Anda di halaman 1dari 22

OSILASI HARMONIK SEDERHANA TEREDAM

MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Gelombang
Dosen pengampu
Winda Setya, S.Si., M.Sc

Disusun oleh

Ade Putri (1152070004)


Ainul Yakin (1152070010)
Azzalya Nurisyani (1152070013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
”Osilasi Harmonik Sederhana Teredam”.
Shalawat serta salam mudah mudahan senantiasa tercurah limpahkan
kepada junjunan nabi besar kita, manusia suri tauladan bagi setiap insan, yakni
Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah manusia sempurna yang patut kita jadikan
contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan
baik tanpa rahmat Allah SWT dan bantuan, bimbingan serta dorongan dari
berbagai pihak baik secara langsung mmaupun tidak langsung dan materil
maupun spiritual.
Dari sanalah kesuksesan ini berawal, semoga ini semua dapat memberikan
sebuah kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca dan
senantiasa berada dalam naungan keridhaan-Nya. Amin.

Bandung, September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Osilasi Teredam .................................................................. 3
B. Karakteristik Osilasi Teredam.............................................................. 6
1. Osilasi Teredam Kuat ............................................................................... 6
2. Osilasi Teredam Kritis.............................................................................. 7
3. Osilasi Teredam Lemah ............................................................................ 9
C. Energi Dissipasi .................................................................................... 10
D. Aplikasi OHS Teredam ........................................................................ 12
E. Praktikum ............................................................................................. 16
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18
A. Simpulan................................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bergetar atau peristiwa getaran bolak balik disekitar daerah keseimbangan merupakan
gejala fisis yang terjadi di kebanyakan sistem fisis.ada banyak sekali getaran yang terjadi di
alam ini misal getaran pada bandul yang diayunkan atau pun pegas yang bergetar. Namun
pada kenyataannya bila dianalisa secara fisis maka akan menimbulkan beberapa jenis getaran.
Dalam sistem fisis tersebut secara garis besar getaran digolongkan menjadi getaran harmonik
sederhana dan getaran teredam dan getaran paksa. Adapun kajian dalam makalah ini adalah
berkaitan dengan getaran harmonis teredam (Osilasi harmonik teredam).
Osilasi harmonis merupakan suatu kajian yang harus kita pelajari. Karena faktanya
dalam kehidupan sehari-hari kita tak pernah lepas dari fenomena ini. Banyak sekali
pengaplikasian konsep mengenai osilasi dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah
shockbreaker yang menggunakan konsep osilasi harmonis teredam. Kajian dalam makalah ini
tidaklah sampai kepada pemanfaatan sebuah konsep untuk dijadikan suatu produk yang
berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan kami sajikan, melainkan untuk membuat
kita paham akan konsep dari osilasi itu sendiri, sehingga apabila ditujukan pada suatu
fenomena yang ada, kita dapat menelaah konsep yang berkaitan dengan fenomena tersebut,
maka tidak ada lagi yang beranggapan bahwa fisika itu abstrak.
Sebelum membahas mengenai osilasi harmonis teredam, hendaklah mengetahui
mengenai pengertian osilasi harmonis itu sendiri. Osilasi adalah gerak bolak-balik suatu
benda yang terjadi secara periodik atau berkala yaitu gerak benda tersebut berulang pada
selang waktu tetap. (Soedojo, 1999). Osilasi terjadi jika sistem diberikan gaya sehingga
bergerak dari posisi kesetimbangan. Sedangkan osilasi harmonis sendiri adalah suatu gerak
osilasi benda yang dipengaruhi oleh gaya pemulih yang linier dan tidak mengalami
pengurangan (dissipasi tenaga). Menurut (Giancoli, FISIKA jilid 1, 1997) Osilasi harmonis
sederhana Adalah suatu sistem yang bergetar di mana gaya pemulih berbanding lurus dengan
negatif simpangannya. Gaya pemulih yang merupakan gaya yang bekerja dalam arah
mengembalikan massa benda ke posisi setimbangnya.

1
Pada umumnya setiap benda yang berisolasi akan berhenti berisolasi jika tidak
digetarkan secara terus menerus. Benda yang pada mulanya bergetar atau berosilasi bisa
berhenti karena mengalami redaman. Redaman bisa terjadi akibat adanya gaya hambat atau
gesekan. Osilasi yang mengalami redaman inilah yang disebut sebagai osilasi teredam.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan OHS Teredam?


