Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Energetika Gelombang
Penyusun: Andhy Setiawan
Pendahuluan
Pada bab ini Anda akan mempelajari mengenai energi yang dirambatkan gelombang
serta pemantuan dan transmisi gelombang dengan arah datang normal terhadap bidang batas
dua medium. Pada gelombang mekanik, energi dan momentum dijalarkan melalui gangguan
dalam medium, gangguan ini dapat menjalar karena adanya interaksi di dalam medium, yang
muncul karena sifat elastis dan inersia mediumnya. Makin kuat interaksi di dalam medium,
makin cepat penjalaran gelombang. Sedangkan pada gelombang elektromagnetik, energi dan
momentum dijalarkan oleh medan listrik dan medan magnet yang dapat merambat melalui
vakum. Perambatan energi dalam gelombang elektromagnetik digambarkan oleh vektor
poynting. Secara khusus gelombang elektromagnetik ini akan dibahas pada topik tersendiri
mengenai gelombang elektromagnetik.
Dalam bab mengenai energetika ini dibahas mengenai energi, intensitas dan momentum
beserta keterkaitannya, impedansi dan intensitas (termasuk taraf intensitas) gelombang bunyi,
impedansi dan daya gelombnag, serta pemantulan dan transmisi gelombang. Persamaan
gelombang telah diturunkan secara kinematika dan dinamika gelombang. Pada bab ini
penurunan persamaan differensial gelombang dijabarkan melalui hukum kekekalan energi.
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan memiliki kemampuan untuk:
1. Menurunkan persamaan differensial gelombang berdasarkan hukum kekekalan energi.
2. Memformulasikan rapat energi dan rapat energi rata-rata serta rapat daya (intensitas) dan
intensitas rata-rata.
3. Memformulasikan rapat momentum dan rapat momentum rata-rata serta rapat aliran
momentum dan rapat aliran momentum rata-rata.
4. Menerapkan hubungan antara rapat momentum, rapat aliran momentum, rapat energi dan
intensitas.
5. Memformulasikan intensitas gelombang bunyi.
6. Menentukan/menerapkan hubungan antara intensitas gelombang bunyi dengan impedansi
dan tekanan.
7. Melakukan perhitungan sederhana mengenai taraf intensitas gelombang bunyi.
4.1
4.2
B A B 4 Energetika Gelombang
Andhy Setiawan
4.3
B A B 4 Energetika Gelombang
2. Baca sepintas secara keseluruan dan carilah konsep-konsep yang bersifat prinsip. Pahami
terlebih dahulu setiap kasus atau sistem yang ditinjau dalam pembahasan. Pelajari
pengertian demi pengertian melalui pemahaman sendiri atau bertukar pikiran dengan
teman.
3. Ulangi dan lakukan sendiri setiap langkah dalam penurunan persamaan dan analisis yang
bersifat matematis. Pahami terlebih dahulu apa yang akan ditentukan melalui pembahasan
secara matematis tersebut.
4. Terapkan prinsip-prinsip yang telah Anda peroleh dalam situasi yang mungkin Anda
temukan dalam kejadian sehari-hari.
5. Mantapkan pemahaman dan kemampuan Anda melalui diskusi dalam kelompok atau
dengan teman.
Andhy Setiawan
4.4
B A B 4 Energetika Gelombang
Kegiatan Belajar 1
Energi dan Intensitas Gelombang
Pada keiatan belajar ini dibahas mengenai energi yang dirambatkan gelombang.
Pembahasan dimulai dengan penurunan persamaan differensial gelombang berdasarkan
perumusan energi mekanik (energi kinetik dan energi potensial) dan penerapan hukum
kekekalan energi mekanik. Selanjutnya dibahas mengenai repat energi dan kaitannaya dengan
rapat momenetum dan intensitas gelombang. Selain itu dibahas juga mengenai impedansi dan
intensitas gelombang bunyi. Dalam pembahasan yang terakhir ini diperlukan persamaan-
persamaan yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
1 ∂ψ ∂ψ ∂ψ 2 ∂ψ
2 2 2
Andhy Setiawan
4.5
B A B 4 Energetika Gelombang
dE
Energi E bernilai tetap sehingga derivasinya terhadap waktu = 0. Dengan
dt
demikian maka dari persamaan (4.3) diperoleh
∂ψ ∂ 2ψ ∂ψ ∂ 2ψ
∫ ρ ∂t ∂t 2 dx + ∫ K
dx = 0
∂x ∂x ∂t
(4.4)
Berdasarkan aturan differensiasi dari perkalian dua fungsi maka dapat ditulis
d ∂ψ ∂ψ ∂ψ ∂ 2ψ ∂ψ ∂ 2ψ
= +
dx ∂x ∂t ∂t ∂x 2 ∂x ∂x∂t
∂ψ ∂ 2ψ d ∂ψ ∂ψ ∂ψ ∂ 2ψ
= − (4.5)
∂x ∂x∂t dx ∂x ∂t ∂t ∂x 2
sehingga dengan mensubstitusikannya pada persamaan (4.4) diperoleh
∂ψ ∂ 2ψ ∂ψ ∂ψ ∂ψ ∂ 2ψ
∫ ρ dx + K
2
∂t ∂t ∂x ∂t medium
− ∫ K dx = 0 .
2
∂t ∂x
(4.6a)
Suku ke-dua persamaan (4.6a) sama dengan nol karena di perbatasan medium fungsi
gelombang maupun turunannya lenyap. Dengan demikian maka persamaan (4.6a) dapat
dituliskan lagi sebagai
∂ 2ψ ∂ 2ψ ∂ψ
∫ ∂t 2
ρ − K
∂x 2 ∂t
dx = 0 . (4.6b)
Agar persamaan (4.6b) terpenuhi, yaitu nilai integral tersebut lenyap untuk sembarang
pengambilan elemen medium, maka harus berlaku
∂ 2ψ ∂ 2ψ ∂ψ
ρ 2 − K 2 =0 (4.6c)
∂t ∂x ∂t
sehingga diperoleh
d 2ψ ( x) ρ d 2ψ ( x ) d 2ψ ( x) K d 2ψ ( x )
− =0 atau − =0, (4.7)
dx 2 K dt 2 dt 2 ρ dx 2
yang merupakan ungkapan persamaan differensial gelombang yang dicari. Dengan
membandingkan persamaan (4.7) ini dengan persamaan umum differensial gelombang yang
terdapat pada persamaan (2.7) maka dapat ditentukan cepat rambat gelombang yang
merambat pada pegas adalah
K
v= (4.8)
ρ
Andhy Setiawan
4.6
B A B 4 Energetika Gelombang
seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Untuk gelombang mekanis longitudinal
dalam batang, modulus elastisitas K ditempati oleh modulus elastisitas tarikan atau modulus
Young Y.
∂ψ (x )
2
1
Ep = K ∆ x . (4.10b)
2 ∂x
Dari persamaan (4.8) dapat diperoleh hubungan K ∆x = ∆mv 2 sehingga dengan
mensubstitusikannya pada persamaan (4.10b) diperoleh
∂ψ ( x )
2
1
E p = ∆mv 2 . (4.10c)
2 ∂x
∂ψ ( x ) ∂ψ ( x )
Menggunakan hubungan dengan yang diperoleh dari persamaan (2.6a), maka
∂x ∂t
persamaan (4.10c) menjadi
1 ∂ψ ( x )
2
E p = ∆m . (4.10d)
2 ∂t
Energi total E merupakan jumlah dari energi kinetik yang diungkapkan persamaan
(4.9) dan energi potensial yang diungkapkan oleh persamaan (4.10d), sehingga dapat
dituliskan sebagai
∂ψ ( x )
2
E = ∆ m (4.11)
∂t
Rapat energi per satuan volume medium dapat dituliskan sebagai
Andhy Setiawan
4.7
B A B 4 Energetika Gelombang
2
∂ψ
E = ρ . (4.12)
∂t
Untuk gelombang dengan fungsi ψ ( x, t ) = ψ 0 . cos(k x − ωt ) , maka rapat energinya dapat
dihitung sebagai berikut
E = ρ ω 2ψ 0 sin 2 (kx − ωt ) .
2
(4.13a)
E = 12 ρ ω 2ψ 0 (1 − cos 2(kx − ωt ) ) .
2
(4.13b)
Dari persamaan (4.13) nampak bahwa energi juga merambat dengan kecepatan v = ω/k tetapi
dengan frekuensi sudut 2ω.
Rapat energi rata-rata dapat diperoleh dengan menggunakan nilai rata-rata dari
kuadrat fungsi sinusoidal yang dapat ditulis sin 2 a = 1
2
dengan a sembarang. Dengan
demikian. melalui penggunaan persamaan (4.13a) untuk menghitung rapat energi rata-rata,
diproleh
E = ρ ω 2ψ 0 sin 2 (kx − ωt ) E = 12 ρ ω 2ψ 0
2 2
(4.14)
Dari persamaan rapat energi ini, dapat diturunkan persamaan intensitas. Intensitas I
merupakan daya P persatuan luas A, atau disebut juga rapat daya. Sedangkan daya
merupakan laju energi dE/dt . Sehingga rapat daya dapat disebut juga sebagai rapat laju
energi atau laju rapat energi. Hubungan ketiga besaran tersebut secara matematis dapat
ditelusuri sebagai berikut
P dE dt dE dx
I= → I= = → I = Ev (4.15a)
A A Adx dt
dengan v adalah kecepatan fase atau cepat rambat gelombang. Dengan substitusi E dari
persamaan (4.12) maka diperoleh
2
∂ψ
I = ρ v (4.15b)
∂t
Untuk gelombang yang memiliki fungsi ψ ( x, t ) = ψ 0 . cos(k x − ωt ) , maka
intensitasnya adalah
I = E v = ρ ω 2ψ 0 v sin 2 (kx − ωt ) .
2
(4.16)
Dari persamaan (4.16) ini dapat dihitung intensitas rata-rata, yaitu
I = ρ ω 2ψ 0 v sin 2 (kx − ωt ) I = 12 ρ ω 2ψ 0 v
2 2
(4.17)
Andhy Setiawan
4.8
B A B 4 Energetika Gelombang
Intensitas rata-rata atau rapat daya rata-rata dapat juga disebut laju rapat energi rata-rata
sehingga dapat juga diperoleh dari persamaan (4.15a) dengan mengganti rapat energi oleh
rapat energi rata-rata. Dengan cara seperti ini maka diperoleh
I = E v = 12 ρ ω 2ψ 0 v
2
uv T
u
α u
ul
α ψ(x+dx)
ψ(x)
T
dx
Gambar 4.1 Komponen kecepatan transversal dan longitudinal dari elemen tali
dalam perambatan gelombang
Andhy Setiawan
4.9
B A B 4 Energetika Gelombang
∂ψ
u l = −u t . (4.19)
∂x
Persamaan (4.19) disubstitusikan pada persmaan (4.18) dengan terlebih dahulu memasukkan
∂ψ
ut = maka diperoleh
∂t
∂ψ ∂ψ
P = −ρ (4.20)
∂ t ∂x
∂ψ ( x ) ∂ψ ( x )
Berdasarkan hubungan dengan yang diperoleh dari persamaan (2.6a), maka
∂x ∂t
persamaan (4.20) menjadi
2
ρ ∂ψ
P= (4.21)
v ∂t
dengan v adalah cepat rambat gelombang.
