Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL SEMINAR FISIKA

PENGARUH PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PHET PADA


MATERI FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAR UNTUK
MENINGKATKAN HASIL PEMAHAMAN SISWA SMP NEGERI 6
BAUBAU

Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah seminar fisika

DISUSUN OLEH
LINDA INDRIANI
A1K118054

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang
lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa salah seorang telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (efektif).
Untuk mencapai kompotensi peserta didik sesuai yang diharapkan diperlukan
strategi yang tepat. pengajaran yang baik meliputi mengajarkan bagaimana
peserta didik itu belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan
bagaimana memotivasi diri mereka sendiri dan interaksi aktif antara pendidik
dan peserta didik untuk memudahkan proses belajar.
Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi minat dan bakat, kecerdasan emosional, kecerdasan
intelektual dan motivasi berprestasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi
sarana dan prasarana, kurikulum, metode pembelajaran dan cara belajar.
Dalam faktor eksternal, peranan media pembelajaran ikut menentukan
kualitas pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran adalah komponen yang paling utama
dari proses pembelajaran. Media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Media atau
alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu
peningkatan prestasi belajar peserta didik.5 Di sisi lain penggunaan media
lebih mudah menarik perhatian peserta didik untuk mau belajar dan membuat
peserta didik antusias dengan materi yang diberikan. Media ada bermacam-
macam misal media auditif, media visual, media audio-visual.
Penggunaan model dan media pembelajaran mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap keaktifan siswa dalam mengembangkan potensi mereka,
di antaranya mengembangkan kemampuan berpikir kritis.9 Kemampuan
berpikir kritis sangat tepat dikembangkan pada pelajaran yang menuntut
siswa untuk berpikir, salah satunya yaitu pelajaran fisika. Fisika adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mempelajari fakta, hukum, konsep, postulat
serta teori yang harus dipahami, pemahaman yang terkait adalah fenomena
alam, gejala, kejadian, serta interaksi dari benda-benda yang ada di alam
sekitar.
Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
gejala alam. Pelajaran fisika di sekolah diajarkan untuk membekali siswa
mengenai pengetahuan dan pemahaman konsep yang berguna untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Fisika mempunyai peranan
penting dalam kehidupan. Namun masih banyak siswa yang tidak menyukai
mata pelajaran fisika. Siswa beranggapan bahwa fisika merupakan pelajaran
yang sulit. Selain itu, guru selalu mendominasi pembelajaran sehingga
suasana kelas menjadi pasif. Dengan demikian hal ini berdampak pada hasil
belajar siswa yang rendah.
Konsep fisika banyak yang bersifat matematis, abstrak, dan sulit
dipahami. Ada juga konsep fisika yang bersifat matematis dan kontekstual
namum masih sulit dipahami oleh siswa. Hanya siswa yang benar-benar
berminat mendalami fisika saja yang menunjukkan prestasi belajar yang
memuaskan. Konsep fisika yang terkesan terlalu matematis inilah yang
menyebabkan kebanyakan siswa cepat merasa jenuh dan menganggap fisika
adalah pelajaran yang sulit. Sehingga ini berpengaruh pada rendahnya hasil
belajar siswa. Adapun materi fisika yang dianggap sulit salah satunya adalah
materi kesetimbangan benda tegar.
Keseimbangan benda tegar adalah kondisi di mana momentum suatu
benda bernilai nol. Artinya, jika awalnya suatu benda diam, benda tersebut
akan cenderung untuk diam. Adapun Benda tegar adalah suatu benda yang
bentuknya tidak berubah saat diberi gaya dari luar. Benda dianggap sebagai
suatu titik materi yang ukurannya bisa diabaikan. Hal itu berlaku jika benda
dimasukkan dalam sistem partikel. Itulah mengapa, semua gaya yang bekerja
pada benda tersebut hanya dianggap bekerja pada titik materi yang
menyebabkan terjadinya gerak translasi. Jika ditinjau dari sistem partikel,
syarat keseimbangan yang berlaku pada benda hanya syarat keseimbangan
translasi. Hal itu berbeda dengan syarat keseimbangan benda tegar. Syarat
keseimbangan yang berlaku pada benda tegar adalah syarat keseimbangan
translasi dan rotasi. Adapun syarat yang harus dipenuhi yaitu resultan dari
semua gaya yang bekerja pada benda tegar harus sama dengan nol (∑F = 0) ,
dan resultan torsi yang bekerja pada benda tegar harus sama dengan nol
(∑T = 0).
Konsep dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar yang
memerlukan sebuah analisis dan ketelitian yang tinggi dari suatu kejadian
sederhana. Dalam penyelesaian masalahnya, konsep dinamika rotasi dan
kesetimbangan benda tegar harus mengaitkan antara konsep gaya pada hukum
Newon, konsep kinematika gerak, dan konsep gerak melingkar. Dalam
penentuan rumusnya tidak serta merta mudah dihafal, melainkan butuh
pemahaman bagaimana gaya bekerja pada suatu sistem yang menyebabkan
benda itu diam atau bergerak, serta faktor apa saja yang mempengaruhi benda
berputar atau tidak (Apriani, 2016).
Ada beberapa materi keseimbangan benda tegar yang masih sulit
dipahami oleh siswa yaitu momen inersia, momen gaya, dan titik berat. Pada
materi momen inersia, siswa memiliki kesulitan dalam penentuan arah dan
besarnya jarak partikel ke posisi sumbu putar. Pada materi momen gaya,
siswa masih banyak yang kesulitan dalam menentukan arah perputaran
momen gaya. Pada materi titik berat, masih terdapat beberapa siswa yang
menganggap bahwa titik berat benda selalu berada di tengah benda. Padahal
tidak semua benda memiliki titik berat di tengah benda (Fitrianingrum1,
2017) Karena keterkaitan itulah siswa sering merasakan terlalu banyak
rumus, sulit dihafal, membuat kepala pusing dan sebagainya, sehingga minat
atau rasa ketertarikan siswa kepada mata pelajaran fisika menjadi kurang atau
bahkan tidak tertarik sama sekali.
Dalam hal tersebut direkomendasikan untuk dirancangnya sebuah
media bantu yang berguna memaparkan konsep secara kontekstual dari suatu
konsep yang abstrak. Salah satu media pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan adalah PhET Simulations. PhET (Physics Education
Technology) sebuah software gratis dari University of Colorado. Simulasi
dalam PhET bersifat Interactive dikemas dalam bentuk seperti Game
sehingga peserta didik dapat melakukan Eksplorasi.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Media
Pembelajaran Phet Pada Materi Fisika Kesetimbangan Benda Tegar Untuk
Meningkatkan Hasil Pemahaman Siswa SMP Negeri 6 Baubau”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut yaitu bagaimana Pengaruh Penerapan Media
Pembelajaran Phet Pada Materi Fisika Kesetimbangan Benda Tegar Untuk
Meningkatkan Hasil Pemahaman Siswa SMP Negeri 6 Baubau

