Pada bab ini akan dipelajari mengenai energi yang dirambatkan gelombang mekanik
serta pemantuan dan transmisi gelombang dengan arah datang normal terhadap bidang batas
dua medium. Pada gelombang mekanik, energi dan momentum dijalarkan melalui gangguan
dalam medium, gangguan ini dapat menjalar karena adanya interaksi di dalam medium, yang
muncul karena sifat elastis dan inersia mediumnya. Makin kuat interaksi di dalam medium,
makin cepat penjalaran gelombang. Pembahasan meliputi rapat energi, intensitas dan
momentum beserta keterkaitannya, impedansi dan intensitas (termasuk taraf intensitas)
gelombang bunyi, impedansi dan daya gelombnag, serta pemantulan dan transmisi gelombang.
1
2
1 2
2 2 2
∫ 𝜌 𝑑𝑥 + ∫ 𝐾 𝑑𝑥 = 0 (4.4)
Berdasarkan aturan differensiasi dari perkalian dua fungsi maka dapat ditulis
d
2 2
dx x t t x
2
x xt
2 d
2
(4.5)
x xt dx x t t x
2
Suku ke-dua persamaan (4.6a) sama dengan nol karena di perbatasan medium fungsi
gelombang maupun turunannya lenyap. Dengan demikian maka persamaan (4.6a) dapat
dituliskan lagi sebagai
2 2
t 2
K
x 2 t
dx 0 . (4.6b)
Agar persamaan (4.6b) terpenuhi, yaitu nilai integral tersebut lenyap untuk sembarang
pengambilan elemen medium, maka harus berlaku
2 2
2 K 2 0 (4.6c)
t x t
sehingga diperoleh
d 2 ( x) d 2 ( x ) d 2 ( x) K d 2 ( x )
0 atau 0, (4.7)
dx 2 K dt 2 dt 2 dx 2
yang merupakan ungkapan persamaan differensial gelombang yang dicari. Dengan
membandingkan persamaan (4.7) ini dengan persamaan umum differensial gelombang yang
terdapat pada persamaan (2.7) maka dapat ditentukan cepat rambat gelombang yang merambat
pada pegas adalah
3
K
v (4.8)
seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Untuk gelombang mekanis longitudinal dalam
batang, modulus elastisitas K ditempati oleh modulus elastisitas tarikan atau modulus Young
Y.
x
2
1
E p K x . (4.10b)
2 x
Dari persamaan (4.8) dapat diperoleh hubungan K x mv 2 sehingga dengan
mensubstitusikannya pada persamaan (4.10b) diperoleh
x
2
1
E p mv 2 . (4.10c)
2 x
x x
Menggunakan hubungan dengan yang diperoleh dari persamaan (2.6a), maka
x t
persamaan (4.10c) menjadi
1 x
2
E p m . (4.10d)
2 t
Energi total E merupakan jumlah dari energi kinetik yang diungkapkan persamaan (4.9)
dan energi potensial yang diungkapkan oleh persamaan (4.10d), sehingga dapat dituliskan
sebagai
x
2
E m (4.11)
t
4
E 2 0 sin 2 (kx t ) .
2
(4.13a)
E 12 2 0 1 cos 2(kx t ) .
2
(4.13b)
Dari persamaan (4.13) nampak bahwa energi juga merambat dengan kecepatan v = /k tetapi
dengan frekuensi sudut 2
Rapat energi rata-rata dapat diperoleh dengan menggunakan nilai rata-rata dari kuadrat
fungsi sinusoidal yang dapat ditulis sin 2 a 1
2
dengan a sembarang. Dengan demikian.
melalui penggunaan persamaan (4.13a) untuk menghitung rapat energi rata-rata, diproleh
E 2 0 sin 2 kx t E 12 2 0
2 2
(4.14)
Dari persamaan rapat energi ini, dapat diturunkan persamaan intensitas. Intensitas I
merupakan daya P persatuan luas A, atau disebut juga rapat daya. Sedangkan daya merupakan
laju energi dE/dt . Sehingga rapat daya dapat disebut juga sebagai rapat laju energi atau laju
rapat energi. Hubungan ketiga besaran tersebut secara matematis dapat ditelusuri sebagai
berikut
P dE dt dE dx
I I I Ev (4.15a)
A A Adx dt
dengan v adalah kecepatan fase atau cepat rambat gelombang. Dengan substitusi E dari
persamaan (4.12) maka diperoleh
2
I v (4.15b)
t
Untuk gelombang yang memiliki fungsi ( x, t ) 0 . cosk x t , maka intensitasnya
adalah
I E v 2 0 v sin 2 (kx t ) .
