Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang
berlangsung sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama. Evolusi juga
merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung secara perlahanlahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana ke arah bentuk
yang komplek. Evolusi juga dapat diartikan proses perubahan yang
berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.
Evolusi biologi merupakan proses dan diversifikasi organisme menurut
waktu dan mempengaruhi semua aspek kehidupannya morfologi, fisiologi,
perilaku dan ekologinya. Semua perubahan ini karena perubahan material
genetik yang diwariskan.
Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana
evolusi itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan
yang diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke19 Lamarck memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang
dikenal sebagai teori evolusi Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan yang
diberikan oleh Lamarck itu kemudian dianggap tidak benar karena ada
penjelasan lain yang dipandang lebih memuaskan, terutama yang diberikan
oleh Darwin dan dikenal sebagai teori evolusi Darwin atau teori Darwin.
Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi bisa juga
dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada kekerabatan di
antara organisme (Panchen, 1992) atau ada perubahan dan diversifikasi
makhluk hidup.Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap
berbagai fenomena yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan
ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan
seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi

dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan


mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan
gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada
spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi
antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini
menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Jadi, yang melatar belakangi penulisan makalah ini untuk mengetahui
bagaimana perubahan evolusi yang terjadi serta mengkaji bagaimana konsep
spesies dan mekanisme spesies pada makhluk hidup khususnya yang terjadi
pada hewan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian variasi genetik maupun penyebab terjadinya
variasi genetik.
2. Memahami bagaimana adaptasi hewan tersebut terhadap lingkungan atau
habitat pada suatu ekosistem tertentu.
3. Memahami konsep dari niche.
4. Mengetahui mekanisme spesiasi yang terjadi pada makhluk hidup.
5. Mengetahui penyebab terjadinya kepunahan pada makhluk hidup.
6. Memahami peranan konsep peranan isolasi dalam mekanisme evolusi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Variasi Genetik
Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya
perbedaan respon individu-individu terhadap lingkungan. Variasi genetik
adalah bahan dasar dari perubahan adaptif. Suatu populasi terdiri dari suatu
sejumlah individu. Dengan suatu perkecualian , maka tidak ada dua individu
yang serupa. Pada populasi manusia dapat kita lihat dengan muda adanya
perbedaan-perbedaan individu misalnya ciri-ciri anatomi, fisiologi dan
kelakuan yang khusus. Hal ini terjadi pada binatang bersel satu sampai
dengan ikan paus. Dengan demikian, populasi terdiri dari sejumlah individu
yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu sama lain didalam berbagai
hal.
Dalam suatu perkawinan akan di hasilkan keturunan dari satu induk yang
bervariasi, serta keturunan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya
mempunyai kemampuan hidup dan menghasilkan keturunan yang lebih tinggi.
Jadi ada hubungan antara kemampuan organisme (vitalitas) dengan sifat
genetik. Variasi dalam satu keturunan terjadi karena dua penyebab utama yaitu
mutasi gen dan rekombinasi gen-gen di dalam keturunannya.
a. Mutasi Gen
Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turuntemurun yang terjadi bisa secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia,
radiasi sinar radioaktif, terinfeksi virus, dan lain sebagainya. Mutasi gen pada
suatu populsi menyebabkan terjadinya rekombinasi gen, dan hal ini bersifat
menurun. Selanjutnya dengan adanya rekombinasi gen yang baru suatu
keturunan akan mengalami perubahan sifat yang berbeda dengan generasi
sebelumnya sehingga timbul variasi. Adanya berbagai variasi ini membuka
peluang untuk terjadinya evolusi. Mutasi gen yang tidak dipengaruhi faktor
luar mempunyai sifat-sifat sangat jarang terjadi dan umumnya tidak
menguntungkan.

Angka mutasi yaitu angka yang menunjukan berapakah jumlah gen-gen


yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari
suatu species. Angka laju mutasi pada umumnya mulai 1 gen di antara
200.000 sampai jutaan gamet (rata-rata 1 : 100.000). Ini berarti dalamsetiap
gamet 100.000 gamet ada 1 gen yang dapat bermutasi, jadi kemungkinan
terjadinya mutasi sangat kecil. Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, tetapi
merupakan suatu mekanisme evolusi yang penting sebab:
1. Setiap gamet mengandung ribuan gen.
2. Setiap individu dapat menghasilkan jutaan gamet dalam suatu generasi.
3. Jumlah generasi dari suatu spesies sangat banyak.
b. Rekombinasi Gen
Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan
beberapa gen induk jantan dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma
yang menyebabkan adanya susunan pasangan gen yang berbeda dari
induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian spesies baru.
2.2 Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat
dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian
kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan lingkungan.
Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
a. Adaptasi fisiologi.
b. Adaptasi tingkah laku.
c. Adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu
makhluk hidup sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk setiap jenis sehingga bisa
diwariskan kepada keturunannya. Adapun jenis-jenis adaptasi yaitu:

a. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi
kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung
di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati. Ikan air laut menghasilkan urine
yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Mengapa ikan air laut
menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai? Hal ini
dikarenakan kadar garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar.
Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga ikan harus
banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi
sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan
mengeluarkan urine yang pekat.
Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis.
Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan herbivor yang dapat
mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan Teredo navalis yang
hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim
selulose.

Bison dapat mencerna makanan dalam lambung.


(Sumber: Dok. Penerbit)

Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan


lingkungannya secara fisiologi. Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel
darah merah apabila berada di pegunungan yang lebih tinggi. Hal tersebut
dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh. Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang

diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar.
Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan menyempit. Melebar atau
menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk
membantu penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan
serbuk sarinya mudah melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat
menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat menghambat tumbuhan
lain di dekatnya. Kedua contoh di atas termasuk dalam adaptasi fisiologi.
b. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan
dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika
mangsa mendekat dan lengah, maka kucing akan meloncat dan menerkam
mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat energi. Lain halnya
dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada dalam
ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk
pernapasannya. Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat
terowongan dari tanah yang dapat menuntunnya menuju ke tempat makanan
atau sarangannya.

Paus naik ke permukaan air untuk bernapas.


(Sumber: Dok. Penerbit)

c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan
bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan

hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan mudah diamati karena
tampak dari luar.

Kaki itik berselaput untuk berenang.


(Sumber: Dok. Penerbit)

Selaput ini berfungsi untuk berenang di kolam. Ini merupakan contoh dari
adaptasi morfologi. Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing.
Paruh ini digunakan untuk menghisap madu. Serangga juga beradaptasi
dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya. Organ tubuh jangkrik dan
belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan
tersebut mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat.
2.3 Niche (Relung Ekologi)
Relung atau niche merupakan tempat makhluk hidup berfungsi di
habitatnya, bagaimana cara hidup, atau peran ekologi makhluk hidup
tersebut. Jadi pada dasarnya makhluk hidup secara alamiah akan memilih
habitat dan relung ekologinya sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti
bertempat tinggal, tumbuh berkembang dan melaksanakan fungsi ekologi
pada habitat yang sesuai dengan kondisi lingkungan (misalnya iklim),
nutrien, dan interaksi antara makhluk hidup yang ada.
Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton (1927)
ilmuwan Inggris, dengan pengertian status fungsional suatu organisme
dalam komunitas tertentu. Relung (niche) adalah posisi atau status suatu
organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, yang merupakan
akibat adaptasi struktural, tanggap fisiologis serta perilaku spesifik organisme
itu. Jadi relung suatu organisme bukan hanya ditentukan oleh tempat
organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai fungsi yang dimilikinya. Dapat
dikatakan, bahwa secara biologis, relung adalah profesi atau cara hidup
organisme dalam lingkungan hidupnya.

Dalam ekologi, seluruh peranan dan fungsi makhluk hidup dalam


komunitasnya dinamakan relung atau niche ekologi. Jadi relung ekologi
merupakan semua faktor atau unsur yang terdapat dalam habitatnya yang
mencakup jenis-jenis organisme yang berperan, lingkungan, dan tempat
tinggal yang sesuai dan spesialisasi populasi organisme yang terdapat dalam
komunitas. Relung ekologi bukan konsep yang sederhana, melainkan konsep
yang kompleks yang berkaitan dengan konsep populasi dan komunitas.
Relung ekologi merupakan peranan total dari semua makhluk hidup dalam
komunitasnya.
Banyak organisme, khususnya hewan yang mempunyai tahap-tahap
perkembangan hidup yang nyata, secara beruntun menduduki relung yang
berbeda. Umpamanya jentik-jentik nyamuk hidup dalam habitat perairan
dangkal, sedangkan yang sudah dewasa menempati habitat dan relung yang
sama sekali berbeda. Relung atau niche burung adalah pemakan buah atau
biji, pemakan ulat atau semut, pemakan ikan atau kodok.
Niche ada yang bersifat umum dan spesifik. Misalnya ayam termasuk
mempunyai niche yang umum karena dapat memakan cacing, padi, daging,
ikan, rumput dan lainnya. Ayam merupakan polifag, yang berarti makan
banyak jenis. Makan beberapa jenis disebut oligofag, hanya makan satu jenis
disebut monofag seperti wereng, hanya makan padi.
Apabila terdapat dua hewan atau lebih mempunyai niche yang sama
dalam satu habitat yang sama maka akan terjadi persaingan. Dalam
persaingan yang ketat, masing-masing jenis mempertinggi efisiensi cara
hidup, dan masing-masing akan menjadi lebih spesialis yaitu relungnya
menyempit. Akan tetapi bila populasi semakin meningkat, maka persaingan
antar individu di dalam jenis tersebut akan terjadi pula. Dalam persaingan ini
individu yang lemah akan terdesak ke bagian niche yang marginal. Sebagai
efeknya ialah melebarnya relung, dan jenis tersebut akan menjadi lebih
generalis. Ini berarti jenis tersebut semakin lemah atau kuat. Makin spesialis
suatu jenis semakin rentan makhluk tersebut.

