Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“Usaha, Energi dan Daya”

(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendalaman Konsep Fisika)

Dosen Pengampu : Deo Demonta Panggabean, M.Pd

Disusun oleh :

Nama : RUTH RAMAYANI PASARIBU


NIM : 4193121044
Kelas : FISIKA DIK A 2019
Prodi : PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena limpahnya Kasih
sayang serta petunjuk Nya, akhirnya dapat menyelesaikan Makalah CJR ini. Critical Journal
Review mata kuliah Pendalaman Konsep Fisika ini, dan saya bisa tepat waktu mengerjakannya
sesuai dengan jadwal dan waktu yang sudah ditentukan tanpa ada kendala yang berarti apapun.

Terselesaikannya makalah CJR ini tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak
untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen pengampu
mata kuliah ini yaitu bapak Deo Demonta Panggabean, M.Pd yang sudah banyak memberikan
bimbingan atas tugas ini. Sehingga saya termotivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini juga tidak terlepas dari bantuan,dorongan,dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu,tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak tersebut.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,karena itu saya
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak,demi kesempurnaan makalah ini. Besar
harapan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, September 2021

Ruth Ramayani Pasaribu

4193121044

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan CJR ................................................................................................... 1
1.3 Manfaat CJR .................................................................................................................. 1
BAB II RINGKASAN JURNAL ................................................................................................. 2
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14
3.2 Saran.............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang
diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan
bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi- organisasi yang memuat jurnal ilmiah;
memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract
yang berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan
metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka. Langkah penting
dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan, mengemukakan
bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan.

1.2 Tujuan Penulisan CJR


1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendalaman Konsep Fisika.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Jurnal utama dan Jurnal Pembanding
3. Meningkatkan pengetahuan mengenai materi tentang “Usaha dan Energi”
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisis, dan
membandingkan serta memberi kritik pada jurnal.

1.3 Manfaat CJR


1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca terhadap materi yang
dibahas.
2. Menjadikan penulis untuk lebih kreatif, aktif dan produktif dalam mencapai tujuan
dari kependidikan.
3. Sebagai referensi bagi pembaca untuk dapat mengetahui kualitas dan perbandingan
isi jurnal yang di kritik dengan jurnal lain, tanpa perlu membaca keseluruhan isi.

1
BAB II
RINGKASAN JURNAL

JUDUL JURNAL I
Pengembangan Media Lintasan “High Road-Low Road” Pada Materi Usaha Dan
Energi
JURNAL II
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meninggkatkan Hasil Belajar Peserta Disik SMA Pada Materi Usaha dan Energi
JURNAL III
Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Metode Certainty of Response Index (CRI)
pada Materi Usaha dan Energi
JURNAL JURNAL I
Jurnal Pendidikan Fisika dan SAINS
JURNAL II
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi
JURNAL III
Jurnal Kependidikan Betara
DOWNLOAD JURNAL I
https://ejurnalunsam.id/index.php/JPFS
JURNAL II
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v6i1.597
JURNAL III
https://ojs.unm.ac.id/JSdPF/article/view/944
ISSN JURNAL I
e-ISSN : 2715-5498
p-ISSN : 2715-548X
JURNAL II
e-ISSN : 9772503023008

2
p-ISSN : 977230318001
JURNAL III
e-ISSN : 2715-5498
p-ISSN : 2715-548X
VOLUME DAN JURNAL I
HALAMAN
Vol 3(2). Hal 24-27
JURNAL II
Vol 6(1). Hal 47-55
JURNAL III
Vol 2(1). Hal 1-7
TAHUN JURNAL I : 2020
JURNAL II : 2017
JURNAL III : 2021
PENULIS JURNAL I : Lola Pratiwi
JURNAL II : Nensy Rerung, Iriwi L.S. Sinon, Sri Wahyu Widyaningsih.
JURNAL III : Yusnia Tri Siwi Utami , & Ulya Shiva Urida
REVIEW Ruth Ramayani Pasaribu
TANGGAL 25 September 2021
ABSTRAK PENELITIAN
- Tujuan Penelitian JURNAL I
Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari media lintasan “HR-LR” tentang
bisnis dan materi energi yang dapat dikembangkan dan cocok digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan Research and Development
(R&D) metode pengembangan dan model pengembangan yang digunakan adalah 4D.
Pada Model 4D, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada masing-masing
tahap pengembangan media adalah tahap pendefinisian (definition), tahap desain,
tahap pengembangan, dan tahap pengembangan diseminasi (diseminasi), namun
dalam penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap validasi dan tidak sampai ke tahap
sosialisasi fase (pelaksanaan). Media pembelajaran materi bisnis dan energi dapat
dikembangkan dengan menggunakan "HR-LR" lintasan. Tahap penilaian validasi
dilakukan oleh ahli media dan ahli materi, dengan menggunakan angket validasi
formulir. Kuesioner yang digunakan oleh ahli media dan ahli materi masing-masing

3
memiliki 4 aspek Nilai. Hasil validasi media yang dilakukan oleh ahli media untuk
melihat persentase kelayakan lintasan “HR-LR” media pada materi bisnis dan energi
secara keseluruhan mendapatkan persentase 70% yang memiliki kriteria sebagai
media ini cocok untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran media. Sedangkan
untuk hasil validasi materi secara keseluruhan dilakukan oleh materi ahli untuk
melihat persentase kelayakan modul sesuai dengan jalur media "HR-LR" pada materi
bisnis dan energi ini mendapat prosentase 76% yang berpendapat tentang materi di
media ini baik digunakan dalam pembelajaran kegiatan.
JURNAL II
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan model PBL (Problem Based
Learning) pada materi usaha dan energi kelas XI MIA 6 SMA Negeri 1 Manokwari.
Subyek penelitian berjumlah 25 orang yang terdiri 11 orang laki-laki dan 14 orang
perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengacu pada
model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari
tahap perencanaan, tindakan dan pengamatan, refleksi. Data penelitian berupa hasil
belajar kognitif yang diambil dengan teknik tes pilihan ganda dan uraian. Sedangkan,
hasil belajar psikomotor diambil menggunakan lembar penilaian psikomotor melalui
observasi pengamat. Hasil belajar kognitif sebesar 64% pada siklus I dan 84% pada
siklus II. Sedangkan, hasil belajar psikomotor aspek mempersiapkan alat dan bahan
meningkat sebesar 4%, aspek merangkai alat dan bahan meningkat sebesar 6%, aspek
melakukan percobaan meningkat sebesar 12%, aspek mengamati percobaan sebesar
7%, dan aspek menyampaikan percobaan meningkat sebesar 8%. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
JURNAL III
Miskonsepsi didefinisikan sebagai ketidaksesuaian siswa dalam menghubungkan
konsep baru dengan konsep lama. Certainty of Response Index (CRI) merupakan
salah satu metode identifikasi miskonsepsi. Metode CRI ini siswa diharuskan untuk
mengerjakan beberapa soal yang telah dilengkapi dengan tingkat kepastian jawaban
yang bertujuan untuk mengelompokkan siswa yang yang mengalami miskonsepsi,
sudah paham, ataupun tidak tahu konsep. Artikel ini merupakan studi literatur yang
mengupas lima hal yakni, pengertian konsep, konsepsi, dan miskonsepsi; pengenalan
metode CRI teknik analisis data metode CRI; hasil temuan penelitian identifikasi
miskonsepsi dengan menggunakan metode CRI pada materi usaha dan energi; serta
kelebihan dan kekurangan metode CRI.
- Kata Kunci JURNAL I : Business and Energy, Friction Style, Media development
JURNAL II : Hasil belajar, problem based learning (PBL), usaha dan energi

JURNAL III: Konsep, Miskonsepsi, Certainty of Response Index (CRI)

