai kemungkinan besar tidak dipengaruhi secara berarti oleh perubahan sembarang, yang dapat menuju kepada lenyapnya suatu alel dari gene pool, meskipun alel itu merupakan alel superior. Di dalam populasi yang demikian, ternyata hanya terdapat sangat kecil alel yang mempunyai frekuensi antara, rupanya semua alel itu mempunyai kecenderungan untuk hilang dengan segera atau tertahan sebagai satu satunya alel yang ada. Dengan perkataan lain, populasi kecil mempunyai kecenderungan besar untuk menjadi homozigot, sedangkan populasi besar cenderung untuk lebih bermacam macam. Jadi suatu kesempatan dapat menyebabkan perubahan evolusi di dalam populasi kecil, tetapi perubahan ini kadang kadang disebut juga genetic drift atau pergeseran genetis tidak dipengaruhi secara besar oleh adaptivitas relative dari berbagai gen. Hal ini disebut sebagai evolusi pertengahan (intermediate evolution). Syarat kedua bagi keseimbangan mutasi mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi.

A mutasi maju

Mutasi selalu terjadi, tidak ada suatu cara apapun untuk mencegahnya. Hampir semua gen mungkin mengalami mutasi sekali pada 50.000 sampai 10.000 pembelahan, kecepatan mutasi pada berbagai macam gen berbeda. Sangat jarang mutasi alel dengan sifat sama dapat sampai mencapai keseimbangan. Jadi jumlah mutasi maju jarang sekali sama dengan mutasi balik di dalam suatu kesatuan waktu. Contoh mutasi alel A ke alel a adalah mutasi maju, sedangkan mutasi dari a ke A adalah mutasi mundur.

mutasi mundur a Kecepatan dari kedua mutasi ini jarang sekali akan terjadi dalam keadaan yang sama sama betul sama, salah satu mutasi yang akan terjadi lebih sering. Tekanan mutasi ini akan cenderung untuk menyebabkan pergeseran perlahan lahan pada frekuensi genetis di dalam populasi. Alel yang lebih stabil akan cenderung untuk bertambah frekuensinya, sedangkan alel yang mudah bermutasi akan cenderung untuk berkurang frekuensinya, kecuali kalau ada faktor lain yang mengubah tekanan mutasi ini. Meskipun tekanan mutasi selalu ada, tetapi mungkin sekali bahwa ini merupakan faktor utama yang dapat menghasilkan perubahan pada frekuensi genetis di dalam suatu populasi. Mutasi berjalan begitu lambat sehingga kalau bereaksi secara tunggal akan membutuhkan waktu yang lama sekali untuk menimbulkan suatu perubahan yang nyata (kecuali dalam hal poliploid). Mutasi terjadi secara sembarang (random) dan seringkali cenderung untuk mengarah pada jurusan yang berbeda dari faktor faktor lain yang menyebabkan organism sesungguhnya harus berevolusi. Mutasi mempertinggi variabilitas sehingga dengan demikian merupakan bahan (raw material) yang segera ada untuk evolusi, tetapi jarang menentukan arah atau sifat dari perubahan evolusi. Kalau gene pool harus dalam keadaan seimbang, sudah barang tentu imigrasi dari populasi lain tidak boleh terjadi kalau hal ini akan menyebabkan terjadinya pemasukan gen baru. Hilangnya gene pool secara emigrasi harus tidak boleh terjadi. sebagian besar populasi alami mungkin paling sedikit mengalami migrasi genetis di dalam jumlah yang sangat kecil, dan faktor ini menambah terjadinya variasi yang cenderung untuk mengacaukan keseimbangan HardyWeinberg. Sangat disangsikan akan adanya suatu populasi yang bebas dari migrasi genetis dan pada beberapa kejadian dimana migrasi genetis terjadi, hal ini terjadi begitu kecil sehingga dapat diabaikan sebagai faktor yang menyebabkan pergeseran frekuensi genetis. Itulah sebabnya dapat kita simpulkan bahwa syarat ketiga untuk keseimbangan genetis kadang kadang terjadi di alam. Kondisi untuk keseimbangan genetis di dalam populasi adalah perkembangbiakan atau reproduksi yang random. Reproduksi atau perkembangbiakan tidak hanya bertanggung jawab atas kelangsungan reproduksi dari suatu populasi. Seleksi pasangan, efisiensi dan frekuensi proses perkawinan, fertilitas, jumlah zigot yang terjadi pada setiap perkawinan, prosentase zigot yang menuju kea rah pertumbuhan embrio dan kelahiran berhasil, kemampuan hidup keturunan sampai mencapai umur berbiak. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung pada keturunannya dalam arti keselamatan atau efisiensi dari reproduksi. Bila reproduksi merupakan sesuatu yang sama sekali random, maka semua faktor yang mempengaruhi harus random, yakni tidak terganggu dari genotip. Keadaan tersebut di atas mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi. Faktor faktor tersebut mungkin selalu berhubungan dengan genotip, yakni genotip dari organisme yang mempengaruhi pasangannya dan semua hal yang disebutkan di atas. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tidak ada aspek reproduksi yang sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan genotip.

Reproduksi tidak sembarang (nonrandom) adalah hokum umum. Reproduksi di dalam arti luas adalah seleksi alam. Jadi seleksi selalu bekerja pada semua populasi. Sehingga kalau kita simpulkan, empat kondisi yang diperlukan untuk keseimbangan genetis yang diusulkan oleh hokum Hardy-Weinberg adalah:

Ditemukan pada populasi besar. Tidak pernah dijumpai mutasi. Tanpa migrasi. Reproduksi random tidak pernah dijumpai.

Suatu keseimbangan yang lengkap di dalam gene pool tidak pernah dijumpai, perubahan secara evolusi adalah sifat sifat fundamental dari kehidupan suatu populasi. 2.3.4 Peranan Seleksi Alam Setelah ditemukan daya antibiotik dari penisilin, kemudian diketahui pula bahwa suatu bakteri yang disebut Staphylococcus aureus dapat dengan cepat tumbuh resistan terhadap antibiotic tersebut. Akan dibutuhkan dosis yang lebih tinggi lagi untuk membunuh bakteri tersebut, jadi nyatalah bahwa di bawah pengaruh seleksi penisilin yang kuat, maka populasi bakteri mengalami perubahan secara evolusi. Fenomena ini telah diselidiki secara mendalam di laboratorium secara eksperimental. Pada eksperimen tersebut menujukkan, kultur dari berjuta juta bakteri mati, dan hanya beberapa yang dapat hidup terus. Kalau sisa bakteri yang hidup ini dikenai penisilin dari dosis yang sama, maka hampir semua bakteri dapat hidup. Gen untuk kekebalan mungkin telah ada pada populasi sebelum percobaan di atas dimulai, dan antibiotic hanyalah membunuh bakteri yang tidak mempunyai gen ini, yang ditinggalkan hanyalah bakteri yang mempunyai gen kekebalan. Dengan perkataan lain, penisilin mungkin hanya melakukan suatu tekanan seleksi yang kuat terhadap gen yang tidak kebal, sehingga menyebabkan adanya pergeseran besar pada frekuensi tersebut. Dari beberapa percobaan diketahui bahwa keterangan pertama rupanya benar. Obat ini tidak menyebabkan adanya mutasi untuk kekebalan, hanya mengadakan seleksi terhadap bakteri yang tidak kebal. Beberapa gen yang menentukan jalan metabolism yang menyebabkan resistensi terhadap penisilin sudah ada di dalam kebanyakan populasi pada frekuensi rendah yang muncul mula mula sekali sebagai hasil mutasi sembarang. Seandainya gen semacam itu belum ada pada populasi yang terkena penisilin, tidak akan ada sel dari populasi yang dapat hidup dan populasi tersebut akan tersapu bersih. Hal tersebut di atas, tidak berarti bahwa mutasi baru tidak dapat memperbaiki kekebalan, malahan seleksi terus menerus oleh penisilin biasanya menuju ke arah penambahan resistensi secara gradual. Hal ini sudah hampir dipastikan sebagai hasil dari mutasi. Tetapi mutasi tidak dihasilkan oleh kondisi sama yang menyeleksi gen mutan yang telah timbul. Keuntungan mutasi pada suatu keadaan keliling yang mengandung penisilin dapat timbul sewaktu obat itu dimasukkan sebagai hal yang terjadi secara kebetulan. Sebab mutasi yang serupa dapat juga timbul meskipun penisilin tidak ada. Evolusi resistensi obat pada bakteri tidak

dapat disamakan seluruhnya pada evolusi organisme biparental, sebab seleksi yang hebat dapat mengubah frekuensi genetis lebih cepat pada organism haploid aseksual daripada organisme biparental. Rekombinasi yang terjadi pada setiap generasi pada spesies biparental sering menimbulkan kembali genotip yang hilang pada generasi sebelumnya. Hal ini tidak akan terjadi pada organisme aseksual. Tetapi bagaimanapun juga, suatu tekanan seleksi yang sangat kecil dapat menimbulkan suatu pergeseran besar pada frekuensi gen suatu populasi biparental kalau jangka waktunya mencapai 50.000 tahun (meskipun waktu ini relative sangat pendek). Hal tersebut pernah diperhitungkan Haldane bahwa jika suatu alel dominan yang memperkuat suatu individu dibawa oleh satu bagian dari 1000 (misalnya 1000 individu dari AA yang dapat hidup dan berbiak untuk alel dominan dapat bertambah dari alel resesif).

BAB III PENUTUP

3.1 Saran

Setelah mempelajari variasi genetic, mutasi gen dan frekuensi gen dalam populasi serta hukum Hardy-Weinberg diharapkan penulis dan pembaca dapat mengerti dan memahaminya.

3.2 Kesimpulan

Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya perbedaan respon individu-individu terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan adaptif. Suatu populasi terdiri dari suatu sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian , maka, tidak ada dua individu yang serupa, pada populasi manusia dapat kita lihat dengan muda adanya perbedaan- perbedaan individu. Mutasi terjadi secara acak, yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi mempunyai nilai ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka ketahanan, kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Ada beberapa macam mutasi atas dasar sudut pandang tertentu : o Berdasarkan tempat terjadinya o Berdasarkan macam sel yang mengalami mutasi o Berdasarkan faktor penyebab mutasi o Berdasarkan jumlah faktor keturunan o Berdasarkan manfaat bagi individu atau populasi yang mengalami

Rekombinasi genetika merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika (biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul DNA lainnya Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya merupakan spesies yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal. Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alela secara kebetulan. Peristiwa ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela mempunyai peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu mempengaruhi frekuensi alela pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi yang berukuran besar. Seleksi alam adalah proses dimana mutasi genetika yang meningkatkan reproduksi menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang terbukti sendiri. Gene pool adalah jumlah dari seluruh gen (termasuk plasma gen) yang dimiliki oleh semua individu. Genotip dari individu diploid hanya dapat mempunyai suatu maksimal jumlah dari dua alel dari suatu gen. Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg.

DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2009. Variasi Genetik. http:// I:\blog-evolusi-dan-seleksi-alam.php.htm. Diakses tanggal 5 November 2009 Anonymous.2009. Evolusi. http://wikipedia.com/evolusi. Diakses tanggal 5 November 2009 Anonymous. 2009. Genetika Populasi. http:// Wikipedia.com. Diakses tanggal 7 November 2009 Anonymous. 2009.Rekombinasi Gen. I:\rekombinasi-gen.html. Diakses tanggal 8 November 2009 Anonymous. 2009. Seleksi Alam. http:// Seleksi_alam.htm. Diakses tanggal 8 November 2009 Astika, G.N, 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Universiats Airlangga, Surabaya. Corebima, tanpa tahun. Evolusi Makhluk Hidup. Ikip. Malang

Sukadana, A.A. 1983. Antropologi-Ekologgi. UNAIR Press. Malang Waluyo, Lud.2004. Evolusi Organic. UMM Press. Malang