(Sumber: Dok. Penerbit)

Burung laut makan dengan menyelam sehingga berbeda secara spasial


dan temporal, baik di dalam maupun antar spesies. Ketika berbagai spesies
burung laut berbagi habitat dengan sumber makanan yang terbatas, mereka
harus memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Spesialisasi ini disebut oleh
para biolog dengan "ecological niche". Tim peneliti dari Max Planck Institute
for Ornithology di Radolfzell ingin mengetahui bagaimana fleksibelitas
tersebut di ceruk ekologis. Mereka menemukan kebiasaan para burung laut
memangsa dengan menyelam yang sangat berbeda, baik di lokasi dan waktu,
maupun di dalam spesies yang sama serta antar spesies yang berbeda.
2.4 Mekanisme Spesiasi
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam
kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya
merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit
perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang
terjadi pada populasi jenis tertentu. Kecepatan spesiasi maupun kepunahan
sebagian tergantung pada ukuran kisaran geografis dari suatu daerah. Daerah
yang luas cenderung meningkatkan kecepatan spesiasi dan menurunkan
kecepatan kepunahan. Jenis yang terdapat di daerah yang luas akan
mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan menurunnya luas area akan

meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang


akan mengalami spesiasi. Dua pengaruh utama spesiasi yang paling penting
yaitu:
a. Isolasi Geografis
Sebagian besar para ahli Biologi berpendapat bahwa faktor awal yang
mempengaruhi spesiasi adalah pemisahan geografi, karena selama populasi
dari spesies yang sama masih berhubungan secara langsung atau tidak, gen
flow masih dapat terjadi. Namun, jika terbentuk hambatan bagi penyebaran
spesies (sebab-sebab geografis) maka, tidak akan ada pertukaran susunan gen
dalam sistem populasi dan evolusi akan berlangsung sendiri-sendiri. Semakin
lama kedua populasi tersebut akan semakin berbeda karena telah mengalami
evolusi dengan caranya sendiri. Sejalan dengan waktu pemisahan geografi
dari sistem populasi akan mengalami penyimpangan, sebabnya adalah
sebagai berikut:
1. Kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen
permulaan yang berbeda. Jadi, jika dua populasi memiliki potensi
genetik yang berbeda sejak awal pemisahannya, sudah barang tentu
akan menempuh jalan yang berbeda.
2. Mutasi terjadi secara random. Pemisahan dalam dua sistem populasi
tersebut mungkin disebabkan adanya mutasi.
3. Pengaruh tekanan seleksi alam sekeliling setelah mereka menempati
posisi pemisahan yang berbeda.
4. Pergeseran susunan gen (genetic drift) Ini berpeluang bagi
terbentuknya koloni baru.
b. Isolasi Reproduksi
Isolasi geografis di atas dapat dikatakan sebagai faktor luar (ekstrinsik)
yang menjadi penyebab terjadinya spesiasi. Selanjutnya, dalam rentang
waktu yang lama akan terjadi mekanisme isolasi intrinsik, dimana sifat-sifat
yang dipunya oleh populasi tersebut dapat mencegah bercampurnya dua
populasi atau mencegah inbreeding jika kedua populasi itu berkumpul lagi
setelah batas pemisahannya sudah tidak ada.