4
PENDAHULUAN
-Latar Belakang & Teori JURNAL I
Segala kegiatan dan peristiwa yang terjadi pada manusia dalam kehidupan
sehari-harinya berkaitan dengan konsep-konsep fisika. Beberapa tahun terakhir ini
dunia sedang mengalami revolusi industri dalam berbagai bidang, salah satunya
dalam bidang pendidikan (Saregar et al.2018). Dengan adanya IPTEK terutama
teknologi informasi yang lebih diperlukan dan digunakan untuk membantu siswa-
siswi dalam memahami materi-materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran di
dalam kelas sehingga lebih mudah dipahami. Hal untuk membuat siswa-siswi mudah
memahami pelajaran khususnya materi fisika yang disampaikan oleh pendidik, maka
dilakukan perubahan inovasi bahan ajar. Penginovasian yang diubah adalah dengan
memvisualisasikan materi fisika dengan hal yang menarik sehingga mudah dipahami
dan dapat membuat siswa-siswi lebih tertarik, pemanfaatan ICT(Information and
Communications Technology) yang sedang berkembang dalam proses pembelajaran
saat ini ialah Media. Dengan adanya perkembangan berbentuk media inilah yang
membuat peneliti mencoba mengembangkan media materi fisika yaitu “Usaha dan
Energi” dengan menggunakan lintasan “HR-LR”.
Lintasan yang digunakan dalam media ini, dijadikan dua bentuk lintasan yaitu
lintasan lurus dan lintasan bergelombang (HR-LR), dimana kedua lintasan ini
memiliki ketinggian awal dan akhir yang sama. Pada media lintasan ini juga
menjelaskan pemahaman tentang konsep usaha dan energi yang terjadi. Topik
tentang usaha dan energi ini termasuk kedalam materi mekanika. Didalam ilmu
mekanika membahas tentang gerak, seperti yang terjadi pada media lintasan “HR-
LR”. Penelitian ini membahas tentang desain papan tulis geser berdasarkan asimilasi
pemikiran siswa dalam pemrosesan informasi yang ditulis di papan tulis. Hasil media
papan tulis geser ini sebagai alternatife prototype yang juga disertai dengan modul
dan cara penggunaannya. Media ini juga melalui proses validasi sehingga dapat
diketahui apakah media baik atau tidak digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, peneliti membuat pngembangkan media yang dapat membantu siswa lebih
mudah memahami materi usaha energi dalam “Pengembangan Media Lintasan “HR-
LR” pada Materi Usaha dan Energi.
JURNAL II
Ada beberapa komponen yang sangat penting dari sebuah sistem pendidikan
yaitu kurikulum karena dalam kurikulum bukan hanya merumuskan mengenai tujuan
yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, tetapi juga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap peserta didik
(Sanjaya, 2008). Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 yaitu tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

5
pendidikan tertentu. Sehingga dapat dilihat bahwa terdapat dua dimensi kurikulum
yaitu 1) rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, dan 2)
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. SMA Negeri 1 Manokwari adalah
salah satu sekolah yang melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Kurikulum
2013. Kurikulum 2013 menuntut pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah
dilakukan secara scientific untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir,
bekerja, bersikap ilmiah dan berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
keterampilan hidup (Leonda, A. M., Desnita, & Budi, S. Agus, 2015).
Kurikulum 2013 disusun dengan ciri mengembangkan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual, sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia (Permendikbud, 2013). Hasil observasi selama pelaksanaan Program
Latihan Profesi (PLP) dan wawancara dengan guru fisika di SMA Negeri 1
Manokwari bahwa praktikum hanya dilakukan beberapa kali saja, sehingga hal ini
berdampak pada aspek psikomotorik dan afektif peserta didik. Hal tersebut tentu saja
juga berpengaruh pada aspek kognitif yang terlihat pada ktuntasan hasil belajar
peserta didik hanya mencapai 52% dari 25 peserta didik dengan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) mata pelajaran fisika yang telah ditetapkan yaitu 70. Rendahnya
hasil belajar aspek kognitif peserta didik dikarenakan peserta didik belum maksimal
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan saat mengikuti
proses pembelajaran di kelas, peserta didik ada.
JURNAL III
Berdasarkan fakta penelitian di atas, maka perlu suatu usaha untuk
meminimalisir terjadinya miskonsepsi. Menurut Klammer adanya miskonsepsi dapat
menghalangi keberhasilan belajar lebih lanjut. Hal ini dikarenakan proses penerimaan
dan penyesuaian pengetahuan baru oleh siswa terhambat (Haris, 2016). Dengan
demikian, miskonsepsi perlu untuk diidentifikasi sedini mungkin agar tidak terjadi
berkelanjutan yaitu melalui tes diagnostik. Menurut Jubaedah dkk tes diagnostik
bertujuan untuk mengetahui apakah siswa tidak tau konsep ataukah mengalami
miskonsepsi (Fitria, 2019). Salah satu metode identifikasi miskonsepsi siswa yang
dapat diintegrasikan dengan tes diagnostik yaitu Certainty of Response Index (CRI).
Metode CRI merupakan suatu metode yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa serta membedakannya dengan tidak tahu konsep.
Metode CRI adalah skala keyakinan atau kepastian responden dalam
memberikan jawaban pada setiap soal yang diberikan (Tayubi, 2005). Jadi, dalam
menggunakan CRI, responden selain diminta untuk menjawab pertanyaan juga
diminta untuk memberikan tingkat keyakinan mereka atas jawaban yang mereka pilih
atau berikan. Metode CRI telah banyak diterapkan sebelumnya, khususnya pada

6
materi usaha dan energi. Salah satu penelitian yang telah dilakukan adalah oleh Fitria
(2019) yang mana menggunakan tes diagnostik four-tier dilengkapi dengan CRI
untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi usaha dan energi. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa besar persentase miskonsepsi siswa adalah
13,11% dan tergolong rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka pada artikel ini akan
dikaji lebih lanjut mengenai “Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Metode
Certainty of Response Index (CRI) pada Materi Usaha dan Energi”.
METODE PENELITIAN
- Langkah Penelitian JURNAL I :
Penelitian ini dilakukan di Universitas Samudera dan dilakukan pada bulan
Desember 2019. Metode penelitian ini menggunakan metode Research and
Development (R&D).Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Model
pengembangan 4D yang merupakan singkatan dari pendefinisian (Define),
perancangan (Design), pengembangan (Development), dan penyebarluasan
(Dissemination). Pada metode penelitian pengembangan media lintasan High Road-
Low Road pada materi usaha dan energi telah dilakukan hanya 3 tahapan saja dari
model 4D tidak sampai tahap implementasi atau penyebarluasan (Dissemination).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti pada media ini yaitu menggunakan
instrument angket validasi .Instrument angket validasi yang peneliti gunakan yaitu
instrument angket validasi ahli yang terdiri dari angket instrument validasi ahli media
dan instrument angket validasi ahli materi. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan Skala Likert.Dalam Skala Likert, responden menentukan tingkat
persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih satu dari pilihan yang
tersedia. Disediakan lima pilihan skala seperti yang terdapat pada Tabel 1. Pedoman
Skala Likert dan Tabel 2. Tingkat Pencapaian dan Kualitas Kelayakan.
JURNAL II
Ada beberapa komponen yang sangat penting dari sebuah sistem pendidikan
yaitu kurikulum karena dalam kurikulum bukan hanya merumuskan mengenai tujuan
yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, tetapi juga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap peserta didik
(Sanjaya, 2008). Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 yaitu tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Sehingga dapat dilihat bahwa terdapat dua dimensi kurikulum
yaitu 1) rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, dan 2)
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. SMA Negeri 1 Manokwari adalah
salah satu sekolah yang melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Kurikulum
2013. Kurikulum 2013 menuntut pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah
dilakukan secara scientific untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir,

7
bekerja, bersikap ilmiah dan berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
keterampilan hidup (Leonda, A. M., Desnita, & Budi, S. Agus, 2015). Kurikulum
2013 disusun dengan ciri mengembangkan keseimbangan antara pengembangan
sikap spiritual, sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan warga negara Indonesia yang
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud, 2013).
Hasil observasi selama pelaksanaan Program Latihan Profesi (PLP) dan wawancara
dengan guru fisika di SMA Negeri 1 Manokwari bahwa praktikum hanya dilakukan
beberapa kali saja, sehingga hal ini berdampak pada aspek psikomotorik dan afektif
peserta didik. Hal tersebut tentu saja juga berpengaruh pada aspek kognitif yang
terlihat pada ktuntasan hasil belajar peserta didik hanya mencapai 52% dari 25
peserta didik dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran fisika yang
telah ditetapkan yaitu 70. Rendahnya hasil belajar aspek kognitif peserta didik
dikarenakan peserta didik belum maksimal terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan saat mengikuti proses pembelajaran di kelas,
peserta didik ada.
JURNAL III
Berdasarkan fakta penelitian, maka perlu suatu usaha untuk meminimalisir
terjadinya miskonsepsi. Menurut Klammer adanya miskonsepsi dapat menghalangi
keberhasilan belajar lebih lanjut. Hal ini dikarenakan proses penerimaan dan
penyesuaian pengetahuan baru oleh siswa terhambat (Haris, 2016). Dengan
demikian, miskonsepsi perlu untuk diidentifikasi sedini mungkin agar tidak terjadi
berkelanjutan yaitu melalui tes diagnostik. Menurut Jubaedah dkk tes diagnostik
bertujuan untuk mengetahui apakah siswa tidak tau konsep ataukah mengalami
miskonsepsi (Fitria, 2019). Salah satu metode identifikasi miskonsepsi siswa yang
dapat diintegrasikan dengan tes diagnostik yaitu Certainty of Response Index (CRI).
Metode CRI merupakan suatu metode yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa serta membedakannya dengan tidak tahu konsep.
Metode CRI adalah skala keyakinan atau kepastian responden dalam memberikan
jawaban pada setiap soal yang diberikan (Tayubi, 2005). Jadi, dalam menggunakan
CRI, responden selain diminta untuk menjawab pertanyaan juga diminta untuk
memberikan tingkat keyakinan mereka atas jawaban yang mereka pilih atau berikan.
Metode CRI telah banyak diterapkan sebelumnya, khususnya pada materi usaha dan
energi. Salah satu penelitian yang telah dilakukan adalah oleh Fitria (2019) yang
mana menggunakan tes diagnostik four-tier dilengkapi dengan CRI untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi usaha dan energi. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa besar persentase miskonsepsi siswa adalah 13,11% dan
tergolong rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka pada artikel ini akan dikaji lebih

