Anda di halaman 1dari 46

TUGAS FILSAFAT FISIKA

Filsafat fisika klasik

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Derlina,M.Si

Disusun oleh :
KELOMPOK 2:
Alesandro Hutapea : 8166176001
Harbintoro Situmorang : 8166176007
Januarita Br Ginting : 8166176009
Juliman Simarmata : 8166176011
Yaumil Silvini : 8166176022

PROGRAM PENDIDIKAN FISIKA PASCASARJANA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan


percabangan dari ilmu filsafat. Cabang filsafat disebut sebagai ilmu pengetahuan
apabila memiliki subjek, objek, disusun menggunakan metode-metode tertentu
serta memiliki sistem yang dapat ditentukan. Adapun subjek dari fisika adalah
manusia itu sendiri karena manusia berperan sebagai pengamat serta penganalisis
gejala-gejala yang terjadi di alam. Fisika memiliki objek yang meliputi objek
material dan objek formal. Objek materialnya adalah alam semesta, sedangkan
objek formalnya antara lain adalah tata surya, gravitasi, gaya, energi, cahaya, dan
lainnya. Metode yang digunakan tergantung pada objek ilmu tersebut, di mana
terdapat dua metode yang dikenal secara umum yaitu metode deduktif dan metode
induktif. Metode deduktif merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan
pernyataan umum ke khusus, sedangkan metode induktif merupakan penarikan
kesimpulan berdasarkan pernyataan khusus ke umum.
Filsafat merupakan sumber dari segala cabang ilmu pengetahuan. Di mana
cabang ilmu pengetahuan ini adalah ilmu-ilmu yang dilahirkan oleh filsafat.
Filsafat memberikan dasar-dasar kepada ilmu pengetahuan cabang, dan juga
memberikan sifat dan syarat-syarat tertentu agar ilmu pengetahuan tersebut
menjadi bersifat ilmiah. Filsafat juga memberikan metode pada setiap ilmu cabang
untuk memudahkan mencapai tujuannya. Metode ini merupakan syarat ilmiah
suatu pengetahuan. Filsafat menempatkan akal pikiran dan rasio sebagai sarana
sentral dalam berfilsafat. Karena itulah filsafat berperan sebagai pemersatu ilmu,
yang menjadi cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Di dalam perkembangan ilmu fisika, banyak ahli-ahli yang mempelajari
filsafat yang selanjutnya menjadi teori-teori Fisika. Sejarah perkembangan ilmu
fisika dapat dibagi dalam empat periode yaitu: periode pertama, dari zaman
prasejarah sampai tahun 1550 an. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai
fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik dan dalam periode
pertama ini belum ada penelitian yang sistematis, periode kedua yaitu dari tahun
1550-an sampai tahun 1800-an mulai dikembangkan metoda penelitian yang
sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam
penelitian, periode ketiga yaitu dari tahun 1800-an sampai 1890-an dan pada
periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang
kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Selain itu dalam periode ini Fisika
berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi
umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang
masih terpakai sampai saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan filsafat sebagai dasar ilmu fisika


Filsafat merupakan sumber dari segala cabang ilmu pengetahuan. Di mana
cabang ilmu pengetahuan ini adalah ilmu-ilmu yang dilahirkan oleh filsafat.
Menurut Notonagoro, unsur-unsur yang diperoleh dari ilmu cabang filsafat
mencakup objek, dasar-dasar ilmu, sifat-sifat atau syarat-syarat ilmu, metode, dan
pemersatu ilmu. Semua ilmu cabang filsafat mendapat ketentuan objek dari
filsafat misalnya ilmu ekonomi, hukum, sastra, termasuk ilmu fisika merupakan
ilmu yang meninjau suatu objek tertentu.
Filsafat memberikan dasar-dasar kepada ilmu pengetahuan cabang, dan
juga memberikan sifat dan syarat-syarat tertentu agar ilmu pengetahuan tersebut
menjadi bersifat ilmiah. Filsafat juga memberikan metode pada setiap ilmu cabang
untuk memudahkan mencapai tujuannya. Metode ini merupakan syarat ilmiah
suatu pengetahuan. Filsafat menempatkan akal pikiran dan rasio sebagai sarana
sentral dalam berfilsafat. Karena itulah filsafat berperan sebagai pemersatu ilmu,
yang menjadi cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, Sunoto mengatakan bahwa jika
ilmu-ilmu pengetahuan tersebut digali lebih dalam akhirnya akan sampai juga
pada filsafat. Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan cabang seperti
fisika awalnya berasal dari filsafat, kemudian memisahkan diri menjadi suatu
disiplin ilmu yang mandiri, dan akhirnya akan kembali lagi pada filsafat saat
cabang ilmu itu diperdalam. Namun, ada perbedaan antara pengertian filsafat
sebagai asal mula atau sumber ilmu pengetahuan cabang dengan filsafat sebagai
akhir dari pendalaman ilmu pengetahuan cabang itu. Perbedaaannya, pengertian
filsafat sebagai sumber ilmu pengetahuan fisika adalah pengertian filsafat dalam
arti filsafat umum, sedangkan filsafat sebagai akhir dari pendalaman ilmu
pengetahuan fisika adalah arti filsafat vak.
Objek material filsafat umum adalah segala sesuatu yang ada dan yang
mungkin ada. Sedangkan objek formalnya adalah keterangan yang sedalam-
dalamnya atas objek material itu. Sebaliknya, objek material filsafat vak adalah
yang ada mengenai satu bidang tertentu, seperti bidang fisika yang selalu mencari
keterangan yang sedalam-dalamnya tentang fisika.
Pada zaman modern umumnya telah disepakati bahwa ilmu filsafat itu
dipelajari dengan dua cara, yaitu dengan memplajari sejarah perkembangan sejak
dahulu kala hingga sekarang (metode historis), dan dengan cara mempelajari isi
atau lapangan pembahasannya yang diatur dalam bidang-bidang tertentu (metode
sistematis).
Dalam metode historis orang mempelajari perkembangan aliran-aliran
filsafat sejak dahulu kala sehingga sekarang. Di sini dikemukakan riwayat hidup
tokoh-tokoh filsafat di segala masa, bagaimana timbulnya aliran filsafatnya
tentang logika, tentang metafisika, tentang etika, dan tentang keagamaan. Dalam
metode sistematis orang membahas langsung isi persoalan ilmu filsafat tanpa
mementingkan urutan zaman masing-masing. Ilmu filsafat dibagi dalam bidang-
bidang tertentu. Misalnya, dalam bidang logika dipersoalkan mana yang benar dan
mana yang salah menurut pertimbangan akal, bagaimana cara berpikir yang benar
dan mana yang salah.
Telah kita ketahui bahwa filsafat adalah sebagai induk yang mencakup
semua ilmu khusus. Dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu khusus itu satu
demi satu memisahkan diri dari induknya, filsafat. Mula-mula matematika dan
fisika melepaskan diri, kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu lain. Adapun psikologi
baru pada akhir-akhir ini melepaskan diri dari filsafat, bahkan di beberapa institut,
psikologi masih terpaut dengan filsafat. Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-
ilmu khusus, ternyata ia tidak mati, tetapi hidup dengan corak baru sebagai ilmu
istimewa yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu
khusus.
Aristoteles, murid Plato, menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dalam
filsafat menggunakan logika (filsafat logika) serta mencakup pula filsafat teoretis
(mencangkup persoalan materi di dunia alam nyata, ilmu matematika yang
mempersoalkan hakikat segala sesuatu dalam kuantitasnya, ilmu metafisika yang
mempersoalkan hakikat segala sesuatu). Inilah yang paling utama dari filsafat.
Pembagian Aristoteles ini merupakan permulaan yang baik sekali bagi
perkembangan pelajaran filsafat sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari secara
teratur. Ajaran Aristoteles sendiri, terutama ilmu logika, hingga sekarang masih
menjadi contoh-contoh filsafat klasik yang dikagumi dan dipergunakan.
Walaupun pembagian ahli yang satu tidak sama dengan pembagian ahli-ahli
lainnya, kita melihat lebih banyak persamaan daripada perbedaan. Dari pandangan
para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat dalam coraknya yang
baru ini mempunyai beberapa cabang, yaitu metafisika, logika, etika, estetika,
epistemologi, dan filsafat-filsafat khusus lainnya :
1) Metafisika yaitu filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, hakikat
yang bersifat transenden, di luar jangkauan pengalaman manusia.
2) Logika yaitu filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.
3) Etika yaitu filsafat tentang perilaku yang baik dan yang buruk.
4) Estetika yaitu filsafat tentang kreasi yang melibatkan rasa indah dan yang
jelek.
5) Epistemologi yaitu filsafat tentang ilmu pengetahuan
6) Filsafat-filsafat khusus lainnya, seperti filsafat agama, filsafat manusia,
Filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat pendidikan, dan
sebagainya. Seperti telah dikatakan, ilmu filsafat itu sangat luas lapangan
pembahasannya. Yang ditujunya ialah mencari hakikat kebenaran dari segala
sesuatu, baik dalam kebenaran berpikir (logika), berperilaku (etika), maupun
dalam mencari hakikat atau keaslian (metafisika). Maka persoalannya menjadi
apakah sesuatu itu hakiki (asli) atau palsu (maya). Dari tinjauan di atas kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa dalam tiap-tiap pembagian sejak zaman Aristoteles
hingga dewasa ini lapangan-lapangan yang paling utama dalam ilmu filsafat selalu
berputar di sekitar logika, metafisika, dan etika.

