OLEH :
FIDELA HUSNA
XII MIA1
TA 2022-2023
MAN 3 PEKANBARU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat meyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Medan Magnet” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Tomy Suherly pada pelajaran fisika. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang magnet bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tomy Suherly, selaku guru fisika
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi Sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Besar pengharapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan juga sebagai pelengkap hasanah ilmu pengetahuan. Semoga Allah
SWT juga mencatat kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah kepada-Nya. Amin.
Pekanbaru , Maret
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar : Galvanometer
Pada kehidupan manusia dewasa ini, peralatan listrik makin banyak
digunakan untuk memperoleh kemudahan maupun kenikmatan. Peran listrik
makin banyak digunakan dalam berbagai prasarana kehidupan. Sehingga
disekitar kita dikelilingi oleh medan listrik maupun medan elektromagnetik.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh medan
elektromagnetik maupun medan listrik terhadap kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Medan Magnetik
2. Gaya Lorentz
3. Imbasan Elektromagnetik
4. Penerapan medan magnet
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Medan magnetik
2. Gaya Lorentz
3. Imbasan Elektromagnetik
4. Penerapan medan magnet
BAB II
PEMBAHASAN
2. Hukum Biot-Savart
Hukum Biot-Savart merupakan hukum yang pada umumnya digunakan
untuk menghitung kuat medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik. Besar
induksi magnetik di satu titik di sekitar elemen arus, sebanding dengan panjang
elemen arus, besar kuat arus, sinus sudut yang diapit arah arus dengan jaraknya
sampai titik tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Jean Baptiste Biot dan Felix Savart pada tahun 1820 mencoba untuk
memecahkan fenomena elektromagnetik yang ditemukan oleh Hans Christian
Orsted sebulan setelah kabar tentang fenomena itu menyebar di Paris. Oleh
karena Orsted tidak mampu memberikan penjelasan matematis tentang fenomena
tersebut, Biot dan Savart kemudian berhasil mengamati kontribusi induksi
magnetik dB pada suatu titik P yang ditimbulkan oleh arus listrik I yang stabil.
Sebagai penjelasan fenomena yang ditemukan oleh Orsted.
Besar induksi magnetik berdasarkan geometri yang dikenal sebagai Hukum
Biot – Savart adalah sebagai berikut:
dimana:
dB : Besar induksi magnetik
I : Kuat arus listrik
dl : Panjang elemen penghantar listrik
sin 0 : sinus sudut apit 0 antara arah arus pada dl dengan garis penghubung titik
P dengan dl
r : jarak antara titik P dengan penghantar
k : adalah tetapan (Wb/Am) yang memenuhi hubungan sebagai berikut,
B = μ0I/2πr
B = μ0IN/2πr
Keterangan:
B: medan magnet (T)
I: kuat arus listrik (A)
r: jarak titik ke kawat (m)
μ0: permeabilitas ruang hampa
N: jumlah lilitan
B = μ0I/2r
B = μ0IN/2r
Keterangan:
B: medan magnet (T)
I: kuat arus listrik (A)
r: jari-jari lingkaran (m)
μ0: permeabilitas ruang hampa (4 π ⋅ 10−7 wb ∕ Am )
N: jumlah lilitan
panjang kumparan
garis tengah
A
B kumparan
AD AB BC
D C
CD
Namun karena nilai medan magnet di luar solenoida mendekati nol, maka suku
yang terkait dengan medan magnet di sisi CD bernilai nol. Selain itu, karena sisi
BC dan DA tegak lurus terhadap arah medan magnet B atau bersudut 90, maka
nilai medan magnet pada sisi tersebut juga nol sebab cos 90 = 0. Satu-satunya
suku dalam persamaan di atas yang tidak lenyap adalah suku medan magnet
pada sisi AB sebab membentuk sudut 0 atau berarah sejajar dengan medan
magnet (cos 0 = 1). Dengan demikian, persamaan (4.13) hanya menyisakan
B 𝑙 AB 0 itotal
itotal N i
N n𝑙 AB .
Sampai di sini kita bisa menggabungkan persamaan-persamaan (4.14), (4.15)
dan (4.16) menjadi satu yang akan menghasilkan
B𝑙 AB 0 itotal 0 N i 0 n 𝑙 AB i.
B 0 ni .
Perhatikan, persamaan di atas mengisyaratkan bahwa kita bisa meningkatkan
induksi magnetik di dalam solenoida dengan meningkatkan arus i yang mengalir
dalam kawat penghantar dan atau dengan meningkatkan jumlah lilitan kawat
penghantar per satuan panjang. Arah induksi magnetik ditentukan dengan kaidah
tangan kanan.