2. Bagaimana persamaan umum dari OHS Teredam?
3. Apa saja jenis-jenis keadaan dari OHS Teredam?
4. Bagaimana praktikum yang dilakukan dalam materi OHS Teredam?
5. Bagaimana cara mencari solusi dari persamaan OHS Teredam?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah

1. Mengetahui pengertian OHS Teredam


2. Mengetahui persamaan umum dari OHS Teredam
3. Mengetahui jenis-jenis keadaan dari OHS Teredam
4. Mengetahui praktikum yang dilakukan dalam materi OHS Teredam
1. Mengetahui cara mencari solusi dari persamaan OHS Teredam

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Osilasi Teredam
Sebelum membahas tentang osilasi harmonis teredam, tentulah terlebih dahulu
mengetahui konsep mengenai osilasi harmonis. Menurut (Fanharil, 2015) Osilasi harmonis
adalah gerak bolak-balik yang terjadi di sekitar titik kesetimbangan. Osilasi terjadi bila
sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan stabilnya. Adapun karakteristik dari
gerakan osilasi adalah bersifat periodik. Gerakan periodik atau getaran merupakan gerakan
sebuah objek secara berulang ulang kemudian akan kembali ke posisi awal setelah beberapa
waktu. Contoh bentuk sederhana dari gerak periodick adalah benda yang berosilasi pada
ujung pegas.

Jika suatu sistem berosilasi di sekitar posisi setimbangnya maka pada sistem tersebut
bekerja sebuah gaya balik atau gaya pemulih (restoring force) yang besarnya sebanding
dengan jarak sistem dari posisi setimbangnya. Gaya tersebutlah yang akan mengembalikan
sistem pada posisi setimbangnya. (Susilo, Anto; Yunianto, Mohtar; Variani, Viska Inda;,
2012)

Pada kenyataannya osilasi harmois sederhana sulit untuk ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Sistem yang berosilasi secara harmonnis mengalami gesekan dengan udara
sehingga simpangan dari gerakan yang berosilasi tersebuat akan berkurang terhadap fungsi
waktu. Gerak osilasi inilah yang disebut sebagai gerak osilasi teredam. Menurut (Giancoli,
FISIKA Jilid 1, Edisi Keempat, 1997) Osilasi Harmonis teredam merupakan gerakan benda
yang dipengaruhi oleh gaya penghambat atau redaman yang menyebabkan amplitude osilasi
berkurang secara perlahan terhadap waktu sampai akhirnya berhenti. Gaya penghambat atau
redaman ini dapat berupa gaya gesek udara maupun factor internal pada sistem yang
berisolasi. Besarnya gaya redaman (gesekan) sebanding dengan kecepatan, namun arahnya
berlawanan. Gaya redaman tersebut dituliskan sebagai berikut:

𝑑𝑥
𝐹𝑑 = −𝑏 = −𝑏𝑣
𝑑𝑡

Dimana:𝑏 = konstanta redaman

𝑣 = kecepatan gerakan osilasi

3
Tanda negatif menggambarkan bahwa gaya redaman berlawanan arah dengan
kecepatan pergerakan saat suatu sistem berosilasi. Sehingga usaha yang dilakukan oleh gaya
tak konservatif ini selalu berkurang. Artinya, gaya redaman menyebabkan energi mekanik
suatu sistem berkurang dalam interval waktu tertentu.

Σ𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹 + 𝐹𝑑

Σ𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = −𝑘𝑥 + (−𝑏𝑣) = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑣

Apabila persamaan diterapkan pada persamaan hokum Newton II, maka gaya total yang
bekerja pada beban yang berosilasi dinyatakan dengan:

Σ𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑣
𝑚𝑎 = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑣
𝑚𝑎 + 𝑏𝑣 + 𝑘𝑥 = 0

𝑑2𝑥 𝑑𝑥
𝑚 + 𝑏 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

Catatan: 𝑚, 𝑏 dan 𝑘 adalah konstanta


Atau dapat ditulis
𝑥̈ + 𝛾𝑥̇ + 𝜔𝑜 2 𝑥 = 0
Dimana
𝑏
𝛾= merupakan karakteristik redaman
𝑚

𝑏
𝜔𝑜 = √ merupakan frekuensi osilasi sudut tanpa adanya redaman
𝑚

( (Smith, 2010, p. 66)

Dalam osilasi harmonis teredam, amplitudo menurun secara eksponensial, sehingga:


𝐴(𝑡) = 𝐴0 𝑒 −𝛼𝑡
Dan simpangannya menjadi:
𝑥(𝑡) = 𝐴(𝑡) cos(𝜔𝑡 + 𝜃)

Persamaan umum untuk osilasi harmonis teredam adalah:

4
𝑥(𝑡) = 𝑥0 𝑒 𝛼𝑡

𝑑𝑥
2
= 𝛼𝑥0 𝑒 𝛼𝑡 = 𝛼𝑥(𝑡)
𝑑𝑡

𝑑2𝑥
= 𝛼 2 𝑥0 𝑒 𝛼𝑡 = 𝛼 2 𝑥(𝑡)
𝑑𝑡 2

Dengan mensubstitusikan persamaan ke dalam persamaan

𝑑2𝑥 𝑑𝑥
𝑚 2 +𝑏 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑚𝛼 2 𝑥 + 𝑏𝑎𝑥 + 𝑘𝑥 = 0

Dengan menghilangkan variabel x, maka persamaannya menjadi:

𝑚𝛼 2 + 𝑏𝑎 + 𝑘 = 0

Solusi persamaan kuadratik di atas adalah:

𝑟 𝑟2 𝑠
𝛼=− ±√ 2−
2𝑚 4𝑚 𝑚

(Pain, 2005)

Dengan r = b dan s = k, maka persamaannya menjadi:

𝑏 𝑏2 𝑘
𝛼=− ±√ 2−
2𝑚 4𝑚 𝑚

Catatan:

𝑏
Untuk 2𝑚 dan (𝑘/𝑚)1/2 dan 𝛼 merupakan dimensi invers waktu (𝑇 −1 ), kecuali bentuk dari

𝑒 𝛼𝑡 .

Jika dimasukkan ke dalam persamaan 𝑥(𝑡) = 𝑥0 𝑒 𝛼𝑡 menjadi:

𝑏 √ 𝑏2 𝑘
− + − 𝑡
𝛼1 = 𝑥0 𝑒 2𝑚 4𝑚2 𝑚

𝑏 √ 𝑏2 𝑘
− ± − 𝑡
𝛼2 = 𝑥0 𝑒 2𝑚 4𝑚2 𝑚

Atau dapat dituliskan menjadi:

5
𝑏 √ 𝑏2 𝑘 𝑏 √ 𝑏2 𝑘
− + − 𝑡 − − − 𝑡
𝑥 = 𝑥1 + 𝑥2 = 𝑥0 𝑒 2𝑚 4𝑚2 𝑚 + 𝑥0 𝑒 2𝑚 4𝑚2 𝑚

Diskriminan dapat bernilai positif, nol atau negatif. Dari keadaan tersebut dapat
diberikan 3 solusi yang menggambarkan jenis keadaan tersebut, yaitu:

𝑏2 𝑘
1. Bernilai positif jika (4𝑚2 > 𝑚) keadaan ini disebut osilasi teredam kuat
𝑏2 𝑘
2. Bernilai nol jika (4𝑚2 = 𝑚) keadaan ini disebut osilasi teredam kritis
𝑏2 𝑘
3. Bernilai negatif (4𝑚2 < 𝑚) keadaan ini disebut osilasi teredam lemah (Pain, 2005)

B. Karakteristik Osilasi Teredam

1. Osilasi Teredam Kuat

Teredam kuat
Pada gerak teredam kuat tidak menggambarkan getaran periodik (gerakan bolak-
balik), simpangan getaran akan berkurang atau sama sekali tidak bergerak tetap berada posisi
kesetimbangan atau bisa dikatakan overshoot yang terjadi sangat kecil. Ini terjadi jika nilai
rasio redaman lebih dari satu. Pada keadaan ini gerak teredam mempunyai dua akar
persamaan karakteristik 𝛼 = 𝛼1 ≠ 𝛼2 yang bernilai berbeda. Solusi umum persamaan ini
adalah:
𝑋(𝑡) = 𝐴𝑒 𝛼1 𝑡 + 𝐵𝑒 𝛼2𝑡

Contoh soal
Frekuensi osilator harmonik teredam adalah satu setengah frekuensi yang sama osilator tanpa
redaman. Tentukan rasio maksima (Amplitudo) dari osilasi berturut-turut !

Jawab:

Diketahui:

6
1
𝜔𝑑 = 𝜔0 = (𝜔0 2 − 𝛾 2 )1/2
2

𝜔0 2
𝜔𝑑 2 = = 𝜔0 2 − 𝛾 2
4

𝛾 = 𝜔0 (3/4)1/2

1 2𝜋
𝛾𝑇𝑑 = 𝜔0 (3/4)2 [ 𝜔 ] = 10.88
0
2

Dengan demikian, rasio maksimum (amplitudo) adalah:

𝑒 −𝛾𝑇𝑑 = 𝑒 −10.88 = 0.00002

Ini merupakan Osilasi teredam kuat.