Mengikuti persamaan intensitas sebagi aliran rapat energi, maka persamaan rapat
aliran momentum atau aliran rapat momentum G dapat dituliskan sebagai
2
∂ψ
G = Pv G = ρ . (4.22)
∂t
Persamaan ini ternyata sama dengan persamaan rapat energi yang diungkapkan dalam
persamaan (4.12). Jadi rapat energi sama dengan aliran rapat momentum, sedangkan aliran
rapat energi adalah intensitas. Dengan demikian maka dapat diperoleh hubungan
I = Ev = G v = P v 2 (4.23a)
dan otomatis berlaku
I = Ev = G v = P v2 (4.23b)
Untuk gelombang yang memiliki fungsi ψ ( x, t ) = ψ 0 . cos(k x − ωt ) maka rapat
momentum dan rapat aliran momentum P dan G dan rata-ratanya dengan mudah dapat
diperoleh, yaitu
ρ 1ρ 2 2
P= ω 2ψ 0 2 sin 2 ( kx − ωt ) dan P = ω ψ0
v 2v
1
G = ρ ω 2ψ 0 sin 2 (kx − ωt ) dan G = ρ ω 2ψ 0 2
2
Andhy Setiawan
4.10
B A B 4 Energetika Gelombang
Pada pembahasan dinamika gelombang Bab 3 Kegiatan Belajar 1 bagian C.2, telah diperoleh
persamaan gerak elemen gas yang dapat dinyatakan dalam persamaan (3.21b), dan persamaan
differensial gelombang yang dinyatakan oleh persamaan (3.25), berturut-turut dapat
dituliskan lagi di sini sebagai berikut
∂ 2ψ ∂p
ρ =−
∂t 2
∂x
∂ 2ψ B ∂ 2ψ
− = 0.
∂t 2 ρ ∂x 2
Berdasarkan kedua persamaan tersebut maka dapat diperoleh hubungan antara
gelombang tekanan dan gelombang pergeseran
∂p ∂ 2ψ ∂ψ
= −B 2 p = −B (4.24)
∂x ∂x ∂x
Daya atau arus energi gelombang dapat dituliskan sebagai
∂ψ
P = pA . (4.25a)
∂t
∂ψ ( x )
Substitusi persamaan (4.24) pada persamaan (4.25) dan berdasarkan hubungan
∂x
∂ψ ( x )
dengan dari persamaan (2.6a) maka diperoleh
∂t
2 2
∂ψ ∂ψ ∂ψ BA ∂ψ
P = − BA P = BAv atau P = (4.25b)
∂x ∂t ∂x v ∂t
Berdasarkan persamaan (4.25b) ini maka intensitas atau rapat daya P/A dapat ditulis
sebagai
2 2
∂ψ B ∂ψ
I = Bv atau I= (4.26)
∂x v ∂t
B
Dengan memasukkan harga B dari cepat rambat gelombang v = seperti yang diperoleh
ρ
sebelumnya, maka ungkapan intensitas pada persamaan (4.26) menjadi
2 2
∂ψ ∂ψ
I = ρv 3
atau I = ρ v (4.27)
∂x ∂t
yang konsiten dengan persamaan (4.15b) yang diperoleh pada pembahasan rapat energi.
Hubungan antara intensitas dan tekanan dapat dinyatakan juga dalam ungkapan
impedansi. Impedansi gelombang dapat dituliskan sebagai
Andhy Setiawan
4.11
B A B 4 Energetika Gelombang
∂ψ ∂ψ
Z = − B (4.28a)
∂x ∂t
atau dapat juga ditulis sebagai
B
Z= . (4.28b)
v
Dengan menggunakan hubungan cepat rambat v dan modulus B maka persamaan (4.28b)
dapat ditulis sebagai
Z = ρv. (4.28c)
Substitusi persamaan (4.24) ke dalam persamaan (4.26) menghasilkan
2
p v
I = Bv = p 2 , (4.29)
B B
dan dengan menggunakan persamaan (4.28b) maka diperoleh hubungan intensitas dan
tekanan yang diungkapkan dlam bentuk impedansi, yaitu
1 2
I= p (4.30)
Z
Intensitas gelombang bunyi biasanya dinyatakan sebagai taraf intensitas bunyi. Taraf
intensitas \ ini dalam satuan Bel dinyatakan sebagai logaritma dari perbandingan intensitas
yang ditinjau terhadap intensitas acuan I0, yang dapat ditulis sebagai
I
\ = log . (4.31)
I0
Dengan demikian maka dalam satuan decibel (dB), taraf intensitas dinyatakan sebagai
I
\ = 10 log . (4.31)
I0
Besarnya intensitas acuan I0 = 10−12 W/m2. Taraf intensitas bunyi yang dapat didengar
manusia berada pada kisaran −100 dB (I =10−10 I0) sampai 30 dB (I =103 I0).
Daftar Pustaka
M. O. Tjia, 1994, Gelombang, Dabara Publishers, Solo.
Frank S. Crawford, Jr.,1978, Waves, Berkeley Physics, Vol. 3, Mc Graw Hill, New York.
Taufik Ramlan R., 2001, Diktat Gelombang Optik, Bandung : penerbit UPI
William C. Elmore and Mark A Heald, 1985, Physics of Waves, Dover Publication Inc. New
York
Zahara Muslim, 1994, Gelombang dan Optik, Depdikbud-Dikti.
Andhy Setiawan
4.12
B A B 4 Energetika Gelombang
Andhy Setiawan
4.13
B A B 4 Energetika Gelombang
Kegiatan Belajar 2
Pemantulan dan Transmisi Gelombang
Pada kegiatan belajar ini dibahas mengenai pemantulan dan transmisi gelombang
yang datang secara normal pada permukaan batas dua medium. Pembahasan diawali dengan
penentuan impedansi gelombang yang ditinjau pada tali. Selanjutnya pembahasan mengenai
penerapan syarat batas pada perbatasan medium untuk memperoleh perandingan antara
amplitudo gelombagan yang dipantulkan dengan amplitudo gelombang datang dan antara
amplitudo gelombang transmisi dengan amplitudo gelombang datang. Perbandingan tersebut
dapat dinyatakan melalui perbandingan bilangan gelombang, perbandingan impedansi,
ataupun perbandingan densitas (rapat massa) medium. Berkaitan dengan energi dibahas
mengenai fraksi energi yang dipantulkan dan fraksi energi yang ditransmisikan melalui
penentuan reflektansi dan transmitansi.
θ
T0
Ditinjau gelombang yang merambat pada tali. Elemen tali yang mendapatkan
gangguan diperlihatkan pada gambar 4.2. Pada saat elemen tali mendapatkan gaya luar Fz,
sifat inersia menyebabkan elemen tali melawan gaya tersebut dengan gaya yang sebanding
dengan kecepatannya, sehingga dapat dituliskan
dψ
Fz = − Z (4.32)
dt
dengan Z adalah impedansi gelombang. Dalam pembahasan rangkain listrik AC dikenal
impedansi listrik yang merupakan besaran yang mewakili hambatan listrik, dan memenuhi
hubungan V = Z dq/dt dengan V beda potensial antar ujung-ujung penghantar dan q adalah
muatan listrik. Hubungan tersebut memiliki bentuk yang sama dengan persamaan (4.32).
Andhy Setiawan
4.14
B A B 4 Energetika Gelombang
Pada pembahasan gelombang besaran yang mewakili hambatan ini dinamakan impedansi
gelombang.
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dipeoleh
dψ
Fz = T0 tan θ atau Fz = T0 (4.33)
dt
dψ 1 dψ
dari hubungan =− yang dapat dilihat pada persamaan (2.6a), maka persamaan
dx v dt
(4.33) dpat dituliskan sebagai
To dψ
Fz = − . (4.34)
v dt
Dengan membandingkan persamaan (4.32) dan (4.34) maka diperoleh
To
Z= (4.35)
v
Daya gelombag dapat ditulikan sebagai
∂ψ
P = Fz . (4.36)
∂t
Dengan mengamil besarnya Fz dari persamaan (4.32) maka diperoleh
2
∂ψ ∂ψ ∂ψ
P=Z → P=Z (4.37)
∂t ∂t ∂t
yang memiliki bentuk yang sama dengan persamaan daya pada rangkaian listrik, yaitu
2
dq
P=Z .
dt
Andhy Setiawan
4.15
B A B 4 Energetika Gelombang
gambar 4.3. Pada gambar tersebut ditunjukkan pulsa gelombang datang dari medium pertama
(sebelah kiri), dan pada saat melewati persambungan tali (dapat dipandang sebagai batas dua
medium), maka ada pulsa gelombang yang diteruskan dan ada pulsa gelombang yang
ditransmisikan. Secara umum, perambatan gelombang yang melewati batas dua medium
dapat diilustrasikan pada gambar 4.4.