11/20/2009 Posted by zaifbio | Evolusi Organik | 6 Komentar

EVOLUSI PRIMATA: RADIASI PRIMATA, DAN MAKHLUK-MAKHLUK PRA-HOMO SAPIENS


BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Evolusi Primata Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang cukup lengkap. Teori evolusi yang hanya didasarkan atas adanya fosil tidak pernah dapat menerangkan dengan lengkap apa yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu untuk mempelajari evolusi suatu organism, biasanya para ahli menggunakan data organisme yang masih hidup hingga kini. Dalam hal ini, yang dilakukan para ahli ialah melihat perubahan struktur dari organisme-organisme yang paling erat kekerabatan dengan organisme sasaran yang diteliti. Dengan mengaitkan perubahan-perubahan suatu ciri, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai apa yang terjadi dimasa silam. Dalam hal ini, untuk menjelaskan evolusi manusia, digunakan pendekatan pada golongan primata. Berbicara mengenai evolusi manusia dan primata, tidaklah berarti bahwa manusia berasal dari kera. Dalam menjelaskan mengenai evolusi, terutama mengenai evolusi manusia kita harus berhati-hati dan dapat bersikap netral. Hal ini berarti apapun keyakinan kita mengenai asal-usul manusia, kita harus dapat mengemukakan bagaimana pendapat sekelompok orang dan bagaimana pula mengenai pendapat dari kelompok yang lain, dan bukan hanya pendapat kita sendiri. Apabila manusia memang berasal dari kera sekalipun, para ahli evolusi tidak akan dapat

membuktikanya. Jadi dalam membuktikan evolusi kita tidak menggunakan pendekatan metode pendidikan. Kita yang hidup pada masa sekarang tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti mengenai apa yang terjadi dimasa lalu. Oleh karena itu, digunakan data fosil dan data organisme yang hidup pada masa kini. Bukti yang digunakan untuk mempelajari perubahan akan tinjauan dari banyak segi, yang dapat memberikan banyak petunjuk mengenai apa yang terjadi dimasa lalu. Suatu sifat akan berevolusi sesuai dengan perkembangan waktu dan tempat. Dengan menggunakan fosil dan organisme aktuil mempunyai semua sifat terevolusi. Analisis yang dilakukan pada primata primitif sampai dengan primata yang maju, yakni manusia memberikan gambaran sebagai berikut: 1. a. Perkembangan Primata Primitif ke Primata Maju

Hubungan antara tulang vertebrata dan tengkorak mengalami perubahan yang berangsurangsur menuju titik berat tengkorak. Mula-mula hubungan ini terdapat di bagian tepi menjadi berada tepat dibawah. Perubahan ini diikuti dengan perubahan cara berjalan dari empat kaki menjadi dua kaki. Sejalan dengasn perubahan ini, maka otot leherpun menjadi lebih lemah, sedangkan panggul menjadi jauh lebih penting dan kuat. Bentuk tengkorak yang memanjang dengan rahang besar, gigi yang kuat dan membentuk moncong menjadi bertambah pendek. Rongga hidung yang besar sekarang menjadi jauh lebih kecil. Bola mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang yang meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah sepenuhnya terlindungi. Hal ini menunjukkan bahwa mata menjadi organ yang sangat penting. Selain itu, dapat pula dilihat bahwa mata yabg menghadap kesamping, menjadi berangsur-angsur menghadap kedepan. Penglihatanpun berubah dari dua dimensi menjadi tiga dimensi, dan kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih untuk membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua spektru warna. Hal ini erat kaitanya dengan cara hidup dari malam hari menjadi siang hari. Selain itu, matapun diperluakan untuk melihat makanan diantara ranting-ranting pohon, untuk menyelinapkan dengan mudah diantara hutan. Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku. Hal ini terlihat bahwa tupai mempunyai cakar, sedangkan primata lebih lanjut mempunyai kuku yang tebal dan akhirnya manusia mempunyai kuku yang tipis. Cakar mula-mula digunakan untuk mengais mencari makan. Dengan berubahnya cara hidup dari hidup di tanah menjadi kehidupan arboreal, maka cakar menjadi mengganggu kemampuan bergerak dengan cepat diatas pohon. Kehidupan arboreal lebih membutuhkan kemampuan memegang. Dengan demikian, terjadi pula perubahan cara memegang dengan terbentuknya ibu jari dengan persendian yang lain daripada jari-jari yang lain. Hal ini erat kaitanya dengan timbulnya flora hutan sebagai habitat baru dimuka bumi. Cakar perlu untuk naik pohon, tetapi selalu terkait kalau pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu, terjadi pula perubahan dari telapak tangan. Hal ini penting berkaitan dengan kemampuan untuk memegang yang terliahat pada kera, yang mempunyai empat tangan, bahkan pada kera Amerika Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang. Kehidupan arboreal menyebabkan fungsi tangan menjadi lebih penting daripada kaki. Hal ini terlihat pada bangsa kera yang memiliki tangan yang lebih panjang dan kuat daripada kaki. Struktur ini penting untuk dapat berayun-ayun dan berpindah tempat. Dengan

berubahnya permukaan bumi, maka jumlah hutan menjadi semakin sedikit. Selain itu, ditemukan primata berukuran besar yang tidak dapat ditunjang oleh hutan. Akibatnya tangan menjadi kurang diperlukan sedangkan kaki diperlukan untuk mengejar mangsa dan menghindarkan diri dari perdator. Volume otak mengalami perubahan pesat. Faktor ini sangat nyata terlihat pada golonggolongan kera manusia. Australopithecus hanya mempunayi volume otak 600 cc, sedangkan manusia modern dua kali lebih besar. Data fosil menunjukan bahwa fosil manusia lainnya mempunyai kisaran antara keduanya. Perubahan volume otak dapat pula dilihat pada perubahan dahi, yang tidak ada pada kera dan hampir tegak pada manusia.

1. b. Data Evolusi Primata Bermacam-macam fosil primata seperti Mesopithecus, Mioptithecus, dan Aegyptopithecus dari lapisan oligosen; Parapithecus, Propliopithecus yang berbentuk seperti bajing, diperkirakan tidak mempunyai hubungan kekerabatan yang cukup dengan manusia. Fosil primata yang paling tua dan masih termasuk famili Homonidea adalah Dryopithecus, Limnopithecus, Brahmapithecus, Sivapithecus, Pliopithecus, Oreopithecus, dan Proconsul yang dikenal sejak jaman Miosin. Dryopithecus dianggap berkerabat derngan bangsa beruk dan kera, sedangkan Proconsul, merupakan fosil Hominid tertua yang diduga berkerabat dengan gorila dan sipanse. Fosil Brahmapithecus dan Sivapithecus belum diketahui kerabat dekatnya. Kemudian kita mengenal fosil Hominid yang lebih muda yaitu Ramapithecus yang sianggap sebagai fosil yang erat hubungannya dengan manusia. Fosil ini pada mulanya hanya dikenal dari sebuah tulang rahang. Namun kini pandangan tersebut berubah, karena penemuan baru telah memberikan pandangan yang lebih baik. Fosil ini ternyata identik dengan Dropihecus. Fosil berikutnya adalah Kenyapithecus. Fosil Homo mungkin pula telah ada, namun data yang ada belum meyakinkan. Baru kemudian, pada lapisan yang lebih muda, mulai dijumpai Paraaustralopithecus aethiopicus, yang kemudian oleh para ahli yang beraliran progresif sekarang disebut juga Homo aethiopicus, Australopithecus (A. africanus, A. aferensis), Homo, Megathropus paleojavanicus (Homo mojokertensis), dan Paranthropus (P. boisei, P. robustus). Kedua marga fosil terakhir dan Giganthopithecus adalah fosil manusia atau kera berukuran besar dan mungkin pantas dinamakn raksasa. Fosil-fosil yang menempati lapisan lebih atas adalah Zijanthropus, Homo habilis, Homo ergaster, Homo rudolfensis. Baru kemudian kita mengenal manusia purba, Homo erectus (Sinathropus, Pithecanthropus, Atlanthropus, Telanthropus, Eoanthropus, dan Homo hidelbergensis). Fosil-fosil Hominid yang paling muda semuanya sudah dianggap sebagai Homo sapiens (Swancombe, Steinheim, Cro-magnon,), dan Homo sapiens neaderthalensis (Homo soloensis, Homo rhodesiensi). 1. c. Data Genetika Molekuler Fosil Primata Pendekatan molekuler dilakukan oleh sekelompok peneliti dari universitas California di Berkeley. Tahun 1987 mereka mengemkakan hasil analisis ADN mitokondria yang menunjukan bahwa ADN mitokondria manusia yang paling primitif (wanita, karena ADN mitokondria

diturunkan dari pihak ibu) terdapat di Afrika. Bila dikaji mengenai kecepatan mutasi ADN mitokondria, dan dikaitkan dengan perubahan yang terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa manusia yang paling primitif harus sudah berada dimuka bumi sekitar 200.000 tahun yang lalu. Hal ini menimbulkan kontroversi dengan data fosil, karena menurut fosil, Homo sapiens pertama berumur paling sedikit sekitar 250.000-1.000.000 tahun yang lalu. Apalagi bila kita membaca buku yang lebih tua, maka dapat kita menemukan bahwa perkiraan manusia pertama adalah sekitar 15.000.000 tahun yang lalu. Penelitian tandingan dilakukan oleh kelompok lain dengan menggunakan analisis ADN kromosom Y menunjukan bahwa pria pertama berasal dari daerah aka Afrika, di tempat suku Pygmee berada. Pendekatan tersebut diatas, meskipun mengarah pada Afrika sebagai daerah asal manusia, sangat didukung oleh data fosil. Meskipun data molekuler sangat cocok dengan data fosil, namun data yang masih ada belum cukup untuk memastikan asal-usul manusia. Teori lain menyatakan bahwa manusia pertama mungkin adalah hibrit antara manusia primitif (Homo erectus dengan Homo habilis dan Homo neaderthalensis) dan dihasilkan manusia modern yang hidup sekarang. Pendapat lain mengatakan bahwa asal usul manusia terjadi di Afrika dan Asia. Adapula kemungkinan yang jauh lebih kecil yakni di Eropa dan Australia. Pendapat ini didasarkan pada fosil Homo erectus dan fosil Homo sapiens. Berikut ini penyebaran Homo erectus berdasarkan data fosil di empat benua pada masa Pleistosen atas (A), Pleistosen tengah (B), dan Pleistosen bawah (C). Skema Hubungan Kekerabatan antara Fosil-Fosil Primata 1. 2. Radiasi Primata Perkembangan evolusi primata dimulai dari moyang yang berupa hewan mammalia pemakan serangga menurunkan Prosimian yang hidup pada zaman Paleosin. Hewan ini bertubuh kecil seperti cecurut, bermoncong, dan berekor panjang. Mereka tangkas dan cerdas, mempunyai organ-organ penggenggan dan lima jari. Dari prosimian perkembangan radiasi evolusi menuju 4 golongan besar yang masih tetap hidup sekarang ini. a) Prosimian Modern Kelompok besar pertama yakni prosimian modern. Yang termasuk kelompok ini adalah lemur dan loris, sekarang hidup di pulau Madagaskar. Hewan-hewan ini masih mempunyai moncong dan ekor yang panjang, berkuku, bukan cakar dengan kemampuan untuk memanipulasi obyek, hal ini merupakan ciri utama primata. Hewan lain yang termasuk prosimian modern ialah Tarsier (binatang hantu), hidup di Asia Selatan dan Indonesia (daerah pantai Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera). Pada hewan ini tidak dijumpai lagi moncong yang panjang, mata lebih ke depan tidak seperti mata lemur yang agak kesamping. Oleh karena itu, Tarsier dapat memfokuskan satu titik dengan kedua matanya. Nampak adanya peningkatan pada alat-alat penglihatan dan mekanisme saraf yang memberikan

kemampuan untuk kedalaman persepsi (binocular stereoscopic vision) dan penglihatn warna pada tahap-tahap beranekaragam. b) Ceboidea (Monyet Dunia Baru) Ceboidea hanya hidup pada lingkungan pohon dan ditemukan di daerah hutan-hutan sebelah selatan Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Mereka terbagi menjadi dua famili, yakni Callithricidae dan Cebidae. Callithricidae atau marmoset adalah Primata kecil yang telah menempati niche seperti bajing di hutan dunia baru. Perkembangan yang menonjol pada cakar untuk memanjat yang merupakan bagian penting dari pergerakan mereka. Ceboidae hidup di lingkungan pohon. Namun lebih berkembang dibandingkan dengan Callithricidae. Mereka mengembangkan beraneka ragam besar tubuh dan adaptasi ekologis di npohon-pohon. Beberapa anggota Cebidae telah beradaptasi dengan cara hidup di lingkungan pohon dengan jalan mengembangkan kaki ke-5 dalam bentuk ekor prehensil (penggenggam). Ekor prehensil tidak hanya terdapat pada monyet dunia lama. c) Cercopithecoidea (Monyet Dunia Lama) Semua primata dunia lama kecuali prosimian adalah catarrhini (hidung terbelah). Monyetmonyet dunia lama diklasifikasikan dalam satu famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili, yaitu Cercopithecinae (Monyet babon) dan Colobinae (monyet pemakan daun). Pada catatan fosil Cercopithecoidea berkembang pada zaman Oligosin dan Miosin. Pada akhir miosin mereka telah menempati sejumlah niche lingkungan pohon serta terestrial di Afrika dan Erasia. Pada saat sekarang mereka berkembang menjadi colonin (monyet pemakan daun) dan cercopithecin. Cercopithecin yang hidup sekarang menempati iklim dan habitat yang lebih luas dibandingkan primata lain, kecuali manusia.

Colobinae

Colobinae hidup beradaptasi makan daun vegetasi muda. Mereka mempunyai puncak gigi yang tajam pada gigi molar, kantung pipi khusus, dan bentuk perut khusus untuk mencernakan makanan. Pencernaan dilakukan dengan bantuan bakteri yang hidup pada perutnya yang mirip dengan kantung. Langur (sebutan untuk beberapa Colobinae) mendiami banyak habitat. Beberapa diantaranya di gunung-gunung tinggi dengan sedikit pohon dan makanya tergantung pada puncak-puncak cemara dan kulit pohon dan dedauna.

