Oleh :
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum efek fotolistrik adalah sebagai berikut :
Mengukur dan menghitung konstanta planck
Mengetahui hubungan frekuensi dengan potensial henti yang dihasilkan
masing-masing diameter filter optic.
C. LANDASAN TEORI
Pada tahun 1865, James Clerk Maxwell memperkirakan keberadaan
gelombang elektromagnetik dan menyimpulkan bahwa cahaya itu sendiri hanyalah
gelombang semacam itu. Eksperimentalis berusaha menghasilkan dan mendeteksi
radiasi ektromagnetik dan upaya pertama yang jelas berhasil dilakukan pada tahun
1886 oleh Heinrich Hertz. Di di tengah eksperimennya, ia menemukan bahwa
percikan yang dihasilkan oleh penerima elektromagnetik lebih kuat jika itu terpapar
sinar ultraviolet. Pada tahun 1888 Wilhelm Hallwachs menunjukkan bahwa sebuah
ektroskop daun emas bermuatan negative akan mengeluarkan lebih cepat dari
biasanya jika piringan seng bersih yang terhubung ke elektroskop terpapar sinar
ultraviolet. Di tahun 1899, J.J. Thomson menentukan bahwa sinar ultraviolet
menyebabkan elektron dipancarkan dari logam.
Pada tahun 1902, Phillip Lenard, seorang asisten Heinrich Hertz,
menggunakan cahaya busur karbon intensitas tinggi untuk menerangi pelat emitor.
Menggunakan pelat kolektor dan ammeter sensitif, ia mampu mengukur arus kecil
yang dihasilkan ketika pelat emitor berada terkena cahaya. Untuk mengukur energi
elektron yang dipancarkan, Lenard mengisi pelat kolektor secara negative elektron
dari pelat emitor akan ditolak. Dia menemukan bahwa ada potensi "berhenti"
minimum yang membuat semua elektron mencapai kolektor. Dia terkejut
menemukan bahwa potensi "berhenti", V, - dan karenanya energy dari elektron yang
dipancarkan - tidak tergantung pada intensitas cahaya. Ia menemukan energi
maksimum yang dipancarkan elektron memang tergantung pada warna, atau
frekuensi, dari cahaya. Pada tahun 1901 Max Planck menerbitkan teorinya tentang
radiasi. Di dalamnya ia menyatakan bahwa osilator, atau sistem fisik serupa, memiliki
sebuah set diskrit dari nilai atau tingkat energi yang mungkin; energi antara nilai-
nilai ini tidak pernah terjadi. Planck kemudian menyatakan bahwa emisi dan
penyerapan radiasi dikaitkan dengan transisi atau lompatan antara dua tingkat energi.
Energi hilang atau yang diperoleh oleh osilator dipancarkan atau diserap sebagai
kuantum energi radiasi, yang besarnya dinyatakan oleh persamaan: E = hf di mana
E sama dengan energi radiasi, f adalah frekuensi radiasi, dan h adalah konstanta
fundamental dari alam. (Konstanta, h, dikenal sebagai konstanta Planck yang bernilai
6,626 x 10-34 J.s)
Pada tahun 1905 Albert Einstein memberikan penjelasan sederhana tentang
penemuan Lenard menggunakan teori Planck. Model baru berbasis kuantum'
meramalkan bahwa frekuensi cahaya yang lebih tinggi akan menghasilkan lebih
tinggi energi yang dipancarkan elektron (fotoelektron), tidak tergantung intensitas,
sementara intensitas meningkat hanya akan meningkatkan jumlah elektron yang
dipancarkan (atau arus fotolistrik). Einstein berasumsi bahwa cahaya yang menyinari
bahan emitor dapat dianggap sebagai 'kuanta' energi (disebut foton) dengan jumlah
energi yang sama dengan hv dengan v sebagai frekuensi. Di fotolistrik efeknya, satu
'kuantum' energi diserap oleh satu elektron. Jika elektron di bawah permukaan bahan
emitor, beberapa energi yang diserap hilang ketika elektron bergerak menuju
permukaan. Ini biasanya disebut 'fungsi kerja' (W0). Jika ‘kuantum’ lebih dari ‘fungsi
kerja', maka elektron dipancarkan dengan sejumlah energi kinetik.
Einstein mengaplikasikan Teori Planck dan menjelaskan efek fotolistrik
dalam hal model kuantum menggunakan miliknya persamaan terkenal dimana dia
menerima hadiah Nobel pada tahun 1921:
𝐸 = ℎf = 𝐾 𝐸𝑚𝑎𝑘𝑠 + W0
di mana 𝐾 𝐸𝑚𝑎𝑘𝑠 adalah energi kinetik maksimum dari fotoelektron yang
dipancarkan. Dalam hal energi kinetik, 𝐾 𝐸𝑚𝑎𝑘𝑠 = ℎf − W0
Jika pelat kolektor diisi secara negatif ke potensial 'berhenti' sehingga elektron dari
emitor tidak mencapai kolektor dan arus foto adalah nol, energi kinetik tertinggi
elektron akan memiliki energi eV di mana e adalah muatan pada elektron dan V adalah
Potensial henti.
