Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FISIKA KUANTUM

HUKUM PERGESERAN WIEN DAN TEORI KUANTUM PLANK

Disusun Oleh
1. Salma Tua Nababan ( A1E018033)
2. Brigitta Kristiantari ( A1E018025)
3. Shofi Nurul Insani ( A1E018021)
4. Eka Nur Indah ( A1E018017)
5. Ines Pebriyanti ( A1E0180149)
6. Septina Rosalina ( A1E0180129)
7. Yudi Kurniawan ( A1E018027)

Dosen Pengampu:
Drs, Nyoman Rohadi, dip. Sc., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
pengetahuan tentang Hukum Pergeseran Wien dan Teori Kuantum Plank . Makalah ini
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini sehingga dapat
diselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih banyak kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya.
Terima kasih.
Bengkulu, Maret 2021
Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................24
B. Saran.............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Telah diketahui bahwa perpindahan kalor (panas) dari Matahari ke Bumi
melalui gelombang elektromagnetik terjadi secara radiasi (pancaran ). Dalam Materi
ini akan dijelaskan intensitas radiasi benda hitam yang melibatkan :Stefan dan
Boltzmann,Wilhelm Wien, Rayleigh dan Jeans, dan Max Planck.
Pertanda pertama yang menunjukkan bahwa gambaran gelombang klasik
tentang radiasi electromagnet (yang berhasil baik menerangkan perobaan Young dan
Hertz pada abad ke Sembilan belas dan yang dapat dianalisis secara tepat dengan
persamaan Maxwell ) tidak seluruhnya benar, tersimpulkan dari kegagalan teori
gelombang untuk menerangkan spectrum radiasi termal yang diamati jenis radiasi
electromagnet yang dipancarkan berbagai benda semata-mata karena suhunya. Teori
gelombang juga ternyata aggal menerangkan hasil percobaan lain yang segera
menyusul, seperti percobaan yang memepelajari pemancaran electron dari eprmukaan
logam yang disinari cahaya efek fotolistrik ), dan ahmburan cahaya oleh electron-
elektron ( efek Compton).
1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Radiasi Benda Hitam ?
b. Bagaimana penjelasan Hukum Stefan-Boltzmann mengenai Radiasi Benda Hitam
c. Bagaimana penjelasan Hukum Pergeseran Wien mengenai Radiasi Benda Hitam?
d. Bagaimana penjelasan Hukum Rayleigh-Jeans dan Teori Planck mengenai
Radiasi Benda Hitam?
e. Apakah yang dimaksud Efek Fotolistrik dan Efek Compton?
f. Bagaimana Sifat Gelombang dalam Partikel dan Contoh Penerapan Radiasi
Benda
g. Hitam?

1.3. Tujuan
a. Mendeskripsikan Radiasi Benda Hitam.
b. Menjelaskan Hukum Stefan-Boltzmann mengenai Radiasi Benda Hitam.
c. Menjelaskan Hukum Pergeseran Wien mengenai Radiasi Benda Hitam.
d. Menjelaskan Hukum Rayleigh-Jeans dan Teori Planck mengenai Radiasi Benda
Hitam.
e. Menjelaskan Efek Fotolistrik dan Efek Compton.
f. Menjelaskan Sifat Gelombang dalam Partikel dan Contoh Penerapan Radiasi
Benda Hitam

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hukum Pergeseran Wien


2.1.1 Percobaan Hukum Pergeseran Wien
Wilhem Wien mempelajari tentang spektrum radiasi benda hitam. Ia mempelajari
bagaimana hubungan antara suhu dan panjang gelombang pada kondisi intensitas
maksimal. Hukum pergeseran wien berbunyi “Panjang gelombang untuk intensitas
cahaya maksimum berkurang dengan meningkatnya suhu”. Coba perhatikan gambar di
bawah ini.

