Anda di halaman 1dari 6

JURNAL SAINS DAN SENI ITS 1

SPEKTROMETER
Sulistiyawati Dewi K., Anggraeni P. Sari, Dian Zherlitha A., Eddy Yahya
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: anggraenipsari0@gmail.com

Abstrak—Percobaan spektrometer dilakukan dengan dan cahaya dapat diuraikan (dispersi), dan cahaya dapat
tujuan untuk memahami proses terjadinya plasma dari mengalami interferensi. Meskipun spektrum optik adalah
lampu gas, menentukan dan membandingkan panjang spektrum yang kontinu sehingga tidak ada batas yang jelas
gelombang spektrum cahaya lampu gas neon dan helium, antara satu warna dengan warna lainnya, tabel berikut
menentukan indeks bias prisma kaca, dan menentukan memberikan batasan kira-kira untuk warna-warna spektrum:
keakuratan panjang gelombang hasil perhitungan [1]
terhadap nilai referensi. Percobaan ini menggunakan Tabel 1.
prinsip hukum Snellius, pembiasan pada prisma, dan Daftar panjang gelombang cahaya tampak
dispersi cahaya. Variasi yang digunakan pada percobaan Warna Range
ini adalah lampu yang digunakan yaitu lampu gas neon
dan lampu gas helium. Percobaan ini dilakukan dengan Ungu 380-450 nm
menggunakan spektrometer, sehingga cahaya dapat Biru 450-495 nm
dibiaskan dan didispersikan oleh prisma kaca. Sudut
Hijau 495-570 nm
dispersi didapatkan sehingga digunakan untuk
menghitung nilai indeks bias prisma kaca dan panjang Kuning 570-590 nm
gelombang pada spektrum warna lampu gas. Dari Jingga 590-620 nm
percobaan spektrometer diperoleh kesimpulan bahwa
spektrometer menggunakan prisma sebagai pembias dan Merah 620-750 nm
pendispersi cahaya sehingga terbentuk spektrum warna Cahaya dapat dipantulkan karena cahaya mengenai
untuk tiap sumber cahaya. Spektrum warna yang teramati suatu medium yang dapat membalikkan arah dari cahaya.
pada lampu helium yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan Hukum refleksi menyatakan bahwa suatu sinar yang terpantul
ungu. Sedangkan pada lampu neon adalah merah, jingga, terletak di dalam bidang datang dan memiliki sudut pantul
kuning. Indeks bias prisma yang digunakan berkisar yang sama dengan sudut datang. Cahaya dapat dibiaskan
1,8246 sampai 1,8394. Panjang gelombang yang dimana pembiasan merupakan peristiwa membeloknya arah
didapatkan dari percobaan untuk lampu helium tiap rambatan cahaya yang disebabkan karenaa adanya perbedaan
spektrum warna adalah 756 nm, 587 nm, 531 nm, 477 nm, kerapatan dari dari medium yang dilalui. Hukum refraksi
428 nm. Dengan error sebesar 1,24% sampai 9%. menyatakan bahwa seberkas sinar yang terefraksi terletak di
Sedangkan pada lampu Neon adalah693,5 nm, 616 nm, dalam bidang datang dan meiliki sudut bias yang
580 nm. Dengan error sebesar 2,86% sampai 6,43%.
berhubungan dengan sudut datang . Semakin rapat medium
yang ditembus cahaya, maka cahaya akan semakin mendekati
Kata Kunci— dispersi, hukum Snellius, prisma, spektrometer. garis normal [2].
Sudut bias tergantung pada kecepatan cahaya pada
I. PENDAHULUAN dua medium dan pada sudut datang. Hubungan analitis antara
i dalam kehidupan ini, terdapat hubungan yang sangat 𝞱1 dan 𝞱2 telah didapatkan melalui eksperimen pada tahun

