Anda di halaman 1dari 202

METODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN

Dr. Muktar Panjaitan, M.pd


MATERI PERKULIAHAN
1. Konsep-Konsep Dasar Penelitian
2. Jenis-jenis Penelitian pada umumnya
3. Penelitian
4. Langkah-langkah Penelitian
5. Judul, Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian
6. Metode Penelitian (Hukum)
7. Instrumen Pengumpul data
8. Sistematika Laporan Penelitian
9. Praktek
MAN IS CURIOUS PEOPLE
HASRAT INGIN TAHU
(CARI KEBENARAN)

ILMIAH

NON ILMIAH LOGIKA


= KEBETULAN PENALARAN
= AKAL SEHAT (COMMON SENSE) PENGEMB. TEORI
= WAHYU
= INTUISI
= TRIAL AND ERROR
= SPEKULASI
= KEWIBAWAAN/OTORITAS
Rancangan Penelitian:
Problems dan Landasan Teori
HASIL PENELTIAN Metodologi Penelitian
Rancangan
CARI KEBENARAN METODE ILMIAH
CIRI: SERUPA,
KONSISTEN,
OBYEKTIF

LOGIKA
APLIKASINYA LANDASAN TEORI
METODOLOGI PENELITIAN

PROSES YG BERLANGSUNG MELALUI PENELITIAN ILMIAH

DILAKSANAKAN DALAM BENTUK/MELALUI PENELITIAN,


YG METODENYA TUNDUK PADA HUKUM –HUKUM LOGIKA (DEDUKSI DAN
INDUKSI)

PROSES/SIKLUS
PENELITIAN

RISET

LANDASAN TEORITIK DAN METODOLOGI

PELAKSANAAN
PROBLEM TO GET ANSWER
searching for the true

RAGU-RAGU
BER-TANYA 2 FOR AN ANSWER
RUANGLINGKUP DAN SIFAT
PROSES PENELITIAN PENDIDIKAN
GEJALA
Pendidikan/ PENELITI
Kependidikan

KONDISI OBYEKTIF
AGGAPAN DASAR
LANDASAN TEORI

TUJUAN MELAKUKAN
JENIS PENELITIAN PENELITIAN
1. Penelitian murni 1. EKSPLORATIF
2. DESKRIPTIF
2. Penelitian Lapangan
3. VERIVIKATIF
4. DEVELOPMENT
TEORI DAN HIPOTESIS
• The Traditional Image of Science

RESEARCH PROBLEM

THEORITICAL
UNDERSTANDING

HYPOTHESIS
FOKUS
PENELITIAN

LATARBELAKANG MASALAH DAN


PENTINGNYA PENELITIAN

OBYEK PENELITIAN SUMBER TUJUAN


SUBYEK PENELITIAN DATA PENELITIAN

PENDEKATAN PENELITIAN
STRATEGI KUANTITATIF
ANALISIS PENELITIAN
KUALITATIF
METODOLOGI PENELITAN
(Penekanan Studi)
KAJIAN PENELITIAN DALAM PENDIDIKAN

LINGKUP PENDIDIKAN - Pendidikan Persekolahan


-Pendidikan Keluarga/Masyarakat
-Pendidikan Luar Sekolah

PENTINGNYA -Humanity - Sosio-Kultural


PENDIDIKAN -Ekonomi dan Politik
- IPTEK dan Agama

DEMOKRASI DALAM FONDASI PENDIDIKAN


PENDIDIKAN SISTEM & STRUKTUR PENDIDIKAN
OPERASIONALISASI PENDIDIKAN
PENDIDIKAN NILAI
IDEM

INOVASI DALAM KURIKULUM


PENDIDIKAN DESAIN DAN STRATEGI
ICT
ISU-ISU KEBIJAKAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISU-ISU MASYA BUDAYA POLITIK SOSIAL


DAN DAN
KEBIJAKAN RAKAT AGAMA
DAN IPTEK ICT GLOBAL
HUKUM EKONO ISASI
MI
INPUT
PEND.

PROSES
PENDIDIKAN

HASIL
PEND.

DAMPAK
PEND.

ANALI-
SIS KE-
BIJAKAN
PROSES PENELITIAN

PENELITIAN Gejala sosial Anggapan Dasar


PENELITI dlm masyarakat Landasan Teori LBM
Kondisi Obyektif

Masalah

Tujuan Pen

Fokus Obyek Tujuan


LBM Penelitian Sumber Data Penelit.
Penelitian Subyek Kualit.
Jenis-Jenis Penelitian Pada Umumnya
Penelitian Labolatorium
Berdasar Penelitian Perpustakaan
tempatnya
Penelitian Lapangan, dll.

Penelitian Ilmu-Ilmu Alam

Penelitian Pendidikan
Berdasar
Bidang
Ilmu Penelitian Pendidikan Islam

Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial


Berdasar Penelitian Dasar (Basic Research)
Penerapan Pencarian terhadap sesuatu karena
nya ada perhatian dan keingintahuan
terhadap hasil suatu aktivitas.
Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan, dan
menguji ilmu.

Penelitian Terapan (Applied Research)

Penelitian yang bertujuan untuk memecahkan


masalah praktis tertentu. Penelitian ini merupakan
aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada.
Penelitian Eksploratif
Berdasar Dilakukan jika pengetahuan suatu gejala kurang
Sifatnya sekali atau belum ada

Penelitian Deskriptif
Penelitian untuk memberikan data yang seteliti
mungkin dengan menggambarkan gejala tertentu

Penelitian Eksplanatoris/Verivikatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk menguji
hipotesis-hipotesis tertentu

Penelitian Development
Penelitian yang dimaksud untuk melakukan
Eksperiment suatu gejala, Pengembangan suatu
gejala, dan Tindakan/Action suatu gejala
Berdasar Bentuknya

Diagnostik
Penelitian untuk mendapatkan
keterangan mengenai sebab-sebab
terjadinya suatu gejala tertentu
Preskriptif
Penelitian untuk mendapatkan saran-saran dalam
mengatasi masalah tertentu
Evaluatif
Penelitian yang dilakukan untuk menilai program-program
yang dijalankan
Berdasar Pendekatan
Filosofis dan disiplin Ilmu
(terkait dengan data)

Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, tindakan, dll, secara holistik dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan naratif pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.

Penelitian Kuantitatif
Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan,
mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari
data numerik
Perbedaan penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif

Aspek Kuantitatif Kualitatif


1. Maksud Membuat deskripsi obyektif Mengembangkan pengertian
tentang fenomena terbatas dan tentang individu dan kejadian
menentukan apakah fenomena dengan memperhitungkan
dapat dikontrol melalui konteks yang relevan
beberapa intervensi

2. Tujuan Menjelaskan,mengontrol,mera Memahami fenomena sosial


malkan fenomena melalui melalui gambaran holistik dan
pengumpulan data terfokus memperbanyak_pemahaman
dari data numerik. yang mendalam.
Aspek Kuantitatif Kualitatif

3. Pendekatan Deduktif, bebas nilai (obyektif), Induktif, berisi nilai-nilai


terfokus, dan berorientasi pada (subyektif), holistik, dan
tujuan. berorientasi pada proses.
4. Model Penemuan fakta sosial tidak Upaya generalisasi tidak dikenal
penjelasan berasal dari persepsi subyektif dan karena perilaku manusia selalu
terpisah dari konteks. terikat konteks dan harus
diinterpretasikan kasus-perkasus.
5. Metode Terstruktur, formal, ditentukan Historikal, etnografis dan studi
terlebih dahulu, tidak luwes, kasus.
dijabarkan secara rinci terlebih
dahulu sebelum penelitian
dilakukan.
Aspek Kuantitatif Kualitatif

6. Pengukuran Deduktif, bebas nilai (obyektif), Induktif, berisi nilai-nilai


terfokus, dan berorientasi pada (subyektif), holistik, dan
tujuan. berorientasi pada proses.

7. Data Random/acak: dimaksudkan Naratif, deskriptif, dalam kata-kata


dalam sampel yang dianggap mereka yang diteliti, dokumen
mewakili. pribadi, catatan lapangan, artifak,
dokumen resmi, video.

