Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REPORT

“EFEK FOTOLISTRIK ”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Dalam Mata Kuliah Fisika Modren

Dosen Pengampu:
Yeni Megalina, S.Pd,. M.Si

OBET AGUSTINUS
(4173121039)
FISIKA DIK C 2017

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS FMIPA – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
SEPTEMBER
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan izin-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Journal Report
ini. Adapun penulisan Critical Journal Report ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah "Fisika Modrem”. Critical Journal Report ini berjudul “Efek Fotolistrik”.
Critical Journal Report ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk melengkapi
kekurangan Critical Journal Report ini guna penyusunan Critical Journal Report
selanjutnnya.
Semoga penulisan Critical Journal Report ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………........………………...………Ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………../………Iii

Bab I. Pendahuluan ………..…………………………………......…………….....……1

A. Latar Belakang…..……………….……………………….......………..…….…1
B. Tujuan………………..……………………………………...…………….……1
C. Manfaat…. ……………………………………….…………….………………1

Bab Ii. Ringkasan Jurnal…….………………………………………….........….……........2

A. Jurnal Pertama…… ………………………………………………….....….….......2


B. Jurnal Kedua............……...………….…………………………..………..........…7
C. Jurnal Ketiga.. ...........................................................................................................9

Penutup………………………………....………………………………………………10

A. Kesimpulan……………………...………………………………………….…10
B. Saran………………………………...……………………………………….....10
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pada akhir abad ke 19 ,para ilmuwan meyakini bahwa mereka telah mempelajari sebagian
besar dari apa yang ada yang harus diketahui dari fisika seperti : Hukum hukum gerak
Newton dan teori gravitasi umum,Teori Maxwell : penggabungan kelistrikan dan
kemagnetan, Hukum Termodinamika dan teori kinetic.Pada awal abad ke 20 terjadi revolusi
besar yang mengejutkan dunia fisika. Tahun 1900 Planck mengusulkan pemikiran mendasar
yang mengarah pada formulasi teori kuantum . Tahun 1905 Einstein memformulasikan teori
relativitas yang sangat brilian. Kedua pemikiran tersebut telah membawa pengaruh yang
besar terhadap pemahaman kita tentang alam.Selama beberapa decade teori teori teresebut
telah memberikan inspirasi bagi pengembangan teori teori baru dalam bidang fisika atom
,fisika nuklir dan fisika zat padat. Meskipun fisika modern telah dikembangkan selama abad
ini dan telah membawa kemajuan dalam perkembangan teknologi penting namun tidak
selesai sampai disitu , penemuan penemuan baru akan berlanjut selama kehidupan kita
sehingga akan lebih memperdalam atau memperbaiki kembali pemahaman kita tentang alam
dan dunia disekitar kit
I.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pada Critical Book Report ini, yaitu :
1. Membandingkan satu topic materi kuliah efek fotolistrik dalam dua journal yang
berbeda.
2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari journal yang berjudul Fisika Modren,
agar dijadikan rujukan karya yang lebih baik.
Memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Modren yang diampu oleh Dosen Yeni
Megalina, S.Pd,. M.Si
I.3 MANFAAT
Adapun Manfaat dari pada dilakukannya Critical journal Report ini, yaitu :
1. Memahami dengan jelas materi yang terkandung di dalam jurnal ini.
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karyas serupa yang lebih
baik dan bermutu.

1
I.4 IDENTITAS JURNAL 1
REVIEW JURNAL
Judul Pemanfaatan Energi Surya Sebagai Cadangan Pada
Laboratorium Elektro Dasar di Institit Teknologi Padang
Jurnal Jurnal Teknik Elektro
Volume & Halaman Vol. 2, No. 3,
Tahun 2013
Penulis Arifta Yuana Dewi, Antony
Reviewer Obet Agustinus p silaban ( 4173121039)

Pendahuluan
Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel,
Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak
memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang
disebut dengan photon. Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun
1905. Energi yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang dirumuskan
dengan persamaan:
𝜆𝐸 = ℎ. 𝑐
Dengan h adalah konstanta Plancks ( 6.62 x 10-34 J.s ) dan c adalah kecepatan cahaya dalam
vakum ( 3.00 x 108 m/s ). Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat
sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan
frekuensi tertentu.
Oleh karena itu melakukan analisa dan pengukuran dari intensitas cahaya matahari terhadap
tegangan yang di hasil kan oleh panel surya dan menentukan berapa jam lama tegangan
maksimal yang di hasilkan oleh panel surya dengan outputnya dalam bentuk grafik dan
pemodelan.