D erat dengan cahaya. Contoh cahaya yang sering


digunakan adalah cahaya matahari. Cahaya ini
merupakan salah satu sumber cahaya yang tidak akan pernah
1621 yang dilakukan oleh Willebrord Snell dan dikenal
sebagai Hukum Snellius, yaitu :

habis. Dimana telah diketahui bahwa cahaya memiliki sifat-


sifat antara lain dapat dipantulkan, dibiaskan, difraksi, Hukum Snellius memperlihatkan bahwa apabila sebuah sinar
interferensi, dispersi. Dari sifat-sifat cahaya ini dibutuhkan lewat dari satu medium ke medium lain yang mempunyai
sebuah alat untuk menjelaskan sifat-sifat dari cahaya. Salah indeks refraksi lebih besar, dan karena itu maka laju
satu alat yang biasa digunakan adalah spektrometer dimana gelombang dalam medium itu lebih lambat, maka sudut
alat ini sangat bermanfaat untuk mengetahui panjang
lebih kecil daripada sehingga sinar itu dibelokkan
gelombang cahaya yang berbeda-beda. mendekati normal. Apabila medium kedua mempunai indeks
Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk refraksi yang lebih kecil dari medium pertama, sinar itu
gelombang elektromagnetik yang bisa dilihat oleh mata. dibelokkan menjauhi normal [3].
Kecepatan cahaya adalah 3 x 108 m/s. Sifat-sifat cahaya antara Seberkas sinar terdiri dari serangkaian panjang
lain cahaya bergerak lurus ke segala arah, cahaya dapat di gelombang yang berbeda. Sinar tersebut akan direfraksikan
refraksikan atau dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan (refleksi)
JURNAL SAINS DAN SENI ITS 2