Gambar 2.1 grafik pergeseran wien


Grafik di atas menggambarkan hubungan antara panjang gelombang dan intansitas
radiasi. Puncak-puncak dari kurva di atas menunjukkan intensitas dari masing-masing
suhu. Terlihat puncak kurva bergeser ke arah gelombang pendek jika suhu semakin
meningkat. Panjang gelombang pada saat intensitas maksimal disebut λmaks. Menurut
Hukum Pergeseran Wien Panjang gelombang untuk intensitas maksimum (m)
berkurang dengan meningkatnya suhu dengan persamaan

λmaks.T = b
Dimana:

𝜆 m = panjang gelombang ketika intensitas radiasi maksimum (m)

T = suhu mutlak benda (K)


–3
b = tetapan Wien (2,898 x 10 m.K)

Radiasi yang dipancarkan benda hitam dilewatkan melalui celah agar diperoleh
berkas gelombang yang sempit. Gelombang tersebut kemudian terdispersi menurut
panjang gelombang masing-masing. Untuk mengukur intensitas dan panjang gelombang
setiap spektrum, digunakan detektor yang dapat digeser menurut sudut deviasi berkas

2
gelombang terdispersi. Percobaan tersebut dilakukan berulang pada suhu benda hitam
yang berbeda.Dari percobaan yang dilakukan pada beberapa suhu yang berbeda
tersebut maka didapat bahwa intensitas radiasi yang dipancarkan benda hitam pada
suhu tertentu ditunjukkan oleh grafik yang selalu berbentuk garis lengkung. Intensitas
radiasi maksimun terjadi pada panjang gelombang tertentu. Dan luas daerah yang
dibatasi oleh garis lengkung dan sumbu panjang gelombang menunjukkan intensitas
radiasi terhadap benda yang di absorpsikan nya sehingga akan terjadi warna spektrum
sesuai pergeseran wiennya. Dari grafik hasil percobaan menunjukkan bahwa jika suhu
dinaikkan, intensitas radiasi akan meningkat dan dalam setiap nilai suhu ada panjang
gelombang yang memiliki nilai maksimum, yakni λmaks. Terlihat pula pada grafik
bahwa jika suhu berubah, λmaks akan mengalami pergeseran. Semakin tinggi suhu,
intensitas λmaks semakin bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek.
Gejala pergeseran intensitas cahaya λmaks pada radiasi benda hitam disebut Pergeseran
Wien. Wien juga menemukan bahwa hasil kali antara intensitas pada λmaks dan
suhu mutlak merupakan suatu bilangan konstan. λmaks (T = konstan) Bilangan konstan
pada pada perumusan Hukum Pergeseran Wien disebut Konstanta Wien dengan
nilainnya yaitu 2, 898 x (10)-3 m.K.

Hasil kali panjang gelombnag puncak (λp) dengan suhu (K) menghasilkan bilangan

kosntanta λp.T = ,898 x 10-3 mK. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Pergeseran

Wien.

2.1.2 Penggunaan Hukum Pergeseran Wien


Hukum Pergeseran Wien digunakan untuk memperkirakan temperature sebuah
bintang dengan melihat cahaya sebuah bintang, temperature bintang tersebut dapat
diperkirakan dengan cara dihitung.

2.2 Teori Kuantum Max Planck


Max Planck, ahli fisika dari Jerman, pada tahun 1900 mengemukakan teori kuantum.
Planck menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat memancarkan atau menyerap
energi hanya dalam jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi terkecil yang dapat
dipancarkan atau diserap oleh atom atau molekul dalam bentuk radiasi elektromagnetik
disebut kuantum.
Planck menemukan bahwa energi foton (kuantum) berbanding lurus dengan frekuensi
cahaya.

