Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA III


PENGUKURAN TETAPAN HALL DAN RAPAT PEMBAWA MUATAN DENGAN
METODA EFEK HALL
PERCOBAAN FZP 3

DISUSUN OLEH :

Nama / No MHS : RIRIN ERNAWATI /12063


Kelompok : II
Hari / Tgl Praktikum : Rabu, 30 Maret 2011
Rekan Kerja : Intan Rindu K (11965)
Asisten : Richana Indrawati
Dosen Pembimbing : Dr. Kuwat Triyana

LABORATORIUM FISIKA ZAT PADAT


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
I. PENDAHULUAN
Sensor merupakan suatu alat untuk mengukur atau mendeteksi kejadian alam
seperti sesuatu yang bergerak, panas, sinar dan mengubahnya menjadi representasi
digital atau analog. Ada berbagai macam sensor yang sering digunakan, dan salah
satunya ialah sensor efek hall. Sensor efek hall adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi medan magnet. Hasil keluaran dari sensor efek hall ini akan menghasilkan
sebuah tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang dideteksi
oleh sensor efek hall, sedang efek hall itu sendiri ialah peristiwa berbeloknya aliran
listrik (elektron) dalam pelat konduktor. Sensor efek hall banyak digunakan karena
memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi dibanding sensor lain yang sejenis, serta
karena murah dan mudah di dapat. Maka dari itu, tujuan dari eksperimen ini
mengamati secara langsung bagaimana efek hall bisa terjadi. Serta memberikan
gambaran pemanfaatan efek Hall dalam perkembangan teknologi.

II. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini:
1. mempelajari gejala Fisika yang dinamakan “Efek Hall”
2. menentukan nilai “Tetapan Hall” dan “Rapat pembawa Muatan” dengan
metode Efek Hall.

III. Dasar teori


Adanya gaya pada muatan bergerak dalam sebuah konduktor yang berada
dalam medan magnet diperagakan dalam Efek Hall. Efek Hall berkaitan dengan suatu
cara pengukuran eksperimental sifat listrik yang dilaporkan oleh E.H. Hall pada tahun
1879. Apabila model elektron bebas terkuantisasi dianut, dan efek ini ingin ditelusuri
secara teoritik dengan baik, maka perlu dilakukan telaah seperti yang dilakukan Hall.
Dalam telaah Efek Hall disini akan ditempuh pendekatan sederhana, menurut elektron
bebas klasik.

Gambar 1. Arah medan magnet


Ditinjau suatu bahan tipis tebal a yang diletakkan dalam medan magnet
serbasama Setiap muatan q mengalami gaya magnetik sebesar :

(1)
Dengan :
= gaya magnetik
= besarnya kecepatan hanyut (drift velocity) muatan-muatan didalam
bahan
Gaya magnetik selanjutnya menyebabkan terjadinya penimbunan muatan-
muatan listrik yang berbeda jenis pada kedua sisi bahan, sehingga timbul medan
transversal ( x) EH pada arah sumbu yang dinamakan “ medan hall” . Kehadiran
medan EH menimbulkan gaya listrik Fe = q EH yang berlawanan arah dengan gaya
magnetik Fm.
Dalam keadaan setimbang berlaku Fe= Fm atau
(2)
Setelah dicapai keadaan setimbang tidak terjadi lagi pembelokan muatan-
muatan listrik. Oleh karena EH bersifat serba sama maka berlaku
(3)

Dengan b adalah tinggi badan dan VH adalah beda potensial antara kedua
permukaan bahan yang menampung muatan-muatan listrik yang berlawanan tanda.
Beda potensial VH ini dinamakan “ Potensial Hall”
Kecepatan hanyut v dalam persamaan (2) dapat dinyatakan dalam arus ajeg I H
yang dapat diukur langsung. Bila nH adalah rapat pembawa muatan (jumlah pembawa
muatan persatu satuan volume bahan) dan A= ab , adalah luas penampang bahan. Dari
kaitan j= nqv dan j= IH / A , diperoleh :
(4)

