Anda di halaman 1dari 22

PENUGASAN

TRANSFORMASI GEOMETRI

PEMBIMBING :
Surnata Syaefudin, S. Pd I
PENYUSUN :
1. Alfine Ghuna Kurniawan
2. Azi Santoso
3. Dede Nurtiah
4. Dimas Nurhakim
5. Dwi Oktaviani

BISNIS MANAJEMEN, TEKNOLOGI INFORMATIKA, TEKNIK


ELEKTRONIK DAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
SMK DARUL MA’ARIF PAMANUKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SMK DARUL MA’ARIF
PAMANUKAN
Jalan Eyang Tirtapraja Barat No. 101 Tlp. (0260) 552087
Pamanukan Subang 41254 Tahun Pelajaran 2019/2020

Page i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“Transformnasi Geometri”.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita yaitu
Nabi Muhamad SAW, yang telah membawa kita pada alam yang penuh dengan
cahaya ilmu pengetahuan ini.

Walaupun banyak kekurangan, akhirnya kami dapat menyelesaikan


makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran matematika
sekolah dan juga untuk menambah wawasan kami tentang materi pembelajaran.

Tugas ini dapat diselesaikan karena ada dukungan yang sangat besar dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah memberikan dukungan kepada kami dan juga terimakasih kepada
bapak Surnata Syaefudin, S. Pd I yang senantiasa memberikan bimbingan kepada
kami.

Dan kami sebagai penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
pada makalah yang kami susun terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka
dari itu, kami mengaharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik
inovatif yang dapat menjadi pelajaran bagi kami kedepan. Harapan kami, semoga
makalah ini bermanfa’at bagi kami dan juga bagi para pembaca.

Subang, 13 Maret 2021

Penulis

Page ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1
1.4 Manfaat........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Definisi Transformasi Geometri
........................................................................................................
3
2.2 Kaidah Macam-macam Transformasi Geometri
........................................................................................................
3
2.3 Komposisi Transformasi dengan Matriks
........................................................................................................
13
2.4 cara menyelesaikan soal-soal tentang geometri transformasi
........................................................................................................
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 17
3.2 Saran............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18

Page iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang
pendidikan formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat
yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi
melalui abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun
pemecahan masalah.
Didalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menjumpai peristiwa atau
kegiatan yang berhubungan dengan Ilmu Matematika. Salah satunya
“Transformasi Geometri”. Transformasi Geometri telah dikenal sejak lama,
dari zaman babilonia, yunani, para ahli aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15
dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke-18 dua dekade pertama abad
ke-19. Transformasi Geometri digunakan sebagai contoh seseorang yang
berada di escalator. Ketika seseorang berada di escalator, yang berubah adalah
tempat atau posisi orang tersebut tidak berputar, tidak bertambah tinggi, tidak
memendek atau tidak berubah bentuk, namun escalator yang membawa orang
tersebut berpindah dari atas kebawah atau dari bawah ke atas. Aplikasi yang
lainnya bisa kita lihat, seperti ukir-ukiran bali, gapura dan arsitektur pura di
Bali.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana Definisi Transformasi Geometri?
2. Bagaimana Macam-macam Transformasi Geometri?
3. Bagaimana Komposisi Transformasi dengan Matriks?
4. Bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tentang geometri
transformasi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.

Page 1
1. Mengetahui Definisi Transformasi Geometri
2. Mengetahui Macam-macam Transformasi Geometri.
3. Mengetahui Komposisi Transformasi dengan Matriks.
4. Mengetahui cara menyelesaikan soal-soal tentang geometri
transformasi?

1.4 Manfaat
1. Suatu resolusi dalam kehidupan kita. Hak ini dapat berupa pergeseran ,
percerminan, perputaran dan perubahan ukuran suatu keadaan tertentu.
2. Transformasi atau perubahan adalah karena menginginan kehidupan
yang dipenuhi dengan kebaikan dan jauh keburukan.
3. Pergeseran atau perpindahan orang pada ekslator dan lift.

Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Transformasi Geometri

Transformasi Geometri adalah perubahan kedudukan suatu titik pada


koordinat Cartesius sesuai dengan aturan tertentu. Transformasi bisa juga
dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun tertentu. Jika
kalian punya sebuah titik A(x , y) kemudian ditransformasikan oleh
transformasi T maka akan menghasilkan titik yang baru A ’ (x ’ , y ’). Secara
matematis di tulis:

Transformasi digunakan untuk untuk memindahkan suatu titik atau bangun


pada suatu bidang. Transformasi geometri adalah bagian dari geometri yang
membahas tentang perubahan (letak,bentuk , penyajian) yang didasarkan
dengan gambar dan matriks.

2.2 Macam-Macam Transformasi

A. Translasi (Pergeseran)
Translasi atau pergeseran adalah transformasi yang memindahkan
setiap titik pada bidang menurut jarak dan arah tertentu. Memindahkan
tanpa mengubah ukuran dan tanpa memutar. Kata kuncinya transformasi
ke arah yang sama dan ke jarak yang sama.

Gambar a) translasi

Page 3
Secara matematis dituliskan sebagai berikut:

B. Refleksi (Pencerminan)

Kalian pasti sering bercermin. Ketika bercermin, amatilah diri dan


bayangan kalian. Apakah memiliki bentuk dan ukuran yang sama? Amati pula
jarak diri kalian ke cermin. Samakah dengan jarak bayangan kalian ke cermin?
Dengan bercermin dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kalian akan
menemukan beberapa sifat pencerminan.
Sekarang, perhatikan lingkaran Q yang dicerminkan terhadap sumbu-y
berikut ini.

Dari gambar tersebut, kalian dapat mengatakan bahwa:


• Lingkaran Q kongruen dengan bayangannya, yaitu lingkaran Q’.
• Jarak setiap titik pada lingkaran Q ke cermin sama dengan jarak setiap titik
bayangannya ke cermin, yaitu QA = Q’ A dan PB = P’ B.
• Sudut yang dibentuk oleh cermin dengan garis yang menghubungkan setiap
titik ke bayangannya adalah sudut siku-siku.
Sifat-sifat tersebut merupakan sifat-sifat refleksi.
Dengan menggunakan sifat-sifat ini, kalian dapat menentukan bayangan
sebuah titik yang dicerminkan terhadap suatu garis atau terhadap suatu titik
lain. Perhatikan gambar berikut!

Page 4
Dari gambar tampak bahwa:
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu-x menghasilkan
bayangan titik B(a’, b’) dengan a’= a dan b’= -b.
A(a, b) B(a, -b)
a’ = a → a’ =1. a +0. b,
b’= -b → b’ = 0. a -1.b

Matriks transformasi untuk pencerminan ini adalah (10 0


−1 )
, sehingga

B= (ab '' ) = (10 0


−1 ) (ba)
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu-y menghasilkan bayangan
titik C (a' , b' ) dengan a ' =−a dan b’ = b
Sumbu - y
A(a, b) C(-a, b)
a’ = -a → a’ = -1. a +0. b,
b’= b → b’ = 0. a -1.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini

adalah (−10 01 ), sehingga

Page 5
C= ( ab '' ) = (−10 01 ) (ba)
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu y = x menghasilkan bayangan
titik D(a ' , b' ) dengan a ' =b dan b’ = a
Sumbu y = x
A(a, b) D(b, a)
a’ = b → a’ = 0. a +0. b,
b’= a → b’ = 1. a + 0.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini

(01 10), sehingga


adalah

a' 0 1 a
D=( ) = (
b' 1 0 ) (b )
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu y = -x menghasilkan bayangan
titik E( a' , b ' ) dengan a ' =−b dan b’ = -a
Sumbu y = -x
A(a, b) E(-b, -a)
a’ = -b → a’ = 0. a - 1. b,
b’= -a → b’ = -1. a + 0.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini

(−10 −10 ), sehingga


adalah

a' 0 −1 a
E=( ) = (
b' −1 0 ) ( b )
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap titik asal menghasilkan bayangan
titik F (a' ,b ' ) dengan a ' =−a dan b’ = -b
Sumbu y = -x

O(0,0)
A(a, b) F(-a, -b)
Titik asal
a’ = -a → a’ = -1.a + 0. b,

Page 6
b’= -b → b’ = -1. a - 1.b
Matriks transformasi untuk pencerminan ini

(−10 −10 ), sehingga


adalah

a' −1 0 a
F=( ) = (
b' 0 −1) ( b )
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu x = h menghasilkan bayangan
titik G(a ' , b' ) dengan a ' =2h−a dan b ’ = -b
Sumbu h = h
A(a, b) E(2 h−a , b)
a’ = 2 h−a → a’ = (-1. a + 0. b) + 2h
b’= -a → b’ = -1. a + 0.b
Matriks transformasi sebagai berikut

F= a ' = −1 0 a + 2 h
( ) ( )( ) ( )
b' 0 −1 b 0
 Pencerminan titik A(a, b) terhadap sumbu y = k menghasilkan bayangan
titik H (a ' , b' ) dengan a ' =a dan b’ = 2k -b
Sumbu h = h
A(a, b) E(a, 2k -b)
a’ = a → a’ = (1. a + 0. b) + 0
b’= 2k – b → b’ = (0. a - 1.b) + 2k
Matriks transformasi sebagai berikut

H= (ab '' ) = (10 0


−1 ) (ba) + (20k )
Bagaimana jika dua refleksi dikomposisikan?
Misalnya, titik A(a, b) dicerminkan terhadap garis x = h. Kemudian,
dilanjutkan dengan pencerminan terhadap garis x = k.
Untuk mengetahui pencerminan ini, amatilah gambar berikut!

Page 7
Dari gambar, tampak bahwa:
Garis x = h Garis x = k
A(a, b) A’(2h - a,b) A”(2(k-h) + a,b )
Dengan cara yang sama, kalian dapat menentukan bayangan titik A(a, b)
yang dicerminkan terhadap garis y = m, dilanjutkan dengan pencerminan
terhadap garis y= n sebagai berikut.
Garis y = m Garis y = n
A(a, b) A’(a, 2m - b) A”(a, 2(n - m) + b )
Sekarang, jika titik A(a, b) dicerminkan terhadap dua garis yang saling
berpotongan tegak lurus, misalnya pencerminan terhadap garis x= h,
dilanjutkan dengan pencerminan terhadap garis y 􀀠 m. Diperoleh bayangan
A”sebagai berikut.
Garis x = h Garis y = m
A(a, b) A’(2h – a,b) A”(2h – a, 2m - b )
Tabel 1.1. transformasi pencerminan
Percerminan Matriks
Pemetaan
Terhadap Transformasi
Sumbu x A(x , y) → A ’ (x ,− y )

Sumbu y A(x , y) → A ’ (−x , y )

Garis y = x A(x , y)→ A ’ ( y , x )

Garis y = -x A(x , y) → A ’ (− y ,−x )

Titik (0,0) A(x , y) → A ’ (−x ,− y )

Page 8
Garis x = h A(x , y) → A ’ (2 h−x , y) 
Garis y = k A(x , y) → A ’ (x ,2 k − y) 
Titik (h, k) A(x , y) → A ’ (2 h – x ,2 k – y ) 

C. Rotasi (Perputaran)

Dengan menggunakan jangka, Anakota membuat sebuah busur lingkaran.


Ia menusukkan jarum jangka pada titik O, kemudian memutar jangka dengan
sudut putar  berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Melalui
peragaan ini, Anakota telah melakukan rotasi sebesar  dengan pusat titik O.

Misalkan, posisi awal pensil jangka pada titik A(a, b). Setelah dirotasi
sebesar  dengan pusat titik O, posisi pensil jangka ini berada pada titik A(a’,
b’) seperti pada gambar berikut.