Landasan Teori
Ketika seberkas cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang keluar dari permukaan
logam. Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati melalui prosedur sebagai
berikut. Dua buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah ditempatkan di dalam
tabung hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan satu sama lain dengan
kawat. Mula-mula tidak ada arus yang mengalir karena kedua plat terpisah. Ketika cahaya
yang sesuai dikenakan kepada salah satu pelat, arus listrik terdeteksi pada kawat. Ini terjadi
akibat adanya elektron-elektron yang lepas dari satu pelat dan menuju ke pelat lain secara
bersama-sama membentuk arus listrik. Hasil pengamatan terhadap gejala efek fotolistrik
memunculkan sejumlah fakta yang merupakan karakteristik dari efek fotolistrik.
Konsep energi yang terkuantisasi digunakan oleh Einstein untuk menjelaskan terjadinya efek
fotolistrik. Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya
efek fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum
energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke pelat

2
logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai Energi cahaya = Energi ambang + Energi
kinetik maksimum elektron
E = W0 + Ekm
hf = hf0 + Ekm
Ekm = hf – hf0
Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein. Perlu diperhatikan bahwa W0
adalah energi ambang logam atau fungsi kerja logam, f0 adalah frekuensi ambang logam, f
adalah frekuensi cahaya yang digunakan, dan Ekm adalah energi kinetik maksimum elektron
yang lepas dari logam dan bergerak ke pelat logam yang lain. Satuan energi dalam SI adalah
joule ( J ) dan frekuensi adalah hertz ( Hz ). Tetapi, fungsi kerja logam biasanya dinyatakan
dalam satuan elektron volt ( eV ) sehingga perlu diingat bahwa 1 eV = 1,6 × 10−19 J.
Oleh karena elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka diperlukan energi minimal
sebesar energi ikat elektron tersebut. Besarnya energi minimal yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari energi ikatnya disebut fungsi kerja ( Wo ) atau energi ambang.
Besarnya Wo tergantung pada jenis logam yang digunakan. Apabila energi foton yang
diberikan pada elektron lebih besar dari fungsi kerjanya, maka kelebihan energi tersebut
akan berubah menjadi energi kinetik elektron. Akan tetapi jika energi foton lebih kecil dari
energi ambangnya ( hf < Wo ) tidak akan menyebabkan elektron foto. Frekuensi foton
terkecil yang mampu menimbulkan elektron foto disebut frekuensi ambang. Sebaliknya
panjang gelombang terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto disebut panjang
gelombang ambang. Sehingga hubungan antara energi foton, fungsi kerja dan energi kinetik
elektron foto dapat dinyatakan dalam persamaan :
E = Wo + Ek atau Ek = E – Wo
Ek = hf – hfo = h (f – fo)
Untuk menghitung efisiensi konversi daya yang di serap oleh sel surya menggunakan
𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑠𝑐 𝐹𝐹
persamaan PCE( Power Convertion Effiency) 𝑃𝐶𝐸 = 𝑃𝑜𝑢𝑡 100%
Dengan nilai factor penggis FF(full factor) dihitung mengggunakan persamaan
(𝑉𝑀 𝐼𝑀 )
𝐹𝐹 =
𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑆𝐶

Sel surya ini biasanya berbentuk dioda pertemuan P – N yang memiliki luas penampang
tertentu. Semakin luas permukaan atau penampang sel, semakin besar arus yang akan
diperoleh. Satu sel surya dapat menghasilkan beda potensial sebesar 0.5V DC (dalam
keadaan cahaya penuh). Beberapa sel dapat dideretkan guna memperoleh tegangan 6, 9, 12,
24V, dan seterusnya.