2. Osilasi Teredam Kritis

Respon Osilasi redaman kritis


Untuk suatu getaran redam kritis akan mendekati kesetimbangan dengan suatu kadar laju
yang lebih cepat daripada gerak terlampau redam maupun gerak kurang redam. Getaran
redaman kritis akan terjadi jika rasio redamannya sama dengan satu. Sifat ini penting guna
mendesain suatu sistem ayunan praktis, misalnya galvanometer analog.
Solusi umum dari keadaan ini adalah

𝑥 (𝑡) = 𝑒 𝛼𝑡 (𝐴 + 𝐵𝑡)

7
Solusi terdiri dari dua istilah dalam fungsi peluruhan eksponensial. Ini menunjukkan
bahwa jika massa dilepaskan dari keadaaan diam setelah perpindahan awal, maka pegas
tidak akan berosilasi dan akan kembali dengan cepat ke posisi setimbangnnya.
(Poonyawatpornkul & Wattanakasiwich, 2013)

Contoh 2. Tentukan solusi khusus dari persamaan OHS teredam kritis dan solusi khusus bila
nilai awal 𝑥(0) = 1 dan 𝑥 ′ (0) = 0 dengan persamaan

𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
+ 4 + 4𝑥 = 0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

Penyelesaian

𝑏2 𝑘 42 4
= → = → 4 = 4 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝛼1 = 𝛼2
4𝑚2 𝑚 4 × 12 1

𝑏 4
𝛼1 = 𝛼2 = − =− = −2
2𝑚 2×1

Sehingga solusi khusus adalah

𝑥 (𝑡) = 𝑒 −2𝑡 (𝐴 + 𝐵𝑡)

bila nilai awal 𝑥(0) = 1 dan 𝑥 ′ (0) = 0 maka

𝑥 (0) = 𝑒 −2(0) (𝐴 + 𝐵(0)) → 1=𝐴

𝑑𝑥
= 𝑒−2𝑡 𝐵 + (−2)𝑒−2𝑡 (𝐴 + 𝐵𝑡)
𝑑𝑡

𝑥 ′ (0) = 𝑒−2(0) 𝐵 + (−2)𝑒−2(0) (𝐴 + 𝐵(0))

0 = 𝐵 − 2 (1 + 0)

𝐵=2

Sehingga solusi khusus bila 𝑥(0) = 1 dan 𝑥 ′ (0) = 0 adalah

𝑥 (𝑡) = 𝑒 −2𝑡 (1 + 2𝑡)

8
3. Osilasi Teredam Lemah

Respon osilasi Getaran Kurang Teredam

Pada semua gerak osilasi sebenarnya ada energi mekanik terdisipasi karena adanya
pengaruh gaya gesekan. Contoh: sebuah pegas yang berhenti berosilasi karena pengaruh
redaman. Jadi, jika ada energi gerak osilasi berkurang terhadap waktu disebut teredam.

Pada osilator teredam lemah, gaya redaman sebanding dengan kecepatan benda
namun arahnya berlawanan. Benda yang mengalami redaman lemah biasanya melakukan
beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda masih melakukan beberapa getaran sebelum
berhenti karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar.

𝑏 𝑘
Osilasi teredam lemah terjadi apabila 𝛾 2 − 𝜔0 2 < 0 atau saat < 𝑚 sebuah massa
4𝑚2

akan melakukan beberapa getaran hingga akhirnya terhenti, hal ini menggambarkan bahwa
pada kondisi saat osilasi teredam lemah, benda tidak langsung berhenti bergetar melainkan
melakukan getaran terlebih dahulu.
1
𝑏 𝑘 2
Dalam bentuk (4𝑚2 + ) bilangan imaginer adalah suatu bilangan yang terdapat
𝑚

pada angka negatif dalam suatu akar kuadrat.


Misalnya:
1 1
𝑏 𝑘 2 𝑏 𝑘 2
± ( 2 + ) = ±√−1 ( 2 + )
4𝑚 𝑚 4𝑚 𝑚
𝑏 𝑘 1/2
= ±𝑖 ( + ) 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖 = √−1
4𝑚2 𝑚

Sehingga, persamaan untuk simpangannya adalah:


2 ⁄4𝑚2 )1/2 𝑡 2 ⁄4𝑚2 )1/2 𝑡
𝑥 = 𝐶1 𝑒 −𝑟𝑡/2𝑚 𝑒 +𝑖(𝑘⁄𝑚−𝑟 + 𝐶2 𝑒 −𝑟𝑡/2𝑚 𝑒 −𝑖(𝑘⁄𝑚−𝑟

9
Frekuensi sudut dari osilasi teredam lemah dinyatakan dengan 𝜔 yang besarnya
dinyatakan dengan persamaan:
𝑏 𝑘 1/2
𝜔𝑑 = ( 2 + )
4𝑚 𝑚