2
(4.16)
I 2 0 v sin 2 kx t I 12 2 0 v
2 2
(4.17)
5
Intensitas rata-rata atau rapat daya rata-rata dapat juga disebut laju rapat energi rata-rata
sehingga dapat juga diperoleh dari persamaan (4.15a) dengan mengganti rapat energi oleh rapat
energi rata-rata. Dengan cara seperti ini maka diperoleh
I E v 12 2 0 v
2
Gambar 4.1 Komponen kecepatan transversal dan longitudinal dari elemen tali
dalam perambatan gelombang
u l u t . (4.19)
x
6
Persamaan (4.19) disubstitusikan pada persmaan (4.18) dengan terlebih dahulu memasukkan
ut maka diperoleh
t
P (4.20)
t x
x x
Berdasarkan hubungan dengan yang diperoleh dari persamaan (2.6a), maka
x t
persamaan (4.20) menjadi
2
P (4.21)
v t
dengan v adalah cepat rambat gelombang.
Mengikuti persamaan intensitas sebagi aliran rapat energi, maka persamaan rapat aliran
momentum atau aliran rapat momentum G dapat dituliskan sebagai
2
G Pv G . (4.22)
t
Persamaan ini ternyata sama dengan persamaan rapat energi yang diungkapkan dalam
persamaan (4.12). Jadi rapat energi sama dengan aliran rapat momentum, sedangkan aliran
rapat energi adalah intensitas. Dengan demikian maka dapat diperoleh hubungan
I Ev G v P v 2 (4.23a)
dan otomatis berlaku
I Ev G v P v2 (4.23b)
momentum dan rapat aliran momentum P dan G dan rata-ratanya dengan mudah dapat
diperoleh, yaitu
1 2 2
P 2 0 2 sin 2 (kx t ) dan P 0
v 2v
1
G 2 0 sin 2 (kx t ) dan G
2
2 0 2
2
persamaan gerak elemen gas yang dapat dinyatakan dalam persamaan (3.21b), dan persamaan
differensial gelombang yang dinyatakan oleh persamaan (3.25), berturut-turut dapat dituliskan
lagi di sini sebagai berikut
2 p
t 2
x
2 B 2
0.
t 2 x 2
Berdasarkan kedua persamaan tersebut maka dapat diperoleh hubungan antara
gelombang tekanan dan gelombang pergeseran
p 2
B 2 p B (4.24)
x x x
Daya atau arus energi gelombang dapat dituliskan sebagai
P pA . (4.25a)
t
x
Substitusi persamaan (4.24) pada persamaan (4.25) dan berdasarkan hubungan dengan
x
x
dari persamaan (2.6a) maka diperoleh
t
2 2
BA
P BA P BAv atau P (4.25b)
x t x v t
Berdasarkan persamaan (4.25b) ini maka intensitas atau rapat daya P/A dapat ditulis
sebagai
2 2
B
I Bv atau I (4.26)
x v t
B
Dengan memasukkan harga B dari cepat rambat gelombang v seperti yang diperoleh
sebelumnya, maka ungkapan intensitas pada persamaan (4.26) menjadi
2 2
I v3 atau I v (4.27)
x t
yang konsiten dengan persamaan (4.15b) yang diperoleh pada pembahasan rapat energi.
Hubungan antara intensitas dan tekanan dapat dinyatakan juga dalam ungkapan
impedansi. Impedansi gelombang dapat dituliskan sebagai
Z B (4.28a)
x t
8
Besarnya intensitas acuan I0 = 1012 W/m2. Taraf intensitas bunyi yang dapat didengar manusia
berada pada kisaran 100 dB (I =1010 I0) sampai 30 dB (I =103 I0).