8. Analisis data Deduktif, secara statistik. Induktif, model-model, teori,


Terutama menghasilkan data konsep, metode perbandingan
numerik yang biasanya dianalisis tetap. Biasanya data dianalisis
secara statistik. Data kasar terdiri secara deskriptif yang sebagian
dari bilangan dan analisis besar berasal dari wawancara dan
dilakukan pada akhir penelitian. catatan pengamatan.
Tugas mandiri :

Pelajari Landasan Teoritik tentang


Pendidikan
REVIEW LITERATUR (KAJIAN TEORI
ATAU KAJIAN PUSTAKA) DALAM
PENULISAN TUGAS AKHIR SKRIPSI*
PARADIGMA ILMU SOSIAL
• POSITIVISME
• POSTPOSITIVISME
• KONSTRUKTIVISME (INTEPRETATIF)
• TEORI KRITIS (CRITICAL THEORY)
(Lihat Agus Salim, 2001; Nasiwan, 2007).
APA TEORI ITU ?
• Konsep merupakan pertanyaan what ?
• Teori merupakan pertanyaan why ?
• Teori merupakan hubungan antar konsep.
• Teori diartikan sebagai hubungan kausal, logis
dan sistematik antara dua atau lebih konsep,
maka teori tiada lain merupakan penjelasan
suatu gejala.
• Penjelasan (explanation) meliputi unsur yang
menjelaskan (explanan) dan yang dijelaskan
(explanandum).
PEGERTIAN DAN PEMBEDAAN TEORI

• PENGERTIAN TEORI YANG DIMAKSUD DALAM


ILMUSOSIAL IALAH MENGGAMBARKAN KENYATAAN
EMPIRIK (Ramlan Surbakti, 1995).
• Miriam Budiardjo (1977 : 30) mengemukakan
bahwa teori politik adalah bahasan dan generalisasi
dari phenomena yang bersifat politik.
• Thomas P. Yenkin dalam The Study of Political
Theory ( dalam Miriam, 1977 : 30 – 32)
membedakan teori politik ke dalam 1) teori politik
mengnadung nilai (valuational), dan 2) teori politik
tidak mengandung nilai (non-valuational).
• TEORI POLITIK VALUATIONAL antara lain : filsafat
politik, teori politik sistematis, ideologi dan sebagainya.
Fungsi teori ini adalah menentukan pedoman atau
patokan yang bersifat moral dan sesuai dengan norma
– norma moral.
• TEORI POLITIK NON- VALUATIONAL adalah teori yang
menggambarkan dan membahas phenomena dan
fakta-fakta politik dengan tidak mempersoalkan norma
– norma atau nilai. Teori ini hanya sekedar
menggambarkan (description) dan membandingkan
(comparation). Fungsi teori ini mensistematisir fakta –
fakta politik dan menyimpulkan dalam generalisasi –
generalisasi.
BEBERAPA TEORI POLITIK

1. TRADISIONAL (yuridis-
institusional/filsafat)
2. PERILAKU (empirik, obyektif, value free)
3. PASCA-PERILAKU (relevan and action
dan terikat pada nilai)
4. NEO MARXIS (
5. DEPENDENSI
6. PILIHAN RASIONAL
7. Institusionalisme Baru
TEORI DALAM PENELITIAN
HUKUM

1. Teori hukum murni dari Hans Kelsen;


2. Teori bekerjanya hukum dari Robert
Seidmen.
3. Kesadaran Hukum dari Achmad Sanusi
Teori hukum murni dari Hans Kelsen
(Stufenbau Theory)
Teori bekerjanya hukum dari Robert
Seidmen
Teori Kesadaran Hukum Dari
Achmad Sanusi (1991 :230)
a. Kesadaran Hukum
b. Ketaatan Hukum
c. Kelengkapan peraturan hukum dalam arti:
• legitimasi dari sudut konstitusi
• kesesuaian sosiologis
• komprehensif
• Konsisten.
d. Efektifitas sanksi –sanksi hukum, dalam arti:
• Obyektif (sesuai dengan peraturan)
• Pasti kekuatannya
• Sederhana prosedur pelaksanaannya;
• Cepat waktu pelaksanaannya
• Murah biaya pelaksanaannya.
e. Sarana Sosial, dalam arti :
• Publikasi pengundangan yang luas;
• Sistem informasi terbuka dan alirannya
bebas;
• Dukungan politik dari penguasa;
• Bonafiditas kepemimpinan;
• Efektifitas kritik dan kontrol masyarakat.
f. Keserasian dengan kebutuhan-kebutuhan
dalam masyarakat:
• Fisik termasuk biologis;
• Ekonomis termasuk finansial;
• Sosial termasuk hormat – menghormati,
toleransi dll.;
• Politik untuk kewibawaan pemerintah;
• Politik untuk hak-hak demokrasi warga negara.

KESADARAN HUKUM= b (c +d+e+f);


PELANGGARAN HUKUM = - (a+c+d+e+f);
TEORI MORAL

• PERKEMBANGAN MORAL (Kohlberg, Piaget);


• Pendekatan Moral (objektivistik dan
relativistik)
FUNGSI TEORI
• MENJELASKAN
• MEMPERKIRAKAN GEJALA YANG AKAN TERJADI
(MEMPREDIKSI). Misalnya ada penjelasan (teori) yang
dikemukakan Vilfredo Pareto: “makin tinggi derajat
sentralisasi kekuasaan, paksaan atau ancaman paksaan
makin sering digunakan sebagai alat pengendalian
masyarakat”. Berdasarkan teroi ini dapat diprediksi: “ di
mana saja dan kapan saja terjadi sentralisasi kekuasaan
yang tinggi akan banyak menggunakan paksaan atau
ancaman paksaan sebagai alat pengendalian
masyarakat”.
MODEL PENJELASAN

• Model Logic Deduktif


• Model Logic Induktif
POLA PENJELASAN
1.Genetik atau historik;
2.Fungsional;
3.Disposisi;
4.Intensional;
5.Rasional.
CARA PENULISAN TEORI
(Lexy J Moleong, 1996 : 199)

• Argumentasi
• Deskripsi
• Perbandingan
• Analisis proses
• Analisis sebab akibat
• Pemanfaatan analogi
MANFAAT KAJIAN TEORI DALAM
PENELITIAN
• SUATU YANG INGIN DIKETAHUAI DALAM
PENELITIAN MENCAKUP MASALAH DALAM 2
TINGKATAN:
1. SUATU PERTANYAAN YG JAWABANNYA SAMA
SEKALI BELUM DIKETAHUI;
2. SUATU PERTANYAAN YG TELAH DIKETAHUI
JAWABANNYA TETAPI MASIH MERAGUKAN
JAWABANNYA.
KEDUANYA MEMERLUKAN PENJELASAN /TEORI.
MANFAAT YG LAIN DARI TEORI
1. MEMBERI POLA BAGI INTRPRETASI DATA
2. MENGHUBUNGKAN SUATU STUDI DG
LAINNYA
3. MENYAJIKAN KERANGKA SEHINGGA KONSEP
DAN VARIABEL MENDAPAT ARTI PENTING
4. MEMUNGKINKAN MAKNA YG LEBIH BESAR
DARI TEMUAN YG DIPEROLEH DARI SUATAU
PENELITIAN
INTERPRETASI (PENAFSIRAN) DATA
• DILIHAT DARI TUJUAN:
1. Deskriptif;
2. Deskriptif-analitik;
3. Teori substantif
• DILIHAT DARI INTEROGASI:
1. pertanyaan subtantif (berdasarkan disiplin ilmu)
2. pertanyaan logis (berdasarkan ilmu
pengetahuan)
ISI BAB II. KAJIAN TEORI atau KAJIAN
PUSTAKA (Draf Naskah buku pedoman penulisan TAS
Tahun 2009 , FISE UNY)