Posisi awal pensil jangka ini dapat pula ditulis dalam koordinat kutub,
A(r cos , r sin θ ). Adapun posisi pensil jangka setelah diputar sebesar 
dengan arah berlawanan dengan arah perputaran jarum dapat ditulis sebagai
A’(r cos ( + ))
Jadi, dinyatakan dalam bentuk matriks, persamaan tersebut menjadi
matriks berikut.
a'
A '=( )
b'
=¿

= ( ¿¿r cos θ cos ❑+ r sinθ cos ❑¿¿ )

= ( asin❑+
cos❑−b sin ❑
b cos❑ )

Page 9
= (cos ❑−sin❑ a
sin❑ b cos ❑ )( b )

Jadi, posisi pensil jangka setelah diputar sebesar tersebut adalah

(cos ❑−sin❑ a
sin❑ b cos ❑ )( b )
Uraian ini menggambarkan rumus rotasi sebesar 􀁄 dengan pusat titik O(0, 0)
sebagai berikut.

Adapun untuk rotasi sebesar dengan pusat titik P(m, n) dapat ditentukan
sebagai berikut.

Nilai bertanda positif jika arah putaran sudut berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam dan bertanda negatif jika arah putaran sudut searah
dengan arah perputaran jarum jam.
Bagaimana jika titik A(a, b) dirotasi sebesar dengan pusat titik O(0, 0).
Kemudian, rotasi lagi sebesar β dengan pusat yang sama?
Perhatikan gambar berikut!

Page 10
Tampak bahwa posisi rotasi sebesar 􀁄 dengan pusat titik O(0, 0). Kemudian
dilanjutkan rotasi sebesar βdengan pusat yang sama diwakili oleh rotasi
sebesar (α + β ¿ dengan pusat titik O(0, 0).
Akibatnya, bayangan titik A dapat kalian tentukan sebagai berikut.

A = left (matrix {a ¿ b } right = (cossin((αα++ββ)−sin ( α+β)


) cos ( α + β ) )

Contoh :

Tentukan bayangan titik A(-1, -2) yang dirotasi berturut-turut sebesar 180° dan
90° berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dengan pusat yang sama,
yaitu titik O(0, 0).

D. Dilatasi (Perkalian)
Aini dan teman-temannya berkunjung ke IPTN. Di sana, mereka
mengamati miniatur sebuah pesawat terbang. Miniatur pesawat terbang ini
mempunyai bentuk yang sama dengan pesawat terbangsesungguhnya, tetapi
ukurannya lebih kecil. Bentuk seperti miniatur pesawat terbang ini telah
mengalami dilatasi diperkecil dari pesawat terbang sesungguhnya.
Selain dilatasi diperkecil, terdapat pula dilatasi diperbesar, misalnya
pencetakan foto yang diperbesar dari klisenya. Faktor yang menyebabkan
diperbesar atau diperkecilnya suatu bangun ini disebut faktor dilatasi. Faktor
dilatasi ini dinotasikan dengan huruf kecil, misalnya k.
• Jika k ¿−¿1 atau k ¿ 1, maka hasil dilatasinya diperbesar
• Jika -1 ¿ k ¿1, maka hasil dilatasinya diperkecil
• Jika k = 1, maka hasil dilatasinya tidak mengalami perubahan
Sekarang, perhatikan lingkaran pada Gambar 6.10 yang berpusat di titik
P(4, 2) dan melalui titik Q(4, 4) berikut yang didilatasi terhadap pusat O(0, 0)

1
dengan faktor skala . Bayangan yang diperoleh adalah lingkaran yang
2
berpusat di titik P’(2, 1) dan melalui titik Q’(2, 2). Lingkaran ini sebangun
dengan lingkaran P dengan ukuran diperkecil.