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran
Phet Pada Materi Fisika Kesetimbangan Benda Tegar Untuk Meningkatkan
Hasil Pemahaman Siswa SMP Negeri 6 Baubau.

D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Guru
Sebagai saran bagi pendidik agar menggunakan media pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik serta lingkungan
belajar. Pendidik juga diharapkan akan mampu menciptakan suasana
belajar fisika yang efektif dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga
tercipta suasana belajar yang aktif.
2. Siswa
Bagi siswa memperoleh pengalaman belajar yang menggunakan media
PhET sehingga dapat melatih dan mengembangkan keterampilan peserta
didik dan peserta didik akan mudah memahami materi pelajaran sehingga
menjadi aktif dan dapat meningkatkan belajarnya.
3. Lembaga
Bagi lembaga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
informasi tentang salah satu topik dan cara pembelajaran fisika pada
siswa SMP N 6 Baubau dengan penggunaan media pembelajaran PhET
(Physics Education Technology).
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Pengertian Media Pembelajaran
Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan
mengajarmerupakan satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan dari dunia
pendidikan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima,
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
peserta didik untuk belajar. Senada dengan apa yang dikatakan oleh
(Ruth Lautfer, 1999) bahwa media pembelajaran adalah salah satu alat
bantu mengajar bagi guru untuk menyampaikan materi pengajaran,
meningkatkan kreatifitas siswa dan meningkatkan perhatian siswa dalam
proses pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih termotivasi untuk
belajar, mendorong siswa menulis, berbicara dan berimajinasi semakin
terangsang (Tafonao, 2018).
Dengan demikian, melalui media pembelajarandapat membuat
proses belajar mengajar lebihefektif dan efesien serta terjalin hubungan
baik antara guru dengan peserta didik. Selain itu, media dapat
berperanuntuk mengatasi kebosanan dalam belajar di kelas. Oleh karena
itu, guru dituntut memberikan motivasi pada peserta didik melalui
pemanfaatan media yang tidak hanya ada di dalam kelas, akan tetapi juga
yang ada di luar kelas, jika hal itu dimanfaatkan maka tujuan
pembelajaran akan tercapai.Lantas apa yang terjadi jika media
pembelajaran tidak ada, yang terjadi adalah mengalami kesulitan dalam
mengajar, materi menjadi monoton dan siswa merasa bosan dengan apa
yang diajar oleh pendidik. Oleh karena itu, media pembelajaran harus
difungsikan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.Dengan
demikian semakin menarik media pembelajaran yang digunakan oleh
guru akan semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa.
2. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Pemanfaatan media dalam pembelajaran merupakan salah satu
kawasan atau domain dalam Teknologi Pembelajaran. Pemanfaatan
adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar (AECT,
1994). Guru atau pembelajar yang terlibat dalam kegiatan pemanfaatan
ini memliki tanggung jawab untuk: menyesuaikan antara pebelajar
(siswa) dengan bahan dan kegiatan yang spesifik.
1) Menyiapkan pebelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan yang
dipilih,
2) Memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian
terhadap hasil belajar yang dicapai, dan 4) memasukkan dalam
prosedur organisasi yang berkelanjutan.
Teknologi media pembelajaran ini memiliki dampak yang amat besar
terhadap struktur organisasi kelembagaan pendidikan baik pada tingkat
makro maupun tingkat mikro. Dampak ini dapat dirasakan dalam tiga
hal, yaitu:
1) mengubah pengambilan keputusan,
2) menciptakan pola pembelajaran baru, dan
3) memungkinkan adanya bentuk alternatif baru dalam kelembagaan
pendidikan.
(Miftah, 2014)

3. Pengertian PhET (Physics Education Technology)


PhET adalah simulasi yang dibuat oleh University of Colorado
yang berisi simulasi pembelajaran fisika, biologi, dan kimia untuk kepen-
tingan pengajaran di kelas atau belajar individu. Simulasi PhET
menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu
yang mendasari, mendukung pendekatan interaktif dan konstruktivis,
memberikan umpan balik, dan menyediakan tempat kerja kreatif
(Prihatiningtyas, 2013).
The PhET Team(2015) menjelaskan bahwa PhET adalah situs
yang menyediakan simulasi pembelajaran fisika, biologi, kimia, dan
matematika, yang diberikan secara gratis oleh Universitas Colorado
untuk kepentingan pembelajaran di kelas atau dapat digunakan untuk
kepentingan belajar individu. Simulasi dirancang secara interaktif,
sehingga penggunanya dapat melakukan pembelajaran secara langsung.
Efektivitas pemanfaatan PhET sebagai media pembelajaran, sudah
pernah dikemukakan dalam beberapa hasil penelitian diantaranya: Adam
dkk. (2008) mengemukakan bahwa, simulasi PhET mampu
memvisualisasikan dengan baik konsep materi yang awalnya sulit untuk
dipahami ketika pembelajaran disajikan dengan metode ceramah
(Saregar, 2016).
Salah satu pembelajaran abad terintegrasi dengan TIK yang dapat
dimanfaatkan melalui software PhET simulasi (Fisika Teknologi
Pendidikan). PhET adalah simulasi yang dikembangkan oleh University
of Colorado yang berisi simulasi pembelajaran fisika, biologi dan
kimia untuk kepentingan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
individu. Simulasi PhET menekankan hubungan antaranyata fenomena
kehidupandan sains yang mendasari, mendukung pembelajaran dengan
pendekatan interaktif dan konstruktivis, memberikan umpan balik, dan
menyediakan tempat kerja yang kreatif. Media simulasi PhET, jika
ditinjau berdasarkan Dale's Cone of Experience, media ini termasuk
dalam level paling konkret, dimana 90% siswa akan terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran untuk mengamati, melakukan percobaan, dan
menyimpulkan data yang diperoleh (Haryadi, 2020).

4. Kesetimbangan Benda Tegar


Kesetimbangan benda tegar merupakan salah satu materi fisika
yang cukup kompleks karena merupakan gabungan dan aplikasi dari
beberapa materi yang harus dikuasai sebelumnya. Beberapa materi
prasyarat yang harus dikuasai siswa antara lain vektor, Hukum Newton
dan dinamika rotasi. Materi kesetimbangan benda tegar menuntut
penalaran yang tinggi mengenai gerakan rotasi serta gambaran yang jelas
mengenai titik berat. Materi ini membutuhkan pemahaman konsep yang
kuat disamping kemampuan matematis yang tinggi pula (Kasih, 2017).
Benda tegar dapat didefinisikan sebagai benda yang jarak serta
orientasi relatif semua partikel penyusun benda selalu tetap. Pada
pembahasan mekanika partikel, gerak benda tegar dapat diwakili oleh
gerak titik pusat massanya. Pada kondisi tertentu benda tegar akan
mengalami kesetimbangan, yaitu jika tidak ada gaya atau momen gaya
yang bekerja padanya. Secara mekanis kesetimbangan benda tegar dapat
dibagi menjadi dua, yaitu kesetimbangan statis dan kesetimbangan
dinamis. Berdasar jenis geraknya, kesetimbangan benda juga dibagi
menjadi dua, yaitu kesetimbangan translasi dan kesetimbangan rotasi.
Kesetimbangan translasi terjadi bila tidak ada resultan gaya yang
bekerja pada benda, atau ΣF = 0. Jika pada awalnya benda sudah
bergerak dengan kecepatan tertentu, maka benda akan tetap bergerak
dengan kecepatan tersebut. Sementara kesetimbangan rotasi terjadi bila
momen gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, atau Στ = 0.
Benda tegar akan berubah kesetimbangan translasionalnya bila
mendapatkan gaya, yaitu berupa tarikan atau dorongan yang bekerja pada
titik pusat massa. Bila gaya yang bekerja tidak pada pusat massa serta
menghasilkan momen gaya atau torsi, maka yang berubah adalah
kesetimbangan rotasi. Secara mendasar dapat dikatakan bahwa gaya
adalah faktor yang mengubah gerak benda secara translasional;
sedangkan momen gaya menyebabkan perubahan gerak benda secara
rotasional.
Benda tegar dapat dikatakan berada dalam keadaan setimbang
mekanis apabila percepatan linier (a) dan percepatan sudut (α) benda
tersebut besarnya sama dengan nol. Keadaan setimbang tersebut tidak
mengharuskan benda berada dalam keadaan diam, tetapi bisa saja
benda tersebut bergerak dengan kecepatan linier (v) atau kecepatan sudut
yang konstan. Keadaan setimbang semacam ini disebut sebagai keadaan
setimbang dinamis, contohnya kipas angin. Sedangkan jika benda benar-
benar dalam keadaan diam (v = 0 dan ω = 0), benda dikatakan berada
dalam keadaan setimbang statik (Nikmah, 2020).

B. Hipotesis Penelitian
Dari permasalahan yang telah penulis paparkan, maka yang menjadi hipotesis
dalam penilian ini adalah :
Ho : Hasil belajar peserta didik yang tidak diajarkan dengan
menggunakan PhET Simulations tidak berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik pada materi kesetimbangan benda tegar di SMP
Negeri 6 Baubau.
Ha : Hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan
PhET Simulations berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik
pada materi kesetimbangan benda tegar di SMP Negeri 6 Baubau.
C. Kerangka Pikir

Proses Pembelajaran Fisika

Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

Tidak Menggunakan Media Phet Penggunaan Media Phet

1. Peserta didik cenderung malas 1. Peserta didik mulai aktif


belajar. dalam kelas.
2. Fisika dianggap pelajaran yang 2. Fisika perlahan dianggap
membosankan. menarik.
3. Indikator dalam keaktifan 3. Indikator dalam keaktifan
peserta didik tidak diterapkan peserta didik diterapkan
dalam proses pembelajaran. dalam proses pembelajaran.

Keaktifan peserta didik dalam


pembelajaran:
1. Memahami Materi
2. Menganalisis Materi
3. Mendeskripsikan Materi

Pre test Posttest

Peningkatan Keaktifan Peserta


Didik
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian
komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah
suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Metode ini dipilih karena
sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu mengetahui
perbedaan suatu variabel, yaitu keaktifan peserta didik dan pemahaman
konsep Fisika dengan menggunakan media pembelajaran PhET (Physics
Education Technology).
2. Lokasi dan Subyek Penelitian
a) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pembelajaran adalah di SMP N 6 Baubau
Kabupaten baubau. Adapun waktu penelitian pembelajaran ini
dilakukan pada semester II tahun ajaran 2020/2021. Mata pelajaran
fisika yaitu kesetimbangan benda tegar dengan menggunakan media
pembelajaran PhET (Physics Education Technology).
b) Subyek penelitian
Subyek adalah siswa SMP N 6 Baubau Kecamatan kokalukuna
kabupaten baubau. Mata pelajaran yang menjadi sasaran pembelajaran
adalah pelajaran Fisika yaitu materi kesetimbangan benda tegar.

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti ada 2 yaitu: variabel bebas
yakni media PhET (Physics Education and Technology) dan variabel
terikat yakni Keaktifan Peserta Didik
2. Definisi Operasional Variabel
a) Media PhET merupakan software simulasi interaktif berbasis research
dan berlisensi gratis (free software) yaitu digital dari fasilitas peserta
didik atau proses laboratorium yang disimulasikan secara digital yang
menyediakan animasi dalam bentuk blog, terdapat gambar bergerak
(animasi) yaitu gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
b) Keaktifan siswa adalah segala kegiatan yang melibatkan fisik maupun
non fisik (mental) yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran
yang bernilai positif serta dapat dipertanggungjawabkan sehingga
berdampak baik pada proses pembelajaran.

C. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan tindakan dilakukan berupa pelaksanaan proses pembelajaran
dengan menggunakan PhET Interactive Simulations yang telah terinstal di
laptop. Pada langkah inii disajikan materi pembelajaran tentang kesetimbanagn
benda tegar.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengukur varibel penelititian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui/mengukur
sesuatu dengan cara-cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Instrumen yang digunakan berupa soal-soal yang diberikan dalam bentuk
pre-test dan post-test. Tujuan dilakukan pre-test adalah untuk mengetahui
kemampuan awal dari peserta didik sedangkan post-test dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana perbedaan peningkatan kemampuan peserta didik
setelah dilakukan proses pembelajaran.
2. Angket Respon Peserta Didik
Angket sering juga disebut kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan tertulis dan jawaban
yang diberikan juga bentuk tertulis yaitu dalam bentuk isian atau
simbol/tanda. Angket ini digunakan untuk mengukur respon dan
tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang digunakan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah evaluasi dari hasil belajar
peserta didik dan respon peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika
pada materi Kesetimbangan Benda Tegar. maka teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Tes
Tes diberikan sebelum dan setelah kegiatan belajar mengajar pada
pembelajaran Kesetimbangan Benda Tegar dengan menggunakan Phet
simulation. Data tes yang diberikan berupa rata-rata n-gain skor pre-test
dan post-test kemampuan hasil belajar peserta didik. Tes yang digunakan
untuk melihat hasil belajar peserta didik terhadap materi kesetimbangan
benda tegar. Soal yang dibuat berdasarkan indikator hasil belajar dan
berkaitan dengan media Phet simulation yang berisi materi
kesetimbangan benda tegar.
2. Angket Respon Peserta Didik
Angket dalam penelitian ini berupa lembar pernyataan respon peserta
didik yang terdiri dari 10 item pernyataan dengan pilihan jawaban sangat
tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Angket dijawab
dengan membubuhkan tanda check list pada kolom yang telah disediakan.
Angket digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Phet simulaion.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Hesti. 2016. Pengembangan Handout Dinamika Rotasi dan


Kesetimbangan Benda Tegar Berbasis Kontekstual Kelas XI IPA SMA.
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Vol 3, No 2 : Hal. 1-6.
Fitrianingrum, Aufa Maulida. 2017. Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan
Benda Tegar. Jurnal Phenomeno. Vol. 07, No. 2 : Hal. 88-98.
Haryadi & Pujiastuti. 2020. Phet Simulation Software-Based Learning To
Improve Science Process Skills. Journal Of Physics: Conference Series :
Hal. 1-7.
Kasih, Firma Rean. 2017. Pengembangan Film Animasi dalam Pembelajaran
Fisika pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar di SMA. Tadris: Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah. Vol. 02, No.1 : Hal. 41-47.
Miftah. 2014. Pemanfaatan Media Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas
Belajar Siswa. Jurnal Kwangsan. Vol. 2, No. 1 : Hal. 1-11.
Nikmah, Faikotun., Dkk. 2020. Bahan Ajar Kesetimbangan dan Dinamika Rotasi
dengan Pendekatan Filosofis. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
Mipa. Vol. 5 No. 2 : Hal. 122–132.
Prihatiningtyas, Dkk. 2013. Implementasi Simulasi Phet dan Kit Sederhana untuk
Mengajarkan Keterampilan Psikomotor Siswa pada Pokok Bahasan Alat
Optik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 2, No. 1 : Hal. 18-22.
Saregar, Antomi. 2016. Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum dengan
Memanfaatkan Media Phet Simulation dan Lkm Melalui Pendekatan
Saintifik: Dampak pada Minat dan Penguasaan Konsep Mahasiswa.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni. Vol. 05, No. 1 : Hal. 53-60.
Tafonao,Talizaro. 2018. Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat
Belajar Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No.2 : Hal.
103-114.

Anda mungkin juga menyukai