A. Analisis Teoritis dan Penelitian yang Relevan


• berisi analisis berbagai teori dan hasil penelitian
yang relevan dengan masalah yang diteliti.
• peneliti melakukan sistesis terhadap teori yang
relevan agar diperoleh legitimasi konseptual
terhadap variabel yang diteliti.
• unsur teori tampak jelas, seperti konsep, asumsi,
hubungan antar variabel, dan daya penjelasan
terhadap masalah yang diteliti.
ISI BAB II….
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir berisi gambaran pola hubungan
antar variabel atau kerangka konseptual yang
digunakan untuk memecahkan masalah yang
diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis dan
hasil-hasil penelitian yang relevan.
C. Hipotesis Penelitian (kalau ada)
• dirumuskan secara singkat, lugas, dan jelas.
• dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
• didasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan.
SUMBER BACAAN
• Achmad Sanusi, 1991, PIH dan PTHI, Bandung : Tarsito.
• Agus Salim, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta : Tiara
Wacana.
• Amiruddin & Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
• Harrison. Lisa, 2007, Metodologi Penelitian Politik (Political Research : An
Introduction). Terj. Tri Wibowo, Jakarta : KENCANA Prenada media Group.
• Draf Naskah Buku Pedoman Penulisan TAS dan TAB Tahun 2009 FISE UNY.
• Kweit & Kweit, 1986, Konsep dan Metode Analisa Politik.(Conceps and Methods for
Political Analysis) Terj. Ratnawati, Jakarta : Bina Aksara.
• Lexy J. Moleong, 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya.
• Nasiwan, 2007, Teori – Teori Politik, Yogyakarta : Kerjasama FISE : denganUNY
Press
• Ramlan Suebakti, 1955. Teori dalam Penelitian Ilmu Sosial, dalam Bagong Suyanto,
dkk., ed. Metode Penelitian Sosial, Surabaya: Kerjasama Balai Kajian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia FISIPOL UNAIR dengan Airlangga University
Press.
METODE PENELITIAN
(KUANTITATIF DAN KUALITATIF)
HASRAT INGIN TAHU: Mencari Kebenaran

PENDEKATAN NON-ILMIAH:
Common sense (akal sehat)
Prasangka
Pendekatan intuitif
Kebetulan/Coba-coba
Pendapat otoritas ilmiah
PENDEKATAN ILMIAH:
PENDEKATAN ILMIAH
• Masalah
• Hipotesis
• Pengumpulan data
• Verifikasi data
• Kesimpulan
Penelitian adalah pendekatan ilmiah
yang lebih sistematik, lebih cermat, dan
lebih terencana.
Sumber-sumber Ilmu Pengetahuan:

• Pengalaman
• Otoritas
• Cara berpikir deduktif
• Cara berpikir induktif
• Pendekatan ilmiah
Ilmu sebagai suatu metode penyelidikan

• Aspek-aspek yang melekat pada ilmu adalah:


Metode, yang memungkinkan penyelidik
memeriksa gejala tertentu yang menarik
perhatiannya
Asumsi yang dibuat oleh ilmuwan
Sikap para ilmuwan
Teori ilmiah
ILMU PENGETAHUAN DIPEROLEH MELALUI
PENELITIAN

TUGAS ILMU PENGETAHUAN DAN


PENELITIAN
• Memberikan deskripsi
• Menerangkan / eksplanasi
• Menyusun teori
• Memprediksi
• Melakukan pengendalian
PERANAN TEORI
• Teori sebagai orientasi utama dari ilmu
• Teori sebagai konsepsualisasi dan
klasifikasi
• Teori meringkaskan fakta
• Teori memprediksi fakta-fakta
• Teori memperjelas celah kosong
PERANAN FAKTA TERHADAP TEORI
• Fakta menolong memprakarsai teori
• Fakta memberi jalan dalam mengubah/
memformulasikan teori baru
• Fakta dapat membuat penolakan thp teori
• Fakta menukar fokus dan orientasi baru dari
teori
TEORI MEMBERI KONTRIBUSI TERHADAP
PENELITIAN:
 Teori meningkatkan keberhasilan penelitian;
dapat menghubungkan penemuan-penemuan
yang tampak berbeda-beda ke dalam
keseluruhan dan memperjelas proses-proses
di dalamnya.
 Teori dapat memberikan penjelasan
terhadap hubungan-hubungan yg diamati
dalam suatu penelitian
DEFINISI PENELITIAN

 Penelitian adalah metode kerja atau metode


pemecahan masalah yang dilakukan secara
terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan
fakta dan kesimpulan agar dapat memahami,
menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
keadaan.
DEFINISI PENELITIAN PENDIDIKAN

1. Penelitian pendidikan, suatu kegiatan yang


diarahkan kepada pengembangan
pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian
yang menarik perhatian para pendidik.
Tujuannya, menemukan prinsip-prinsip
umum, atau penafsiran tingkah laku yang
dapat dipakai untuk menerangkan,
meramalkan, dan mengendalikan kejadian-
kejadian dalam lingkungan pendidikan
DEFINISI PENELITIAN PENDIDIKAN

2. Penelitian pendidikan adalah suatu metode kerja


atau metode pemecahan masalah yang dilakukan
secara terencana dan cermat, dengan maksud
mendapatkan fakta-fakta dan kesimpulan mengenai
keadaan/peristiwa/ situasi atau kegiatan pendidikan
agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan,
dan mengendalikan keadaan/peristiwa/situasi atau
kegiatan pendidikan itu; suatu metode kerja untuk
menemukan kebenaran, berupa kebenaran empiris,
logis, dan etis.
ARAH PENELITIAN
1. Menggambarkan/menjelaskan keadaan
2. Memecahkan masalah
3. Menemukan/mengembangkan
model/pola/cara kerja
4. Membuat keputusan/kebijakan
5. Mengembangkan/menguji konsep/teori
6. Memperbaiki:
keadaan, peristiwa, situasi, kegiatan
pendidikan
KARAKTERISTIK PROSES PENELITIAN
PENDIDIKAN
• Sistematis; langkah-langkahnya runtut
• Logis; keterkaitan yang masuk nalar
• Empiris; didasarkan fakta-fakta empirik
• Bersfat reduktif; tidak semua aspek diteliti
• Bersifat replikabel (dapat diulang oleh peneliti lain
dengan hasil yang sama),dan transmitabel (hasilnya
dapat dialihkan untuk kepentingan yang lebih
besar)
SIFAT (CIRI) KHAS PENELITIAN
• Berkisar di seputar masalah yang ingin dipecahkan
• Mengandung unsur-unsur originalitas
• Didasarkan atas pandangan ingin tahu
• Dilakukan secara terbuka
• Berdasarkan asumsi, bahwa suatu fenomena
mempunyai hukum dan pengaturan (order)
• Untuk menemukan generalisasi atau dalil
• Harus menggunakan pengukuran yang akurat
TEORI, KONSEP, VARIABEL,
PROPOSISI, DAN HUBUNGAN ANTAR
VARIABEL
• Teori = Suatu himpunan konstruk (konsep),
definisi dan proposisi yang memberikan suatu
pandangan yang sistematis mengenai gejala
dengan memerinci hubungan-hubungan antara
variabel-variabel, dengan tujuan menjelaskan dan
meramal fenomena/gejala. (Kerlinger).
Adanya suatu himpunan proposisi-
proposisi
• Proposisi adalah saling hubungan antara
konstruk-konstrak/konsep-konsep yang
dideftnisikan.
• Dengan adanya saling hubungan
konstruk/konsep yang didefinisikan itu tampak
pandangan yang sistematik mengenai gejala
yang digambarkan oleh variabel-variabel.
Tujuan Teori
• Menjelaskan gejala, dengan memerinci
hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya, dan
• bagaimana bentuk hubungan itu, sehingga
bisa membuat ramalan
• dari variabel tertentu ke variabel lainnya.
PENGERTIAN KONSEP
• Konsep = 'mental image' atau makna-makna
tertentu menururt persepsi seseorang
(peneliti), suatu pengertian atau definisi yang
menggambarkan secara abstrak suatu
fenomena sosial atau alami.
• Konsep bisa berupa konstruk (tak teramati),
misalnya motif berprestasi, keadilan. Bisa pula
teramati, seperti konsep tentang meja, pohon.
Variabel = suatu konsep yang memiliki
variasi nilai.
• Badan manusia bukan varibel, mengapa? Tinggi
badan manusia adalah variabel, mengapa?
• Dua bentuk variabel dalam penelitian,
(1) Variabel kategorikal (categorical variables), yang
memiliki dua golongan: (a) dikotomi, misalnya jenis
kelamin, (b) politomi, misalnya jenis pekerjaan.
(2) Variabel bersambungan (continuous variables), yang
memiliki rangkaian nilai yang mempunyai rentang
tertentu, misalnya usia, pendapatan.
Ditinjau dari kuantifikasinya, variabel
diklasifikasikan atas:
1.Variabel Nominal; didasarkan atas proses
penggolongan, bersifat diskrit, mutually exclu-
sive. Misalnya: Jenis kelamin, jenis mata
pencaharian, agama.
2.Variabel Ordinal; berdasarkan jenjang dalam
atribut tertentu. Misalnya: Rangking kelulusan,
kejuaraan.
3.Variabel Interval; terdapat satuan (unit)
prngukuran yang sama. Misalnya: Prestasi belajar,
penghasilan
4.Variabel Ratio; mempunyai nol mutlak.
PENGERTIAN PROPOSISI
• Proposisi = pernyataan tentang satu konsep ,
satu variabel atau lebih.
• Proposisi yang membahas satu variabel
disebut univariat, yang membahas dua
variabel disebut bivariat, yang membahas
lebih dari dua variabel disebut multivariat
Contoh univariat?
Contoh bivariat?
Contoh multivariat?
PENGERTIAN HIPOTESIS
• Hipotesis = suatu penjelasan tentatif, jawaban
sementara terhadap masalah penelitian.
Disusun berdasarkan penafsiran yang
mendalam tentang latar belakang teori dan
bukti-bukti empirik yang berfungsi menuntun
dan menjelaskan sifat-sifat tertentu yang
menjadi pusat perhatian peneliti.
Hipotesis ….