Page 11
kalian dapat menentukan lingkaran hasil dilatasi ini dengan menggunakan
matriks seperti berikut.
P Q P’ Q’
1
0
( x '1
y '1
x '2
y'2 )=
2
0 ( ) 1
2
( 42 44 )=(21 22)
1
Dengan dilatasi terhadap pusat O(0, 0) dan faktor skala , diperoleh
2
lingkaran dengan titik pusat P’(2, 1) dan melalui titik Q’(2, 2).
Secara umum, dilatasi ini sebagai berikut.
• Titik P(a, b) didilatasi terhadap pusat O(0, 0) dengan faktor skala k
menghasilkan titik, P’ ( ka, kb)
Secara matematis, ditulis:

Kalian dapat menyatakannya dalam bentuk matriks berikut.

P '= (ab '' ) = (0k 0k ) = (ba)


 Titik P(a, b) didilatasi terhadap pusat F(m, n) dengan faktor skala k
menghasilkan titik P’( k (a – m)+ m, k (b- n)+ n)
Secara matematis, ditulis:

Page 12
Kalian dapat menyatakannya dalam bentuk matriks berikut.

P '= (ab '' ) = (0k 0k ) ( a−m


b−n ) m
+( )
n
Contoh:
Tentukanlah bayangan titik P(5, 6) jika didilatasikan oleh:
1. [O, 3]

Jawab:
|0,3|
P(5, 6) P’(3. 5, 3. 6) = P’(15,18)
Jadi, titik P’(15,18)

2.3 Komposisi Transformasi dengan Matriks


Transformasi T memetakan titik P(x, y) → P’(x’, y’). Hubungan antara
(x’, y’) dengan (x, y) ditentukan oleh:
x' a b x '
( ) ( )( )
x ' =ax +by atau y ' = c d y y =cx+ dy

Dengan demikian, matriks yang bersesuaian dengan transformasi T adalah

M= ( ac db )
Berikut ini adalah tabel matriks-matriks transformasi geometri berordo 2 x 2.
No Transformasi Pemetaan Matriks
Transformasi
1. Indentitas (I) ( x , y ) →( x , y ) 1 0
(0 1 )
2. Dilatasi dengan faktor skala k ( x , y ) →(kx , ky) k 0
(0 k )
3. Refleksi (M) ( x , y ) →(x ,− y ) 1 0
a. terhadap sumbu-x (M x ) ( x , y ) → (−x , y )
(0 −1 )
0
b. terhadap sumbu-y (M y ) ( x , y ) →( y , x )
c. terhadap garis y = x (M y = ( x , y ) → (− y ,−x )
(−10 −1 )

Page 13
x)
d. terhadap garis y = -x (M y =
(01 10)
-x )
(−10 −10 )

4 Rotasi terhadap titik asal ( x , y ) → ( x ' , y ' ) cos θ−sin θ


O(0,0) '
x =x cos θ− y sin θ
( sin θ cos θ )

a. Sebesar θ ( R0 ) 0 −1
y =x cos θ− y sin θ (1 0 )
'

π ( x , y ) → (− y , x )
b. Sebesar (+90 o)
2
π
( x , y ) → ( y ,−x ) (−10 10 )
c. Sebesar - (−90 o) ( x , y ) → (− y ,−x ) −1 0
2
d. Sebesar π(setengah
( 0 −1)
putaran)

Jika T 1 dan T 2 masing-masing adalah transformasi yang bersesuaian


dengan matriks-matriks.

