Anda di halaman 1dari 15

Energi Gelombang Mekanik

Penyusun: Andhy Setiawan

Pada bab ini akan dipelajari mengenai energi yang dirambatkan gelombang mekanik
serta pemantuan dan transmisi gelombang dengan arah datang normal terhadap bidang batas
dua medium. Pada gelombang mekanik, energi dan momentum dijalarkan melalui gangguan
dalam medium, gangguan ini dapat menjalar karena adanya interaksi di dalam medium, yang
muncul karena sifat elastis dan inersia mediumnya. Makin kuat interaksi di dalam medium,
makin cepat penjalaran gelombang. Pembahasan meliputi rapat energi, intensitas dan
momentum beserta keterkaitannya, impedansi dan intensitas (termasuk taraf intensitas)
gelombang bunyi, impedansi dan daya gelombnag, serta pemantulan dan transmisi gelombang.

A. Penjabaran Persamaan Gelombang Berdasarakan Kekekalan Energi.


Persamaan gelombang dalam bentuk differensial, seperti pada persamaan (2.8), dapat
pula diturunkan dari hukum kekekalan energi. Untuk gelombang pada pegas dengan rapat
massa , ditinjau suatu elemen pegas dengan massa dm, dan panjang dx, maka persamaan
energi kinetik dapat dituliskan sebagai
2 2
1    1   
dE k  dm   dE k   dx   (4.1)
2  t  2  t 
Energi potensial pegas dapat dituliskan sebagai
1
k  ( x  dx)   ( x ) .
2
dE P  (4.2a)
2
Dengan mengekspansikan bentuk  ( x  dx ) pada suku pertama ruas kanan persamaan (4.2a)
kedalam bentuk deret seperti pada persamaan (3.2a), dan dengan menggunakan hubungan
antara konstanta elastisitas k dan modulus elastisitas K, yakni K =k dx, maka pesamaan energi
potensial dapat dituliskan melalui persamaan
2 2
1 K    1   
dE P  ( dx) 2    dE P  Kdx   . (4.2b)
2 dx  x  2  x 
Energi mekanik E diperoleh dengan menjumlahkan energi kinetik persamaan (4.1) dan energi
potensial yang diungkapkan oleh persamaan (4.2b), sehingga diperoleh.

1
2

1             2    
2 2 2

dE    K  dx  E       K  dx , (4.3)


2   t   x     t 
  x  

yang mana pengintegralan dilakukan memanjang mencakup ke seluruh medium


dE
Energi E bernilai tetap sehingga derivasinya terhadap waktu  0. Dengan demikian
dt
maka dari persamaan (4.3) diperoleh

∫ 𝜌 𝑑𝑥 + ∫ 𝐾 𝑑𝑥 = 0 (4.4)

Berdasarkan aturan differensiasi dari perkalian dua fungsi maka dapat ditulis
d          
2 2

   
dx  x t  t x
2
x xt

  2 d       
2
     (4.5)
x xt dx  x t  t x
2

sehingga dengan mensubstitusikannya pada persamaan (4.4) diperoleh


   2       2 
  
 t t
2
dx  K
 x t medium
  K 
 t x
2
dx  0 .

(4.6a)

Suku ke-dua persamaan (4.6a) sama dengan nol karena di perbatasan medium fungsi
gelombang maupun turunannya lenyap. Dengan demikian maka persamaan (4.6a) dapat
dituliskan lagi sebagai
  2  2  
  t 2
   K 
x 2  t
dx  0 . (4.6b)

Agar persamaan (4.6b) terpenuhi, yaitu nilai integral tersebut lenyap untuk sembarang
pengambilan elemen medium, maka harus berlaku
  2  2  
  2  K 2  0 (4.6c)
 t x  t
sehingga diperoleh
d 2 ( x)  d 2 ( x ) d 2 ( x) K d 2 ( x )
 0 atau  0, (4.7)
dx 2 K dt 2 dt 2  dx 2
yang merupakan ungkapan persamaan differensial gelombang yang dicari. Dengan
membandingkan persamaan (4.7) ini dengan persamaan umum differensial gelombang yang
terdapat pada persamaan (2.7) maka dapat ditentukan cepat rambat gelombang yang merambat
pada pegas adalah
3

K
v (4.8)

seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Untuk gelombang mekanis longitudinal dalam
batang, modulus elastisitas K ditempati oleh modulus elastisitas tarikan atau modulus Young
Y.

B. Rapat Energi dan Intensitas.


Energi kinetik untuk elemen medium sepanjang x dengan massa m, dapat dituliskan
sebagai
2
1   
Ek   m  . (4.9)
2  t 
dan energi potensialnya dapat diungkapkan sebagai
1
k   x  x    x  .
2
Ep  (4.10a)
2
Dengan mengekspansikan bentuk  ( x  x ) pada suku pertama ruas kanan persamaan (4.10a)
kedalam bentuk deret seperti pada persamaan (3.2a), dan dengan mengingat modulus elastisitas
K =k x, maka diperoleh ungkapan untuk energi potensial adalah

  x  
2
1
E p  K  x  . (4.10b)
2  x 
Dari persamaan (4.8) dapat diperoleh hubungan K x  mv 2 sehingga dengan
mensubstitusikannya pada persamaan (4.10b) diperoleh

   x  
2
1
E p  mv 2   . (4.10c)
2  x 
 x   x 
Menggunakan hubungan dengan yang diperoleh dari persamaan (2.6a), maka
x t
persamaan (4.10c) menjadi

1    x  
2

E p  m   . (4.10d)
2  t 
Energi total E merupakan jumlah dari energi kinetik yang diungkapkan persamaan (4.9)
dan energi potensial yang diungkapkan oleh persamaan (4.10d), sehingga dapat dituliskan
sebagai

   x  
2

E  m   (4.11)
 t 
4

Rapat energi per satuan volume medium dapat dituliskan sebagai


2
  
E    . (4.12)
 t 
Untuk gelombang dengan fungsi  ( x, t )   0 . cosk x  t  , maka rapat energinya dapat

dihitung sebagai berikut

E    2 0 sin 2 (kx  t ) .
2
(4.13a)

Menggunakan bantuan hubungan trigonometeri cos 2a = 1  2 cos2a dengan a


sembarang, maka persamaan (4.13) dapat dimodifikasi menjadi

E  12   2 0 1  cos 2(kx  t ) .
2
(4.13b)

Dari persamaan (4.13) nampak bahwa energi juga merambat dengan kecepatan v = /k tetapi
dengan frekuensi sudut 2 
Rapat energi rata-rata dapat diperoleh dengan menggunakan nilai rata-rata dari kuadrat
fungsi sinusoidal yang dapat ditulis sin 2 a  1
2
dengan a sembarang. Dengan demikian.

melalui penggunaan persamaan (4.13a) untuk menghitung rapat energi rata-rata, diproleh

E    2 0 sin 2 kx  t   E  12   2 0
2 2
(4.14)

Dari persamaan rapat energi ini, dapat diturunkan persamaan intensitas. Intensitas I
merupakan daya P persatuan luas A, atau disebut juga rapat daya. Sedangkan daya merupakan
laju energi dE/dt . Sehingga rapat daya dapat disebut juga sebagai rapat laju energi atau laju
rapat energi. Hubungan ketiga besaran tersebut secara matematis dapat ditelusuri sebagai
berikut
P dE dt dE dx
I  I   I  Ev (4.15a)
A A Adx dt
dengan v adalah kecepatan fase atau cepat rambat gelombang. Dengan substitusi E dari
persamaan (4.12) maka diperoleh
2
  
I   v  (4.15b)
 t 
Untuk gelombang yang memiliki fungsi  ( x, t )   0 . cosk x  t  , maka intensitasnya

adalah

I  E v    2 0 v sin 2 (kx  t ) .
2
(4.16)

Dari persamaan (4.16) ini dapat dihitung intensitas rata-rata, yaitu

I    2 0 v sin 2 kx  t  I  12   2 0 v
2 2
 (4.17)
5

Intensitas rata-rata atau rapat daya rata-rata dapat juga disebut laju rapat energi rata-rata
sehingga dapat juga diperoleh dari persamaan (4.15a) dengan mengganti rapat energi oleh rapat
energi rata-rata. Dengan cara seperti ini maka diperoleh

I  E v  12   2 0 v
2

yang sama dengan persamaan (4.17).

C. Rapat Momentum dan Aliran Momentum


Pembahasan rapat momentum dilakukan dengan meninjau gelombang transversal yang
merambat pada tali dengan tegangan sebesar T. Walaupun ditinjau pada tali, namun perumusan
rapat momentum berlaku secara umum. Elemen tali sepanjang dx bermassa dm terletak pada
kurva  (x ) memiliki kecepatan yang tegak lurus dengan kelengkungan kurva, sehingga dapat
diuraikan dalam komponen longitudinal dan transversal seperti diperlihatkan pada gambar 4.1.
Rapat momentum P dan rapat aliran momentum G diberikan oleh kecepatan longitudinal.

Gambar 4.1 Komponen kecepatan transversal dan longitudinal dari elemen tali
dalam perambatan gelombang

Momentum persatuan volume atau rapat momentum dituliskan sebagai


dm
P u l atau P   u l . (4.18)
dV
Kurva pada elemen tali yang ditinjau memiliki sudut kemiringan  seperti terlihat pada gambar

4.1. Dari definisi kemiringan kurva dapat ditulis sebagai  tan  dan dari gambar 4.1
x
ul
tan    maka diperoleh hubungan
ut


u l  u t . (4.19)
x
6

Persamaan (4.19) disubstitusikan pada persmaan (4.18) dengan terlebih dahulu memasukkan

ut  maka diperoleh
t
 
P   (4.20)
t x
 x   x 
Berdasarkan hubungan dengan yang diperoleh dari persamaan (2.6a), maka
x t
persamaan (4.20) menjadi
2
   
P   (4.21)
v  t 
dengan v adalah cepat rambat gelombang.
Mengikuti persamaan intensitas sebagi aliran rapat energi, maka persamaan rapat aliran
momentum atau aliran rapat momentum G dapat dituliskan sebagai
2
  
G Pv  G    . (4.22)
 t 
Persamaan ini ternyata sama dengan persamaan rapat energi yang diungkapkan dalam
persamaan (4.12). Jadi rapat energi sama dengan aliran rapat momentum, sedangkan aliran
rapat energi adalah intensitas. Dengan demikian maka dapat diperoleh hubungan
I  Ev  G v  P v 2 (4.23a)
dan otomatis berlaku
I  Ev  G v  P v2 (4.23b)

Untuk gelombang yang memiliki fungsi  ( x, t )   0 . cosk x  t  maka rapat

momentum dan rapat aliran momentum P dan G dan rata-ratanya dengan mudah dapat
diperoleh, yaitu
 1 2 2
P  2 0 2 sin 2 (kx  t ) dan P   0
v 2v
1
G    2 0 sin 2 (kx  t ) dan G 
2
  2 0 2
2

D. Intensitas dan Taraf Intensitas


Pembahasan intensitas pada bagian ini dilakukan dengan meninjau perambatan
gelombang longitudinal pada kolom gas yang dapat dipandang sebagai gelombang bunyi. Pada
pembahasan dinamika gelombang Bab 3 Kegiatan Belajar 1 bagian C.2, telah diperoleh
7

persamaan gerak elemen gas yang dapat dinyatakan dalam persamaan (3.21b), dan persamaan
differensial gelombang yang dinyatakan oleh persamaan (3.25), berturut-turut dapat dituliskan
lagi di sini sebagai berikut
 2 p
 
t 2
x
 2 B  2
  0.
t 2  x 2
Berdasarkan kedua persamaan tersebut maka dapat diperoleh hubungan antara
gelombang tekanan dan gelombang pergeseran
p  2 
 B 2  p  B (4.24)
x x x
Daya atau arus energi gelombang dapat dituliskan sebagai

P  pA . (4.25a)
t
 x 
Substitusi persamaan (4.24) pada persamaan (4.25) dan berdasarkan hubungan dengan
x
 x 
dari persamaan (2.6a) maka diperoleh
t
2 2
     BA   
P   BA  P  BAv  atau P    (4.25b)
x t  x  v  t 
Berdasarkan persamaan (4.25b) ini maka intensitas atau rapat daya P/A dapat ditulis
sebagai
2 2
   B   
I  Bv  atau I   (4.26)
 x  v  t 

B
Dengan memasukkan harga B dari cepat rambat gelombang v  seperti yang diperoleh

sebelumnya, maka ungkapan intensitas pada persamaan (4.26) menjadi
2 2
     
I   v3   atau I   v  (4.27)
 x   t 
yang konsiten dengan persamaan (4.15b) yang diperoleh pada pembahasan rapat energi.
Hubungan antara intensitas dan tekanan dapat dinyatakan juga dalam ungkapan
impedansi. Impedansi gelombang dapat dituliskan sebagai
     
Z   B    (4.28a)
 x   t 
8

atau dapat juga ditulis sebagai


B
Z . (4.28b)
v
Dengan menggunakan hubungan cepat rambat v dan modulus B maka persamaan (4.28b) dapat
ditulis sebagai
Z  v. (4.28c)

Substitusi persamaan (4.24) ke dalam persamaan (4.26) menghasilkan


2
 p v
I  Bv    p 2 , (4.29)
B B
dan dengan menggunakan persamaan (4.28b) maka diperoleh hubungan intensitas dan tekanan
yang diungkapkan dlam bentuk impedansi, yaitu
1 2
I p (4.30)
Z
Intensitas gelombang bunyi biasanya dinyatakan sebagai taraf intensitas bunyi. Taraf
intensitas I ini dalam satuan Bel dinyatakan sebagai logaritma dari perbandingan intensitas
yang ditinjau terhadap intensitas acuan I0, yang dapat ditulis sebagai
I
I  log . (4.31)
I0
Dengan demikian maka dalam satuan decibel (dB), taraf intensitas dinyatakan sebagai
I
I  10 log . (4.31)
I0

Besarnya intensitas acuan I0 = 1012 W/m2. Taraf intensitas bunyi yang dapat didengar manusia
berada pada kisaran 100 dB (I =1010 I0) sampai 30 dB (I =103 I0).

E. Impedansi dan Daya Gelombang.

Fz T (x,t) = f(x-vt) = f( )


T0

Gambar 4.2 gaya luar yang bekerja pada elemen tali


9

Ditinjau gelombang yang merambat pada tali. Elemen tali yang mendapatkan gangguan
diperlihatkan pada gambar 4.2. Pada saat elemen tali mendapatkan gaya luar Fz, sifat inersia
menyebabkan elemen tali melawan gaya tersebut dengan gaya yang sebanding dengan
kecepatannya, sehingga dapat dituliskan
d
Fz   Z (4.32)
dt
dengan Z adalah impedansi gelombang. Dalam pembahasan rangkain listrik AC dikenal
impedansi listrik yang merupakan besaran yang mewakili hambatan listrik, dan memenuhi
hubungan V = Z dq/dt dengan V beda potensial antar ujung-ujung penghantar dan q adalah
muatan listrik. Hubungan tersebut memiliki bentuk yang sama dengan persamaan (4.32). Pada
pembahasan gelombang besaran yang mewakili hambatan ini dinamakan impedansi
gelombang.
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dipeoleh
d
Fz  T0 tan  atau Fz  T0 (4.33)
dt
d 1 d
dari hubungan  yang dapat dilihat pada persamaan (2.6a), maka persamaan
dx v dt
(4.33) dpat dituliskan sebagai
To d
Fz   . (4.34)
v dt
Dengan membandingkan persamaan (4.32) dan (4.34) maka diperoleh
To
Z (4.35)
v
Daya gelombag dapat ditulikan sebagai

P  Fz . (4.36)
t
Dengan mengamil besarnya Fz dari persamaan (4.32) maka diperoleh
2
    
PZ  PZ  (4.37)
t t  t 
yang memiliki bentuk yang sama dengan persamaan daya pada rangkaian listrik, yaitu
2
 dq 
PZ  .
 dt 
10

F. Koefisien Pantul dan Koefisien Transmisi.

Gambar 4.3 Perambatan gelombang melewati batas dua medium.

Perambatan gelombang melalui perbatasan dua medium yang mana gelombang datang
tegak lurus dengan bidang batas, dapat diilustrasikan dengan perambatan gelombang pada
persambungan tali yang rapat massa atau densitasnya berbeda seperti diperlihatkan pada
gambar 4.3. Pada gambar tersebut ditunjukkan pulsa gelombang datang dari medium pertama
(sebelah kiri), dan pada saat melewati persambungan tali (dapat dipandang sebagai batas dua

d

t
p

medium 1 medium 2
x

x=0

medium), maka ada pulsa gelombang yang diteruskan dan ada pulsa gelombang yang
ditransmisikan. Secara umum, perambatan gelombang yang melewati batas dua medium dapat
diilustrasikan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 perambatan gelombang saat melewati perbatasan medium

Misalkan gelombang datang, gelombang pantul dan gelombang transmisi berturut-


turut dinyatakan oleh d, p, dan t. Ketiganya dapat dinyatakan dalam fungsi gelombang
masing-masing
 d  Ad cosk1 x   t  (4.38a)

 p  A p cosk1 x   t  (4.38b)
11

 t  At cosk 2 x   t  . (4.38c)

Pada perbatasan dua medium (x = 0) berlaku syarat batas berupa kontinuitas


simpangan, kontinuitas kemiringan, dan sinkronisasi gerak yang dapat dinyataka sebagai
berikut:
a. Kontinuitas simpangan:  1   2

 1  2
b. Kontinuitas kemiringan: 
x x
 1  2
c. Sinkronisasi gerak: 
t t
yang mana indeks 1 dan 2 menunjukkan medium.
Berdasarkan syarat batas kontinuitas simpangan, maka diperoleh
Ap At
Ad  Ap  At  1  ( 4.39a)
Ad Ad
yang dapat dituliskan sebagai
1 r  t (4.39b)
Ap At
dengan r  disebut sebagai koefisien refleksi (pantul), dan t  disebut sebagai
Ad Ad
koefisien transmisi.
Berdasarkan syarat kontinuitas kemiringan maka dapat diperoleh
k1 Ad  A p   k 2 At . (4.40a)

Substitusi At dari persamaan (4.39a) ke persamaan (4.40a) maka diperoleh


k1 Ad  A p   k 2 Ad  A p . (4.40b)

Ap
Dari persamaan (4.40) dan dari hubungan r  maka diperoleh
Ad

k1  k 2
r . (4.41)
k1  k 2
Dengan mensubstitusikan persamaan (4.41) ini pada persamaan (4.39b), maka diperoleh
ungkapan untuk koefisien transmisi, yaitu
2 k1
t . (4.42)
k1  k 2
12

To
Pada pembahasan sebelumnya telah diperoleh pada persamaan (4.35) bahwa Z  .
v
Berdasarkan hubungan k =/v maka persamaan (4.41) dan (4.42) dapat dituliskan dalam
bentuk perbandingan impedansi sebagai
Z1  Z 2
r (4.43)
Z1  Z 2

dan
2Z1
t . (4.44)
Z1  Z 2

Selain dapat dinyatakan dalam bentuk perbandingan bilangan gelombang dan


perbandingan impedansi, koefisien pantul dan koefisien transmisi dapat juga dinyatakan dalam
To To
perbandingan densitas (rapat massa). Berdasarkan hubungan Z  dan v  maka
v 

diperoleh Z  To sehingga persmaan (4.43) dan (4.44) dapat dituliskan dalam bentuk

1   2
r (4.45)
2  2

dan

2 1
t . (4.46)
1   2

G. Reflektansi dan Transmitansi


Reflektansi R merupakan fraksi energi gelombang yang dipantulkan saat melewati
perbatasan medium. Adapun transmitansi T merupakan fraksi energi yang ditransmisikan
melewati perbatasan medium. Dengan kata lain berturut-turut merupakan perbandingan energi
gelombang yang dipantulkan dan energi gelombang yang ditransmisikan terhadap energi
gelombang yang datang.
Karena daya merupakan laju energi, maka reflektansi dapat dipandang sebagai
perbandingan daya gelombang yang dipantulkan terhadap daya gelombang yang datang, dan
transmitansi sebagai perbandingan daya gelombang yang ditransmisikan terhadap gelombang
yang datang. Berdasarkan persamaan (4.37) maka diperoleh hubungan
Pp ( Ap ) 2
R   R  r2 (4.47)
Pd ( Ad ) 2
13

dan
Pt Z (A )2 Z2 2
T  2 t 2  T t . (4.48)
Pd Z 1 ( Ad ) Z1

Berdasarkan hukum kekekalan energi, maka E d  E p  Et atau dapat dinyatakan

sebagai
Ep Et Pp Pt
 1 atau  1
Ed Ed Pd Pd
Sehingga dapat ditulis
R T 1 (4.49)
Selanjutnya dapat ditinjau beberapa kasus sebagai berikut
a. Kasus dengan kesesuaina (matching) impedansi yang sempurna, Z1 = Z2, maka diperoleh
nilai r = 0 dan t =1. Dengan kata lain R = 0 dan T = 1. Jadi kasus ini menunjukkan transmisi
total.
b. Kasus Z1/Z2 = 0 (infinite drag), atau dapat ditulis Z2 >> Z1, maka diperoleh r = 1 (tanda
negative menunjukkan terjadi pembalikan fase), dan t = 0. Dengan kata lain nilai R = 1 dan
T = 0. Jadi kasus ini menunjukkan pemantulan total. Persamaan gelombang pada medium
pertama merupakan superposisi dari gelombang datang dan gelombang pantul sehingga
dapat dituliskan sebagai
 1  Ad cos(k1 x  t )  Ad cos(k1 x  t ) .
Dengan bantuan hubungan trigonometri, maka diperoleh
 1  2 Ad sin k1 x sin t  atau  1   10 sin t 
yang menunjukkan bahwa pemantulan total menghasilkan gelombang berdiri dengan
distribusi amplitudo sebesar  10  2 Ad sin k1 x  yang menghasilkan  10  0 di x = 0,

seperti pada tali dengan ujung terikat.


c. Kasus Z2/Z1 = 0 (zero drag), atau dapat ditulis Z1 >> Z2, maka diperoleh r = 1, dan t = 2.
Denan kata lain R = 1 dan T = 0. Jadi pada kasus ini juga menunjukkan terjadinya
pemantulan total. Persamaan gelombang pada medium pertama dapat dituliskan sebagai
 1  Ad cos(k1 x  t )  Ad cos(k1 x  t ) .
Dengan menggunakan hubungan trigonometri diperoleh
 1  2 Ad cos(k1 x) cos(t ) atau  1   10 cos(t )
14

yang juga menunjukkan bahwa pemantulan total menghasilkan gelombang berdiri dengan
distribusi amplitudo sebesar  10  2 Ad cosk1 x  yang memberikan  10  2 Ad di x = 0,

seperti pada tali dengan ujung bebas.