𝑒𝑉 = ℎf − W0
ℎ W0
𝑉= f−
𝑒 𝑒
Teori Einstein memprediksi bahwa jika frekuensi cahaya kejadian bervariasi, dan
Potensi 'henti', V, diplot sebagai fungsi frekuensi, kemiringan garis adalah h / e
dengan nilai e sebesar 1,602 x 10-19 C .
hubungan V dengan f
1,800
1,600 1,598
Potensial Henti V (volt)
1,400
1,200 1,188
1,000 1,005
0,800
0,600 potensial henti
0,400 0,441
0,200 0,192
0,000
5,196 5,490 6,879 7,408 8,214
Frekuensi (x 1014 Hz
Gambar 1. Grafik Potensial henti vs frekuensi dengan diameter 2 mm
potensial henti
0,500 0,493
0,309
0,000
5,196 5,490 6,879 7,408 8,214
Frekuensi (x 1014 Hz)
1,200
1,101
1,000
0,800
0,600
0,511
0,400 potensial henti
0,352
0,200 0,187
0,000
5,196 5,490 6,879 7,408 8,214
14
Frekuensi (x 10 Hz
Pada percobaan ini kami menggunakan beberapa filter optic yaitu berukuran 2
mm, 4 mm, dan 8 mm. dan menggunakan panjang gelombang yang bervarian yaitu dari
365,0 nm, 404,7 mm, 435,8 mm, 546,1 mm, dan 577,0 mm. langkah kerja nya adalah
dengan mengkalibrasi perangkat efekfotolistrik, ketika arus sudah bernilai 0 maka
praktikum dapat dilaksanakan. Pertama dengan menempatkan filter diameter 2 mm
dengan 5 kali praktikum yang berbeda panjang gelombang, catat hasil potensila henti
ketika arus bernilai 0 dan harus benar-benar bernilai 0. Kemudian melakukan hal yang
sama dnegan diameter filter yang berbeda. Jumlah praktikum yang sudah dilaksanakan
sebanyak 15 kali.
Hasil praktikum yang di hasilkan sesuai dengan analisis data hasil prkatikum
didapatkan 3 grafik dari masing-masing dimater filter yang berbeda. Pada grafik 1 yaitu
dengan diameter 2 mm dihasilkan kemiringan sebesar 0,44 sedangkan grafik 2 memiliki
kemiringan sebesar 0,433, dan grafik ke 3 sebesar 0,071. Pada grafik ketiga yaitu
diameter 8mm dihasilkan grafik yang aneh, itu terjadi karena pada panjanggelombang
8,124 mengalami nilai yang sangat jauh berbeda dengan sampel yang ada di buku
pedoman , sedangkann pada panjang gelombang yang lain sudah mendekati sampel
seperti di buku. Berdasrakan hasil grafik nilai konstanta Planck punda pata dihitung
berdasarkan rumus hitung yang terdapat di buku pedoman. Pada praktikum pertama
yairu dengan diameter 2 mm menghasilkan konstanta plack sebsesar 7,12 x 10-34 J.s
dengan hasil konstanta Planck yang sudah diketahui yati 6,626 x 10 -34 maka didapatkan
persentase perbedaanya sebesar 7,14 %,. Sedangkan pada diameter 4 mm menghasilkan
konstanta plack sebsesar 6,93x 10-34 J.s dengan hasil konstanta Planck
yang sudah diketahui , maka didapatkan persentase perbedaanya sebesar 4,5 %, dan
terakhir yaitu pada diameter 8 mm dihasilkan konstanta Planck yang berbeda sangat jauh
yaitu sebesar 1,13 x 10-34 J.s, hal itu disebabkan pada hasil arus yang dihasilkan tidak
dapat bernilai 0 melainkan bernilai 1 terus menerus, maka potensial henti yang kami
ambil adalah bernilai 0,187 yang nilainya lebih kecil dari hasil potensila henti pada
panjang gelombang selanjutnya.
Data yang kami hasilkan beberapa sudah mendekati nilai konstanta Planck tetapi
ada juga yang datanya sangat jauh berbeda dengan nilai awalanya, hal ini dapat
disebabkan karena beberapa factor yaitu kurang telitinya kami dalam menganalisis dan
mengambil nilai potensila henti yang sesuai, kemudian ada kurang fahamnya kami
dalam membaca literasi mengenai sampel data yang berada pada buku pedoman. Kami
menyadari adanya sampel data ketika sudah selesai melakukan praktkum, dan kurang
pandaninya kami dalam mengginakan perangkat efekfotolistrik. Dibutuhkan
pengambilan data yang berulang untuk menghidari kesalahn , dan perlunya tingkat
ketelitian juga sangat memperngaruhi praktikum eksperimen ini.
I. KESIMPULAN