“Gerak”
Disusun Oleh
KELOMPOK 2
Asmita (A1C319018)
Sri Aini Septia (A1C319019)
Shintya Azzahra (A1C319026)
Dosen Pengampu :
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meyusun
makalah yang membahas tentang “Gerak” tepat pada waktunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
A. Rumusan masalah......................................................................................... 2
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Penting dalam Memahami Gerak ................................................................. 3
B. Grafik Gerak............................................................................................... 13
C. Gerak Jatuh Bebas ...................................................................................... 14
D. Gerak Berlintasan Parabola ........................................................................ 16
E. Gerak Melingkar ........................................................................................ 21
BAB III ................................................................................................................. 27
PENUTUP ............................................................................................................. 27
A. Kesimpulan ................................................................................................ 27
B. Saran ........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan bagian ilmu pengetahuan yang didasarkan
pada hasil pengamatan atau observasi. Berdasarkan pandangan
tersebut, kebenaran dalam fisika dengan sendirinya bersifat relatif
dan progresif sesuai dengan kemampuan dan teknik pengamatan
atau pengukuran yang berkembang.
Gerak dan gaya termasuk bidang yang dipelajari dalam
mekanika, yang merupakan cabang dari Fisika. Mekanika sendiri
dibagi menjadi tiga cabang ilmu, yaitu kinematika, dinamika, dan
statika. Kinematika adalah ilmu yang mempelajari gerak tanpa
memperdulikan penyebab timbulnya gerak. Dinamika adalah ilmu
yang mempelajari akibat gerak yaitu gaya. Sedangkan statika adalah
ilmu yang mempelajari tentang keseimbangan statis benda.
Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah
kedudukannya setiap saat terhadap titik acuannya (titik asal). Sebuah
benda dikatakan bergerak lurus atau melengkung. Jika lintasan
berubahnya kedudukannya dari titik asalnya berbentuk garis lurus
atau melengkung. Sebagai contoh: gerak jatuh bebas, gerak mobil di
jalan yang lurus, gerak peluru yang ditembakkan dengan sudut
tembak tertentu (gerak parabola) dan sebagainya. Jadi, lintasan
adalah tempat kedudukan titik-titik yang dilalui oleh suatu benda
yang bergerak. Jarak adalah merupakan panjang lintasan yang
ditempuh oleh materi atau benda sepanjang gerakannya. Sedangkan
perpindahan yaitu perubahan posisi suatu benda dari posisi awal
(acuan) ke posisi akhirnya (tujuannya). Perpindahan dapat bernilai
positif ataupun negatif bergantung pada arah gerakannya.
Perpindahan positif jika arah geraknnya ke kanan, negatif jika arah
geraknya ke kiri.
1
A. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa saja hal-hal yang penting dalam memahami gerak?
2. Bagaimana gambar grafik gerak?
3. Apa yang dimaksud dengan gerak jatuh bebas?
4. Apa yang dimaksud dengan gerak berlintasan parabola?
5. Apa yang dimaksud dengan gerak melingkar?
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hal-hal yang penting dalam memahami gerak
2. Mengetahui grafik gerak
3. Mengetahui gerak jatuh bebas
4. Mengetahui gerak berlintasan parabola
5. Mengetahui gerak melingkar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 2. Sistem koordinat cartesius dua dimensi
Posisi yang terletak di sebelah kanan titik asal koordinat -titik (0,0)- pada
sumbu-x diperjanjikan memiliki nilai x positif; yang berada di sebelah kiri titik
asal pada sumbu-x memiliki nilai x negatif. Posisi titik-titik di atas titik asal pada
sumbu-y memiliki nilai y positif, sedangkan titik-titik yang berada di bawah titik
asal pada sumbu-y diperjanjikan memiliki nilai y negatif. Sembarang titik yang
lain dapat ditentukan posisinya dengan menggunakan sumbu-sumbu x dan y,
misalnya posisi titik A pada Gambar 2 adalah (2, 3). Artinya, titik tersebut
berada 2 satuan di sebelah kanan titik asal, searah sumbu-x dan 3 satuan di atas
titik asal, searah sumbu-y.
bentuk vektor satuan. Vektor satuan ke arah sumbu-x diberi simbol ˆi , vektor
4
sumbu-z diberi simbol kˆ. Marilah kita nyatakan posisi titik A dan B pada gambar
2 di atas secara vektor :
5
barat timur
perpindahan
a. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata menyatakan perpindahan yang dialami sesuatu setelah
bergerak selama selang waktu tertentu.
