PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang
berlangsung sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama. Evolusi juga
merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung secara perlahanlahan dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana ke arah bentuk
yang komplek. Evolusi juga dapat diartikan proses perubahan yang
berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.
Evolusi biologi merupakan proses dan diversifikasi organisme menurut
waktu dan mempengaruhi semua aspek kehidupannya morfologi, fisiologi,
perilaku dan ekologinya. Semua perubahan ini karena perubahan material
genetik yang diwariskan.
Teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana
evolusi itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan
yang diberikan mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke19 Lamarck memberikan penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang
dikenal sebagai teori evolusi Lamarck atau teori Lamarck. Penjelasan yang
diberikan oleh Lamarck itu kemudian dianggap tidak benar karena ada
penjelasan lain yang dipandang lebih memuaskan, terutama yang diberikan
oleh Darwin dan dikenal sebagai teori evolusi Darwin atau teori Darwin.
Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi bisa juga
dimaksudkan sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada kekerabatan di
antara organisme (Panchen, 1992) atau ada perubahan dan diversifikasi
makhluk hidup.Dalam hal ini teori evolusi merupakan penjelasan terhadap
berbagai fenomena yang kemudian ditunjuk sebagai bukti evolusi.
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan
ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan
seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Variasi Genetik
Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya
perbedaan respon individu-individu terhadap lingkungan. Variasi genetik
adalah bahan dasar dari perubahan adaptif. Suatu populasi terdiri dari suatu
sejumlah individu. Dengan suatu perkecualian , maka tidak ada dua individu
yang serupa. Pada populasi manusia dapat kita lihat dengan muda adanya
perbedaan-perbedaan individu misalnya ciri-ciri anatomi, fisiologi dan
kelakuan yang khusus. Hal ini terjadi pada binatang bersel satu sampai
dengan ikan paus. Dengan demikian, populasi terdiri dari sejumlah individu
yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu sama lain didalam berbagai
hal.
Dalam suatu perkawinan akan di hasilkan keturunan dari satu induk yang
bervariasi, serta keturunan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya
mempunyai kemampuan hidup dan menghasilkan keturunan yang lebih tinggi.
Jadi ada hubungan antara kemampuan organisme (vitalitas) dengan sifat
genetik. Variasi dalam satu keturunan terjadi karena dua penyebab utama yaitu
mutasi gen dan rekombinasi gen-gen di dalam keturunannya.
a. Mutasi Gen
Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turuntemurun yang terjadi bisa secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia,
radiasi sinar radioaktif, terinfeksi virus, dan lain sebagainya. Mutasi gen pada
suatu populsi menyebabkan terjadinya rekombinasi gen, dan hal ini bersifat
menurun. Selanjutnya dengan adanya rekombinasi gen yang baru suatu
keturunan akan mengalami perubahan sifat yang berbeda dengan generasi
sebelumnya sehingga timbul variasi. Adanya berbagai variasi ini membuka
peluang untuk terjadinya evolusi. Mutasi gen yang tidak dipengaruhi faktor
luar mempunyai sifat-sifat sangat jarang terjadi dan umumnya tidak
menguntungkan.
a. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi
kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung
di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati. Ikan air laut menghasilkan urine
yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Mengapa ikan air laut
menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai? Hal ini
dikarenakan kadar garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar.
Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga ikan harus
banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi
sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan
mengeluarkan urine yang pekat.
Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis.
Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan herbivor yang dapat
mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan Teredo navalis yang
hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim
selulose.
diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar.
Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan menyempit. Melebar atau
menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk
membantu penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan
serbuk sarinya mudah melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat
menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat menghambat tumbuhan
lain di dekatnya. Kedua contoh di atas termasuk dalam adaptasi fisiologi.
b. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan
dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika
mangsa mendekat dan lengah, maka kucing akan meloncat dan menerkam
mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat energi. Lain halnya
dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada dalam
ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk
pernapasannya. Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat
terowongan dari tanah yang dapat menuntunnya menuju ke tempat makanan
atau sarangannya.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan
bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan
hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan mudah diamati karena
tampak dari luar.
Selaput ini berfungsi untuk berenang di kolam. Ini merupakan contoh dari
adaptasi morfologi. Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing.
Paruh ini digunakan untuk menghisap madu. Serangga juga beradaptasi
dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya. Organ tubuh jangkrik dan
belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua hewan
tersebut mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat.
2.3 Niche (Relung Ekologi)
Relung atau niche merupakan tempat makhluk hidup berfungsi di
habitatnya, bagaimana cara hidup, atau peran ekologi makhluk hidup
tersebut. Jadi pada dasarnya makhluk hidup secara alamiah akan memilih
habitat dan relung ekologinya sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti
bertempat tinggal, tumbuh berkembang dan melaksanakan fungsi ekologi
pada habitat yang sesuai dengan kondisi lingkungan (misalnya iklim),
nutrien, dan interaksi antara makhluk hidup yang ada.
Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton (1927)
ilmuwan Inggris, dengan pengertian status fungsional suatu organisme
dalam komunitas tertentu. Relung (niche) adalah posisi atau status suatu
organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, yang merupakan
akibat adaptasi struktural, tanggap fisiologis serta perilaku spesifik organisme
itu. Jadi relung suatu organisme bukan hanya ditentukan oleh tempat
organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai fungsi yang dimilikinya. Dapat
dikatakan, bahwa secara biologis, relung adalah profesi atau cara hidup
organisme dalam lingkungan hidupnya.
10
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa spesiasi dimulai dengan adanya
penghambat (barier) luar yang menjadikan dua sistem populasi menjadi sama
sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda). Namun keadaan ini
belum sempurna sampai populasi ini mengalami proses intrinsik yang
menjaga supaya mereka tetap alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah.
Terdapat empat mekanisme spesiasi yaitu:
1. Mekanisme Spesiasi Alopatrik.
Terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya
melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian
dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan
perilaku organisme. Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada
populasi yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan
organisme yang tidak akan dapat berkawin campur. Spesiasi alopatrik adalah
terbentuknya spesies baru dalam satu wilayah karena adanya penghalang
sehingga mencegah aliran gen di antara kelompok dalam populasi.
Spesiasi alopatrik terjadi karena adanya penghalang fisik seperti sungai,
gunung, letak geografis dan sebagainya. Penghalang ini memisahkan sebuah
populasi dari populasi induknya, yang berarti memotong aliran gen antar
kedua pupulasi tersebut. Setelah terisolasi mereka membentuk sejumlah
perbedaan
genetik,
termasuk
penghalang
reproduksi
yang
11
tetua
menghasilkan
perubahan
pada
waktu
pembungaan,
12
terhadap logam berat, yang tidak dipunyai oleh rumput di sebelahnya yang
tidak terpolusi. Karena perbedaan kepekaan terhadap logam berat tersebut,
dua populasi rumput ini akan mengembangkan mekanisme yang
berbeda dalam masa pembungaannya sehingga menghasilkan isolasi
reproduksi.
4. Mekanisme Spesiasi Simpatrik.
Mekanisme spesiasi adalah spesies yang bebrbeda menghuni tempat yang
sama berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada habitat.
Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit
akan meng hilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan
bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan
memerlukan evolusi perbedaan genetika dan terjadinya perkawinan acak.
Contoh bebek dengan Mentok yang berada pada habitat yang sama, dampak
dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi salah satu jenis spesiasi
simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat,
menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan
karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang
umumnya terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan
jumlah kromosomnya, membentuk poliploid. Ini membuat kromosom dari
tiap spesies tetua membentuk pasangan yang sepadan selama meiosis. Salah
satu contoh Speciaisi dengan mekanisme simpatrik adalah ketika tanaman
Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa dari Perkawinan menghasilkan
spesies baru Arabidopsis suecica. Hal ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang
lalu, dan proses spesiasi ini telah diulang dalam laboratorium, mengijinkan
kajian
mekanisme
genetika
yang
terlibat
dalam
proses
ini.
13
kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan dmikian
terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan
kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut
dinyatakan berbeda species.
b. Isolasi geografis Burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari
pantai Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulas-pulau itu cukup
jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya
sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama
ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiaptiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di
kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah.
c. Domestikasi Hewan ternak yang dijinakkan dari hewan liar dan tanaman
budi daya dari tumbuhan liar adalah contoh domestikasi. Domestikasi
memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari habitat aslinya ke dalam
lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul jenis
hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat aslinya.
d. Mutasi kromosom adalah peristiwa terjadinya species baru secara cepat.
2.5 Kepunahan
Kepunahan berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau
sekelompok takson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya
individu terakhir spesies tersebut. Suatu spesies dinamakan punah bila anggota
terkahir dari spesies ini mati. Kepunahan terjadi bila tidak ada lagi makhluk
hidup dari spesies tersebut yang dapat berkembang biak dan membentuk
generasi. Suatu spesies juga disebut fungsional punah bila beberapa
anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembang biak, misalnya
karena sudah tua, atau hanya ada satu jenis kelamin.
Proses seleksi alam merupakan konsep yang dapat menjelaskan
terjadinya proses kepunahan mahluk hidup. Mahluk hidup akan punah apabila
tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya. Ada tujuh faktor
yang mempengaruhi sensitifitas mahluk hidup terhadap kepunahan yaitu:
14
selanjutnya
15
16
sebesar satu dalam satu persembilan tahun. Laju kepunahan yang diakibatkan
oleh ulah manusia saat ini beratus-ratus kali lebil tinggi.
Perubahan iklim yang lebih menyebar luas tampaknya akan terjadi
dalam pada masa mendatang sejalan dengan bertambahnya akumulasi gas-gas
rumah kaca dalam atmosfer yang selanjutnya akan meningkatkan suhu
permukaan bumi. Perubahan ini akan menimbulkan tekanan yang cukup besar
pada semua ekosistem, sehingga membuatnya semakin penting untuk
mempertahankan keragaman alam sebagai alat untuk beradaptasi.