10

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa spesiasi dimulai dengan adanya
penghambat (barier) luar yang menjadikan dua sistem populasi menjadi sama
sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda). Namun keadaan ini
belum sempurna sampai populasi ini mengalami proses intrinsik yang
menjaga supaya mereka tetap alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah.
Terdapat empat mekanisme spesiasi yaitu:
1. Mekanisme Spesiasi Alopatrik.
Terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya
melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian
dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan
perilaku organisme. Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada
populasi yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan
organisme yang tidak akan dapat berkawin campur. Spesiasi alopatrik adalah
terbentuknya spesies baru dalam satu wilayah karena adanya penghalang
sehingga mencegah aliran gen di antara kelompok dalam populasi.
Spesiasi alopatrik terjadi karena adanya penghalang fisik seperti sungai,
gunung, letak geografis dan sebagainya. Penghalang ini memisahkan sebuah
populasi dari populasi induknya, yang berarti memotong aliran gen antar
kedua pupulasi tersebut. Setelah terisolasi mereka membentuk sejumlah
perbedaan

genetik,

termasuk

penghalang

reproduksi

yang

membedakannya dari populasi induknya.


Contoh bukti perbedaan alopatrik misalnya hewan air tawar menunjukkan
keanekaragaman yang besar di daerah pegunungan yang banyak terisolasi
dengan sistem sungai. Pada suatu pulau suatu spesies adalah homogen di atas
rentang kontinen yang berbeda dalam hal penampilan, ekologi dan perilaku.
Contoh spesiasi alopatrik lainnya adalah pembentukan spesies burung finch
di Kepulauan Galapagos yang terpisah dari populasi induknya di Benua
Amerika bagian selatan yang dikemukakan oleh Darwin. Menurut Darwin
burung finch berasal dari satu nenek moyang burung yang sama. Spesiasi
alopatrik juga dialami oleh tupai antelope di Grand Canyon. Di mana pada
tebing selatan hidup tupai antelope harris (Ammospermophillus harris).
Beberapa mil dari daerah itu pada sisi tebing utara hidup tupai antelope

11

berekor putih harris (Ammospermophillus leucurus), yang berukuran sedikit


lebih kecil dan memiliki ekor yang lebih pendek dengan warna putih di
bawah ekornya. Ternyata di situ semua burung-burung dan organisme lain
dapat dengan mudah menyebar melewati ngarai ini, tetapi tidak dapat
dilewati oleh kedua jenis tupai ini.
2. Spesiasi Peripatrik.
Terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam
sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam
hal ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tetua. Dalam hal ini, efek
pendiri menyebabkan spesiasi cepat melalui hanyutan genetika yang cepat
dan seleksi terhadap lungkang gen yang kecil.
3. Mekanisme Spesiasi Parapatrik.
Mekanisme ini mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran
populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal
tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini
dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi aliran genetika antara
dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada
lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu contohnya adalah rumput
Anthoxanthum odoratum, yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai
respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan.
Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam
yang tinggi dalam tanah. Seleksi keluar pada saat kawin campur dengan
populasi

tetua

menghasilkan

perubahan

pada

waktu

pembungaan,

menyebabkan isolasi reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua


populasi dapat menyebabkan penguatan, yang merupakan evolusi sifat yang
mempromosikan perkawinan dalam spesies, serta peralihan karakter, yang
terjadi ketika dua spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya. Isolasi
geografis burung kutilang (Finch) di Kepulauan Galapagos menghasilkan
lebih dari satu lusin spesies baru. Spesiasi parapatrik terjadi pada
populasi-populasi yang letaknya berdekatan. Kelompok gen mereka
menjadi terpisah oleh adanya variasi lingkungan. Sebagai contoh adalah
rumput yang tumbuh di lingkungan toksin akan mengembangkan toleransi

12

terhadap logam berat, yang tidak dipunyai oleh rumput di sebelahnya yang
tidak terpolusi. Karena perbedaan kepekaan terhadap logam berat tersebut,
dua populasi rumput ini akan mengembangkan mekanisme yang
berbeda dalam masa pembungaannya sehingga menghasilkan isolasi
reproduksi.
4. Mekanisme Spesiasi Simpatrik.
Mekanisme spesiasi adalah spesies yang bebrbeda menghuni tempat yang
sama berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada habitat.
Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit
akan meng hilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan
bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan
memerlukan evolusi perbedaan genetika dan terjadinya perkawinan acak.
Contoh bebek dengan Mentok yang berada pada habitat yang sama, dampak
dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi salah satu jenis spesiasi
simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat,
menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan
karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang
umumnya terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan
jumlah kromosomnya, membentuk poliploid. Ini membuat kromosom dari
tiap spesies tetua membentuk pasangan yang sepadan selama meiosis. Salah
satu contoh Speciaisi dengan mekanisme simpatrik adalah ketika tanaman
Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa dari Perkawinan menghasilkan
spesies baru Arabidopsis suecica. Hal ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang
lalu, dan proses spesiasi ini telah diulang dalam laboratorium, mengijinkan
kajian

mekanisme

genetika

yang

terlibat

dalam

proses

ini.