Hipotesis merupakan pernyataan yang terbuka


untuk diuji kembali melalui prosedur
penelitian, dikemukakan dalam bentuk :
 masuk akal, logis
 konsisten dengan fakta atau teori
 dinyatakan secara terbuka untuk diuji kebenarannya
 ditulis secara sederhana.
Generalisasi Empirik
• Generalisasi empirik = suatu pernyataan
tentang hubungan yang dibangun atas dasar
pengamatan pertama yang selanjutnya dipakai
sebagai dasar untuk membuat kesimpulan
bagi keseluruhan. Contoh : ??
Jenis-jenis hubungan Antar Variabel
• Hubungan antar Variabel:
Hubungan simetris, apabila variabel yang satu tidak
disebabkan atau dipengaruhi yang lainnya.
Hubungan Timbal Balik, satu variabel bisa menjadi sebab
dan juga akibat dari variabel lain; peningkatan sikap
mental kewirausahaan (X), tingkat kemajuan usaha (Y).
Pada suatu saat X bisa menjadi Y dan sebaliknya.
Hubungan Asimetris, hubungan antara dua variabel, yaitu
variabel independen (pengaruh, bebas) terhadap
variabel dependen (terpengamh, tergantimg). Variabel
independen bisa terdiri atas dua variabel (bivariat), bisa
juga lebih dari dua (multivariat).
Jenis-jenis Variabel ditinjau dari
Fungsinya
1. Variabel bebas (independen,mandiri,
independent) = X
2. Variabel bergantung (dependent, tidak
bebas) = Y
3. Variabel moderator
4. Variabel kendali
5. Variabel rambang
Jenis-Jenis Penelitian
Ditinjau berdasarkan metode dan tujuan:
1. Penelitian dasar (basic reseach)
2. Penelitian terapan (applied reseach)
3. Peneltian evaluasi (evaluation research)
4. Penelitian dan pengembangan (reseach
and development)

Ditinjau berdasarkan metode:


1. Penelitian eksperimen
2. Penelitian non-eksperimen
Penelitian Eksperimen; sebab-akibat,
manipulasi

Desain penelitian eksperimen:


1. Eksperimen Sungguhan (true- experimental)
2. Eksperimen Semu (quasi- experimental)
3. Pra Semu (pre-experimental)
Penelitian Non-Eksperimen

Penelitian non-eksperimen meliputi:


1. Penelitian Deskriptif
2. Penelitian Korelasional
3. Penelitian Survey
4. Penelitian komparatif
5. Penelitian ex-post facto
PENDEKATAN PENELITIAN :
KUANTITATIF DAN KUALITATIF

• Istilah "kuantitatif dan "kualitatif' berkaitan


dengan modus penelitian,atau pendekatan
penelitian, yang mengacu pada metode
penelitian; bagaimana data dikumpulkan dan
dianalisis, jenis generalisasi dan penyajian data
yang diperoleh melalui penelitian.
• Secara kasar/umum, perbedaan antara
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
adalah bentuk data yang disajikann. Penelitian
kuantatitif berkaitan dengan data dalam
bentuk angka, dengan penyajian statistik,
sedangkan penelitian kualitatif berkaitan
dengan data yang bukan angka, disajikan
dalam bentuk naratif.
Perbedaan Penelitian Kuantitatif
dengan Penelitian Kualitatif
• Asumsi tentang dunia. Penelitian kuantitatif,
berlandaskan atas bentuk positivistis lojik, yang
berasumsi bahwa fakta sosial itu stabil, bahwa
hubungan-hubungan dengan realitas tunggal itu
stabil, terpisah dari perasaan dan keyakinan individu-
individu. Penelitian kualitatif lebih bersifat
konstruksionistik, yang beranggapan bahwa realitas
itu tidak tunggal, tetapi majemuk, ada hubungan
yang dinamik dan interaktif di antara individu-
individu pelaku. Realitas sosial adalah buatan
manusia dan dapat diubah oleh manusia.
Perebedaan kuan. .. kual……

• Tujuan penelitian.
Penelitian kuantitatif berupaya untuk menentukan
hubungan-hubungan dan men-
jelaskan sebab dari perubahan-perubahan yang
terukur dalam fakta sosial.
Penelitian kualitatif lebih peduli terhadap
pemahaman mendalam tentang
fenomena sosial dari perspektif partisipan
(subyek). Hal itu diperoleh melalui partisipasi
peneliti dalam kehidupan subyek.
Perebedaan kuan. .. kual……
• Metode dan proses penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif digunakan
prosedur dan langkah-langkah penelitian yang
telah ditetapkan secara mantap (sebelum
penelitian dilaksanakan) sebagai pedoman
peneliti.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif
strategi dan proses penelitian itu lebih
fleksibel.
Perebedaan kuan. .. kual……

• Prototipepenelitian.
Dalam penelitian kuantitatif
digunakan desain eksperimental atau
korelasioanl untuk mereduksi kekeliruan
(error), dan bias. Prototipe penelitian
kualitiatif adalah etnogafi, yang membantu
pembaca memahami perspektif majemuk
dalam situasi yang ada pada subyek
penelitian.
Perebedaan kuan. .. kual……

• Peran peneliti.
Dalam penelitian kuantitatif peneliti
berperan sebagai pengamat jarak jauh/analis,
mungkin juga dikombinasi dengan peran
manipulator jarak jauh. Responden adalah
proyek untuk penelitia dalam konteks searah:
Saya -->Benda.
Perebedaan kuan. .. kual……

Dalam penelitian kualitatif responden adalah


subyek untuk peneliti dalam komunikasi dua
arah :
Saya -->Anda -->Saya. Peneliti
mengkombinasikan peran pelaku dan
pengamat sebagai "action researcher", atau
"konsultan interaktif'.
Perebedaan kuan. .. kual……
• Isi penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif isi penelitian
berdasarkan pandangan terfragmentasi
atau berurutan sesuai hubungan sebab akibat,
variabel sebagian dilihat dari interpretasi peneliti.
Dalam penelitian kualitatif isi penelitian bersifat
holistik/menyeluruh, terutama dilihat dari
interpretasi responden.
Perebedaan kuan. .. kual……
• Pentingnya konteks dalam penelitian.