Gambar 1. Pembiasan pada Prisma

pada sudut-sudut berbeda oleh permukaan, sehingga cahaya


Gambar 2. Dispersi pada Prima
akan disebarkan oleh refraksi ini. Penyebaran cahaya ini
disebut dispersi. Dispersi juga dapat diartikan sebagai
Spektrum cahaya terdiri dari berbagai warna yang
penguraian cahaya polikromaik menjadi cahaya-cahaya
mempunyai tingkat energi yang berbeda. Warna-warna cahaya
monokromatik atau warna- warna penyusunnya [3].
hasil dispersi disebut spectrum warna, biasanya terdiri dari
Gejala dispersi adalah gejala peruraian cahaya putih
warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Padaa
(polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni
penguraian cahaya dalam spectrum warna, yang paling atas
(monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya
dan muncul pertama kali adalah warna merah, karena merah
polikromatik, yaitu cahaya yang mempunyai bermacam-
merupakan warna dengan panjang gelombang paling besar.
macam panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke
Spektrum warna paling bawah dan muncul terakhir adalah
prisma, maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya
warna ungu karena ungu merupakan warna dengan panjang
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Semakin
gelombang paling kecil [1].
kecil panjang gelombangnya, maka semakin besar indeks
Spektrometer adalah alat untuk mengukur panjang
biasnya. Dispersi pada prisma terjadi karena adanya perbedaan
gelombang. Prinsip kerja dari Spektrometer adalah cahaya
indeks bias kaca setiap warna cahaya. Tiap-tiap cahaya
memiliki sudut deviasi yang berbeda-beda. Selisih antara didatangkan lewat celah sempit yang disebut kolimator.
sudut deviasi cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi Kolimator ini merupakan fokus lensa, sehingga cahaya yang
[2]. diteruskan akan bersifat sejajar. Cahaya sejajar, kemudian
Prisma merupakan suatu benda transparan yang diteruskan ke kisi untuk kemudian ditangkap oleh telescop
terbuat dari kaca, dan digunakan untuk menganalisa peristiwa yang posisinya dapat digerakkan. Perbedaan dari indeks bias
pembiasan dan pemantulan cahaya. Prisma dapat memisahkan dari tiap-tiap zat atau bahan menjelaskan perbandingan
cahaya putih (monokromatik) menjadi cahaya warna-warni kecepatan cahaya saat di medium pertama dengan medium
(polikromatik) yang menyusunnya atau disebut dengan kedua. Indeks bias ini sangat dibutuhkan untuk eksperimen-
spectrum. Dengan didasari oleh Hukum Snellius, proses eksperimen berikutnya yang membutuhkan pengetahuan dari
terjadinya pembiasan prisma ditunjukkan oleh gambar 1. Dari bahan apa yang dapat digunakan untuk melewatkan suatu
hubungan antara tiap sudut yang terjadi dan penurunan cahaya menjadi terdispersi menjadi cahaya-cahaya yang lain,
Hukum Snellius pada kedua sisi prisma, maka didapatkan yang pada akhirnya dapat menentukan panjang gelombang
persamaan untuk menentukan indeks bias prisma. Sinar hasil dispersi. Cahaya yang masuk pada sebuah kisi yang jarak
memasuki prisma melalui rusuk pembias kiri. Saat memasuki celahnya diketahui didispersikan ke dalam sebuah spektrum.
prisma, dibiaskan mendekati garis normal, karenaa sinar Sudut-sudut deviasi dari maksimum-minimum kemudian