Misalnya, suatu benda mula-mula (t1) berada di x1, beberapa saat kemudian (t2)
berada di x2, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Untuk melakukan
perpindahan (x2 - x1), waktu yang dibutuhkan oleh benda tersebut (t2 - t1),
sehingga besar kecepatan rata-rata secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
(x2 - x1)
v =.............................................................................................. (1)
(t2 - t1)
6
Gambar 4. Panjang dan arah anak panah menunjukkan perpindahan
x
v = ................................................................................... (2)
t
Bagaimanakah bila x2 lebih kecil dibanding x 1? Perubahan posisi ( x) akan
bertanda negatif, artinya benda berpidah ke kiri pada sumbu-x menjauhi titik
asal.
Contoh soal :
Seseorang berlari selama 10,0 sekon posisinya berubah dari 30,0 m menjadi
50,0 m, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Berapakah kecepatan
rata-rata orang berlari tersebut?
Penyelesaian :
Kecepatan rata-rata menyatakan perpindahan dibagi waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan perpindahan tersebut.
Perpindahan x = x2- x1 = 50,0 - 30,0 = 20,0 m, searah sumbu-x positif.Selang
waktu untuk melakukan perpindahan tersebut, t = 10,0 s.
Maka kecepatan rata-ratanya :
7
Ternyata kecepatan rata-ratanya bertanda positif, berarti arah geraknya ke
kanan sepanjang sumbu-x.
b. Kecepatan sesaat
Kecepatan sesaat adalah kecepatan yang terukur pada satu saat tertentu.
Untuk mengekspresikan satu kecepatan sesaat tertentu digunakan limit selang
waktu ( t) mendekati nol. Sehingga pengertian kecepatan sesaat dapat
diungkapkan sebagai
………………………………………(3)
atau
c. Kelajuan rata-rata
Kelajuan rata-rata menyatakan jarak total yang ditempuh sesuatu yang
bergerak selama selang waktu yang dibutuhkan. Bila jarak total yang ditempuh
diberi notasi dan waktu total yang dibutuhkan diberi notasi t, dan kelajuan
rata-rata , maka secara matematis dipenuhi:
(x2 - x1) x
v = = .......................................................... (5)
(t2 - t1) t
Contoh soal :
Seseorang bersepeda dari tempat A ke tempat B yang berjarak 1 km dalam waktu
15 menit, dari tempat B ke tempat C yang berjarak 3 km dalam waktu 30 menit,
dan dari tempat C ke tempat D yang berjarak 4 km dalam waktu 30 menit.
Berapakah kelajuan rata-rata orang tersebut bersepeda?
Penyelesaian:
Jarak total x = (1 + 3 + 4) km = 8 km
Waktu total t = (15 + 30 + 30) menit = 75 menit = 1,25 jam
8
Kelajuan rata-rata = jarak total : waktu total
4. Percepatan
Kecepatan benda yang mengalami perubahan semakin besar
dinamakan dipercepat, misalnya mobil A mula-mula diam kemudian
kecepatannya menjadi 80 km/jam. Bila mobil B mengalami perubahan
kecepatan sama dengan mobil A, yakni 80 km/jam tetapi membutuhkan
waktu lebih sedikit, berarti percepatan mobil B lebih besar dibanding
percepatan mobil A.
Percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang terjadi
selama selang waktu tertentu.
Bila perubahan kecepatan (v2 - v1) disimbolkan v, perubahan waktu (t2 - t1)
disimbolkan t, dan percepatan diberi simbol , maka dapat ditulis:
…………………………………………. (5)
………………………………….(4)
/jam/sekon=3.3m/s/s=3.3 m/
Hal ini menunjukkan, bahwa terjadi perubahan kecepatan 3,3 m/s setiap
sekon. Bila percepatan dianggap konstan, pada satu sekon pertama,
kecepatan mobil naik dari 0 m/s menjadi 3,3 m/s. Pada satu sekon
berikutnya, kecepatan mobil naik dari 3,3 m/s menjadi 6,6 m/s, dan
seterusnya. Bila percepatan sesaatnya tidak konstan, maka besar perubahan
kecepatan tiap sekon juga tidak konstan.