Cercopithecinae

Sub famili ini beraneka habitat, mulai dari savana terbuka (babon, macaques, monyet pantas) sampai hutan (mandril, mangabey, dan quenon). Tingkah laku sosial babon dan Cercopithecinae

terestrial banyak dipelajari oleh ahli anthropologi untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan dan ekologi yang menolong membentuk nenek moyang manusia. Mereka berjalan di atas 4 kaki (quadrapedal dan mengembangkan kemampuan mencengkeram, tetapi tidak dengan ekor prehensil. Bentuk pergerakan mereka dinamakan branch walking (berjalan di atas cabang), plantigrade (kecenderungan bergerak pada permukaan palntar = tapak tangan atau tapak kaki). Gibbon mempunyai tengkorak yang lebih kecil dibandingkan dengan Hominoid yang lain semata-mata arboreal. Bentuk gibbon khusus untuk bergerak arboncal, disebut brachiation. Brachiation memungkinkan gibbon bergerak lebih cepat antara pepohonan dengan menggunakan kedua lenganya, hingga tangannya berfungsi sebagai sebuah kait. Tetapi jika ia turun ke tanah atau berjalan-jalan di atas dahan, dilakukan dengan dua kaki. Orangutan seperti gibbon hidup terbatas di Asia Tenggara dan pernah hidup tersebar luas di Asia. Cara bergerak orangutan dinamakan quadramanual (empat tangan). Meskipun orangutan mengahabiskan banyak waktunya di atas pohon dengan mengguankan 4 anggota badanya, juga dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah, khususnya jantan dewasa` hampir 2 kali lebih besar daripada betinanya dn menjalani hidup membujang. Gorila sangat terbatas ruang lingkupnya dan sekarang hanya terdapat di hutan pegunungan daerah katulistiwa dan dataran tinggi Afrika Timur. Gorila dalah vegetarian terestrial, pemakan daun yang tumbuh di daratan tanah. Susunan kerangka sangat khusus untuk menopang berat badan terestrial dan berjalan di atas buku-buku jari. Cara bergerak seperti inin terlihat pada bentuk dada, bahu, tangan, dan tulang lumbar vertebral yang kuat. Simpanse tidak mempunyai catatan fosil, hidup terbatas di daerah hutan dan bagian berhutan kera. Karena adaptasi mereka, mempunyai struktur badan yang orthograde (tegak), yang memungkinkan mereka berjalan jauh di atas permukaan tanah, tetapi juga posisi duduk dalam jangka waktu lama. Untuk duduk, babon telah mengembangkan sepetak kulit pada bagian belakang yang dinamakan ischial callosities.

Hominoidea

Kelompok ini muncul pada zaman Paleosin. Selama niosin awal radiasi Hominoidae bercabang menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan Hominidae (keluarga manusia). Kedua famili ini ditandai dengan hilangnya ekor dan berkembangnya ukuran besar badan. Otak Anthropoidae dan Hominiidae jauh lebih berkembang dan demikian fungsi lebih kompleks. Kera-kera hidup sekarang dibagi 4 genus, yakni gibbon, orangutan,simpanse, dan gorila.

1. Makhluk-makhluk pra-Homo sapiens

Evolusi makhluk-makhluk pra-Homo sapiens dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yakni: 1. a. Evolusi makhluk-makhluk pra-Homo sapiens berdasarkan hubungan kekerabatan manusia dengan hewan. Klasifikasi Homo sapiens adalah sebagai berikut: Kingdom Kelas Ordo Subordo Famili Genus Spesies : Animalia : Mammalia : Primata : Anthropoidea : Homonidea : Homo : Homo sapiens

Berdasarkan hubungan kekerabatan antara manusia dengan hewan, evolusioner pra-Homo sapiens secara garis besar mengalami 4 perkembangan, yakni:

Famili Tupalidae

Famili Tupaliae merupakan ordo primata, yakni golongan hewan pemakan serangga.

Famili Lemuroidae

Famili ini merupakan ordo primata primitif termasuk di dalamnya adalah jenis binatang setengah kera. Misalnya Tarsius spectrum (binatang hantu), yang hidup di Indonesia (Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera), dan Filipina. Jenis binatang tersebut mempunyai ciri-ciri yaitu bermoncong dan mempunyai ekor panjang serta berkuku bukan cakar dengan kemampuan memanipulasi obyek.

Famili Pongidae Famili Hominidae

1. a. Evolusi pra- Homo sapiens Berdasarkan Ditemukanya Fosil Evolusi pra-Homo sapiens berdasarkan hasil penemuan fosil yang ditemukan diberbagai lapisan dunia. Berdasarkan fosil fosil yang ditemukan diperkirakan kehidupan manusia dimulai lebih kurang 25 juta tahun lalu yang tersebar menjadi 3 zaman yakni:

1)

Zaman Miosin (25-10 juta tahun yang lalu)

v Tingkat pertama, yakni Plipithecus. Makhluk ini sepenuhnya bersifat kera, oleh karena itu dinamakn kera primitif. Tubuhnya kecil dan pendek. Kedua tangannya mungkin masih digunakan untuk bergelantungan untuk bergelantungan dipohon. Mereka belum dapat berjalan tegak. Diduga, kera primitif hidup 35-25 juta tahun yang lalu ditemukan oleh tim ekspedisi Universitas Yale di Fayum tahun 1961. v Tingkat kedua, Proconsul, yakni kera hidup sekitar 25-15 juta tahun yan lalu. Para ahli berpendapat bahwa makhluk ini tidak sepenuhnya bersifat kera, desebabkan pada muka, rahang, gigi geliginya terdapat ciri yang ditafsirkan sebagai ciri manusia. Makhluk ini di temukan di danau Victoria, dikatakan oleh seorang ahli:Mungkinkah ini merupakan bisikan samar-samar pertama tentang makhluk hidup yakni manusia?. Proconsul semakin banyak terkumpul dan semuanya menunjukan bahwa binatang ini muncul dengan berbagai ukuran yang berbeda-beda; ada yang sekecil simpanse dan ada yang menjadi sebesar gorilla. Tipe gorilla inilah yan menjadi nenek moyang gorilla modern. v Tingkat ketiga, Dryopithecusi, yakni kera raksasa yang hidup sekitar 15-10 juta tahun yan lalu. Makhluk ini sejenis dengan Proconsul. Fosilnya ditemukan luas di Eropa, India, Cina, dan Afrika. Fosil ini belum lengkap untuk menunjukan salah satu anggota dari genus yang luas menuju kearah manusia. Karena rekonstruksi makhluk ini dibuat terutama dengan menggunakan fragmen-fragmen dan gigi-gigi. Dryipithecus memiliki bentuk badan yang cukup besar serta sangat gemar mengembara sehingga menempati hutan tropis yang sangat luas. v Tingkat keempat, Ramapithecus, yakni primata paling purba yang pada umumnya dianggap sebagai leluhur manusia. Hidup sekitar 15-10 juta tahun yang lalu. Ukuranya jauh lebih kecil daripada manusia sekarang, yakni 0,9-1,2 meter dan kapasitas tengkoraknya lebih kurang 400 cc. Fosil dari makhluk ini ditemukan pada tahun 1930-an di bukit Siwalak (Pakistan) oleh G.E. Lewis dari Universitas Yale. 2) Zaman Plioin (10-12 juta tahun yang lalu)

Pada zaman ini telah muncul makhluk baru yakni Primata yang tidak menyerupai primata yang hidup sebelumnya. Makhluk ini bukan kera penghuni hutan, tetapi lebih banyak hidup dipadang rumput terbuka. Makhluk ini berjalan tegak dengan kedua kakinya. Ada ada dua jenis makhluk ini yakni:

Tahap kelima, Australopithecus aferensis

Makhluk ini merupakan tingkat kelima, Australopithecus aferensis merupakan makhluk purba yang diduga merupakan keturunan Ramapithecus. Hidup sekitar 5 juta tahun yang lalu. Makhluk ini juga dianggap sebagai Hominoid paling awal yang menurut beberapa ahli sudah mampu berjalan tegak. Australopithecus aferensis ditemukan di Louis dan Mary Leakey di bagian utara dan timur Afrika Selatan., ditebing Olduvai dekat dengan Ethiopia. Fosil-fosil makhluk ini ditemukan lapisan-lapisan batuan yang membentuk tebing lembah. Dengan metode kalium-argon dapat ditemukan dengan tepat fosil itu.

Tahap keenam, Australopithecus africanus Australopithecus africanus merupakan tingkatan keenam. Makhluk ini ditemukan oleh Raymond Dart, pada tahun 1924, yakni seorang anatomi dan palaentologi dari universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika selatan. Fosil Australopithecus africanus dipelajari Dart dari koleksi batuan yang mengandung dari suatu lubang galian pertambangan kapur di Taung, Batswana. Fosilnya terbenam dalam salah satu bagian batuan dimana tengkorak-tengkorak yang ditemukan tidak menyerupai tengkorak lain yang pernah dilihatnya. Ketika tengkorak tadi dipisahkan sama sekali dari batuan, nampak suatu tengkorak yang menakjubkan. Dalam beberapa hal, tengkorak ini menyerupai anak manusia yang berumur lima atau enam tahun. Tetapi dalam beberapa hal lainnya tengkorak tadi jelas menyerupai tengkorak kera. Dart menamakan temuannya dengan Australopithecus africanus, artinya Kera afrika selatan. Dia terus mempelajarinya dan setelah empat tahun bekerja berhasil memisahkan rahang tengkorak sedemikian, sehingga giginya tampak jelas. Terlihat gigi-giginya sangat menyerupai gigi anak manusia, lain dari itu, dari letak foramen magnum. Yakni lubang yang menghadap ke tenggorokan dan yang dilewati oleh urat saraf tulang belakang menuju ke otak, menghadap langsung kebawah. Dart merasa bahwa tengkorak tadi adalah tengkorak suatu makhluk yang letak kepalanya seperti pada manusia; mungkin makhluk tersebut sudah berjalan tegak. Penemuan Dart didukung oleh ahli palaentologi lain yang bekerja di Africa selatan, yakni Robert Broom. Selama bertahun-tahun dia mempelajari fosil mamalia dari Africa selatan. Dengan beberapa teman sekerjanya, Broom mulai mencari fosil-fosil lagi, yang mungkin dapat memberikan petunjuk untuk memperkuat kesimpulannya. Selama empat puluh tahun berikutnya, terkumpul sudah bahan fosil; yakni fosil tengkorak, tulang kaki, dan tulang panggul. Semua fosil diharapkan dapat memberikan petunjuk dengan jelas bahwa memang sesungguhnya di Africa selatan terdapat makhluk pra-manusia(pra-homo sapiens). Zaman Pleistosin ( 2 juta tahun yang lalu sampai dengan sekarang ) Pada zaman ini manusia mengalami evolusi yang sangat cepat dan sudah menggunakan perkakas yang sangat baik dari batu maupun dari kayu. Mereka sudah pandai berburu, sudah bisa menggunakan api dan diduga sudah dapat berbicara. Anggapan ini berdasarkan pada volume otak yang lebih besar bila dibandingkan dengtan makhluk sebelumnya. Tahap ketujuh, Australopithecus robustus Australopithecus robustus merupakan makhlik sejenis Australopithecus africanus, namun ukurannya lebih besar, tinggi badannya mencapai1,5 meter dan berat badanya 65-75 kg, mempunyai gigi-gigi besar dan otot rahang yang kuat, yang menunjukkkan spesies ini adalah herbivora.sedangkan Australopithecus robustus lebih langsing, berat badannya kira-kira50 kg dan tingginya 1,2 meter. Meskipun dari catatan fosil jauh dari sempurna, tetapi ada pentunjuk yang mengatakan bahwa mereka di Africa kira-kira selama 750.000 tahun yang lalu. Selama waktu itu mereka semakin lama semakin menyerupai manusia., sedangkan Australopithecus robustus tetap tidak berubah.