M1 = ( ac db ) dan M =( eg hf )
2

maka komposisi transformasi yang dinyatakan dengan:


a. T 2 . T 1bersesuaian dengan perkalian matriks

M 2 . M 1=¿ ( eg hf )x ( ac db )
a. T 1 . T 2bersesuaian dengan perkalian matriks

M 1. . M 2=¿ ( ac db )x( eg hf )
Hasil perkalian M 1. . M 2 belum tentu sama dengan hasil perkalian M 2 . M 1

2.4 Cara menelesaikan soal-soal tentang Transformasi geometri


Contoh Soal

Page 14
1) Translasi
 Bayangan titik A(3 , 4), jika digeser 4 satuan ke kanan dan
5 satuan ke atas adalah . . .
Jawab :
A(3 , 4) A ’ (3+4 , 4+5)
T 4
Jadi A ’=(1 , 9) 5 ()
 Translasi yang sesuai untuk menggeser titik P(5 , 3)
sehingga diperoleh bayangan P ’(3 , 1) adalah . . .
Jawab :
a
P(5 , 3) T ()
b
P ’(3 , 1)

8
Jadi T = ( )
−4
 Titik asal dari C ’ (3 , 4) yang merupakan bayangan translasi
T (6 , 3) adalah . . .
Jawab :

T 6
C ’ (3 , 4) ( )
−3
C (x , y )

JadiC=( 3 ,1)

2) Refleksi
 Titik A(3 , 4) dicerminkan terhadap garis y=x .
Bayangan titik A tersebut adalah . . .
Jawab :
A ”(4 ,3)
 Bayangan titik R(6 ,7)oleh refleksi terhadap sumbu Y
dan dilanjutkan refleksi terhadap titik pangkal O(0,0)
adalah . . .
Jawab : R ”(6 , 7)
 Titik K (6 , 8) dicerminkan terhadap sumbu Y .
Bayangan titik K tersebut adalah . . .
Jawab :

Page 15
K ’( 6 , 8)

3) Rotasi
 Persamaan bayangan garis x + y=6 setelah
dirotasikan pada pangkal koordinat dengan sudut
putaran +90 0, adalah . . .
Jawab :
R+90 o berarti : x ’=− y → y=−x ’
y ’=x → x= y ’
disubstitusi ke : x + y=6
y ’+(−x ’ )=6
y ’ – x ’=6 → x ’ – y ’=6
Jadi bayangannya: x – y=6

 Tentukan bayangan titik (5 ,−3) oleh rotasi R(P , 90)


dengan koordinat titik P(−1 , 2) adalah . . .
Jawab :

( xy '' )=(cossin90−sin 90 x−a + a


90 cos 90 )( y−b ) ( b )

¿ ( 0−1 )( 5−1 ) + (−1 )


1 0 −3−2 2

¿ ( 0−1 )( 6 ) +( −1)
1 0 −5 2

¿ ( 6 ) + (−1 )=( 4 )
−5 2 8
Jadi bayangan ( 4 , 8)
4) Dilatasi
 Bayangan titik (9 , 3) oleh dilatasi [O, 1/3] adalah . . .
Jawab :

( xy '' )= 13 (93)
Page 16
¿ 3
()
1
Jadibayangan(3 , 1)

Page 17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a) Transformasi Geometri adalah perubahan kedudukan suatu titik pada
koordinat Cartesius sesuai dengan aturan tertentu. Transformasi bisa
juga dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun
tertentu.
b) Translasi (pergeseran) adalah transformasi yang memidahkan setiap
titik pada bidang dengan jarak dan arah tertentu.
c) Refleksi (pencerminan) adalah translasi yang memindahkan setiap
titik pada bidang dengan sifat pencerminan.
d) Rotasi (perputaran) adalah transformasi dengan cara memutar objek
dengan titik pusat tertentu.
e) Dilatasi (perkalian) adalah transformasi yang mengubah ukuran
bangun, tetapi tidak mengubah ukuran bentuknya
3.2 Saran
Setelah adanya makalah matematika sekolah Pembelajaran Transformasi
Geometri penulis harapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama
bagi pelajar yang membutuhkan ilmu ini.

Page 18
DAFTAR PUSTAKA
Alfine Ghuna Kurniawan, Azi Santoso, Dede Nurtiah, Dimas Nurhakim, dan Dwi
Oktaviani. 2008. Matematika Aplikasi Jilid. Jakarta: Pusat, pembukaan,
Pendidikan Nasional Kementrian Pendidikan

Page 19

Anda mungkin juga menyukai