……………………………. ……….(8)
10
Untuk percepatan konstan , maka dapat juga dinyatakan
……………………………………..(9)
(xt - x0)
v =
t
xt = x0 + v t ........................................................................ (10)
Bila perubahan kecepatan terjadi secara seragam (karena percepatannya
konstan), maka besar kecepatan rata-rata dalam sebarang selang waktu sama
dengan setengah dari jumlah kecepatan awal dan kecepatan akhir untuk
selang tersebut, dinyatakan sebagai berikut
vt + v0
v= (percepatan konstan) ........................................... (11)
2
xt = xo + vot + 1 at 2
2 ..........................................(12)
Persamaan (9), (11), dan (12) merupakan tiga persamaan dari empat persamaan
yang sering digunakan untuk memecahkan permasalahan gerak dengan
percepatan konstan. Sekarang kita akan menurunkan persamaan keempat yang
sangat berguna bila percepatan, posisi, dan kecepatan awal sudah diketahui,
kita ingin mengetahui kecepatan saat t sekon (vt), tetapi waktunya tidak
diketahui.
Sekarang telah kita peroleh empat persamaan penting yang sangat bermanfaat
untuk menyelesaikan permasalahan gerak dengan percepatan konstan, yaitu:
vt = v0 + at ................................................................................................. (15a)
xt = xo + vot + 1 at 2
2 ..........................................(15b)
Empat persamaan di atas hanya berlaku untuk gerak dengan percepatan konstan.
Gerak benda yang memiliki percepatan konstan disebut gerak lurus berubah
beraturan (GLBB). Contoh GLBB adalah gerak benda vertikal ke atas di dekat
permukaan bumi. Gerak ini mendapat pengaruh percepatan gravitasi, yang
besarnya relatif tetap untuk tempat-tempat di sekitar permukaan bumi, yaitusekitar
9,8 m/s2.
vt = v0 = v
xt = xo + vt atau
xt - x0 = vt ......................................................................... (16)
12
B. Grafik Gerak
Selain dalam bentuk uraian kata-kata, sketsa, diagram, dan tabel, gerak
dapat dinyatakan dalam bentuk grafik. Dengan grafik dapat diprediksikan posisi,
kelajuan, dan percepatan gerak.
1. Grafik Gerak Lurus Beraturan
Sebagaimana telah didiskusikan sebelumnya bahwa pada gerak lurus
beraturan, kecepatannya selalu konstan. Berarti perbandingan perubahan posisi
dengan perubahan waktu selalu tetap. Misalnya grafik pada Gambar 8. Saat t0=
0 s posisinya x0= 40 m, saat t1= 1 s posisinya x1= 115 m, saat t2= 2 s posisinya
x2= 190 m. Dari data-data di atas, diperoleh kelajuan rata-rata:
13
Perbandingan perubahan kecepatan terhadap perubahan waktu menyatakan
percepatan. Percepatan gerak pada grafik di atas:
14
persamaan (9b) dan (9c) menjadi
..........................(17)
............................(18)
Meskipun secara matematis persamaan (17) dan (18) mudah dipahami dan
tidakrumit, tetapi secara fisis sering menimbulkan miskonsepsi.
Pada penelitian diagnosis miskonsepsi hampir selalu dilontarkan
pertanyaan sebagai berikut, dua benda A dan B massanya berbeda, benda A lebih
berat dibanding benda B, bila kedua benda dijatuhkan dari ketinggian yang sama,
benda manakah yang akan jatuh lebih dulu? Mayoritas jawaban responden (terdiri
dari siswa dan guru) mengatakan bahwa benda A pasti jatuh lebih dulu karena
benda A lebih berat. Apakah memang demikian?
Galileo Galilei (1564-1642) dengan teknik penyederhanaan yang kreatif
menyampaikan postulatnya, bahwa pada gerak jatuh bebas semua benda tanpa
pengaruh gesekan udara akan mengalami percepatan yang konstan dan sama.
Galileo memprediksi bahwa benda yang jatuh akan menempuh jarak sebanding
dengan kuadrat waktu yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan persamaan (17).
Galileo menjelaskan bahwa semua benda, berat atau ringan, akan jatuh dengan
percepatan yang sama bila tidak mendapat pengaruh gesekan udara.
Contoh soal
Bola jatuh bebas dari atas menara tingginya 70 meter. Berapakah jarak yang
ditempuh bola setelah jatuh 1 sekon, 2 sekon, dan 3 sekon?
Penyelesaian
15
Percepatan gravitasi dianggap g = 9,8 m/ s2. Untuk menentukan jarak (y) setelah t
sekon, kita pergunakan persamaan (17),
setelah 1 s :
1
yt = ( 9,8) 12 = 4,90 meter
2
setelah 2 s :
1
yt = (9,8) 22 = 19,60 meter
2
setelah 3 s :
1
yt = (9,8) 32 = 44,1 meter
2
16
gerakan bola voli, gerakan lompat jauh dan gerakan peluru atau rudal
yang ditembakan dari permukaan bumi.