datang dari optis kurang rapat ke optis yang lebih rapat. Di diukur, dan persamaan:
dalam prisma, sinar meneruskan perjalanannya dan keluar ke dsinϴ = mλ (m= 0,±1.±2,...)
rusuk pembias kanan. Sinar dibiaskan menjauhi garis normal digunakan untuk menghitung panjang gelombang. Dengan
karena sinar dari optis yang rapat ke optis yang kurang rapat
menggunakan sebuah kisi yang mempunyai banyak celah,
[4].
maka dihasilkan maksimum-minimum yang sangat tajam, dan
Prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna
pelangi. Hal ini terjadi karena indeks refraksi pada sebuah sudut deviasi dapat diukur secara sangat teliti. Setiap panjang
material bergantung pada panjang gelombang. Cahaya putih gelombang yang dipancarkan oleh sumbernya akan
merupakan campuran dari semua panjang gelombang tampak, menghasilkan bayangan terpisah celah pengkolimasi dalam
dan ketika terjadi peristiwa pada prisma, panjang gelombang spektroskop yang disebut garis spektrum. Seberkas garis yang
yang berbeda dibelokkan dengan sudut-sudut yang berbeda. bersesuaian dengan m=1 disebut spektrum orde 1. [6] Bila suatu
Karena indeks refraksi lebih besar untuk pajang gelombang gas dipanaskan maka gas itu memancarkan cahaya yang
yang kecil, cahaya violet/ungu cenderung lebih banyak dan panjang gelombangnya tertentu, tergantung dari molekul gas
cahaya merah lebih sedikit. Penyebaran cahaya putih menjadi tersebut. Pengukuran ini terkadang digunakan dalam
spektrum yang lengkap disebut dispersi. Spektrum cahaya penentuan gas pada bintang jatuh. Alat spektrometer terdiri
adalah garis-garis cahaya yang mempunyai warna dan panjang dari sumber cahaya, celah, lensa, kisi, teleskop,dan yang
gelombang tertentu [4]. paling penting adalah plat sudut [5].
JURNAL SAINS DAN SENI ITS 3

Start
Prisma Kolimator

Teleskop Lampu Gas


Alat disusun seperti gambar 3

Hambatan Geser
Skala Vernier Lampu gas neon dipasang pada
statif dan diatur posisinya di
belakang celah kolimator

Power Supply
Dihubungkan sumber tegangan

Fokus teropong diatur


Gambar 3. Rangkaian Alat Percobaan Spektrometer

II. METODE Letak dan celah kolimator diatur


A. Alat dan Bahan
Pada percobaan ini, alat dan bahan yang dibutuhkan spektrum tampak bersama-sama
yaitu satu set spektrometer, lampu gas neon, lampu gas dengan pembagian skala
helium, step up dan down transformer, rheostat (hambatan
geser), statif, sumber tegangan, dan penggaris. Satu set Besar sudut pelurus kolimator
spektrometer terdiri dari beberapa alat seperti kolimator yang ditentukan ditentukan
berfungsi memfokuskan sumber cahaya dan membuatnya
sejajar dengan prisma, skala vernier untuk menentukan sudut Sudut pelurus
deviasi, prisma kaca sebagai pembias, teleskop untuk celah
melihat spektrum warna. Lampu gas neon dan lampu gas
helium, sebagai objek yang akan diamati. Step up dan down
Besar sudut deviasi tiap warna
transformer untuk menurunkan dan menaikkan tegangan.
ditentukan
Rheostat (hambatan geser) untuk menghambat arus yang
berlebih. Statif sebagai tempat untuk meletakkan sumber
cahaya. Sumber tegangan untuk memberikan tegangan.
Penggaris untuk mengukur besar sudut deviasi. Sudut deviasi

B. Skema Alat
Ya
Skema alat pada percobaan ini dapat di lihat pada Dilakukan variasi
gambar percobaan spektrometer yaitu pada gambar 3. lampu gas?