Tahap kedelapan, Australopithecus boisei Makhluk ini adalah tahap kedelapan, yang merupakan jenis Australopithecus yang paling besar. Boisei hidup di Africa timur, dengan cirri-ciri badan tegap, muka dan giginya khas lagi kokoh, tempurung kepalanya rendah dan kasar. Diduga hidup 1,5-1 juta tahun yang lalu. Ditemukan oleh leakey di lembah Olduvai, Tanzania. Tahap kesembilan, Homo habilis Makhluk ini adalah keturunan dari Australopithecus purba yang lebih ramping dan berbeda dengan saudara-saudaranya, karena lebih tinggi intelegensinya. Homo habilis( manusia tukang) merupakan pembuat dan pemakai alat. Mereka hidup sekitar 2-1,5 juta tahun yang lalu. Beberapa ahli berpendapat bawa makhluk ini sebagai makhluk sejati pertama, Ditemukan oleh Leakey di lembah Olduvai. Tahap kesepuluh; Homo erectus Makhluk ini diduga hidup pada 1,5-0,5 juta tahun yang lalu. Homo erectus dapat berjalan tegak, kakinya panjang dan lurus dan tulang tungkainya lebih maju, otaknya lebih besar dengan volume berkisar 750-1.400 cc. homo erectus sebagai manusia purba sudah pandai membuat perkakas, misalnya kapak genggam, walaupun masih agak kasar, kehidupannya dengan berburu mamalia besar. Telah menggunakan api, sudah dapat bicara untuk mengajari anaknya bagaimana membuat perkakas. Makhluk ini ditemukan terbesar didunia. Kenapa homo erectus dapat hidup diseluruh duniabelumlah jelas. Mungkin tipe makhluk ini berevolusi dibeberapa tempat dan menyebar sepanjang dataran subur dan mudah dilalui; terbentang dari Africa timur, mengintari samudera Indonesia sampai ke jawa. Perkembangan evolusinya sejalan dengan pengembaraan mereka dari abad ke abad. Makhluk ini ditemukan diberbagai tempat, antara lain; Pithecantropus erectus(manusia jawa), ditemukan oleh Uegene Dubois pada tahun 1891. Dubois adalah seorang dokter Belanda menemukan fosil manusia jawa di daerah Trinil(sepanjang tepi bengawan solo). Fosil yang ditemukan berupa rahang, beberapa gigi, dan sebagian dari tulang tengkorak. Pithecantropus pekinensis(Sinathropus pekinensis) manusia Cina. Fosil makhluk ini ditemukan oleh Davidson Black dan Tranz Weidenreich pada tahun 1920 dari sebuah penggalian disebuah gua kapur didekat Peking. Volume otaknya 900-1.200 cc.Kebudayaannya sudah mulai maju daripada Phithecantropus.Mereka telah menggunakan senjata dan perkakas yang terbuat dari tulang dan batu sebagai alat-alat kerja. Penggunaan api tampaknya sudah biasa. Para ahli berpendapat bahwa makhluk ini suka membunuh antar sesamanya. Hal ini terbukti dari tulang_tulang tengkorak yang kosong menunjukkan bahwa bekas dibelah

dengan senjata dari bawah ke atas. Banyak para ahli berpendapat bahwa Sinathropus pekinensis merupakan varian dari Pithecantropus, karena kedua manusia purba memiliki struktur tubuh yang sama dan hidup pada zaman yang sama, yakni kira-kira 500.000 tahun yang lalu. Tahap kesebelas, munculnya makhlik yang dinamakan Homo sapiens purba, yakni makhluk yang hidup sekitar 400.000 yang lalu. Makhluk ini sebagai penemuan fosil dari tiga tengkorak yang tidak lengkap, yakni kepingan tengkora, tulang dan gigi. Dari fosil yang ada ditafsirkan bahwa manusia ini merupakan peralihan dari Homo erectus ke Homo sapiens yang lebih modern. Kemampuan membuat alat juga lebih maju, bahkan ada yang menduga bahwa mereka sudah mulai bercocok tanam. Tahap keduabelas, adalah munculnya Homo sapiens neanderthalesis(manusia lembah neander), yakni makhluk yang diduga hidup pada masa antara 75.000-10.000 tahun yang lalu. Fosil makhluk ini ditemukan pada tahun 1856 di lembah Neanderthal, Jerman. Bentuk tubuhnya sepenuhnya manusia, hidungnya terlihat mancung. Ukuran volume otaknya sudah termasuk dalam kisaran ukuran rongga otak manusia modern. Tinggi tubunya berkisar antara 1,6-1,8 meter, berbahu lebar, berdada cembung dan berotot padat. Manusia lembah Neander sudah memiliki kemampuan membuat dan memakai pakaian dari kulit dan menetap secara sederhana di gua-gua. Para ahli pada umumnya sepakat bahwa manusia lembah Neander adalah leluhur manusia modern, walaupun ada sekelompok ahli yang meragukannya. Umumnya masih didebatkan apakah Homo sapiens neanderthalesis pra manusia atau manusia? Sebagian para ahli berpendapat bahwa makhluk ini manusia walaupun wajahnya menyeramkan. Nama biologinya menunjukkan bahwa ia ditempatkan dalam genus dan spesies sama dengan kita, tapi ditempatkan dalam subspecies yang berbeda dengan manusia. Manusia neander tidak berdagu dan mempunyai otok yang sama besarnya dengan otak manusia sekarang, Volume otak ini berkaitan dengan kemampuan berbicara yang bekembang dengan baik. Ia hidup di gua-gua dan menggunakan api dan membuat peralatan dengan baik dan anggota keluarga meninggal maka akan dikubur. Homo sapiens neanderthalesis pernahdisingkirkan dari catatan Homo sapiens secara anatomis modern. Banyak teori yang telah diajukan untuk menjelaskan perkembangan dan kepunahan Neanderthal. Teori-teori tersebut berspekulasi mengenai hubungan Neanderthal eropa dengan bentuk-bentuk lain di Timur Tengah dalam rangka untuk mencari bentuk tempat Homo sapiens neanderthalesis dalam evolusi manusia. Teori-teori tersebut dapat diuraikan sebagai berikut; Neanderthal adalah dalam bentuk transisi antara Homo erectus dan Homo sapiens yang kemudian berevolusi menjadi manusia modern. Bentuk progresif dari Timur Tengah dianggap lebih maju. Neanderthal telah berspesialisasi, terisolir secara genetic yang telah teradaptasi dengan lingkungan dingin glacial Eropa. Kemudian iklim bertambah hangat 40.000 tahun yang

lalu, mereka punah dan digantikan oleh bentuk-bentuk yang tidak terlalu berspesialisasi dari Timur Tengah yang berimigrasi ke eropa. Teori yang sama dengan yang kedua, tetapi bukannya digantikan dengan bentukbentuk lain yang datang melainkan merka secara genetik tenggelam dan tertelan begitu mereka kawin dengan bentuk-bentuk lain yang sudah maju.

Beberapa teori mungkin benar, atau mungkin salah. Nampaknya Neanderthal eropa sudah agak terisolir secara genetic. Apakah akibat Morfologi yang berbeda mengakibatkan founder effect tidaklah pasti. Sama saja dengan pertanyaan yang mempermasahkan apakah mereka menyumbangkan gen pada populasi modern. Nampaknya juga tidak mungkin teknologi Neanderthal tidaklah cukup menghadapi kebudayaan lain yang menyerbu, karena populasi setempat cenderung untuk lebih teradaptasi dengan lingkungan lokal daripada populasi imigran, naming kita banyak melihat kasus-kasus sejarah mengenai kekuatan teknologi luar menggantikan teknologi setempat, misalnya jatuhnya suku Indian Amerika setelah kontak dengan orang Eropa. Tahap ketigabelas, Yakni munculnya Manusia Cro-magnon. Makhluk ini merupakan Hominidae(Manusia)purba termodern. Diduga hidup 10.000-ribuan tahun yang lalu. Mereka memiliki kebudayaan yang cukup maju, bercocok tanam secara baik, memelihara binatang, menguasai lingkungan, bahkan kemudian membangun kota dan memiliki peradapan. Cirricirinya adalah memiliki dagu yang menonjol, hidung mancung, gigi kecil dan merata, serta raut wajah yang tampan. Sesungguhnya makhluk ini mirip dengan orang-orang eropa sekarang. Cro-magnon diambil dari nama gua di Prancis, tempat fosil makhluk ini di temukan. Tanpa raguragu para ahli antropologi nenempatkan manusia Cro-magnon pada spesies dan subspecies yang sama dengan kita(Homo sapiens). Manusia Cro-magnon memiliki cirri, tinggi,tegak dan mempunyai otak yang sama seperti Manusia sekarang. Mereka sangat pandai sekali dalam membuat alat-alat dan juga ahli seni. Selain batu mereka juga menggunakan tulang, gading dan tanduk kijang untuk membuat alat-alatnya, beberapa bahan ini diukur dengan corak-corak atau dipahat menjadi bentuk benda yang dapat dikenal. Bagaimana hubungan antara Manusia Cro-manon dan Homo sapiens yang sekarang hidup di eropa tidak begitu jelas. Uraian pantaentologi manusia sebenarnya membingungkan, bahkan lebih membingungkan daripada yang terlihat pada uraian diatas. Fosil Manusia selalu tidak lengkap dan selalu sukar untuk menentukan umurnya. Kadang-kadang para ahli antropologi tidak bekerja sama dengan pra ahli biologi lainnya dan begitu pula sebaiknya. Tetapi penelitian mengenai zaman Pleistosin, yakni zaman terjadinya sebagian besar evolusi genus Homo mendapat kemajuan pesat dan dikemudian hari tentu kita akan lebih mengetahui lagi mengenai asal-usul manusia. Sejarah manusia Sejarah manusia adalah asal-usul manusia. Fakta atau bukti yang diperoleh untuk mempelajari sejarah manusia dengan bantuan fosil yang ditemukan pada lapisan bumi. Dari fosil-fosil yang

ditemukan, didapatkan kesimpulan bahwa deretan-deretan fosil yang terdapat dibatuan muda berbeda apabila dibandingkan dengan fosil dari batuan yang lebih tua. Perbedaan itu disebabkan oleh perubahan yang berlahan-lahan. Cara penyebaran hewan dan tumbuhan dapat membuka tabir mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada moyangnya. Dalam pembicaraan mengenai asal-usul manusia pada bahasan berikut ini dilihat dari kacamata biologi. Tentu saja, ada pandangan-pandangan lain yang mengungkapkan tentang timbulnya manusia dibumi ini. Karena kita ingin mengingkpkan sejarah manusia dari segi Biologi, maka sudah barang tentu kita akan menjelaskan dari sudut logika materi biologi yang telah kita ketahui. Klasifikasi makhluk hidup dengan menggolongkan manusia dengan hewan Vertebrata, yakni sebagian dari mamalia. Bila kita membedah tubuh manusia, bagian-bagian tubuhnya seperti jantung, usus, hati dan paru-paru tidak banyak berbeda dengan jantung, usus, hati dan paru-paru kucing atau kera. Dengan demikian pula dapat kita pelajari sistem saraf, sistem endokrin, pernafasan, pencernaan, repruduksi atau konstraksi otot-ototnya, kita akan selalu menemukan proses-proses kimia dan fisika yang pada prinsipnya sama seperti yang terdapat pada hewan. Manusia mempunyai rambut dan bisa menyusui anaknya. Manusia mempunyai gerakan bipedal( Latin: bi = dua, dan pedes = kaki) yang berlainan dengan gerakan mamalia lainnya. Bagianbagian anatomi manusia dank era sangat serupa, oleh karena itu mereka dimasukkan kedalam suatu golongan yakni ordo primate. Setiap spesies memiliki ciri-ciri khas yakni ciri struktur, ciri fisiologi dan ciri tingkah laku yang membedakan spesies yang berlainan tetapi yang dekat hubungan kekeluargaannya. Meskipun dalm individu dalam spesies manusia banyak terdapat keanekaragaman, spesies Manusia dapat dibedakan dengan jelas dari hewan yang paling menyerupai, yakni Primata besar lainnya. A. Ciri-ciri Struktur Manusia Perbedaan jasmani yang mencolok pada manusia dan hewan adalah dalam hal kemampuan manusia untuk berdiri, berjalan dan berlari. Oleh karena itu, tangan manusia bebas untuk mengerjakan atau untuk membawa sesuatu. Kemampuan ini banyak menyangkut modifikasi anatomi. Kaki manusia lebih panjang dari pada lengannya, sesuatu hal yang membedakan dari primate lainnya. Kaki mnusia, yang mempunyai lekukan besar dengan ibu jari yang sebidang letaknya dengan jari lainnya, sangat berbeda dengan kaki kera. Kaki manusia sesuai untuk berkalan atau berlari, akan tetapi tidak sesuai untuk berpegangan pada dahan-dahan pohon. Kepala manusia terletak pada tulang belakang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan manusia untuk dapat melihat lurus ke depan jika berdiri tegak. Otak manusia relayif besar. Manusia masa kini mempunyai volume tempurung otak besar 1200 sampai 1.500 cc; tempurung otak simpanse hanya 350 sampai 450 cc. Tidak ada hubungan mutlak antara besarnya ukuran otak dengan kecerdasan. Individu yang mempunyai otak terbesar belum tentu merupakan individu yang tercerdas. Namun tidak tidak dapat disangkal bahwa otak manusia mempunyai kemampuan besar untuk belajar. Ciri-ciri kepala manusia lainnya adalah muka yang tegak lurus, rahang yang tidak begitu menonjol, dagu yang nyata, hidung yang jelas dengan ujung memanjang dan bibir yang mempunyai selaput lendir di bagian luar.