17
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa gerak parabola memiliki
3 titik kondisi sebagai berikut :
a. Pada titik A, merupakan titik awal gerak benda. Benda memiliki
kecepatan awal (vo).
b. Pada titik B dan D, adalah kondisi kecepatan benda pada waktu
tertentu.
c. Pada titik E, benda berada di akhir lintasannya memiliki besar
kecepatan sama dengan besar kecepatan awal (vo) benda.
d. Pada titik C, pada titik ini kecepatan vertikal benda (vy) = 0 dan
kecepatan horizontal benda (vx = vox).
• Kecepatan Gerak Parabola
- Kecepatan gerak parabola terdiri dari dua komponen, yaitu
kecepatan horizontal dan kecepatan vertical.
- Kecepatan awal parabola dapat dihitung :
Dimana,
v0 = kecepatan awal (m/s)
v0x = kecepatan awal horizontal (m/s)
v0y = kecepatan awal vertikal (m/s)
α = sudut elevasi
dengan kecepatan awal horizontal dan vertical sebesar :
18
• Posisi dan Tinggi Maksimum
- Posisi benda (x,y) pada gerak parabola pada titik tertentu dapat
dirumuskan :
➢ Contoh Soal:
1. Seorang murid menendang bola dengan kecepatan awal pada
arah vertikal 9 m/s dan kecepatan awal pada arah mendatar 12
m/s. Tentukanlah besar kecepatan awal bola tersebut.
19
Penyelesaian :
Diketahui : Voy = 9 m/s
Vox = 12 m/s
Ditanya : Kecepatan awal (Vo ) ?
Jawab : Vo =
Vo =
Vo =
Vo =
Vo = 15 m/s
Jadi, kecepatan awal bola tersebut adalah 15 m/s.
2. Joko menendang bola dengan sudut elevasi 45o. Bola jatuh
dengan jarak mendatar sejauh 5 m. Jika percepatan gravitasi
bumi 10 m/s2, kecepatan awal bola adalah…
Penyelesaian :
Diketahui : α = 45o
xmax = 5 m
g = 10 m/s2
Ditanya : Kecepatan awal bola (Vo) ?
Jawab : xmax =
5 =
5 =
5 =
50 =
V0 =
V0 = 5 m/s
20
Lintasan bola berbentuk parabolik karena perpaduan gerak antara
gerak lurus beraturan pada arah horizontal dan gerak lurus berubah
beraturan pada arah vertikal. Biasanya para pemain basket ball
melakukan tembakan sambil loncat untuk memperpendek jarak
vertikal antara bola dengan jaring.
E. Gerak Melingkar
• Definisi Gerak Melingkar
Gerak melingkar merupakan gerak suatu benda pada lintasan yang
berbentuk lingkaran. Dalam gerak melingkar terdapat dua jenis besaran,
yaitu besaran sudut (anguler) dan besaran linear (tangensial). Besaran
sudut adalah besaran yang arah kerjanya melingkar atau membentuk
sudut tertentu (untuk besaran vektor) sedangkan besaran linear atau
tangensial adalah besaran yang arah kerjanya lurus (tidak membentuk
sudut). Besaran sudut pada gerak melingkar meliputi periode, frekuensi,
posisi sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Sedangkan besaran
linear pada gerak melingkar adalah jari-jari, panjang lintasan, kecepatan
21
linear, percepatan tangensial, percepatan sentripetal dan percepatan
total. Gerak melingkar berdasarkan karakteristik kecepatan, dibedakan
menjadi gerak melingkar beraturan (GMB) dan gerak melingkar
berubah beraturan (GMBB). Berikut ini adalah rangkuman semua
rumus besaran pada kinematika gerak melingkar.
a. Gerak Melingkar Beraturan
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menjumpai gerak suatu
benda yang berputar (melingkar), misalnya gerakan jarum jam, gerakan
baling-baling helicopter dan sebagainya.
Keterangan :
22
n = jumalah putaran
t = waktu (sekon)
T = Perioda (sekon)
f = frekuensi (Hertz atau Hz)
- Perpindahan Sudut (𝜽)
Perpindahan pada gerak melingkar disebut perpindahan sudut
(∆Ө). Perpindahan sudut (Δθ) adalah sudut yang disapu oleh
sebuah garis radial mulai dari posisi awal garis θ hingga posisi
akhir garis θ. Tentu saja, Δθ = θ- θo. Arah perpindahan sudut
adalah sebagai berikut :
1. Δθ > 0 untuk putaran berlawanan arah jarum jam.
2. Δθ < 0 untuk putaran searah jarum jam. Satuan SI untuk Δθ
adalah rad
Nilai konversi sudut yang ada pada perpindahan sudut adalah sbb :
Keterangan :
23
: keliling lingkaran
: Kecepatan linear (m/s)
: Perioda (sekon)
: frekuensi (Hertz atau Hz)
- Kecepatan Sudut (Kecepatan Anguler)
Dalam selang waktu ∆𝜃, benda telah menempuh lintasan
sepanjang busur AB, dan sudut sebesar ∆𝜃. Oleh karena itu,
kecepatan sudut merupakan besar sudut yang ditempuh tiap satu
satuan waktu. Satuan kecepatan sudut adalah rad/s. Selain itu,
satuan lain yang sering digunakan untuk menentukan kecepatan
pada sebuah mesin adalah rpm, singkatan dari rotation per minutes
(rotasi per menit).
Keterangan :
: Kecepatan sudut (rad/s)
2 : Satu putaran lingkaran
: Kecepatan linear (m/s)
: Perioda (sekon)
: frekuensi (Hertz atau Hz)
- Percepatan Sudut (𝜶)
Benda yang bergerak melingkar memiliki kecepatan sudut
𝜔, apabila kecepatan sudut semakin semakin besar maka benda
akan mengalami percepatan sudut (𝛼). Sehingga percepatan sudut
didefenisikan sebagai perubahan kecepatan sudut tiap satuan
waktu.
Keterangan :
: percepatan sudut (𝑟𝑎𝑑/𝑠 2 )
24
: kecepatan sudut (𝑟𝑎𝑑/𝑠)
: selang waktu (sekon)
- Percepatan Tangensial
Percepatan tangensial adalah perubahan kecepatan
tangensial dalam selang waktu tertentu dimana arah percepatan
tangensial selalu menyinggung lintasan putarnya. Jika percepatan
tangensial searah dengan kecepatan tangensial maka benda
mengalami percepatan begitupun sebaliknya, jika berlawanan arah
maka benda mengalami perlambatan. Rumus percepatan tangensial
adalah sebagai berikut. adalah sebagai berikut.
Keterangan:
at = Percepatan tangensial (m/s2)
v = Kecepatan tangensial pada saat t (m/s)
vo = Kecepatan tangensial awal (m/s)
∆v = Perubahan kecepatan tangensial (m/s)
∆t = Selang waktu (s)
α = Percepatan sudut (rad/s2)
R = Jari-jari lintasan (m)
➢ Contoh Soal :
1. Sebuah balok kecil berada di tepi meja putar yang berjari-jari
0,4 m. Mula-mula meja berputar dengan kecepatan sudut 20
rad/s. Karena mengalami percepatan maka kecepatan sudutnya
berubah menjadi 50 rad/s setelah bergerak selama 15 s.
Berapakah kecepatan linear awal dan akhir balok tersebut?
25
Penyelesaian:
Diketahui: R = 0,4 m
ω0 = 20 rad/s
ω = 50 rad/s
t = 15 s.
Ditanya: kecepatan linear awal (v0) dan kecepatan linear akhir
(v)
Jawab :
v0 = ω0 × R v0
= 20 × 0,4 v0
= 8 m/s
v=ω×Rv
= 50 × 0,4 v
= 20 m/s
2. Sebuah benda mula-mula diam, kemudian setelah 5 sekon
benda tersebut bergerak melingkar dengan kecepatan tangensial
sebesar 25 cm/s. Jika diameter lintasan benda adalah 10 cm,
tentukan percepatan tangensial benda tersebut!
Penyelesaian
Diketahui: v0 = 0 (benda diam)
v = 25 cm/s = 0,25 m/s
∆t = 5 s
R = ½ × diameter = ½ × 10 cm = 5 cm = 0,05 m
Ditanya: percepatan tangensial (at) ?
Jawab : at = ∆v/∆t at
= (v – v0)/ ∆t at
= (0,25 – 0)/5 at
= 0,05 m/s
Jadi percepatan tangensial benda tersebut adalah 0,05 m/s atau
5 cm/s
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil sebagai berikut :
B. Saran
Dengan terselesainya makalah ini, penyusun berharap para pembaca dapat
memberikan tanggapan ataupun sanggahan yang bersifat membangun dan juga
penyusun tidak luput dari kesalahan dalam menyusun makalah ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
Modul PLPG, (2014). Fisika 1. Pendalaman Materi Ilmu Pengetahuan Alam. Rayon 126
: Universitas Halu Oleo
28