C. Langkah Kerja
Pada percobaan spektrometer, langkah kerja yang Tidak
dilakukan pertama yaitu peralatan dirangkai seperti pada
Finish
gambar 3, sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan.
Lalu lampu gas neon dipasang pada sistem tegangan tinggi.
Fokus teropong diatur agar benda dapat dilihat di tak Gambar 4. Flowchart percobaan
terhingga. Letak dan celah kolimator diatur agar spektrum
yang terjadi cukup tajam dan spektrum tampak bersama-sama Setelah itu ditentukan nilai indeks bias pada prisma
dengan pembagian skala. Besar sudut pelurus kolimator dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
ditentukan seperti yang ditunjukkan pada skala Vernier
dengan teleskop. Besar sudut deviasi ditentukan seperti yang
ditunjukkan pada skala vernier untuk setiap warna. Langkah- Setelah diperoleh indeks bias, dicari panjang
langkah tersebut juga digunakan untuk lampu gas helium. gelombang referensi (untuk setiap spektrum dengan cara
Setiap variasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Dari mencari regresi liniernya malalui grafik hubungan indeks bias
percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data berupa sudut dan 1/λ ref2. Setelah itu, dihitung panjang gelombang
deviasi. Sudut deviasi dihitung dengan mengurangkan sudut perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut ini :
yang ditunjukkan pada skala vernier dengan sudut pelurus.

JURNAL SAINS DAN SENI ITS 4

Gambar 6. Grafik Hubungan antara Indeks Bias dengan


Gambar 5. Grafik Hubungan antara Indeks Bias dengan Panjang Gelombang pada Lampu Gas Neon
Panjang Gelombang pada Lampu Gas Helium

a dan b didapatkan dari hasil regresi linier pada grafik. Dari B. Perhitungan
perhitungan panjang gelombang, maka dapat dihitung Dari hasil sudut deviasi pada Tabel 2 dan 3 dapat
besarnya error panjang gelombang tiap spektrum warna yang dihitung nilai indeks bias prisma seperti contoh berikut ini:
dihasilkan lampu gas. Nilai errornya dihitung menggunakan
persamaan rumus sebagai berikut :. Diketahui : β = 60ᴼ
= 73,16ᴼ
Ditanya : n = …………?
| | Jawab :

D. Flowchart
Adapun flowchart cara kerja pada percobaan
spektrometer ini dapat dilihat pada gambar 4.

III. HASIL DAN DISKUSI

A. Analisa Data Dari perhitungan diatas, didapatkan nilai indeks bias


Dari hasil pengamatan, warna-warna spektrum prisma pada setiap spektrum warna. Berikut adalah nilai
cahaya dapat diukur sudut deviasinya melalui skala vernier. indeks bias prisma sesuai dengan sudut deviasi yang
Adapun datanya dapat dilihat pada tabel 2 dan 3 berikut: didapatkan, serta besarnya nilai panjang gelombang yang
didapatkan dari referensi ( ref).
Tabel 2.
Data Sudut Deviasi pada Lampu Gas Helium Tabel 4.
No Spektrum Nilai Indeks Bias Prisma pada Lampu Gas Helium
ref
No Spektrum n
1 Merah 71,5ᴼ 71,4ᴼ 72,1ᴼ 71,67ᴼ (nm)
2 Kuning 72,5ᴼ 71,8ᴼ 72,6ᴼ 72,3ᴼ 1 Merah 1,8246 693,5
3 Hijau 72,7ᴼ 72,6ᴼ 72,7ᴼ 72,67ᴼ 2 Kuning 1,8292 580
4 Biru 73,1ᴼ 73ᴼ 73,4ᴼ 73,16ᴼ 3 Hijau 1,8318 535
5 Ungu 73,5ᴼ 73,6ᴼ 74,2ᴼ 73,76ᴼ 4 Biru 1,8352 470
5 Ungu 1,8394 412
Tabel 3.
Data Sudut Deviasi pada Lampu Gas Neon Tabel 5.
No Spektrum Nilai Indeks Bias Prisma pada Lampu Gas Neon
ref
No Spektrum n
(nm)
1 Merah 72,3ᴼ 72,2ᴼ 72,1ᴼ 72,2ᴼ 1 Merah 1,8284 693,5
2 Jingga 73,4ᴼ 73,3ᴼ 73,3ᴼ 73,3ᴼ 2 Jingga 1,8364 616
3 Kuning 73,6ᴼ 73,5ᴼ 73,5ᴼ 73,53ᴼ 3 Kuning 1,8378 580