Tubuh manusia mempunyai penyabaran rambut yang istimewa. Penyebaran rambut ini berbedabeda pada berbagai macam populasi manusia. Kaum pria dari beberapa populasi manusia mempunyai janggut lebat. Banyaknya rambut pada tubuh berbeda-beda, begitu pula rambut pada lengan dan kaki. Kita hanya dapat mengira-ngira apa artinya adaptasi penyebaran rambut demikian itu dan sampai sekarang pemikiran-pemikiran semacam itu tidak mempunyai arti sama sekali. B. Kemampuan Jasmani Gambaran mengenai batas-batas kemampuan jasmani manusia dapat dilihat dari hasil-hasil pertandingan olah raga. Misalnya untuk lari jarak pendek (100 m), manusia dapat mencapai lari 36 km per jam. Banyak macam hewan dapat lari lebih cepat daripada manusia. Hewan-hewan ini mempunyai kaki yang lebih panjang daripada kaki manusia dalam perbandingan tubuhnya. Macan tutul dapat mengejar kijang dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam. Biasanya berat jenis tubuh manusia lebih rendah daripada berat jenis air. Karena itu, di laut tenang dapat terapung untuk jangka waktu lama. Manusia dapat berenang dengan baik. Untuk jarak 100 m manusia dapat berenang dengan kecepatan rata-rata 6,8 km per jam. Bahkan dengan bantuan alat-alat di tangan dan di kaki pun kemampuan berenang manusia masih jauh dibawah kemampuan ikan pedang yang dapat membelah air dengan kecepatan 64 km per jam atau kempuan kura-kura laut atau ikan paus yang dapat berenang dengan kecepatan 25 km per jam. Perbandingan-perbandingan di atas menunjukkan bahwa kemampuan jasmani manusia jauh di bawah kemampuan jasmani hewan. Tetapi manusia mempunyai kecakapan yang jauh lebih tinggi dari pada hewan. Karena keakapan ini, manusia mampu menggunakan alat inderanya yang paling sempurna yakni alat pelihat dengan sebaik-baiknya. Manusia dapat menafsirkan rangsangan yang diterima dan mempunyai pikiran yang tidak terhingga banyaknya dalam mengadakan reaksi terhadap apa yang dialaminya. C. Ciri-ciri Fisiologi Sebagian besar keunggulan struktur manusia lebih banyak berhubungan dengan cirri tingkah lakunya daripada dengan ciri fisiologi, meskipun memang kadang-kadang sukar untuk membedakan kedua hal ini. Secara fisiologik manusia tidak banyak berbeda dari mamalia lainnya, terutama primata. Karena itu dalam banyak hal untuk mempelajari fisiologi manusia dapat menggunakan percobaan-percobaan dengan Mamalia. Pada manusia terdapat musim berbiak. Kegiatan reproduksi dapat terjadi setiap saat sepanjang tahun. Populasi manusia banyak dijumpai individu pada hari lahir pada semua bulan dalam setiap tahun. Pada kera dan sebangsanya terdapat terdapat kecenderungan tidak adanya musim tertentu dalam reproduksi. Kebanyakan hewan yang dipelihara oleh Manusia cenderung mempunyai cirri fisiologi yang sama dengan Manusia, meskipun daalam bebas tetap mempunyai musim berbiak. Tidak banyak hewan memiliki umur panjang. Hal ini disebabkan oleh cirri fisiologi pada umur tua menjadi lemah, dan organisme tua lebih muah untuk dibunuh oleh predator atau parasit. Hal inilah yang mempersulit penentuan umur sesungguhnya pada kebanyakn organisme. Tetapi dari catatan kebun binatang dan akuarium, yang hewannya terlindung diperoleh data melalui

kemungkinan umur yang dapat dicapai oleh berbagai spesies hewan. Ternyata banyak penyu besar yang mempunyai umur lebih panjang daripada manusia. Umur rata-rata manusia mungkin lebih panjang daripada umur hewan. Manusia mempunyai umur panjang, tetapi memerlukan jangka waktu lama untuk menjadi dewasa, banyak hewan yang menetas dan lahir telah dapat berdiri sendiri. Anak mamalia paling banyak memerlukan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum dapat mengurusi dirinya sendiri, oleh karena masih harus mendapatkan makanan dari susu ibunya. Anak manusia selama 6-9 tahun sama sekali bergantung pada orang dewasa setelah itu untuk beberapa waktu ia masih bergantung oleh manusia dewasa meskipun berkurang, yang mendekati keadaan ini adalah kera besar. Anaknya memerlukan sekitar 2 tahun untuk hidup berdiri sendiri. Manusia meningkan pada sekitar umur 14 tahun dank era sekitar 10 tahun. Perkembangan manusia mencapai kesempurnaan pada sekitar 10 tahun, sedangkan pada kera umumnya pada umur 12 tahun. D. Ciri-ciri tingkah laku Manusia tidak berdaya sebagai individu sendiri, walaupun memiliki otak yang besar, biasanya manusia hidup bersama-sama membentuk masyarakat. Begitu juga dengan hewan banyak yang hidup bermasyarakat, misalnya serangga, masyarakat serangga berdasarkan tingkah laku yang merupakan sifat bawaan dan sedangkan masyarakat manusia berlandaskan pola tingkah laku yang dipelajarinya sedangkan masyarakat kera kurang teratur walaupun dibandingkan dengan masyarakat manusia yang paling sederhana. Hal yang penting membedakan manusia dengan hewan adalah bahasa walaupun manusia dapat melakukan komunikasi melalui isyarat, tetapi untuk menggatikan bahasa atau dipakai untuk menekankan sesuatu, bahasa manusia manusia sangat rumit karena tidak hanya terdiri dari sistem teriakan dan panggilan. Bahasa adalah dasar dari kemanusiaan namun kita belum dapat mengetahui kapan manusia dapat berbicara dan tidak adanya keterangan mengenai bagaimana bahasa itu dimulai, bahasa adalah suatu cirri tingkah laku manusia.

KESIMPULAN Dari makalah diatas kita dapat tarik kesimpulan bahwa:


Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang cukup lengkap. Analisis yang dilakukan pada primata primitif sampai dengan primata yang maju, yakni manusia memberikan gambaran sebagai berikut:

Hubungan antara tulang vertebrata dan tengkorak mengalami perubahan yang berangsurangsur menuju titik berat tengkorak. Bola mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang yang meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah sepenuhnya terlindungi.

Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku. Kehidupan arboreal menyebabkan fungsi tangan menjadi lebih penting daripada kaki. Volume otak mengalami perubahan pesat. Perkembangan evolusi primata dimulai dari moyang yang berupa hewan mammalia pemakan serangga menurunkan Prosimian yang hidup pada zaman Paleosin. Prosimian modern merupakan kelompok besar pertama, yang termasuk kelompok ini adalah lemur dan loris, sekarang hidup di pulau Madagaskar. Ceboidea (monyet dunia baru) hanya hidup pada lingkungan pohon dan ditemukan di daerah hutan-hutan sebelah selatan Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Mereka terbagi menjadi dua famili, yakni Callithricidae dan Cebidae. Semua primata dunia lama kecuali prosimian adalah catarrhini (hidung terbelah). Monyet-monyet dunia lama diklasifikasikan dalam satu famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili, yaitu Cercopithecinae (Monyet babon) dan Colobinae (monyet pemakan daun). Evolusi makhluk-makhluk pra-Homo sapiens dapat digolongkan menjadi dua bagian besar, yaitu:

Evolusi makhluk-makhluk pra-Homo sapiens berdasarkan hubungan kekerabatan manusia dengan hewan.

Evolusi pra- Homo sapiens berdasarkan ditemukanya fosil Sejarah manusia adalah asal-usul manusia. Fakta atau bukti yang diperoleh untuk mempelajari sejarah manusia dengan bantuan fosil yang ditemukan pada lapisan bumi. Dari fosil-fosil yang ditemukan, didapatkan kesimpulan bahwa deretan-deretan fosil yang terdapat dibatuan muda berbeda apabila dibandingkan dengan fosil dari batuan yang lebih tua. Perbedaan itu disebabkan oleh perubahan yang berlahan-lahan. Setiap spesies memiliki ciri-ciri khas yakni ciri struktur, ciri fisiologi dan ciri tingkah laku yang membedakan spesies yang berlainan tetapi yang dekat hubungan kekeluargaannya.

Saran

Setelah diketahui mengenai Evolusi Primata: Radiasi Primata, dan Makhluk-makhluk Pra-Homo Sapiens diharapkan pembaca tahu dan memahami apa yang dimaksud dengan evolusi primata, radiasi primata, makhluk-makhluk pra-homo sapiens, serta sejarah manusia itu sendiri.

11/20/2009 Posted by zaifbio | Evolusi Organik | Tinggalkan sebuah Komentar

MENJELASKAN DAN MENGANALISIS PERAN BIOTEKNOLOGI SERTA IMPLIKASI HASIL-HASIL BIOTEKNOLOGI PADA SALINGTEMAS
A. PRODUK-PRODUK BIOTEKNOLOGI 1. Bidang Industri Kimia Pelarut organik yang biasa dihasilkan melalui proses fermentasi, antara lain etanol, aseton, butanol dan isopropanol. Etanol diperoleh dengan cara fermentasi gula oleh khamir (ragi) dalam keadaan anaerobik. Bahan baku gula yang murah biasanya digunakan tetes (molase) yaitu ampas tebu. Aseton dan butanol biasanya menggunakan bahan baku pati dalam keadaan anaerobik pada suhu 300C320C selama 40 80 jam. Mikroba yang berperan contohnya Clostridium acetobutylinum. Butanol banyak digunakan dalam pembuatan Plastik dan minyak rem. Asamasam organik penting hasil fermentasi contohnya adalah asam asetat, asam laktat, asam sitrat, dan glukonat. Asam asetat (asam cuka) berasal dari fermentasi etanol secara aerobik oleh bakteri Acetobacter aceti. Asam laktat merupakan bahan yang rasa dan baunya sedap dan mempunyai daya pengawet. Asam ini digunakan sebagai penyedap minuman ringan, pengharum, sari buah, selai dan sirup, juga dalam pengalengan buah dan ikan. Bahan yang difermentasi biasanya gula, dengan bantuan Lactobacillus Sp. Asam sitrat juga diperoleh dari fermentasi gula, dengan bantuan Aspergillus niger atau Aspergillus wentii. Asam sitrat banyak digunakan dalam pembuatan minuman, selai, manisan, dan sirup. 2. Bidang Farmasi dan Kesehatan Tidak perlu diragukan lagi, bahwa kemajuan bioteknologi dapat meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat. Penerapan industri biologi dalam bidang kesehatan mengalami kemajuan yang mengagumkan. Berbagai aspek biologi telah dijadikan dasar pembuatan rancangan-rancangan untuk memerangi penyakit seperti produksi berbagai obat, antibiotik, vaksin, hormon, enzim, dan antibodi.

a. Antibiotik Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Senyawa ini mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Antibiotik digolongkan menjadi empat kelas utama, yaitu penisilin, tetrasiklin, sefalosporin, dan eritromisin. Penisilin dapat menghentikan infeksi oleh bakteri-bakteri yang umumnya sangat berbahaya. Sefalosporin

adalah senyawa lain yang dapat membunuh bakteri yang resisten (tahan) terhadap penisilin. Sefalosporin, misalnya digunakan untuk melawan Staphylococcus (bakteri penyebab pneumonia). Streptomisin bekerja dengan mencegah pembentukan protein pada bakteri. Antibiotik yang dihasilkan oleh jamur Streptomyces griseus ini ditemukan oleh Selman Waksman (1944). Streptomisin digunakan untuk mengobati tuberculosis (TBC). Antibiotik-antibiotik di atas dapat mengakibatkan sifat resistensi (tahan) sehingga mendorong para ahli untuk melakukan pencarian antibiotik baru. Rekayasa genetik dapat digunakan untuk menciptakan antibiotik yang termodifikasi. Sebuah teknik yang dikenal sebagai Fusi Sel member harapan besar untuk mendapatkan antibiotik dalam jumlah besar bahkan yang lebih baik. b. Antibodi Tubuh manusia dan hewan terus-menerus menghadapi serangan virus, bakteri, jamur, dan senyawa kimia yang terdapat dalam lingkungan. Untuk mengatasi serangan tersebut, tubuh membutuhkan golongan protein yang disebut antibodi. Antibodi tersebut dibentuk oleh sel khusus bernama limfosit B yang terdapat dalam limpa, darah, dan kelenjar limfe. Antibodi bersifat mengenali substansi asing (disebut antigen) dan menyerangnya atau menghancurkannya. Bagaimana jika tubuh diserang antigen secara berlebihan, sementara tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam menghasilkan antibodi? Suatu teknik pembentukan antibodi telah dikembangkan berkat kemajuan bioteknologi. Para pakar bioteknologi telah dapat mengembangkan produksi antibodi secara besar-besaran. Sebuah antibodi yang disebut antibody monoklonal telah mampu mengatasi berbagai penyakit pada manusia, mulai dari penyakit kanker dan kegagalan ginjal sampai dengan penyakit infeksi oleh virus atau bakteri. Antibodi monoklonal juga meningkatkan keberhasilan pencangkokan organ. Antibodi monoklonal adalah kelompok antibodi yang identik dengan bentuk lekuk yang sama sehingga hanya mengenali antigen yang sama (perhatikan gambar di bawah ini).

