Anda di halaman 1dari 30

MEDAN MAGNET

OLEH :

FIDELA HUSNA

XII MIA1

TA 2022-2023

MAN 3 PEKANBARU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat meyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Medan Magnet” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Tomy Suherly pada pelajaran fisika. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang magnet bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tomy Suherly, selaku guru fisika
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi Sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Besar pengharapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan juga sebagai pelengkap hasanah ilmu pengetahuan. Semoga Allah
SWT juga mencatat kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah kepada-Nya. Amin.

Pekanbaru , Maret

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Medan magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk
dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya
gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. Atau secara sederhana medan
magnet adalah ruangan di sekitar kutub magnet, yang gaya tarik/tolaknya masih
dirasakan oleh magnet lain.

Kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan. Dapatkah kemagnetan


menimbulkan kelistrikan? Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala
alam yang prosesnya dapat dibolak-balik. Ketika H.C. Oersted membuktikan
bahwa di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik
menimbulkan magnet), para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan
dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa
perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet
menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang sangat sederhana. Sebuah
magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat menghasilkan
arus listrik pada kumparan itu. Galvanometer merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir.

Gambar : Galvanometer
Pada kehidupan manusia dewasa ini, peralatan listrik makin banyak
digunakan untuk memperoleh kemudahan maupun kenikmatan. Peran listrik
makin banyak digunakan dalam berbagai prasarana kehidupan. Sehingga
disekitar kita dikelilingi oleh medan listrik maupun medan elektromagnetik.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh medan
elektromagnetik maupun medan listrik terhadap kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Medan Magnetik
2. Gaya Lorentz
3. Imbasan Elektromagnetik
4. Penerapan medan magnet

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Medan magnetik
2. Gaya Lorentz
3. Imbasan Elektromagnetik
4. Penerapan medan magnet
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Medan Magnet


Medan magnet adalah suatu daerah di sekitar magnet di mana masih ada
pengaruh gaya magnet. Adanya medan magnet ini dapat kita tunjukkan dengan
menggunakan serbuk besi dan dapat pula menggunakan kompas.

1.   Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus Berarus Listrik


Seorang ahli Ilmu Pengetahuan Alam yang juga guru besar pada
Universitas Kopenhagen yang bernama Hans Christian Oersted (1777 – 1851)
dalam penyelidikannya telah menemukan bahwa di sekitar arus listrik terdapat
medan magnet.
Dalam kuliahnya di Universitas Kopenhagen pada tahun 1820, Oersted
menghubungkan baterai dengan sebuah kawat yang bergerak Di atas jarum
kompas yang seimbang dibentangkan seutas kawat, sehingga kawat itu sejajar
dengan jarum kompas. jika ke dalam kawat dialiri arus listrik, ternyata jarum
kompas berkisar dari keseimbangannya.

Dari percobaan yang dilakukannya Oersted menyimpulkan bahwa:


a.  Di sekitar arus listrik terdapat medan magnet. Ini dapat dideteksi dengan
menggunakan serbuk besi yang memerlukan kuat arus yang tinggi, jadi tidak
bisa dengan baterai yang kecil.
b.   Arah medan magnet (garis-garis gaya magnet) bergantung pada arah arus
listrik. Jika arah arus diubah, maka arah medan magnet berubah.
c.   Besar medan magnet dipengaruhi oleh kuat arus dan jarak terhadap kawat.
Untuk menentukan arah garis-garis gaya magnet di sekitar penghantar
lurus yang dialiri arus listrik agar lebih mudah digunakan kaidah tangan kanan.
Jika ibu jari menunjukkan arah arus, maka arah garis gaya magnet
dinyatakan oleh jari-jari yang menggenggam.

2. Hukum Biot - Savart .

2. Hukum Biot-Savart
Hukum Biot-Savart merupakan hukum yang pada umumnya digunakan
untuk menghitung kuat medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik. Besar
induksi magnetik di satu titik di sekitar elemen arus, sebanding dengan panjang
elemen arus, besar kuat arus, sinus sudut yang diapit arah arus dengan jaraknya
sampai titik tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Jean Baptiste Biot dan Felix Savart pada tahun 1820 mencoba untuk
memecahkan fenomena elektromagnetik yang ditemukan oleh Hans Christian
Orsted sebulan setelah kabar tentang fenomena itu menyebar di Paris. Oleh
karena Orsted tidak mampu memberikan penjelasan matematis tentang fenomena
tersebut, Biot dan Savart kemudian berhasil mengamati kontribusi induksi
magnetik dB pada suatu titik P yang ditimbulkan oleh arus listrik I yang stabil.
Sebagai penjelasan fenomena yang ditemukan oleh Orsted.
Besar induksi magnetik berdasarkan geometri yang dikenal sebagai Hukum
Biot – Savart adalah sebagai berikut:

Hukum Biot - Savart: Elemen penghantar dl berarus I menimbulkan induksi


magnetik dB dititik P yang berjarak r dari dl. Secara matematik, hukum ini dapat
dirangkum melalui persamaan sebagai berikut:

dimana:
dB : Besar induksi magnetik
I : Kuat arus listrik
dl : Panjang elemen penghantar listrik
sin 0 : sinus sudut apit 0 antara arah arus pada dl dengan garis penghubung titik
P dengan dl
r : jarak antara titik P dengan penghantar
k : adalah tetapan (Wb/Am) yang memenuhi hubungan  sebagai berikut,

dengan µ0 adalah permiabilitas vakum= 4π x 10-7 Wb/A m

3. Medan magnetic di sekitar kawat lurus panjang


Kawat lurus yang dialiri arus listrik menghasilkan medan magnet yang
homogen untuk jarak yang sama dari kawat tersebut. medan magnet itu
membentuk lingkaran yang mengelilingi kawat. Arahnya ditentukan
menggunakan kaidah tangan kanan. caranya ibu jari tangan kanan menyatakan
arah arus listrik, sedangkan keempat jari lainnya yang menekuk menunjukkan
arah medan magnet. 
Di samping itu, besar medan magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik
dipengaruhi oleh besar arus lisrik dan jarak titik tinjauan terhadap kawat. Makin
besar kuat arus yang diberikan dan makin dekat jaraknya terhadap kawat, makin
besar kuat medan magnetnya.

Persamaan besarnya kuat medan magnet pada kawat lurus panjang:

B = μ0I/2πr

Untuk jumlah N lilitan:

B = μ0IN/2πr

Keterangan:

 B: medan magnet (T)
 I: kuat arus listrik (A)
 r: jarak titik ke kawat (m)
 μ0: permeabilitas ruang hampa
 N: jumlah lilitan

4. Induksi magnetic oleh kawat melingkar


  Pada kawat melingkar yang dialiri arus listrik dengan arah tertentu, akan
timbul medan magnet dengan arah tertentu di sumbu pusat lingkaran. medan
magnet di sekitar kawat melingkar dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
Pada kawat melingkar, ibu jari tangan kanan menyatakan arah medan
magnet, sedangkan keempat jari lainnya yang menekuk menunjukkan arah arus
listrik.
Besar medan magnet di sekitar kawat melingkar dipengaruhi oleh besar
arus lisrik dan jari-jari lingkaran kawat. Makin besar kuat arus yang diberikan dan
makin kecil jari-jari lingkaran kawat, makin besar kuat medan magnetnya.

Rumus besarnya kuat medan magnet pada kawat melingkar:

B = μ0I/2r

Untuk jumlah N lilitan:

B = μ0IN/2r

Keterangan:

 B: medan magnet (T)
 I: kuat arus listrik (A)
 r: jari-jari lingkaran (m)
 μ0: permeabilitas ruang hampa (4 π ⋅ 10−7 wb ∕ Am )
 N: jumlah lilitan

5. Induksi magnetic oleh kumparan Panjang (solenoida)

Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada sebuah bangun


berbentuk silinder. Bangun silinder ini bisa benar-benar sebuah benda yang
berbentuk silinder atau hanya ruang kosong saja. Ciri sebuah solenoida adalah
panjang kumparan selalu melebihi garis tengah kumparan (atau tinggi silinder
selalu lebih besar dari garis tengah alas silinder).
Medan magnet yang tercipta dalam solenoida bersifat seragam dan terasa
kuat di dalam solenoida namun akan melemah di luarnya. Jika dibandingkan
dengan medan magnet di dalam kumparan, nilai medan magnet di luar kumparan
dapat dikatakan sama dengan nol. Medan magnet di dalam solenoida berarah
sejajar dengan sumbu kumparan (searah garis AB).