Sehingga eksponen kedua dinyatakan dengan

𝑒 𝑖𝜔𝑑 𝑡 = cos 𝜔𝑑 𝑡 + 𝑖 sin 𝜔𝑑 𝑡


Hal ini menunjukkan bahwa untuk simpangan x pada saat berosilasi adalah dengan
𝑏 𝑘 1/2
menggunakan frekuensi yang baru yaitu 𝜔𝑑 = (4𝑚2 + 𝑚) dengan 𝜔𝑑 < 𝜔 = (𝑘/𝑚)2 ,

frekuensi ini merupakan frekuensi ideal untuk osilasi harmonis sederhana. Adapun untuk
membandingkan dengan osilasi teremdam, kita harus membuat solusi persamaan untuk 𝑥 =
𝐴𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑑 𝑡 + 𝜃) seperti dalam osilasi sederhana, dengan menggunakan 𝜔 = 𝜔𝑑 𝑡.
Dengan menuliskan:
𝑥 = 𝐶1 𝑒 −𝑟𝑡/2𝑚 (𝐶1 𝑒 −𝑖𝜔𝑑 𝑡 + 𝐶2 𝑒 −𝑖𝜔𝑑 𝑡 )
Dengan memasukkan:
𝐴 𝑖𝜃
𝐶1 = 𝑒
2𝑖
𝐴
𝐶1 = 𝑒 𝑖𝜃
2𝑖

Di mana A dan 𝜃 ( begitupun dengan 𝑒 𝑖𝜃 ) adalah konstan, dan bergantung pada


gerakannya pada t=0, sehingga persamaan untuk x adalah:

−𝑟𝑡/2𝑚
[𝑒 𝑖(𝜔𝑑 𝑡+𝜃) − 𝑒 −𝑖(𝜔𝑑 𝑡+𝜃) ]
𝑥 = 𝐴𝑒 = 𝐴𝑒 −𝑟𝑡/2𝑚 sin(𝜔𝑑 𝑡 + 𝜃)
2𝑖
(Pain, 2005)
Periode osilasi lemah teredam dinyatakan dengan:
2𝜋 2𝜋
𝑇𝑑 = =
𝜔𝑑 (𝜔0 2 − 𝛾 2 )1/2
C. Energi Dissipasi
Energi dissipasi adalah energy yang hilang pada redaman/hamburan dan dinyatakan besarnya
1 1
dE dengan 𝐸 = 𝑚𝑥̇ + 2 𝑘𝑥 2
2

10
𝑑 1 1
𝑑𝐸 = ( 𝑚𝑥̇ + 𝑘𝑥 2 ) = 𝑚𝑥̈ 𝑥̇ + 𝑠𝑥𝑥̇ = 𝑥̇ (−𝑏𝑥̇ )
𝑑𝑡 2 2
𝑑𝐸
= −𝑏𝑥̇ 2 menyatakan energo yang hilang persatuan waktu atau laju kerja melawan gaya
𝑑𝑡

friksi/gaya hambat. (Soejati, Djuhana, & Sugihartono, 2004)


Besaran-besaran yang menyatakan adanya redaman pada osilator
1. Logarithmic decrement (𝛿)
𝐴𝑛
𝛿 = 𝑙𝑛
𝐴𝑛+1
2. Waktu relaksasi modulus = tr
2𝑚
𝑡𝑟 =
𝑏

𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚


3. Q = factor kualitas = 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠

𝑚𝜔′
𝑄=
𝑏
(Soejati, Djuhana, & Sugihartono, 2004)
4. OHS Teredam nonlinear

Mekanisme penentuan persamaan untuk osilator teredam nonlinier sebenarnya


memiliki persamaan dengan penentuan persamaan untuk komponen (ampitudo, perpindahan,
kecepatan dan energi) dalam osilator teredam linier. Untuk menemukan persamaan yang
akurat dalam osilator teredam seperti transfer energi yang diredam dapat menggunakan
metode NESs (Nonlinear Energy Sinks). Melalui metode ini, persamaan osilator teredam
nonlinier dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis suatu sistem yang
bersifat dinamis.

Osilator nonlinear telah dipelajari secara ekstensif oleh Nayfeh dan Mook (1979) dan
Nayfeh (1973) dengan menerapkan metode perturbasi dan multiple scale untuk mendapatkan
solusi persamaan gerak periodik dan mempelajari perilaku dinamis dari suatu sistem.