Penggabungan persamaan – persamaan (2), (3) , dan (4) menghasilkan


(5)

Dengan
(6)
Adalah tetapan yang nilainya hanya bergantung pada parameter – parameter
mikroskopis bahan cuplikan. Tetapan RH ini dinamakan “ tetapan Hall” . Persamaan
(5) diatas menegaskan bahwa vH berbanding lurus dengan Bo dan IH . Kenyataan ini
mewujudkan dalam eksperimen efek Hall unutk menentukan parameter mikroskopis
bahan atau tebal cupllikan serta tetapan Hall. Percobaan ini menggunakan B o tetap
sehingga dengan mudah mengubah- ubah besar IH dan merekam nilai VH untuk tiap
nilai IH akan memperoleh hubungan linear antara VH dengan IH dalam wujud garis
lurus. Nilai- nilai tetapan nH, RH atau tebal cuplikan dapat ditentukan dari besarnya
gradien garis lurus tersebut. Perlu perhatian bahwa persamaan (6) untuk nilai tetapan
Hall diatas adalah bersifat pendekatan. Persamaan yang lebih baik diperoleh dengan
menambahkan koreksi mobilitas zarah pembawa muatan dalam bahan bakar (Dekker,
1959 ).

IV. Metode Eksperimen


A. Alat/ Peralatan Pendukung
 Unit Elektromagnet
 Gaussmeter
 Sumber arus DC
 Voltmeter (10-5 Volt)
 Cuplikan, tungsten, dan silver (perak)
 Jangka sorong
B. Tata Laksana percobaan
1. Alat disusun sesuai gambar 2.
2. Cuplikan diletakkan didaerah antara kutub- kutub magnet.
3. Digunakan Gaussmeter untuk mengukur medan magnet dari kutub –
kutub magnet
4. Arus medan IB diatur dengan 4 variasi masing- masing 1A, 2A, 3A,
dan 4A.
5. Dari tiap arus IB, divariasi nilai IH dari 0 mA hingga 6,4 A dengan
kenaikan 0,8 A.
6. Perubahan nilai diamati VH untuk masing-masing arus.
7. Langkah serupa diulangi untuk IB 2A, 3A, dan 4A.
C. Analisa Data
1. Menghitung rapat pembawa muatan
(1)

(2)

(3)

Dari persamaan (1), (2), dan (3)

(4)

y m x
dengan :
EH : medan hall
VH : tegangan hall
IH : arus hall

dari grafik hubungan VH (volt) VS IH (ampere) diperoleh

Dengan ralat untuk adalah


Diperoleh

2. Menghitung tetapan hall


(5)

Dari persamaan (4) dan (5) didapatkan

y m x
dari grafik hubungan B0 (Tesla) VS VH (volt) diperoleh

Dengan ralat untuk RH adalah

Diperoleh,
V. Hasil
a. Data
VH (x106 volt)
IH (A)
IB (1A) IB (2A) IB (3A) IB (4A)
0 18,5 11,4 8,2 6,0
0,8 22,3 15,7 10,1 9,4
1,6 23,7 17,7 12,8 11,6
2,4 25,9 19,1 14,2 14,0
3,2 28,4 26,0 16,9 15,1
4,0 29,6 28,6 20,3 19,5
4,8 33,0 30,4 24,5 21,2
5,6 66,0 31,1 28,9 24,3
6,4 67,1 32,5 30,2 28,2