E=h.f

dengan:

3
E = energi (J)
h = konstanta Planck 6,626 × 10–34J. s
f = frekuensi radiasi (s–1)

Secara intuitif Mack Planck merumuskan ketentuan yang mendasari teori


kuantum. Berikut adalah ketentuan Planck dalam teori kuantum :
1. Atom-atom dan molekul-molekul yang berbeda dapat melepaskan atau menyerap
energy hanya dalam ukuran tertentu (diskrit). Sejumlah energy yang terkecil dapat
dipancarkan atau diserap dalam bentuk radiasi elektromagnetik yang disebut
kuantum,
2. Energi radiasi yang diserap atau dipancarkan berhubungan secara langsung
dengan frekuensi radiasi.Besarnya energy diskrit dinyatakan dengan : E = hf,
dengan h adalah konstanta Planck yang besarnya k = (6,626 x 10-34 J.s) dan f =
Frekuensi dari radiasi (Hertz)

Salah satu fakta yang mendukung kebenaran dari teori kuantum Max


Planck adalah efek fotolistrik, yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Efek
fotolistrik adalah keadaan di mana cahaya mampu mengeluarkan elect ron dari permukaan
beberapa logam (yang paling terlihat adalah logam alkali) (James E. Brady, 1990).

Rumusan Planck menginsipirasi Einstein dalam menentukan bahwa cahaya disebut sebagai
foton yang memiliki energy kuantum diskrit.
Dimana Teori efek fotolistrik yang dikemukakan Einsten tersebut membuktikan kebenaran
dari teori Kuantum Max Planck.

BAB III

4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Hukum Pergeseran Wien Panjang  gelombang  untuk  intensitas  maksimum  (m)
berkurang dengan meningkatnya suhu dengan persamaan

λmaks.T = b

Dimana:    

𝜆m = panjang gelombang ketika intensitas radiasi maksimum (m)

T   = suhu mutlak benda (K)

b   = tetapan Wien (2,898 x 10 –3  m.K)

Gejala pergeseran intensitas cahaya λmaks pada radiasi benda hitam disebut Pergeseran
Wien. Wien juga menemukan  bahwa  hasil  kali  antara  intensitas  pada λmaks dan suhu
mutlak merupakan suatu bilangan konstan. λmaks (T = konstan) Bilangan konstan pada
pada   perumusan   Hukum   Pergeseran   Wien   disebut Konstanta Wien dengan nilainnya
yaitu 2, 898 x (10)-3 m.K.

Planck menemukan bahwa energi foton (kuantum) berbanding lurus dengan frekuensi


cahaya.

E=h.ν

dengan:

E= energi (J)

h= konstanta Planck 6,626 × 10–34J. s

ν = frekuensi radiasi (s–1)

Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel foton yang energinya
sebanding dengan frekuensi cahaya.

Energi foton bergantung pada frekuensinya.

E = h . ν   atau   E = h . (c/λ)

dengan:

h = tetapan Planck (6,626 × 10–34J dt)

ν = frekuensi (Hz)

c = kecepatan cahaya dalam vakum (3 × 108 m det–1)

5
λ = panjang gelombang (m)

Teori efek fotolistrik yang dikemukakan Einsten tersebut membuktikan kebenaran dari
teori kuantum max planck.

DAFTAR PUSTAKA

Benda Hitam, Pergeseran Wien, dan Hipotesa Planck - RumusHitung.Com

6
David J Griffiths. Introduction to Quantum Mechanics. Second Edition. Pearson Education

International.

Rohadi, Nyoman. 2020. Prinsip Dasar Fisika Kuantum Berbasis Model Metal Fisika. Bengkulu : UNIB

Press.

Mikrajuddin Abdullah. Fisika Statistik untuk Mahasiswa MIPA. KK Fisika Material Elektronik - FMIPA,

ITB. Tidak Diterbitkan

Vani Sugiyono, S.T.2016. Mekanika Kuantum. Erlangga : Jakarta

https://biografi-tokohpenemu.blogspot.com/2015/11/biografi-iwilhelm-wien-penemu-hukum.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai