Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Critical Book
Report ini telah berhasil diselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan buku FISIKA
UMUM 1 yang diterbitkan oleh Unimed Press . Saya berusaha semaksimal mungkin
dalam membuat Critical Book Report ini, sekiranya dapat diterima dengan baik .

Dengan penyajian yang sistematis ,saya penulis berharap agar pembaca dapat
mengambil hal baik di dalamnya. Atas kekurangan dalam laporan ini saya mohon
maaf oleh karena itu, semua kritikan dan saran yang membangun sangat saya
butuhkan untuk menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata saya ucapkan terima kaih dan semoga Critical Book Report ini
dapat menambah wawasan pembaca.

Medan, September 2017

Dinda Lyani Ramadhan

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


IDENTITAS BUKU .................................................................................................................. 3
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1. Latar belakang ............................................................................................................ 4
1.2. Tujuan........................................................................................................................... 4
1.3. Rumusan masalah .......................................................................................................... 5
BAB II.......................................................................................................................................... 5
RANGKUMAN............................................................................................................................ 5
2.1. Ringkasan Isi Buku Utama ........................................................................................ 5
2.2. Ringkasan Bab Buku Pembanding ......................................................................... 25
BAB III ..................................................................................................................................... 28
KRITIK .................................................................................................................................... 28
3.1. Kelebihan .................................................................................................................. 28
3.2. Kekurangan .............................................................................................................. 28
3.3. Kesimpulan ............................................................................................................... 29
BAB IV ..................................................................................................................................... 30
SIMPULAN ............................................................................................................................. 30
4.1. Simpulan penilaian ................................................................................................... 30
4.2. Rekomendasi ............................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 31

2
IDENTITAS BUKU

1. Buku Utama
a. Judul buku : Fisika Umum 1
b. Pengarang : Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D dan Drs. Jurubahasa
Sinuraya, M.Pd
c. Tahun terbit : 2016
d. Penerbit : Unimed Press
2. Buku Pembanding
a. Judul buku : Fisika Dasar 1
b. Pengarang : Motlan dan Eidi Sihombing
c. Tahun terbit : 2010
d. Penerbit : Citapustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Buku fisika umum I disusun berdasarkan beberapa buku buku fisika untuk perguruan tinggi,
dan internet sebagai sumber utama, dan dari buku-buku fisika SMU sebagai sumber tambahan.
Buku Fisika Umum I merupakan pembahasan konsep-konsep dasar dan aplikasi konsep, hukum,
dan rumus-rumus fisika dalam memecahkan berbagai persoalan fisika, dimana materinya cukup
banyak untuk diinformasikan kepada mahasiswa. Berdasarkan pengalaman, untuk menyelesaikan
materi Fisika Umum I cukup sulit apabila tidak disertai dengan materi pokok sebagai panduan bagi
tim KDBK Fisika Umum.

Untuk kompetensi Fisika Umum I, tidak cukup hanya mengandalkan Materi Pokok Fisika
Umum I ini, oleh karena itu, untuk memahami materi Fisika Umum I secara mendalam, dianjurkan
kepada mahasiswa untuk membaca buku-buku referensi seperti yang tertulis dalam daftar pustaka di
buku ini.

Materi Pokok Fisika Umum I ini ada 8 materi pokok, setiap materi pokok dimulai dengan
ringkasan materi, contoh-contoh soal,dan diakhir setiap babnya disertai bahan diskusi kelompok, tes
uji pemahaman, dan Inquiry Lab. Adapun kedelapan babnya adalah : kinematika, dinamika partikel,
usaha dan energi, momentum dan impuls, dinamika rotasi, mekanika fluida, suhu dan kalor, dan teori
kinetik gas dan hukum termodinamika.

1.2. Tujuan

1.2.1. Mengetahui kelebihan maupun kekurangan buku

4
1.2.2. Mengetahui manakah buku yang lebih baik

1.3. Rumusan masalah

1.3.1. Apa saja yang dimuat dalam buku?


1.3.2. Apakah dapat dipahami dengan baik?

BAB II

RANGKUMAN

2.1.Ringkasan Isi Buku Utama

Bab I KINEMATIKA
A. Vektor dan Skalar
Vektor adalah besaran fisika yang mempunyai besar(nilai) dan arah. Contohnya dalam
fisika adalah: kecepatan, percepatan, perpindahan, gaya, momentum, impuls dan lain
sebagainya. Besaran fisika yang hanya mempunyai besar(nilai) saja dinamakan skalar.
Contohnya dalam fisika yaitu: volume, massa, waktu, temperature, dan lain sebagainya.
Notasi (simbol) sebuah vektor dituliskan dengan huruf tebal atau dengan menambahkan
tanda panah diatas suatu lambang besaran vektor tersebut. Contohnya vektor kecepatan
dituliskan v, atau 𝑣̅ .
B. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
1. Penjumlahan verktor memenuhi hukum komutatif penjumlahan dan asosiatif
penjumlahan
*hukum komutatif penjumlahan memenuhi 𝐚 + 𝐛 = 𝐜 ≠ a + b dan
𝐚+𝐛=𝐛+𝐚

5
*hukum asosiatif penjumlahan memenuhi 𝐚 + (𝐛 + 𝐜) = (𝐚 + 𝐛) + 𝐜
2. Pengurangan vektor adalah penjumlahan vektor dengan mendefinisikan vektor negatif
sebagai vektor lain sama besarnya tetapi arahnya tetapi berlawanan.
𝐚 − 𝐛 = 𝐚 + (−𝐛)
Metode penjumlahan vektor dapat dilakukan dua cara yaitu, metode geometri dan metode
analitik.
Metode geometri yaitu dengan metode segitiga atau metode jajaran genjang.
Metode analitik yaitu dengan cara memproyeksikan semua vektor yang akan dijumlahkan
ke sumbu koordinat.
C. Perumusan Resultan Vektor
Menurut aturan cosinus dari segitiga 𝑐 = √𝑎2 + 𝑏 2 + 2𝑎𝑏𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑎 𝑏 𝑐
Menurut aturan sinus untuk segitiga obc sin 𝑎 = sin 𝛽 = sin 𝜃

D. Perkalian vektor
𝐚. 𝐛 = ab cos θ

Keterangan: 𝜃= sudut yang dibentuk antara vektor a dan vektor b

a= besar(magnitudo) vektor a

b= besar(magnitudo) vektor b

W = 𝐅. 𝐬 = F s 𝐜𝐨𝐬 𝛉

𝐜 = |𝐚 × 𝐛| = ab sin θ

E. Komponen Vektor dan Vektor Satuan


𝐚 = 𝐚x + 𝐚y
𝐚𝑥 = komponen vektor a kearah sumbu X;dengan nilai 𝐚𝑥 = a cos 𝜃
𝐚y = komponen vektor a karah sumbu Y; dengan nilai 𝐚y = a sin 𝜃

6
Besarnya nilai (magnitudo) vektor 𝑎̅ secara matematis dirumuskan:

|𝐚| = 𝑎 √𝑎𝑥2 + 𝑎𝑦2

𝑎𝑦
𝑡𝑔 𝜃 =
𝑎𝑥

F. Kinematika Dalam Satu Dimensi


Mekanika merupakan studi mengenai gerak benda, konsep-konsep gaya dan
energi yang berhubungan. Mekanika umumnya dibagi 2 yaitu kinematika
yang merupakan penjelasan bagaimana benda bergerak. Sedangkan dinamika
yang menjelaskan mengapa benda bergerak.
G. Jarak dan Perpindahan
Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda
dalam waktu tertentu. Jarak adalah skalar. Perpindahan adalah perubahan
kedudukan suatu benda karena adanya perubahan waktu.
perpindahan: ∆𝐱 = 𝐱 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 − 𝐱 𝐚𝐰𝐚𝐥

H. Laju dan Kecepatan


Laju menyatakan seberapa jauh sebuah benda bergerak dalam suatu selang
waktu tertentu. Misalnya sebuah mobil dapat menempuh 180 kilometer
selama 2 jam, dikatakan bahwa laju rata-rata mobil tersebut adalah 60
km/jam.
∑𝑥
𝑣𝑟 =
∑𝑡
Keterangan: 𝑣𝑟 =laju rata-rata
∑ 𝑥= jarak tempuh total
I. Kecepatan Sesaat
Adalah kemiringan garis yang menyinggung kurva x terhadap t pada saat itu.

7
∆𝑥 𝑑𝑥
Rumus: Vs = lim =
∆𝑡 →0 ∆𝑡 𝑑𝑡

J. Gerak Lurus
Gerak lurus beraturan adalah bila suatu benda bergerak dengan lintasan lurus
serta kecepatannya tetap.
Gerak lurus berubah beraturan adalah bila suatu benda bergerak dengan
lintasan lurus serta percepatannya tetap.
x = ∫ 𝐯dt = v. t + c1
benda bergerak dalam suatu dimensi
𝑑𝑣
a = 𝑑𝑡 → 𝑣 = ∫ 𝑎𝑑𝑡, 𝑣 = 𝑎𝑡 + 𝑐1

pada saat t= 0
v = 𝑣0 + at
K. Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal kebawah dengan kecepatan awal
sama dengan 0
Rumus : v = gt
1
y= 2 𝑔𝑡 2

v= √2𝑔𝑦
gerak vertikal kebawah adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari
suatu ketinggian dengan kecepatan awal = 0.
Gerak vertikal ke atas adalah gerak vertikal suatu benda yang dilemparkan
keatas dengan kecepatan awal = 0.
L. Kinematika Dalam Dua Dimensi
Vektor kecepatan sesaat adalah vektor yang menunujukkan arah gerakan dan
mempunyai besar yang sama dengan kelajuan mobil. Vektor ini sama dengan
laju perubahan vektor perpindahan.
∆𝑟 = 𝑟2 − 𝑟1
∆𝑟
Vektor kecepatan rata-rata : 𝑣𝑟 = ∆𝑡

8
Δ𝑟 𝑑𝑟
Vektor kecpatan sesaat : v = lim =
∆𝑡 →0 Δ𝑡 𝑑𝑡

M. Vektor Percepatan
Vektor percepatan rata rata didefinisikan sebagai rasio (perbandingan)
perubahan kecepatan sesaat ∆𝑣̅ terhadap selang waktu ∆𝑡.
Δ𝑣
𝑎𝑟 =
Δ𝑡

∆𝑣
a = lim
∆𝑡 →0 ∆𝑡

N. Gerak Peluru
Gerak peluru merupakan hasil perpaduan gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan. Orang yang pertama kali mendeskripsikan gerak
peluru pertama kali adalah Galileo.
𝑣𝑦 = 𝑔𝑡
1 2
𝑦= 𝑔𝑡
2

𝑉𝑦 = √2𝑔𝑦

O. Gerak Melingkar
Gerak melingkar ialah suatu gerak titik materi yang lintasannya merupakan
lingkaran. Bila laju benda (titik materi) yang bergerak melingkar tetap,
disebut gerak melingkar beraturan.
Δ𝑠
𝑣𝑟 =
Δ𝑡
Δ𝑠
𝑣𝑠 = lim
∆𝑡 →0 Δ𝑡

2𝜋𝑅
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 ; 𝑣 =
𝑇
𝑉2
𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖𝑝𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑙; 𝑎𝑅 =
𝑅

9
Keterangan; 𝑎𝑅 = percepatan sentripetal
V = kecepatan singgung/
tangensial
R = jari jari lingkaran
P. Hubungan Roda-roda
Untuk menghubungkan dua buah roda dapat digunakan dengan tiga cara, yaitu
a. Hubungan sepusat (satu poros)
b. Bersinggungan ( khusus untuk roda gigi)
c. Dengan tali sabuk atau rantai.

Bab II DINAMIKA

A. Konsep Gaya

Dinamika adalah cabang mekanika yang mempelajarigerak benda/ partikel


dengan konsep ruang dan waktu dengan memperlihatkan penyebab geraka
benda/partikel tersebut. Gaya secara instuisi didefinisikan sebagai dorongan atau
tarikan terhadap suatu benda. Dalan kehidupan sehari hari contoh gaya yaitu,
mendorong mobil yang sedang mogok, memukul paku dengan martil, dan lain
sebagainya.

B. Hukum- Hujum Newton Tentang Gerak


a. Hukum I Newton
Menyatakan bahwa” setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau
bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya
total yang tidak nol.
∑ 𝐅= 0
b. Hukum II Newton

10
Menyatakan bahwa” percepatan sebuah benda sebanding dengan resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut, berbanding terbalik dengan massa
benda dan arahnya sama dengan arah resultan gaya”.

∑ 𝐅 = 𝑚. 𝐚

c. Hukum III Newton


Menyatakan bahwa” ketika suatu benda memberikan gaya pada benda
kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah terhadap benda yang pertama.
Aksi = - reaksi. Aksi dan reaksi bekerja pada benda yang berbeda.
C. Aplikasi Hukum Newton
Gesekan ada diantara dua permukaan benda padat karena permukaan yang
paling licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis.
Sebuah balok dengan massa m, ditarik dengan gaya F (bidang licin), maka
gaya gesekan kinetik tidak bekerja, sehingga benda bergerak dengan
kecepatan konstan sesuai dengan hukum I newton. Besar gaya gesekan kinetik
bergantung pada jenis kedua permukaan yang bersentuhan.
Contoh: 1. Perhatikan gambar katrol dibawah ini, berapa percepatan benda.
Anggap tali dan katrol tidak bermassa

11
Penyelesaian : anggap gerakan benda searah dengan jarum jam.
Maka,
∑ 𝐅 = 𝑚. 𝐚 percepatan gravitasi(g) = 10 m/s
𝑤2 − 𝑤1= m.a
60 − 20 𝑁 = (2 + 6)𝑎
40 N=8a, maka a= 5 m/s

Bab III USAHA DAN ENERGI

A. Usaha (Kerja)
Usaha adalah perkalian antara komponen gaya searah perpindahan dengan
perpindahan.
dW= F. dr
maka, W = ∫ 𝐅. d𝐫
dalam satu dimensi (misalkan sumbu x) jika gaya konstan besar dan arahnya
tetap. Maka kerja atau usaha yang dilakukan gaya dapat disimpulkan.
𝑋
W = ∫0 𝐹𝑋 𝑑𝑥 = 𝐹𝑥 𝑋
B. Energi Kinetik (tenaga kinetik)

12
F.dx = mv.dv, maka diperoleh
W= 𝐸𝑘2 − 𝐸𝑘1
Atau
𝑊 = ∆𝐸𝑘
C. Energi Potensial Gravitasi
Ep= mgh, maka diperoleh
Ww = - (E𝑝2 − E𝑝1 )
Atau
Ww = - ∆𝐸𝑝
Wf = ( Ek2- Ek1) + (Ep2- Ep1)
Dengan, E = Ek + Ep atau 1⁄2 m𝑣 2 + mgh
E = energi mekanik.
D. Energi Potensial Elastik
Untuk pertambahan panjang yang tidak terlalu besar berlaku hukum Hooke,
yaitu :
F’ = -kx
(besar gaya pemulih sebanding dengan pertambahan panjang)
Ep= ½ k𝑥 2
Wf = - (Ep2-Ep1)
E = Ek+Ep
= ½ m𝑣 2 + ½ k𝑥 2
E. Asas Kekekalan Energi Mekanik
Jika tidak ada resultan gaya luar yang bekerja F = 0, maka Wf= 0
𝐸2 = 𝐸1
Atau
E= konstan
Hal diatas dikenal dengan asas kekekalan energi mekanik.
F. Daya

13
Daya merupakan laju terjadinya usaha.
∆𝑊
𝑃̅ = Δ𝑡

𝑃̅ = daya rata rata (joule/sekon = watt)

Bab IV Momentum dan Impuls

A. Momentum Linier dan Impuls


Momentum sebuah benda didefinisikan sebagai hasil kali antara massa dan
kecepatan.
P= mv
ma= F
𝑡
Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan ∆𝑝 = 𝑝2 − 𝑝1 = ∫𝑡 2 𝐹 𝑑𝑡
1
𝑡2
I= ∫𝑡 𝐹 𝑑𝑡
1

Dari persamaan diatas didapati bahwa impuls gaya sama dengan perubahan
momentum benda. Pernyataan ini dikenal sebagai teorema impuls-
momentum. Satuan impuls sama dengan satuan momentum dalam SI yaiutu
kgm/s.
B. Hukum Kekekalan Momentum Linier
Berbunyi” jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama
(kekal).
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑝1 + 𝑝2 = 𝑝′1 + 𝑝′2
C. Tumbukan Sentral (1 dimensi)
Dalam tumbukan sentral dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
1. Tumbukan elastis sempurna (tumbukan yang energi kinetik total kedua
benda sama sebelum dan sesudah tumbukan). Berlaku hukum kekekalan
momentum dan hukum energi kinetik, harga e=1

14
2. Tumbukan elastis sebahagian (benda benda yang bertumbukan saling
melekat dan bergerak dengan kecepatan). 0<e<1
3. Tumbukan tidak elastis sama sekali (tumbukan yang energi kinetik
totalnya berubah karena tumbukan. e=0

Koefisien restitusi( ukuran elastis sebuah tumbukan) adalah perbandingan


negatif antara kelajuan relatif setelah tumbukan dengan relatif sebelum
tumbukan.

D. Tumbukan Pada 2 Dimensi


Misalkan sebuah bola bilyard bermassa 𝑚1 bergerak sepanjang sumbu x
menuju bola bilyard ke dua bermassa 𝑚2 yang diam. Setelah beberapa detik
kemudian bola bilyard pertama menabrak bola bilyard kedua dan setelah
bertabrakan kedua bola bilyard tersebut berpencar dengan 𝜃1 dan 𝜃2 yang
diukur terhadap arah awal bola bilyard pertama (sumbu x). 𝑝1𝑥 + 𝑝2𝑥 = 𝑝1𝑥 +
𝑝2𝑥
Atau
𝑚1 𝑣1 = 𝑚1 𝑣1 cos 𝜃1 + 𝑚2 𝑣2 𝑐𝑜𝑠𝜃2

Momentum total awal (sebelum tumbukan) bola bilyard dalamarah sumbu y


adalah nol. Hal ini disebabkan karena gerakan di awal (sebelum bertumbukan)
gerak dalam arah sumbu y tidak ada.

𝑝1𝑦 + 𝑝2𝑦 = 𝑝′1𝑦 + 𝑝′2𝑦 atau 0 = 𝑚1 𝑣1 sin 𝜃1 + 𝑚2 𝑣2 sin 𝜃2

Bab V Dinamika Rotasi

A. Pendahuluan
Benda tegar adalah suatu sistem benda yang terdiri atas sistem titik yang
jumlahnya tidak berhingga dan apabila ada yang bekerja padanya maka jarak

15
antara setiap titik-titik tersebut berubah. Gaya yang bekerja pada benda tegar
memungkinkan benda tersebut :
a. Bergerak translasi (menggeser)
b. Bergerak rotasi (berputar)
c. Bergerak dengan kombinasi gerak rotasi dan translasi (berputar sambil
menggeser).
B. Kinematika Rotasi Benda Tegar
1. Hubungan antara gerak anguler dengan gerak linier
𝑑𝑠 𝑑(𝑟𝜃) 𝑑𝜃
Untuk gerak melingkar: 𝑣̅ = = = r 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Atau
𝐯=𝐫
𝑣2
𝑎𝑟 = 𝑎𝑐 = = 𝑟𝑤 2
𝑟

C. Momen Gaya dan Momentum Sudut untuk Partikel Momen Gaya


Jika gaya F bekerja pada suatu partikel tunggal di titik P yang posisinya
terhadap titik koordinat kartesian o (0,0) ditunjukkan posisi r, maka momen
gaya pada titik P terhadap titik asal o (0,0) adalah sebagai berikut : 𝜏 = 𝐫 × 𝐅
Keterangan : 𝜏 = momen gaya (N.m)
𝐫 = vektor posisi(m)
𝐅 = gaya ( N)

Besar momen gaya ditentukan melalui persamaan : 𝜏 = 𝑟 𝐹 sin 𝜃

Momen yang menghasilkan arah putaran berlawanan jarum jam adalah positif,
dan yang searah putaran dengan jarum jam adalah negatif.

D. Momentum sudut
𝐿̅= 𝑟̅ × 𝑝̅ = 𝑟̅ × 𝑚𝑣̅
Dalam bentuk skalar dapat dinyatakan: L = mvr = m x 𝑟 2 𝜔= l 𝜔ol

16
Apabila torsi luar yang bekerja pada sistem adalah nol maka dapat dinyatakan
persamaan:
𝑑𝐿
= 0 → 𝐼1 𝜔1 = 𝐼2 𝜔2
𝑑𝑡

Momentum sudut untuk sistem partikel 𝐿̅ dicari dengan menjumlahkan semua


momentum sudut masing-masing. Untuk n buah partikel didapatkan

𝐿̅ = ̅̅̅
𝐿1 + 𝐿̅2 + 𝐿̅3 + ⋯ + 𝐿̅𝑛 = ∑𝑛𝑖=𝐿 𝐿𝑖

E. Energi Kinetik Rotasi


Energi kinetik sistem partikel adalah jumlah energi kinetik partikel-partikel
yang membentuk sistem tersebut. Energi kinetik rotasi benda tegar dapat
ditulis sebagai berikut: Ek = ½ I𝜔2
Untuk sistem kontinu, maka jumlah, ∑ 𝐼 dapat ditulis sebagai integral
sehingga :
I = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚
F. Usaha dan Daya Pada Dinamika Rotasi
Tinjau momen gaya 𝜏̅ bekerja pada sebuah benda yang mengakibatkan benda
tersebut berotasi menempuh sudut sebesar d 𝜃 dari 𝜃1 𝑘𝑒 𝜃2 , maka usaha yang
dilakukan :
dw = 𝐹̅ . 𝑑𝑆̅ = 𝐹̅ . (𝑑𝜃̅ × 𝑟̅
dari teorema kerja dan energi diperoleh :
𝑑𝑊 𝑑
= 𝑑𝑡 (1/2𝐼𝜔2 )
𝑑𝑡

G. Keseimbangan Partikel (Titik)


Kesimbangan statik adalah suatu keadaan dimana benda tidak bergerak, baik
translasi maupun rotasi. Partikel adalah bagian benda yang sangat kecil,

17
karena itu partikel dapat dipandang sebagai titik, sehingga gerak rotasinya
dapat diabaikan.
∑ 𝐹̅ = 0
H. Keseimbangan Benda
Keseimbangan benda disini adalah kesetimbangan translasi dan rotasi.
∑ 𝐹̅ = 0, ∑ 𝐹̅𝑋 = 0
∑𝜏 = 0

Pada benda yang diam dikenal 3 macam keseimbangan, yaitu :

a. Keseimbangan stabil (mantap/tetap).


Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia akan
kembali pada kedudukan semula.
b. Keseimbangan labil
Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia tidak
akan dapat kembali ke kedudukan semula.
c. Keseimbangan indiferen
Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia akan
berada dalam keadaan keseimbangan, tetapi di tempat yang
berlainan.

Bab VI MEKANIKA DAN FLUIDA

A. Pengertian Fluida
Istilah fluida menunjuk kepada zat yang dapat mengalir dan tidak
mempunyai bentuk tetap. Semua liquida (zat cair) dan gas adalah fluida.
Pembahasan tentang fluida yang diam dinamakan hidrostatika (atau lebih
tepat disebut fluida statik), dan pembahasan tentang fluida bergerak
disebut hidrodinamika. Satu cabang khusus dari hidrodinamika yang
berkenaan dengan aliran udara dan gas dinamakan aerodinamika.

18
B. Massa Jenis dan Tekanan
Massa jenis adalah satu karakteristik penting dari semua materi (bahan).
𝑚
𝜌= 𝑣

Satuan masa jenis adalah kg/𝑚3 , g/𝑐𝑚3 ,atau slug/𝑓𝑔3

Tekanan secara umum didefinisikan sebagai besar gaya (F) persatuan luas
permukaan (A).

F
P= A, tekanan merupakan besaran skalar, dengan satuan dyne/𝑐𝑚2 , N/𝑚2

1 bar = 103 Pa ,

C. Tekanan Dalam Fluida


Massa jenis fluida dianggap tetap,maka
P2 − P1 = −𝑝𝑔 (𝑦2 − 𝑦1 )
Ph = pg h
D. Hukum Pascal
Blaise pascal mengemukakan “ tekanan yang diberikan pada suatu fluida
tertutup, diteruskan tanpa berkurang(dengan kekuatan yang sama) ke
setiap bagian fluida itu dan dinding-dinding bejana tempatnya.
F 𝐴
P= A atau 𝐹 = 𝑎 . 𝑓

E. Gaya Apung Keatas dan Prinsip Archimedes


𝐹𝐴 = 𝐹2 − 𝐹1 = (𝜌𝑓 𝑔ℎ2 𝐴 − 𝑝𝑓 𝑔 ℎ1 𝐴)
𝐹𝐴 = 𝜌𝐹 𝑔 𝐴ℎ
Bunyi hukum Archimedes “ suatu benda yang terbenam seluruhnya atau
sebagian dalam suatu fluida diangkat ke atas dengan suatu gaya dalam
arah vertikal, yang sama dengan berat volume fluida yang dipindahkan
benda itu “

19
“ gaya apung pada suatu benda yang dicelupkan dalam suatu fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu”.
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔 𝑉
F. Persamaan Kontinuitas
Beberapa istilah umum yang dikenal dalam aliran fuida :
1. Aliran tunak (steady), yaitu aliran fluida yang kecepatan v tiap partikel
fluida pada suatu titik tertentu tetap.
2. Aliran tak rasional, yaitu aliran fluida yang pada tiap titik elemen
fluida tidak memiliki momentum sudut terhadap titik tersebut.
3. Aliran tak kompresibel (tak termampatkan), yaitu aliran fluida yang
tidak berubah rapat massanya ketika mengalir.
G. Persamaan Bernouilli
Persamaan bernoulli adalah hubungan yang fundamental dalam mekanika
dan merupakan pernyataan teorema kerja-energi untuk aliran fluida.
Berdasarkan teorema kerja energi:”kerja yang dilakukan oleh gaya
resultan yang bereaksi pada sebuah sistem adalah sama dengan perubahan
energi kinetik sistem tersebut”.
Persamaan bernouilli :
1
𝑝 + 2 𝑝𝑣 2 + 𝑝 𝑔 𝑦 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

Bab VII SUHU DAN KALOR

A. Suhu dan Termometer


Suhu atau temperatur merupakan ukuran panas atau dinginnya benda. Alat
yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur) disebut termometer.
Untuk keperluan praktis titik beku dipilih 273 K (= 0° C), dan titik didih air (=
100°C)
Perbandingan jumlah skala suhu.
C : R : F : K = 100 : 80 : 180 : 100 = 5 : 4 : 9 :5

20
Sehingga didapati persamaan
4 9
𝑡°𝐶 = (5 𝑡) ° 𝑅 = ( 5 𝑡 + 32) °𝐹 = (𝑡 + 273)𝐾

B. Kalor
Kalor (panas) adalah salah satu bentuk energi.
Q= mc∆𝑡
𝑄
C = ∆𝑡

C = mc
C. Perubahan Wujud Zat dan Kalor Laten
Proses perubahan wujud ditunjukkan oleh anak panah ke kanan, yaitu
melebur. Dan menguap berarti menyerap kalor. Sebaliknya peubahan wujud
yang ditunjukkan oleh anak panah ke kiri, yaitu membeku, dan mengembun
berarti melepaskan kalor.
Kalor yang digunakan oleh zat untuk mengubah wujudnya tanpa disertai
dengan kenaikan suhu zat (benda) disebut kalor laten.
L = Q/m atau Q = m.L
Keterangan : L = kalor laten (kalori/gr)
Q = jumlah kalori yang diterima atau dilepas (kalori atau J)
m = massa benda (gr,atau kg)
D. Pemuaian Zat
1. Muai panjang
∆𝑙
𝑎= 𝑙0 ∆𝑡

𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶ 𝑎 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑢𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


∆𝑙 = perubahan panjang
𝑙0 = panjang mula-mula
∆𝑡 = perubahan suhu
2. Muai luas
∆𝐴
𝛽= 𝐴0 ∆𝑡

21
Keterangan : 𝛽 = koefisien muai luas

∆𝐴 = perubahan luas

𝐴0 = luas mula mula

3. Muai volume
Δ𝑉
𝛾=
V0 ∆t

Keterangan : 𝛾 = koefisien muai volume

V0 = volume mula mula

Δ𝛾 = perubahan volume

E. Perpindahan Kalor
1. Konduksi (hantaran)
𝛾 KA∆T
H=𝛾= l

Keterangan : H = laju perpindahan kalor secara konduksi


K = koefisien konduksi termal
A = luas permukaan
I = jarak kedua ujung

∆T = kenaikan suhu

2. Konveksi (aliran)
𝛾
H = 𝛾 = ℎ 𝛾 ∆𝛾

Keterangan :
H = Laju perpindahan kalor secara konveksi
h = koefisien konveksi
A = luas permukaan
∆𝛾 = kenaikan suhu

22
3. Radiasi (pancaran)
𝛾
H = 𝛾 = 𝛾 𝛾 𝛾𝛾4

Keterangan :
H = Laju perpindahan kalor secara radiasi
e = emisivitas
𝛾 = konstanta stefan bolztman
𝛾 = suhu mutlak
𝛾 = Luas permukaan

Bab VIII TEORI KINETIK GAS DAN HUKUM-HUKUM


TERMODINAMIKA

A. Sifat-sifat Gas Ideal


1. Gas ideal terdiri dari partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali.
2. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah yang
sembarang
3. Jarak anatar partikel-partikel jauh lebih besar dari pada ukuran
partikelnya
4. Tidak ada gaya antar partikel
5. Tumbukan antar dinding partikel terjadi secara lenting sempurna
6. Hukum hukum newton tentang gerak berlaku
B. Tekanan
𝛾
P = 2/3 𝛾 ̅̅̅̅
𝛾𝛾

Keterangan :
N = jumlah partikel dalam ruang
V = volume ruangan tersebut

23
C. Hukum-hukum Gas Ideal dan Suhu Mutlak
Pembahasan tentang hukum hukum gas ada 4, yaitu
1. Hukum boyle
2. Hukum charles
3. Hukum gay lussac
4. Hukum boyle,charles, gay lussac
Hukum boyle : PV = Konstan
Hukum charles : V/T = konstan
Hukum gay Lussac: P/T =konstan
D. Hukum Gas Ideal
PV/T = konstan
PV = nRT= 𝛾𝛾𝛾
Keterangan :
n = jumlah zat gas (mo)
R = konstanta gas universal, 8,315 j/(mol.k)
E. Dinding Adiabatik dan Dinding Diatermik
Dinding diamtermik adalah dinding yang dapat memungkinkan kedua zat
dengan cepat mencapai suhu yang sama.
Dinding adiabatik adalah dinding penyekat yang memungkinkan kedua zat
itu lambat mencapai suhu yang sama.
F. Kalor Jenis Gas
Ada dua macam kalor jenis gas, yaitu
1. Kalor jenis gas pada volume tetap (Cv)
2. Kalor jenis gas pada tekanan tetap (Cp)
G. Usaha Oleh Gas
𝛾 = 𝛾 ∆𝛾
Keterangan :
W= usaha yang dilakukan gas terhadap penghisap

24
∆𝛾 = perubahan volume gas
𝛾 = tekanan gas
H. Hukum I Termodinamika
Q =∆𝛾 + W
Keterangan :
Q= kalor yang diterima sistem
∆𝛾 =perubahan energi dalam sistem
𝛾=Usaha luar gas
I. Hukum II Termodinamika
Besarnya usaha yang dilakukan mesin adalah selisih antar kalor masuk
dan yang lepas.

2.2. Ringkasan Bab Buku Pembanding

USAHA DAN ENERGI


A. Usaha
Usaha adalah salah satu cara untuk memasukkan atau mengeluarkan
energi (transfer energy). Usaha harus sebanding dengan gaya dan
perpindahan.
W = F cos𝛾 𝛾

Dalam notasi vektor :


̅∙ 𝛾
𝛾= 𝛾 ̅

Dari persamaan 2 W adalah Skalar. Satuan usaha adalah newton meter


(Nm) dinamakan dengan joule (J) atau satuan yang lain adalah : dyne-
̅
cm atau dinamakan erg. Untuk situasi yang lebih umum adalah 𝛾
̅ tidak membentuk garis lurus.
tidak konstan dan lintasan 𝛾
Usaha dapat dirumuskan:

25
𝑾

̅ . 𝑾𝑾
𝑾 = ∫𝑾 ̅̅̅̅̅ = ∫ 𝑾 𝑾𝑾𝑾𝑾𝑾𝑾
𝑾
𝑾

1. Usaha Bergantung pada Lintasan

Gaya yang usahanya bergantung pada lintasan atau usaha untuk lintasan
tertutup tidak sama dengan nol disebut gaya non-konservatif , gaya disipatif ini
bersifat non-konservatif. Contoh gaya gesek selalu melawan perpindahan relatif
benda sehingga usaha selalu negatif termasuk usaha sepanjang lintasan tertutup. Gaya
yang usahanya tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh, hanya bergantung pada
letak titik awal dan akhir disebut gaya konservatif. Usaha gaya konserfativ pada
lintasan tertutup selalu sama dengan nol. Contoh gaya konservatif adalah : gaya
gravitasi, pegas, dan gaya listrik coulomb.

2. Usaha Sebagai Luas

Gerak jatuh bebas dan gerak osilasi. Dalam bentuk matematik usaha menjadi
integral biasa dalam satu dimensi. Sering gaya yang bekerja besarnya berubah-ubah,
tetapi arahnya salam satu garis lurus.

3. Daya

Daya adalah laju usaha yang dilakukan setiap detik., yang secara sistematis:

𝛾𝛾 ̅ . 𝛾𝛾
𝛾
𝛾= = ̅. 𝛾
= 𝛾 ̅
𝛾𝛾 𝛾𝛾

̅ adalah kecepatan gerak partikel yang sedang ditinjau. Satuan daya adalah
Dengan 𝛾
joule/detik atau disebut watt.

B. Energi
1. Energi kinetik

26
Semakin besar massa benda, atau semakin cepat gerakannya maka semakin
besar energinya. Karena energi dikaitkan dengan kemampuan melakukan usaha maka
satuan energi sama dengan satuan usaha yaitu: joule. Dari dimensi, kombinasi massa
dengan kecepatan yang dapat memberi satuan joule hanya massa dikali kuadrat
kecepatan. Karena itu, energi kinetik didefinisikan dalam bentuk persamaan berikut:
1
𝛾𝛾 = 2 𝛾𝛾2 .

2. Energi potensial

Usaha gaya konservatif hanya merupakan fungsi posisi saja. Karena,


didefinisikan suatu fungsi U yang bergantung pada posisi sedemikian hingga
̅ 𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾. 𝛾𝛾
∮𝛾 ̅ = {−𝛾 (𝛾)} − {−𝛾(𝛾)} = 0. Fungsi U disebut
energi potensial (EP) sistem.

3. Hukum Kekekalan Energi Mekanik (E)

Hukum kekekalan energi mekanik adalah jumlah energi kinetik dengan energi
potensial. Hukum ini hanya berlaku dalam medan gaya konservatif. Gaya gaya lain
boleh ada asalkan tidak melakukan usaha. Dari uraian di persamaan 𝛾𝛾𝛾 + 𝛾𝛾𝛾 =
𝛾𝛾𝛾 + 𝛾𝛾𝛾 dinyatakan sebagai : 𝛾𝛾 = 𝛾𝛾 . Diubah menjadi ∆𝛾 = 𝛾𝛾 − 𝛾𝛾 =
0 𝛾𝛾𝛾𝛾 𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾𝛾 ∆𝛾 = 0. Energi total adalah jumlah dari energi kinetik dan
energi potensial.

27
BAB III

KRITIK

3.1.Kelebihan

Buku utama Buku pembanding

Mempunyai 8 bab. Mempunyai 12 bab.


Bahasanya mudah dipahami, Mempunyai banyak contoh soal
covernya menarik. dan pembahasan.
Terdapat banyak grafik serta Terdapat banyak grafik dan gambar
gambar gambar dalam setiap setiap dalam contoh soal
penjelasan.
Sistematika rumusnya lebih Banyaknya pembahasan (teori)
tersusun rapi.

3.2.Kekurangan

Buku utama Buku pembanding


Terlalu banyak rumus, yang Rumusnya terlalu sedikit,
dapat membingungkan buku ini lebih banyak
pembaca rumus mana yang membahas ke definisinya dari
akan dia ambil apabila pada rumus rumusnya.
mengerjakan soal yang Penulisan dalam buku ini
bersangkutan. juga masih terdapat banyak
kesalahan.
Definisi per sub babnya Soal soal latihan tidak
terlalu sedikit sebanyak soal soal latihan

28
pada buku utama.
Kurangnya kejelasan soal, Pembahasan pada sub bab
contohnya pada soal halaman usaha dan energi sedikit,
85 bagian bab momentum sedangkan pada buku utama
dan impuls, tidak jelas apa itu sangat banyak.
maksud dari soalnya.
Sehingga sangat
membingungkan pembaca.

3.3.Kesimpulan

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar satu
dengan yang lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan kekurangannnya.
buku mengandung informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya
terlepas dari kekurangan yang terkandung dalam setiap buku, namun sudah dapat
dipastikan setiap buku akan membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal
pendapatan informasi lebih.
Dalam kedua buku ini, terkandung informasi yang sangat melimpah
yang mana membuat pembaca menjadi tertarik untuk membaca atau mengkritik ini
seperti yang telah saya lakukan. Diatas telah saya sampaikan ringkasan dan juga
kelebihan serta kekurangan dari masing-masing buku yang diharapan dapat menjadi
perbandingan antara opini atas pembaca buku tersebut.
3.1. Saran
Didalam kelebihan dari buku tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat
lagi, dan mengenai kekurangan buku agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil
yang lebih maksimal. Dan saya menyarankan kepada pembaca untuk membaca buku
fisika lainnya juga, jangan hanya satu salah satu dari buku ini saja.

29
BAB IV

SIMPULAN

4.1.Simpulan penilaian

Saya sebagai pereview buku Fisika Umum 1 dan buku fisika dasar 1
ini berpendapat bahwa buku fisika umum 1 ini lebih bagus daripada
buku fiisika dasar 1, padahal salah satu penulisnya sama, ia yang
menulis ke dua buku itu. Pada buku fisika Umum 1 itu penulis lebih
menekankan kepada penurunan rumus rumusnya, pada buku fisika
Dasar 1, penulis lebih memperjelas lagi kepada konsepnya. Maka dari
itu saya mengambil kesimpulan bahwa kedua buku ini sebenarnya
saling melengkapi, yang buku fisika umum 1 nya lebih kepada
rumusnya yang buku fisika dasar 1 nya lebih kepada konsep
konsepnya.

4.2. Rekomendasi

Saya mengusulkan kepada pembaca untuk memilih buku fisika umum


1 apabila ingin pintar dalam hal hitung-hitungan. Dan apabila ingin
pintar dalam hal memahami konsep dan definisinya pembaca
seharusnya membaca buku fisika dasar 1.

30
DAFTAR PUSTAKA

Motlan,dan Jurubahasa sinuraya.2016. Fisika Umum. Medan : Unimed Press

Sihombing,eidi, dan Motlan.2010. Fisika Dasar 1. Medan : Cita Pustaka

31
32

Anda mungkin juga menyukai