Penelitian kuantitatif berusaha membuat generalisasi


universal bebas konteks.
Penelitian kualitatif meyakini bahwa peristiwa-perilaku
manusia
dipengaruhi oleh "setting" di mana perilaku itu
terjadi, sehingga perilaku manusia itu tidak dapat
dipahami tanpa memahami bingkai yang
didalamnya manusia menginter-pretasikan
pemikiran, perasaan, dan tindakan-tindakannya.
Bingkai tersebut menjadi kepedulian peneliti
kualitatif selama pengumpulan dan analisis data.
Penelitian kualitatif membangun generalisasi yang
terikat konteks.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1. Memilih satu topik penelitian
2. Mengkaji literatur yang relevan dengan
topik (dan masalah) penelitian.
3. Memilih, menyatakan dan merumuskan
masalah.
4. Merumuskan hipotesis.
5. Menetapkan desain, pendekatan dan
metode penelitian.
Langkah-langkah penelitian ….

6. Mengumpulkan data.
7. Mengolah dan menganalisis data.
8. Menginterpretasi temuan-temuan sesuai hasil analisis.
9. Menyusun kesimpulan, dan/atau generalisasi
9. Menyusun laporan.
Struktur Proposal Penelitian
1. Latar belakang masalah
2. Perumusan dan pembatasan masalah
3. Definisi operasional
4. Hipotesis (untuk penelitian kuantitatif; untuk
penelitian kualitatif tidak perlu)
5. Tujuan penelitian
6. Manfaat penelitian
Struktur Proposal Penelitian …

7. Sistematika isi laporan


8. Prosedur penelitian:
a. Pendekatan dan metode
b. Teknik dan instrumen pengumpulan data
c. Populasi dan prosedur penentuan sampel
d. Teknik pengolahan data
e. Langkah-langkah pengumpulan data
f. Interpretasi
PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
Pengertian
• Penelitian eksperimental adalah penelitian di mana peneliti
memanipulasi satu variabel bebas atau lebih, mengendalikan
variabel di luar variabel bebas, dan melakukan observasi
(pengukuran) terhadap satu atau lebih variabel terikat untuk
menemukan variasi yang muncul seiring dengan manipulasi
variabel bebas tersebut.
• Dalam penelitian non-eksperimental peneliti tidak dapat
memanipulasi variabel karena sifat-sifat tertentu dari
variabel-variabel yang digunakan tidak memungkinkan adanya
manipulasi.
• Penelitian non-eksperimental sering disebut penelitian ex
post facto.
Rms masalah: manakah yang lebih baik, metode diskusi atau metode
ceramah pada prestasi belajar matematika?

• Variabel terikat:
prestasi belajar  Variabel luaran yang dapat dikontrol,
• Variabel bebas: misalnya:
metode pembelajaran (1) waktu mengajar: semua dilakukan pagi
• Variabel luaran: hari (by design)
(1) kemauan belajar, (2) IQ siswa, dilakukan dengan pemadanan
(2) kemampuan awal, IQ (by design)
(3) gaya berpikir, (3) keikutsertaan dalam bimbingan belajar,
(4) aktivitas belajar, dengan melarang semua siswa ikut
(5) gizi siswa, bimbingan belajar (by design)
(6) lama tidur, (4) kemampuan awal, dikontrol secara
(7) fasilitas belajar di rumah, statistik, menggunakan anakova (by
(8) jarak rumah ke sekolah, statistics)
(9) keikutsertaan dalam bimbingan belajar,  Variabel lainnya dianggap berefek sama.
(10) waktu mengajar,
(11) kemampuan guru mengajar,
(12) IQ,
(13) tingkat pendidikan orang tua,
(14) lingkungan sekolah,
(15) dst
Ciri Penelitian Eksperimental

1. pengendalian,
2. manipulasi, dan
3. pengamatan
Prinsip Dasar
• Apabila dua situasi sama dalam segala hal,
kecuali faktor yang ditambahkan atau
dibuang dari salah satu situasi itu, maka
setiap perbedaan yang muncul di antara
kedua situasi tersebut dapat dikaitkan
dengan faktor itu.
Prosedur Meningkatkan Kesamaan

1. penempatan secara acak (random),


2. pemadanan (matching), dan
3. pemilihan kelompok-kelompok yang
homogen (cluster)
Manipulasi
• Manipulasi suatu variabel menunjuk pada tindakan
yang sengaja dilakukan oleh peneliti.
• Dalam penelitian pendidikan dan perilaku lainnya,
pemanipulasian variabel mempunyai bentuk khas di
mana peneliti memberikan seperangkat kondisi yang
berbeda-beda dan yang telah ditentukan sebelumnya
kepada subjek.
Manipulasi
• Seperangkat kondisi yang berbeda-beda itu disebut
variabel bebas yang merupakan variabel
eksperimental atau variabel perlakuan.
• Kondisi yang berbeda-beda itu dirancang untuk
mewakili dua atau lebih nilai suatu variabel bebas,
yang dapat berupa perbedaan tingkatan atau
perbedaan jenis.
• Peneliti dapat memanipulasi satu variabel bebas saja
atau sejumlah variabel bebas sekaligus.
Pengamatan
• Dalam penelitian eksperimental, kita tertarik pada
pengaruh pemanipulasian variabel bebas terhadap variabel
jawaban (response variable).
• Pengamatan dilakukan terhadap ciri-ciri tingkah laku subjek
yang diteliti.
• Nilai pengamatan yang bersifat kuantitatif (atau yang dapat
dikuantitatifkan) ini disebut variabel terikat.
• Dalam penelitian eksperimental, variabel terikat sering
berupa hasil dari sesuatu, misalnya hasil belajar.
• Prinsip: semakin besar variasi variabel terikat semakin baik.
Validitas Internal
• Validitas internal (internal validity)
mempertanyakan apakah suatu variabel
eksperimental telah sungguh-sungguh
menyebabkan perbedaan.
• Segala sesuatu yang berkaitan dengan kendali
atau kontrol terhadap variabel-variabel lain di
luar variabel bebas berkaitan dengan validitas
internal ini.
Validitas Internal
• Untuk menunjukkan bahwa suatu penelitian
eskperimental telah mempunyai validitas internal
yang tinggi, peneliti harus dapat meyakinkan pihak-
pihak lain bahwa semua variabel luaran telah
dikendalikan dan tidak menimbulkan efek pada
variabel terikat, atau jika menimbulkan efek, maka
efek itu terkena sama, baik kepada kelompok
eksperimental maupun kepada kelompok
pembanding.
Validitas Eksternal
• Validitas eksternal (external validity)
mempertanyakan kerepresentatifan atau
kemungkinan generalisasi.
• Persoalan apakah hasil yang diperoleh dapat
digeneralisasikan kepada populasi merupakan
persoalan validitas eksternal.
• Misalnya, apakah kesimpulan yang diperoleh dapat
digeneralisasikan ke satu sekolah saja, atau ke semua
sekolah di suatu kecamatan, atau ke semua sekolah
di suatu kabupaten.
Validitas Eksternal
• Validitas eksternal juga mempertanyakan kerepresentatifan
kajian sehubungan dengan variabel dan ekologi atau setting
yang terlibat di dalamnya.
• Misalnya dari penelitian terhadap siswa sekolah dasar di Kota
Surakarta telah diketemukan bahwa jarak ke sekolah tidak
mempengaruhi keterlambatan siswa. Pertanyaannya ialah
apakah kalau wilayah penelitiannya diubah ke wilayah lain (ke
Kabupaten Wonogiri, misalnya) apakah saling taut antar-
variabel tersebut masih berlaku? Atau kalau penelitian
direplikasi ke tingkat sekolah yang lebih tinggi (misalnya pada
sekolah menengah umum) apakah saling taut itu juga masih
berlaku?
Validitas Eksternal
• Validitas eksternal juga mempertanyakan
kerepresentatifan variabel.
• Misalnya kita mempunyai suatu variabel yang disebut
kecemasan. Persoalannya adalah apakah kecemasan
yang dirasakan oleh siswa dari lingkungan
masyarakat kaya sama dengan kecemasan yang
dirasakan oleh siswa dari masyarakat kumuh?
Validititas Eksternal
• Contoh yang lain ialah yang berkaitan dengan
variabel yang disebut inteligensi. Apakah pengukuran
inteligensi tidak dipengaruhi oleh latar belakang
kehidupan sosial siswa? Apakah tidak dipengaruhi
oleh lingkungan sehari-hari siswa?
• Suatu variabel diharapkan berlaku konstan di mana-
mana dan tidak dipengaruhi oleh keadaan ekologi di
sekitarnya, seperti halnya variabel panjang dan
temperatur pada fisika yang bersifat konstan.
Validitas Internal dan Eksternal
• Dalam membuat rancangan penelitian, validitas
internal adalah syarat mutlak.
• Di sisi lain, rancangan penelitian yang baik harus juga
memperhatikan validitas eksternal.
• Biasanya validitas internal dan validitas eksternal ini
saling bergantungan.
• Semakin dipertinggi validitas internal, biasanya
semakin rendah validitas eksternal, dan sebaliknya,
terutama untuk penelitian pendidikan.
Penggolongan
• Disebut penelitian eksperimental sungguhan (true
experimental research) apabila peneliti dapat
mengendalikan semua variabel luaran dengan ketat
• Disebut penelitian eksperimental semu (quasi
experimental research) apabila peneliti tidak
memungkinkan mengendalikan semua variabel
luaran yang relevan.
Penggolongan
• Ada juga pakar penelitian yang mengatakan bahwa
penelitian bidang kependidikan termasuk kepada
penelitian eksperimental semu, karena penelitian
kependidikan sering menggunakan intact group, misalnya
kelas, sebagai kelompok eksperimen dan kelompok
pembanding.
• Dalam hal penggunaan intact group, tidak dilakukan
randomisasi sama sekali untuk menentukan subjek yang
masuk kepada kelompok eksperimental dan kelompok
pembanding.
Langkah-langkah
1. Identifikasikan dan rumuskan masalah
penelitian.
2. Lakukan telaah pustaka yang berkaitan
dengan variabel penelitian.
3. Rumuskan hipotesis berdasarkan penelaahan
kepustakaan.
Langkah-langkah
4. Definisikan secara operasional variabel-variabel
penelitian.
5. Susunlah rencana eksperimen.
6. Laksanakan eksperimen.
7. Kumpulkan data dan aturlah dalam cara yang
mempermudah analisis selanjutnya dan tempatkan
dalam rancangan yang memungkinkan
memperhitungkan efek yang diperkirakan ada.
Langkah-langkah
8. Lakukan uji statistik yang relevan. Biasanya
adalah uji komparasi, misalnya uji t, analisis
variansi, atau analisis kovariansi.
9. Buatlah interpretasi mengenai uji yang telah
dilakukan, berikan diskusi (pembahasan)
seperlunya, dan tuliskan laporan hasil
penelitiannya.
Rencana Eksperimen
• Identifikasikan macam-macam variabel yang
relevan
• Identifikasikan variabel-variabel non-
eksperimental yang mungkin mencemarkan
eksperimen, dan tentukan bagaimana
caranya mengendalikan variabel-variabel
tersebut
Rencana Eksperimen
• Tentukan rancangan eksperimennya
• Tentukan sampel yang representatif bagi
populasi tertentu, tentukan siapa-siapa yang
masuk kelompok pembanding dan siapa-
siapa yang masuk kelompok eksperimen
• Tetapkan perlakuan yang diperlukan
Rencana Eksperimen
• Pilihlah atau susunlah alat untuk mengukur
hasil eksperimen dan validasikan alat
tersebut
• Rencanakan prosedur pengumpulan data
dan jika mungkin lakukan suatu pilot atau
trial run test untuk menyempurnakan alat
pengukur atau rancangan eksperimen
Rancangan Faktorial
(untuk dua atau lebih variabel bebas)