Metode dan Alat Pengumpulan Data


Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada terminal-terminal
keluaran panel surya. Untuk mendapatkan tegangan keluaran panel surya pengukuran nya
dengan menggunakan multimeter yang terhubug secara paralel pada keluaran terminal
positif ( + ) terhadap terminal negatifnya ( - ), sementara untuk melakukan pengambilan arus
keluaran dari panel surya dengan cara langsung menghubungkan alat ukur multimeter secara
seri terhadap terminal positif ( + ) keluaran panel surya. Untuk pengukuran intensitas cahaya
matahari pengukuran dilakukan diluar rangkaian atau terpisah dari rangkaian pengukuran
yaitu dengan langsung mengukur intensitas cahaya matahari dengan menggunakan alat ukur
lux meter atau soladimeter
Peralatan yang digunakan : Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data
dalam pembuatan Penelitian ini diantaranya :
1. Panel surya
3
2. Multimeter
3. Laptop
4. Alat ukur intensitas cahaya
5. Terminal / kabel
6. Peralatan pendukung lainnya

Analisis Dan Pembahasan


Pengukuran Intensitas Cahaya Matahari
Pengukuran intensitas cahaya ini dilakukan dengan menggunakan soladimeter yang
ditampilkan dalam bentuk digital pada alat ukur thermometer digital dalam satuan W/m2
yang setelah itu di conversikan dalam satuan lux, karna 1 w/m2 = 179 lux maka jika hasil
pengukuran di conversikan ke dalam bentuk lux pada pengukuran jam 09:00 dengan hasil
pengukuran sebesar 907.8212 w/m2 jika di conversi ke satuan lux maka : Karna 1 w/m2 =
179 lux maka 907.8212 w/m2 adalah 907.8212 X 179 = 162499.9948 lux.
Energi kinetik elekton ( Ek ) yang terlepas dari permukaan logam dapat di tentukan
dengan rumus Ek = h x f – h x f0, karna cahaya memiliki frekuensi 1015 Hz, Frekuensi
ambang suatu logam sebesar 8,0 × 1014 Hz dan tetapan Planck ( h ) 6,6× 10-34 Js maka Ek
dapat di tentukan dengan persamaan
Ek = h x f – h x f0
= 6,6 × 10-34 { 1015 – (8,0 × 1014)}
= 1,32 × 10-19 J
Untuk menentukan berapa besarnya energi cahaya yang mampu diserap oleh sel surya
dengan intensitas cahaya yang paling besar saat pengukuran pada tanggal 27 juli 2013 yang
terukur 185900 lux dengan arus output 3.302 Ampere dan tegangan 14.33 jam 09:30 dengan
persamaan adalah :
(𝑉𝑀 𝐼𝑀 )
𝐹𝐹 =
𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑆𝐶
14.33 𝑥 3.302
𝐹𝐹 = 100%
22.20 𝑥 6.09
47.317
𝐹𝐹 = = 0.3499%
135.198

Kesimpulan
1. Intensitas cayaha yang masuk dan terserap oleh panel surya setiap waktu selalu
berubahubah, umumnya intensitas cahaya matahari pada pagi dan sore hari rendah,
intensitas cahaya matahari pada pagi hari dalam kondisi cerah adalah 185051 lux pada jam
09:00 sedangkan disore hari jam 17:00 sebesar 98100 lux.
2 Panel surya yang terpasang dapat menghasilkan daya 431.55 Watt selama 9 jam
penyinaran matahari selama satu hari.