Gambar. Antibodi (juga dinamakan imunoglobulin merupakan protein berbentuk Y. Di ujung setiap tangan terdapat dua kantung identik, bentuknya bervariasi dari satu molekul antibodi ke molekul antibody lainnya. Apabila antibodi berdekatan dengan antigen yang bentuknya sesuai dengan kantung, antibodi dan antigen akan saling berkaitan

Sumber: Biotechnology in School

George Kohler dan Cesar Milstein, berhasil menemukan cara membuat antibodi monoklonal pada penyakit kanker, penemuan ini memberikan harapan besar dalam pengobatan kanker. Dengan menggabungkan kemampuan sel B dalam membuat antibodi dan sifat sel kanker yang dapat dikatakan terus-menerus hidup pada lingkungan luar, dapat diproduksi sejumlah antibodi monoklonal. Cara ini dilakukan dengan memfusikan sel B dengan sel kanker sehingga dihasilkan sel hibrid (Teknologi hibridoma) yang memiliki sifat kedua sel tersebut, yaitu sel yang dapat membuat antibody dan hidup dalam jangka waktu yang lama. Untuk lebih jelasnya pelajari bagan berikut ini!

Gambar: Pembuatan Antibodi monoklonal

Produksi sel hibridoma yang membuat antibodi monoklonal mengenali dan melekat pada molekul antigen. Tikus diinjeksi dengan campuran bahan yang mengandung sejumlah kecil antigen. Beberapa hari setelah injeksi itu limpa tikus dipindahkan dan sel-sel B-nya, beberapa di antaranya akan membuat antibodi mengenali antigen, dibiarkan berfusi dengan sel myeloma kanker untuk menghasilkan hibridoma. Klon hibridoma dipisahkan satu dengan lainnya dan diuji untuk melihat mana yang menghasilkan antibody monoklonal. c. Vaksin Pada tahun 1067 lebih dari sepuluh juta penduduk dunia terserang penyakit cacar, dan penyakit ini bersifat endemik bagi lebih dari 30 negara. Sekarang penyakit ini telah dapat diatasi sejak program vaksinasi masal WHO dilakukan.Vaksinasi juga telah dilakukan untuk memerangi penyakit rabies, dipteri, tetanus, batuk kering, radang sum-sum tulang belakang, radang paruparu, radang selaput otak, TBC, polio, hepatitis, dan lain-lain. Meskipun demikian, penyakit akibat infeksi virus masih banyak melanda masyarakat, hal ini disebabkan oleh belum tersedianya vaksin yang efektif dan harganya murah. Metode baku pembuatan vaksin adalah membiakkan mikroba pathogen (misalnya virus) dalam binatang yang cocok atau membiakkan sel dalam laboratorium. Virus kemudian dikumpulkan, dimatikan atau dilemahkan sebelum diinjeksikan ke dalam tubuh manusia. Tubuh kemudian membuat antibodi untuk menyerang mereka. Cara ini memerlukan waktu, tetapi yang merupakan masalah utama sebenarnya adalah sering kali tidak ditemukannya metode konvensional untuk membiakkan virus dalam jumlah banyak. Untuk mengatasi hal ini vaksin telah dibuat dengan rekayasa genetika dengan teknik Kloning. d. Interferon Sejarah interferon dimulai pada tahun 1957, ketika Alick Isaacs dan Jean Lindenmann meneliti tanggapan tubuh terhadap infeksi virus. Mereka menemukan bahwa suatu substansi yang disekresikan oleh sel yang terserang dapat membantu sel lain untuk menentang virus penyerang. Senyawa tersebut dinamakan interferon. Interferon digunakan untuk mengobati penyakit oleh virus dan beberapa penyakit kanker. Sampai tahun 1980, sumber interferon dunia berasal dari laboratorium Karl Cantell di Helsinki, di sini sel darah putih dari donor darah dalam jumlah banyak, kemudian sengaja diinfeksi dengan virus untuk menghasilkan interferon. Jumlah interferon yang dibuat sangat kecil dan sangat sukar dipisahkan dari bahan lain yang terdapat dalam darah. Darah dari 90.000 donor hanya dapat menghasilkan 1 gram interferon, yang harganya dapat mencapai 50 juta (per gram). Hal yang sangat menggembirakan Charles Weissman (Swiss, 1980) bersama kerabat kerjanya mengumumkan telah berhasil mengklonkan gen pengendali pembuatan satu tipe interferon manusia dengan menyisipkannya ke dalam bakteri, lalu sel bakteri tersebut segera membuat interferon. Kini interferon telah dapat diproduksi secara besar-besaran dan digunakan untuk mengobati berbagai infeksi virus (herpes, hepatitis, rabies) dan kanker.

3. Bidang Energi Energi mutlak diperlukan manusia sebagai bahan dasar melakukan berbagai aktivitas. Sumber energi terbesar di dunia saat ini adalah bahan bakar fosil. Sementara bahan bakar fosil ini semakin hari semakin berkurang. Mau tidak mau manusia harus berpikir keras untuk mencari bahan bakar alternatif. Di antara berbagai alternatif penggunaan energi, biomassa merupakan suatu pilihan yang banyak mendapat perhatian. Biomassa merupakan sumber energi kimia yang selalu dapat diperbarui. Bahan ini dapat dibakar atau dengan mudah diubah menjadi bahan bakar cair atau gas (metan, alkohol atau hidrogen) oleh mikroorganisme. Biomassa mempunyai pengertian produksi bahan bakar mutu tinggi dan senyawa kimia tertentu dari hasil budi daya tanaman dengan sengaja atau limbah biologi seperti yang dihasilkan dalam pertanian dan kehutanan atau limbah pengolahan pangan. Di Brasil (1975), alkohol digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi. Kendaraan bermotor menggunakan alkohol yang dicampur dengan bensin menjadi gasohol. Alkohol tersebut diperoleh dari fermentasi tebu. Di Amerika, gasohol merupakan campuran 10% alkohol dan 90% bensin, bahan pembuatan alkoholnya adalah jagung. Kebanyakan fermentasi etanol skala komersial dilakukan oleh khamir (Saccharomycess sp). Bahan yang digunakan bisa glukosa, fruktosa dan maltosa. Bahan bakar lain adalah metan. Metan berasal dari penguraian bahan organik oleh bakteri anaerobik. Bahan organik yang dimaksud dapat berupa limbah ternak, limbah panenan, atau limbah manusia. 4. Bidang Makanan dan Minuman Kisaran hasil pangan yang pembuatannya melibatkan mikroorganisme adalah sangat lebar, dari produk yang difermentasikan secara konvensional seperti tempe, oncom, kecap, mentega, keju, roti, yoghurt anggur, bir, tape, terasi, nata de coco, sampai yang modern seperti protein sel tunggal (PST) dan mikroprotein. Protein sel tunggal (Single Cell Protein) adalah sel mikroorganisme yang dikeringkan seperti ganggang, jamur, bakteri, ragi, dan kapang. Di bawah ini adalah daftar nama mikroba peranannya dalam mengubah bahan mentah menjadi suatu produk yang bernilai tinggi.

Cita rasa dan aroma sangat penting agar makanan/minuman menjadi lebih enak dan menarik. Saat ini cita rasa dan aroma tidak hanya mengandalkan sumber dari bahan alami, tetapi sudah dapat disintesis di laboratorium. Beberapa contoh senyawa penimbul flavour dan aroma yang mempunyai potensi untuk dikembangkan secara komersial dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

TABEL: Senyawa Penimbul Cita rasa/Aroma

Contoh-contoh enzim dalam industri makanan yang telah diproduksi melalui fermentasi adalah sebagai berikut.

TABEL: ENZIM DALAM INDUSTRI MAKANAN

5. Bidang Pertanian dan Peternakan Bertambahnya penduduk dari waktu ke waktu tentu saja menuntut tersedianya bahan pangan yang lebih banyak. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, produksi hasil pertanian telah meningkat melebihi kebutuhan. Hal ini mendorong manusia untuk selalu meningkatkan teknologi pangan.

Bioteknologi mempunyai potensi besar untuk meningkatkan produksi tanaman yang lebih tinggi, tahan terhadap herbisida tertentu, tahan terhadap penyakit, mengurangi kebutuhan terhadap pupuk, dan lain-lain. a. Pemuliaan Tanaman Penyilangan konvensional oleh para petani dilakukan dengan tujuan menghasilkan tanaman yang menjadi besar, kuat, dan lebih tahan penyakit. Selama puluhan tahun bahkan ratusan tahun lalu para petani dan para pemulia tanaman telah berhasil memuiliakan tanaman padi, jagung, dan tebu, sehingga tanaman tersebut memiliki kualitas panen yang baik. Pemuliaan tradisional telah banyak membantu meningkatkan produksi pertanian dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Data FAO tahun 1992 menunjukkan adanya peningkatan hasil bijibijian dari rata-rata 1,1 ton per hektar pada tahun 1950 menjadi 2,8 ton per hektar pada tahun 1992. Namun, karena jumlah penduduk masih jauh lebih besar dibandingkan jumlah produksi pangan, peningkatan hasil pangan melalui proses pemuliaan ini masih terus dikembangkan. Pada tahun 2030 diperkirakan penduduk dunia mencapai 8 miliar atau meningkat 2 miliar dari populasi sekarang. Di Indonesia sendiri diperkirakan pada tahun 2010 penduduk mencapai 245,71 juta atau bertambah sebesar 33,78 juta jiwa dari sekarang. Pada saat itu kebutuhan beras diperkirakan 36,42 juta ton, padahal produksi hanya 29,42 juta ton, sehingga defisit produksi mencapai 6,72 juta ton (Suryana A., 2002). Akibat dari pembangunan yang sangat pesat di berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir ini lambat laun lahan produktif semakin banyak terkonversi menjadi lahan nonpertanian. Pada tahun 1950 lahan yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas per orang sekitar 0,24 hektar, tetapi lahan tersebut hampir separuhnya (0,12 hektar) pada tahun 1993 dan diperkirakan hanya akan tinggal 0,08 hektar pada tahun 2030 (Suranto, 1999). Dari data di atas Indonesia diperkirakan akan mengalami krisis pangan yang dapat mengganggu ketahanan pangan nasional. Untuk mencukupi kebutuhan pangan penduduk yang populasinya terus bertambah dengan pesat ini, diperlukan lahan yang luas, sementara lahannya semakin berkurang. Oleh karena itu, diperlukan terobosan-terobosan di bidang teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Seperti diyakini para pakar rekayasa genetika merupakan salah satu teknologi pertanian yang berpeluang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Pada pemuliaan tradisional diperlukan sedikitnya lima generasi penyilangan balik untuk menghilangkan gen-gen yang tidak dikehendaki sehingga pemuliaan tradisional memerlukan waktu yang lama. Dengan kemajuan ilmu genetika molekuler pada tahun 1970-an, dimungkinkan usaha mencari gen yang diduga bertanggung jawab terhadap karakter unggul satu tanaman. Saat ini secara umum ada dua cara untuk mencari gen tanaman itu, yakni isolasi gen dalam skala kecil dengan menargetkan satu gen saja (strategi ini disebut map-based cloning) dan dalam skala besar dengan menggunakan proyek genom, yaitu dengan membaca (dalam istilah khususnya menyekuen) semua urutan DNA suatu organism untuk mendapatkan semua gen yang ada.

Pada tahun 1920 istilah genom telah lahir, dipakai untuk menunjukkan keseluruhan kode genetika pada kromosom yang ada pada suatu organisme. Baru pada tahun 1944 diketahui bahwa materi dari kode genetik itu adalah DNA yang ada pada setiap organisme. Sekarang ini istilah genom telah begitu dikenal luas oleh masyarakat. Keunggulan rekayasa genetika adalah mampu memindahkan materi genetika dari sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih singkat. Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi krisis pangan di Indonesia dengan pendekatan biologi molekuler, antara lain dengan merakit tanaman yang resisten terhadap serangan hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan serta bergizi tinggi. b. Transgenik Rekayasa genetika dalam bidang tanaman dilakukan dengan mentransfer gen asing ke dalam tanaman. Hasil rekayasa genetika pada tanaman seperti ini disebut tanaman transgenik. Pernahkah kamu berpikir bahwa sepotong jagung dan sebuah tomat dapat menyembuhkan penyakit? Atau hanya dengan memakan pisang kita dapat melindungi diri dari hepatitis? Prodi gene Inc. of College station, Texas menjadi perusahaan pertama yang berhasil memodifikasi tanaman untuk menghasilkan protein tertentu yang berfungsi sebagai obat. Protein tersebut adalah trypsin, insulin, dan obat penting lainnya yang akan dimasukkan ke dalam jagung. Mereka juga mengujinya pada kentang, tomat dan wortel untuk menghasilkan vaksin hepatitis B. Para peneliti juga memodifikasi tomat, bayam, dan melon untuk menghasilkan vaksin rabies. Kedelai transgenik muncul menjadi obat untuk herpes. Sebuah tim ilmuwan dari Purdue University dan Departemen Pertanian AS (USDA) telah mengembangkan tomat yang tiga setengah kali lebih banyak mengandung lycopene dan antioksidan untuk melawan kanker. Kemajuan ini sangat penting dan dalam kenyataan jumlah tanaman transgenik yang diproduksi setiap tahun semakin meningkat. Hingga tahun 1988 yang asalnya hanya ada 23 tanaman transgenik, meningkat menjadi 30 pada tahun 1989 dan lebih dari 40 pada tahun 1990. Pencangkokan (kloning) adalah transplantasi/transfer gen ke gen lainnya, misalnya gen pankreas babi ditransplantasikan ke bakteri E. Coli sehingga dihasilkan insulin dalam jumlah besar. Sebaliknya gen bakteri yang menghasilkan toksin pembunuh hama ditransplantasikan ke tanaman jagung, maka akan diperoleh jagung transgenik yang tahan hama tanaman. Gen dari sel kelenjar susu domba ditransplansikan ke sel telurnya sendiri yang kemudian ditumbuhkembangkan di dalam kandungan induknya sehingga lahirlah Domba Dolly. Demikian pula gen tomat ditransplantasikan ke ikan transgenik sehingga ikan menjadi tahan lama dan tidak cepat busuk dalam penyimpanan. Vektor DNA yang digunakan untuk memindahkan gen ke dalam tumbuhan, misalnya plasmid dari bakteri Agrobakterium tumefaciens. Perhatikan gambar berikut ini.