Tabel 1. Data pengamatan


b. Grafik
 Grafik VH Vs IH saat Ib = 1A
 Grafik VH Vs IH saat Ib = 2A

 Grafik VH Vs IH saat Ib = 3A
 Grafik VH Vs IH saat Ib = 4A

 Grafik VH Vs B0 saat IH = 1,6A


 Grafik VH Vs B0 saat IH = 3,2A

 Grafik VH Vs B0 saat IH = 4,8A

c. Hasil perhitungan
 Grafik VH Vs IH saat Ib = 1A
m±Δm = (7,2458±1,6092)x10-6 volt/ampere
nH±Δ nH = (0,345±0,0766)x1026 elektron/m3
 Grafik VH Vs IH saat Ib = 2A
m±Δm = (3,4479±0,2878)x10-6 volt/ampere
nH±Δ nH = (1,45±0,121)x1026 elektron/m3
 Grafik VH Vs IH saat Ib = 3A
m±Δm = (3,6229±0,1971)x10-6 volt/ampere
nH±Δ nH = (2,07±0,113)x1026 elektron/m3
 Grafik VH Vs IH saat Ib = 4A
m±Δm = (3,2958±0,12951)x10-6 volt/ampere
nH±Δ nH = (3,03±0,119)x1026 elektron/m3
 Grafik VH Vs B0 saat IH = 1,6A
m±Δm = (-0,206±0,039045)x10-2 volt/T
RH±Δ RH = (-1,03±0,195)x10-7 volt m/T
 Grafik VH Vs B0 saat IH = 3,2A
m±Δm = (-0,245±0,049724)x10-2 volt/T
RH±Δ RH = (-1,225±0,249)x10-7 volt m/T
 Grafik VH Vs B0 saat IH = 4,8A
m±Δm = (-0,2065±0,021581)x10-2 volt/T
RH±Δ RH = (-1,032±0,108)x10-7 volt m/T

VI. PEMBAHASAN
Eksperimen pengukuran tetapan hall dan rapat pembawa muatan dengan
metoda efek hall ini bertujuan untuk mempelajari gejala fisika yang dinamakan efek
hall dan menentukan nilai tetapan hall dan rapat pembawa muatan dengan metode efek
hall.
Dari eksperimen yang telah dilakukan efek hall dapat dinyatakan sebagai
pembelokan arah arus. Efek Hall ini didasarkan pada efek medan magnetik terhadap
partikel bermuatan yang bergerak. Ketika ada arus listrik yang mengalir pada pelat
konduktor, Efek Hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya tegak
lurus arus listrik, pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi dan
menghasilkan medan listrik. Hasil keluaran dari efek hall ini akan menghasilkan
sebuah tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang dideteksi.
Akibatnya, medan listrik terus membesar hingga gaya Lorentz yang bekerja pada
partikel menjadi nol. Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan ketika pelat
konduktor dialiri arus listrik.
Perbedaan potensial antara kedua sisi pelat kondutor tersebut disebut potensial
Hall. Potensial Hall ini sebanding dengan medan magnet dan arus listrik yang melalui
pelat tersebut. Bila tidak ada medan magnet yang dideteksi maka arah arus listrik yang
mengalir pada pelat kondutor tersebut akan tepat ditengah – tengah dan akan
menghasilkan tegangan 0 Volt karena tidak ada beda tegangan antara elektroda
sebelah kiri dan elektroda sebelah kanan. Bila ada medan magnet yang terdeteksi
maka arah arus listrik yang mengalir pada pelat konduktor berbelok mendekati atau
menjauhi sisi elektroda yang dipengaruhi oleh medan magnet.
Dalam mencapai tujuan yang kedua praktikan menggunakan metode analisa
grafik. Grafik digunakan karena memiliki banyak keunggulan diantaranya ialah
dengan melihat sekilas saja maka pembaca akan mendapatkan berbagai informasi dari
grafik tersebut. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:
 Saat Ib = 1A
nH±Δ nH = (0,345±0,0766)x1026 elektron/m3
 Saat Ib = 2A
nH±Δ nH = (1,45±0,121)x1026 elektron/m3
 Saat Ib = 3A
nH±Δ nH = (2,07±0,113)x1026 elektron/m3
 Saat Ib = 4A
nH±Δ nH = (3,03±0,119)x1026 elektron/m3
 Saat IH = 1,6A
RH±Δ RH = (-1,03±0,195)x10-7 volt m/T
 Saat IH = 3,2A
RH±Δ RH = (-1,225±0,249)x10-7 volt m/T
 Saat IH = 4,8A
RH±Δ RH = (-1,032±0,108)x10-7 volt m/T
Dari hasil ini, terlihat bahwa semakin besar nilai arus yang dimasukkan
sebagai input maka nilai tetapan rapat pembawa muatan juga akan semakin besar.
Telihat dari hasil perhitungan yang diperoleh saat nilai I b arus 1A maka nilai tetapan
pembawa muatan bernilai paling kecil. Berbeda dengan nilai dari tetapan hall, semakin
besar nilai IH yang dimasukkan maka nilai dari tetapan hallnya semakin kecil dan ini
tidak sesuai dengan referensi sebab seharusnya tetapan hall sebanding dengan arus, hal
ini dapat terjadi karena adanya kesalahan pada pembacaan nilai V, sebab nilai v ini
selalu berubah-ubah atau tidak konstan berhenti.
Untuk tinjauan terhadap referensi, nilai tetapan hall dan nilai rapat pembawa
muatan tidak diketahui tetapnya dikarenakan tetapan ini tergantung dari jenis bahan
yang digunakan. Namun, secara umum hasil pengamatan yang telah dilakukan telah
sesuai dengan teori referensi. Yaitu, saat arus dialirkan dalam sebuah rangkaian maka
ada tegangan yang sifatnya sebanding lurus dengan arus. Dan ketika arus dilewatkan
pada bahan yang memiliki medan B , maka akan terjadi pembelokan arus akibat
perbedaan beda potensial pada bahan medan B.

VII. APLIKASI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEDAPAN


Aplikasi dari efek hall ini sudah digunakan sejak lama antara lain:
1) Sensor Efek Hall
Sensor efek hall adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi medan
magnet. Hasil keluaran dari sensor efek hall ini akan menghasilkan sebuah
tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang dideteksi oleh
sensor efek hall.
Sensor efek hall ini terdiri dari sebuah lapisan silikon yang berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik. Sensor efek hall hanya terdiri dari sebuah lapisan silikon
dan dua buah elektroda pada masing – masing sisi dari lapisan silikon. Hal ini
akan menghasilkan perbedaan tegangan ketika lapisan silikon ini dialiri arus
listrik. Bila tidak ada medan magnet yang dideteksi maka arah arus listrik yang
mengalir pada silikon tersebut akan tepat ditengah – tengah lapisan silikon dan
akan menghasilkan tegangan 0 Volt karena tidak ada beda tegangan antara
elektroda sebelah kiri dan elektroda sebelah kanan.Bila ada medan magnet yang
terdeteksi oleh sensor efek hall maka arah arus listrik yang mengalir pada lapisan
silikon akan berbelok mendekati atau menjauhi sisi elektroda yang dipengaruhi
oleh medan magnet.
Ketika arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi elektroda
sebelah kiri maka akan terjadi beda potensial pada hasil keluarannya. Semakin
besar kekuatan medan magnet yang dideteksi oleh sensor efek hall akan
menyebabkan pembelokan arah arus listrik pada lapisan silikon tersebut juga akan
semakin besar dan beda potensial yang dihasilkan di antara kedua sisi elektroda
pada lapisan silikon sensor efek hall juga akan semakin besar.
Arah pembelokan arus listrik pada lapisan silikon ini dapat digunakan untuk
mengetahui atau mengidentifikasi polaritas atau kutub medan magnet pada sensor
efek hall. Sensor efek hall ini dapat bekerja jika hanya salah satu sisi elektroda
pada sensor efek hall dipengaruhi oleh medan magnet. Jika kedua sisi silikon
dipengaruhi oleh medan magnet maka arah arus listrik pada lapisan silikon tidak
akan mengalami pembelokan.
Aplikasi utama sensor efek Hall adalah sebagai sensor posisi dan kecepatan
baik linier maupun anguler, dan untuk pengukuran arus listrik tanpa kontak.
Kelebihan dari sensor efek Hall adalah struktur yang simpel dan karakteristik
yang bagus dalam teknologi fabrikasi mikro. Divais Hall mudah difabrikasi
dengan teknologi CMOS dan pengkondisi sinyal elektronik dapat langsung
diintegrasikan dengan divais Hall. Kekurangan sensor ini adalah nilai tegangan
offset yang tinggi pada keluaran divais. Penyebab offset ini adalah geometri non-
simetrik dari divais karena lapisan yang tidak lurus pada proses fabrikasi, defek
permukaan, dan variasi hambatan kontak. Nilai dari tegangan offset juga
dipengaruhi oleh suhu dan stress divais.

2) Magnetometer
Yang umum magnetik alat indera kebanyakan sensor efek hall. Sensor ini
menghasilkan tegangan sebanding dengan medan magnet diterapkan dan juga
polaritas akal.
Sebuah magnetometer juga telah dibuat untuk menentukan karakteristik
magnetik bahan magnet dan bahan superkonduktor. Magnetometer yang dibuat
terdiri dari pembangkit intensitas medan magnet H dan pengukur induksi medan
magnet B. Pembangkit intensitas medan magnet H untuk pengukuran bahan
magnet berupa solenoida berinti besi dan untuk bahan super konduktor berupa
solenoida inti udara. Sumber arus mampu memberi arus untuk pembangkit
magnet sebesar 54.000 Amp/m.
3) Karakterisasi sensor Efek Hall UGN 3503 dan tahapan pembuatan alat ukur
massa
Menggunakan Efek Hall atau memanfaatkan efek magnetoresistans. Pada
perkembangannya. Sensor magnetik diaplikasikan dalam berbagai bidang antara
lain industri, rumah tangga, kesehatan, pendidikan dan masih banyak lagi bidang
aplikasi yang lain. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan penggunaan sensor
magnetik yang mempunyai banyak kelebihan antara lain: linieritas dan kestabilan
yang tinggi, tidak merusak (nondestruktif), sensitivitas terhadap arah yang tinggi,
reliable, relatif sederhana dan biaya operasi yang murah, sehingga ada tendensi
dari manusia untuk menggunakan sensor tersebut.
Di sisi lain, pengukuran massa sebuah benda memiliki essensi yang tinggi
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada pengukuran massa sebuah jasa
pengiriman surat, pengukuran massa bahan-bahan kimia, untuk membuat
komposisi reaksi kimia di bidang industry kimia, untuk pengukuran komposisi
bahan pada perusahaan makan dan masih banyak essensi yang lain. Pembuatan
alat pengukur massa dapat dilakukan dengan memanfaatkan sensor misalnya
aplikasi sensor pergeseran linier (LVDT) sebagai pengukur massa berbasis
mikrokontroler. Dari permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian tentang
sensor magnetik Efek Hall dalam aplikasinya untuk pengukuran massa.
Dalam mengaplikasikan sensor sebagai pengukur massa, maka variable
yang menjadi subyek adalah massa. Perancangan dan realisasi rangkaian
pendukung sistem meliputi desain perangkat mekanik, rangkaian sensor efek Hall,
rangkaian penguat selisih, rangkaian pengubah analog ke digital (ADC), system
minimum mikrokontroler dan rangkaian penampil seven segment.
4) Beberapa jenis motor listrik DC brushless menggunakan sensor efek Hall untuk
mendeteksi posisi rotor dan pakan informasi ke motor controller. This allows for
more precise motor control. Hal ini memungkinkan untuk mengontrol motor yang
lebih tepat.
5) Efek Hall aplikasi untuk merasakan juga telah diperluas untuk aplikasi industri,
yang sekarang menggunakan Efek Hall Joysticks untuk mengontrol katup
hidrolik, menggantikan tuas mekanis tradisional. Such applications include;
Mining Trucks, Backhoe Loaders, Cranes, Diggers, Scissor Lifts, etc. Aplikasi ini
meliputi; Pertambangan Truk, Backhoe Loader, Cranes, Diggers, Scissor Lift, dll
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan eksperimen, dapat disimpulkan :
 Efek Hall adalah efek berbeloknya aliran listrik (elektron) dalam pelat
konduktor karena pengaruh medan magnet. Kejadiannya mengikuti hukum
“tangan kanan” atau Gaya Lorentz mengenai interaksi arah medan magnet
dengan arah arus listrik. Dari pembelokan muatan elektron tersebut terjadi
akumulasi di salah satu bagian material (sampel) sehingga menimbulkan beda
potensial yang disebut dengan tegangan Hall. Semakin besar kekuatan medan
magnet yang dideteksi oleh sensor efek Hall akan menyebabkan pembelokan
arah arus listrik akan semakin besar dan beda potensial yang dihasilkan di
antara kedua sisi elektroda pelat konduktor sensor efek Hall juga akan semakin
besar. Tegangan Hall berbanding lurus dengan Arus Hall dan medan magnet.
 Efek Hall telah banyak dimanfaatkan dalam teknologi sekarang, dan
pemanfaatan yang paling banyak digunakan yaitu sensor Hall.
 Hasil perhitungan pada eksperimen ini
 Saat Ib = 1A
nH±Δ nH = (0,345±0,0766)x1026 elektron/m3
 Saat Ib = 2A
nH±Δ nH = (1,45±0,121)x1026 elektron/m3
 Saat Ib = 3A
nH±Δ nH = (2,07±0,113)x1026 elektron/m3
 Saat Ib = 4A
nH±Δ nH = (3,03±0,119)x1026 elektron/m3
 Saat IH = 1,6A
RH±Δ RH = (-1,03±0,195)x10-7 volt m/T
 Saat IH = 3,2A
RH±Δ RH = (-1,225±0,249)x10-7 volt m/T
 Saat IH = 4,8A
RH±Δ RH = (-1,032±0,108)x10-7 volt m/T
IX. PUSTAKA

Staff Lab.Zadat Fisika, Buku penuntun Praktikum eksperimen Fisika III, Yogyakarta,
Laboratorium Fisika Zat Padat Fakultas MIPA UGM

www.google.com. Coretan Tangan: Sensor Efek Hall Posted By Agung Setiadi On


Minggu, April 03, 2011

http:/Karekteristik_Sensor_Magnetik_Efek_Hall_UGN3503_Terhadap_Sumber_Mag
net_dan_Iplementasinya_pada_Pengukuran_Massa.pdf .1 September 2005.
Diakses pada Minggu, 3 April 2011 1.40

file://localhost/D:/efek%20hall/Sensor%20Efek%20Hall%20«%20this%20my%20not
es…….!!!!!.htm.Minggu, 27 Januari 2010. Diakses pada Minggu, 3 April 2011

file://localhost/D:/efek%20hall/hall/sensor-efek-hall.html.Minggu, 10 Januari 2010.


Diakses pada Minggu, 3 April 2011

http://www.total.or.id/info.php?kk=sensor
Lampiran
Perhitungan
1. Grafik 1
m = 7,2458 x 10-6 v/A
Δm = 1,6092 x 10-6 v/A

2. Grafik 2
m = 3,4479 x 10-6 v/A
Δm = 0,2878 x 10-6 v/A

3. Grafik 3
m = 3,6229 x 10-6 v/A
Δm =0,1971 x 10-6 v/A
4. Grafik 4
m = 3,2958 x 10-6 v/A
Δm =0,12951 x 10-6 v/A

5. Grafik 5
m = -0,206 x 10-2 v/T
Δm =0,039045 x 10-2 v/T

6. Grafik 6
m = -0,245 x 10-2 v/T
Δm =0,049724 x 10-2 v/T
7. Grafik 7
m = -0,2065 x 10-2 v/T
Δm =0,021581 x 10-2 v/T

Anda mungkin juga menyukai