Beberapa kelompok spesies yang lebih rentan terhadap kepunahan dari
pada yang lain. Kelompok spesies tersebut adalah:
1. Spesies pada ujung rantai makanan, seperti karnivora besar, misal harimau
(Panthera tigris). Karnivora besar biasanya memerlukan teritorial yang
luas untuk mendapatkan mangsa yang cukup. Oleh karena populasi
manusia terus merambah areal hutan dan penyusutan habitat, maka jumlah
karnivora yang dapat ditampung juga menurun.
2. Spesies lokal endemik (spesies yang ditemukan hanya di suatu area
geografis) dengan distribusi yang sangat terbatas, misalnya badak Jawa
(Rhinoceros javanicus). Ini sangat rentan terhadap gangguan habitat lokal
dan perkembangan manusia.
3. Spesies dengan populasi kecil yang kronis. Bila populasi menjadi terlalu
kecil, maka menemukan pasangan atau perkawinan (untuk bereproduksi)
menjadi masalah yang serius, misalnya Panda.
4. Spesies migratori adalah spesies yang memerlukan habitat yang cocok
untuk mencari makan dan beristirahat pada lokasi yang terbentang luas
sangat rentan terhadap kehilangan habitat peristirahatannya.
5. Spesies dengan siklus hidup yang sangat kompleks. Bila siklus hidup
memerlukan beberapa elemen yang berbeda pada waktu yang sangat
spesifik, maka spesies ini rentan bila ada gangguan pada salah satu elemen
dalam siklus hidupnya.
6. Spesies spesialis dengan persyaratan yang sangat sempit seperti sumber
makanan yang spesifik, misal spesies tumbuhan tertentu. Satu spesies
diperkirakan punah setiap harinya. Inventarisasi yang dilakukan oleh
17
evolusi
mempunyai
arti
suatu
proses
perubahan
atau
18
19
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari adanya
perbedaan respon individu-individu terhadap lingkungan.
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan hidupnya. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga
macam bentuk adaptasi, yaitu adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah laku,
adaptasi morfologi.
Relung atau niche merupakan tempat makhluk hidup berfungsi di
habitatnya, bagaimana cara hidup, atau peran ekologi makhluk hidup tersebut.
Jadi pada dasarnya makhluk hidup secara alamiah akan memilih habitat dan
relung ekologinya sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti bertempat tinggal,
tumbuh berkembang dan melaksanakan fungsi ekologi pada habitat yang
sesuai dengan kondisi lingkungan (misalnya iklim), nutrien, dan interaksi
antara makhluk hidup yang ada.
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari
spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam
kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan
proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit perlahan tetapi
pasti terjadi. Dua pengaruh utama spesiasi yang paling penting yaitu isolasi
geografis, isolasi reproduksi.Terdapat empat mekanisme spesiasi yaitu:
mekanisme spesiasi alopatrik, spesiasi peripatrik, mekanisme spesiasi
parapatrik, mekanisme spesiasi simpatrik.
Kepunahan berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau
sekelompok takson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya
individu terakhir spesies tersebut. Suatu spesies dinamakan punah bila anggota
terkahir dari spesies ini mati. Kepunahan terjadi bila tidak ada lagi makhluk
hidup dari spesies tersebut yang dapat berkembang biak dan membentuk
generasi. Suatu spesies juga disebut fungsional punah bila beberapa
anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembang biak, misalnya
21
karena sudah tua, atau hanya ada satu jenis kelamin. Peranan isolasi dalam
mekanisme evolusi yaitu premating isolation, postmating isolation.
3.2 Saran
Penyusun merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
pemilihan kata-kata, format makalah, baik itu dari segi isi dan sumber yang
digunakan maka dari itu kritik maupun saran dari pembaca ataupun dari dosen
pengampu sangatlah bermanfaat untuk jangka kedepan dalam penyusunan
makalah.
22
DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS. 1993. Biodiversity Action Plan for Indonesia. Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Jakarta.
Forest Watch Indonesia. 2001. Potret Keadaan Hutan Indonesia, Bogor,
Indonesia: Forest Watch Indonesia dan Washington DC: Global Forest
Watch.
Glowka, L. 1996. Determining Access to Genetic Resources and Ensuring
Benefit-sharing: legall and institutional considerations, IUCN
Environmental Policy and Law Paper.
Hartono, T.T. 2007. Membangun Komitmen Global untuk Sektor Kelautan dan
Perikanan Indonesia. Artikel opini.
Kementerian Lingkungan Hidup, 1997, Agenda 21 Indonesia: A National Strategy
for Sustainable Development, Jakarta, KLH dan UNDP Kementerian
Lingkungan Hidup, 2002, Dari Krisis Menuju Keberlanjutan:Meniti Jalan
Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia (Tinjauan Pelaksanaan Agenda
21), Jakarta: KLH. Ministry of National Development Planning
(BAPPENAS), 1993, Biodiversity Action Plan, Jakarta:Ministry of
National Development Plan/National Development Planing.
Mulyanto.H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Stiling. P.D. 1992. Ecology: Theory and Application. 2nd.Ed. Prentice Hall
International Inc. New Jersey.
Futuyama, D.J. 1986. Evolutionary Biology. Second edition. Sinauer Associates.
23