BAB I
PENDAHULUAN
Kutub senama dua magnet tolak menolak dan kutub tak senama tarik
menarik. Semulanya dikira bahwa antara kelistrikan dan kemagnetan tidak ada
sangkut pautnya. Bahwa ada sangkut pautnya baru ditemukan oleh Oersted dalam
tahun 1819, dalam salah satu kuliahnya mengenai listrik dan magnet di universitas
kopenhagen, di mana jarum magnet yang ditempatkannya sejajar suatu arus listrik
disimpangkan oleh arus itu dan bila arah arus dibalik maka juga arah
simpangannya membalik
Ternyata bahwa ada hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan. Dalam
tahun 1820 hanya beberapa minggu sesudah penemuan Oersted diumumkan,
maka Ampere di Paris mengumumkan penemuannya bahwa ada gaya antara dua
kawat sejajar yang diterusi arus. Dikatakannya bahwa berbeda dengan halnya
hanya pada dua muatan listrik, yang tolak menolak bila serupa yaitu setanda, dan
tarik menarik bila tidakl serupa, maka sebaliknya dua arus litrik tarik menarik bila
serupa yaitu searah, dan tolak menolak bila tidak serupa yaitu berlawanan arah.
Dalam tahun 1832, yaitu hanya 12 Tahun sesudah penemuan Oersted maka
Faraday menemukan hukum induksi kemagnetannya
1
Listrik Magnet
Kesatuan listrik dan magnet dirumuskan oleh Maxwell dalam teori medan
elektromagnetnya yang diumumkannya dalam tahun 1865. Percobaan-percobaan
Hertz dalam Tahun1888 mengenai gelombang electromagnet menegaskan teori
Maxwell itu.
BAB II
2
Listrik Magnet
PEMBAHASAN
Untuk .B 0 , dapat dibuktikan sebagai berikut:
Dari persamaan:
I . dl rˆ
dB 0 ..................................................................(1)
4 r2
Maka didapatkan dB tegak lurus dengan arah dl dan arah dB melingkar
jika dicari pada setiap titik dengan jarak sama dari dl . Seperti pada gambar
1
dl
3
Listrik Magnet
b .( a ) a (xb ) (Sesuai hukum dalam analisis vektor)
a 0 ..........................................................................(2)
Fungsi vektor b rˆ arahnya radial tergantung arah r̂ dan besarnya
r2
berbanding terbalik dengan r2. Hal ini sebentuk dengan fungsi vektor E yang
arahnya radial dan besarnya berbanding terbalik dengan r2. Dalam hal ini
E 0. Karena vektor b sebentuk dengan E , maka dapat dituliskan:
b 0 ................................................................................(3)
0
.B . dB
.dB
Dalam hal ini dapat diganti dengan , maka:
. B . dB
0.
. B 0
Jadi, terbukti bahwa: .B 0 ..........................................................(4)
4
Listrik Magnet
dimana B adalah vektor induksi magnet dan A adalah potensial vektor
(vektor potensial dari B).
z
P dB
ds r
y
x s Gambar 1
Pada titik P dimana B ditimbulkan sirkuit arus S maka A dapat ditentukan
sebagai berikut.
Komponen ds pada sumbu x, y, dan z adalah dsx, dsy, dsy. sedangkan
komponen r pada sumbu x, y, dan z adalah x, y, z, berarti:
r 2 x2 y2 z2
1
r ( x 2 y 2 z 2 ) 2 ...................................................................(6)
Dari ketentuan di atas, maka:
ds
...................................................................................(7)
r
Berdasarkan persamaan (6) maka persamaan (7) dapat dituliskan sebagai
berikut:
ds ds ds y ds ds z ds y ds x
i z j x k
r y r z r z r x r
x r y r
y z z x x y
i 3 ds z 3 ds y j 3 ds x 3 ds z k 3 ds y 3 ds x
r r r r r r
1
3 r ds
r
1
3 ds rrˆ
r
1
2 ds rˆ
r
ds ds rˆ
.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......( 8)
r r2
5
Listrik Magnet
I ds rˆ
dB 0
4 r 2 ………………………………(9)
Substitusikan persamaan (10) ke persamaan B A sehingga diperoleh:
I ds
A 0
4 r
I ds
A 0
4 r
I ds
A 0
4 r
I ds
Didapatkan bahwa: A 0
4 r
I ds
Sehingga A 0
4 r
...................................................................(11)
Persamaan (11) adalah A untuk arus filament (kawat berarus).
Jika J adalah rapat arus I per luas A,
I
J
A
Maka persamaan (11) menjadi:
I ds
A 0
4 r
0 J A ds
4 r
0 J dV
4 r
JdV
A 0
4
V
r
.................................................................(12)
6
Listrik Magnet
Bila distribusi arusnya permukaan dan dihasilkan oleh titik muatan yang
bergerak maka potensial vector yang dihasilkan masing-masing adalah:
kda
A 0
4
S
r
…………………………………………..(14)
0 qv
A ……………………………………………....(15)
4r
2.3 HUKUM AMPERE
Menurut hukum Biot - Savart, untuk kawat lurus yang sangat panjang (L = ~),
pada titik A yang sejauh R dari kawat maka medan magnet B di titik A adalah
0 I
B (gambar 1). Bila dicari integral untuk lintasan lingkaran berjejari R
2R
(keliling lingkaran 2R ), yang sepusat dengan kedudukan kawat maka medan
magnet yang merupakan jumlah perputaran magnetik ( B ):
0 I
. dl 2R dl
B
0 I
B . dl
2R dl
0 I
B . dl 2R
2R
B . dl 0 I
(16)
7
Listrik Magnet
B
A
L
dl
Persamaan (16) merupakan hukum ampere dalam bentuk integral. Hukum ampere
menyatakan bahwa: “the integral line of the tangential of the magnetic field
strength around a closed path is equal to the curent enclosed by the path”.
Dari persamaan (16), hasil integral B . dl tak tergantung pada jarak antara
kawat dengan pusat lingkaran yang ditempati oleh kawat R, karena B mengecil
dengan laju yang sama dengan membesarnya lingkaran. Oleh karena itu, pada
sekitar kawat yang berarus I digambarkan beberapa lingkaran yang memiliki jari-
jari berbeda maka perputaran (hasil integral pada persamaan 16) di seluruh
lingkaran di sekitar kawat adalah sama yaitu 0 I artinya perputaran medan
magnet sebanding dengan I (arus yang di lingkupi oleh amperian area/ I enc ) jika
kita memiliki lintasan tertutup sembaranga (L) pada gambar 2, maka perputaran
magnetik B dapat ditentukan sebagai berikut:
I
dθ B
L A
dl
8
Listrik Magnet
0 I
2
B d
Komponen ˆ 0 .dl adalah dl dalam arah vektor satuan ̂ 0 dan besarnya r dθ.
Karena total sudut di sekitar kawat adalah 2π, maka B 0 I yang sama dengan
persamaan (16) yang berarti untuk lintasan tertutup yang mengelilingi arus lurus
tidak sesuai dengan posisi relatif terhadap lintasan. Yang artinya juga persamaan
(16) berlaku untuk berbagai bentuk arus (tidak harus arus lurus).
I1
I3
I2
Misal I1, I2, I3 membentuk mata rantai dengan menutup lintasan L (gambar 4).
Masing-masing I memberi sumbangan kepada perputaran medan magnet
sepanjang L. Berdasarkan hukum ampere, maka perputaran dari medan magnet
sepanjang lintasan tertutup yang dilingkupi arus masing-masing adalah B 0 I
(I = I1 + I2 + I3 +...)
Catatan:
9
Listrik Magnet
Arus positif, bila arah arus yang melingkupi lintasan L sama dengan arah
putaran kanan sekrup yang mengikuti arah lintasan
Arus negatif jika arus berrlawanan dengan keadaan tersebut.
Dari gambar 3, I1, I2 merupakan arah arus positif sedangkan I3 arah arus
negatif.
Jika kita memiliki arus per satuan volume maka kita gunakan I enc J da dan
hukum ampere adalah
B . dl 0 J .. d a
B . dl 0 ( X B ). da (teorema stokes)
( X B ).da 0 J . da
( X B ) 0 J (17)
I r
-~ ~
B memiliki simetri silinder.
B . dl B dl B 2r
10
Listrik Magnet
IC I
0 I
Jadi B 2r 0 I B
2r
Jika panjang kawat terbatas atau bengkok : B yang dihasilkan tidak lagi
memiliki simetri tinggi :
R
C1
I C2
Jawab :
1
a). K I K 2R
2R
untuk : r < R
B . dl
C2
0 IC 0 I
0 I Iˆ
B 0
2r 2r
11
Listrik Magnet
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Dalam elektrostatika, akibat xE 0 , maka pengertian potensial skalar
menghasilkan bentuk persamaan E V . Sekarang sebagai akibat
.B 0 , dalam magnetostatika diperkenalkan potensial vektor A ,
dimana dalam analisis vektor ada ketentuan divergensi suatu vektor sama
dengan nol, maka vektor tersebut sama dengan curl dari vektor lainnya.
2. Menurut hukum Biot - Savart, untuk kawat lurus yang sangat panjang (L
= ~), pada titik A yang sejauh R dari kawat maka medan magnet B di titik
0 I
A adalah B (gambar 1). Bila dicari integral untuk lintasan
2R
lingkaran berjejari R (keliling lingkaran 2R ), yang sepusat dengan
kedudukan kawat maka medan magnet yang merupakan jumlah
perputaran magnetik ( B ).
3. Pada praktek penggunaannya gunakanlah selalu kaidah tangan kanan.
Hukum Ampere dalam magnetostatika adalah analogis dengan Hukum
Gauss dalam elektrostatika. Dan juga seperti halnya Hukum Gauss;
walaupun selalu benar, tidaklah selalu mudah untuk diaplikasikan. Ini
disebabkan bahwa kemungkinan besar kita tidak mampu untuk melakukan
integrasinya jika geometrinya kompleks; hanya yang geometrinya simpel
dapat kita kerjakan seperti (kawat lurus tak berhingga, Soleonida tak
berhingga, toroida).
12
Listrik Magnet
DAFTAR PUSTAKA
Reits, R.J dkk. 1993. Dasar Teori Listrik Magnet. ITB : Bandung
13