• Terdapat dua jenis rancangan faktorial (factorial


design).
• Pada rancangan jenis pertama, semua variabel bebas
merupakan variabel eksperimental. Peneliti tertarik
pada beberapa variabel bebas dan ingin menilai
pengaruh variabel-variabel bebas itu baik secara
terpisah maupun secara bersama-sama.
Rancangan Faktorial
• Pada rancangan kedua, salah satu dari dua (atau lebih)
variabel bebas merupakan variabel eksperimental. Kecuali itu,
peneliti dapat juga mempertimbangkan variabel-variabel lain
yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat, yang
bukan variabel eksperimental. Pada umumnya variabel lain itu
adalah variabel atributif, yaitu variabel yang pada dasarnya
tidak dapat dimanipulasi, misalnya jenis kelamin, kecerdasan,
ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya.
• Memasukkan variabel atributif ke dalam disain faktorial bukan
saja meningkatkan ketepatan eksperimen, melainkan juga
akan meningkatkan kemampuan generalisasi hasil eksperimen
tersebut.
Pemilihan variabel atribut
• Killen (dalam Wina Sanjaya, 2008:131): “no
teaching method is better than others in all
circumtances, so you have to be able to use a
variety of teaching methods and make rational
decisions about when each of the teaching
method is likely to most effective”
• Pemilihan variabel atribut harus mempertimbangkan
pendapat Killen di atas
Pemilihan variabel atribut
• Jika membandingkan dua metode, variabel atributif
harus dipilih demikian rupa sehingga akan diperoleh
informasi mengenai pada keadaan seperti
apa metode yang pertama lebih
efektif daripada metode kedua, dan
pada keadaan seperti apa metode
kedua lebih efektif daripada
metode pertama
• Pada konteks anava, yang diharapkan adalah adanya
interaksi antara variabel metode pembelajaran dengan
variabel atribut.
Rancangan Faktorial
• Rancangan faktorial yang paling sederhana adalah
rancangan 2 X 2, di mana masing-masing variabel
bebas mempunyai dua tingkatan.
• Analisis statistik yang digunakan pada rancangan
faktorial pada umumnya adalah analisis variansi atau
analisis kovariansi.
• Semakin kompleks rancangannya, semakin kompleks
pula perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan.
Contoh
• Rancangan faktorial 2 X 3
Efek Utama
• Peneliti dapat melihat efek utama (main effect) yaitu efek utama
pada baris atau kolom dengan tidak memperhatikan sel-selnya.
• Pada contoh di muka, peneliti dapat melihat efek utama pada baris,
yaitu apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi
belajar (dalam arti apakah terdapat beda rerata antara kelas yang
diberi pelajaran dengan metode A dan rerata kelas yang diberi
pelajaran dengan metode B, dan kemudian menentukan metode
mana yang lebih baik).
• Pada contoh di muka, peneliti juga dapat melihat efek utama pada
kolom, yaitu apakah terdapat perbedaan rerata antara siswa yang
mempunyai IQ tinggi, sedang, dan rendah, dan kemudian
menentukan kelompok mana yang memperoleh prestasi lebih baik.
Interaksi
• Bila metode pembelajaran yang berbeda
memberikan efek yang berbeda pada masing-masing
tingkatan tingkat kecerdasan (dalam arti tidak
konsisten), maka dikatakan terdapat interaksi.
• Hal yang sama terjadi apabila pada masing-masing
metode pembelajaran, perbedaan rerata pada
masing-masing tingkatan IQ tidak konsisten.
Interaksi
• Interaksi ada, misalnya, apabila terjadi hal berikut. Untuk
siswa yang kecerdasannya tinggi, metode A lebih efektif,
namun untuk siswa yang kecerdasannya normal, metode B
yang lebih efektif, sedangkan untuk siswa yang kecerdasannya
rendah, kedua metode sama efektifnya.
• Hipotesis penelitian yang mengatakan terdapat interaksi
antara metode pembelajaran dan IQ, tidak jelas dan tidak
mempunyai arah, sebab ada berbagai kasus interaksi sehingga
tidak jelas interaksi mana yang dihipotesiskan.
• Harus dihindari hipotesis penelitian yang berbunyi:
“terdapat interaksi antara variabel A dan variabel
B”
Interaksi

• Hipotesis penelitian yang mengatakan tidak terdapat


interaksi antara metode pembelajaran dan IQ, tidak jelas
dan tidak mempunyai arah, sebab ada berbagai kasus
tidak interaksi sehingga tidak jelas interaksi mana yang
dihipotesiskan.
• Harus dihindari hipotesis penelitian yang berbunyi:
“tidak terdapat interaksi antara variabel A dan
variabel B”
Efek Sederhana
• Efek sederhana (simple effect) adalah efek
baris tertentu dengan memperhatikan
tingkatan (variasi) pada kolom, atau efek
kolom tertentu dengan memperhatikan
tingkatan (variasi) pada baris.
Efek Sederhana
• Pada contoh di atas, peneliti dapat melihat efek metode kalau
ditinjau dari tingkat kecerdasan. Yang berarti peneliti melihat:
– apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang mempunyai IQ
tinggi (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ tinggi
berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih
baik);
– apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang mempunyai IQ
sedang (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ sedang
berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih
baik);
– apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang mempunyai IQ
rendah (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ rendah
berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih
baik);
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2

