Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ASAS ASAS LINGKUNGAN


2.1 Bagan Hubungan 14 Asas Asas Lingkungan
ASAS 14
Sumber alam, ialah
segala sesuatu yang
memungkinkan
organisme hidup
untuk
meningkatkan
pengubahan energi

ASAS 3
Materi, energi,
ruang, waktu dan
keanekara-gaman
adalah kategori
sumber alam

ASAS 1
Energi tak pernah
hilang, hanya
berubah
ASAS 2
Semua proses
pengubahan tidak
cermat

ASAS 4
Mengenai
kejenuhan dan
ketidakjenuhan

ASAS 6
Ketupan (genotip)
dengan daya
pembiakan tertinggi
akan sering
dijumpai pada
generasi berikutnya

Gambar 2.1

ASAS 5
Peningkatan
pengadaan
suatu sumber
alam mungkin
dapat
terangsang
penggunaan
sumber alam
tersebut

ASAS 9

ASAS 11
Sistem yang
mantap
(dewasa)
mengeksploita
si sistem yang
belum dewasa

Keanekaragaman
sebanding
dengan biomasa/produktivitas

ASAS 7
Keanekaragaman
yang kekal lebih
tinggi pada
lingkungan yang
stabil
(Rosenzwelg)

ASAS 13
Lingkungan fisik
yang stabil
memungkinkan
keanekaragaman
biologi berlaku
dalam ekosistem
mantap, yang
kemudian
menggalakkan
stabilitas
populasi lebh
jauh lagi

ASAS 8
Tingkat makanan atau
takson menjadi
jenuh oleh
keanekaragaman
, dengan
kecepatan yang
ditentukan oleh
sifat mic,
diferensiasi

Derajat pola
keteraturan
fluktuasi
populasi
bergantung
kepada
pengaruh
sejarah
populasi itu
sendiri

ASAS 10
Biomassa/
produktivitas
meningkat
dalam
lingkungan
yang stabil

ASAS 12
Kesempurnaan
adaptasi tiap
tabiat/sifat bergantung ke-pada
kepenti-ngan
relatifnya dalam
suatu lingkungan
tertentu

Hubungan logis di antara 14 asas ilmu lingkungan (Watt,1973)

2.2

Asas Asas Lingkungan


2.2.1 ASAS 1: (HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat
hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang
sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi
energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh
jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses
metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
Energi

Hewan makan

Terbuang
tak
terasimilas

Disimilasi

Produksi
materi
kehidupan
3
Energi dibakar
dan energi
diubah sebagai
panas

Energi
disimpan
sebagai lemak

Energi digunakan untuk


menyokong berbagai
kegiatan,: lari, berenang,
terbang, dsb.

Energi digunakan untuk menyokong


metabolisme dasar, misalnya: denyut
jantung, pernafasan, mempertahankan
suhu tubuh dsb.

Energi diambil
oleh pengeksploitasi

Pertumbuhan

Pembiakan

Pemisahan energi yang masuk jadi dua komponen.


Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa materi.
Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa tenaga atau panas.

Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika
sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan
bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi
ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang
terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai
pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan
berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan pembukuan
masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan Contohnya makanan
yang dimakan oleh hewan.
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat
dimanfaatkan dan ada pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk masingmasing spesies hewan tergantung bagaimana kemampuan dan strategi hewan
tersebut untuk melawan alam lingkungannya. Keberhasilan dalam melawan
lingkungan dapat diukur dengan peningkatan jumlah populasinya.

Gambar 2.2 Energi panas yang jatuh di bumi dipakai oleh tumbuhan dan
genangan air, serta dipantulkan oleh lahan terbuka dan bangunan.

2.2.2 ASAS 2 (Semua proses pengubahan tidak)


Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak
pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat.
Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini
berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut
akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di
planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi
ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup,
populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat
dipindahkan

dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada

piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan


energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit,
disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien
(banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb.,
itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat
diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup,
populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau
mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi.

Gambar 2.3 Buah-buahan sebagai salah satu sumber energi bag manusia, entropi
berupa kulit buah adalah sumber energi bagi semut.

Gambar 2.4 Jerami sebagai entropi digunakan untuk bahan baku kertas, pakan
ternak, dan lainnya. Pemanfaatan limbah pertanian kedele untuk pakan
ternak.
2.2.3 ASAS 3 (Materi, energi, ruang, waktu dan keanekara-gaman adalah
kategori sumber alam)
Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori
sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang
sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang
secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.