1. Perkembangan fisika sebagai ilmu pengetahuan


Asal-usul terjadinya alam makrokosmos diawali dari adanya rasa penasaran
para filsuf terhadap kejadian-kejadian alam misalnya debur ombak, lamanya siang
dan malam yang berganti secara rutin, dan angkasa raya yang maha luas sehingga
mereka menggunakan akal pikirannya untuk membuat teori-teori filsafat yang
berkaitan tentang alam semesta.Di dalam perkembangan ilmu fisika, banyak ahli-
ahli yang mempelajari filsafat yang selanjutnya menjadi teori-teori Fisika,
misalnya rasa penasaran Newton saat sebuah apel jatuh dia atas kepalanya yang
akhirnya melahirkan teori gravitasi, ataupun Archimedes yang akhirnya
menemukan gaya apung setelah rasa penasarannya ketika air baknya meluap saat
ia berendam.
Selain itu, Aristoteles mempelajari dan membagi gerak (kinetis) menjadi dua,
yaitu gerak spontan dan gerak karena kekerasan. Gerak spontan adalah perubahan
secara umum, dikelompokkan menjadi gerak subsitusional yakni sesuatu menjadi
sesuatu yang lain seperti seekor anjing mati dan gerak aksidental yakni perubahan
yang menyangkut salah satu aspek saja. Gerak aksidental ini berlangsung melalui
tiga cara yaitu gerak lokal seperti meja pindah dari satu tempat ke tempat lain,
gerak kualitatif seperti daun hijau menjadi kuning, dan gerak kuantitatif seperti
pohon tumbuh membesar. Dalam setiap gerak ada beberapa hal yang penting
untuk diperhatikan yaitu keadaan terdahulu, keadaan baru, dan substratum yang
tetap. Contohnya, air dingin menjadi panas. Dingin menunjukkan keadaan terlebih
dahulu, panas sebagai keadaan baru, dan air sebagai substratum.
Aristoteles berpendapat bahwa setiap kejadian diakibatkan oleh empat sebab
utama, yaitu penyebab efisien sebagai sumber kejadian, penyebab final sebagai
tujuan atau arah kejadian, penyebab material sebagai bahan tempat kejadian
tempat berlangsung, dan penyebab formal sebagai bentuk menyusun bahan.
Keempat sebab ini berlaku untuk semua kejadian, baik yang terjadi secara alamiah
maupun yang disebabkan oleh manusia. Semua benda alamiah mempunyai sifat
phisis dalam perkembangannya seperti adanya sumber gerak atau diam dalam
dirinya sendiri. Contohnya, pohon kecil tumbuh besar karena phisisnya, pohon
tetap tinggal pohon berkat phisis atau kodratnya.
Mengenai alam, Aristoteles berpendirian bahwa dunia ini bergantung pada
tujuan (telos) itu. Alam tidak membuat sesuatu dengan sia-sia dan tidak membuat
sesuatu yang berlebihan. Alam juga bertindak seolah-olah ia mengetahui
konsekuensi perbuatannya. Teologi ini juga mencakup alam yang tidak hidup
yang terdiri dari empat unsur seperti api, udara, air, dan tanah.
Jagat raya berbentuk bola dan terbatas, tetapi tidak mempunyai permulaan
dan bersifat kekal. Semua jagat raya di luar bumi terdiri dari unsur kelima yaitu
ether yang tidak dapat dimusnahkan dan tidak dapat berubah menjadi unsur lain.
Berkaitan dengan jagat raya ini Aristoteles mempunyai pandangan yang sangat
terkenal mengenai penggerak pertama yang tidak digerakkan. Ia berpendapat
segala sesuatu yang bergerak di dunia ini, digerakkan oleh sesuatu yang lain yang
disebut Penggerak Pertama yang menyebabkan gerak itu, tetapi ia sendiri tidak
digerakkan, yaitu Tuhan.

2. Sejarah Filsafat Mekanika


A. Hukum Archimedes (287 212 SM)
1. Sejarah Konsep Fisika Ditemukan
Archimedes lahir di kota Sirakusa di Pulau Sisilia, sebelah selatan Italia, pada
tahun 287 SM. Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Kemudian ia kembali ke
Mesir. Ayahnya ahli bintang namanya Phidias. Archimedes adalah ilmuan
terbesar sebelum Newton. Ia adalah ahli matematika Yunani (terutama geometri),
ahli fisika (terutama mekanika , statistika, dan hidrostatika), ahli optika, ahli
astronomi, warga Negara Sisilia, pengarang , dan penemu. Ia mendapat julukan
bapak IPA eksperimental karena mendasarkan penemuannya pada eksperimen.
Kebenaran penemuan-penemuannya telah ia buktikan dengan eksperimen.
Konsep pelambungan (air mendorong objek keatas sama dengan berat air yang
digantikan objek) dan pengungkit (gaya mendorong kebawah pada satu sisi dari
pengungkit menciptakan gaya mengangkat pada sisi lain yang proposional pada
panjang dua sisi pengungkit) mendasari semua ilmu kuantitatif dan teknik. Prinsip
ini mewakili pemahaman manusia yang paling awal mengenai hubungan dalam
dunia fisika di sekitar kita dan merumuskan secara matematika kejadian fisika di
dunia. Berbagai kemajuan ilmu dan teknik bergantung pada penemuan 2 prinsip
ini. Seperti teknologi kapal (konvensional) dan kapal selam (submarine).
Pada waktu itu yang jadi raja di Sirakusa adalah Hieron II,sahabat
Archimedes. Pada suatu hari Hieron II menyuruh seorang pandai emas membuat
mahkota.Hieron merasa bahwa pandai emas itu curang. Mahkota itu tidak terbuat
dari emas murni tapi dari campuran emas dan perak. Maka Hieron menyuruh
Archimedes membuktikan kecurangan pandai emas itu tanpa merusak mahkota
tersebut. Berhari-hari Archimedes berpikir keras. Ia tidak tahu cara membuktikan
kecurangan pandai emas.
Waktu itu belum ada alat elektronik yang dapat mendeteksi apakah sebuah
benda terbuat dari emas murni atau emas campuran. Ketika kepala Archimedes
terasa panas karena terlalu banyak berpikir,ia masuk ke tempat mandi umum. Ia
membuka pakaian dan masuk ke bak mandi yang penuh dengan air. Archimedes
menyadari lengannya terapung diatas air. Sebuah ide kemudian terbesit di
benaknya.
Dia menarik tangannya kedalam air dan dia merenggangkan lengannya.
Lengannya dengan sendiri mengapung kembali ke atas. Kemudian dia mencoba
berdiri dari bak, level air menjadi menyusut, kemudian dia duduk kembali, level
air meningkat kembali. Dia berbaring, air naik lebih tinggi lagi, dan dia merasa
lebih ringan. Dia berdiri, level air menurun dan dia merasa dirinya lebih berat. Air
harusnya telah mendorong dia keatas sehingga dia merasa ringan.
Tiba-tiba ia bangkit, lupa mengenakan pakaian, sambil telanjang bulat lari
sepanjang jalan menuju rumahnya. Kepada istrinya ia berteriak, Eureka! Eureka!
Artinya, Sudah kutemukan! Sudah Kutemukan! Apa yang ia temukan? Ia
menemukan nama hukum Archimedes ,yang bunyinya: Sebuah benda yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat gaya
keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu. Dengan hukum itu ia
bermaksud membuktikan kecurangan pandai emas.
Dirumahnya ia melakukan percobaan selanjutnya. Dia kemudian mengambil
sebuah batu dan sebalok kayu yang memiliki ukuran sama ke dalam bak dan
merendamkan mereka kedua-duanya. Batu tenggelam tetapi terasa ringan. Dia
harus menekan kayu supaya tenggelam. Itu artinya air harus menekan ke atas
dengan gaya yang relatif terhadap jumlah air yang tergantikan oleh ukuran objek
daripada berat dari objek. Seberat apa objek itu dirasakan di air mempengaruhi
kepadatan objek. Ini membuat Archimedes mengerti bagaimana memecahkan
masalah raja. Dia kembali ke raja. Kuncinya adalah kepadatan. Jika mahkota ini
terbuat dari logam bukan emas, dia dapat memiliki berat yang sama tetapi akan
memiliki kepadatan yang berbeda sehingga akan menumpahkan jumlah air yang
berbeda. Mahkota dan sebuah emas yang beratnya sama di masukkan ke sebuah
mangkok berisi air. Mahkotanya ternyata menumpahkan air lebih banyak
sehingga terbukti mahkota itu adalah palsu.
Raja Hiero II kala itu terikat perjanjian dengan bangsa Romawi. Syracuse
harus mengirimkan gandum dalam jumlah yang besar pada bangsa Romawi,
agar mereka tidak diserang. Hingga pada suatu ketika Hiero II tidak mampu lagi
mengirim gandum dalam jumlah yang ditentukan. Karena itu Archimedes
ditugaskan merancang dan membuat kapal jenis baru untuk memperkuat angkatan
laut raja Hiero II.
Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar.
Untuk dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang
menggenangi dek kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus
dipindahkanpun amat banyak. Karena itu Archimedes menciptakan sebuah alat
yang disebut "Sekrup Archimedes". Dengan ini air dapat dengan mudah disedot
dari dek kapal. Ukuran kapal yang besar ini juga menimbulkan masalah lain.
Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk dipindahkan. Untuk
mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptakan sistem katrol yang disebut
"Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan
muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Kapal ini
kemudian diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada
zaman itu.

2. Aliran Filsafat yang Mempengaruhi


Berdasarkan temuan konsep fisika yang dilakukan oleh Archimedes aliran
filsafat yang mempengaruhi adalah aliran filsafat empirisme dan realisme. Aliran
filsafat empirisme mencoba memaparkan bahwa pengetahuan bersumber dari
pengalama. Oleh karena itu pengalaman Archimedes menjadi sumber
pengetahuan juga yaitu menemukan konsep Archimedes tersebut. Sedangkan,
aliran filsafat realisme anggapan bahwa obyek indera kita adalah real, benda-
benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau
kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. Karena itu fenomena
yang terjadi pada air ketika Archimedes mencelupkan badannya dan berubah
ketinggian merupakan suatu keadaan yang real.
Ada tiga kajian filsafat pada konsep Archimedes:
1. Dasar ontologi hukum Archimedes
Ontologi adalah analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan, yaitu
hal-hal atau benda-benda empiris. Ontologis membahas tentang apa yang ingin
diketahui. Ontologi menganalisa tentang objek apa yang diteliti ilmu? Bagaimana
wujud yang sebenar-benarnya dari objek tersebut? bagaimana hubungan antara
objek tadi dengan daya tangkap manusia (misalnya: berpikir, merasa dan
mengindera) yang menghasilkan pengetahuan?. Berdasarkan penjelasan diatas,
dapat dijelaskan bahwa hukum archimedes memiliki objek telaah yang
menjadikannya sebagai bagian dari ilmu fisika. Hubungan antara hukum
archimedes seperti penjelasan pada bagian sebelumnya dengan dasar ontologi
akan dijabarkan dalam beberapa paragraf-paragraf selanjutnya.
Objek telaah dari hukum archimedes ada dua yaitu objek material dan objek
formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,
seperti fluida, dan massa jenis adalah obyek material hukum archimedes. Adapun
obyek formalnya merupakan metode untuk memahami obyek material tersebut,
seperti pendekatan induktif dan deduktif. Dalam perspektif ini dapat penulis
uraikan bahwa hukum Archimedes pada prinsipnya memiliki dua obyek substantif
(Fakta dan kebenaran)
a. Fakta
Objek kajian dalam hukum Archimedes merupakan fakta. Fakta adalah
pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadang
kala dapat menjadi sebuah ilmu namun juga sebaliknya. Fakta tidak akan dapat
menjadi sebuah ilmu manakala dihasilkan secara random saja. Namun bila
dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa system serta dilakukan secara
sekuensial, maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah hukum atau bahkan
ilmu. Fakta atau kenyataan memiliki pengertian yang beragam, bergantung dari
sudut pandang filosofis yang melandasinya. Contoh fakta yang dikaji atau dibahas
dalam hukum Archimedes adalah seperti tumpahnya air dalam baskom yang
penuh ketika dimasukkan suatu benda.
b. Kebenaran
"Kebenaran/keadaan benar itu berupa kesesuaian antara arti yang dimaksud
oleh sebuah pendapat dengan apa yang sungguh merupakan halnya/faktanya".
Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu berupa
kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang
sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau faktanya. Ada berbagai
macam kebenaran, beberapa diantaranya adalah:
1. Kebenaran korespondensi
2. Kebenaran koherensi/konsistensi
3. Kebenaran performatif
4. Kebenaran pragmatic
5. Kebenaran proposisi
Kebenaran hukum Archimedes sudah terbukti secara korespondensi,
koherensi, performatif, pragmatic, dan proposisi. Hukum Archimedes merupakan
suatu kebenaran karena bunyi hukum tersebut/teori Archimedes telah tebukti
secara ilmiah dan sesuai dengan keadaan alamiah sutau benda.Berikutnya
keterhubungan antar objek kajian Archimedes dengan hukum Archimedes itu
sendiri adalah dapat dilihat pada penjelasan bagian A dimana pada bagian A telah
dijelaskan bahwa antara gaya apung, massa jenis, volume zat cair yang
dipindahkan dan percepatan gravitasi dapat dihubungkan melalui persamaan Fa=
g v.