Sebenarnya, penggandaan kromosom dalam spesies merupakan sebab utama


isolasi reproduksi, karena setengah dari kromoson yang berganda akan tidak
sepadan ketika kawin dengan organisme yang kromosomnya tidak berganda.
Terbentuknya spesies baru dapat terjadi karena:
a. Isolasi waktu Misalnya adalah kuda. Kuda jaman eosen yaitu Eohippus
Mesohippus Meryhippus Pliohippus Equus. Dari jaman eosin
hingga sekarang seorang ahli palaentolog menduga telah terjadi 150 ribu

13

kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan dmikian
terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan
kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut
dinyatakan berbeda species.
b. Isolasi geografis Burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari
pantai Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulas-pulau itu cukup
jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya
sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama
ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiaptiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di
kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah.
c. Domestikasi Hewan ternak yang dijinakkan dari hewan liar dan tanaman
budi daya dari tumbuhan liar adalah contoh domestikasi. Domestikasi
memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari habitat aslinya ke dalam
lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul jenis
hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat aslinya.
d. Mutasi kromosom adalah peristiwa terjadinya species baru secara cepat.
2.5 Kepunahan
Kepunahan berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau
sekelompok takson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya
individu terakhir spesies tersebut. Suatu spesies dinamakan punah bila anggota
terkahir dari spesies ini mati. Kepunahan terjadi bila tidak ada lagi makhluk
hidup dari spesies tersebut yang dapat berkembang biak dan membentuk
generasi. Suatu spesies juga disebut fungsional punah bila beberapa
anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembang biak, misalnya
karena sudah tua, atau hanya ada satu jenis kelamin.
Proses seleksi alam merupakan konsep yang dapat menjelaskan
terjadinya proses kepunahan mahluk hidup. Mahluk hidup akan punah apabila
tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya. Ada tujuh faktor
yang mempengaruhi sensitifitas mahluk hidup terhadap kepunahan yaitu:

14

1. Kelangkaan yaitu spesies disebut langka apabila hanya ditemukan pada


area tertentu atau tersebar, tetapi dalam jumlah individu yang sedikit.
Spesies langka tergantung pada faktor geografis, habitat khusus dan
ukuran populasi.
2. Kemampuan migrasi yaitu spesies yang tidak mempunyai kemampuan
migrasi mempunyai sensitifitas yang tinggi dibandingkan spesies yang
bisa migrasi terhadap kepunahan. Spesies yang dapat migrasi dapat
menghindari dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
3. Derajat spesialisasi yaitu spesies yang mempunyai derajat spesialisasi
lebih tinggi sangat sensitif terhadap kepunahan dibandingkan dengan
spesies yang mempunyai derajat lebih rendah. Contoh spesies yang
mempunyai derajat spesialisasi tinggi adalah Beruang Panda. Hewan ini
hanya memakan satu jenis daun bambu, sehingga kalau terjadi kelangkaan
bahan makanan ini dapat mempengaruhi kelestarian beruang panda.
4. Variabilitas populasi yaitu populasi spesies yang relatif stabil akan lebih
adaptif dibandingkan spesies yang populasinya fluktuatif terhadap
perubahan lingkungan.
5. Tingkatan tropik yaitu mahluk hidup didalam ekosistem berdasarkan
jarring-jaring makanan berada pada tingkat berbeda. Tingkatan tropik
paling bawah adalah produsen, tingkatan kedua adalah herbivora dan
tingkatan

selanjutnya

adalah karnivora. Tingkatan paling bawah

mempunyai populasi lebih besar dibandingkan tingkat diatasnya.


Berdasarkan ukuran populasi sensitifitas tingkat tropik paling atas relatif
lebih sensitif terhadap kepunahan.
6. Lama hidup yaitu spesies yang mempunyai waktu hidup lebih pendek
lebih sensitif terhadap kepunahan dibandingkan dengan spesies yang
mempunyai waktu hidup lebih panjang.
7. Kecepatan penambahan populasi yaitu sensitifitas terhadap kepunahan
tergantung dari kemampuan reproduksi spesies. Spesies yang mempunyai
kemampuan reproduksi tinggi (kecepatan pertumbuhan populasi tinggi)
akan lebih adaptif dibandingkan dengan spesies yang kemampuan
reproduktifnya lebih rendah.