Contoh:
Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan
tinggi.Ruang yang terlaluluas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh,
kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan
akan terganggu.Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap
perkembangan populasi.Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran
yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering
tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang
ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada
adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis
makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi
perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang
dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat
dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas
termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak
dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa
waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan.
Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila
suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah,
namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu survive.
Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk
mencapai kesejahteraannya
2.2.4 ASAS 4(Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan)
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah
mencapai optimum, pengaruh unit

kenaikannya sering menurun dengan

penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui


batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.Untuk
semua kategori sumberalam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan

pengadaannya yang melampui batas maksimum,

bahkan akan berpengaruh

merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan.


Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang

sudah mendekati batas

maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai
batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum
pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya
cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah
akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup,

bila persediaan sumberalam

berkurang.Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam


bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan
waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan
berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan.
Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas
maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai
batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber
alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu
arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam
untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung
pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.

2.2.5 ASAS 5 (Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat


terangsang penggunaan sumber alam tersebut
Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua
sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut
akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut.
Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan
pendayagunaan.
2.2.6 ASAS 6 (Ketupan (genotip) dengan daya pembiakan tertinggi akan
sering dijumpai pada generasi berikutnya)
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada
saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat
perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan
fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga
timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah
dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan
mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.

Pada asas ini berlaku seleksi alam, artinya bagi spesies-spesies yang
mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil
daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang
adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non

adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih


banyak merusak

2.2.7 ASAS 7 (Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan


yang stabil (Rosenzwelg))
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang mudah
diramal.
Pengertian :
Mudah diramal : : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor
lingkungan pada suatu periode yang relatif . lama. Terdapat fluktuasi turunnaiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk
diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain. Dengan mengetahui keadaan
optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu
diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan.
Pada asas ini arti kata mudah diramal ialah adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga
diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbedabeda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa,
maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa
sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut.
Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai
jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap
lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil
adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit.
Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil
sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan
Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil).

Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil,
maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai
akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim
yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman
spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola
penyebaran kesatuan populasi

2.2.8

ASAS 8 (Tingkat ma-kanan atau takson menjadi jenuh oleh


keanekaragaman, dengan kecepatan yang ditentukan oleh sifat
mic, diferensiasi)

Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson,


bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat
memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan
lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu.
Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan,
karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia
tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain
tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi
yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas
spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang
bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan
ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

2.2.9 ASAS 9 :(Keanekaraga-man sebanding dengan bio-masa/produktivitas)


Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
T = K x (B/P) ; D T
T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam
sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi
sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara
biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

2.2.10 ASAS 10 : Biomassa/ produktivitas meningkat dalam lingkungan


yang stabil
Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan
produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi
penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan
berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi
yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam

lingkungan

fisik

yang

stabil,

yang

memungkinkan

berkembangnya

keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum


sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem,
sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam
perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu
dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini
benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang
lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam
memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda
dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas
buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan
hewan.

2.2.11 ASAS 11 : Sistem yang mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem


yang belum dewasa
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap
(belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan
energi,

biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum

dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui
suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari
subsistem

yang

rendah

keanekara-gamannya

subsistem

yang

tinggi

keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi

yang sudah dewasa

memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah

yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih
kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke
subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya

2.2.12 ASAS 12 : Kesempurnaan adaptasi tiap tabiat/sifat ber-gantung kepada kepenti-ngan relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan
relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam
ekosistem yang sudah mantap.
Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup
lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi
dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi)
berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah
stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terusmenerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang
sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive
terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang
berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial
dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak
perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi.
Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi
cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan
beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi
yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik.

Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang


bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan
populasi pada ekosistem yang sudah mantap.

2.2.13 ASAS 13 : Kesempurnaan adaptasi tiap tabiat/sifat ber-gantung kepada kepenti-ngan relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang
mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga
apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan
mengambil

alih,

dengan

demikian

komunitas

masih

tetap

terjaga

kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat


bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan
mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas
yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada
hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.

2.2.14 ASAS 14 : Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung


kepada pengaruh sejarah populasi itu sendiri
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah
keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi
populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman
yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap,
menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:

Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)

Lingkungan fisik mantap (mudahdiramal)

Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks

Efisiensi penggunaan energi

Tingkat keanekaragaman tinggi

Anda mungkin juga menyukai