2. Dasar Epistimologi Hukum Archimedes


Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki mula-mula
manusia percaya bahwa dengan kekuatan pengenalanya ia dapat mencapai realitas
sebagaimana adanya. Epistemologi dapat didefenisikan juga sebagai cabang
filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya
(validitas) pengetahuan.
Persoalan-persoalan dalam epistemology hukum archimedes adalah:
1) Apakah hukum archimedes itu ?
2) Bagaimanakah Archimedes dapat menemukan hukum Archimedes ?
3) Bagaimanakah validitas Hukum Archimedes itu dapat dinilai ?
Langkah dalam epistemologi hukum Archimedes antara lain berpikir
deduktif dan induktif. Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada
pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah
dikumpulkan sebelumnya Secara sistematik dan kumulatif pengetahuan ilnilah
yang disusun setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi mengenai
sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Secara konsisten dan
koheren maka ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek
yang berada dalam fokus penelaahan.

Berikut akan dijawab keempat pertanyaan diatas, sehingga dasar


epistimologi hukum Archimedes dapat ditunjukkan secara jelas:
1) Hukum Archimedes adalah hukum yang membahas tentang perilaku suatu
benda yang mengalami gaya ketas ketika berada dalam suatu fluida.
2) Berdasarkan kisah yang diabadikan sejarah, Archimedes menemukan hukum
gaya apung/Archimedes ketika ia diperintahkan oleh raja untuk menguji mahkota
kebesaran raja, apakah terbuat dari emas atau tidak. Arhimedes secara alami
akhirnya mengetahui penyelesaian permasalahan tersebut dengan kembali ke
alam. Ia berpikir secara alami dengan berendam disebuah bak yang penuh dengan
air kemudian terlihatlah olehnya ada beberapa air yang tertumpah. Perilaku air
yang seperti ini merupakan perilaku alami yang dapat dipahami oleh Archimedes
bahwa air yang tumpah tersebut tidak lain adalah sama dengan volume tubuhnya.
Dan pada akhirnya menarik kesimpulan secara matematis bahwa Fa= g v.
3) Untuk validitas hukum Archimedes dapat dilakukan dengan prinsip konfirmasi
dengan penjelasana lengkap sebagai berikut:
Fungsi Ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk
yang akan datang atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat
ditampilkan sebagai konfirmasi absolute dengan menggunakan landasan : asumsi,
postulat atau axioma yang sudah dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat
ditampilkan sebagai konfirmasi probabilisti dengan menggunakan metode
induktif, deduktif, reflektif. Dalam Ontologi dikenal pembuktian a priori dan a
posteriori.
Untuk memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi
Archimedes, dapat didasarkan pada dua aspek yaitu Aspek kuantitatif dan aspek
kualitatif. Dalam hal konfirmasi, sampai saat ini dikenal ada tiga teori konfirmasi,
yaitu :
1. Decision Theory,
Teori ini menerapkan kepastian berdasar keputusan apakah hubungan antara
hipotesis dengan evidensi memang memiliki manfaat actual
2. Estimation Theory
Menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar salah dengan
menggunakan konsep probabilitas.
3. Reliability Analysis
Menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas evidensi (yang mungkin
berubah-ubah karena kondisi atau karena hal lain) terhadap hipotesis. Hukum
Archimedes telah melewati tahapan konfirmasi, dan terbukti bahwa hukum
Archimedes merupakan suatu hukum yang valid dan merupakan hukum fisika dan
bagian dari ilmu pengetahuan.

3. Dasar Aksiologi Hukum Archimedes


Aksiologi membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari
pengetahuan yang didapatkannya. Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang
bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan
seperti yang dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan,
seperti kawasan sosial, kawasan simbolik ataupun fisik material. Aksiologi
sebagai ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai yang umumnya ditinjau
dari sudut pandang kefilsafatan.
Aksiologi menjawab, untuk apa hukum archimedes yang berupa ilmu itu
di pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-
kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-
pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?
Ada banyak dasar aksiologi dari hukum archimedes yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia, karena tujuan diciptakannya hukum
archimedes ini adalah untuk memberikan manfaat dan kemudahan dalam
kehidupan manusia. Beberapa diantara aplikasi hukum archimedes yang
mempermudah manusia antara lain: pembuatan kapal selam dan kapal laut.
Kesemuanya itu merupakan nilai aksiologi hukum archimedes. Hukum
archimedes bukan hanya sebua teori kontekstual namun memiliki banya nilai
aplikatif yang menjadikan alasan yang kuat bahwa pernyataan archimedes
merupakan suatu hukum dan bagian dari ilmu penegetahuan yang telah terbukti
secara empiris.
2. Hukum Blaise Pascal (1623-1662)
A. Sejarah Konsep Fisika Ditemukan
Blaise Pascal (1623-1662) terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623.
Pada tahun 1631 keluarganya pindah ke Paris. Blaise Pascal adalah anak Etienne
Pascal, seorang ilmuwan dan matematikawan lahir di Clermont. Etienne Pascal,
juga merupakan penasehat kerajaan yang kemudian diangkat sebagai presiden
organisasi the Court of Aids di kota Clermont. Ibu Pascal, Antoinette Bigure,
meninggal saat umur Pascal berumur empat tahun tidak lama setelah memberinya
seorang adik perempuan, Jacqueline. Ia mempunyai kakak perempuan yang
bernama, Gilberte. Pascal juga pernah melakukan studi hidrodinamik dan
hidrostatik, prinsip-prinsip cairan hidraulik (hydraulic Fluida). Penemuannya
meliputi hidraulik tekan (press Hydraulic) dan tentang jarum suntik (syringe).
Umur 18 tahun, tubuhnya lemah dan mengalami kelumpuhan tungkai atas
membuat Pascal harus tinggal di tempat tidur. Harus menelan cukup makanan
agar tetap hidup, meskipun selalu merasa sakit kepala. Umur 24 tahun, dia dan
Jacqueline pergi ke Paris untuk pemeriksaan medis dengan peralatan yang lebih
canggih. Ternyata dia diharuskan tinggal di rumah sakit. Saat ini banyak ilmuwan
datang menyambangi yang tertarik dengan eksperimen kehampaan (vakum) yang
sedang dikerjakannya. Descartes datang untuk berdiskusi. Akhir tahun, kesehatan
tubuhnya memungkinkan dia meneruskan pekerjaan, menguji teori kehampaan.
Ia memiliki sebuah replika percobaan yang berupa tabung sepanjang 31
inci (78,7 cm) yang diisi air raksa yang diposisikan terbalik dalam sebuah
mangkok mercuri. Pascal ingin mengetahui kekuatan apa yang menjaga mercuri
dalam tabung, dan apa yang mengisi ruang kosong dibagian atas dalam tabung
mercuri tersebut. Apakah berisi: udara? uap air raksa? kehampaan? Pada waktu
itu, kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas mercuri
tersebut adalah tak lebih daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian yang
dianggap tak mungkin oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat percobaan itu
dilakukan. Hal ini berdasarkan pemikiran Ariestoteles, bahwa penciptaan
sesuatu yang bersifat subtansi , apakah terlihat atau tidak terlihat, dan zat /
subtansi selamanya bergerak. Hukum Ariestoteles adalah sebagai berikut :
Segala sesuatu yang bergerak, harus digerakan oleh sesuatu (Everything that is in
motion must be moved by something) . Oleh karena itu para ilmuwan penganut
Ariestoteles menyatakan, bahwa vacuum ( tenaga isap ) itu adalah hal yang
mustahil. Bagaimana bisa begitu ? Maka bukti itu ditunjukan :
Cahaya yang melewati itu di sebut vacuum ( kosong ) dalam tabung kaca.
Ariestoteles menulis, segala sesuatu bergerak, harus digerakan oleh sesuatu
yang lain
Oleh karenanya, disana harus ada sesuatu yang tak terlihat untuk
memindahkan cahaya melalui tabung kaca, maka dari itu tidak ada vacuum (
tenaga isap atau tekan ) di tabung itu. Tidak di tabung kaca maupun, dimanapun.
Vacuum itu tidak ada dan sesuatu yang mustahil.
Pada saat itu timbul ide membawa tabung ke puncak gunung dengan
praduga: jika ada selisih tinggi air raksa, maka hal itu menunjuk ada tekanan
udara. Ketika tabung dibawa turun gunung, ketinggian air raksa kembali normal.
Meningkat. Hal ini membuktikan bahwa udara mempunyai berat dan berat ini
berperan mendorong air raksa naik atau turun.
Setelah melakukan percobaan mendalam di vena ini, di tahun 1647 Pascal
mengeluarkan risalah Experiences nouvelles touchant le vide (New Experiments
with the Vacuum Percobaan baru dengan Vacuum), dia menjelaskan dengan
rinci aturan dasar, bahwa derajat variasi cairan ( liquid ) bisa didukung oleh
tekanan udara. Hal ini memberikan alasan atau bukti, bahwa memang ada vacuum
pada kolom diatas cairan tabung barometer. Dan, pernyataan Ariestoteles
dipatahkan oleh Pascal. Vacuum itu ada ! Bukan sesuatu yang mustahil.
Pembuktian pembuktian ini membuat Pascal konflik dengan para ilmuwan
lainnya, terutama para ilmuwan terkemuka sebelum dia, apalagi para penganut
Ariestoteles, termasuk berkonflik dengan Descartes. Dan pada saat itu muncul
tuduhan Descartes bahwa pascal mencuri idenya.
Kecerdasan otak Pascal tidak perlu diragukan lagi, tapi sejak lahir fisiknya
sangat lemah dan mudah terserang sakit. Tahun 1661, adiknya, Jacqueline
meninggal. Pascal menunjukkan bela sungkawa kepada kakaknya, Gilberte dan
kepada biarawati-biarawati teman Jacqueline. Satu tahun kemudian, kondisi
kesehatan Pascal makin parah dan menolak semua bantuan yang datang atau hal
apapun dapat meringankan sakitnya. Dia ingin meninggal di rumah sakit - seperti
halnya orang miskin (orang kaya selalu meninggal di rumah), tapi maksudnya itu
tidaklah kesampaian. Tanggal 19 Agustus 1662, dini hari, Pascal meninggal
setelah lama tidak sadarkan diri. Penyebab kematian Pascal tidak diketahui
dengan jelas. Beberapa orang menyebut karena TBC; lainnya menyebut karena
keracunan logam atau terkena dyspepsia yang melemahkan fungsi otak. Pascal
meninggalkan karya yang berjudul Pensees dan Provincial Letters yang sama
sekali tidak berhubungan dengan matematika.
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya
menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda
Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun
setelah kematiannya. Makalahnya tentang Persamaan Benda Cair mendorong
Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan
meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: Bahwa benda
cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah yang
kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal. Hukum Pascal dianggap penting karena
keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan
Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik.
Hukum Pascal (1658) "Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu
akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang
kekuatannya". Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat
cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar.