15

Penyebab terjadi kepunahan mahluk hidup dapat dikategorikan secara


langsung atau tidak langsung. Penyebab langsung adalah perubahan yang
terjadi dapat langsung menyebabkan kematian mahluk hidup, sedangkan
penyebab tidak langsung adalah perubahan yang terjadi menyebabkan
terjadinya perubahan faktor lain yang menyebabkan kematian mahluk hidup.
Ada empat faktor penyebab yang mengancam kehidupan spesies (Stiling.P.D,
1992) yaitu:
a. Hilangnya atau modifikasi habitat yaitu penyebab terjadinya hilang atau
modifikasi habitat disebabkan oleh aktifitas manusia antara lain,
perubahan lahan menjadi lahan pertanian atau perumahan, pencemaran,
dan polusi.
b. Over eksploitasi contohnya terjadinya eksploitasi antara lain budaya
berburu, penjualan kayu, dan perdagangan hewan.
c. Eksotik spesies yaitu introduksi spesies pada habitat suatu spesies dapat
menyebabkan terjadinya kompetisi.
d. Penyakit yaitu penyakit endemik atau eksotik dapat menyebabkan
kematian massal spesies.
Kepunahan telah menjadi kenyataan sejak hidup itu sendiri muncul.
Beberapa juta spesies yang ada sekarang ini merupakan spesies yang berhasil
bertahan dari kurang lebih setengah milyar spesies yang diduga pernah ada.
Kepunahan merupakan proses alami yang terjadi secara alami. Spesies telah
berkembang dan punah sejak kehidupan bermula. Kita dapat memahami ini
melalui catatan fosil. Tetapi, sekarang spesies menjadi punah dengan laju yang
lebih tinggi daripada waktu sebelumnya dalam sejarah geologi, hampir
keseluruhannya disebabkan oleh kegiatan manusia. Di masa yang lalu spesies
yang punah akan digantikan oleh spesies baru yang berkembang dan mengisi
celah atau ruang yang ditinggalkan.
Pada saat sekarang, hal ini tidak akan mungkin terjadi karena banyak
habitat telah rusak dan hilang. Kelangsungan hidup rata-rata suatu spesies
sekiar 5 juta tahun. Rata-rata 900.000 spesies telah menjadi punah setiap 1 juta
per tahun dalam 200 juta tahun terakhir. Laju kepunahan secara kasar diduga

16

sebesar satu dalam satu persembilan tahun. Laju kepunahan yang diakibatkan
oleh ulah manusia saat ini beratus-ratus kali lebil tinggi.
Perubahan iklim yang lebih menyebar luas tampaknya akan terjadi
dalam pada masa mendatang sejalan dengan bertambahnya akumulasi gas-gas
rumah kaca dalam atmosfer yang selanjutnya akan meningkatkan suhu
permukaan bumi. Perubahan ini akan menimbulkan tekanan yang cukup besar
pada semua ekosistem, sehingga membuatnya semakin penting untuk
mempertahankan keragaman alam sebagai alat untuk beradaptasi.
Beberapa kelompok spesies yang lebih rentan terhadap kepunahan dari
pada yang lain. Kelompok spesies tersebut adalah:
1. Spesies pada ujung rantai makanan, seperti karnivora besar, misal harimau
(Panthera tigris). Karnivora besar biasanya memerlukan teritorial yang
luas untuk mendapatkan mangsa yang cukup. Oleh karena populasi
manusia terus merambah areal hutan dan penyusutan habitat, maka jumlah
karnivora yang dapat ditampung juga menurun.
2. Spesies lokal endemik (spesies yang ditemukan hanya di suatu area
geografis) dengan distribusi yang sangat terbatas, misalnya badak Jawa
(Rhinoceros javanicus). Ini sangat rentan terhadap gangguan habitat lokal
dan perkembangan manusia.
3. Spesies dengan populasi kecil yang kronis. Bila populasi menjadi terlalu
kecil, maka menemukan pasangan atau perkawinan (untuk bereproduksi)
menjadi masalah yang serius, misalnya Panda.
4. Spesies migratori adalah spesies yang memerlukan habitat yang cocok
untuk mencari makan dan beristirahat pada lokasi yang terbentang luas
sangat rentan terhadap kehilangan habitat peristirahatannya.
5. Spesies dengan siklus hidup yang sangat kompleks. Bila siklus hidup
memerlukan beberapa elemen yang berbeda pada waktu yang sangat
spesifik, maka spesies ini rentan bila ada gangguan pada salah satu elemen
dalam siklus hidupnya.
6. Spesies spesialis dengan persyaratan yang sangat sempit seperti sumber
makanan yang spesifik, misal spesies tumbuhan tertentu. Satu spesies
diperkirakan punah setiap harinya. Inventarisasi yang dilakukan oleh

17

badan-badan internasional, seperti International Union for Conservation


of Nature and Natural Resources (IUCN) dapat dijadikan indikasi tentang
keterancaman spesies. Pada 1988 sebanyak 126 spesies burung, 63 spesies
binatang lainnya dinyatakan berada di ambang kepunahan (BAPPENAS,
1993). Pada 2002, Red data List IUCN menunjukan 772 jenis flora dan
fauna terancam punah, yaitu terdiri dari 147 spesies mamalia, 114 burung,
28 reptilia, 68 ikan, 3 moluska, dan 28 spesies lainnya serta 384 spesies
tumbuhan. Salah satu spesies tumbuhan yang baru-baru ini juga dianggap
telah punah adalah ramin (Gonystylus bancanus). Spesies tersebut sudah
dimasukkan ke dalam Appendix III Convention of International Trade of
Endengered Species of Flora and Fauna (CITES). Sekitar 240 spesies
tanaman dinyatakan mulai langka, di antaranya banyak yang merupakan
kerabat dekat tanaman budidaya. Paling tidak 52 spesies keluarga anggrek
(Orchidaceae) dinyatakan langka.
2.6 Peranan Isolasi Dalam Mekanisme Evolusi
Kata

evolusi

mempunyai

arti

suatu

proses

perubahan

atau

perkembangan secara secara bertahap atau perlahan-lahan. Dalam pengertian


biologi, evolusi berarti perubahan yang progresif artinya suatu perubahan yang
berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama dan
perubahannya menuju ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi
makhluk dan semakin banyak ragam jenis yang ada. Selain itu, evolusi juga
bisa mengarah perubahan yang regresif, dimana makhluk hidup cenderung
menuju ke arah kepunahan yang terjadi bukan hanya karena semakin
mundurnya struktur dan fungsi tetapi dapat juga karena perkembangan
struktur yang melebihi porsinya. Pada teori neodarwinisme dijelaskan bahwa
seleksi alam bukanlah sebab utama terjadinya evolusi organic, seleksi alam
hanyalah sebagai faktor yang mengukuhkan varian-varian yang sesuai yang
diperoleh dari peristiwa rekombinasi gen dan mutasi gen yang menyebabkan
variasi makhluk hidup. Mekanisme Isolasi menurut Futuyama (1986) dalam
bukunya Evolutionary Biologi adalah karakteristik biologi yang menyebabkan
spesies simpatrik tetap bertahan, misalnya mempertahankan gene pool yang

18

terbatas yang meliputi pencegahan interbreeding (pembiakan dengan spesies


yang berbeda) melalui isolasi geografi, isolasi habitat, isolasi musim, isolasi
reproduksi dan mechanical isolation. Selain mencegah interbreeding, juga
mengurangi keberhasilan persilangan melalui isolasi gamet dan isolasi zigot.
Peranan isolasi dalam mekanisme evolusi yaitu:
1. Premating isolation dapat menyebabkan variasi genetik, hal ini terjadi
karena populasi yang semula continue dipisahkan oleh sebab-sebab
geografis, iklim, habitat yang menyebabkan hambatan bagi penyebaran
spesies, maka sistem populasi yang terpisah ini tidak mungkin terjadi
perkawinan (interbreeding). Hal ini menyebabkan tidak terjadi pertukaran
susunan gen mereka dan sistem evolusi mereka selanjutnya akan terpisah.
sistem evolusi yang berbeda dalam waktu yang relatif lama tejadi
perbedaan spesies yang menyebabkan perubahan susunan genetik, apabila
pemisahan tercapai maka akan menghasilkan spesies yang benar-benar
berbeda. Terdapat tiga alasan mengapa sistem populasi yang terpisah
geogravis akan mengalami penyimpanan sejalan dengan waktu:
a. Pertama, terdapat kemungkinan yang sangat besar bahwa kedua sistem
populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen permulaan yang
berbeda, sebab pembagian suatu sistem populasi menjadi dua bagian yang
terpisah belum tentu membagi kedalam dua populasi yang sama secara
genetis. Jadi, kalau dua populasi mencapai potensi genetis yang berbeda
sejak saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu akan mengalami
jalan yang berbeda saat pemisahannya, evolusi mendatang sudah tentu
akan melalui jalan yang berbeda.
b. Kedua, populasi yang terpisah itu akan mengalami kejadian-kejadian
mutasi yang berbeda. Mutasi terjadi secara sebaran (random), dan terdapat
dua kemungkinan besar bahwa beberapa mutasi yang terjadi di dalam satu
bagian dari populasi yang terpisah, sedangkan pada bagian lain mutasi
tidak terjadi atau sebaliknya.
c. Ketiga, penyimpangan pada populasi yang terpisah itu, terjadi juga karena
adanya tekanan seleksi dari sekeliling yang berbeda-beda sebab mereka

19

menempati keadaan yang berbeda-beda. Kemungkinan bahwa kedua


tempat mempunyai keadaan keliling yang sama adalah kecil.
2. Postmating isolation dapat menyebakan evolusi retrogresif. Kepunahan
adalah kematian ras atau spesies. Kepunahan terjadi bila suatu spesies
tidak lagi mampu mereproduksi. Kebanyakan kepunahan diperkirakan
disebabkan oleh perubahan lingkungan yang mempengaruhi spesies dalam
dua cara :
a. Spesies mungkin tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang
berubah dan mati tanpa keturunan.
b. atau dapat beradaptasi tetapi dalam prosesnya mungkin berkembang
menjadi spesies baru yang berbeda.
Dampak manusia pada lingkungan melalui pemburuan, pengumpulan
dan perusakan habitat merupakan faktor yang signifikan pada kepunahan
binatang dan tumbuhan. Kepunahan merupakan fitur yang sedang terjadi pada
flora dan fauna di bumi, banyak spesies yang pernah hidup telah punah.

20

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya
perbedaan respon individu-individu terhadap lingkungan.
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan hidupnya. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga
macam bentuk adaptasi, yaitu adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah laku,
adaptasi morfologi.
Relung atau niche merupakan tempat makhluk hidup berfungsi di
habitatnya, bagaimana cara hidup, atau peran ekologi makhluk hidup tersebut.
Jadi pada dasarnya makhluk hidup secara alamiah akan memilih habitat dan
relung ekologinya sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti bertempat tinggal,
tumbuh berkembang dan melaksanakan fungsi ekologi pada habitat yang
sesuai dengan kondisi lingkungan (misalnya iklim), nutrien, dan interaksi
antara makhluk hidup yang ada.
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam
kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan
proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit perlahan tetapi
pasti terjadi. Dua pengaruh utama spesiasi yang paling penting yaitu isolasi
geografis, isolasi reproduksi.Terdapat empat mekanisme spesiasi yaitu:
mekanisme spesiasi alopatrik, spesiasi peripatrik, mekanisme spesiasi
parapatrik, mekanisme spesiasi simpatrik.
Kepunahan berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau
sekelompok takson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya
individu terakhir spesies tersebut. Suatu spesies dinamakan punah bila anggota
terkahir dari spesies ini mati. Kepunahan terjadi bila tidak ada lagi makhluk
hidup dari spesies tersebut yang dapat berkembang biak dan membentuk
generasi. Suatu spesies juga disebut fungsional punah bila beberapa
anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembang biak, misalnya

21

karena sudah tua, atau hanya ada satu jenis kelamin. Peranan isolasi dalam
mekanisme evolusi yaitu premating isolation, postmating isolation.
3.2 Saran
Penyusun merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
pemilihan kata-kata, format makalah, baik itu dari segi isi dan sumber yang
digunakan maka dari itu kritik maupun saran dari pembaca ataupun dari dosen
pengampu sangatlah bermanfaat untuk jangka kedepan dalam penyusunan
makalah.

22

DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS. 1993. Biodiversity Action Plan for Indonesia. Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Jakarta.
Forest Watch Indonesia. 2001. Potret Keadaan Hutan Indonesia, Bogor,
Indonesia: Forest Watch Indonesia dan Washington DC: Global Forest
Watch.
Glowka, L. 1996. Determining Access to Genetic Resources and Ensuring
Benefit-sharing: legall and institutional considerations, IUCN
Environmental Policy and Law Paper.
Hartono, T.T. 2007. Membangun Komitmen Global untuk Sektor Kelautan dan
Perikanan Indonesia. Artikel opini.
Kementerian Lingkungan Hidup, 1997, Agenda 21 Indonesia: A National Strategy
for Sustainable Development, Jakarta, KLH dan UNDP Kementerian
Lingkungan Hidup, 2002, Dari Krisis Menuju Keberlanjutan:Meniti Jalan
Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia (Tinjauan Pelaksanaan Agenda
21), Jakarta: KLH. Ministry of National Development Planning
(BAPPENAS), 1993, Biodiversity Action Plan, Jakarta:Ministry of
National Development Plan/National Development Planing.
Mulyanto.H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Stiling. P.D. 1992. Ecology: Theory and Application. 2nd.Ed. Prentice Hall
International Inc. New Jersey.
Futuyama, D.J. 1986. Evolutionary Biology. Second edition. Sinauer Associates.

23

Anda mungkin juga menyukai