4
REVIEW JURNAL
Judul KIT Solar Sel/Panel Sebagai Media Pemebelajran Pada Materi
Efek Fotolistrik
Jurnal Science and Physic Educatin Journal
Volume & Halaman Vol. 2, No. 2,
Tahun 2019
Penulis Yusra Defawati
Reviewer Obet Agustinus p silaban ( 4173121039)

Pendahuluan
Selama mengajar fisika di kelas XII penulis mengalami kesulitan dalam menjelaskan
materi fisika modern seperti efek fotolistrik. Karena itu penulis berusaha mencari metoda
yang dapat membantu menjelaskan efek fotolistrik, agar siswa bisa dengan mudah
memahami tentang efek fotolistrik tersebut. Salah satu upaya yang dicoba untuk dilakukan
adalah dengan membuat semacam seperangkat alat dan bahan yang memiliki fungsi tertentu
dikemas dalam satu paket yang disebut kit sebagai media dalam mengajar Semoga dengan
adanya Kit ini dapat menjadi pemicu dan motivasi bagi siswa untuk lebih meningkatkan
semangatnya dalam belajar fisika yang mereka anggap sulit, selanjutnya dapat melahirkan
inovasiinovasi baru danbervariasi baik bagi gurunya maupun siswa.

Landasan Teori
Fisika sebagai mata pelajaran saat ini masih dianggap sulit, salah satu sebabnya adalah
materi yang bersifat abstrak, oleh karena itu dalam pelaksanaannya siswa harus dihadapkan
pada pemanfaatan konsep fisika secara langsung dan biarkan siswa berusaha sendiri untuk
menghadapi permasalahan dengan menggunakan pengetahuan yang mereka dapatkan.
Sehingga melalui model kit ini siswa dapat melihat langusng proeses yang abstrak menjadi
konkrit.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah inquiry learning dimana dengan metode ini siswa dapat
menemukan pengalaman langsung yang selama ini hanya melalui teori yang sifatnya khayal

5
saja. Metode Inquiry Learning. Metode Inquiry Learning merupakan salah satu metode yang
didasarkan pada konsep pembelajaran konstruktivisme.

Pembahasan

Prinsip kerja panel surya dikenal dengan prinsip photoelectrica, bahwa foton yang
merupakan partikel penyusun cahaya dengan energinya sebesar E = hf akan diteruskan pada
permukaan logam yang bertindak sebagai katoda.
Saat lempeng logam disinari cahaya (f > fo), maka akan terlepas elektron dengan interaksi
satu-satu, yaitu setiap satu foton melepaskan satu elektron, energi kinetik maksimum
elektron akan menghasilkan tegangan listrik yang diteliti pertama kali oleh Herzt. Hubungan
persamaan energi kinetik elektron dengan tegangan listrik yang dihasilkan adalah:
Ekmaks = e. Vo
Dimana:
Ekmaks = energi kinetik maksimum (Joule)
e = muatan elektron = 1,6 x 10-19 C
Vo= tegangan listrik/potensial henti (V)
Dan dilanjutkan penelitiannya oleh A. Einstein yang merumuskan bahwa:
Ekmaks = E – W0 = hf – hf0
Dimana :
E = energi foton cahaya( J atau eV)
h = tetapan planck
f = frekuensi foton/cahaya(Hz)
W0 = fungsi kerja/energi ambang logam(J atau eV)
f0 = frekuensi ambang logam(Herzt)
Akhirnya tercipatalah kit sel surya ini yang penulis gali informasinya dari media internet.
Kit solar sel merupakan suatu sistem produksi listrik dengan memanfaatkan tenaga surya
merupakan sistem alami yang cukup populer saat ini. Namun, di sisi lain penggunaan solar
panel tergolong masih mahal untuk digunakan pada skala kecil seperti rumah tinggal.
Kesimpulan
Kit sel surya dengan menggunakan transistor jengkol merupakan salah satu model untuk
menerapkan prinsip efek fotolistrik sebagai pembangkit tenaga surya. Adapun saran yang
dapat penulis sampaikan adalah : Bagi siswa pembelajaran dengan kit panel surya ini dapat
menambah cakrawala pengetahuan dan menerapkannya, serta melahirkan inovasi-inovasi

6
baru. Bagi guru agar dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna
dengan lebih meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran.