C. Grafik
JURNAL SAINS DAN SENI ITS 5

Dari data indeks bias dan ref yang didapatkan pada spektrum cahaya lampu gas neon dan helium, menentukan
tabel 4 dan 5, dibuat grafik hubungan indeks bias dengan 1/ λ indeks bias prisma kaca, dan menentukan keakuratan panjang
ref2 Grafik hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 5 dan gelombang hasil perhitungan terhadap nilai referensi.
6. Setelah didapatkan grafik hubungan antara indeks bias Percobaan ini menggunakan prinsip hukum Snellius,
dengan panjang gelombang pada lampu gas helium dan neon, pembiasan pada prisma, dan dispersi cahaya. Dengan dua
maka didapatkan regresi liniernya. Sehingga dapat dihitung variasi lampu gas yang digunakan, yakni lampu gas helium
nilai λ perhitungan menggunakan rumus diatas. dan lampu gas neon. Dari percobaan ini, data yang didapatkan
yakni berupa spektrum warna yang dihasilkan dari masing-
Diketahui : y = 4 x 10-15x + 1.8176 masing variasi lampu. Yang mana masing-masing warna ini
Ditanya : λ perhitungan = ………..? mempunyai sudut deviasi yang berbeda-beda. Dimana
Jawab : nantinya dapat digunakan untuk menentukan nilai panjang
a = 4 x 10-15, b = 1,8176, y = n = 1,8352 gelombang pada setiap warnanya.
Ketika cahaya datang menuju prisma, maka akan
√ terjadi dua kali pembiasan, yaitu pada saat cahaya masuk ke
dalam prisma dan pada saat cahaya keluar prisma. Dimana
√ saat cahaya datang menuju prisma, maka cahaya yang datang
akan mendekati garis normal. Hal ini terjadi karena cahaya
datang dari medium yang rapat ke medium yang renggang,
Dari perhitungan panjang gelombang tersebut, maka
maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal.
dapat dihitung besar error panjang gelombangnya
Kemudian, pada saat cahaya keluar dari prisma, cahaya akan
dibiaskan menjauhi garis normal. Hal ini sama dengan
Diketahui : λhitung = 476 nm
keadaan sebelumnya, yakni cahaya yang datang dari medium
λref = 470 nm
yang renggang menuju medium yang rapat, maka cahaya akan
Ditanya : Error = ……….?
dibiaskan menjauhi garis normal. Selanjutnya, cahaya tersebut
Jawab :
akan terurai menjadi beberapa warna dengan panjang
| | gelombang yang berbeda-beda, yang dikenal dengan spektrum
warna. Dalam percobaan ini, spektrum warna didapatkan dari
lampu gas yang digunakan, yaitu lampu gas helium dan neon.
Lampu gas yang diletakkan didepan kolimator, akan
| |
memancarkan cahaya sejajar kearah prisma. Hal ini karena
fungsi dari kolimator, yaitu memfokuskan sumber cahaya dan
Dengan melakukan cara perhitungan seperti diatas, membuatnya sejajar dengan prisma, sehingga dapat
maka nilai dan error dapat dituliskan pada tabel 6 dipancarkan tepat pada prisma. Melalui teleskop, dapat dilihat
dan 7 dibawah ini. hasil dari dispersi cahaya yang berupa spektrum warna. Dari
hasil percobaan spektrometer ini, diperoleh bahwa spektrum
Tabel 6. warna yang dihasilkan dari lampu gas Helium adalah merah,
Data error antara ref dan hitung pada percobaan dengan kuning, hijau, biru, dan ungu. Sedangkan spektrum warna dari
menggunakan lampu gas helium lampu gas Neon adalah merah, jingga, kuning. Spektrum
hitung ref Error warna yang terbentuk pada percobaan spektrometer
No Spektrum warna
(nm) (nm) (%) disebabkan oleh pembiasan dan penguraian cahaya
1 Merah 756 693,5 9 polikromatik menjadi cahaya monokromatik. Skala vernier
2 Kuning 587 580 1,24 pada spektrometer akan menunjukkan besarnya sudut deviasi
3 Hijau 531 535 8 dari masing-masing spektrum warna yang dihasilkan.
4 Biru 477 470 1,43 Dari spektrum warna yang dihasilkan, dapat
5 Ungu 428 412 3,97 diketahui bahwa warna pertama yang diperoleh adalah warna
merah dan warna terakhir adalah warna ungu. Hal ini terjadi
Tabel 7. Data error antara ref dan hitung pada percobaan karena pada warna merah memiliki panjang gelombang yang
dengan menggunakan lampu gas neon paling besar, dengan energi foton dan frekuensi paling kecil.
Error Sehingga mempunya laju cahaya yang lambat, yang
hitung ref
No Spektrum warna menyebabkan lintasan yang dimiliki juga semakin pendek.
(nm) (nm) (%)
1 Merah 673 3 Itulah sebabnya warna merah menjadi warna pertama yang
693,5
2 Jingga 576 6,43 didapatkan. Begitu pula dengan warna ungu. Seperti yang kita
616
3 Kuning 563 2,86 ketahui bahwa warna ungu mempunyai panjang gelombang
580
paling kecil, namun dengan frekuensi dan energi foton yang
paling besar diantara warna-warna yang lainnya, hal ini
D. Pembahasan menyebabkan warna ungu ini memiliki lintasan paling besar
Percobaan spektrometer dilakukan dengan tujuan diantara warna-warna yang lainnya. Sehingga, warna ungu
untuk memahami proses terjadinya plasma dari lampu gas, menjadi warna yang paling terakhir.
menentukan dan membandingkan panjang gelombang Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa lampu gas
dapat menyala hingga akhirnya menghasilkan spektrum warna
JURNAL SAINS DAN SENI ITS 6