B. Aliran Filsafat yang Mempengaruhi


Berdasarkan temuan konsep fisika yang dilakukan oleh Pascal
dipengaruhi aliran filsafat yang mempengaruhi adalah aliran filsafat empirisme,
realisme dan idelisme.
Ada tiga kajian filsafat pada konsep pascal:
1. Dasar ontologi Hukum Pascal
Objek telaah dari hukum pascal ada dua yaitu objek material dan objek
formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,
seperti fluida. Adapun obyek formalnya merupakan metode untuk memahami
obyek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Dalam
perspektif ini dapat penulis uraikan bahwa hukum pascal pada prinsipnya
memiliki dua obyek substantif (Fakta dan kebenaran)
a. Fakta
Objek kajian dalam hukum pascal merupakan fakta. Fakta adalah
pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadang
kala dapat menjadi sebuah ilmu namun juga sebaliknya.
b. Kebenaran
Kebenaran hukum pascal sudah terbukti secara korespondensi, koherensi,
performatif, pragmatic, dan proposisi. Hukum pascal merupakan suatu kebenaran
karena bunyi hukum tersebut/teori pascal telah tebukti secara ilmiah dan sesuai
dengan keadaan alamiah sutau benda.

2. Dasar Epistimologi Hukum pascal


Persoalan-persoalan dalam epistemology hukum archimedes adalah:
1) Apakah hukum pascal itu ?
2) Bagaimanakah pascal dapat menemukan hukum pascal ?
3) Bagaimanakah validitas Hukum pascal itu dapat dinilai ?
Langkah dalam epistemologi hukum pascal antara lain berpikir deduktif
dan induktif. Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada
pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah
dikumpulkan sebelumnya Secara sistematik dan kumulatif pengetahuan ilnilah
yang disusun setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi mengenai
sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Secara konsisten dan
koheren maka ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek
yang berada dalam fokus penelaahan.
Berikut akan dijawab keempat pertanyaan diatas, sehingga dasar epistimologi
hukum Archimedes dapat ditunjukkan secara jelas:
1) Hukum pascal s adalah hukum yang membahas tentang perilaku fluida dalam
ruangan tertutup bila diberi tekanan.
2) Berdasarkan kisah yang diabadikan sejarah, pascalmemiliki sebuah replika
percobaan yang berupa tabung sepanjang 31 inci (78,7 cm) yang diisi air raksa
yang diposisikan terbalik dalam sebuah mangkok mercuri. Pascal ingin
mengetahui kekuatan apa yang menjaga mercuri dalam tabung, dan apa yang
mengisi ruang kosong dibagian atas dalam tabung mercuri tersebut. Apakah
berisi: udara? uap air raksa? kehampaan? Pada waktu itu, kebanyakan ilmuwan
berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas mercuri tersebut adalah tak lebih
daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian yang dianggap tak mungkin
oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat percobaan itu dilakukan. Hukum
Pascal (1658) "Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan
merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya".
Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang
tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
3) Untuk validitas hukum pascal dapat dilakukan dengan prinsip konfirmasi
dengan penjelasana lengkap sebagai berikut:
Fungsi Ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk
yang akan datang atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat
ditampilkan sebagai konfirmasi absolute dengan menggunakan landasan : asumsi,
postulat atau axioma yang sudah dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat
ditampilkan sebagai konfirmasi probabilisti dengan menggunakan metode
induktif, deduktif, reflektif. Dalam Ontologi dikenal pembuktian a priori dan a
posteriori.
Untuk memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi pascal,
dapat didasarkan pada dua aspek yaitu Aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
Hukum pascal telah melewati tahapan konfirmasi, dan terbukti bahwa hukum
pascal merupakan suatu hukum yang valid dan merupakan hukum fisika dan
bagian dari ilmu pengetahuan.

3 . Dasar Aksiologi Hukum Pascal


Aksiologi menjawab, untuk apa hukum pascal yang berupa ilmu itu di
pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-
kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-
pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?Ada banyak dasar
aksiologi dari hukum pascal yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia,
karena tujuan diciptakannya hukum pascal ini adalah untuk memberikan manfaat
dan kemudahan dalam kehidupan manusia.
Beberapa diantara aplikasi hukum pascals yang mempermudah manusia
antara lain: dongkrak hidrolik dan pompa hidrolik. Kesemuanya itu merupakan
nilai aksiologi hukum pascal. Hukum pascal bukan hanya sebua teori kontekstual
namun memiliki banya nilai aplikatif yang menjadikan alasan yang kuat bahwa
pernyataan pascal merupakan suatu hukum dan bagian dari ilmu penegetahuan
yang telah terbukti secara empiris.

2.1 Sejarah Termodinamika


A. Pengertian Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = panas and dynamic =
perubahan) adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak
hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan
wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan
kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini,
penggunaan istilah termodinamika biasanya merujuk pada termodinamika
setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
proses kuasistatik, yang diidealkan, proses super pelan. Proses termodinamika
bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena
termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum
ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini
berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun
kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan.
Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20
dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.
Hukum - Hukum Dasar Termodinamika Terdapat empat Hukum Dasar
yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
a. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika Hukum ini menyatakan bahwa
dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya
dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
b. Hukum Pertama Termodinamika Hukum ini terkait dengan kekekalan energi.
Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem
termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang
disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
c. Hukum kedua Termodinamika Hukum kedua termodinamika terkait dengan
entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem
termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
d. Hukum ketiga Termodinamika Hukum ketiga termodinamika terkait
dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu
sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi
sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi
benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

B. Sejarah Perkembangan Termodinamika


Peristiwa - Peristiwa Penting Termodinamika Pada dasarnya ,
termodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang panas sebagai energi yang
mengalir. Oleh karena itu, sejarah berkembangnya ilmu termodinamika berawal
sejak manusia mulai memikirkan tentang panas. Orang yang pertama kali
melakukannya adalah Aristoteles (350 SM). Dia mengatakan bahwa panas adalah
bagian dari materi atau materi tersusun dari panas. Penalaran yang dilakukan oleh
Aristoteles diteruskan oleh Galileo Galilei (1593) yang menganggap bahwa panas
adalah sesuatu yang dapat diukur dengan penemuannya berupa termometer air.
Beberapa abad setelahnya Sir Humphrey Davy dan Count Rumford (1799)
menegaskan bahwa panas adalah sesuatu yang mengalir. Kesimpulan ini
mendukung prinsip kerja termometer, tapi membantah pernyataan Aristoteles.
Seharusnya hukum ke-nol termodinamika dirumuskan saat itu, tapi karena
termodinamika belum berkembang sebagai ilmu, maka belum terpikirkan oleh
para ilmuwan. dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka
ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
Pada tahun 1778, Thomas Alfa Edison memperkenalkan mesin uap
pertama yang mengkonvesi panas menjadi kerja mekanik. Mesin tersebut
disempurnakan oleh Sardi Carnot (1824). Saat itu, dia berupaya menemukan
hubungan antara panas yang digunakan dan kerja mekanik yang dihasilkan. Hasil
pemikirannya merupakan titik awal perkembangan ilmu termodinamika klasik dan
beliau dianggap sebagai Bapak Termodinamika.
Pada tahun 1845, James P. Joule menyimpulkan bahwa panas dan kerja adalah
dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi. Kesimpulan ini didukung
pula oleh Rudolf Clausius, Lord Kelvin (William Thomson), Helmhozt, dan
Robert Mayer. Selanjutnya, para ilmuwan ini merumuskan hukum pertama
termodinamika (1850). Setahun sebelumnya, Lord Kelvin telah memperkenalkan
istilah termodinamika melalui makalahnya: An Account of Carnots Theory of the
Motive Power of Heat. Buku pertama tentang termodinamika ditulis oleh William
Rankine pada tahun 1859. perubahan energi dalam dari suatu sistem
termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi panas yang disuplai
ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
U = Q + W
Setelah mempelajari mesin Carnot, Lord Kelvin, Planck, dan
menyimpulkan bahwa pada suatu mesin siklik tidak mungkin kalor yang diterima
mesin diubah semuanya menjadi kerja, selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin.
Hal ini karena adalah sifat sistem yang selalu menuju ketidakteraturan, entropi (S)
meningkat. Saat itu hukum kedua termodinamika diperkenalkan (1860). Menurut
Clausius, besarnya perubahan entropi yang dialami oleh suatu sistem, ketika
sistem tersebut mendapat tambahan kalor (Q) pada temperatur tetap dinyatakan
melalui persamaan di bawah : total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai maksimumnya Selama tahun 1873-1976, fisikawan matematika
Amerika Josiah Willard Gibbs menerbitkan tiga makalah, salah satunya adalah On
the Equilibrium of Heterogeneous Substances.
Makalah tersebut menunjukkan bahwa proses termodinamika dapat
dijelaskan secara matematis, dengan mempelajari energi, entropi, volume,
temperatur dan tekanan sistem, sedemikian rupa untuk menentukan apakah suatu
proses akan terjadi secara spontan. Pada awal abad ke-20, ahli kimia seperti
Gilbert N. Lewis, Merle Randall, dan EA Guggenheim mulai menerapkan metode
matematis Gibbs tersebut untuk analisis proses kimia yang disebut termodinamika
kimia.
Pada tahun 1885, Boltzman menyatakan bahwa energi dalam dan entropi
merupakan besaran yang menyatakan keadaan mikroskopis sistem. Pernyataan ini
mengawali berkembangnya termodinamika statistik, yaitu pendekatan
mikroskopis tentang sifat termodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan
partikel-partikel yang menyusunnya. Dasar-dasar termodinamika statistik
ditetapkan oleh fisikawan seperti James Clerk Maxwell, W. Nernst, Ludwig
Boltzmann, Max Planck, Rudolf Clausius dan J. Willard Gibbs .Willard Gibbs.
Pada tahun 1906 Giauque dan W. Nernst merumuskan hukum ketiga
termodinamika.
pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Pada tahun 1911, Einstein menyatakan bahwa massa merupakan
perwujudan dari energi (E = mc2). Hal ini kemudian dibenarkan oleh ilmuwan
mekanika kuantum (1900-1940) bahwa radiasi sebagai bentuk energi bisa bersifat
sebagai partikel. Pernyataan ini seakan-akan membenarkan penalaran Aristoteles
sebelumnya bahwa materi = energi. Pada tahun 1950, para ilmuwan, seperti Carl
Anderson menemukan adanya partikel antimateri yang bisa memusnahkan materi.
2.1 Perkembangan Listrik dan Magnet
2.1.1 Perkembangan listrik magnet periode I (zaman purbakala sd 1500-an)
Pada 600 SM, seorang ahli filsafat yunani yang bernama Thales dari
militus menjelaskan bahwa batu amber tersebut mempunyai kekuatan. Sementara
itu, ahli filsafat lainnya, Theophratus mengemukakan bahwa ada benda lain yang
juga mempunyai kekuatan seperti batu amber.
Sampai akhirnya pada 1600 M, seorang dokter dari inggris, Willian gilbert
dalam bukunya mengemukakan bahwa selain batu amber masih banyak lagi
benda-benda yang dapat di beri muatan dengan cara di gosok. Oleh Gilbert benda-
benda tersebut di beri nama electrica . Kata electrica ini diambil dari bahasa
yunani electron yang artinya amber. Setelah itu, baru pada 1646, seorang
penulis dan dokter dari inggris, Thomas Brown menggunakan istilah electricity
yang di terjemahkan listrik dalam bahasa Indonesia. Setelah era Thomas Brown,
dunia kelistrikan berkembang pesat. Berbagai penemuan penting mulai
bermunculan.