Daftar Pustaka
M. O. Tjia, 1994, Gelombang, Dabara Publishers, Solo.
Frank S. Crawford, Jr.,1978, Waves, Berkeley Physics, Vol. 3, Mc Graw Hill, New York.
Taufik Ramlan R., 2001, Diktat Gelombang Optik, Bandung : penerbit UPI
William C. Elmore and Mark A Heald, 1985, Physics of Waves, Dover Publication Inc. New
York
Zahara Muslim, 1994, Gelombang dan Optik, Depdikbud-Dikti.

Latihan Soal
Jawablah soal-soal di bawah ini

1. Turunkan persamaan differsensial gelombang pada pegas berdasarkan hukum kekekalan


energi.
2. Turunkan persamaan rapat energi dan intensitas gelombang dan tentukan hubungan antara
keduanya.
3. Turunkan persamaan rapat momentum dan rapat aliran momentum dan tentukan hubungan
antara keduanya.
4. Suatu gelombang   x, t   10 cos  (3x  15t ) cm (x dalam meter dan t dalam sekon)
merambat pada medium dengan rapat massa 1 g/cm3, tentukan: (a) rapat momentum, (b)
rapat energi, (c) rapat daya, dan (d) intensitas rata-rata gelombang tersebut.
5. Tinjau suatu gelombang yang merambat dengan rapat energi memenuhi fungsi
  100 sin 2  (3 x  1020t ) J/m 3 (x dalam meter dan t dalam sekon). Tentukan: (a) rapat
arus energi, (b) rapat momentum, (c) rapat arus momentum, (d) rapat momentum rata-rata,
dan (e) intensitas rata-rata.
1 2
6. Buktikan bahwa intensitas gelombang bunyi dapat dinyatakan sebagai I  p dengan Z
Z
adalah impedansi, dan p adalah gelombang tekanan.
7. Dua gelombang bunyi intensitasnya masing-masing 60 dan 600 mikrowatt/cm 2. Berapakah
perbedaan taraf intensitas kedua bunyi tersebut (dalam dB)?
15

8. Buktikan bahwa daya gelombang memiliki persamaan yang sama dengan daya pada
rangkaian listrik.
9. Turunkan persamaan koefisisen pantul dan koefisien transmisi transmisi dalam ungkapan
(a)bilangan gelombang, (b) impedansi, dan (c) densitas.
10. Buktikan bahwa (a) reflektansi sama dengan kuadrat dari koefisien pantul, dan (b)
transmitansi sama dengan perkalian antara perbandingan impedansi medium dengan
kuadrat koefisien transmisi.
11. Dua buah tali yang berbeda disambung dan direntangkan hingga memiliki tegangan tali
sebesar 4 N. Pulsa dengan amplitudo 6 cm, merambat melalui persambungan dua tali
tersebut. Densitas masing-masing tali adalah 10 g/m dan 40 g/m. Tentukanlah: (a)
impedansi masing-masing tali, (b) amplitudo gelombang pantul, (c) amplitudo gelombang
transmisi, dan (d) reflektansi dan transmitansi.
12. Suatu gelombang merambat melalui 2 tali yang berbeda dengan koefisien transmisi t = 1,6.
Gelombang datang pada tali dengan densitas 4 g/cm dinyatakan oleh fungsi gelombang
 d  x, t   2 cos  (3x  150t ) cm (x dalam meter dan t dalam sekon). Tentukan: (a) fungsi

gelombang pantul  r x, t  , (b) fungsi gelombang transmisi


 t  x, t  , (c) fraksi energi yang

direfleksikan (reflektansi), dan fraksi energi yang ditransmisikan (transmitansi), (d)


densitas medium tempat gelombang yang ditransmisikan.
13. Jelaskan secara lengkap mengenai perambatan gelombang melalui dua medium yang
berbeda untuk kasus infinite drag.

Anda mungkin juga menyukai