panjang kumparan

garis tengah
A
B kumparan
AD AB BC

D C
CD

Nilai medan magnet B di dalam solenoida dapat kita hitung dengan


menggunakan hukum sirkuit Ampere dalam persamaan ( 4.53) dengan
menambahkan nilai Blcos sepanjang persegi panjang ABCD dalam gambar
4.40. Hasil dari penghitungan ini menunjukkan bahwa

Bl cos  0i


Atau
B 𝑙 AB cos1  B 𝑙 BC cos2  B 𝑙 CD cos3  B 𝑙 DA cos4  0 itotal

Namun karena nilai medan magnet di luar solenoida mendekati nol, maka suku
yang terkait dengan medan magnet di sisi CD bernilai nol. Selain itu, karena sisi
BC dan DA tegak lurus terhadap arah medan magnet B atau bersudut 90, maka
nilai medan magnet pada sisi tersebut juga nol sebab cos 90 = 0. Satu-satunya
suku dalam persamaan di atas yang tidak lenyap adalah suku medan magnet
pada sisi AB sebab membentuk sudut 0 atau berarah sejajar dengan medan
magnet (cos 0 = 1). Dengan demikian, persamaan (4.13) hanya menyisakan

B 𝑙 AB  0 itotal

Lambang itotal dalam persamaan di atas merupakan jumlah seluruh arus


yang mengalir dalam lintasan ABCD. Setiap lilitan kawat yang membentuk
solenoida mengalirkan arus i, dan karena ada sebanyak N lilitan kawat dalam
solenoida maka arus total yang mengalir dalam lintasan adalah

itotal  N i

Demi kenyamanan kita dalam perhitungan, maka kita akan mengganti N


dengan jumlah lambang n yang mewakili jumlah lilitan per satuan panjang.

Karena kumparan mempunyai panjang 𝑙 AB , maka jumlah total lilitan N dapat


dinyatakan sebagai

N  n𝑙 AB .
Sampai di sini kita bisa menggabungkan persamaan-persamaan (4.14), (4.15)
dan (4.16) menjadi satu yang akan menghasilkan
B𝑙 AB   0 itotal   0 N i   0 n 𝑙 AB i.

Dengan mudah sekali kita bisa menyederhanakan bahwa besar induksi


magnetik di dalam solenoida menjadi

B   0 ni .
Perhatikan, persamaan di atas mengisyaratkan bahwa kita bisa meningkatkan
induksi magnetik di dalam solenoida dengan meningkatkan arus i yang mengalir
dalam kawat penghantar dan atau dengan meningkatkan jumlah lilitan kawat
penghantar per satuan panjang. Arah induksi magnetik ditentukan dengan kaidah
tangan kanan.

B.    Gaya Lorentz


Gaya lorentz adalah gaya yang berasal dari gabungan antara dua gaya.
Kedua gaya tersebut adalah gaya magnetik dan gaya elektrik yang terdapat di
sebuah medan elektromagnetik. Gaya ini berasal dari suatu muatan listrik yang
bisa bergerak jika sebuah arus listrik ada di dalam medan magnet B. Hadirnya
gaya elektrik tentu tidak lepas dari seorang penemu.
Orang yang berjasa menemukan gaya ini adalah Hendrik Antoon Lorentz
pada 1853 hingga 1928. Dia merupakan seorang fisikawan yang berasal dari
Belanda dan sudah memperoleh penghargaan Nobel dalam ilmu pengetahuan
Fisika bersama dengan seorang yang bernama Pieter Zeeman pada tahun 1902.
Nama Hendrik Antoon Lorentz kemudian diabadikan sebagai sebuah gaya
yang ditemukannya dan orang-orang mengenal gaya tersebut sebagai gaya
lorentz hingga sekarang. Dari gaya ini juga ditemukan motor listrik yang
berfungsi menggerakkan alat-alat seperti blender, kipas angin, mesin, cuci, dan
lain sebagainya.
Ketika ada sebuah kawat yang dialiri oleh arus listrik sebesar I serta kawat
tersebut diletakkan pada tengah medan magnet, maka nanti akan timbul gaya
magnetik pada kawat tersebut. Dengan menggabungkan antara gaya magnetik
dengan arus listrik, maka kita bisa menghitung berapa besar gaya pada kawat
tersebut, sehingga kemudian muncul rumus sebagai berikut:

Florentz = B I l sin α
Keterangan:
Florentz = Gaya Lorenz
B = kuat arus medan magnet (Tesla)
I = kuat arus yang mengalir pada kawat (ampere)
I = panjang kawat (m)
α = sudut yang dibentuk dari B dan I

1. Gaya Lorentz pada Kawat Berarus Listrik

Ketika sebuah kawat dengan panjang  dialiri arus listrik sebesar l dan
diletakkan pada suatu medan magnetik sebesar I, maka akan timbul gaya
Lorentz pada kawat tersebut. Dengan mengombinasikan gaya Lorentz dan
definisi arus listrik, maka dapat dihitung besarnya gaya Lorentz pada kawat yang
lurus dan stasioner yaitu:

a. Persamaan Gaya Lorentz untuk sudut tertentu

b. Jika arah arus listrik tegak lurus dengan arah medan magnet, maka gaya
Lorentz yang terjadi akan maksimal (sin 90o=1) 

Keterangan:

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan
pada gambar dibawah ini:

2. Gaya Lorentz oleh dua kawat sejajar berarus listrik


Pada saat ada dua buah kawat yang memiliki panjang I kemudian dialiri
arus listrik sebesar I dan kedua kawat tersebut diletakkan pada medan magnetik
sebesar B, akan terjadi gaya magnetik. Gaya elektrik yang terjadi adalah tarik-
menarik maupun tolak-menolak bergantung kepada arah arus listrik yang berasal
dari masing-masing kawat.
Ketika kedua kawat tersebut mempunyai arah arus yang sama atau searah,
akan terjadi gaya tarik-menarik. Sebaliknya, ketika kedua kawat tersebut
mempunyai arah arus yang berlawanan, akan timbul gaya tolak-menolak atau
saling berlawanan.
Mengenai besarnya gaya tarik-menarik maupun saling berlawanan atau
tolak-menolak di kedua kawat tersebut menggunakan persamaan:

Keterangan:

3. Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak dalam Medan Magnet


Ketika terdapat muatan listrik q yang bergerak dengan kecepatan v pada suatu
medan magnetik sebesar B, maka muatan listrik tersebut akan mengalami gaya
Lorentz yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan:

Keterangan :

C. Imbasan Elektromagnetik

Dalam pembahasan sebelum-nya kita telah mengetahui bahwa arus


listrik yang mengalir dalam sebuah kawat akan menebarkan medan megnetik di
sekitar kawat tersebut. Michael Faraday dan Yoseph Henry membuktikan
bahwa proses yang sebaliknya juga bisa terjadi. Artinya arus listrik dapat
dihadirkan dengan medan magnet. Gejala yang menjelaskan hal ini dikenal
dengan nama imbasan elektromagnetik atau induksi elektromagnetik.

Galvanometer

Batang
kumparan magnet

Gambar 4.13

Anda dapat mengulang kembali bagaimana Faraday dan Henry menemukan


gejala imbasan elektromagnetik ini dengan menyusun alat-alat seperti terlihat
dalam gambar 4.13. Dengan menggerakkan magnet batang maju mundur kita
akan mendapati sesuatu yang menakjubkan. Ketika magnet sedang bergerak,
galvanometer menunjukkan penyimpangan. Tentu saja ini bisa kita maknai
bahwa ada arus yang tadi dialirkan oleh kumparan. Setelah digerakkan dan
kemudian magnet kita diamkan saja, maka penyimpangan galvanometer tidak
akan terjadi lagi. Begitu kita menggerakkan lagi magnet batang, seketika
itu pula jarum galvanometer menyimpang.
Anda boleh menduga bahwa peristiwa tersebut mungkin dipengaruhi
oleh salah satu kutub magnet batang, katakan saja kutub U. untuk
membuktikan anggapan ini anda bisa membalik arah magnet batang. Apa yang
terjadi? Ternyata penyimpangan galvanometer tetap terjadi selama magnet
batang terus digerak-gerakkan. Nyatalah di sini apa yang penting dalam
peristiwa ini. Pembalikan kutub-kutub magnet batang menunjukkan bahwa
yang harus kita perhatikan ialah gerakan relatif antara kumparan dan magnet.
Tidak ada beda apakah kita menjauhkan magnet atau mendekatkan magnet.
Arus listrik yang dihadirkan melalui peristiwa seperti ini disebut sebagai arus
imbas (arus induksi).

1. Flugs Magnetik
Model konseptual yang menjelaskan peristiwa induksi elektromagnetik di atas
disajikan oleh Faraday. Dalam model itu, Faraday menyarankan sebuah model
dengan bantuan garis-garis gaya medan magnetik. Di sini kita akan
menggambarkan konsep tersebut dengan cara yang lebih sederhana.

Dalam gambar 4.14, jika kumparan bergerak dari arah X ke Y, jumlah garis-
garis meningkat dari 3 menjadi 5. Ini dapat dimaknai bahwa semakin dekat
kumparan dengan batang magnet maka garis-garis gaya medan magnet yang
diterima juga akan semakin banyak. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Dengan
demikian, dalam arah tegak lurus suatu luasan daerah tertentu akan dilingkupi
oleh garis-garis gaya medan magnet. Dalam ungkapan matematis, banyaknya
garis- garis gaya magnet yang dilingkupi oleh luas daerah tertentu dalam arah
tegak lurus ini disebut sebagai fluks magnet, lambangnya adalah  ,
 = BA, (4.23)

dengan satuan fluks magnet Weber dan B merupakan kerapatan garis gaya
magnet atau induksi magnetik serta A luas daerah (dalam m2) yang melingkupi
B.
Dalam persamaan (4.23) di atas telah jelas dinyatakan bahwa
besar fluks magnet sebanding dengan luas wilayah yang ditembus oleh garis-
garis gaya magnet. Lebih lanjut, Faraday juga mengemukakan jalinan
hubungan antara fluks magnet dengan waktu. Pernyataan Faraday ini dikenal
sebagai hukum induksi Faraday. Anda dapat mempelajari gambar 4.15 untuk
memperjelas gambaran mengenai hukum ini.

Gambar 4.15 menunjukkan adanya medan magnetik B yang berarah masuk ke

dalam kertas, arus i dalam kawat penghantar sepanjang 𝑙 dan jarak kawat sejauh x
dari tepi. Kawat penghantar digerakkan ke kanan sesuai arah panah. Kawat yang
bergerak dalam medan magnetik ini akanmen galami gaya Lorentz sebesar

F  Bi𝑙 (4.24)

Kemudian, usaha untuk memindahkan kawat tersebut adalah sebesar


W  F x . (4.25)
Sesuai dengan hukum kelestarian energi, maka usaha –Fx akan berubah menjadi
energi listrik senilai

W it (4.26)

Ketiga persamaan di atas dapat digabungkan menjadi satu persamaan yang jauh
lebih sederhana. Hasil akhir perhitungan menunjukkan bahwa besar ggl induksi

pada suatu kawat penghantar yang panjangnya 𝑙 dan bergerak di dalam medan

magnet dengan kecepatan v dapat ditentukan melalui persamaan

  B 𝑙 v (4.27)

dengan  ggl induksi, B induksi magnet, 𝑙 panjang kawat dan v kecepatan gerak
kawat.
Persamaan (4.23) juga dapat kita ubah menjadi bentuk yang lain.
Dengan mengingat bahwa luasan daerah yang melingkupi medan magnet B

dilambangkan dengan A, maka kawat dengan panjang 𝑙 dan dan jarak ke tepi

dalam gambar 4.15 adalah sejauh x akan mempunyai luasan A = 𝑙 x. Oleh

karenanya, persamaan (4.17) dapat ditulis ulang menjadi

Inilah persamaan yang juga dinamai hukum induksi Faraday di atas. Dalam
ungkapan sederhana, kita dapat menyatakan hukum induksi Faraday sebagai:
“tegangan gerak elektrik imbas (ggl induksi) dalam sebuah rangkaian sama
dengan kecepatan perubahan fluks yang melalui rangkaian tersebut. “

Ggl induksi sesaat dapat dirumuskan berdasarkan persamaan (4.28), yaitu

Jika kumparan terdiri dari N lilitan maka ggl induksi akan muncul di setiap lilitan
dan seluruh ggl induksi ini harus dijumlahkan. Seandainya kumparan ini dililit
dengan begitu eratnya sedemikian rupa sehingga setiap lilitan dapat dikatakan
menempati daerah yang sama dari ruang, maka fluks yang melalui setiap lilitan
akan sama besarnya. Ggl induksi ini diberikan oleh persamaan

2. Hukum Lenz

Hukum induksi Faraday menyatakan tentang besar ggl induksi. Lalu bagaimana
dengan arah ggl induksi tersebut? Jawaban pertanyaan ini dijawab oleh Lenz
pada tahun 1834. Ungkapan Lenz yang menyatakan tentang arah ggl induksi ini
kemudian dikenal sebagai hukum Lenz. Bunyi dari hukum ini adalah: “arus
induksi mempunyai arah yang melawan perubahan garis gaya yang
menimbulkannya”. Tanda negatif dalam hukum induksi Faraday
menunjukkan penentangan arah ini.

Gambar 4.16 menjelaskan kepada kita tentang hukum Lenz ini. Gambar
menunjukkan kutub utara sepotong magnet didekatkan ke arah kawat
penghantar. Ketika kita mendorong magnet menuju kawat tersebut (atau
menggerakkan kawat menuju magnet) maka arus induksi akan akan terbentuk
dalam kawat tersebut. Pada gilirannya kawat yang berarus ini akan menebarkan
medan megnetik di sekitarnya yang arahnya melawan gerakan magnet batang
magnet.

3. Induktor dan Induktasnsi


Kalau kapasitor yang telah kita bicarakan pada bagian awal bab ini
dapat digunakan untuk menghasilkan medan listrik, maka induktor yang akan
dibahas pada bagian ini adalah peranti yang dirancang dapat menimbulkan
medan magnet sesuai kehendak kita. Solenoida panjang merupakan contoh
induktor paling dikenal. Bila suatu induktor menghasilkan medan magnet
sedemikian rupa sehingga fluks magnetik yang dicakup oleh setiap lilitannya
sebesar
, maka induktansi (L) induktor itu adalah

dengan N jumlah lilitan dan i arus yang dialirkan melalui induktor itu. Jadi,
induktansi adalah ukuran seberapa besar fluks magnetik yang dicakup oleh
induktor tiap satu satuan kuat arus yang dialirkan melalui induktor itu. Satuan
untuk induktansi adalah henry atau H, dengan

1 henry = 1 H = 1 Tm2/A.

4. Imbasan Diri

Sekarang perhatikanlah rangkaian yang diperlihatkan oleh gambar 3.17. Pada


gambar itu tampak sebuah induktor dengan induktasi L dihubungkan dengan
baterei dan resistor geser yang nilai tahanannya dapat diubah-ubah. Bila resistor
pada rangkaian tersebut digeser-geser, maka arus yang mengalir pada rangkaian
itupun berubah-ubah. Perubahan arus ini mengakibatkan perubahan medan listrik
yang dihasilkan induktor itu. Akibatnya, fluks magnetik yang dicakup oleh
induktor itu dan dihasilkannya sendiri juga berubah-ubah. Karena ada perubahan
fluks magnetik yang dicakup oleh induktor, maka akan terdapat ggl induksi pada
rangkaian itu. Peristiwa ini disebut imbasan diri. Ggl induksi ini disebut ggl
terimbas sendiri dan diberi lambang L.
Berdasarkan hukum Faraday dan persamaan (3.79), ggl terimbas sendiri bernilai

Jadi, pada rangkaian-rangkaian yang melibatkan induktor (solenoida,


toroida, kawat melingkar, dll.) akan muncul ggl imbasan diri manakala arus
yang mengalir melalui rangkaian itu berubah- ubah. Arah ggl terimbas sendiri
ini ditentukan dengan hukum Lenz. Perhatikan Gambar 4.18.

(a). Bila arah arus i seperti pada gambar, maka medan magnet yang dihasilkan
oleh arus i itu berarah ke bawah. Jadi, kalau arus itu bertambah besar, maka
induksi magnetik dalam induktor itupun bertambah. Maka ggl induksi melawan
pertambahan induksi magnetik ini dengan jalan menimbulkan induksi magnetik
yang berlawanan arah dengan induksi magnetik yang ditimbulkan oleh arus
primer i. Ini hanya terjadi kalau arah arus (arah) ggl induksi berlawanan dengan
arah arus primer i.

Sebaliknya (lihat gambar 4.18 (b)), bila arus i berkurang (arahnya tetap), maka
induksi magnetik yang dihasilkannya pun berkurang (walaupun arahnya tetap).
Ggl terimbas sendiri timbul melawan berkurangnya induksi magnetik dengan
jalan menimbulkan induksi magnetik yang searah dengan induksi magnetik
primer. Hal ini hanya terjadi kalau arauh ggl terimbas sendiri searah dengan arah
arus primer i.

D.  Penerapan Medan Magnet


1. Elektromagnet

Penerapan medan magnet menggunakan elektromagnetik. Misalnya pada


bel rumah. Prinsip kerjanya cukup sederhana, ketika menekan tombol bel maka
elektromagnetik akan menggerakkan striker untuk membuat bel berbunyi.
Contoh lainnya adalah pengeras suara. Ketika bernyanyi, berbicara, atau
mengeluarkan suara apapun dengan perangkat yang dihubungkan ke pengeras
suara melalui Bluetooth. Maka, elektromagnetik akan menerima irama tersebut
dan penghantarnya (biasanya sebuah kerucut yang melekat pada elektromagnetik,
yang dikendalikan oleh arus listrik) akan menerima irama dan mengeluarkannya
kembali di pengeras suara.

2. Levitasi Magnetik

Levitasi magnetik atau maglev merupakan penerapan medan magnet yang


dilakukan pada kerera listrik. Sehingga, kereta dapat melaju dengan kecepatan
tinggi. Hal ini juga diterapkan oleh kereta listrik di Jepang, yakni Shinkansen.
Ketika kereta api ammpu naik tepat di atas rel, maka pada medan magnet
terjadi gesekan yang sangat kecil sehingga memudahkan pemindahan kereta dan
membuatnya bergerak dengan cepat.

3. Motor
Motor yang dimaksud bukanlah sepeda motor yang biasa kita lihat di
jalanan. Motor di sini didefinisikan sebagai mesin yang mampu mengubah energi
menjadi gerak. Adapun, penerapan medan magnet dalam kehidupan sehari-hari
adalah penggunaan medan magnet agar mampu memutar poros.
Oleh sebab itu, arus listrik yang mengalir ke motor bervariasi. Mereka
akan bekerja sama untuk membentuk medan magnet yang naik turun sehingga
akan mendorong inti motor di sekitarnya. Sebagai contoh mobil, komputer,
pintu lift, dan lain sebagainya.

5. Pintu kulkas
Lemari es atau kulkas adalah alat rumah tangga yang digunakan salah satu
nya untuk menyimpan makanan dan minuman agar tetap segar. Proses menjaga
makanan dan minuman agar tetap segar dengan cara suhu rendah di dalam kulkas
haruslah terjaga. Salah satu factor penting untuk dapat menjaga suhu rendah di
dalam kulkas adalah membuat pintu kulkas tertutup rapat dalam menggunakan
prinsip kemagnetan, yaitu sepanjang pinggir daun pintu diberi magnet yang
ditutup dengan karet. Sementara, lemari es terbuat dari baja yang dapat ditarik
oleh magnet. Oleh karena itu, pintu kulkas dapat tertutup rapat karena magnet
menarik baja.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Medan elektromagnetik adalah sebuah medan terdiri dari dua medan
vektor yang berhubungan: medan listrik dan medan magnet.
Medan listrik, yaitu ruang di sekitar muatan listrik tempat gaya-gaya listrik
terasa pengaruhnya. Medan listrik digambarkan berupa garis-garis gaya listrik
yang ada disekitar benda bermuatan listrik.
Medan magnet adalah suatu daerah di sekitar magnet di mana masih ada
pengaruh gaya magnet. Untuk menentukan arah garis-garis gaya magnet di sekitar
penghantar lurus yang dialiri arus listrik agar lebih mudah digunakan kaidah
tangan kanan. Jika ibu jari menunjukkan arah arus, maka arah garis gaya magnet
dinyatakan oleh jari-jari yang menggenggam.
Agar mendapatkan pengaruh medan yang kuat, penghantar itu harus
digulung menjadi sebuah kumparan. Pada kumparan, medan magnet yang
ditimbulkan oleh lilitan yang satu diperkuat oleh lilitan yang lain. Apabila
kumparan itu panjang disebut solenoida. Apabila di dalam kumparan diberi inti
besi lunak maka pengaruh kemagnetannya menjadi jauh lebih besar. Karena
kumparan yang dililitkan pada inti besi lunak akan menimbulkan sebuah magnet
yang kuat. Pengaruh hubungan antara kuat arus dan medan magnet disebut
elektromagnet atau magnet listrik.
Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat adanya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut induksi elektromagnetik.
Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit
energi listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator dan
dinamo. Prinsip kerja transformator juga menerapkan peristiwa induksi
elektromagnetik.

B.    SARAN
Kepada para pembaca diharapkan untuk mengadakan diskusi mengenai
energi listrik. Perbanyak referensi-referensi baik dari buku atau internet.
Janganlah berputus asa kemudian menimbulkan suatu kemalasan. Karena
sesungguhnya dunia tetap berputar, waktu yang telah berlalu tak pernah kembali.
Manfaatkan waktu yang kita miliki karena itu adalah sebuah anugerah dari Sang
Pencipta.
Kumpulan Soal Materi
Medan Magnet

Informasi berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 1 dan 2


Partikel bermuatan +q yang bergerak dengan kecepatan v memasuki daerah
bermedan magnetik konstan B melalui titik O seperti ditunjukkan gambar. Arah
medan magnetik B ke bawah.

1. Sesaat setelah melewati titik O, gaya yang bekerja pada partikel sama dengan...
a. 0
1
b. qvB
2
c.
√3 qvB
2
d. qvB
e. √ 3 qvB
2. Di daerah bermedan magnetik, partikel bergerak dalam lintasan berbentuk...
a. Solenoida dengan sumbu melengkung
b. Toroida dengan sumbu sejajar v
c. Spiral dengan ukuran penampang mengecil
d. Solenoida dengan sumbu sejajar medan magnetik
e. Spiral dengan ukuran membesar
3. Seutas kawat dialiri arus listrik i = 2 A seperti gambar berikut !

Tentukan :
a) Kuat medan magnet di titik P
b) Arah medan magnet di titik P
c) Kuat medan magnet di titik Q
d) Arah medan magnet di titik Q
4. Agar ggl induksi yang dihasilkan generator menjadi lebih besar dua kali dari
semula, maka yang harus dilakukan adalah...

a. frekuensi putaran dijadikan 0,5 kali


b. jumlah lilitan dijadikan 4 kali
c. periode putaran dijadikan 0,5 kali
d. diameter kawat dijadikan 2 kali
e. luas penampang dan jumlah lilitan dijadikan 2 kali

5. Dua kawat persegi panjang ditempatkan seperti pada gambar.

Apabila arus listrik I pada kawat luar mengalir berlawanan dengan arah jarum
jam dan bertambah maka arus listrik induksi pada kawat dalam akan ….

a. mengalir searah jarum jam dan konstan


b. mengalir searah jarum jam dan membesar
c. mengalir berlawanan arah jarum jam dan membesar
d. mengalir berlawanan arah jarum jam dan mengecil
e. mengalir berlawanan arah jarum jam dan konstan

6. Sebuah kawat lurus panjang dialiri arus listrik sebesar 40 Ampere. Jika
permeabilitas vakum sebesar 4n x 10-7Wb/Am. Besarnya induksi magnet
pada sebuah titik yang jaraknya 10 cm dari pusat kawat tersebut adalah…

a. 5.10-5 Tesla
b. 6.10-5 Tesla
c. 7.10-5 Tesla
d. 8.10-5 Tesla
e. 9.10-5 Tesla

7.

Dua kawat sejajar terpisah sejauh 8 cm, dialiri arus listrik seperti pada gambar
diatas. Besar dan arah arus induksi magnteik pada titik P adalah….

a. 4×10-5 W/m2 menembus bidang

b. 5×10-5 W/m2 menembus bidang

c. 6×10-5 W/m2 menembus bidang

d. 7×10-5 W/m2 menembus bidang

e. 3×10-5 W/m2 menembus bidang

8. Perhatikan gambar berikut ini!

Tentukan besar dan arah kuat medan magnet di titik P !


a. 10-5 Tesla
b. 10-7 Tesla
c. 10-8 Tesla
d. 10-10 Tesla
e. 10-11 Tesla
9. Titik P berada di sekitar dua buah penghantar berbentuk setengah lingkaran
dan kawat lurus panjang seperti gambar berikut!
Tentukan besar kuat medan magnet di titik P!

a. 2 x 10-7 T
b. 4 x 10-7 T
c. 6 x 10-7 T
d. 8 x 10-7 T
e. 10 x 10-7 T

10. Sebuah selenoida yang panjangnya 20n cm memiliki 100 lilitan. Sementara,
sebuah toroida memiliki jari- jari efektif 10 cm. Jika solenoida dan toroida
mengaliri arus induksi yang besarnya sama, induksi magnet pada pusat  
solenoida   besarnya   sama   dengan   induksi magnetik pada sumbu toroida.
Maka, jumlah lilitan toroida adalah....
a. 50 lilitan
b. 75 lilitan
c. 100 lilitan
d. 200 lilitan
e. 250 lilitan

Anda mungkin juga menyukai