2.1.2 Perkembangan listrik magnet periode II (sekitar 1550-1800 M)


Sekitar tahun 1672 ,Ahli fisika jerman yang Bernama Otto Von Guericke
menemukan Bahwa listrik dapat mengalir melalui suatu zat. Saat itu ,zat yang Ia
gunakan adalah sejenis benang linen, selain itu ,Guericke juga menemukan mesin
pertama yang dapat menghasilkan muatan-muatan listrik
Pada awal tahun 1700-an,peristiwa hantaran listrik juga di temukan oleh
Stephen Gray dan Ia juga berhasil mencatat beberapa benda yang bertindak
sebagai konduktor dan insolator listrik. Sementar Charles Dufay secara terpisah
mengamati bahwa muatan listrik terdiri dari dua jenis. Ia juga menemukan fakta
bahwa muatan listrik yang sejenis akan tolak menolak, sedangkan muatan listrik
yang berbeda jenis akan tarik menarik.
Pada tahun 1752-an ilmuan amerika, Benjamin Franklin merumuskan teori
bahwa listrik merupakan sejenis fluida (zat alir) yang dapat mengalir dari satu
benda ke benda lain. Franklin juga menjelaskan bahwa kilat merupakan salah satu
gejala kelistrikan
Pada tahun 1766 ahli kimia inggris, Joseph Priestley membuktikan secara
eksperimen bahwa gaya di antara muatan- muatan listrik berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak di antara muatan-muatan tersebut. Selain itu ahli fisika
perancis, Charles Augustin de Coloumb berhasil menemukan alat untuk
menentukan gaya yang berinteraksi muatan-muatan listrik. Alat ini di namakan
neraca torsi.
Percobaan awal Coulomb meliputi tekanan yang bisa memecahkan suatu
benda (1773) dan ini adalah awal ilmu modern tentang kekuatan benda-benda.
Karyanya di bidang listrik dan magnet yang membuatnya begitu terkenal, baru
diterbitkan dalam serangkaian makalah antara tahun 1785 dan 1789. Melakukan
percobaan dengan magnet kompas, ia langsung melihat bahwa gesekan pada
sumbu jarum menyebabkan kesalahan. Ia membuat kompas dengan jarum
tergantung pada benang lembut. Dan ia menarik kesimpulan; besarnya puntiran
pada benang haruslah sama dengan kekuatan yang mengenai jarum dari medan
magnetik bumi. Ini mengawali penemuan Timbangan Puntir, untuk menimbang
benda-benda yang sangat ringan. Timbangan puntir tadi membawa Coulomb ke
penemuannya yang paling penting. Dengan menggerakkan dua bulatan bermuatan
listrik di dekat timbangan puntir, ia menunjukkan bahwa kekuatan di antara kedua
benda itu berbeda-beda jika kedua benda itu saling menjauh.
Ia mempelajari akibat gesekan pada mesin-mesin dan menampilkan teori
tentang pelumasan. Semua ini, bersama pandangannya tentang magnet, diterbitkan
di Teori tentang Mesin Sederhana pada tahun 1779. Dari tahun 1784 sampai 1789,
saat bekerja di berbagai departemen pemerintah, ia terus meneliti elektrostatika
dan magnet. Tahun 1785 keluarlah hukum Coulomb; daya tarik dan daya tolak
kelistrikan antara dua benda yang bermuatan listrik adalah perkalian muatannya
dengan kuadrat terbalik dari jaraknya.Rumus ini sangat mirip dengan hukum
gravitasi Newton.
Di Blois, Coulomb meneliti sifat muatan listrik pada benda dan
diketemukannya bahwa muatan tersebut hanya ada pada permukaan benda.
Didapatkannya pula bahwa daya magnet juga mengikuti hukum kuadrat terbalik
seperti daya listrik statis.
2.1.3 Perkembangan listrik magnet periode III( 1700-1830 M)
Pada tahun 1791, ahli biologi Italia, Luigi Galvani mengumumkan hasil
percobaannya yaitu otot pada kaki katak akan berkontraksi ketika di beri arus
listrik. Dia memulai berbagai percobaan untuk menguji apa pengaruh listrik
terhadap otot. Pada masa itu baterei belum di kenal. Karena itu galvani
menggunakan mesin untuk menghasilkan listrik. Dia mengalirkan listrik melalui
kaki katak dan melihat bahwa kaki katak itu bergerak. Dia menyentuh kaki katak
dengan pengait tembaga yang digantungkan pada rel besi dan kaki itu mengendut.
Dia berpikir bahwa dia menemukan listrik hewan padahal sesungguhnya dia
menemukan titik awal penemuan baterei sederhana. Namun, demikian dia benar
ketika mengatakan bahwa otot kita bekerja dengan menggunakan listrik.
Pada tahun 1800, ilmuan Italia, Alessandro Volta menciptakan baterai
pertama. Volta bersahabat dengan ilmuwan terkemuka Luigi Galvani. Galvani
menceritakan kepada Volta mengenai eksperimen membingungkan yang telah dia
lakukan. Akhirnya pada tahun 1800, Alessandro Volta membuat penemuan besar.
Volta membuktikan bahwa persentuhan antara kuningan dan besi menghasilkan
tenaga listrik dan menyebabkan otot itu bergerak. Volta melakukan banyak sekali
percobaan dengan berbagai jenis logam. Dia membuat tumpukan koin dari dua
jenis metal yang berbeda, memisahkan koin dengan kartu yang telah direndam
dalam larutan garam dan menghasilkan arus listrik. Inilah baterai yang pertama
atau yang disebut elemen volta.Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam
bidang kelistrikan, Napoleon memberinya gelar bangsawan pada 1801. Satuan
tegangan listrik disebut volt sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.
Seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, adalah orang pertama yang
menyadari bahwa arus listrik dapat dihasilkan dengan melewatkan magnet melalui
kawat tembaga. Itu adalah penemuan yang menakjubkan. Hampir semua listrik
kita gunakan saat ini dibuat dengan magnet dan kumparan dari kawat tembaga di
raksasa pembangkit listrik. Kedua generator listrik dan motor listrik didasarkan
pada prinsip ini. Sebuah generator mengubah energi gerak menjadi listrik.Sebuah
motor mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
Pada tahun 1819, ilmuan Denmark, Hans Christian Oersted
mendemonstrasikan bahwa arus listrik dikelilingi oleh medan magnet. Pada tahun
1819 Oersted mengamati bahwa magnet jarum yang diletakkan dibawah
penghantar yang dialiri arus listrik ternyata menyimpang secara tegak lurus.
Penemuan inilah yang mengawali penelitian tentang hubungan listrik dan magnet
(elektromagnetika). Selain sumbangannya memelopori bidang tersebut, Oersted
juga merupakan orang pertama yang menemukan cara untuk memurnikan
aluminium dari bijih bauksit.
Tidak lama kemudian Andre Marie Ampere mengemukakan hukum yang
menjelaskan arah medan magnet yang di hasilkan oleh arus listrik. Ampere adalah
orang pertama yang mengembangkan alat untuk mengukur besaran-besaran listrik.
Selain itu, ia juga orang pertama yang mengamati bahwa dua batang konduktor
yang diletakkan berdampingan dan keduanya mengalir arus listrik searah akan
saling tarik menarik sedangkan jika berlawanan arah akan saling tolak.
Pada tahun 1827, Ilmuan jerman, George Simon Ohm menjelaskan
kemampuan beberapa zat dalam menghantarkan arus listrik dan mengemukakan
hukum Ohm tentang hantaran listrik. Pada tahun 1817 dia mengajar matematika
dan fisika di sebuah sekolah Jesuit di Cologne, Jerman, dia melakukan beberapa
riset orisinal mengenai listrik. Barulah tahun1827 dia menerbitkan Sirkuit Galvani
Secara Matematis (The galvanic Circuit Treated Mathematically). Buku ini
membuat penjelasan tentang penemuan hukumnya yang sangat terkenal yang
memperlihatkan bahwa arus yang mengalir dalam sirkuit listrik sebanding dengan
voltase. Hukum inilah yang dikenal dengan nama Hukum Ohm. Tahanan listrik
dalam sirkuit listrik dihitung dengan satuan yang disebut Ohm yang diambil
dari namanya. Hukum ohm membuat kaitan antara voltase dan arus sangat mudah
dimengerti, tapi mulanya ilmuwan di Jerman tidak menganggap serius pendapat
ini. Akhirnya pada tahun 1841, Royal Society di London menghargai pentingnya
karya Ohm dengan menganugrahinya medali Copley yang prestisius.
Pada tahun 1830 ahli fisika amerika, Joseph Henry menemukan bahwa
medan magnet yang bergerak akan menimbulkan arus listrik induksi. Gejala yang
sama juga di temukan oleh Michael Faraday satu tahun kemudian. Faraday juga
menggunakan konsep garis gaya listrik untuk menjelaskan gejala tersebut.