Florentz = B I l sin α
Keterangan:
Florentz = Gaya Lorenz
B = kuat arus medan magnet (Tesla)
I = kuat arus yang mengalir pada kawat (ampere)
I = panjang kawat (m)
α = sudut yang dibentuk dari B dan I
Ketika sebuah kawat dengan panjang dialiri arus listrik sebesar l dan
diletakkan pada suatu medan magnetik sebesar I, maka akan timbul gaya
Lorentz pada kawat tersebut. Dengan mengombinasikan gaya Lorentz dan
definisi arus listrik, maka dapat dihitung besarnya gaya Lorentz pada kawat yang
lurus dan stasioner yaitu:
b. Jika arah arus listrik tegak lurus dengan arah medan magnet, maka gaya
Lorentz yang terjadi akan maksimal (sin 90o=1)
Keterangan:
Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan
pada gambar dibawah ini:
Keterangan:
Keterangan :
C. Imbasan Elektromagnetik
Galvanometer
Batang
kumparan magnet
Gambar 4.13
1. Flugs Magnetik
Model konseptual yang menjelaskan peristiwa induksi elektromagnetik di atas
disajikan oleh Faraday. Dalam model itu, Faraday menyarankan sebuah model
dengan bantuan garis-garis gaya medan magnetik. Di sini kita akan
menggambarkan konsep tersebut dengan cara yang lebih sederhana.
Dalam gambar 4.14, jika kumparan bergerak dari arah X ke Y, jumlah garis-
garis meningkat dari 3 menjadi 5. Ini dapat dimaknai bahwa semakin dekat
kumparan dengan batang magnet maka garis-garis gaya medan magnet yang
diterima juga akan semakin banyak. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Dengan
demikian, dalam arah tegak lurus suatu luasan daerah tertentu akan dilingkupi
oleh garis-garis gaya medan magnet. Dalam ungkapan matematis, banyaknya
garis- garis gaya magnet yang dilingkupi oleh luas daerah tertentu dalam arah
tegak lurus ini disebut sebagai fluks magnet, lambangnya adalah ,
= BA, (4.23)
dengan satuan fluks magnet Weber dan B merupakan kerapatan garis gaya
magnet atau induksi magnetik serta A luas daerah (dalam m2) yang melingkupi
B.
Dalam persamaan (4.23) di atas telah jelas dinyatakan bahwa
besar fluks magnet sebanding dengan luas wilayah yang ditembus oleh garis-
garis gaya magnet. Lebih lanjut, Faraday juga mengemukakan jalinan
hubungan antara fluks magnet dengan waktu. Pernyataan Faraday ini dikenal
sebagai hukum induksi Faraday. Anda dapat mempelajari gambar 4.15 untuk
memperjelas gambaran mengenai hukum ini.
dalam kertas, arus i dalam kawat penghantar sepanjang 𝑙 dan jarak kawat sejauh x
dari tepi. Kawat penghantar digerakkan ke kanan sesuai arah panah. Kawat yang
bergerak dalam medan magnetik ini akanmen galami gaya Lorentz sebesar
F Bi𝑙 (4.24)
W it (4.26)
Ketiga persamaan di atas dapat digabungkan menjadi satu persamaan yang jauh
lebih sederhana. Hasil akhir perhitungan menunjukkan bahwa besar ggl induksi
pada suatu kawat penghantar yang panjangnya 𝑙 dan bergerak di dalam medan
B 𝑙 v (4.27)
dengan ggl induksi, B induksi magnet, 𝑙 panjang kawat dan v kecepatan gerak
kawat.
Persamaan (4.23) juga dapat kita ubah menjadi bentuk yang lain.
Dengan mengingat bahwa luasan daerah yang melingkupi medan magnet B
dilambangkan dengan A, maka kawat dengan panjang 𝑙 dan dan jarak ke tepi
Inilah persamaan yang juga dinamai hukum induksi Faraday di atas. Dalam
ungkapan sederhana, kita dapat menyatakan hukum induksi Faraday sebagai:
“tegangan gerak elektrik imbas (ggl induksi) dalam sebuah rangkaian sama
dengan kecepatan perubahan fluks yang melalui rangkaian tersebut. “
Jika kumparan terdiri dari N lilitan maka ggl induksi akan muncul di setiap lilitan
dan seluruh ggl induksi ini harus dijumlahkan. Seandainya kumparan ini dililit
dengan begitu eratnya sedemikian rupa sehingga setiap lilitan dapat dikatakan
menempati daerah yang sama dari ruang, maka fluks yang melalui setiap lilitan
akan sama besarnya. Ggl induksi ini diberikan oleh persamaan
2. Hukum Lenz
Hukum induksi Faraday menyatakan tentang besar ggl induksi. Lalu bagaimana
dengan arah ggl induksi tersebut? Jawaban pertanyaan ini dijawab oleh Lenz
pada tahun 1834. Ungkapan Lenz yang menyatakan tentang arah ggl induksi ini
kemudian dikenal sebagai hukum Lenz. Bunyi dari hukum ini adalah: “arus
induksi mempunyai arah yang melawan perubahan garis gaya yang
menimbulkannya”. Tanda negatif dalam hukum induksi Faraday
menunjukkan penentangan arah ini.
Gambar 4.16 menjelaskan kepada kita tentang hukum Lenz ini. Gambar
menunjukkan kutub utara sepotong magnet didekatkan ke arah kawat
penghantar. Ketika kita mendorong magnet menuju kawat tersebut (atau
menggerakkan kawat menuju magnet) maka arus induksi akan akan terbentuk
dalam kawat tersebut. Pada gilirannya kawat yang berarus ini akan menebarkan
medan megnetik di sekitarnya yang arahnya melawan gerakan magnet batang
magnet.
dengan N jumlah lilitan dan i arus yang dialirkan melalui induktor itu. Jadi,
induktansi adalah ukuran seberapa besar fluks magnetik yang dicakup oleh
induktor tiap satu satuan kuat arus yang dialirkan melalui induktor itu. Satuan
untuk induktansi adalah henry atau H, dengan
1 henry = 1 H = 1 Tm2/A.
4. Imbasan Diri
(a). Bila arah arus i seperti pada gambar, maka medan magnet yang dihasilkan
oleh arus i itu berarah ke bawah. Jadi, kalau arus itu bertambah besar, maka
induksi magnetik dalam induktor itupun bertambah. Maka ggl induksi melawan
pertambahan induksi magnetik ini dengan jalan menimbulkan induksi magnetik
yang berlawanan arah dengan induksi magnetik yang ditimbulkan oleh arus
primer i. Ini hanya terjadi kalau arah arus (arah) ggl induksi berlawanan dengan
arah arus primer i.
Sebaliknya (lihat gambar 4.18 (b)), bila arus i berkurang (arahnya tetap), maka
induksi magnetik yang dihasilkannya pun berkurang (walaupun arahnya tetap).
Ggl terimbas sendiri timbul melawan berkurangnya induksi magnetik dengan
jalan menimbulkan induksi magnetik yang searah dengan induksi magnetik
primer. Hal ini hanya terjadi kalau arauh ggl terimbas sendiri searah dengan arah
arus primer i.
2. Levitasi Magnetik
3. Motor
Motor yang dimaksud bukanlah sepeda motor yang biasa kita lihat di
jalanan. Motor di sini didefinisikan sebagai mesin yang mampu mengubah energi
menjadi gerak. Adapun, penerapan medan magnet dalam kehidupan sehari-hari
adalah penggunaan medan magnet agar mampu memutar poros.
Oleh sebab itu, arus listrik yang mengalir ke motor bervariasi. Mereka
akan bekerja sama untuk membentuk medan magnet yang naik turun sehingga
akan mendorong inti motor di sekitarnya. Sebagai contoh mobil, komputer,
pintu lift, dan lain sebagainya.
5. Pintu kulkas
Lemari es atau kulkas adalah alat rumah tangga yang digunakan salah satu
nya untuk menyimpan makanan dan minuman agar tetap segar. Proses menjaga
makanan dan minuman agar tetap segar dengan cara suhu rendah di dalam kulkas
haruslah terjaga. Salah satu factor penting untuk dapat menjaga suhu rendah di
dalam kulkas adalah membuat pintu kulkas tertutup rapat dalam menggunakan
prinsip kemagnetan, yaitu sepanjang pinggir daun pintu diberi magnet yang
ditutup dengan karet. Sementara, lemari es terbuat dari baja yang dapat ditarik
oleh magnet. Oleh karena itu, pintu kulkas dapat tertutup rapat karena magnet
menarik baja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Medan elektromagnetik adalah sebuah medan terdiri dari dua medan
vektor yang berhubungan: medan listrik dan medan magnet.
Medan listrik, yaitu ruang di sekitar muatan listrik tempat gaya-gaya listrik
terasa pengaruhnya. Medan listrik digambarkan berupa garis-garis gaya listrik
yang ada disekitar benda bermuatan listrik.
Medan magnet adalah suatu daerah di sekitar magnet di mana masih ada
pengaruh gaya magnet. Untuk menentukan arah garis-garis gaya magnet di sekitar
penghantar lurus yang dialiri arus listrik agar lebih mudah digunakan kaidah
tangan kanan. Jika ibu jari menunjukkan arah arus, maka arah garis gaya magnet
dinyatakan oleh jari-jari yang menggenggam.
Agar mendapatkan pengaruh medan yang kuat, penghantar itu harus
digulung menjadi sebuah kumparan. Pada kumparan, medan magnet yang
ditimbulkan oleh lilitan yang satu diperkuat oleh lilitan yang lain. Apabila
kumparan itu panjang disebut solenoida. Apabila di dalam kumparan diberi inti
besi lunak maka pengaruh kemagnetannya menjadi jauh lebih besar. Karena
kumparan yang dililitkan pada inti besi lunak akan menimbulkan sebuah magnet
yang kuat. Pengaruh hubungan antara kuat arus dan medan magnet disebut
elektromagnet atau magnet listrik.
Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat adanya
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet disebut induksi elektromagnetik.
Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit
energi listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator dan
dinamo. Prinsip kerja transformator juga menerapkan peristiwa induksi
elektromagnetik.
B. SARAN
Kepada para pembaca diharapkan untuk mengadakan diskusi mengenai
energi listrik. Perbanyak referensi-referensi baik dari buku atau internet.
Janganlah berputus asa kemudian menimbulkan suatu kemalasan. Karena
sesungguhnya dunia tetap berputar, waktu yang telah berlalu tak pernah kembali.
Manfaatkan waktu yang kita miliki karena itu adalah sebuah anugerah dari Sang
Pencipta.
Kumpulan Soal Materi
Medan Magnet
1. Sesaat setelah melewati titik O, gaya yang bekerja pada partikel sama dengan...
a. 0
1
b. qvB
2
c.
√3 qvB
2
d. qvB
e. √ 3 qvB
2. Di daerah bermedan magnetik, partikel bergerak dalam lintasan berbentuk...
a. Solenoida dengan sumbu melengkung
b. Toroida dengan sumbu sejajar v
c. Spiral dengan ukuran penampang mengecil
d. Solenoida dengan sumbu sejajar medan magnetik
e. Spiral dengan ukuran membesar
3. Seutas kawat dialiri arus listrik i = 2 A seperti gambar berikut !
Tentukan :
a) Kuat medan magnet di titik P
b) Arah medan magnet di titik P
c) Kuat medan magnet di titik Q
d) Arah medan magnet di titik Q
4. Agar ggl induksi yang dihasilkan generator menjadi lebih besar dua kali dari
semula, maka yang harus dilakukan adalah...
Apabila arus listrik I pada kawat luar mengalir berlawanan dengan arah jarum
jam dan bertambah maka arus listrik induksi pada kawat dalam akan ….
6. Sebuah kawat lurus panjang dialiri arus listrik sebesar 40 Ampere. Jika
permeabilitas vakum sebesar 4n x 10-7Wb/Am. Besarnya induksi magnet
pada sebuah titik yang jaraknya 10 cm dari pusat kawat tersebut adalah…
a. 5.10-5 Tesla
b. 6.10-5 Tesla
c. 7.10-5 Tesla
d. 8.10-5 Tesla
e. 9.10-5 Tesla
7.
Dua kawat sejajar terpisah sejauh 8 cm, dialiri arus listrik seperti pada gambar
diatas. Besar dan arah arus induksi magnteik pada titik P adalah….
b. 5×10-5 W/m2 menembus bidang
c. 6×10-5 W/m2 menembus bidang
d. 7×10-5 W/m2 menembus bidang
e. 3×10-5 W/m2 menembus bidang
a. 2 x 10-7 T
b. 4 x 10-7 T
c. 6 x 10-7 T
d. 8 x 10-7 T
e. 10 x 10-7 T
10. Sebuah selenoida yang panjangnya 20n cm memiliki 100 lilitan. Sementara,
sebuah toroida memiliki jari- jari efektif 10 cm. Jika solenoida dan toroida
mengaliri arus induksi yang besarnya sama, induksi magnet pada pusat
solenoida besarnya sama dengan induksi magnetik pada sumbu toroida.
Maka, jumlah lilitan toroida adalah....
a. 50 lilitan
b. 75 lilitan
c. 100 lilitan
d. 200 lilitan
e. 250 lilitan