tersebut. Lampu gas ini dapat menyala dikarenakan pada saat tingkat akurasi yang tinggi. Adapun adanya error tersebut
diberi beda potensial, maka akan timbul arus dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor kemungkinan. Seperti
menghasilkan energi. Atom terdiri dari neutron dan proton kurang tepatnya dalam pembacaan skala Vernier.
yang disebut sebagai inti atom, dan juga elektron. Namun,
hanya elektron saja yang mampu berubah keadaannya. Pada IV. KESIMPULAN
saat dialiri arus, maka elektron yang berada pada atom-atom Dari percobaan spektrometer ini, dapat disimpulkan
lampu tersebut akan mengalami eksitasi ke tingkat energi yang bahwa spektrometer menggunakan prisma sebagai pembias
lebih tinggi. Dimana terjadi dari tingkat energi rendah ke dan pendispersi cahaya, sehingga terbentuk spektrum warna
tingkat energi yang lebih tinggi. Kemudian, karena sifat untuk tiap sumber cahaya. Spektrum warna yang teramati pada
ilmiahnya yang dimiliki, maka energi yang lebih besar tadi lampu gas Helium adalah merah, kuning, hijau, biru dan ungu.
akan melepaskan energinya pada tingkat energi yang lebih Sedangkan pada lampu gas neon adalah merah, jingga, dan
kecil. Hal inilah yang menyebabkan elektron memancarkan kuning. Indeks bias prisma yang digunakan berkisar 1,8246
energi. Dimana energi yang dipancarkannya adalah berupa sampai 1,8394. Panjang gelombang yang didapatkan dari
foton. Sehingga menyebabkan kedua lampu gas ini dapat percobaan untuk lampu helium tiap spektrum warna adalah
menyala. 756 nm, 587 nm, 531 nm, 477 nm, 428 nm. Dengan error
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan sebesar 1,24% sampai 9%. Sedangkan pada lampu Neon
nilai indeks bias dari masing-masing warna yang dihasilkan. adalah693,5 nm, 616 nm, 580 nm. Dengan error sebesar
Dimana nilai indeks bias ini tergantung dari sudut deviasi dan 2,86% sampai 6,43%.
juga sudut prisma yang telah diketahui. Dari tabel 2 dan 3,
didapatkan bahwa besarnya sudut deviasi semakin besar dari
warna merah menuju warna ungu, baik pada lampu gas helium
maupun juga lampu gas neon. Hal ini akan mempengaruhi UCAPAN TERIMA KASIH
nilai indeks bias pada masing-masing spektrum warnanya. Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah
Pada tabel 4 dan 5, didapatkan bahwa nilai indeks bias
Fisika Modern, Prof. Eddy Yahya yang telah membimbing
semakin besar dari warna merah menuju warna ungu.
Sehingga dapat diketahui bahwa semakin kecil panjang dan memberikan ilmu serta pengetahuan mengenai Fisika
gelombang yang dimiliki oleh suatu warna, maka akan Modern dan asisten laboratorium Fisika Modern Anggraeni P.
semakin besar indeks biasnya. Dan semakin kecil panjang Sari dan Dian Zherlitha yang telah membimbing dalam
gelombang yang dimiliki, maka energi yang terdapat pada pelaksanaan praktikum spektrometer serta teman-teman yang
sinar tampak akan semakin besar, yang mana menyebabkan membantu dalam kelancaran pelaksanaan praktikum ini.
sudut deviasi yang dihasilkan juga semakin besar dan
mempengaruhi nilai indeks biasnya, yakni semakin besar juga.
Jika dilihat gambar grafik yang didapatkan, bahwa DAFTAR PUSTAKA
dari lampu gas helium dan lampu gas neon dapat diketahui [1] Beise, Athur.2000.”Fisika Modern.”Jakarta:Erlangga.
adanya perbedaan yang didapatkan dari hasil regresi linearnya. [2] Beiser, Arthur. 1983. “Concepts of Modern Physics two
Yang mana pada gas helium didapatkan nilai regresi sebesar y edition”. New York: McGraw-Hill.
= 4 x 10-15x + 1,8176. Sedangkan nilai regresi pada lampu gas [3] Dosen-dosen fisika. 2014. Fisika 2. Surabaya:
neon sebesar y = 1 x 10-14x + 1,8064. Dari nilai indeks bias YANASIKA.
dan juga regresi linear yang telah didapatkan dari masing- [4] Tipler,Paul A.2001.”Fisika untuk Sains dan
masing variasi lampu, maka dapat diketahui nilai panjang Teknik.”Jakarta:Erlangga
gelombang dari masing-masing warna pada setiap variasi [5] Urone,Paul Peter.2013.”Collage Physisc.”Texas:OpeStax
lampu gas yang digunakan. Dari percobaan yang telah
dilakukan dan perhitungan yang telah didapatkan, dapat
diketahui bahwa nilai panjang gelombang dari warna merah
menuju warna ungu semakin kecil, baik pada lampu gas
helium maupun pada lampu gas neon. Yang mana hal ini telah
sesuai dengan teori yang ada pada spektrum cahaya, bahwa
nilai panjang gelombang terbesar dimiliki oleh warna merah,
sedankan nilai panjang gelombang paling kecil dimiliki oleh
warna ungu. Dimana nilai dari panjang gelombang ini dapat
dilihat pada tabel 6 dan 7.
Dari nilai panjang gelombang yang telah didapatkan
pada masing-masing warna di setiap variasi lampu gas yang
digunakan, dapat dibandinngkan nilai keseksamaannya, yakni
melalui perhitungan error atau membandingkannya dengan
nilai panjang gelombang yang sebenarnya. Dari data yang
diperoleh pada tabel 6 dan 7, dapat diketahui bahwa nilai error
yang didapatkan antara 1,24% hingga 9%. Hal ini
membuktikan bahwa percobaan yang dilakukan memiliki

Anda mungkin juga menyukai