8
lanjut mengenai “Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Metode Certainty of
Response Index (CRI) pada Materi Usaha dan Energi”.
- Hasil Penelitian JURNAL I
1. Diagram Hasil Validasi Media Berdasarkan hasil dari table persentase validasi ahli
media Hasil validasi media yang telah dilakukan oleh validator ahli media untuk
melihat persentase kelayakan media lintasan “HR-LR” pada materi usaha dan energi
ini yaitu memiliki 4 aspek yang dinilai yaitu aspek tampilan, keefektifan,
penggunaan, serta ketahanan dan keamanan media dimana masing-masing aspek
tersebut memiliki beberapa indikator penilaian.
2. Diagram Hasil Validasi Materi Berdasarkan hasil dari persentase validasi ahli
materi, Diagram Validasi Materi Untuk hasil validasi materi persentase kelayakan
media lintasan “HR-LR” pada materi usaha dan energi ini yaitu memiliki 4 aspek
yang dinilai yaitu aspek relevansi, sistematika penulisan, kelengkapan, serta konsep
dasar materi media dimana masingmasing aspek tersebut memiliki beberapa
indikator penilaian. Hasil persentase data dari validasi media pada aspek relevansi
mendapat nilai 86% yang memiliki kriteria (sangat baik), pada aspek sistematika
penulisan mendapat nilai 73% yang memiliki kriteria (baik), pada aspek kelengkapan
mendapat nilai 60% yang memiliki kriteria (baik), serta pada aspek konsep dasar
materi mendapat nilai 80% yang memiliki kriteria (baik). Secara keseluruhan hasil
validasi terhadap media lintasan “HR-LR” pada materi usaha dan energi ini adalah
sebesar 76% yang berarti bahwa materi dalam media ini baik/layak digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
JURNAL II
Berdasarkan data hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
usaha dan energi. Hal ini sesuai dengan dengan penelitian yang dilakukan Suherman
(2008) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik di MTS Negeri 3 Pondok Pinang-
Jakarta dan penelitian yang dilakukan oleh Asy’ari M, Prayogi S bahwa (2013) yang
menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI IPA 2 MAN Gerung tahun pelajaran 2012/2013. Tabel 3 Hasil
Belajar Psikomotor Nilai Siklus I Siklus II F Persentase (%) F Persentase (%) A 2 8
14 56 B 2 0 80 11 44 C 3 12 0 0 D 0 0 0 0 E 0 0 0 0 Nilai tertinggi 85 95 Nilai
terendah 50 65 Rata-rata 72,60 80 Pada siklus I peserta didik memperoleh nilai
tertinggi untuk aspek mempersiapkan alat dan bahan yaitu sebesar 85, sedangkan
nilai terendah diperoleh untuk aspek menyampaikan hasil percobaan sebesar 66.
Rendahnya nilai aspek mengkomunikasikan hasil percobaan karena peserta didik
kurang percaya diri untuk mengutarakan pendapatnya atau mewakili kelompoknya
mempresentasikan hasil praktikum. Dari hasil belajar yang diperoleh maka dilakukan
solusi yaitu memotivasi peserta didik untuk lebih serius pada saat praktikum dan

9
membimbing seluruh peserta didik agar lebih aktif dalam proses pembelajaran.
JURNAL III
2.1 Konsep, Konsepsi, dan Miskonsepsi
Konsep menjadi pokok penting yang harus dimiliki siswa dalam proses
pembelajaran, terutama pembelajaran fisika. Konsep adalah ciri, kejadian, situasi,
atau benda yang memiliki ciri khas dan terwakili oleh suatu tanda atau simbol dalam
setiap budaya (Rahmah et al., 2018). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dikatakan bahwa konsep adalah suatu abstraksi dari suatu peristiwa yang memiliki
ciri khusus sebagai alat komunikasi dan mendorong individu untuk dapat berpikir.
Konsep terbangun dalam benak siswa ketika selesai melakukan kegiatan belajar dan
pembelajaran. Konsep berperan sebagai pondasi awal seorang siswa untuk
beragumen dan dapat berpikir kritis. Oleh karena itu, kegiatan belajar dan
pembelajaran dapat dikatakan baik apabila dapat membangun konsep dengan benar.
Pada umumnya, konsep yang terbangun dari setiap individu siswa memiliki variasi
tafsiran yang berbeda. Tafsiran inilah yang disebut dengan konsepsi. Konsepsi
merupakan tafsiran perorangan dari suatu konsep ilmu (Rahmah et al., 2018).
Tafsiran siswa terhadap konsep yang diberikan seorang guru berkemungkinan
bervariasi seiring bertambahnya bahan ajar. Walaupun sebenarnya konsep fisika
dalam bahan ajar sudah memiliki arti yang jelas dan telah sesuai dengan postulat
yang disepakati oleh tokoh fisika. Perbedaan konsepsi dapat ditimbulkan karena
penjelasan yang kurang jelas, media pembelajaran yang hanya menyediakan rumus
cepat, dan pengalaman pribadi siswa yang berhubungan dengan peristiwa fisis dalam
kehidupan sehari – hari.
2.2 Metode Certainty of Response Index
Berdasarkan konsepsi yang dibangun oleh siswa terdapat variasi tafsiran dan
menyebabkan terjadinya miskonsepsi, maka perlu adanya identifikasi miskonsepsi
sejak dini. Hal ini perlu dilakukan karena miskonsepsi akan menghambat
berlangsungnya pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan metode untuk
mengidentifikasi miskonsepsi, salah satunya adalah Certainty of Response Index
(CRI). Metode CRI ini dikembangkan oleh Saleem Hasan untuk membantu seorang
guru mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswanya. Suana (2014)
mengungkapkan bahwa CRI adalah suatu skala ukuran keyakinan/kepastian siswa
dalam memberikan jawaban setiap soal yang diujikan. Pendapat lain oleh Muna
(2016) menyatakan bahwa dalam penerapan metode CRI, siswa diharuskan untuk
memberikan tingkat keyakinan mereka berdasarkan kemampuan dalam mengolah
informasi mengenai konsep, pengetahuan, atau hukum. Jadi, responden selain
diminta untuk menjawab pertanyaan juga diminta untuk memberikan tingkat
keyakinan mereka atas jawaban yang mereka pilih atau berikan. Metode CRI
menyediakan alasan siswa atas keyakinannya dalam menjawab soal. Ketika siswa
salah menjawab soal, bukan berarti siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Siswa

10
tersebut dapat juga belum mengetahui konsep secara pasti sehingga salah dalam
menjawab soal. Untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh siswa, metode CRI ini
meminta siswa untuk mengerjakan beberapa soal yang telah dilengkapi dengan skala
keyakinan jawaban.
ANALISIS JURNAL
- Kekuatan JURNAL I
1. Jika dilihat dari kelengkapan dan sistematika jurnal, jurnal ini sudah cukup
lengkap, mulai dari abstract, pendahuluan, metode penelitian, Hasil dan Pembahasan,
kesimpulan, hingga daftar pustaka.
2. Jurnal ini menggunakan abstract dalam bahasa Inggris.
3. Jurnal ini sudah dirujuk oleh artikel lainnya, sehinngga sudah terakreditasi.
4. Font tulisan yang Digunakan juga sudah sesuai, yaitu Times New Roman dengan
font size 12. Tulisan penting dalam jurnal dibuat berbentuk Bold. Penulisan jurnal
sudah rapi, batas antara margin kanan dan kiri.
5. Penggunaan bahasanya juga sudah bahasa baku, bahasa asing dibedakan/
dimiringkan.
6. Kemuktahiran referensi juga sudah bisa dipercaya. Buku-buku yang digunakan
merupakan buku-buku terakreditasi serta para penulisnnya sudah terkenal. Banyak
juga referensi buku-buku bahasa inggris yang digunakan serta ada buku yang
diterbitkan langsung oleh dinas pendidikan Indonesia. Metode penelitian juga dapat
dipercaya.
7. Buku ini memudahkan pembaca untuk mengakses link dalam bentuk pdf yang
otomatis dapat membuka jurnal dan penelitian lain yang ditulis oleh penulis jurnal.
JURNAL II
1. Jurnal ini menggunakan abstract dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia serta
bahasa Inggris, sehingga memeudahkan pembaca yang bukan berasal dari Indonesia
untuk memahani jurnal ini.
2. Font tulisan yang Digunakan juga sudah sesuai, yaitu Times New Roman dengan
font size 12. Penulisan judul sudah Bold.
3. Jurnal ini sudah dirujuk sehingga jurnal ini sudah terakreditasi.
4. Penulisan jurnal sudah rapi, batas antara margin kanan dan kiri. Dan dalam
enggunaan bahasanya juga sudah bahasa baku, bahasa asing dibedakan / dimiringkan.
5. Pemaparan hasil penelitian / pembahasan disajikan dalam bentuk grafik, sehingga
membuat daya tarik lebih serta dapat memudahkan pembaca dalam memahami isi
jurnal. Serta pemaparan grafik sangat rapi dan berwarna, sehingga menambah daya

11
tarik dari jurnal ini.
6. Kemuktahiran referensi juga sudah bisa dipercaya. Buku-buku yang digunakan
merupakan buku-buku terakreditasi serta para penulisnnya sudah terkenal. Banyak
juga referensi buku-buku bahasa inggris yang digunakan serta ada buku yang
diterbitkan langsung oleh dinas pendidikan Indonesia. \
7. Jurnal ini memiliki ISSN yang sudah dilengkapi bardcode yang memudahkan
pembaca untuk mengakses jurnal ini.
JURNAL III
1. Jurnal ini juga menggunakan abstract dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia
serta bahasa Inggris, sehingga memeudahkan pembaca yang bukan berasal dari
Indonesia untuk memahani jurnal ini.
2. Penulisan jurnal ditulis dengan sangat rapi dan terstruktur. Mulai dari
pendahuluan, metode penelitian, langkah-langkah, samapi kesimpulannya
3. Kemuktahiran referensi juga sudah bisa dipercaya. Buku-buku yang digunakan
merupakan buku-buku terakreditasi serta para penulisnnya sudah terkenal. Banyak
juga referensi buku-buku bahasa inggris yang digunakan serta ada buku yang
diterbitkan langsung oleh dinas pendidikan Indonesia.
4. Jurnal ini memaparkan hasil penelitian dengan mengelompokkan point-point
penting lalu menjelaskan dengan rinci sehingga pembaca dapat memahami hasil
penelitian dalam jurnal ini.
5. Dalam setiap penelitian jurnal ini yang paling lengkap memaparkan bukti dari
penelitian dalam bentuk table serta menghitung persentasi nya dengan menyatakan
hasil kuantitaif dalam jurnal bukan hanya kualitatif saja.
6. Hanya pada jurnal ini dipaparkan kelemahan dan kelebihan dari penelitian yang
dilakukan dalam jurnal ini. Sehingga pembaca dengan mudah mengetahui informasi
secara mendetail mengenai jurnal ini.
- Kelemahan JURNAL I
1. Jurnal ini hanya menyediakan abstrak dalam bahasa Inggris yang sedikit
menyulitkan beberapa pembaca untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa
Indonesia.
2. Jurnal ini menjelaskan dengan singkat metode penelitian yang dipakai dalam
jurnal.
JURNAL II
1. Isi dalam pendahuluan jurnal ini terbilang sangat panjang dan tidak efektif.
Sehingga membuat pembaca mudah bosan membaca diawal isi jurnal.

12
2. Jika dilihat dari kelengkapan dan sistematika jurnal, jurnal ini belum lengkap.
JURNAL III
Jurnal ini paling baik sejauh ini tidak memiliki kekurangan dalam setiap tahap
penelitian yang lengkap dipaparkan dalam laporan jurnal.
KESIMPULAN JURNAL I
Dari penelitian pengembangan media lintasan “HR-LR” pada meteri usaha dan
energi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Media pembelajaran pada materi usaha dan energi ini dapat dikembangakan
menggunakan lintasan “HR-LR” dalam proses pembelajaran yang terapkan
disekolah.
2. Dari hasil validasi yang dilakukan media lintasan “HR-LR” pada materi usaha dan
energi baik/layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Persentase kelayakan media sebesar 76% yang memiliki kriteria baik atau layak
untuk digunakantanpa perlu revisi.
4. Media lintasan “HR-LR” ini dirancang menggunkan bahan yang sederhana dan
mudah didapat. Hanya saja dalam proses pembentukannya memerlukan alat yang
sesuai.
JURNAL II
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian
ini yaitu:
1. Penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar kognitif.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan peningkatan persentase KBK. Persentase KBK pada
siklus I sebesar 64%, dan siklus II meningkat menjadi 84%.
2. Penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar
psikomotorik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan peningkatan aspek mempersiapkan
alat dan bahan meningkat sebesar 4%, aspek merangkai alat dan bahan meningkat
sebesar 6%, aspek melakukan percobaan meningkat sebesar 12%, aspek mengamati
percobaan sebesar 7%, dan aspek menyampaikan percobaan meningkat sebesar 8%.
JURNAL III
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam. Belajar fisika
tidak lepas dari pemahaman konsep. Konsep merupakan abstraksi dari suatu
peristiwa yang memiliki ciri khusus sebagai alat komunikasi dan mendorong individu
untuk dapat berpikir. Miskonsepsi yaitu keadaan terdapat ketidaksesuain konsep yang
dimiliki siswa tentang kombinasi konsep baru dengan konsep lama dalam
menghubungkan konsep. Salah satu materi dalam fisika yang juga tak luput dari

13
miskonsepsi adalah usaha dan energi. Saat ini telah banyak penerapan metode yang
telah dikembangkan untuk mengidentifikasi miskonsepsi, salah satunya Certainty of
Response Index (CRI). Metode CRI merupakan metode analisis miskonsepsi yang
menyatakan indeks suatu keyakinan siswa dalam menjawab soal serta menyediakan
alasan siswa atas keyakinannya dalam menjawab soal yang diujikan. Hasil dari
metode CRI dapat membedakan siswa yang sudah paham konsep, tidak tau, ataupun
yang mengalami miskonsepsi.
SARAN JURNAL I
Perlu adanya dua bahasa yang dituliskan dalam abstrak yang memudahkan
pembaca memahaminya. Dan dalam jurnal juga perlu adanya bagian Saran dan
Rekomendasi pada jurnal ini.
JURNAL II
Perlunya pendahuluan yang singkat, padat jelas agar pembaca tidak mudah bosan
membacanya.
JURNAL III
Perlunya penelitian yang berlanjut atas penelitian yang sudah sangat baik ini agar
mampu menciptakan yang semakin baik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

14
Dari hasil Critical Journal Review maka dapat disimpulkan bahwa pada ketiga jurnal
sebagai berikut ini : Kemudahan Mengakses dan Mempelajari. Sangat Baik, Alasannya
karena bahasa yang digunakan dalam jurnal ini mudah untuk diapahami dan sangat cocok bagi
pemula dan untuk mengaksesnya sangat mudah di web-web internet. Daya Tarik Baik,
Alasannya karena jurnal ini memuat banyak gambar dan grafik berwarna dan juga penulisan
sudah cukup rapi sehingga dapat menambah daya tarik dari jurnal. Kemuktahiran Referensi
juga Sangat Baik, Alasannya karena referensi-referensi jurnal dan buku yang digunakan sangat
bisa dipercaya dan diterbitkan dari penerbit-penerbit yang sudah terkenal.

3.2 Saran

Jurnal ini dapat dijadikan referensi untuk para mahasiswa untuk mata kuliah ini. Semoga
dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, Dan semoga kita
lebih kritis lagi dalam memilih jurnal dalam referensi bacaan kita. Untuk para penulis buku,
mampu melakukan beberapa revisi pada isi materi agar menjadi lebih lengkap dan memberikan
inti-inti pembahasan materi secara rinci kepada pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Lola Pratiwi. (2020). Pengembangan Media Lintasan “High Road-Low Road” Pada Materi
Usaha Dan Energi. Jurnal Pendidikan Fisika dan SAINS. Vol 3(2). Hal 24-27

15
Nensy Rerung,dkk. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meninggkatkan Hasil Belajar Peserta Disik SMA Pada Materi Usaha dan
Energi . Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi. Vol 6(1). Hal 47-55

Yusnia Tri Siwi Utami , & Ulya Shiva Urida. (2021). Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan
Metode Certainty of Response Index (CRI) pada Materi Usaha dan Energi. Jurnal
Kependidikan Betara. Vol 2(1). Hal 1-7

16

Anda mungkin juga menyukai