a. Pengaruh Michael Faraday


Joseph Henry (17 Desember 1797 - 13 Mei 1878) adalah seorang Amerika
Serikat ilmuwan yang menemukan elektromagnetik fenomena diri induktansi .
Dia juga menemukan induktansi mutual independen dari Michael Faraday ,
meskipun Faraday adalah orang pertama yang mempublikasikan hasil nya.
Henry's bekerja di relay elektromagnetik adalah dasar telegraf listrik , diciptakan
oleh Samuel Morse dan Charles Wheatstone secara terpisah.
b. Biografi
1. Joseph Henry
Henry lahir di Albany, New York dari Skotlandia imigran Ann Alexander
Henry dan William Henry. Minatnya dalam sains dipicu pada usia enam belas
oleh buku kuliah tentang topik ilmiah berjudul Populer Kuliah tentang Filsafat
Eksperimental. Pada tahun 1819 ia masuk Akademi Albany. Dia dimaksudkan
untuk masuk ke bidang kedokteran, tetapi pada tahun 1824 ia diangkat sebagai
seorang insinyur asisten untuk survei jalan Negara sedang dibangun antara Sungai
Hudson dan Danau Erie . Sejak saat itu, ia terinspirasi untuk karir di baik sipil
atau teknik mesin.
Henry unggul di studinya (begitu banyak sehingga, bahwa ia sering akan
membantu guru-gurunya mengajar ilmu) dan pada tahun 1826 ia diangkat sebagai
Profesor Matematika dan Filsafat Alam di Akademi Albany oleh Principal T.
Romeyn Beck . Romeyn Beck .Beberapa penelitian yang paling penting dilakukan
dalam posisi baru. Rasa ingin tahunya tentang magnet darat membawanya untuk
bereksperimen dengan magnetisme pada umumnya.Dia adalah yang pertama
untuk diisolasi kawat kumparan erat di inti besi untuk membuat lebih kuat
elektromagnet , peningkatan pada William Sturgeon elektromagnet yang
digunakan secara longgar digulung kawat uninsulated. Dengan menggunakan
teknik ini, ia membangun elektromagnet kuat pada waktu untuk Yale. Ia juga
menunjukkan bahwa, ketika membuat elektromagnet yang menggunakan hanya
dua elektroda melekat pada baterai, yang terbaik adalah angin beberapa gulungan
kawat secara paralel, tetapi ketika menggunakan set-up dengan beberapa baterai,
harus ada hanya satu kumparan panjang tunggal. Yang terakhir ini membuat
telegraf layak.
Henry pada tahun 1831 menciptakan salah satu mesin pertama yang
menggunakan elektromagnetisme untuk gerakan. Ini tidak menggunakan gerakan
berputar, tapi hanya dari elektromagnet bertengger di tiang, goyang kembali dan
sebagainya. Gerakan goyang disebabkan oleh salah satu dari dua mengarah pada
kedua ujung magnet rocker menyentuh salah satu dari dua sel baterai,
menyebabkan perubahan polaritas, dan goyang arah yang berlawanan sampai dua
lainnya memimpin memukul baterai lainnya. Alat ini memungkinkan Henry untuk
mengenali milik induktansi diri . Ilmuwan Inggris Michael Faraday juga
mengakui properti ini sekitar waktu yang sama; sejak Faraday mempublikasikan
hasil pertamanya, ia menjadi penemu diakui secara resmi dari fenomena tersebut.
Pada tahun 1848 Henry bekerja dalam kaitannya dengan Profesor Stephen
Alexander untuk menentukan suhu relatif untuk bagian yang berbeda dari disk
surya. Mereka menggunakan thermopile untuk menentukan bahwa bintik matahari
yang lebih dingin dari pada daerah sekitarnya. Karya ini ditampilkan pada
astronom Angelo Secchi yang diperpanjang, tetapi dengan beberapa pertanyaan
mengenai apakah Henry diberikan tepat penghargaan bagi karya sebelumnya.

2. Michael Faraday.
Michael Faraday adalah salah satu ilmuwan Kristen yang terkenal dan mau
konsisten menerapkan Firman Allah dalam kehidupan keilmuwannya. Faraday
dilahirkan pada tahun 1791 di sebuah keluarga miskn di London, Inggris. Pada
umur 13 tahun, dia bekerja part-time di sebuah toko penjilidan di London. Dia
membaca semua buku yang dia jilid, dan berangan-angan untuk menulis buku atas
namanya sendiri. Lambat laun dia tertarik dengan konsep energi, khususnya
tentang gaya.Dari kecintaannya pada banyak bacaan dan percobaan-percobaan
yang dia lakukan tentang gaya, dia sampai pada penemuannya di bidang
kelistrikan. Dan dari sejarah kita tahu bahwa salah satu penemuannya yang
terbesar adalah induksi elektromagnet, yang menjadi cikal bakal teknologi
elektromagnet modern. Pada tahun 1832, dia membuktikan bahwa listrik yang
diinduksi oleh magnet, listrik yang dihasilkan oleh baterai maupun listrik statis
adalah sama.
3. James Prescott.
Pada tahun 1840, ilmuan inggris James Prescott Joule dan ilmuan jerman,
Herman Ludwig Ferdinand Von Helmholt mendemonstrasikan bahwa listrik
merupakan salah satu bentuk energi.
James Prescott Joule adalah ahli fisika inggris.Ia lahir di selford, Inggris,
pada tanggal 24 Desember 1818. James Prescott Joule tidak pernah duduk di
bangku sekolah sampai umur 17 tahun karena sering sakit-sakitan sehingga ia
terpaksa belajar dirumah. Ayahnya membelikan semua buku yang diperlukannya
dan menyediakan sebuah laboratorium.
Pada usia 17 tahun,ia baru mengalami rasanya duduk di bangku sekolah.
Selain rajin belajar, Joule rajin juga mengadakan eksperimen dan menulis buku
tentang panas yang dihasilkan oleh listrik volta. Tiga tahun kemudian ia
menerbitkan buku tentang ekuivalen mekanik panas dan empat tahun kemudian
menerbitkan buku tentang hubungan dan kekekalan energi. Nama Joule kemudian
dipakai sebagai nama satuan energi.
Pada masa ini teori-teori atau konsep-konsep kelistrikan mengalami
penyempurnaan dari sumbangan-sumbangan pemikiran dari berbagai tokoh fisika
seperti: James Clerk Maxwell, Heinrich Rudaf Hertz, Guglielmo Marconi, dan
ilmuan-ilmuan lainnya.

2.1.4 Perkembangan listrik magnet periode IV ( 1887 - 1925 M)


Dua prediksi Maxwell diuji secara terpisah oleh Heinrich Rudolf Hertz
(1857-1894 ) dan Hendrik Antoon Lorentz ( 1853-1928 ). Maxwell meramalkan
bahwa gangguan di dalam medan magnetik dan listrik harus merambat secepat
cahaya. Tapi gelombang elektromagnetikseperti itu belum pernah teramati.
Pada tahun 1887, Heartz menguji prediksi itu sampai dengan memercikkan
bunga api listrik di antara dua kutub. Ia mengamati bahwa di antara dua kutub di
tempat lain di dalam laboratoriumnya terjadi juga percikan bunga api yang sama.
Tak pelak lagi, pengaruh bunga api yang petama harus dibawa sebagai gelombang
melalui udara sehingga menimbulkan bunga api yang kedua. Ia membuktikan
secara experimental bahwa gelombang mirip seperti gelombang cahaya, karena
menunjukkan gejala pemantulan, pembiasan, difraksi, dan polarisasi. Berkat
penemuan ini, Hertz membawa kita menuju jaman telekomunikasi.
Maxwell, bersama-sama Thompson, bersikeras menghubungkan medan
elektromagnetik dengan getaran dalam fluida yang bersifat mekanis. Para ilmuan
sesudah maxwell telah melepaskan hubungan itu samasekali. Dalam disertasi
1892, Lorentz membabat tuntas kaitan antara medan dan fluida dengan
merumuskan kembali persamaan maxwell. Lorentz telah sampai pada pengertian
yang melampaui percobaan Michelson-Morley, yang memperlihatkan bahwa eter
mungkin tidak ada.
Sampai sekarang, pengertian medan masih tetap bersifat elektromagnetik murni,
tanpa sisa mekanis yang melekat. Walaupun demikian, garis gaya temuan Faraday
masih tetap menjadi topik pengajaran di sekolah sampai sekarang untuk memberi
pengertian medan di sekolah.

2.2 Hubungan Antara Listrik dan Magnet


Kelistrikan dan kemagnetan adalah suatu fenomena alam yang memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini dibuktikan oleh fisikawan Inggris
yaitu James Clerk Maxwell. Berbeda dengan para ilmuan sebelumnya yang secara
estafet mengembangkan ilmu pengetahuan kelistrikan lewat pengamatan dan
percobaan James Clerk Maxwell memberikan kontribusinya dalam bentuk teori
yang mampu menerangkan fenomena listrik magnet menjadi satu kesatuan.
Menurut Maxwell listrik dan magnet sebenarnya berasal dari sumber yang
sama. Keduanya saling berkaitan erat dalam arti listrik dapat diubah menjadi
magnet dan sebaliknya magnet dibangkitkan dengan magnet. Maxwell berusaha
untuk merumuskan keterkaitan keduanya dengan bahasa matematis yang
sederhanya. Dikenal ada dua macam perumusan persamaan Maxwell, yakni
perumusan dalam bentuk diferensial dan integral.
Dengan berkembangnya ilmu kemagnetan dan di dukung dengan ilmu
lainnya maka para perekayasa dapat membuat teknologi mulai dari yang
sederhana hingga mutakhir untuk mempermudah pekerjaan manusia.
2.1 Optika Masa Lampau : IBNU AL-HAITHAM (Pakar Fisika Optik)
Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham
(Basra,965 - Kairo 1039), dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan
nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak,
matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan
penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains
barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta
teleskop.