Jika rancangan penelitiannya adalah faktorial


2 x 2, seperti pada diagram di atas, ada
berapa pertanyaan penelitian yang dapat
dikaji?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2

1. Manakah yang memberikan prestasi belajar


lebih baik, metode A atau metode B?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2

2. Manakah yang memberikan prestasi belajar


lebih baik, ukuran kelas Kecil atau ukuran
kelas Besar?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2

3. Pada Kelas Kecil, manakah yang


memberikan prestasi belajar lebih baik,
metode A atau metode B?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2

4. Pada Kelas Besar, manakah yang


memberikan prestasi belajar lebih baik,
metode A atau metode B?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2

5. Pada Metode A, manakah yang memberikan


prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil
atau ukuran Kelas Besar?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2

6. Pada Metode B, manakah yang memberikan


prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil
atau ukuran Kelas Besar?
Hipotesis mengenai tidak terdapat interaksi vs
terdapat interaksi

• Sebaiknya dihindari hipotesis penelitian, misalnya: tidak


terdapat interaksi antara ukuran kelas dan
metode
• Sebaiknya dihindari hipotesis penelitian, misalnya:
terdapat interaksi antara ukuran kelas dan
metode
• Sebab terdapat berbagai kasus tidak terdapat
interaksi dan terdapat berbagai kasus terdapat
interaksi antara ukuran kelas dan metode
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

dan masih banyak lain kasus


Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar, metode A


sama efektifnya dengan metode B.
2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas
kecil sama efektifnya dengan ukuran kelas besar.
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Baik untuk kelas kecil mapun kelas besar, metode A


sama efektifnya dengan metode B.
2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas
kecil lebih baik daripada ukuran kelas besar.
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar, metode A


sama efektifnya dengan metode B.
2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas
besar lebih efektif daripada ukuran kelas kecil.
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Baik untuk ukuran kelas kecil maupun kelas kecil,


metode B lebih efektif daripada metode B.
2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas
kecil sama efektifnya dengan ukuran kelas besar.
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara
Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

dan masih banyak lain kasus


Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara
Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Untuk kelas kecil, metode B lebih baik daripada metode A;


sedangkan untuk kelas besar, metode A sama efektifnya dengan
metode B.
2. Untuk metode A, kelas kecil sama efektifnya dengan kelas besar;
sedangkan untuk metode B, kelas kecil lebih efektif daripada kelas
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara
Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Untuk kelas kecil, metode A lebih baik daripada metode B;


sedangkan untuk kelas besar, metode A sama efektifnya dengan
metode B.
2. Untuk metode A, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar;
sedangkan untuk metode B, kelas kecil sama efektifnya dengan
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara
Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Untuk kelas kecil, metode A lebih efektif daripada metode B;


sedangkan untuk kelas besar, metode B lebih efektif daripada
metode A.
2. Untuk metode A, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar;
sedangkan untuk metode B, kelas besar lebih efektif daripada
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara
Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:

1. Untuk kelas kecil, metode B lebih efektif daripada metode A;


sedangkan untuk kelas besar, metode A lebih efektif daripada
metode B.
2. Untuk metode A, kelas besar lebih efektif daripada kelas kecil;
sedangkan untuk metode B, kelas kecil lebih efektif daripada kelas
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan
Hipotesis Statistik

Bagaimana mengkaitkan jawaban rumusan


masalah (atau hipotesis penelitian) dengan
hipotesis statistik pada Anava 2 jalan?
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis
Statistik

1. Manakah yang memberikan prestasi belajar


lebih baik, metode A atau metode B?

Dilihat dari diterima/ditolaknya H0M


Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis
Statistik

2. Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih


baik, ukuran kelas Kecil atau ukuran kelas Besar?

Dilihat dari diterima/ditolaknya H0UK


Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis
Statistik

3. Pada Kelas Kecil, manakah yang memberikan prestasi


belajar lebih baik, metode A atau metode B?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang
berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu
kepada jawab pertanyaan 1. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut
pasca anava antarsel pada baris yang sama.
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis
Statistik

4. Pada Kelas Besar, manakah yang memberikan prestasi


belajar lebih baik, metode A atau metode B?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang
berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu
kepada jawab pertanyaan 1. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut
pasca anava.
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis
Statistik

5. Pada Metode A, manakah yang memberikan prestasi belajar


lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang
berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu
kepada jawab pertanyaan 2. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut
pasca anava.
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis
Statistik

6. Pada Metode B, manakah yang memberikan prestasi belajar


lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar?

Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang


berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu
kepada jawab pertanyaan 2. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut
pasca anava.
PENETAPAN
SUBYEK/ OBYEK PENELITIAN
1. Memilih
8. Membuat
topik
kesimpulan
penelitian

2. 7.
Merumuskan Menganalisis
masalah data

6.
Merencanakan
3. Merumuska
dan
hipotesis
melaksanakan
penelitian

5.
4.
Menentukan
Menentukan
tipe dan
variabel
desain
SUBYEK PENELITIAN
– Dalam topik penelitian, sudah ditentukan
subjek penelitian sebagai populasi, yaitu
kelompok besar dimana hasil penelitian
akan diterapkan.

– Dalam perencanaan penelitian, penentuan


subjek penelitian lebih terkait pada
sampel, yaitu kelompok kecil dari
populasi, yang akan digunakan dalam
penelitian.
– Karakteristik subjek penelitian yang akan
digunakan sebagai sampel harus dituliskan
secara lengkap.

– Pengambilan sampel penelitian berkaitan erat


dengan validitas eksternal atau sejauh mana
hasil penelitian nantinya dapat
digeneralisasikan.
METODE PENENTUAN SUBYEK
DALAM PENELITIAN STUDI KASUS
Definisi
• Populasi target
Kumpulan dari satuan/unit yang ingin
kita buat inferensi/generalisasinya
• Populasi studi/terjangkau
kumpulan dari satuan/unit dimana kita
mengambil sampel
• Sampel
bagian dari populasi studi yg diambil
untuk dilakukan pengukuran
• Populasi target

• Pop.studi/
terjangkau

sample
Mengapa sampling?

• Jumlah populasi yg sangat besar


• Homogenitas
• Menghemat waktu, biaya dan tenaga (efisien)
• Faktor ketelitian
Syarat sampel ideal
• Menghasilkan gambaran yang tepat
karakter populasi (representatif)
• Dapat menentukan presisi (ketepatan)
dari hasil penelitian.
• Sederhana dan mudah dilaksanakan
• Informasi banyak dan biaya rendah.
Bagaimana Prosedurnya???
Prosedure Sampling

Tentukan Populasi Target dan Terjangkau

Identifikasi kerangka sampling

Pilih Tehnik Sampling

Tetapkan Besar Sampel

Kumpulkan data
Populasi Target dan Terjangkau
• Populasi target
• Sasaran Akhir penerapan hasil penelitian
• Bersifat umum biasanya dibatasi karakteristik demografis
(Contoh: usia, jenis kelamin, suku, dll),
karakteristik klinis (Contoh: penderita TB kategori I, Penderita
diare akut, dll)
• Populasi terjangkau
• Bagian dari populasi target yang dapat dijangkau peneliti
• Dibatasi tempat dan Waktu
• Contoh: Pengetahuan Murid SMU N 1 Kota Medan
tentang HIV AIDS
Kerangka Sampling
• Daftar dari semua unsur sampel dalam
populasi

• Cth :
• Daftar penduduk kecamatan X
• Jumlah penderita TBC dari Puskesmas X
• Daftar murid SMU 1 Negeri Medan
= Consecutive
• Teknik sampling dikembangkan 
membantu para peneliti  melakukan
generalisasi dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
• Generalisasi bisa dilakukan lewat penaksiran
(estimation) parameter populasi maupun
generalisasi lewat pengujian hipotesis
(testing of hypothesis) tentang keadaan
parameter di populasi.
Non probability sampling