ψd
ψt
ψp
medium 1 medium 2
x
x=0
ψ p = A p cos(k1 x + ω t ) (4.38b)
ψ t = At cos(k 2 x − ω t ) . (4.38c)
Pada perbatasan dua medium (x = 0) berlaku syarat batas berupa kontinuitas
simpangan, kontinuitas kemiringan, dan sinkronisasi gerak yang dapat dinyataka sebagai
berikut:
a. Kontinuitas simpangan: ψ 1 = ψ 2
∂ψ 1 ∂ψ 2
b. Kontinuitas kemiringan: =
∂x ∂x
∂ψ 1 ∂ψ 2
c. Sinkronisasi gerak: =
∂t ∂t
yang mana indeks 1 dan 2 menunjukkan medium.
Berdasarkan syarat batas kontinuitas simpangan, maka diperoleh
Andhy Setiawan
4.16
B A B 4 Energetika Gelombang
Ap At
Ad + A p = At → 1+ = ( 4.39a)
Ad Ad
yang dapat dituliskan sebagai
1+ r = t (4.39b)
Ap At
dengan r = disebut sebagai koefisien refleksi (pantul), dan t = disebut sebagai
Ad Ad
koefisien transmisi.
Berdasarkan syarat kontinuitas kemiringan maka dapat diperoleh
k1 (Ad − A p ) = k 2 At . (4.40a)
Ap
Dari persamaan (4.40) dan dari hubungan r = maka diperoleh
Ad
k1 − k 2
r= . (4.41)
k1 + k 2
Dengan mensubstitusikan persamaan (4.41) ini pada persamaan (4.39b), maka diperoleh
ungkapan untuk koefisien transmisi, yaitu
2k1
t= . (4.42)
k1 + k 2
Pada pembahasannya sebelumnya telah diperoleh pada persamaan (4.35) bahwa
To
Z= . Berdasarkan hubungan k =ω/v maka persamaan (4.41) dan (4.42) dapat dituliskan
v
dalam bentuk perbandingan impedansi sebagai
Z1 − Z 2
r= (4.43)
Z1 + Z 2
dan
2Z1
t= . (4.44)
Z1 + Z 2
Andhy Setiawan
4.17
B A B 4 Energetika Gelombang
maka diperoleh Z = ρTo sehingga persmaan (4.43) dan (4.44) dapat dituliskan dalam
bentuk
ρ1 − ρ 2
r= (4.45)
ρ2 + ρ2
dan
2 ρ1
t= . (4.46)
ρ1 + ρ 2
sebagai
Ep Et Pp Pt
+ =1 atau + =1
Ed Ed Pd Pd
Sehingga dapat ditulis
R +T =1 (4.49)
Selanjutnya dapat ditinjau beberapa kasus sebagai berikut
Andhy Setiawan
4.18
B A B 4 Energetika Gelombang
a. Kasus dengan kesesuaina (matching) impedansi yang sempurna, Z1 = Z2, maka diperoleh
nilai r = 0 dan t =1. Dengan kata lain R = 0 dan T = 1. Jadi kasus ini menunjukkan
transmisi total.
b. Kasus Z1/Z2 = 0 (infinite drag), atau dapat ditulis Z2 >> Z1, maka diperoleh r = −1 (tanda
negative menunjukkan terjadi pembalikan fase), dan t = 0. Dengan kata lain nilai R = 1
dan T = 0. Jadi kasus ini menunjukkan pemantulan total. Persamaan gelombang pada
medium pertama merupakan superposisi dari gelombang datang dan gelombang pantul
sehingga dapat dituliskan sebagai
ψ 1 = Ad cos(k1 x − ωt ) − Ad cos(k1 x + ωt ) .
Dengan bantuan hubungan trigonometri, maka diperoleh
ψ 1 = 2 Ad sin (k1 x ) sin (ωt ) atau ψ 1 = ψ 10 sin (ωt )
yang menunjukkan bahwa pemantulan total menghasilkan gelombang berdiri dengan
distribusi amplitudo sebesar ψ 10 = 2 Ad sin (k1 x ) yang menghasilkan ψ 10 = 0 di x = 0,
seperti pada tali dengan ujung terikat.
c. Kasus Z2/Z1 = 0 (zero drag), atau dapat ditulis Z1 >> Z2, maka diperoleh r = 1, dan t = 2.
Denan kata lain R = 1 dan T = 0. Jadi pada kasus ini juga menunjukkan terjadinya
pemantulan total. Persamaan gelombang pada medium pertama dapat dituliskan sebagai
ψ 1 = Ad cos(k1 x − ωt ) + Ad cos(k1 x + ωt ) .
Dengan menggunakan hubungan trigonometri diperoleh
ψ 1 = 2 Ad cos( k1 x ) cos(ωt ) atau ψ 1 = ψ 10 cos(ωt )
yang juga menunjukkan bahwa pemantulan total menghasilkan gelombang berdiri dengan
distribusi amplitudo sebesar ψ 10 = 2 Ad cos(k1 x ) yang memberikan ψ 10 = 2 Ad di x = 0,
seperti pada tali dengan ujung bebas.
Daftar Pustaka
M. O. Tjia, 1994, Gelombang, Dabara Publishers, Solo.
Frank S. Crawford, Jr.,1978, Waves, Berkeley Physics, Vol. 3, Mc Graw Hill, New York.
Taufik Ramlan R., 2001, Diktat Gelombang Optik, Bandung : penerbit UPI
William C. Elmore and Mark A Heald, 1985, Physics of Waves, Dover Publication Inc. New
York
Zahara Muslim, 1994, Gelombang dan Optik, Depdikbud-Dikti.
Andhy Setiawan
4.19
B A B 4 Energetika Gelombang
1. Buktikan bahwa daya gelombang memiliki persamaan yang sama dengan daya pada
rangkaian listrik.
2. Turunkan persamaan koefisisen pantul dan koefisien transmisi transmisi dalam ungkapan
(a)bilangan gelombang, (b) impedansi, dan (c) densitas.
3. Buktikan bahwa (a) reflektansi sama dengan kuadrat dari koefisien pantul, dan (b)
transmitansi sama dengan perkalian antara perbandingan impedansi medium dengan
kuadrat koefisien transmisi.
4. Dua buah tali yang berbeda disambung dan direntangkan hingga memiliki tegangan tali
sebesar 4 N. Pulsa dengan amplitudo 6 cm, merambat melalui persambungan dua tali
tersebut. Densitas masing-masing tali adalah 10 g/m dan 40 g/m. Tentukanlah: (a)
impedansi masing-masing tali, (b) amplitudo gelombang pantul, (c) amplitudo gelombang
transmisi, dan (d) reflektansi dan transmitansi.
5. Suatu gelombang merambat melalui 2 tali yang berbeda dengan koefisien transmisi t =
1,6. Gelombang datang pada tali dengan densitas 4 g/cm dinyatakan oleh fungsi
gelombang ψ d ( x, t ) = 2 cos π (3 x − 150t ) cm (x dalam meter dan t dalam sekon). Tentukan:
(a) fungsi gelombang pantul ψ r (x, t ) , (b) fungsi gelombang transmisi ψ t ( x, t ) , (c) fraksi
energi yang direfleksikan (reflektansi), dan fraksi energi yang ditransmisikan
(transmitansi), (d) densitas medium tempat gelombang yang ditransmisikan.
6. Jelaskan secara lengkap mengenai perambatan gelombang melalui dua medium yang
berbeda untuk kasus infinite drag.
Andhy Setiawan