Sejarah mencatat salah satu peletak dasar ilmu fisika optik adalah sarjana
islam Ibnu Al-Haitham atau yang dikenal dibarat dengan sebutan Alhazen,
Avennathan, atau Avenetan. Beliau mengecap pendidikan di Basroh dan baghdad,
penguasaan matematikanya oleh Max Mayerhof, seorang sejarahwan dianggap
mengungguli Euclides dan Ptolemeus.
Setelah selesai di kedua kota itu, Ibnu Al-haitham meneruskan
pendidikannya di mesir dan bekerja di bawah pemerintahan kholifah Al-Hakim
(996-1020 M) dari daulah fatimiyah. Dia pun mengunjungi Spanyol untuk
melengkapi beberapa karya ilmiahnya. Seperti sarjana islam lainnya, Ibnu Al-
Haitham atau Alhazen tidak hanya menguasai fisika ilmu optik, tetapi juga
filsafat, matematika, dan obat-obatan atau farmakologi. Tidak kurang 200 karya
ilmiah mengenai berbagai bidang itu dihasilkan Ibnu Al-Haitham sepanjang
hidupnya.
Karya utamanya tentang optik naskah aslinya dalam bahasa Arab hilang,
tetapi terjemahnya dalam bahasa latin masih ditemukan. Ibnu Haitham
mengoreksi konsep Ptolemeus dan Euclides tentang penglihatan. Menurut kedua
ilmuwan Yunani itu mata mengirimkan berkas-berkas cahaya visual ke objek
penglihatan sehingga sebuah benda dapat terlihat. Sebaliknya, menurut Ibnu
Haitham, retinalah pusat penglihatan dan benda bisa terlihat karena memantulkan
sinar atau cahaya ke mata. Kesan yang ditimbulkan cahaya pada retina dibawa ke
otak melalui saraf-saraf optik.
Kepandaian matematis Ibnu Haitham terbukti ketika dia dengan sangat
akurat menghitung ketinggian atmosfir bumi yaitu 58,5 mil. Dalam karyanya
Mizcmul Hikmah, Ibnu Haitham banyak menguraikan tentang masalah atmosfir
ini, terutama berkait dengan ketinggian atmosfir dengan meningkatkan kepadatan
udara. Secara eksperimental, ia berhasil menguji berat benda meningkat dalam
proposinya pada kepadatan atmosfir yang bertambah.
Ia juga membicarakan masalah yang berhubungan dengan pusat daya tarik
bumi. Jauh sebelum Newton membahas gravitasi, Ibnu Haitham telah
membahasnya dan menjadikan pengetahuan tentang gravitasi itu untuk
penyelidikan tentang keseimbangan dan alat-alat timbangan. Dalam kaitan itu
pula, Ibnu haitham menguraikan dengan jelas hubungan antara daya tarik bumi
dan pusat suspensi. Penjelasannya mengenai hubungan antara kecepatan, ruang
dan saat jatuhnya benda-benda diyakini menjadi ilham bagi Newton untuk
mengembangkan teori gravitasi.
Selain masalah cahaya dan atmosfer, Ibnu Haitham juga banyak
melakukan eksperimen mengenai camera obscura atau metode kamar gelap, gerak
rektilinear cahaya, sifat bayangan, penggunaan lensa, dan beberapa fenomena
optikal lainnya. Metode kamar gelap atau camera obscura dilakukan Ibnu Haitham
saat gerhana bulan terjadi. Kala itu, ia mengintip citra matahari yang setengah
bulat pada sebuah dinding yang berhadapan dengan sebuah lubang kecil yang
dibuat pada tirai penutup jendela.
Untuk semua eksperimen lensa, Ibnu Haitham membuat sendiri lensa dan
cermin cekung melalui mesin bubut yang ia miliki. Eksperimennya yang
tergolong berhasil saat itu menemukan titik fokus sebagai tempat pembakaran
terbaik, saat itu, ia berhasil mengawinkan cermin-cermin bulat dan parabola.
Semua sinar yang masuk dikonsentrasikan pada sebuah titik fokus sehingga
menjadi titik bakar.
Bukunya tentang optik, Kitab Al-Manazir, diterjemahkan kedalam bahasa
latin oleh F. Risner dan diterbitkan oleh Basle pada tahun 1572 M. karyanya ini,
bersama karya-karya optik lainnya, sangat mempengaruhi ilmuwan abad
pertengahan, seperti Roger Bacon, Johannes Keppler, dan Pol Witello. Diyakini ,
banyak karya-karya monumental dari mereka diilhami oleh hasil eksperimen yang
dilakukan Alhazen atau Ibnu Haitham.
Menurut Philip K. Hitti, tulisan-tulisannya mengenai berbagai persoalan
optik membuka jalan bagi para peneliti optik barat pada kemudian hari dalam
mengembangkan disiplin ilmu ini secara lebih luas. Semua karya itu
diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa Eropa, termasuk Rusia dan Ibrani.
Sejarahwan terkemuka Amerika George Sarton mengumpulkan karya-karya Ibnu
Haitham dalam bukunya Introduction to the Study of Science yang menjadi
bacaan wajib bagi mereka yang mencintai ilmu.

2.2 Optika Pada Abad ke-17


2.2.1 Tycho Brahe

Tycho Brahe (1546 M - 1601 M) adalah


seorang bangsawan Denmark yang terkenal
sebagaiastronom/astrolog dan alkimiawan. Ia memiliki sebuah observatorium
yang dinamai Uraniborg, di Pulau Hven. Tycho adalah astronom pengamat paling
menonjol di zaman pra-teleskop. Akurasi pengamatannya pada
posisibintang dan planet tak tertandingi pada zaman itu.
Untuk penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas.
Asistennya yang paling terkenal adalah Johannes Kepler.

2.2.2 Johannes Kepler (1571 M - 1630 M)

Johannes Kepler (1571 M - 1630 M), seorang tokoh penting


dalam revolusi ilmiah, ia adalah
seorangastronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Ia paling dikenal
melalui hukum gerakan planetnya. Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam
bidang matematika, tetapi juga di bidang optik dan astronomi. Penjelasan Kepler
tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement to Witelo,
Expounding the Optical Part of Astronomy (Suplemen untuk Witelo, Menjabarkan
Bagian Optik dari Astronomi). Buku Kepler itu adalah tonggak sejarah di bidang
optik. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata. Karya Kepler
yang lain berupa buku Mysterium cosmographicum (Misteri
Kosmmografis), Astronomiae Pars Optica(Bagian Optik dari Astronomi), De
Stella nova in pede Serpentarii (Tentang Bintang Baru di Kaki
Ophiuchus), Astronomia nova (Astronomi Baru), Dioptrice (Dioptre), Epitome
astronomiae Copernicanae (diterbitkan dalam tiga bagian dari 1618-
1621), Harmonice Mundi (Keharmonisan Dunia),Tabulae Rudolphinae (Tabel-
Tabel Rudolphine), dan Somnium (Mimpi).

2.2.3 Galileo Galilei


Galileo Galilei (1564 M - 1642 M) adalah seorang astronom, filsuf,
dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.
Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah
penyempurnaan teleskop(dengan 32x pembesaran) dan berbagai
observasi astronomi seperti menemukan satelit alami Jupiter -Io, Europa,
Ganymede, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Buku karangannya adalah Dialogo
sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian diterbitkan di Florence
pada 1632, dan Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno due nuove
scienze diterbitkan di Leiden pada 1638.

2.3 Optika Pada Abad ke-18


2.3.1 Sir Isaac Newton

Isaac Newton (1643 M - 1727 M), ia adalah seorang fisikawan, matematikawan,


ahli astronomi, filsuf alam, alkimiwan, dan teolog. Bahkan ia dikatakan sebagai
bapak ilmu fisika klasik. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop
refleksi yang pertama dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan
bahwa sebuah kaca prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna
lainnya. Buku-buku karyanya adalahMethod of Fluxions (1671), De Motu
Corporum 1684), Opticks (1704), Reports as Master of the Mint(1701-
1725), Arithmetica Universalis (1707), dan An Historical Account of Two Notable
Corruptions of Scripture(1754).

Ketika muda Newton sudah mengasah lensa. Pada umur 23 tahun ia membeli
prisma dan meneliti cahaya warna-warni yang dihasilkannya. Cahaya putih
menurutnya bukan murni melainkan campuran berbagai warna. Jika berbagai
warna itu gabungkan akan didapat cahaya putih. Hal ini dibeberkan kesidang
Royal Society. Pengamatan Newton dikecam habis-habisan oleh Robert Hooke.
Pada tahun 1704 Newton menerbitkan Opticks, pada bagian akhir opticks
edisi pertama yang terbit setahun setelah Hooke meninggal Newton kembali
mengajukan beberapa spekulasi secara lebih hati-hati tentang sifat cahaya. Ia
menguraikan secara terperinci teori tentang cahaya. Dia menganggap cahaya
terbuat partikel-partikel (corpuscles) yang sangat halus, bahwa materi biasa terdiri
dari partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi bahwa melalui sejenis transmutasi
alkimia "mungkinkah benda kasar dan cahaya dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain, ... dan mungkinkah benda-benda menerima aktivitasnya dari
partikel cahaya yang memasuki komposisinya?" Spekulasi tentang cahaya ia
tuangkan dalam bentuk sejumlah pertanyaan. Satu diantaranya mengungkapkan
keyakinannya bahwa cahaya bersifat seperti partikel,
Bukankah cahaya merupakan butiran teramat kecil yang dipancarkan oleh benda
yang mengkilap ? Butiran seperti itu akan melewati medium yang seragam
mengikuti garis lurus, tanpa dibelokkan dan masuk kedalam bayangan dan
demikianlah juga sifat cahaya.
Butir-butir ini melaju bak berondongan peluru menaati hukum dinamika, gejala
pemantulan barangkali mudah dijelaskan dengan pengertian peluru
ini. Newton menjelaskan cahaya bagaikan peluru yang melaju mengikuti lintasan
lurus. Anehnya dilain tempat Newton malah mengusulkan teori getaran eter untuk
menjelaskan sifat cahaya. Ini memperlihatkan ketidakkonsistenan Newton. Tapi
Newton percaya bahwa eter terdiri dari partikel yang sangat halus yang
membuatnya bersifat sangat renggang dan lenting. Alam tanpa eter tidak mungkin
menghantar gelombang.
Newton bersikukuh menolak ide Huygens bahwa cahaya bersifat
gelombang. Menurut Newton gelombang akan melebar dan mengisi seluruh ruang
seperti gelombang air mengisi ceruk kolam, padahal dalam praktik cahaya
mengikuti garis lurus dan tidak mengisi ruang bayangan. Pada kesempatan
lain Newton menyatakan lebih suka langit tetap kosong daripada diisi eter.
Bagaimanapun juga sekiranya ruang angkasa diisi eter maka perjalanan benda
langit terhambat. Implikasi ini tidak teramati, ia tetap lebih suka alam tanpa eter,
persis seperti ajaran atonomi yunani. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa Newton masih bimbang perihal cahaya, ia tidak dapat memilih antara
model peluru dan getaran eter meski condong pada yang pertama. Dalam edisi
kedua Principia (1713) Newton kembali menutup segala spekulasi dan menulis
saya tidak mengakali hipotesa.
Walaupun Newton sendiri jelas-jelas kurang yakin tentang sifat cahaya, orang-
orang yang mendewakannya tidak perduli dengan keraguan itu. Bagi
mereka Newton mengajar sifat peluru cahaya secara lugas. Bagian opticks yang
membahas getaran yang dirangsang dalam eter tidak dihiraukan murid-murid
newton. Ada buku teks terbitan 1738 menegaskan bahwa sulit membayangkan
cahaya selain partikel materi yang sangat kecil tapi jelas. Anggapan bahwa cahaya
adalah materi menjadi unsur kepercayaan para ahli optika yang dipegang erat-erat.
Topik cahaya untuk pertama kalinya juga menjadi bagian mekanika, atau tepatnya
dinamika yang berkaitan pada newton.
Sampai pertengahan abad ke 18 kepercayaan menggebu-gebu pada cahaya
sebagai peluru belum teruji lewat percobaan. Misalnya, argumen tentang sebutir
partikel eter yang meliputi sekurangnya lima lapis: tiga lapis menarik dan dua
lapis menolak. Lintasan yang ditempus oleh sebutir peluru cahaya yang
dipantulkan, dan satu lagi yang masuk dan terbias.

2.4 Optika Pada Abad ke-19


2.4.1 Michael Faraday
Pada tahun 1845, Faraday mulai meneliti tali-temali cahaya dengan gejala
elektromagnetik. Penelitian ini diusulkan oleh William Thomson ( belakangan
terkenal sebagai Lord Kelvin ). Seberkas cahaya yang terpolarisasi oleh bidang ia
lewatkan sejenis kaca berat yang terletak di antara kedua kutub magnet. Bidang
polarisasi cahaya itu ternyata berputar. Faraday girang sekali. Kelihatannya bukan
saja listrik yang tekait dengan kemagnetan, tapi keduanya berhubungan dengan
cahaya. Ia menyimpulkan bahwa gaya magnetik dan gaya cahaya berhubungan
satu sama lain. Hal ini, menurut Faraday, kemungkinan besar sangat penting pada
penelitian susulan terhadap kedua jenis gaya alamiah ini. Prediksinya tidak
meleset. Kelak di kemudian hari, maxwell merumuskan hubungan ini secara
matematis.
2.4.2 James Clerk Maxwell
Pengaruh Faraday bagi Maxwell cukup besar. Khususnya dalam
merumuskan pengertian medan dalam persamaan persamaannya, Maxwell
banyak mendapat ilham dari Faraday. Pada mulanya Maxwell ( bersama rekannya
Thomson, dua-duanya di Cambridge, London ) masih
membayangkan medan sebagai eter yang berpusar. Namun, lama kelamaan ia
menolak menafsirkan medan dari mekanika fluida dan cenderung hanya
membayangkan medan sebagai suatu pengertian matematis untuk menyatakan apa
yang terjadi antara dua muatan, dua arus, atau antara arus dengan magnet. Bahkan
dalam teori maxwell kita dapat membayangkanmedan elektromagnetik yang sama
sekali lepas dari sumbernya. Lambag E dan B mempunyai arti tersendiri.
Sedemikian jauh bayangannya, sehingga telah meninggalkan pengertian
Tindakan Jarak Jauh
Tapi Maxwell tidak menerima gagasan Faraday mentah-mentah. Jika
Faraday menolak materi samasekali dan membayangkan segalanya sebagai
gaya semata, Maxwelll malah tetap berpegang pada keberadaan materi.
Faraday bahkan menolak ruang Newtonian. Tapi Maxwell tidak berani
melangkah sedemikian radikalnya.
Kita tahu bahwa persamaan-persamaan Maxwell sangat dikagumi. Saking
kagumya, Ludwig Boltzmann ( 1844-1906 ), mengutip Johann Wolfgang von
Guethe ( 1749-1832 ), berkata : Apakah simbol-simbol ini ditulis oleh dewa ?

2.4.3 Heinrich Rudolf Hertz dan Hendrik Antoon Lorentz


Dua prediksi Maxwell diuji secara terpisah oleh Heinrich Rudolf Hertz (
1857-1894 ) dan Hendrik Antoon Lorentz ( 1853-1928 ). Maxwell meramalkan
bahwa gangguan di dalam medan magnetik dan listrik harus merambat secepat
cahaya. Tapi gelombang elektromagnetik seperti itu belum pernah teramati.
Pada tahun 1887, Heartz menguji prediksi itu sampai dengan memercikkan
bunga api listrik di antara dua kutub. Ia mengamati bahwa di antara dua kutub di
tempat lain di dalam laboratoriumnya terjadi juga percikan bunga api yang
sama.Tak pelak lagi, pengaruh bunga api yang petama harus dibawa sebagai
gelombang melalui udara sehingga menimbulkan bunga api yang kedua. Ia
membuktikan secara experimental bahwa gelombang mirip seperti gelombang
cahaya, karena menunjukkan gejala pemantulan, pembiasan, difraksi, dan
polarisasi. Berkat penemuan ini, Hertz membawa kita menuju jaman
telekomunikasi.
2.4.4 J.J. Thomson
Pada tahun 1899, Joseph John Thomson meneliti cahaya ultraungu dalam tabung
sinar katoda. Dipengaruhi oleh kerja James Clerk Maxwell, Thomson
menyimpulkan bahwa sinar katoda terdiri atas partikel-partikel bermuatan negatif,
yang dia sebut corpuscles (belakangan disebut "elektron"). Dalam penelitian
tersebut, Thomson menempatkan pelat logam (yaitu, katoda) dalam tabung
hampa, dan menyinarinya dengan radiasi frekuensi tinggi.

2.5 Optika Pada Abad ke-20


2.5.1 Albert Einstein dan Max Planck
Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik,
cahaya yang menyinari atommengeksitasi elektron untuk melejit keluar
dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de
Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang,
hingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang. Albert Einstein kemudian pada
tahun 1926 membuat postulat berdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya tersusun
dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang sama.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana
sistem fisika (seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan
kelakuan seperti-gelombang dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak
digunakan oleh pencipta mekanika kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan secara
matematis olehAlbert Einstein yang memperluas kuanta yang dikembangkan
oleh Max Planck.
Hukum emisi fotolistrik:
1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan
berbanding lurus dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah
frekuensi ini fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron
tidak bergantung pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi
cahaya.
4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil,
kurang dari 10-9 detik.
Karya Albert Einstein dan Max Planck mendapatkan penghargaan
Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan menjadi dasar teori kuantum
mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk Werner
Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrdinger, Max Born, John von Neumann, Paul
Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan lain-lain.
Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai
dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang
disebut foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan
ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960. Era optika modern
tidak serta merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat
cahaya yang lain yaitu difusi dan hamburan.

2.6 Optika Masa Kini : Serat Optik

Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat
dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan
dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED.
Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di
dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada
indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan
sebagai saluran komunikasi.

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan


pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur
(bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data
menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel
konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama
dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan
dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.

Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun
gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh
serat optik.

2.6.1 Kronologi Perkembangan Serat Optik


1917 Albert Einstein memperkenalkan teori pancaran terstimulasi dimana
jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi
1954 Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger dari Universitas
Columbia USA, mengembangkan maser yaitu penguat gelombang mikro dengan
pancaran terstimulasi, dimana molekul dari gasamonia memperkuat dan
menghasilkan gelombang elektromagnetik. Pekerjaan ini menghabiskan waktu
tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat
dariosilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan
panjang gelombang pendek pada gelombang radio.
1958 Charles Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan
penelitiannya yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan
pada daerah infra merah dan spektrum tampak, dan menjelaskan tentang konsep
laser.
1960 Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William
Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah pengoperasian secara
berkesinambungan dari laser helium-neon.
1960 Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro dari
Hughes Research Laboratories, menemukan sumber laser dengan menggunakan
sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium.
1961 Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan
sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis(serat optik). Inti serat
gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu
bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk
komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang
sangat jauh.
1961 Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi untuk keperluan
medis di Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia-
Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical
Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk
menghancurkan tumor pada retina pasien.
1962 Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MITs
Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang
mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan
perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD
player serta penggunaan pencetak laser.
1963 Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures,
kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi
kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien.
Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon selulerdan
peralatan elektronik lainnya.
1966 Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di
Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan
penelitiannya tentang kemampuan serat optik dalam mentransmisikan sinar laser
yang sangat sedikit rugi-ruginya dengan menggunakan serat kaca yang sangat
murni. Dari penemuan ini, kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana
cara memurnikan bahan serat kaca tersebut.
1970 Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz,
dan Robert Maurer melaporkan penemuan serat optik yang memenuhi standar
yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang
dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-
rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer, yang selanjutnya pada 1972,
tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer.
Dan juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell
Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute dari Leningrad,
mendemontrasikan laser semikonduktor yang dapat dioperasikan padatemperatur
ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi
penggunaan fiber optik.
1973 John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories
mengembangkan prosespengendapan uap kimia ke bentuk ultratransparent
glass yang kemudian menghasilkan serat optik yang mempunyai rugi-rugi sangat
kecil dan diproduksi secara masal.
1975 Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan Laser
Semikonduktor, laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu
kamar.
1977 Perusahaan telepon memulai penggunaan serat optik yang membawa
lalu lintas telepon. GTEmembuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California,
yang menggunakan transmisi LED. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama
pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang
menghubungkan 2 switching station.
1980 Industri serat optik benar-benar sudah berkibar, sambungan serat
optik telah ada di kota kotabesar di Amerika, AT&T mengumumkan akan
menginstal jaringan serat optik yang
menghubungkankota kota antara Boston dan Washington D.C., kemudian dua
tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. Raksasa-
raksasa elektronik macam ITT atau STL mulai memainkan peranan dalam
mendalami riset-riset serat optik.
1987 David Payne dari Universitas Southampton memperkenalkan optical
amplifiers yang dikotori (dopped) oleh elemen erbium, yang mampu menaikan
sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi
listrik.
1988 Kabel Translantic yang pertama menggunakan serat kaca yang
sangat transparan, dan hanya memerlukan repeater untuk setiap 40 mil.
1991 Emmanuel Desurvire dari Bell Laboratories serta David Payne dan P.
J. Mears dari Universitas Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang
terintegrasi dengan kabel serat optik tersebut. Dengan keuntungannya adalah
dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel dengan penguat
elektronik (electronic amplifier).
1996 TPC-5 merupakan jenis kabel serat optik yang pertama
menggunakan penguat optik. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San
Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Jepang, dan kembali ke
Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon.
1997 Serat optik menghubungkan seluruh dunia, Link Around the Globe
(FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan
infrastruktur untuk generasi internet terbaru.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1) Hukum Archimedes adalah hukum yang membahas tentang perilaku
suatu benda yang mengalami gaya ketas ketika berada dalam suatu fluida.
2) Aplikasi hukum archimedes yang mempermudah manusia antara lain:
pembuatan kapal selam dan kapal laut. Kesemuanya itu merupakan nilai
aksiologi hukum archimedes
3 ) Hukum pascal merupakan suatu kebenaran karena bunyi hukum
tersebut/teori pascal telah tebukti secara ilmiah dan sesuai dengan keadaan
alamiah sutau benda
4 ) Beberapa diantara aplikasi hukum pascals yang mempermudah
manusia antara lain: dongkrak hidrolik dan pompa hidrolik. Kesemuanya
itu merupakan nilai aksiologi hukum pascal.

1. Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinami, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika Hukum Pertama Termodinamika
Hukum kedua Termodinamika Hukum ketiga Termodinamika

Anda mungkin juga menyukai