• Consecutive sampling
• Pemilihan subjek berdasarkan kriteria yg telah
ditetapkan
• Convenient sampling/accidental sampling
• Pemilihan sampel tanpa kriteria, tanpa sistematika
tertentu
• Quota sampling
• Sampel yang akan diambil telah ditentukan jumlah dan
kriterianya. Kalau jumlah tersebut sudah dicapai maka
sipengumpul data berhenti,
Snowball Sampling

• Menentukan sampel dalam jumlah kecil pada


awal
• Kemudian sampel awal diminta untuk
mengajak temannya
A

B1 B2 B3

C1 C2 C3 C4 C5 C6
Probability Sampling/Acak
• Acak sederhana(Simple
Random Sampling)
• Sistematis (Systematic
Random Sampling
• Sampel strata (Stratified
Random Sampling)
• Klaster (Cluster sampling)
• Bertingkat/bertahap
(Multistage)
Acak Sederhana

• Pengambilan sampel sedemikian rupa


sehingga setiap unit dasar (indvidu)
mempunyai kesempatan yang sama
• Cara yang paling sederhana, paling ideal
• Keuntungan: ketepatan yg tinggi
• Kerugian : harus ada kerangka sampling.
• Cara: dengan undian, tabel random,
komputer
Acak Sederhana

• Randomisasi
Acak Stratifikasi
• Pengambilan sampel dengan membagi
populasi menjadi beberapa strata dan setiap
strata homogen
• Keuntungan : ketepatan tinggi, Standar deviasi
lebih kecil
• Kerugian : harus mengetahui kondisi populasi,
sulit membuat kelompok.
Acak stratifikasi

• strata

• sampel
Acak Sistematis
• Yang diambil secara acak adalah unsur
pertama, selanjutnya secara sistematis sesuai
langkah yg ditetapkan
• keuntungan : kerangka sampling tidak mutlak
• lebih mudah, biaya relatif rendah.
• Kerugian : terdapat kecendrungan tertentu.
Acak sistimatis

penentuan secara
sistematis
Acak klaster
• Populasi dibagi didalam kelas, didalam kelas
terdapat semua variasi yang akan diteliti
• Ciri :
• didalam kelas seheterogen mungkin
• Antar kelas sehomogen mungkin
Klaster
acak kelas

• Kelas
• (dlm heterogen)
Sampel Stratified

ˆ ˆ ˆ

ˆ ˆ ˆ

ˆ ˆ ˆ

Sampel Cluster

$ $ @ @ & &
$ $ @ @ & &
$ $ @ @ & &
 Contoh :

 Penelitian untuk mengetahui penggunaan


internet di wilayah Belimbing kota malang.
 Kesulitan membuat kerangka populasi karena
jumlah satuan analisis yang banyak (warga
belimbing kota malang)
 Misal wilayah belimbing memiliki 10 RW.
 Dari 10 RW tersebut diambil 25% melalui teknik
random, diperoleh 3 RW
 Masing-masing RW memiliki 11,12 dan 14 RT
 Masing-masing RT terdiri dari 25, 26 dan 29 KK
 Dari 80 KK tersebut hanya 50 KK yang
menggunakan internet.
Acak bertingkat (Multistage)
• Pengambilan sampel dengan banyak tahap.
• Contoh : untuk penelitian di seluruh
Indonesia, langkah awal mengacak propinsi,
kemudian mengacak kabupaten dst sampai
ketingkat yg paling kecil.
Bertingkat
Bagaimana Menentukan Besar
sampel??????
Penentuan Besar Sampel

• Syarat penting untuk suatu generalisasi atau


inferensi
• Semakin homogen populasi, semakin kecil
sampel, semakin heterogen populasi,
semakin besar sampel
• Tujuan penentuan besar sampel :
1. mewakili populasi (representativeness)
2. keperluan analisis
Penentuan Besar sampel
• Tergantung:
• Biaya yg tersedia, waktu dan tenaga
• Tujuan dan desain penelitian
• Variasi dalam variabel (objek penelitian) dan banyak variabel
• Skala pengukuran
• Hipotesis (one tail dan two tail) serta Alpha dan betha yang
ditetapkan
• Presisi : ketepatan yang dikehendaki (ditentukan peneliti)
• Rencana analisis
Beberapa contoh menentukan
Populasi kurang sample size
dari 10.000

n= N
1 + N (d²)

N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan yang diinginkan
Menentukan ukuran sampel menurut Gay

• Ukuran minimum sampel yang dapat diterima


bedasarkan pada desain penelitian yang
digunakan, yaitu :
– Metode deskriptif, minimal 10% populasi
untuk populasi yang relatif kecil min 20%
– Metode deskriptif-korelasional, minimal 30
subyek
– Metode ex post facto, minimal 15 subyek per
kelompok
– Metode eksperimental, minimal 15 subyek per
METODE PENENTUAN
SUBYEK/ OBYEK
DALAM PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Eksperimen/Uji klinik

Uji klinik dasar

Keluaran+
Diberikan Follow up
pajanan
Keluaran-
Populasi Inklusi Sampel Randomisasi
terjangkau Eksklusi terjangkau
Keluaran+
Tdk diberikan Follow up
pajanan
Keluaran-
Terima Kasih Atas Perhatiannya
Pengembangan Instrumen
Penelitian
Instrumen Penelitian
• Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan
akademis shg dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data
mengenai suatu variabel penelitian.

• Ciri Instrumen yang Baik :


1. Valid (shahih)  validitas
2. Reliabel (ajeg)  reliabilitas
3. Sensitif
4. Obyektifitas tinggi
Validitas
Validitas adalah kemampuan alat ukur untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur

Macam validitas :
• Validitas rupa (face validity)
• Validitas isi (content validity)
• Validitas konstruk (construct validity)
• Validitas kriteria (empiris) : internal + eksternal
• Validitas eksternal
• Validitas prediktif
Reliabilitas
Bagaimana konsistensi (keajegan dalam hal
ketelitian) alat ukur ketika dipakai dalam
proses pengukuran

Cara menentukan reliabilitas:


• Test-retest
• Tes belah dua (split half)
• Bentuk ekivalen
VARIABEL • Apa namanya? Bisakah diukur?

TEORI • Seperti apa konsepnya? Dari siapa saja?

KONSTRUK • Susun sendiri kalimat atau pernyataannya

DEFINISI KONSEPTUAL • Sama persis dengan rumusan konstruk

• Sama dgn definisi konseptual


DEFINISI OPERASIONAL
• Termasuk bagaimana cara mengukur

PENETAPAN INSTRUMEN • Kuesioner, skala sikap, tes, lembar observa

KISI-KISI INSTRUMEN • Sajikan dalam bentuk matriks


PENULISAN BUTIR INSTRUMEN Membuat pernyataan/pertanyaan

UJICOBA INSTRUMEN Dilakukan thd calon sampel yg setara

Diketahui item yg memenuhi syarat


ANALISIS HASIL UJICOBA & item yg harus didrop :
uji validitas & reliabilitas

REVISI INSTRUMEN Perbaiki item yg kurang baik

FINALISASI INSTRUMEN Penyempurnaan instrumen, format, dsb

Gandakan sesuai kebutuhan


PERBANYAKAN INSTRUMEN
VARIABEL

TEORI A TEORI B TEORI C TEORI D

KONSTRUK/DEFINISI KONSEPTUAL

DEFINISI OPERASIONAL

INDIKATOR

ITEM / BUTIR
Motivasi Berprestasi

Teori Maslow Teori Muray Teori Hezberg Teori Mc Cleland

Motivasi berprestasi adalah kesungguhan atau


daya dorong seseorang untuk berbuat
lebih baik dari apa yang pernah dibuat
atau diraih sebelumnya maupun
yang dibuat atau diraih orang lain

1. Berusaha untuk unggul dalam kelompoknya


2. Menyelesaikan tugas dengan baik
3. Rasional dalam meraih keberhasilan
4. Menyukai tantangan
5. Menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses,
6. Menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi,
umpan balik, dan resiko tingkat menengah

Butir Pertanyaan/Pernyataan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai