Alhamdulilah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Critical Book
Report ini telah berhasil diselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan buku FISIKA
UMUM 1 yang diterbitkan oleh Unimed Press . Saya berusaha semaksimal mungkin
dalam membuat Critical Book Report ini, sekiranya dapat diterima dengan baik .
Dengan penyajian yang sistematis ,saya penulis berharap agar pembaca dapat
mengambil hal baik di dalamnya. Atas kekurangan dalam laporan ini saya mohon
maaf oleh karena itu, semua kritikan dan saran yang membangun sangat saya
butuhkan untuk menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata saya ucapkan terima kaih dan semoga Critical Book Report ini
dapat menambah wawasan pembaca.
1
DAFTAR ISI
2
IDENTITAS BUKU
1. Buku Utama
a. Judul buku : Fisika Umum 1
b. Pengarang : Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D dan Drs. Jurubahasa
Sinuraya, M.Pd
c. Tahun terbit : 2016
d. Penerbit : Unimed Press
2. Buku Pembanding
a. Judul buku : Fisika Dasar 1
b. Pengarang : Motlan dan Eidi Sihombing
c. Tahun terbit : 2010
d. Penerbit : Citapustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
Buku fisika umum I disusun berdasarkan beberapa buku buku fisika untuk perguruan tinggi,
dan internet sebagai sumber utama, dan dari buku-buku fisika SMU sebagai sumber tambahan.
Buku Fisika Umum I merupakan pembahasan konsep-konsep dasar dan aplikasi konsep, hukum,
dan rumus-rumus fisika dalam memecahkan berbagai persoalan fisika, dimana materinya cukup
banyak untuk diinformasikan kepada mahasiswa. Berdasarkan pengalaman, untuk menyelesaikan
materi Fisika Umum I cukup sulit apabila tidak disertai dengan materi pokok sebagai panduan bagi
tim KDBK Fisika Umum.
Untuk kompetensi Fisika Umum I, tidak cukup hanya mengandalkan Materi Pokok Fisika
Umum I ini, oleh karena itu, untuk memahami materi Fisika Umum I secara mendalam, dianjurkan
kepada mahasiswa untuk membaca buku-buku referensi seperti yang tertulis dalam daftar pustaka di
buku ini.
Materi Pokok Fisika Umum I ini ada 8 materi pokok, setiap materi pokok dimulai dengan
ringkasan materi, contoh-contoh soal,dan diakhir setiap babnya disertai bahan diskusi kelompok, tes
uji pemahaman, dan Inquiry Lab. Adapun kedelapan babnya adalah : kinematika, dinamika partikel,
usaha dan energi, momentum dan impuls, dinamika rotasi, mekanika fluida, suhu dan kalor, dan teori
kinetik gas dan hukum termodinamika.
1.2. Tujuan
4
1.2.2. Mengetahui manakah buku yang lebih baik
BAB II
RANGKUMAN
Bab I KINEMATIKA
A. Vektor dan Skalar
Vektor adalah besaran fisika yang mempunyai besar(nilai) dan arah. Contohnya dalam
fisika adalah: kecepatan, percepatan, perpindahan, gaya, momentum, impuls dan lain
sebagainya. Besaran fisika yang hanya mempunyai besar(nilai) saja dinamakan skalar.
Contohnya dalam fisika yaitu: volume, massa, waktu, temperature, dan lain sebagainya.
Notasi (simbol) sebuah vektor dituliskan dengan huruf tebal atau dengan menambahkan
tanda panah diatas suatu lambang besaran vektor tersebut. Contohnya vektor kecepatan
dituliskan v, atau 𝑣̅ .
B. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
1. Penjumlahan verktor memenuhi hukum komutatif penjumlahan dan asosiatif
penjumlahan
*hukum komutatif penjumlahan memenuhi 𝐚 + 𝐛 = 𝐜 ≠ a + b dan
𝐚+𝐛=𝐛+𝐚
5
*hukum asosiatif penjumlahan memenuhi 𝐚 + (𝐛 + 𝐜) = (𝐚 + 𝐛) + 𝐜
2. Pengurangan vektor adalah penjumlahan vektor dengan mendefinisikan vektor negatif
sebagai vektor lain sama besarnya tetapi arahnya tetapi berlawanan.
𝐚 − 𝐛 = 𝐚 + (−𝐛)
Metode penjumlahan vektor dapat dilakukan dua cara yaitu, metode geometri dan metode
analitik.
Metode geometri yaitu dengan metode segitiga atau metode jajaran genjang.
Metode analitik yaitu dengan cara memproyeksikan semua vektor yang akan dijumlahkan
ke sumbu koordinat.
C. Perumusan Resultan Vektor
Menurut aturan cosinus dari segitiga 𝑐 = √𝑎2 + 𝑏 2 + 2𝑎𝑏𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑎 𝑏 𝑐
Menurut aturan sinus untuk segitiga obc sin 𝑎 = sin 𝛽 = sin 𝜃
D. Perkalian vektor
𝐚. 𝐛 = ab cos θ
a= besar(magnitudo) vektor a
b= besar(magnitudo) vektor b
W = 𝐅. 𝐬 = F s 𝐜𝐨𝐬 𝛉
𝐜 = |𝐚 × 𝐛| = ab sin θ
6
Besarnya nilai (magnitudo) vektor 𝑎̅ secara matematis dirumuskan:
𝑎𝑦
𝑡𝑔 𝜃 =
𝑎𝑥
7
∆𝑥 𝑑𝑥
Rumus: Vs = lim =
∆𝑡 →0 ∆𝑡 𝑑𝑡
J. Gerak Lurus
Gerak lurus beraturan adalah bila suatu benda bergerak dengan lintasan lurus
serta kecepatannya tetap.
Gerak lurus berubah beraturan adalah bila suatu benda bergerak dengan
lintasan lurus serta percepatannya tetap.
x = ∫ 𝐯dt = v. t + c1
benda bergerak dalam suatu dimensi
𝑑𝑣
a = 𝑑𝑡 → 𝑣 = ∫ 𝑎𝑑𝑡, 𝑣 = 𝑎𝑡 + 𝑐1
pada saat t= 0
v = 𝑣0 + at
K. Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal kebawah dengan kecepatan awal
sama dengan 0
Rumus : v = gt
1
y= 2 𝑔𝑡 2
v= √2𝑔𝑦
gerak vertikal kebawah adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari
suatu ketinggian dengan kecepatan awal = 0.
Gerak vertikal ke atas adalah gerak vertikal suatu benda yang dilemparkan
keatas dengan kecepatan awal = 0.
L. Kinematika Dalam Dua Dimensi
Vektor kecepatan sesaat adalah vektor yang menunujukkan arah gerakan dan
mempunyai besar yang sama dengan kelajuan mobil. Vektor ini sama dengan
laju perubahan vektor perpindahan.
∆𝑟 = 𝑟2 − 𝑟1
∆𝑟
Vektor kecepatan rata-rata : 𝑣𝑟 = ∆𝑡
8
Δ𝑟 𝑑𝑟
Vektor kecpatan sesaat : v = lim =
∆𝑡 →0 Δ𝑡 𝑑𝑡
M. Vektor Percepatan
Vektor percepatan rata rata didefinisikan sebagai rasio (perbandingan)
perubahan kecepatan sesaat ∆𝑣̅ terhadap selang waktu ∆𝑡.
Δ𝑣
𝑎𝑟 =
Δ𝑡
∆𝑣
a = lim
∆𝑡 →0 ∆𝑡
N. Gerak Peluru
Gerak peluru merupakan hasil perpaduan gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan. Orang yang pertama kali mendeskripsikan gerak
peluru pertama kali adalah Galileo.
𝑣𝑦 = 𝑔𝑡
1 2
𝑦= 𝑔𝑡
2
𝑉𝑦 = √2𝑔𝑦
O. Gerak Melingkar
Gerak melingkar ialah suatu gerak titik materi yang lintasannya merupakan
lingkaran. Bila laju benda (titik materi) yang bergerak melingkar tetap,
disebut gerak melingkar beraturan.
Δ𝑠
𝑣𝑟 =
Δ𝑡
Δ𝑠
𝑣𝑠 = lim
∆𝑡 →0 Δ𝑡
2𝜋𝑅
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 ; 𝑣 =
𝑇
𝑉2
𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖𝑝𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑙; 𝑎𝑅 =
𝑅
9
Keterangan; 𝑎𝑅 = percepatan sentripetal
V = kecepatan singgung/
tangensial
R = jari jari lingkaran
P. Hubungan Roda-roda
Untuk menghubungkan dua buah roda dapat digunakan dengan tiga cara, yaitu
a. Hubungan sepusat (satu poros)
b. Bersinggungan ( khusus untuk roda gigi)
c. Dengan tali sabuk atau rantai.
Bab II DINAMIKA
A. Konsep Gaya
10
Menyatakan bahwa” percepatan sebuah benda sebanding dengan resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut, berbanding terbalik dengan massa
benda dan arahnya sama dengan arah resultan gaya”.
∑ 𝐅 = 𝑚. 𝐚
11
Penyelesaian : anggap gerakan benda searah dengan jarum jam.
Maka,
∑ 𝐅 = 𝑚. 𝐚 percepatan gravitasi(g) = 10 m/s
𝑤2 − 𝑤1= m.a
60 − 20 𝑁 = (2 + 6)𝑎
40 N=8a, maka a= 5 m/s
A. Usaha (Kerja)
Usaha adalah perkalian antara komponen gaya searah perpindahan dengan
perpindahan.
dW= F. dr
maka, W = ∫ 𝐅. d𝐫
dalam satu dimensi (misalkan sumbu x) jika gaya konstan besar dan arahnya
tetap. Maka kerja atau usaha yang dilakukan gaya dapat disimpulkan.
𝑋
W = ∫0 𝐹𝑋 𝑑𝑥 = 𝐹𝑥 𝑋
B. Energi Kinetik (tenaga kinetik)
12
F.dx = mv.dv, maka diperoleh
W= 𝐸𝑘2 − 𝐸𝑘1
Atau
𝑊 = ∆𝐸𝑘
C. Energi Potensial Gravitasi
Ep= mgh, maka diperoleh
Ww = - (E𝑝2 − E𝑝1 )
Atau
Ww = - ∆𝐸𝑝
Wf = ( Ek2- Ek1) + (Ep2- Ep1)
Dengan, E = Ek + Ep atau 1⁄2 m𝑣 2 + mgh
E = energi mekanik.
D. Energi Potensial Elastik
Untuk pertambahan panjang yang tidak terlalu besar berlaku hukum Hooke,
yaitu :
F’ = -kx
(besar gaya pemulih sebanding dengan pertambahan panjang)
Ep= ½ k𝑥 2
Wf = - (Ep2-Ep1)
E = Ek+Ep
= ½ m𝑣 2 + ½ k𝑥 2
E. Asas Kekekalan Energi Mekanik
Jika tidak ada resultan gaya luar yang bekerja F = 0, maka Wf= 0
𝐸2 = 𝐸1
Atau
E= konstan
Hal diatas dikenal dengan asas kekekalan energi mekanik.
F. Daya
13
Daya merupakan laju terjadinya usaha.
∆𝑊
𝑃̅ = Δ𝑡
Dari persamaan diatas didapati bahwa impuls gaya sama dengan perubahan
momentum benda. Pernyataan ini dikenal sebagai teorema impuls-
momentum. Satuan impuls sama dengan satuan momentum dalam SI yaiutu
kgm/s.
B. Hukum Kekekalan Momentum Linier
Berbunyi” jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama
(kekal).
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑝1 + 𝑝2 = 𝑝′1 + 𝑝′2
C. Tumbukan Sentral (1 dimensi)
Dalam tumbukan sentral dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
1. Tumbukan elastis sempurna (tumbukan yang energi kinetik total kedua
benda sama sebelum dan sesudah tumbukan). Berlaku hukum kekekalan
momentum dan hukum energi kinetik, harga e=1
14
2. Tumbukan elastis sebahagian (benda benda yang bertumbukan saling
melekat dan bergerak dengan kecepatan). 0<e<1
3. Tumbukan tidak elastis sama sekali (tumbukan yang energi kinetik
totalnya berubah karena tumbukan. e=0
A. Pendahuluan
Benda tegar adalah suatu sistem benda yang terdiri atas sistem titik yang
jumlahnya tidak berhingga dan apabila ada yang bekerja padanya maka jarak
15
antara setiap titik-titik tersebut berubah. Gaya yang bekerja pada benda tegar
memungkinkan benda tersebut :
a. Bergerak translasi (menggeser)
b. Bergerak rotasi (berputar)
c. Bergerak dengan kombinasi gerak rotasi dan translasi (berputar sambil
menggeser).
B. Kinematika Rotasi Benda Tegar
1. Hubungan antara gerak anguler dengan gerak linier
𝑑𝑠 𝑑(𝑟𝜃) 𝑑𝜃
Untuk gerak melingkar: 𝑣̅ = = = r 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Atau
𝐯=𝐫
𝑣2
𝑎𝑟 = 𝑎𝑐 = = 𝑟𝑤 2
𝑟
Momen yang menghasilkan arah putaran berlawanan jarum jam adalah positif,
dan yang searah putaran dengan jarum jam adalah negatif.
D. Momentum sudut
𝐿̅= 𝑟̅ × 𝑝̅ = 𝑟̅ × 𝑚𝑣̅
Dalam bentuk skalar dapat dinyatakan: L = mvr = m x 𝑟 2 𝜔= l 𝜔ol
16
Apabila torsi luar yang bekerja pada sistem adalah nol maka dapat dinyatakan
persamaan:
𝑑𝐿
= 0 → 𝐼1 𝜔1 = 𝐼2 𝜔2
𝑑𝑡
𝐿̅ = ̅̅̅
𝐿1 + 𝐿̅2 + 𝐿̅3 + ⋯ + 𝐿̅𝑛 = ∑𝑛𝑖=𝐿 𝐿𝑖
17
karena itu partikel dapat dipandang sebagai titik, sehingga gerak rotasinya
dapat diabaikan.
∑ 𝐹̅ = 0
H. Keseimbangan Benda
Keseimbangan benda disini adalah kesetimbangan translasi dan rotasi.
∑ 𝐹̅ = 0, ∑ 𝐹̅𝑋 = 0
∑𝜏 = 0
A. Pengertian Fluida
Istilah fluida menunjuk kepada zat yang dapat mengalir dan tidak
mempunyai bentuk tetap. Semua liquida (zat cair) dan gas adalah fluida.
Pembahasan tentang fluida yang diam dinamakan hidrostatika (atau lebih
tepat disebut fluida statik), dan pembahasan tentang fluida bergerak
disebut hidrodinamika. Satu cabang khusus dari hidrodinamika yang
berkenaan dengan aliran udara dan gas dinamakan aerodinamika.
18
B. Massa Jenis dan Tekanan
Massa jenis adalah satu karakteristik penting dari semua materi (bahan).
𝑚
𝜌= 𝑣
Tekanan secara umum didefinisikan sebagai besar gaya (F) persatuan luas
permukaan (A).
F
P= A, tekanan merupakan besaran skalar, dengan satuan dyne/𝑐𝑚2 , N/𝑚2
1 bar = 103 Pa ,
19
“ gaya apung pada suatu benda yang dicelupkan dalam suatu fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu”.
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔 𝑉
F. Persamaan Kontinuitas
Beberapa istilah umum yang dikenal dalam aliran fuida :
1. Aliran tunak (steady), yaitu aliran fluida yang kecepatan v tiap partikel
fluida pada suatu titik tertentu tetap.
2. Aliran tak rasional, yaitu aliran fluida yang pada tiap titik elemen
fluida tidak memiliki momentum sudut terhadap titik tersebut.
3. Aliran tak kompresibel (tak termampatkan), yaitu aliran fluida yang
tidak berubah rapat massanya ketika mengalir.
G. Persamaan Bernouilli
Persamaan bernoulli adalah hubungan yang fundamental dalam mekanika
dan merupakan pernyataan teorema kerja-energi untuk aliran fluida.
Berdasarkan teorema kerja energi:”kerja yang dilakukan oleh gaya
resultan yang bereaksi pada sebuah sistem adalah sama dengan perubahan
energi kinetik sistem tersebut”.
Persamaan bernouilli :
1
𝑝 + 2 𝑝𝑣 2 + 𝑝 𝑔 𝑦 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
20
Sehingga didapati persamaan
4 9
𝑡°𝐶 = (5 𝑡) ° 𝑅 = ( 5 𝑡 + 32) °𝐹 = (𝑡 + 273)𝐾
B. Kalor
Kalor (panas) adalah salah satu bentuk energi.
Q= mc∆𝑡
𝑄
C = ∆𝑡
C = mc
C. Perubahan Wujud Zat dan Kalor Laten
Proses perubahan wujud ditunjukkan oleh anak panah ke kanan, yaitu
melebur. Dan menguap berarti menyerap kalor. Sebaliknya peubahan wujud
yang ditunjukkan oleh anak panah ke kiri, yaitu membeku, dan mengembun
berarti melepaskan kalor.
Kalor yang digunakan oleh zat untuk mengubah wujudnya tanpa disertai
dengan kenaikan suhu zat (benda) disebut kalor laten.
L = Q/m atau Q = m.L
Keterangan : L = kalor laten (kalori/gr)
Q = jumlah kalori yang diterima atau dilepas (kalori atau J)
m = massa benda (gr,atau kg)
D. Pemuaian Zat
1. Muai panjang
∆𝑙
𝑎= 𝑙0 ∆𝑡
21
Keterangan : 𝛽 = koefisien muai luas
∆𝐴 = perubahan luas
3. Muai volume
Δ𝑉
𝛾=
V0 ∆t
Δ𝛾 = perubahan volume
E. Perpindahan Kalor
1. Konduksi (hantaran)
𝛾 KA∆T
H=𝛾= l
∆T = kenaikan suhu
2. Konveksi (aliran)
𝛾
H = 𝛾 = ℎ 𝛾 ∆𝛾
Keterangan :
H = Laju perpindahan kalor secara konveksi
h = koefisien konveksi
A = luas permukaan
∆𝛾 = kenaikan suhu
22
3. Radiasi (pancaran)
𝛾
H = 𝛾 = 𝛾 𝛾 𝛾𝛾4
Keterangan :
H = Laju perpindahan kalor secara radiasi
e = emisivitas
𝛾 = konstanta stefan bolztman
𝛾 = suhu mutlak
𝛾 = Luas permukaan
Keterangan :
N = jumlah partikel dalam ruang
V = volume ruangan tersebut
23
C. Hukum-hukum Gas Ideal dan Suhu Mutlak
Pembahasan tentang hukum hukum gas ada 4, yaitu
1. Hukum boyle
2. Hukum charles
3. Hukum gay lussac
4. Hukum boyle,charles, gay lussac
Hukum boyle : PV = Konstan
Hukum charles : V/T = konstan
Hukum gay Lussac: P/T =konstan
D. Hukum Gas Ideal
PV/T = konstan
PV = nRT= 𝛾𝛾𝛾
Keterangan :
n = jumlah zat gas (mo)
R = konstanta gas universal, 8,315 j/(mol.k)
E. Dinding Adiabatik dan Dinding Diatermik
Dinding diamtermik adalah dinding yang dapat memungkinkan kedua zat
dengan cepat mencapai suhu yang sama.
Dinding adiabatik adalah dinding penyekat yang memungkinkan kedua zat
itu lambat mencapai suhu yang sama.
F. Kalor Jenis Gas
Ada dua macam kalor jenis gas, yaitu
1. Kalor jenis gas pada volume tetap (Cv)
2. Kalor jenis gas pada tekanan tetap (Cp)
G. Usaha Oleh Gas
𝛾 = 𝛾 ∆𝛾
Keterangan :
W= usaha yang dilakukan gas terhadap penghisap
24
∆𝛾 = perubahan volume gas
𝛾 = tekanan gas
H. Hukum I Termodinamika
Q =∆𝛾 + W
Keterangan :
Q= kalor yang diterima sistem
∆𝛾 =perubahan energi dalam sistem
𝛾=Usaha luar gas
I. Hukum II Termodinamika
Besarnya usaha yang dilakukan mesin adalah selisih antar kalor masuk
dan yang lepas.
25
𝑾
̅ . 𝑾𝑾
𝑾 = ∫𝑾 ̅̅̅̅̅ = ∫ 𝑾 𝑾𝑾𝑾𝑾𝑾𝑾
𝑾
𝑾
Gaya yang usahanya bergantung pada lintasan atau usaha untuk lintasan
tertutup tidak sama dengan nol disebut gaya non-konservatif , gaya disipatif ini
bersifat non-konservatif. Contoh gaya gesek selalu melawan perpindahan relatif
benda sehingga usaha selalu negatif termasuk usaha sepanjang lintasan tertutup. Gaya
yang usahanya tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh, hanya bergantung pada
letak titik awal dan akhir disebut gaya konservatif. Usaha gaya konserfativ pada
lintasan tertutup selalu sama dengan nol. Contoh gaya konservatif adalah : gaya
gravitasi, pegas, dan gaya listrik coulomb.
Gerak jatuh bebas dan gerak osilasi. Dalam bentuk matematik usaha menjadi
integral biasa dalam satu dimensi. Sering gaya yang bekerja besarnya berubah-ubah,
tetapi arahnya salam satu garis lurus.
3. Daya
Daya adalah laju usaha yang dilakukan setiap detik., yang secara sistematis:
𝛾𝛾 ̅ . 𝛾𝛾
𝛾
𝛾= = ̅. 𝛾
= 𝛾 ̅
𝛾𝛾 𝛾𝛾
̅ adalah kecepatan gerak partikel yang sedang ditinjau. Satuan daya adalah
Dengan 𝛾
joule/detik atau disebut watt.
B. Energi
1. Energi kinetik
26
Semakin besar massa benda, atau semakin cepat gerakannya maka semakin
besar energinya. Karena energi dikaitkan dengan kemampuan melakukan usaha maka
satuan energi sama dengan satuan usaha yaitu: joule. Dari dimensi, kombinasi massa
dengan kecepatan yang dapat memberi satuan joule hanya massa dikali kuadrat
kecepatan. Karena itu, energi kinetik didefinisikan dalam bentuk persamaan berikut:
1
𝛾𝛾 = 2 𝛾𝛾2 .
2. Energi potensial
Hukum kekekalan energi mekanik adalah jumlah energi kinetik dengan energi
potensial. Hukum ini hanya berlaku dalam medan gaya konservatif. Gaya gaya lain
boleh ada asalkan tidak melakukan usaha. Dari uraian di persamaan 𝛾𝛾𝛾 + 𝛾𝛾𝛾 =
𝛾𝛾𝛾 + 𝛾𝛾𝛾 dinyatakan sebagai : 𝛾𝛾 = 𝛾𝛾 . Diubah menjadi ∆𝛾 = 𝛾𝛾 − 𝛾𝛾 =
0 𝛾𝛾𝛾𝛾 𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾 ∆𝛾 = 0. Energi total adalah jumlah dari energi kinetik dan
energi potensial.
27
BAB III
KRITIK
3.1.Kelebihan
3.2.Kekurangan
28
pada buku utama.
Kurangnya kejelasan soal, Pembahasan pada sub bab
contohnya pada soal halaman usaha dan energi sedikit,
85 bagian bab momentum sedangkan pada buku utama
dan impuls, tidak jelas apa itu sangat banyak.
maksud dari soalnya.
Sehingga sangat
membingungkan pembaca.
3.3.Kesimpulan
Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu
dengan yang lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannnya.
buku mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya
terlepas dari kekurangan yang terkandung dalam setiap buku, namun sudah dapat
dipastikan setiap buku akan membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal
pendapatan informasi lebih.
Dalam kedua buku ini, terkandung informasi yang sangat melimpah
yang mana membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau mengkritik ini
seperti yang telah saya lakukan. Diatas telah saya sampaikan ringkasan dan juga
kelebihan serta kekurangan dari masing-masing buku yang diharapan dapat menjadi
perbandingan antara opini atas pembaca buku tersebut.
3.1. Saran
Didalam kelebihan dari buku tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat
lagi, dan mengenai kekurangan buku agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil
yang lebih maksimal. Dan saya menyarankan kepada pembaca untuk membaca buku
fisika lainnya juga, jangan hanya satu salah satu dari buku ini saja.
29
BAB IV
SIMPULAN
4.1.Simpulan penilaian
Saya sebagai pereview buku Fisika Umum 1 dan buku fisika dasar 1
ini berpendapat bahwa buku fisika umum 1 ini lebih bagus daripada
buku fiisika dasar 1, padahal salah satu penulisnya sama, ia yang
menulis ke dua buku itu. Pada buku fisika Umum 1 itu penulis lebih
menekankan kepada penurunan rumus rumusnya, pada buku fisika
Dasar 1, penulis lebih memperjelas lagi kepada konsepnya. Maka dari
itu saya mengambil kesimpulan bahwa kedua buku ini sebenarnya
saling melengkapi, yang buku fisika umum 1 nya lebih kepada
rumusnya yang buku fisika dasar 1 nya lebih kepada konsep
konsepnya.
4.2. Rekomendasi
30
DAFTAR PUSTAKA
31
32