GAMBAR: penggunaan plasmid pada transgenik

Tanaman membutuhkan unsur N yang cukup. Kemampuan tanaman untuk memperoleh nitrogen sangat penting. Rhizobium merupakan penambat nitrogen yang sangat populer dan banyak ditemukan pada akar kacangkacangan. Telah lama diketahui bahwa enzim utama yang berperan menambat nitrogen tersebut adalah nitrogenase. Ternyata lebih dari selusin gen yang terlibat dalam menghasilkan enzim tersebut. Gen tersebut dinamakan gen nif (Nitrogen fixation). Rekayasa genetik telah berhasil untuk mentransfer gen nif dari bakteri penambat nitrogen ke

dalam Eschecilia coli sehingga bakteri E Coli kemudian mampu menambat nitrogen. Bakteri ini kemudian dapat dijadikan inokulan untuk diberikan pada tanaman budi daya. c. Transplantasi nukleus pada hewan Pada tahun 1997 seorang peneliti Skotlandia, Ian Wilmut dan rekanrekannya menguasai pokok pemberitaan di berbagai media bahwa mereka telah mengklon seekor domba dewasa dengan mentrasplantasi nukleus dari sel puting susu kambing ke dalam suatu sel telur domba lain yang tidak di buahi. Hasilnya adalah domba Dolly yang DNA-nya sungguh-sunguh identik dengan domba pendonor nukleus, perhatikan Gambar:

GAMBAR: Pengklonan Seekor Mamalia

1. Sel kelenjar susu diambil dari kambing seekor domba dan ditumbuhkan di dalam kultur dengan nutrisi rendah. Kondisi nutrisi rendah (setengahkelaparan) ini menahan siklus sel tetap berada pada G0 dan tampaknya membiarkan sel untuk berdediferensiasi. 2. Sementara itu sel telur diambil dari domba lain dan nukleusnya dipindahkan. 3. Sel kelenjar susu dalam fase G0 berfusi dengan sel telur yang tak bernukleus dengan cara memberikan getaran arus listrik ke kedua sel tersebut, yang juga merangsan agar mulai melakukan pembelahan. 4. Setelah ditumbuhkan dalam kultur selama 6 hari. 5. Embrio ditanam pada uterus domba ketiga, yang mirip seperti pendonor sel telur. 6. Hasilnya setelah kehamilan berupa anak domba (Dolly) yang identik dalam penampakan dan susunan kromosomnya dengan domba yang mendonorkan sel kelenjar susu. (Namun, gen Dolly tidak identik secarakeseluruhan dengan domba pendonor sel kelenjar susu karena DNA mitokondria Dolly berasal dari pendonor sel telur). Dolly ini merupakan kasus pertama yang laporannya disebarluaskan tentang mamalia yang diklon menggunakan nukleus dari suatu sel terdiferensiasi. Fotograf pada Gambar memperlihatkan Dolly ketika sudah menjadi seekor domba dewasa.

d. Proyek Genom Tanaman menyediakan materi untuk kebutuhan industri seperti minyak, tekstil, bahan bakar dan obat-obatan. Nenek moyang kita dahulu meningkatkan kualitas tanaman dengan menyeleksi tanaman berdasarkan sifat dan karakter yang diinginkan melalui proses persilangan yang panjang. Sifat unggul dari satu tanaman liar digabungkan ke tanaman lain sehingga terbentuk tanaman baru dengan beberapa karakter yang lebih bagus. Proses panjang ini telah memungkinkan lahirnya revolusi hijau, dalam hal ini produk pertanian teroptimalkan sampai menyamai pertambahan jumlah penduduk dunia. Meskipun demikian, ledakan penduduk dunia terutama di negaranegara berkembang yang diikuti oleh berkurangnya lahan-lahan pertanian untuk pemukiman menyebabkan pertanian tidak seimbang lagi. Dengan demikian, usaha persilangan yang memakan waktu lama dengan sendirinya tidak mampu meningkatkan hasil produksi untuk mencukupi kebutuhan pangan pada masa mendatang. Untuk itu diperlukan satu teknologi baru guna meningkatkan produksi pangan secara lebih cepat.

Salah satu penemuan spektakuler telah dikembangkan, kita kenal dengan istilah Proyek Genom (Genom Project). Strategi ini ditopang dengan majunya perkembangan teknologi marker DNA, pemetaan genetika dan perpustakaan genom (genome library), teknologi sekuen DNA secara otomatis, serta analisis komputer (computerized analysis). Selain itu juga teknik kultur jaringan untuk mentransfer gen-gen yang ditemukan. Dengan demikian, bisa dikatakan ada dua tahap revolusi pertanian, yang pertama dicapai dengan persilangan tanaman secara tradisional yang memakan waktu dan yang kedua adalah melalui aplikasi ilmu genetika molekuler. Proyek genom adalah proyek menyekuen urutan DNA setiap kromosom dari ujung ke ujung. Proyek genom pada tanaman sangat menjanjikan untuk mendapatkan informasi terlengkap tentang seluruh sifat biologis tanaman. Informasi ini akan membantu kita memahami bagaimana gen-gen menyebabkan tanaman mampu melaksanakan segala aktivitasnya sebagai makhluk hidup. Inilah target umum proyek genom tanaman. Adapun target khususnya adalah untuk mengisolasi gen-gen yang memberikan sifat unggul, seperti sifat tahan penyakit, sifat toleran pada tanah bergaram, dan sifat alami lainnya, di antaranya gen yang mengatur pembentukan minyak bijibijian atau waktu berbunga yang semuanya berdampak pada hasil panen. Usaha ini nantinya akan memungkinkan rekayasa genetika untuk menghasilkan tanaman baru yang lebih berkualitas. Besarnya proyek genom serta teknologi yang mendukung untuk penyelesaiannya melahirkan genomika sebagai ilmu baru. Genomika diartikan sebagai usaha mendalami struktur dan fungsi gen dalam skala besar. Genomika dibagi dalam dua bagian, yaitu structural genomics (genomika struktur) dan functional genomics (genomika fungsi). Berikut ini beberapa contoh mikroba yang telah selesai pembacaan genomnya dan prospek yang diharapkan saat ini dan masa yang akan datang. 1) Pengubahan Zat Pati Clostridium acetobutylicum adalah bakteri yang dapat mengubah zat pati menjadi pelarut organik aseton dan butanol yang sangat bermanfaat untuk industri. 2) Tahan Radioaktif Deinococcus radioduran adalah mikroba yang dapat bertahan di lingkungan radioaktif berdosis tinggi yang membunuh hampir semua makhluk hidup lain. Bakteri ini dapat bertahan hidup pada tingkat radiasi 1,7 juta rad yang membuat E. Coli, kecoa, dan manusia tak mungkin bertahan hidup. Informasi genom bakteri ini sangat potensial untuk proses bioremediasi seperti pembersihan lingkungan dari limbah radioaktif, logam berat atau senyawa kimia organik. Saat ini para peneliti di Amerika Serikat sedang mengekplorasi kapabilitas bakteri D. radioduran dengan menambah gen dari organisme lain. Tambahan gen ini mengodekan protein yang bisa mengubah logam berat menjadi biomassa yang lebih netral dan menguraikan zat organik berbahaya, seperti toluena. Diharapkan pula dengan mempelajari genom mikroba, manusia dapat lebih memahami

proses terjadinya sel kanker sekaligus menemukan obat dan cara pengobatan kanker tersebut sebab bakteri ini sanggup memperbaiki DNA-nya sendiri yang rusak karena pengaruh radiasi. 3) Penghasil Gas Metan Arkeo Methanococcus jannaschii adalah mikroba yang dapat menghasilkan gas metan. Mikroba ini ditemukan di lingkungan berasap hidrothermal, tanpa cahaya, tanpa oksigen, tanpa sumber zat karbon. Sifat yang sangat tidak biasa yang dimiliki oleh mikroba ini membawa pada kesimpulan bahwa makhluk hidup tidak hanya prokariot dan eukariot, tetapi ada kelompok baru yang berbeda dengan prokariot dan eukariot. Para ilmuwan mengelompokkan mikroba ini ke dalam kelompok baru yaitu Archeae (Arkeo). Dengan berhasilnya pembacaan genom mikroba ini diharapkan masalah mengenai bahan bakar dapat dipecahkan. Aplikasi dahsyat dan kemajuan sains yang dijanjikan oleh proyek ini memang di depan mata. Proyek genom mikroba ini sampai saat ini memang hanya milik negara-negara maju yang bermodal besar. Namun, mudah-mudahan masa depan yang cerah ini bukan hanya milik negaranegara bermodal besar. Indonesia tak kalah kaya dengan mikroba yang potensial untuk kehidupan masa depan.

Gambar: Mikroba penghasil gas metan

4) Menstabilkan Jumlah Karbon Dioksida di Atmosfer Mikroba lain seperti Nitrosomonas europaea, Prochlorococcus marinu, Rhodopseudomonas palustris adalah organisme yang menjadikan karbondioksida sebagai satu-satunya sumber nutrisi zat karbonnya. Mikrobamikroba ini diduga mempunyai peranan penting dalam perubahan iklim. Dengan demikian, informasi yang didapat dari genom mikroba-mikroba ini mampu berperan mengatasi pemanasan global dengan menstabilkan jumlah CO2 di atmosfer.

Gambar: Berbagai jenis bakteri

Pada tahun 1998 Arabidhopsis thaliana dikukuhkan menjadi tanaman pertama yang disekuen genomnya oleh konsorsium internasional dari Jepang, Eropa dan Amerika. Arabidhopsis merupakan model yang cocok bagi kelompok tanaman berbji belah yang termasuk di dalamnya tomat, kentang, tembakau, dan sayur-sayuran. Di antara kelebihan model ini adalah ukuran genomnya yang kecil. Tanaman diploid yang terdiri atas 5 set kromosom mudah ditanam karena kecil dan cepat menghasilkan biji untuk regenerasi, latar belakang genetika memadai, serta mudahnya proses transformasi. Padi memiliki nilai ekonomi tinggi karena menjadi makanan pokok lebih dari setengah jumlah penduduk di planet ini. Padi merupakan tanaman berbiji tunggal, diploid dengan 12 kromosom, dan mempunyai ukuran genom yang lumayan kecil, yaitu 450 juta base. Latar belakang genetika padi sangat kuat dengan adanya peta genetika yang terlengkap di antara tanaman lain, yaitu

adanya lebih dari 2.000 molecular marker DNA yang terbagi merata sepanjang kromosomnya serta proses transformasinya padi yang sudah berkembang. Secara evolusi, padi mempunyai hubungan sangat erat dengan tanaman pangan yang masuk dalam jenis rumput-rumputan. Berdasarkan studi perbandingan, ternyata pada konservasi gene collinearity (persamaan urutan gen) dalam kromosom antara padi dan anggota keluarga rerumputan, seperti barley, oats (keduanya adalah jenis gandum), jagung, dan gandum. Untuk itu, dengan menyekuen genom padi, semua gen dari tanaman berbiji tunggal yang notabene adalah bahan pokok hidup manusia sedunia bisa diketahui. Pada tahun 1998, dalam pertemuan Internasional Society of Plant Molecular Biologist (ISPMB) di Singapura, padi dari jenis nipponbare disetujui sebagai tanaman model kedua untuk proyek genom setelah Arabidhopsis oleh konsorsium internasional yang beranggotakan Jepang, Cina, Korea, Amerika, dan Uni Eropa. Selain pada tumbuhan proyek genom juga dilakukan pada manusia. Hanya dalam tempo tiga belas tahun, lebih cepat dua tahun dari target tahun 2005 para ilmuwan dunia yang bergabung dalam The Human Genom Project mengumumkan keberhasilan mereka memetakan genom manusia. Karena genom adalah suatu cetak biru informasi genetik yang menentukan sifat setiap makhluk hidup, maka pemetaan ini bakal menjadi kunci pembuka babak baru dalam memahami penyakit dan bagaimana mengobatinya. Informasi genetika setiap makhluk hidup disandi dalam bentuk pita molekul asam deoksiribonukleat yang dikenal sebagai DNA. Dengan pengumuman di atas, berarti proyek genom manusia telah berhasil memetakan tiga miliar nukleotida yang menyusun 100.000 gen dalam tubuh manusia. Dengan demikian, setiap individu memiliki kurang lebih 100.000 gen untuk diturunkan. Varian-varian dari gen inilah yang kemudian menentukan tinggi badan, warna mata, sidik jari, golongan darah, maupun kerentanan terhadap penyakit. Lembaga pertama The Human Genom Project membangun peta susunannya dari DNA yang diambil dari 24 individu anonim dari berbagai grup ras dan etnisitas. Dari situlah dipahami adanya perbedaan rata-rata tiga juta antara satu orang dan orang lainnya. Proyek riset genom memang masih akan berlanjut dengan upaya mencari mutasi gen-gen penyebab kanker yang mematikan maupun gen yang terlibat dalam pemunculan diabetes, leukemia, bahkan juga eksim yang suka muncul pada usia kanak-kanak. Seperti yang diberitakan Reuters, para peneliti di Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Jepang, dan Cina mengungkapkan, mereka sebenarnya juga berminat menguak misteri protein yang menyusun jaringan dan mengatur fungsi metabolisme tubuh. Namun, kode genetikanya ternyata lebih kompleks dari yang dibayangkan. Memang harus diakui, masih perlu jalan panjang untuk mengaplikasikan hasil pemetaan genom manusia ini. Pekerjaan memetakan genom manusia tentulah pantas dipandang sebagai ikhtiar ilmiah yang mengagumkan.

6. Bidang Lingkungan Hidup dan Pengolahan Limbah Limbah rumah tangga, pertanian, dan aktivitas industri telah banyak mengubah lingkungan kita, membuat pencemaran yang sangat merusak dan membahayakan ekosistem. Limbah tersebut

dapat berupa senyawa kimia cair (asam, basa) dan senyawa kimia padat (logam logam berat), tumpahan minyak, pestisida, pupuk, dan lain-lain. Bioteknologi yang berperan penting dalam pemeliharaan lingkungan ditujukan pada proses mengatur dan membuat produk buangan tersebut menjadi aman untuk dibuang ke lingkungan. Banyak bakteri dapat mengekstraksi logam-logam berat, seperti tembaga, timbal, nikel, dan besi. Kelompok bakteri yang diduga bersifat aktif dalam proses pengolahan air limbah dikenal sebagai zoogles, meskipun sejumlah organisme lain juga ikut terlibat, seperti ganggang biru, ganggang hijau, cacing tanah, dan serangga. Saat ini banyak pabrik yang mengelola limbah cairnya dengan pengaktifan lumpur (lumpur aktif). Sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam lumpur aktif ini adalah Achromobacter, Flavobacterium, Pseudomonas, moraxella, Thiobacillus, Nitrosomonas, Nitrobacter dan Ferrobacillus sp

B. DAMPAK BIOTEKNOLOGI TERHADAP SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT 1. Transgenik Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa produk transgenik yang dikenal juga dengan istilah GMO = Genetics Manipulation Organism merupakan produk bioteknologi yang spektakuler. Dengan transgenik (gen suatu species disisipi dengan gen tertentu) memungkinkan terbentuknya suatu jenis hewan atau tumbuhan yang mempunyai sifat-sifat unggul, seperti lebih besar, lebih kuat, tahan lama, dan kandungan gizi tinggi. Pertanyaannya sekarang adalah Seberapa aman produk teknologi reproduksi tersebut? Sejauh ini terdapat sejumlah pernyataan aman dari lembaga resmi internasional, seperti WHO dan FAO. (Masih ingat kepanjangan WHO dan FAO?). Masyarakat AS sejak tahun 1996 telah mengonsumsi kedelai transgenik dan tidak ada laporan dampak negatif yang timbul. Masyarakat Eropa yang awalnya menentang produk transgenik kini sudah mulai menerima. Hal ini ditandai dengan adanya pernyataan dari Komisi Pusat Masyarakat Eropa di Brussel pada bulan Oktober 2001. Akan tetapi, ada juga yang berpendapat bahwa terdapat beberapa kemungkinan risiko mengonsumsi makanan transgenik ini, seperti keracunan, risiko kanker, dan alergi makanan. Hal ini disebabkan antara lain produk transgenik tersebut bersifat kebal antibiotik, dan mengundang residu pestisida. Beberapa produk transgenik yang sudah dilepas di pasaran negaranegara maju, sepanjang penelitian ilmiah dengan teknologi dan pengamatan yang ada sekarang, tidak ada masalah dalam hal keamanan terhadap lingkungan ataupun tubuh manusia. Demikian kesimpulan Departemen Kesehatan Inggris dalam laporannya tahun 1999. Sejak 20 tahun lalu, teknologi ini dimanfaatkan hingga kini karena belum ada laporan ilmiah yang memaparkan efek negatif produk rekayasa genetika yang telah dievaluasi sesuai standar Jepang adalah aman. Ini kesimpulan Departemen Pertanian dan Kehutanan Jepang tahun lalu. Di

Indonesia sendiri, meskipun mengundang banyak protes dari banyak pihak, pengembangan kapas transgenik telah ditanam di tujuh kabupaten Sulawesi Selatan. Namun, penelitian yang dilakukan oleh dua mahasiswa Pascasarjana Program Studi Bioteknologi IPB (Institut Pertanian Bogor), Marhamah Nadir dan Reza Indriadi membuktikan bahwa kapas transgenik di Indonesia ternyata mengontaminasi kapas non-transgenik di sekitarnya. Penelitian tersebut dilakukan selama setahun (September 2001Agustus 2002). Adanya kontaminasi (pencemaran genetik) dapat menyebabkan antara lain kebalnya hama (sehingga dapat memicu ledakan hama), mengganggu kesehatan bahkan tanaman transgenik tersebut menjadi gulma. Gulma adalah tanaman liar yang mengganggu tanaman budi daya. Jadi, sebenarnya mengelola tanaman transgenik itu tidak gampang, karena itu, perlu pengkajian yang benar, peraturan dan pengawalan yang ketat pula. Dengan tetap berprinsip pada pendekatan kehati-hatian (precautionary approach) bahwa OHM (organisme hidup hasil modifikasi) yang secara nyata dapat memberi manfaat bagi manusia, tetapi tetap perlu waspada untuk mencegah hal-hal yang dapat merugikan bagi kesehatan manusia, pelestarian lingkungan, dan keanekaragaman hayati, maka Indonesia bersama dengan 133 perwakilan pemerintah, LSM, organisasi industri, dan masyarakat ilmiah, telah menyepakati suatu kesepakatan internasional mengenai pengaturan tata cara gerakan lintas batas negara (termasuk penanganan dan pemanfaatan) OHM, atau yang terkenal dengan Cartagena Biosafety Protocol, pada tanggal 29 Februari 2000, di Mountreal, Kanada. Cartagena Biosafety Protocol (cartagena Protocol) adalah kesepakatan antara berbagai pihak yang mengatur tata cara gerakan lintas batas Negara secara sengaja (termasuk penanganan dan pemanfaatan) suatu organism hidup yang dihasilkan bioteknologi modern dari suatu negara ke negara lain oleh seseorang atau badan. Tujuan dibuatnya Cartagena Biosafety Protocol adalah untuk memberikan kontribusi dalam memastikan tingkat proteksi yang memadai dalam hal transfer, penanganan, dan penggunaan yang aman dari organisme hidup hasil bioteknologi modern. Hal itu untuk menjaga adanya kemungkinan pengaruh yang merugikan kelestarian dan pemanfaatan yang berkelanjutan pada keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan risiko terhadap kesehatan manusia, dan khususnya berfokus pada pergerakan lintas batas. Sebenarnya sebelum tanaman transgenic disetujui untuk dikomersialisasi, tanaman tersebut telah diuji melalui proses evaluasi makanan bioteknologi. 2. Bayi Tabung Bagi pasangan suami istri yang tak kunjung dikaruniai anak, program bayi tabung ini tentu sangat membantu. Terlebih di masyarakat masih tertanam kuat bahwa perkawinan tanpa anak dikatakan tidak sempurna. Tidak jarang berbagai masalah akan muncul karena alasan yang satu itu, tetapi tidak jarang masyarakat yang berpendapat tidak setuju dengan program bayi tabung ini. Hal tersebut dapat dimengerti sebab dikhawatirkan sel telur maupun sel sperma tidak berasal dari pasangan suami istrinya yang sebenarnya, melainkan sperma dari donor. Dari segi agama tentu hal ini tidak dibenarkan.

Walaupun dirasakan manfaatnya, program ini masih menimbulkan perdebatan. Perdebatan ini terfokus pada segi agama, etika, legalitas dan sosial, baik menyangkut prosedur maupun produk yang dihasilkan. Sebagian kelompok agamawan menolak fertilitas in vitro pada manusia karena dianggap mempermainkan Tuhan sebagai sang pencipta. Hal ini dapat dimengerti sebab dikhawatirkan sel telur maupun sperma tidak berasal dari pasangan suami istri yang sebenarnya. Sperma bisa saja dari donor (bank sperma). Dari segi agama tentu hal ini tidak dapat dibenarkan karena individu baru tersebut dapat kehilangan nasabnya (keutuhan keturunannya). Di Indonesia sendiri sebenarnya program bayi tabung ini diatur berdasarkan undang-undang, yaitu UU No. 23/1992, tentang kesehatan. Undang-undang ini menjelaskan pelaksanaan program bayi tabung harus dilakukan sesuai dengan norma hukum, agama, kesusilaan, dan kesopanan. UU ini juga mengatur bahwa dalam pelaksanaan program bayi tabung di Indonesia tidak diizinkan menggunakan rahim milik wanita yang bukan istrinya. Selain Undang-undang di atas, program bayi tabung di Indonesia, saat ini juga mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan RI No.73/Menteri Kes/ Per/11/1999 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan. Peraturan ini mengatur penyelenggaraan teknologi reproduksi buatan hanya dapat dilakukan di Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas A, B dan Rumah Sakit Umum Swasta kelas utama. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi reproduksi buatan hanya dapat dilakukan oleh Rumah Sakit Umum yang menyelenggarakan teknologi reproduksi buatan. Rumah Sakit yang diberi izin penyelenggaraan dan pelayanan, penelitian dan pengembangan adalah RSUP Cipto Mangunkusumo, RSAB Harapan Kita, RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Dalam pasal 4 disebutkan pelayanan teknologi reproduksi buatan hanya dapat diberikan kepada pasangan suami istri yang terikat perkawinan yang sah dan sebagai upaya akhir untuk memperoleh keturunan. 3. Kloning Kloning sebenarnya penting untuk menghasilkan organisme unggul baik pada tumbuhan maupun hewan. Di bidang pengobatan, klon hewan dipakai sebagai media membuat obat yang sangat langka dan mahal harganya, seperti yang dilakukan oleh Ian Wilmut yang menghasilkan Dolly, domba cloning pertama yang lahir pada tanggal 5 Juli 2003 di Skotlandia. Ian Wilmut berhasil membuat klon domba dengan sel donor dari kelenjar susu domba jenis findorset yang berumur 6 tahun. Findorset sebagai donor berbulu putih, sedangkan telurnya diambil dari domba betina jenis blacface, yang mukanya berbulu hitam, hasilnya Dolly yang berbulu putih bersih. Setelah Dolly, sebenarnya secara teknik, klon manusia juga dapat dilakukan. Kloning dilakukan dengan cara mengeluarkan inti telur betina dan menggantinya dengan inti dari orang dewasa. Kalau berhasil, telur hasil rekayasa yang mulai berkembang tersebut ditanam di dalam rahim seorang perempuan. Nantinya telur tersebut akan tumbuh menjadi duplikat orang dewasa yang menyumbangkan intinya itu. Secara medis infertilitas ketidaksuburan digolongkan sebagai penyakit. Salah satu cara yang sudah lazim ditempuh adalah teknik invitro (bayi tabung). Namun demikian, invitro tidak dapat menolong semua pasangan infertil, misalnya bagi seorang ibu yang tidak dapat menghasilkan sel telur, dan pria yang tidak dapat menghasilkan sperma. Dalam hal ini, teknik kloning merupakan

hal yang revolusioner sebagai pengobatan infertilitas karena penderita tidak perlu menghasilkan sperma atau telur. Mereka hanya memerlukan sejumlah sel dari manapun diambilnya. Pengklonan juga dapat dilakukan terhadap anggota badan untuk mengganti jaringan sel yang rusak di dalam tubuh. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai hal ini? Ternyata masih merupakan kontroversi. Berbagai usulan melarang kloning manusia. Banyak kalangan menganggap bahwa pengklonan manusia secara utuh tidak boleh dilakukan sebab anggapan sebagai intervensi karya ilahi dan tidak bermoral.

Anda mungkin juga menyukai