PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Pengertian Magnetisasi
Bila kita menanyakan pada seseorang, hal mengenai magnet, maka yang
diingat adalah batang magnet, jarum kompas, atau kutub magnet. Jarang ada
orang yang mengaitkan dengan gerakan muatan atau kawat yang daliri arus. Perlu
diketahui bahwa terjadinya medan magnet disebabkan oleh gerakan muatan listrik
dan sebetulnya di dalam bahan magnet secara mikroskopis dalam skala atom
terjadi arus-arus kecil karena elektron beredar mengelilingi inti dan/atau elektron
berputar terhadap sumbunya. Tetapi secara makroskopis bahan magnet semacam
itu dikatakan mengandung sekumpulan dipol-magnet.
µ
µ
V
µ
Gambar 1. Magnetisasi
Listrik dan Magnet 3
Magnetisasi merupakan besarana vektor karena momen dipole magnet
merupakan besaran vektor. Sedangkan arah magnetisasi M sama dengan arah
momen dipole magnet. Analog dengan definisi Polarisasi, maka Magnetisasi (M)
didefinisikan sebagai momen dipole magnet (m) persatuan volume, dan dituliskan
segabai berikut:
M
m …………………………………………………………….(1)
volume
atau
dm MdV ……………………………………………………………..(2)
Sehingga
m MdV …………………………………………………………….(3)
volume
ampere.m 2 ampere
Dengan dimensi = ampere m2 dan dimensi M
m3 m .
Sehingga satuan M adalah ampere/meter. Dan telah dijelaskan sebelumnya
bahwa arah polarisasi listrik adalah searah dengan arah medan listrik E .
Sedangkan arah magnetisasi M adalah:
a. Searah dengan medan magnet B untuk bahan paramagnet
b. Berlawanan arah dengan medan magnet B , untuk bahan diamagnetik
c. Untuk bahan feromagnetik, M searah dengan B
2. Kurva Magnetisasi
Kurva magnetisasi menggambarkan hubungan antara kerapatan fluks B dan
kuat medan H (gambar 1). Maksudnya adalah seberapa jauh pengaruh kerapatan
fluks B terhadap kenaikan kuat medan H.
R P
dV’
S’
^
' xM Mx n
A(r ) 0
4 R
V '
dV ' 0
4
S'
R
dA' ………………………………(9)
^
Dengan S’ adalah permukaan terikat volume V’ dari bahan dan n vektor
normal dengan arah ke luar. Bila persamaan (9) dikonfirmasikan dengan
0 k da 0 qv
4 S r
persamaan A dan A , maka dinyatakan bahwa potensial
4r
vektor persamaan (9) dihasilkan oleh rapat muatan arus volume jm terdistribusi
seluruh volume dan rapat arus permukaan Km pada permukaan terikat pada
volume. Oleh karena itu dapat dituliskan :
J m ' xM ……………………………………………………………(10)
K m Mxnˆ ……………………………………………………………..(11)
Dan persamaan (9) menjadi :
0 J m (r ) K m (r )
A(r )
4 V ' R
dV ' 0
4 R dA' ………………………………(12)
S'
Untuk kepentingan praktis, pada umumnya persamaan (10) dan (11) dituliskan :
J m ' xM dan K m Mxnˆ …………………………………………..(13)
Dengan pengertian bahwa diferensiasi terhadap koordinat titik sumbu dan ̂
normal keluar. Sedangkan ⃗⃗ ̂ adalah garis singgung terhadap permukaan. Hal
yang tidak boleh dilupakan bahwa ⃗ ditentukan dengan nilai ⃗⃗ ̂ di
permukaan.
Untuk lebih jelasnya diberikan contoh magnetisasi dalam 2 elemen volume
sebagai berikut:
⃗⃗ ⃗⃗
( ⃗⃗ )
Dari gambar tersebut dapat kita ketahui tentukan momen magnet dari masing-
masing elemen volume sebagai berikut.
Momen magnet elemen volume 1:
⃗⃗
Dengan cara yang sama, kita dapat mengambil elemen volume dalam arah
sumbu-y, sehingga arus magnetisasi keatas adalah:
( )
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
muka B
Gambar 8.
Untuk arus tertutup akan menimbulkan medan magnet B
Untuk arah arus seperti pada Gambar 5, maka arah medan magnet B
sebelah kiri keluar dan sebelah kanan masuk. Mengingat garis gaya keluar dari
kutub utara dan masuk ke kutub selatan maka muka arus sebelah kiri disebut
kutub utara dan di sebelah kanan adalah kutub selatan.
Untuk bentuk arus yang lain, misalnya solenoida kutub ini lebih jelas dapat
diketahui.
B d a = 0 dan
C
H d r I f .........................................................(22)
C
H berperan dalam magnetostatik sebagaimana D dalam elektrostatik.
Bahkan D dapat dituliskan sebagai hokum Gauss yang hanya memperhatikan
muatan bebeas. Demikian juga H dapat dinyatakan sebagai hukum ampere yang
hanya memperhatikan arus bebas (=If) yang tercakup dalam permukaan S. Satuan
H adalah ampere/meter.