Anda di halaman 1dari 6

Difraksi Celah Tunggal

Dalam topik ini akan dibahas difraksi Fraunhofer yang dihasilkan oleh celah
tunggal. Salah satu jenis difraksi Fraunhofer, yaitu difraksi dengan sumber
cahaya dan layar penerima berada pada jarak tak terhingga dari benda
penyebab difraksi, sehingga muka gelombang tidak lagi diperlakukan sebagai
bidang sferis, melainkan sebagai bidang datar. Dengan kata lain, difraksi ini
melibatkan berkas cahaya sejajar.

Gambar 2. Difraksi celah tunggal.


Pada Gambar 2. menunjukkan gelombang cahaya dengan panjang gelombang λ
didifraksikan oleh celah sempit dengan lebar d. Pola gelap dan terang terbentuk
ketika gelombang cahaya mengalami interferensi.

Beda lintasan ke titik P adalah (d/2) sinθ, dengan θ adalah sudut antara garis
tegak lurus terhadap celah dan garis dari pusat celah ke P. Apabila beda
lintasan yang terjadi adalah 1/2 λ maka kedua cahaya (Gambar 2) akan saling
memperlemah dan menyebabkan terjadinya interferensi minimum sehingga
pada layar terbentuk pola gelap.

Jadi, pola gelap (difraksi minimum) terjadi jika:

d.sin θ = n. λ ; n = 1, 2, 3 .................................... (1)

Sementara itu, pola terang (difraksi maksimum) terjadi bila:

d.sin θ = (n- 1/2) λ; n = 1, 2, 3 ........................... (2)


Difraksi Celah Tunggal
Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dijelaskan oleh Christian Huygens. Menurut Huygens, tiap bagian
celah berfungsi sebagai sumber gelombang sehingga cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan
cahaya dari bagian celah lainnya.

Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap pada layar akan terjadi,

jika gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase �, atau lintasannya sebesar setengah panjang gelombang.
Perhatikan Gambar 2.9.

Gambar 2.9. interferensi celah tunggal

Berdasarkan Gambar 2.9 tersebut, diperoleh beda lintasan kedua gelombang (d sin ?)/2.

?S = (d sin ?)/2 dan ?S = � ?, jadi d sin ? = ?

Jika celah tunggal itu dibagi menjadi empat bagian, pola interferensi minimumnya menjadi

?S = (d sin ?)/4 dan ?S = � ?, jadi d sin ? = 2 ?.

Berdasarkan penurunan persamaan interferensi minimum tersebut, diperoleh persamaan sebagai berikut.

d sin ?
= m?���������������������������������������������������
�� 2.13

dengan: d = lebar celah

m = 1, 2, 3, . . .

Untuk mendapatkan pola difraksi maksimum, maka setiap cahaya yang melewati celah harus sefase. Beda lintasan

dari interferensi minimum tadi harus dikurangi dengan sehingga beda fase keduanya mejadi 360�. Persamaan
interferensi maksimum dari pola difraksinya akan menjadi :

..........................................

Dengan (2m � 1) adalah bilangan ganjil, m = 1, 2, 3, �


Contoh Soal Difraksi Celah Tunggal
Untuk pola difraksi maksimum, tentukanlah beda celah minimum yang dibutuhkan pada difraksi celah tunggal bila
diinginkan sudut difraksinya 30�, dan panjang gelombang yang digunakan 500 nm.

Penyelesaian:

Dengan menggunakan persamaan (2.14), diperoleh

d mencapai minimum jika m = 1

Jadi, lebar celah minimum 500 nm.


Kuat Medan Listrik
Kuat Medan Listrik adalah besaran yang menyatakan gaya coloumb per satuan muatan di
suatu titik.

Misalnya di titik P, Lihat gambar.

– Jika titik P di beri muatan , maka muatannya dinamakan muatan penguji


(q), dan selalu bermuatan positif
– Q = Sumber muatan
– Arah Kuat Medan Listrik (E), searah dengan arah gaya (F)
Secara matematik kuat medan Listrik dirumuskan :

Atau
Karena Besar gaya Columb antara muatan sumber Q dan muatan uji q, maka Rumus Kuat
Medan Listrik adalah sebagai berikut :
dengan : E = kuat medan listrik (N/C)

Q = muatan sumber (C)

r = jarak muatan uji trhadap muatan sumber (m)

k = konstanta = =9×109 Nm2/C2

ε0 = permitivitas listrik vakum = 8,85 . 10-12 C2/Nm2


Dua partikel masing-masing bermuatan qA = 1μC dan qB = 3 μC diletakkan terpisah sejauh 4 cm (k = 9 ×
109 Nm2/C2). Besar kuat medan listrik di tengah-tengah qA dan qB adalah ….

A. 6,75 × 107 N/C


B. 4,50 × 107 N/C
C. 4,20 × 107 N/C
D. 3,60 × 107 N/C
E. 2,25 × 107 N/C

Perhatikan arah medan listrik yang terjadi di tengah-tengah kedua muatan tersebut.

Karena yang ditanyakan kuat medan listrik di tengah-tengah muatan maka

rA = rB = 2 cm
= 2.10−2 m

Medan listrik di tengah-tengah kedua muatan merupakan resultan dari kuat medan listrik yang
disebabkan oleh muatan A (EA) dan muatan B (EB).

Karena EA dan EB berlawanan arah maka resultannya merupakan hasil pengurangan dari kedua
medan listrik tersebut.

E = EB − EA

= 4,5.107

Jadi, kuat medan listrik di tengah-tengah kedua muatan tersebut adalah 4,50 × 107 N/C (B).

Anda mungkin juga menyukai