Andrianov dan Awrejcewicz (2003) telah mengusulkan sebuah perkiraan persamaan


untuk osilator nonlinear teredam dari nilai kekakuan suatu pegas menggunakan pendekatan
asimtotik. Dari pendekatan asimtotik tersebut, mereka mendapatkan suatu persamaan osilator
teredam nonlinier yaitu:

𝑚𝑥̈ + 𝑐𝑥̇ + 𝑘𝑥 𝑛 = 0
dimana m adalah massa, c adalah koefisien redaman k adalah koefisien kekakuan suatu pegas
nonlinier. And n = 3,4,5,…,eksponen integer-ganjil dari gaya pegas nonlinier. Normalisasi
persamaan di atas terhadap massa adalah:
𝑥̈ + 𝛼𝑥̇ + 𝛽𝑥 𝑛 = 0

11
dimana 𝛼 koefisien redaman dinormalisasi massa dan 𝛽 adalah koefisien kekakuan nonlinier
yang dinormalisasi oleh massa. Di mana ntuk n =1 digunakan untuk osilator teredam linier.
Persamaan untuk perpindahan dan kecepatan pada osilator nonlinier adalah:
−2𝛼
𝑋𝑑 (𝑡) = 𝑋𝑑 (0)𝑒 (𝑛+1)𝑡
𝑛+1
𝑋𝑣 (𝑡) = 𝑋𝑣 (0)𝑒 (−𝛼𝑛+3)𝑡
Adapun untuk persaman energi pada osilator teredam nonlinier adalah:
𝑛+1
𝐸̃ (𝑡) = 𝐸0 𝑒 (−2𝛼𝑛+3)𝑡
(Al-Shudeifat, 2013)

D. Aplikasi OHS Teredam


Peredam Kejut (Shock Absorber)

Shock absorber adalah salah satu komponen dalam system suspensi, yang berfungsi untuk
meredam gaya osilasi dari pegas. Shock absorbers berfungsi untuk memperlambat dan
mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi kinetik dari gerakan suspensi
menjadi energi panas yang dapat dihamburkan melalui cairan hidrolik. Peredam kejut
(shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada bagian atasnya terhubung dengan
piston dan dipasangkan dengan rangka kendaraan. Bagian bawahnya, terpasang dengan
silinder bagian bawah yang dipasangkan dengan as roda. Fluida kental menyebabkan gaya
redaman yang bergantung pada kecepatan relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini
membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda. (Syatria, 2013)

12
PENJELASAN DAN CARA KERJA SHOCK ABSORBER
Shock absorber merupakan komponen penting suatu kendaraan yaitu dalam sistem
suspensi, yang berguna untuk meredam gaya osilasi dari pegas. Shock absorber berfungsi
untuk memperlambat dan mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi
kinetik dari gerakan suspensi menjadi energi panas yang dapat dihamburkan melalui cairan
hidrolik.

Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada bagian atasnya
terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan rangka kendaraan. Bagian bawahnya,
terpasang dengansilinder bagian bawah yang dipasangkan dengan as roda. Fluida kental
menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan relatif dari kedua ujung unit
tersebut. Hal ini membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda.

Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan akan cenderung beroskilasi
naik turun pada waktu menerima kejutan dari jalan. Akibatnya berkendaraan menjadi tidak
nyaman. Untuk itu shock absorber dipasang untuk meredam oskilasi dengan cepat agar
memperoleh kenikmatan berkendaraan dan kemampuan cengkeram ban terhadap jalan. Di
dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber.
Pada shock absorber tipe ini, gaya redamnya dihasilkan oleh adanya tahanan aliran minyak
karena melalui orifice (lubang kecil) pada waktu piston bergerak.

Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan tabung. Piston adalah
komponen dalam tabung shock absorber yang bergerak naik turun di saat shock absorber
bekerja. Sedangkan tabung adalah tempat dari minyak shock absorber dan sekaligus ruang
untuk piston bergerak naik turun. Dan yang terakhir adalah piston rod adalah batang yang

13
menghubungkan piston dengan tabung bagian atas (tabung luar) dari shock absorber. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar detail struktur shock absorber