REVIEW JURNAL
Judul Pembuatan Kurva Isodosis Paparan Radiasi di Ruang
Pemeriksaan Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Kolaka-
Sulawesi Tenggara
Jurnal Berkala Fisika
Volume & Halaman Volume 15 Nomor 4
Tahun 2012
Penulis Syahria , Evi Setiawati, dan K.Sofyan Firdaus
Reviewer Obet Agustinus p silaban ( 4173121039)
Tanggal 26 September 2019

PENDAHULUAN
Selama ini instalasi radiologi (radiodiagnostik) RSUD kabupaten Kolaka - Sulawesi
Tenggara khususnya pada ruang pemeriksaan I mempunyai frekuensi pemakaian yang cukup
tinggi oleh pekerja radiasi. Dan salah satu upaya pengamanan radiasi untuk melindungi para
pekerja radiasi, dari bahaya radiasi yang ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif dan
atau sumber radiasi lainnya adalah dengan melakukan pengukuran paparan radiasi di
instalasi radiologi secara periodik pada area tertentu dari sumber radiasi dan juga sebagai

7
kontrol kualitas terhadap alat-alat yang digunakan. Untuk mengetahui pengaruh jarak
terhadap paparan radiasi dapat digambarkan dalam bentuk kurva isodosis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui jumlah paparan radiasi hambur
yang diterima pada suatu titik/tempat tertentu dan untuk menentukan batas waktu maksimum
yang diperkenankan bagi pekerja radiasi bila berada pada titik/tempat tersebut, sehingga
dapat meyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan yang berkaitan dengan penyinaran dapat
dibenarkan dalam bentuk suatu kurva isodosi.
Dasar teori
Hamburan terdiri atas hamburan Compton dan hamburan klasik. Hamburan terjadi apabila
foton sinar-X menumbuk elektron yang semula dalam keadaan diam dan mengalami
hamburan dari arah semula. Sedangkan elektronnya menerima impuls dan mulai bergerak,
sebagian energi radiasi diberikan pada elektron, sehingga keluar dari atom dan sisa energinya
dilepaskan kembali dalam bentuk radiasi elektromagnetik.
Dalam radiologi, sinar-X yang dihamburkan merupakan hamburan primer (penghamburan
yang sama dengan radiasi primer), hamburan sekunder (penghamburan yang lebih besar dari
hamburan primer), hamburan tersier (penghamburan yang berasal dari tabung sinar-X ), dan
hamburan kuarter. Dalam tumbukan ini foton dapat dipandang sebagai partikel yang
kehilangan sejumlah energi yang besarnya sama dengan energi kinetik (K) yang diterima
oleh elektron, walaupun sebenarnya kita mengamati dua foton yang berbeda. Jika foton
semula mempunyai frekuensi v, maka foton hambur mempunyai frekuensi yang lebih rendah
v’, sehingga kehilangan energi foton sama dengan energi yang diterima elektron dinyatakan
dengan rumus
hv-hv’= K
h : kontasnta planck = 6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
Ada lima kemungkinan yang dapat terjadi akibat interaksi radiasi dengan bahan/materi
tergantung besarnya energi foton yang mengenai suatu atom/materi tersebut, yaitu hamburan
klasik (Coherent scattering), efek fotolistrik (Photoelectrict effect), hamburan Compton
(Compton scattering), pembentukan pasangan (Pair production) dan foto disintegrasi (Photo
disintegration).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di instalasi radiologi RSUD kabupaten Kolaka - Sulawesi Tenggara
dan laboraturium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP.
Alat dan Bahan
1. Pesawat sinar-X.

8
2. Populasi dan Sampel.
3. Meteran.
4. Survey meter .
5. Obyek phantom.
6. Baja pelindung radiasi (lead apron).
7. Dinding pelindung radiasi sekunder setara 2,3 mm Pb
uran sekunder dengan menggunakan survey meter sebanyak 24 titik ( 8 titik secara
melingkar, dan masing-masing titik terdapat 3 jarak menjauh yaitu 1m, 1,5 m dan 2 m)
Hasil dan Pembahasan
Dan dari ke delapan lintasan tersebut paparan radiasi yang terkecil yaitu di titik E3 yang
besarnya 0,080615 Rem/h, hal ini disebabkan karena titik E3 terletak di belakang tabung
sinar-X, maka untuk mencapai titik E3 terhalangi oleh bodi atau tiang dari pesawat sinarX
sehingga radiasi hambur sudah diserap oleh tiang tersebut, kemudian oleh sifat sinar-X yang
apabila berhasil menembus suatu bahan/materi maka akan terjadi pengurangan intensitas
pancaran radiasi, dan semakin jauh jarak dengan sumber radiasi maka dosis paparan radiasi
yang diterima akan semakin kecil.
Melihat adanya pengaruh yang dapat timbul pada sistem biologi akibat dosis radiasi, maka
upaya proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi ditujukan untuk membatasi peluang
terjadinya efek stokastik dan mencegah terjadinya efek non stokastik. Dari hasil penelitian
dapat dilihat bahwa pada titik A1 dan C1 memiliki nilai paparan radiasi terbesar yaitu
0,103999 Rem/h. Sedangkan titik D1, E1 dan F1 memiliki nilai paparan radiasi terkecil
yaitu 0,088588 Rem/h. Pada titik G2 dan H2 memiliki nilai paparan radiasi terbesar yaitu
0,092805 Rem/h. Sedangkan titik B2, E2 dan F2 memiliki nilai paparan radiasi terkecil
0,084831 Rem/h. Pada titik A3, B3, D3 dan F3 memiliki nilai paparan radiasi terbesar yaitu
0,084831 Rem/h. Sedangkan titik E3 memiliki nilai paparan radiasi terkecil yaitu 0,080615
Rem/h.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada kondisi penyinaran dengan faktor eksposi tetap
meliputi tegangan tabung 90 kV, arus tabung 150 mA dan waktu penyinaran 0,8 detik,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dihasilkan suatu kurva isodosis yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan upaya proteksi radiasi (mengetahui jarak
dan waktu yang paling aman) bagi pekerja radiasi khususnya bagi petugas radiologi RSUD
kabupaten Kolaka - Sulawesi Tenggara. 2. Pada titik A1 dan C1 yang merupakan tempat
paling rawan karena memiliki laju paparan radiasi terbesar, seorang pekerja radiasi hanya
diperkenankan berada dalam ruang pemeriksaan I selama 7 menit dalam 1 hari. 3. Pada
titik E3 yang merupakan tempat paling aman karena memiliki laju paparan radiasi terkecil,
seorang pekerja radiasi hanya diperkenankan berada dalam ruang pemeriksaan I selama 10
menit dalam 1 hari.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah menganalisis jurnal ini, maka dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
mengkritik jurnal ini bertujuan untuk menemukan keunggulan dan kelemahan jurnal
demi terwujudnya pemahaman terhadap karya tulis yang berkualitas sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia. Jurnal ini dinilai telah layak untuk
digunakan sebagai sumber belajar karena telah memenuhi kriteria yang diharapkan
dari sebuah karya tulis berupa jurnal.

B. SARAN
Demi terwujudnya sebuah karya tulis yang bernilai tinggi dari segi
penampilan dan juga muatan materi ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh
karya tulis berupa buku yaitu :Identitas yang jelas, konsep yang pasti, mengikuti
kaidah-kaidah penulisan yang telah disepakati, muatan materi yang tepat sasaran dan
pengembangan materi yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan.

10
Daftar Pustaka
Arifta. DY. (2013) Pemanfaatan Energi Surya Sebagai Suplai Cadangan Pada
Laboratorium Elektro Dasar Di Institut Teknologi Padang .jurnal teknik elektro.vol
02.03 hlm 19-29
Defyanti,yusra. (2019).KIT Solar/Panel Surya Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi
Efek Fotolistrik. Science and Phsics Education Journal.vol2.02. hlm 61-65
Syahria.(2012). Pembuatan Kurva Isodosis Paparan Radiasi di Ruang Pemeriksaan
Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Koala-Sulawesi Tenggara.Berkala Fisika.vol
15.04. hlm 123-132

11

Anda mungkin juga menyukai