T0
Ditinjau gelombang yang merambat pada tali. Elemen tali yang mendapatkan gangguan
diperlihatkan pada gambar 4.2. Pada saat elemen tali mendapatkan gaya luar Fz, sifat inersia
menyebabkan elemen tali melawan gaya tersebut dengan gaya yang sebanding dengan
kecepatannya, sehingga dapat dituliskan
d
Fz Z (4.32)
dt
dengan Z adalah impedansi gelombang. Dalam pembahasan rangkain listrik AC dikenal
impedansi listrik yang merupakan besaran yang mewakili hambatan listrik, dan memenuhi
hubungan V = Z dq/dt dengan V beda potensial antar ujung-ujung penghantar dan q adalah
muatan listrik. Hubungan tersebut memiliki bentuk yang sama dengan persamaan (4.32). Pada
pembahasan gelombang besaran yang mewakili hambatan ini dinamakan impedansi
gelombang.
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dipeoleh
d
Fz T0 tan atau Fz T0 (4.33)
dt
d 1 d
dari hubungan yang dapat dilihat pada persamaan (2.6a), maka persamaan
dx v dt
(4.33) dpat dituliskan sebagai
To d
Fz . (4.34)
v dt
Dengan membandingkan persamaan (4.32) dan (4.34) maka diperoleh
To
Z (4.35)
v
Daya gelombag dapat ditulikan sebagai
P Fz . (4.36)
t
Dengan mengamil besarnya Fz dari persamaan (4.32) maka diperoleh
2
PZ PZ (4.37)
t t t
yang memiliki bentuk yang sama dengan persamaan daya pada rangkaian listrik, yaitu
2
dq
PZ .
dt
10
Perambatan gelombang melalui perbatasan dua medium yang mana gelombang datang
tegak lurus dengan bidang batas, dapat diilustrasikan dengan perambatan gelombang pada
persambungan tali yang rapat massa atau densitasnya berbeda seperti diperlihatkan pada
gambar 4.3. Pada gambar tersebut ditunjukkan pulsa gelombang datang dari medium pertama
(sebelah kiri), dan pada saat melewati persambungan tali (dapat dipandang sebagai batas dua
d
t
p
medium 1 medium 2
x
x=0
medium), maka ada pulsa gelombang yang diteruskan dan ada pulsa gelombang yang
ditransmisikan. Secara umum, perambatan gelombang yang melewati batas dua medium dapat
diilustrasikan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 perambatan gelombang saat melewati perbatasan medium
p A p cosk1 x t (4.38b)
11
t At cosk 2 x t . (4.38c)
1 2
b. Kontinuitas kemiringan:
x x
1 2
c. Sinkronisasi gerak:
t t
yang mana indeks 1 dan 2 menunjukkan medium.
Berdasarkan syarat batas kontinuitas simpangan, maka diperoleh
Ap At
Ad Ap At 1 ( 4.39a)
Ad Ad
yang dapat dituliskan sebagai
1 r t (4.39b)
Ap At
dengan r disebut sebagai koefisien refleksi (pantul), dan t disebut sebagai
Ad Ad
koefisien transmisi.
Berdasarkan syarat kontinuitas kemiringan maka dapat diperoleh
k1 Ad A p k 2 At . (4.40a)
Ap
Dari persamaan (4.40) dan dari hubungan r maka diperoleh
Ad
k1 k 2
r . (4.41)
k1 k 2
Dengan mensubstitusikan persamaan (4.41) ini pada persamaan (4.39b), maka diperoleh
ungkapan untuk koefisien transmisi, yaitu
2 k1
t . (4.42)
k1 k 2
12
To
Pada pembahasan sebelumnya telah diperoleh pada persamaan (4.35) bahwa Z .
v
Berdasarkan hubungan k =/v maka persamaan (4.41) dan (4.42) dapat dituliskan dalam
bentuk perbandingan impedansi sebagai
Z1 Z 2
r (4.43)
Z1 Z 2
dan
2Z1
t . (4.44)
Z1 Z 2
diperoleh Z To sehingga persmaan (4.43) dan (4.44) dapat dituliskan dalam bentuk
1 2
r (4.45)
2 2
dan
2 1
t . (4.46)
1 2
dan
Pt Z (A )2 Z2 2
T 2 t 2 T t . (4.48)
Pd Z 1 ( Ad ) Z1
sebagai
Ep Et Pp Pt
1 atau 1
Ed Ed Pd Pd
Sehingga dapat ditulis
R T 1 (4.49)
Selanjutnya dapat ditinjau beberapa kasus sebagai berikut
a. Kasus dengan kesesuaina (matching) impedansi yang sempurna, Z1 = Z2, maka diperoleh
nilai r = 0 dan t =1. Dengan kata lain R = 0 dan T = 1. Jadi kasus ini menunjukkan transmisi
total.
b. Kasus Z1/Z2 = 0 (infinite drag), atau dapat ditulis Z2 >> Z1, maka diperoleh r = 1 (tanda
negative menunjukkan terjadi pembalikan fase), dan t = 0. Dengan kata lain nilai R = 1 dan
T = 0. Jadi kasus ini menunjukkan pemantulan total. Persamaan gelombang pada medium
pertama merupakan superposisi dari gelombang datang dan gelombang pantul sehingga
dapat dituliskan sebagai
1 Ad cos(k1 x t ) Ad cos(k1 x t ) .
Dengan bantuan hubungan trigonometri, maka diperoleh
1 2 Ad sin k1 x sin t atau 1 10 sin t
yang menunjukkan bahwa pemantulan total menghasilkan gelombang berdiri dengan
distribusi amplitudo sebesar 10 2 Ad sin k1 x yang menghasilkan 10 0 di x = 0,
yang juga menunjukkan bahwa pemantulan total menghasilkan gelombang berdiri dengan
distribusi amplitudo sebesar 10 2 Ad cosk1 x yang memberikan 10 2 Ad di x = 0,
Daftar Pustaka
M. O. Tjia, 1994, Gelombang, Dabara Publishers, Solo.
Frank S. Crawford, Jr.,1978, Waves, Berkeley Physics, Vol. 3, Mc Graw Hill, New York.
Taufik Ramlan R., 2001, Diktat Gelombang Optik, Bandung : penerbit UPI
William C. Elmore and Mark A Heald, 1985, Physics of Waves, Dover Publication Inc. New
York
Zahara Muslim, 1994, Gelombang dan Optik, Depdikbud-Dikti.
Latihan Soal
Jawablah soal-soal di bawah ini
8. Buktikan bahwa daya gelombang memiliki persamaan yang sama dengan daya pada
rangkaian listrik.
9. Turunkan persamaan koefisisen pantul dan koefisien transmisi transmisi dalam ungkapan
(a)bilangan gelombang, (b) impedansi, dan (c) densitas.
10. Buktikan bahwa (a) reflektansi sama dengan kuadrat dari koefisien pantul, dan (b)
transmitansi sama dengan perkalian antara perbandingan impedansi medium dengan
kuadrat koefisien transmisi.
11. Dua buah tali yang berbeda disambung dan direntangkan hingga memiliki tegangan tali
sebesar 4 N. Pulsa dengan amplitudo 6 cm, merambat melalui persambungan dua tali
tersebut. Densitas masing-masing tali adalah 10 g/m dan 40 g/m. Tentukanlah: (a)
impedansi masing-masing tali, (b) amplitudo gelombang pantul, (c) amplitudo gelombang
transmisi, dan (d) reflektansi dan transmitansi.
12. Suatu gelombang merambat melalui 2 tali yang berbeda dengan koefisien transmisi t = 1,6.
Gelombang datang pada tali dengan densitas 4 g/cm dinyatakan oleh fungsi gelombang
d x, t 2 cos (3x 150t ) cm (x dalam meter dan t dalam sekon). Tentukan: (a) fungsi