Shock absorbers bekerja dalam dua siklus yakni siklus Kompresi dan siklus Ekstensi.
1. Siklus kompresi (Penekanan)
Saat shock absorber ditekan karena gaya osilasi dari pegas suspensi, maka gerakan
yang terjadi adalah shock absorber mengalami pemendekan ukuran. Siklus kompresi
terjadi ketika piston bergerak ke bawah, menekan fluida hidrolik di dalam ruang
bawah piston. Dan minyak shock absorber yang berada dibawah piston akan naik
keruang atas piston melalui lubang yang ada pada piston. Sementara lubang kecil
(orifice) pada piston tertutup karena katup menutup saluran orifice tersebut.
Penutupan katub ini disebabkan karena peletakan katup yang berupa membran (plat
tipis) dipasangkan dibawah piston, sehingga ketika minyak shock absorber berusaha
naik ke atas maka katup membran ini akan terdorong oleh shock absorber dan
akilbatnya menutup saluran orifice. Jadi minyak shock absorber akan menuju ke atas
melalui lubang yang besar pada piston, sementara minyak tidak bisa keluar melalui
saluran oriface pada piston. Pada saat ini shock absorber tidak melakukan peredaman
terhadap gaya osilasi dari pegas suspensi, karena minyak dapat naik ke ruang di atas
piston dengan sangat mudah.
2. Siklus ekstensi (Memanjang).
Pada saat memanjang piston di dalam tabung akan begerak dari bawah naik ke atas.
Gerakan naik piston ini membuat minyak shock absorber yang sudah berada diatas
menjadi tertekan. Minyak shock absorber ini akan mencari jalan keluar agar tidak

14
tertekan oleh piston terus. Maka minyak ini akan mendorong katup pada saluran
oriface untuk membuka dan minyak akan keluar atau turun ke bawah melalui saluran
oriface. Pada saat ini katup pada lubang besar di piston akan tertutup karena letak
katup ini yang berada di atas piston. Minyak shock absorber ini akan menekan katup
lubang besar, piston ke bawah dan mengaakibat katup ini tertutup. Tapi letak katup
saluran oriface membuka karena letaknya berada di bawah piston, sehingga ketika
minyak shock menekan ke bawah katup ini membuka. Pada saat ini minyak shock
absorber hanya dapat turun ke bawah melalui saluran orifice yang kecil. Karena
salurannya yang kecil, maka minyak shock absorber tidak akan bisa cepat turun ke
bawah alias terhambat. Di saat inilah shock absorber melakukan peredaman terhadap
gaya osilasi pegas suspensi.
Tipikal mobil atau truk ringan akan memiliki lebih banyak perlawanan selama siklus
ekstensi daripada siklus kompresi. Semua peredam kejut modern adalah kecepatan-
sensitif – suspensi semakin cepat bergerak, semakin banyak perlawanan yang shock
breker sediakan. Hal ini memungkinkan guncangan untuk menyesuaikan diri dengan
kondisi jalan dan untuk mengontrol semua gerakan yang tidak diinginkan yang dapat
terjadi dalam kendaraan yang bergerak.
Cara kerja dari shock absorber tersebut di atas merupakan shock absorber yang bertipe
single action, sedangkan untuk shock absorber bertipe double action tidak menggunakan
saluran besar pada piston, kedua-duanya hanya berupa saluran orifice saja. Sehingga saat
kompresi, shock absorber akan melakukan peredaman terhadap gaya osilasi pegas suspensi.

Tipe Shock Absorber :

Shock absorber dapat digolongkan menurut cara kerjanya, kontruksi, dan medium kerjanya.

1. Menurut Cara Kerjanya

a Shock absorber kerja tunggal (single action), Efek meredam hanya terjadi pada waktu
shock absorber berekspansi. Sebaliknya pada saat kompresi tidak terjadi efek
meredam.

b Shock absorber kerja ganda. (Multiple action), Baik saat ekspansi maupun kompresi
absorber selalu bekerja meredam. Pada umumnya kendaraan sekarang menggunakan
tipe ini.
2. Menurut Konstruksi

15
a Shock absorber tipe twin tube, di dalam shock absorber tipe ini terdapat pressure tube
dan outer tube yang membatasi working chamber (silinder dalam) dan reservoir
chamber (silinder luar).

b Shock absorber tipe mono-tube di dalam shock absorber hanya terdapat satu silinder
(atau tanpa reservoir).

3. Menurut Media Kerjanya


a Shock absorber tipe hidraulis, di dalamnya hanya terdapat minyak shock absorber
sebagai medium kerja.

b Shock absorber berisi gas adalah absorber hidraulis yang diisi dengan gas. Gas yang
biasanya digunakan adalah nitrogen.
Secara sederhana shock absorber merupakan pengaplikasian dari gerak osilasi harmonic yang
teredam. (Pinjarla & Lakshmana Kishore, 2012)

E. Praktikum
1. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
a. Statif
b. Pegas
c. Damper
d. Beban
e. Kertas
f. Bolpen warna-warni
g. Oli
h. Air
2. Langkah-langkah Praktikum
Adapun langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Alat dan bahan praktikum disiapkan terlebih dahulu dan disusun seperti gambar di
bawah ini

16
Penyusunan rangkaian pegas
b. Video record pada Handphone diplay
c. Pegas pada sistem disimpangkan sejauh 5 cm
d. Beban dilepaskan secara perlahan dan ditunggu hingga getaran pada beban mulai
melemah dan steady
e. Langkah di atas diulangi sebanyak 3 kali
f. Langkah a sampai e diulangi dengan mengganti isi wadah plastik dengan oli dan air
g. langkah a sampai f diulangi dengan menggunakan 2 pegas paralel
h. Hasil data percobaan dianalisis untuk menentukan konstanta pegas dan rasio teredam
(Prasojo & Badriyah, 2015)

17
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Pada kenyataannya osilasi harmois sederhana sulit untuk ditemui dalam kehidupan sehari-
hari. Sistem yang berosilasi secara harmonnis mengalami gesekan dengan udara sehingga
simpangan dari gerakan yang berosilasi tersebuat akan berkurang terhadap fungsi waktu.
Gerak osilasi inilah yang disebut sebagai gerak osilasi teredam. Osilasi Harmonis teredam
merupakan gerakan benda yang dipengaruhi oleh gaya penghambat atau redaman yang
menyebabkan amplitude osilasi berkurang secara perlahan terhadap waktu sampai akhirnya
berhenti. Gaya total yang bekerja pada beban yang berosilasi dinyatakan dengan:
𝑚𝛼 2 + 𝑏𝑎 + 𝑘 = 0
Solusi persamaan kuadratik di atas adalah:

𝑏 𝑏2 𝑘
𝛼= ±√ 2−
2𝑚 4𝑚 𝑚

Diskriminan dapat bernilai positif, nol atau negatif. Dari keadaan tersebut dapat diberikan 3
solusi yang menggambarkan jenis keadaan tersebut, yaitu keadaan redaman kuat, keadaan
redaman kritis, dan keadaan redaman lemah.

B. Saran
Akhirnya, hanya kepada Allah-lah tempat mengembalikan segala urusan. Semoga
makalah ini menjadi satu bentuk sumbangan pikiran yang dapat membantu banyak orang,
menjadi catatan kebaikan, dan menebarkan banyak manfaat tidak hanya di dunia semata,
tetapi dapat merasakan manfaatnya sampai akhirat kelak.

Bukan gading jika tak retak. Segala bentuk masukan, kritik, dan saran yang konstruktif
sangat kami nantikan, demi kemajuan yang lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Al-Shudeifat, M. A. (2013). Analytical formulas for the energy,velocity and displacement


decays of purely nonlinear damped oscillators. Journal of Vibration and Control, 1-
10.
Fanharil. (2015). Gerak Osilasi dan Jatuh Bebas. p. 1.
Giancoli, D. C. (1997). FISIKA jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, D. C. (1997). FISIKA Jilid 1, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Pain, H. J. (2005). THE PHYSICS OF VIBRATIONS. England: John Wiley & Sons Ltd.
Pinjarla, P., & Lakshmana Kishore, T. (2012). DESIGN AND ANALYSIS OF A SHOCK
ABSORBER. IJRET: International Journal of Research in Engineering and
Technology.
Poonyawatpornkul, J., & Wattanakasiwich, P. (2013). High-speed video analysis of damped
harmonic motion. PHYSICS EDUCATION, 784-785.
Prasojo, F. T., & Badriyah, A. N. (2015). Laporan Resmi Praktikum Getaran. Retrieved
September 12, 2017, from Academia:
https://www.academia.edu/16776301/LAPORAN_RESMI_PRAKTIKUM_GETARA
N_TEREDAM
Smith, W. F. (2010). Waves and Oscillations. New York: Oxford University Press.
Soedojo, P. (1999). Mekanika Klasik. Yogyakarta: Andi.
Soejati, S., Djuhana, D., & Sugihartono, I. (2004). Catatan Kuliah Gelombang. Depok: Que
Project Departemen Fisika.
Susilo, Anto; Yunianto, Mohtar; Variani, Viska Inda;. (2012). Simulasi gerak sederhana dan
osilasi teredam pada cassy- E 524000. Indonesian Journal of Applied Physics, 2(1),
124-137.
Syatria, A. (2013). Artikel Aplikasi Gelombang. Retrieved September 13, 2017, from
SCRIBD: https://www.scribd.com/document/129540245/Artikel-Aplikasi-Gelombang

19

Anda mungkin juga menyukai