Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL DISKUSI

“PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KELAS”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Pengelolaan Kelas”

DosenPengampu :
Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd,. Ph.D /Drs. Asrani, M.Pd.

Disusun Oleh
Notulen : Khalawatul Zakiah (1910125120047)
Kelompok 2

Masdiana (1910125120012)
Assa’adah Napisah (1910125120052)
Muhammad Fajar Tamami (1910125210127)
Raudatun Inayah (1910125220082)
Melly Wati (1910125220092)
Maya Aulia (1910125320042)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
Hari/Tanggal : Senin/30 Agustus 2021
Jam Perkuliahan : 15.10 - 16.50
Presentasi : Via Google meet

Pelaksanaan Diskusi
Penyaji : Kelompok 2
Moderator : Ahmad Shabirin (1910125310032)
Notulen : Khalawatul Zakiah (1910125120047)

A. Pembukaan
Moderator membuka diskusi dan mempersilahkan penyaji untuk mempresentasikan hasil
diskusi materi kelompok 2 yaitu tentang ” Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas”

B. Penyajian
Pembicara menyampaikan materi mengenai ” Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas”
melalui PPT yang telah dishare.

C. Tanya Jawab
Sesi Pertama
1. Pertanyaan dari Fatmawati (1910125120037) No. Absen 9
Apa saja yang menyebabkan ketidakdisiplinan anak di dalam kelas maupun disekolah
dan bagaimana upaya mengatasi penyebab ketidakdisiplinan tersebut?
Dijawab: Maya Aulia (1910125320042)
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketidakdisiplinan anak di kelas
maupun di sekolah antara lain
1) Faktor internal
Penyebab siswa tidak disiplin,Yang pertama berasal dari lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Banyak
sekali siswa yang jarang di perhatikan oleh kedua orang tuanya dirumah di
sebabkan orang tuanya sibuk bekerja, kondisi keluarga yang tidak harmonis
sehingga tidak jarang banyak siswa yang berbuat aneh untuk menarik perhatian
seorang gurunya di sekolah, salah satunya seperti makan dikelas, mejahili
temannya, keluar pada saat jam pelajaran. Kemudian penyebab lainnya adalah
Kurangnya istirahat juga akan mempengaruhi kondisi jasmani siswa.Kondisi
jasmani dapat mempegaruhi siswa dalam menjalankan tugas yang di berikan oleh
guru di sekolah yang di mana siswa mengerjakan tugas dari guru di sebabkan
takut di beri sanksi oleh gurunya, sehingga mengerjakan pada saat di sekolah,
menyontek temannya dan menyepelekan tugas yang di beri oleh guru dengan
alasan lupa dan sebagainya. Hubungan antar siswa yang kurang
harmonis,membuat siswa sering tidak disiplin.Beberapa hal yang dilakukan
seperti mengganggu temannya yang sedang belajar, membuat keributan,
mengucilkan siswa lain dan berkelahi dengan temannya. Hal tersebut yang
membuat tingkat kedisiplinan di dalam kelas menjadi tidak baik.Penyebab banyak
siswa yang sengaja melakukan pelanggaran-pelanggaran di sekolah karena
kurang terpenuhi kebutuhan misalnya, kurang perhatian dan kasih sayang oleh
para orang tua di rumah, kurang penghargaan, hubungan sosial kurang baik,
kebutuhan fisik yang belum tercukupi.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yangberasal dari luar diri siswa salah satunya
tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan suatu peraturan yang digunakan
pihak sekolah untuk mengatur siswanya.Wujud dari ketidakdisiplinan siswa
antara lain: siswa sering tidak hadir di sekolah, siswa datang terlambat dan
pulangnya lebih cepat (bolos).Kesadaran berdisiplin yang rendah merupakan
salah satu bukti pelanggaran tata tertib sekolah.Untuk mencegah pelanggaran
tersebut pihak atasan harus mengontrol, dan yang paling penting adalah guru
memberikan contoh kepada siswa, sehingga perilaku disiplin dapat menjadi
budaya yang patut dibanggakan. Upaya mengatasi ketidakdisiplinan siswa yaitu
dengan memberikan teguran dengan cara lisan dan tulisan, Melaksanakan proses
konseling(Konseling individu dan Konseling kelompok),Melaksanakan
bimbingan(Memberikan teguran secara halus,Memberikan nasehat,Memberikan
larangan,Melaksanakan kunjungan rumah),Memberi hukuman(Membuat
pekerjaan rumah atau tugas) upaya untuk menanggulangi ketidakdisiplinan
belajar siswa, antara lain melalui penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku
dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.

Ditambahkan: Raudatun Inayah (1910125220082)


a. Faktor ekonomi keluarga.
Faktor ekonomi keluarga bisa juga membuat anak menjadi tidak disiplin
disekolah. Anak yang harus membantu orang tua untuk mencari nafkah demi
melanjutkan kehidupan di hari esok yang bisa membuat konsentrasinya menjadi
terpecah. Tak jarang anak yang bekerja dari ia pulang sekolah hingga malam
menjelang tidur. Belum lagi rasa lelah karena harus bekerja membanting tulang
membantu kehidupan perekonomian orang tuanya itu terbawa hingga ke sekolah
yang membuat anak terpaksa harus sering melanggar disiplin sekolah, seperti :
sering terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan PR, atribut tidak lengkap,
dan ketiduran ketika jam pelajaran.
b. Faktor lingkungan sekolah, sarana dan prasarananya.
Lingkungan sekolah yang kurang nyaman dan peraturan yang membuat siswa
terlalu terikat bisa membuat beberapa siswa menjadi tidak disiplin atau peraturan
yang ada disekolah sering tidak dijalankan sehingga membuat para siswa merasa
peraturan tersebut bisa dilanggar karena tidak ada sanksi yang diberikan bagi
siswa yang melakukan pelanggaran disiplin di sekolah. Seperti :
- Larangan bagi siswa untuk membawa handphone ke sekolah, namun banyak
siswa yang membawa handphone ke sekolah karena tidak ada ‘razia’ rutin
dari pihak sekolah untuk menjalankan aturan tersebut sehingga siswa merasa
bebas untuk melanggar aturan tersebut.
c. Faktor pergaulan.
Pergaulan memberi pengaruh yang besar dalam membentuk tingkah laku anak
sekolahan. Baik pergaulan dalam lingkungan sekolah atau pun di luar sekolah.
Mereka yang biasa bergaul dengan anak yang bandel dan suka melanggar
peraturan akan terbiasa dengan hal tersebut dan akan membawanya ke sekolah.
Anak-anak lain yang berteman dengannya juga bisa menjadi terpengaruh dengan
mudah. Hal ini termasuk kepada kenakalan anak jaman sekarang dalam pergaulan
masa kini. Salah satu dampak dari buruknya pergaulan para siswa yaitu siswa
merasa menjadi jagoan sekolah sehingga tidak mau patuh dan tunduk pada
peraturan sekolah.
Cara mengatasi ketidaksiplinan tersebut yaitu
1) Melakukan pendekatan kepada siswa, cara ini dirasa cukup efektif untuk
mengetahui penyebab siswa melanggar peraturan dan disiplin sekolah.
2) Bekerja sama dengan orang tua, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk
melakukan pembinaan kepada anak diluar lingkungan sekolah.
3) Menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya kedisiplinan, yaitu dengan
memberikan penyuluhan, pengertian, dan pembinaan kepada siswa dan siswi di
sekolah.
4) Memberlakukan sanksi terhadap pelanggaran secara konsisten,
5) Perhatikan jenis sanksi yang diterapkan, karena hukuman yang terlalu keras akan
memberikan efek negates kepada siswa.
6) Hindari menindaklanjuti siswa yang melanggar aturan didalam kelas, selain tidak
efektif dalam melakukan pembinaan kepada siswa, juga akan merugikan siswa
lank arena kehilangan jam belajarnya.
7) Tidak mencap siswa dengan label buruk, seperti anak nakal, pembolos, atau anak
bandel. Karena hal ini secara tidak langsung bisa berpengaruh pada psikologis
siswa. Dengan label yang diberikan tersebut siswa malah menganggap kenakalan
yang ia lakukan adalah bagian dari dirinya, sehingga ia akan terus menerus
melakukan kenakalan tersebut.
8) Terapkan hukuman yang tepat, jika ia tidak disiplin dikelas hanya dengan rebut
atau berbicara saat jam pelajaran, maka cukup memebrikan teguran, tidak perlu
diberikan hukuman berat.

Ditambahkan Wulan Maulida Sari (1910125220052)


Upaya untuk mengatasi penyebab ketidakdisiplinan pada anak yaitu sebagai Seorang
guru itu harus mampu menumbuhkan sifat disiplin dalam diri siswa, dengan cara
yaitu:
1) Dengan membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; karena
setiap siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik
yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dalam kaitan ini guru harus
mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat
menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
2) Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya karena siswa berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standart
perilaku tinggi, bahkan ada yang mempunyai standart perilaku yang sangat
rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap guru dan berusaha
meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pergaulan
pada umumnya.
3) Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-
aturan, baik aturan khusus maupun aturan umum. Peraturan-peraturan tersebut
harus dijunjung tinggi dan silaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi
pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.

2. Pertanyaan dari Mukhlis Muntaha Al Munawar (1910125110021) No. Absen 2


Dari penjelasan kelompok,ada beberapa usaha yang dilakukan guru dalam
melaksanakan disiplin dalam kelas,salah satunya memberikan penghargaan dan
hukuman bagi siswa,yg jadi pertanyaan saya hukuman seperti apa yang pantas
diberikan kepada anak-anak baik ketika offline atau online?
Dijawab: Assa’adah Napisah (1910125120052)
Hukumannya bisa disesuaikan dengan tingkatan kelas siswa kelas rendah dan kelas
tinggih. Namun sebelum itu kita lihat dulu kesalahan si siswa ini misalkan
kelasahannya ringan tidak perlu di hukum tetapi jika lumayan berat baru bisa diberi
hukuman dan sebelum dihukum guru juga harus menasehati dan mencari penyebab
mengapa siswa melanggar peraturan tersebut. Nah kemudian kembali lagi ke
pertanyaan bagaimana hukuman untuk siswa yang tidak disiplin. Untuk kelas rendah
bisa saja kita memberi hukuman berdiri didepan kelas lalu mengakui kesalahannya
dan meminta maaf serta tidak mengulanginya lagi, atau menyapu papan tulis.
Kemudian untuk kelas tingkat tinggi bisa diminta untuk membersihkan kelas, atau
membuang sampah dll. Nah jika kasusnya online kita bisa minta siswa untuk
membuat video permintaan maaf dan tidak akan mengulanginya lagi. Namun tidak
sedikit sekolah yang menerapkan atau mempunyai aturan berupa buku disiplin yang
berisi aturan sekolah dan jika ada yang melanggarnya akan diberikan poin kepada
siswa yang melanggar dan jika poin semakin banyak terlkumpul akan dipanggil
orang tuanya untuk dinasehati kemudian jika poin sudah melampaui batas siswa juga
bisa di beri skors. Tetapi itu semua tergantung pada aturan sekolah masing-masing.

3. Pertanyaan dari Khalawatul Zakiah (1910125120047) No. Absen 11


Jika kalian sebagai guru nanti, ada siswa yang tidak disiplin dengan tugas. Misalnya
ada siswa kalian yang kelupaan membawa tugas PR, padahal PR tersebut sudah
dikerjakan di rumah, sedangkan pada hari itu kalian waktunya membahas bersama di
kelas jawaban tugas PR tersebut. Tindakan apa yang paling efektif terhadap siswa
yang kelupaan membawa PR tersebut agar ke depannya mereka lebih disiplin?
Dijawab: Masdiana (1910125120012)
Berikut ini beberapa tips lain agar Anda bisa mendisiplinkan siswa tanpa kekerasan.
a. Kenali siswa lebih dekat
Walaupun jumlah siswa yang Anda ajar tidak sedikit, mengenali setiap
kepribadian mereka adalah kewajiban. Dengan mengenal siswa lebih dekat, Anda
dapat mengetahui segala keinginan dan permasalahan yang sedang mereka alami
sehingga akan dengan mudah memberikan solusi yang tepat. Berkomunikasilah
dengan baik dan menyenangkan. Tapi, tetaplah bersikap tegas agar mereka tidak
berulah seenaknya dan mereka tetap menghormati Anda sebagai guru teladan.
Dengan demikian, mereka bisa menjaga sikap di kehidupan sehari-hari.
b. Buat aturan bersama
Ajak semua siswa di kelas menentukan peraturan bersama hukumannya.
Saat salah satu siswa melakukan kesalahan maka ada konsekuensi yang wajib
diterapkan. Jika mereka dapat bersikap disiplin maka akan mendapatkan hadiah.
Jangan berikan hukuman yang berat tapi yang ringan saja. Misalnya,
membersihkan kelas, merapikan buku di perpustakaan dan sebagainya. Sebagai
guru, Anda wajib memahami dan memilih jenis hukuman sesuai tingkat
kesalahan yang diperbuat agar menimbulkan efek jera dan tidak berpengaruh
pada psikologis siswa. Berikan pemahaman juga bahwa berbuat disiplin bukan
untuk mendapatkan hadiah melainkan untuk kebaikan mereka sendiri di masa
depan nanti. Yang penting adalah mereka memahami tugas dan kewajiban
sebagai siswa.   
c. Berikan perhatian dan kasih sayang
Didiklah semua siswa dengan perhatian dan kasih sayang. Siswa akan
menjadi lebih peduli dan mau menuruti apa yang disampaikan guru. Tunjukkan
bahwa Anda tidak membeda-bedakan mereka alias pilih kasih. Jangan berdiam
diri dan berkelilinglah di dalam kelas untuk mengetahui perkembangan belajar
siswa. Jika ada yang kesulitan memahami pelajaran, Anda dapat membantu
menjelaskan ulang agar mereka memahami pelajaran.

Sesi Kedua
1. Puteri Ade Utari (1910125220017) No. Absen 20
Apa saja hambatan dalam usaha-usaha guru menciptakan disiplin kelas?
Dijawab: Muhammad Fajar Tamami (1910125210127)
jadi ada 3 kategori hambatan dalam disiplin kelas yaitu:
a. Hambatan yang ditimbulkan guru
seperti:
1) Kata-kata sindiran tajam yang menimbulkan rasa malu peserta didik
2) Bertindak tidak sopan tanpa pertimbangan yang matang, tanpa melihat
situasi karna seorang guru itu selalu menjadi panutan atau ditiru oleh
peserta didik
3) Menggunakan metode yang kurang variatif atau monoton, sama dari hari
ke hari
4) Gagal memahami perbedaan individu peserta didik
5) Tidak memberikan umpan balik kepada hasil kerja peserta didik
b. hambatan yang ditimbulkan oleh peserta didik seperti:
1) Anak yang suka berbuat aneh yang semata-mata untuk menarik perhatian
di kelas
2) Anak dari keluarga yang kurang harmonis atau kurang perhatian dari
orang tuanya
3) Anak yang memiliki rasa bermusuhan atau menentang kepada semua
peraturan
4) Anak yang malas belajar atau mengerjakan tugas-tugas
c. hambatan yang ditimbulkan lingkungan
baik itu lingkungan keluarga lingkungan tempat tinggal ataupun
lingkungan sekolah karena jika lingkungan berkondisikan baik, maka
pengaruh yang diambil seseorang tersebut juga baik dan sebaliknya. Apabila
lingkungan kondisinya buruk maka buruk pula yang diperolehnya.

Ditambahkan: Nurul Azmy (1910125120017)


Penyebab masalah dalam pengelolaan kelas itu bisa ditimbulkan dari
seorang guru dan juga bisa timbul dari siswa itu sendiri. Faktor yang
Mempengaruhi Manajemen Kelas Berhasilnya manajemen kelas dalam
menerapan disiplin memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukunganya, juga
dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru.
Untuk mewujudkan manajemen kelas yang baik, ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, antara lain:
a. Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap
hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi
syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Adapun
kondisi fisik ini meliputi: Ruangan tempat berlangsunya proses belajar
mengajar, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya,
pengaturan penyimpanan barang-barang.
b. Kondisi sosio emosional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap proses belajar mengajar,
kegairahan peserta didik merupakan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran.
Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi, tipe kepemimpinan guru, sikap
guru, suara guru
c. Kondisi organisional
Kegiatan rutin yang secara organisisonal yang dilakukan baik tingkat
kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan
kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah di atur secara jelas dan telah di
komunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas pula bagi
mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan
yang baik. kegiatan ini berupa pembinaan hubungan baik atau (raport).

2. Fitri Handayani (1910125320007) No. Absen 48


Apa saja teknik pembinaan dan penerapan disiplin di sekolah?
Dijawab: Assa’adah Napisah (1910125120052)
Teknik Pembinaan dan Penerapan Disiplin di Sekolah
Ada teknik dalam membina disiplin
1) Teknik external control
Dalam proses pembinaan disiplin suatu kelas, guru dapat
mempergunakan teknik external control, yaitu mengendalikan dari luar
berupa bimbingan atau pengawasan. Peserta didik di dalam kelas senantiasa
terus diawasi dan dikontrol agar tidak terbawa dalam kegiatan-kegiatan yang
destruktif dan tidak produktif. Yang perlu diperhatikan, bahwa dalam
menggunakan teknik ini hendaklah disesuaikan dengan taraf perkembangan
peserta didik. Menurut teknik ini, peserta didik di dalam kelas harus terus-
menerus didisiplinkan dan jika perlu ditakuti dengan hukuman dan hadiah.
Hukuman diberikan kepada peserta didik yang tidak disiplin di dalam kelas,
sedangkan hadiah diberikan kepada peserta didik yang berdisiplin di dalam
kelas.
2) Teknik internal control
Teknik internal control merupakan kebalikan dari teknik external
control. Teknik internal control mengusahakan agar peserta didik dapat
mendisiplinkan diri sendiri di dalam kelas. Dalam teknik ini, peserta didik
diajarkan akan pentingnya disiplin. Sesudah peserta didik sadar, ia akan
mawas diri serta berusaha mendisiplinkan diri sendiri. Jika teknik kini
dikembangkan dengan baik, akan mempunyai kekuatan yang lebih hebat
dibandingkan dengan Teknik external control. Kunci sukses penerapan teknik
ini adalah ada pada keteladanan guru dalam berdisiplin.
3) Teknik cooperative control
Dalam teknik cooperative control ini antara guru dengan peserta didik
harus bekerja sama dengan baik dalam menegakkan disiplin di dalam kelas.
Guru dan peserta didik lazimnya membuat semacam kontrak perjanjian yang
berisi aturan-aturan kedisiplinan yang harus ditaat bersama, sanksi-sanksi atas
ketidakdisiplinan juga dibuat serta ditaati bersama. Kontrak perjanjian ini
sangatlah penting karena dengan cara demikian guru dan peserta didik dapat
bekerja sama dengan baik. Kerja sama tersebut akan membuat peserta didik
merasa dihargai. Oleh karena itu dalam pembinaan disiplin kelas yang baik,
harus ada kerjasam guru dan siswa dalam mengendalikan situasi kelas ke arah
tujuan pembelajaran yang bersangkutan. Dengan adanya teknik pembiasaan
dan penerapan disiplin di kelas seperti yang telah diuraikan di atas diharapkan
mampu menumbuhkembangkan kedisiplinan bagi diri siswa. Dengan adanya
praktek yang dilakukan siswa dalam disiplin, siswa akan terlatih dalam
mengendalikan diri sehingga pada akhirnya akan terbentuk disiplin itu sendiri.

Ditambahkan: Melly Wati (1910125220042)


Dalam penerapannya guru sebagai manajer kelas dapat mengabungkan ketiga
teknik pembinaan diatas secara efektif dengan melakukan hal-hal berikut ini:
a. Guru mencontohkan perilaku yang tertib kepada peserta didiknya
Sebelum mendisiplinkan peserta didiknya, sebaiknya seorang guru
mendisiplinkan dirinya terlebih dahulu. Guru harus menunjukkan berbagai
perilaku yang tertib, baik dikelas, dilingkungan sekolah, maupun di
lingkungan masyarakat. Dari perilaku tersebut diharapkan guru dapat menjadi
model bagi peserta didiknya dalam melaksanakan perilaku disiplin.
b. Guru memisahkan peserta didik dari perilakunya
Terkadang seorang peserta didik dengan sengaja berperilaku buruk
hanya untuk membuat jengkel gurunya dan ingin mendapatkan perhatian dari
gurunya. Perilaku yang buruk tersebut dapat disebabkan kekurang-
kedewasaannya, ketidaksabarannya, frustasi, atau karena keinginannya tidak
terpenuhi. Saat menghadapi peserta didik yang berperilaku demikian, guru
harus dapat memisahkan peserta didik dari perilakunya, artinya yang dibenci
oleh guru adalah perilaku peserta didik yang buruk, bukannya peserta didik
itu sendiri. Cara pandang yang demikian dapat memfokuskan guru untuk
memecahkan masalah perilaku buruk tersebut dan membantu peserta didik
membuat pilihan perilaku yang lebih baik dari pada hanya menghukumnya.
c. Guru membuat peserta didik menerima tanggung jawabnya
Jika ada seorang peserta didik mengganggu kegiatan belajar-mengajar
di kelas kemudian guru langsung memarahinya dan memberinya hukuman
atau konsekuensi, pada saat itu guru telah menjadikan semua peserta
didiknya memfokuskan perhatiannya kepada si guru dan beberapa peserta
didik secara otomatis akan bersimpati pada si pembuat onar karena dia berada
daam posisi yang lemah. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru dapat
meminta si pembuat onar untuk menghentikan aksinya tanpa menghukum
terlebih dahulu. Jika hal tersebut belum berhasil, setelah pelajaran selesai guru
mengajak si pembuat onar berbicara empat mata, mengisi lembaran yang
menggambarkan perilaku tidak terpujinya, kemudian menandatangani
semacam kontrak, yang mana dia setuju untuk tidak mengulangi perbuatannya
dan bertanggung jawab terhadap kontrak tersebut.
d. Guru sebaiknya dapat menemukan solusi atas perilaku peserta didik yang
tidak diharapkan daripada memberikan konsekuensi
Jika terdapat peserta didik yang tidak disiplin dikelas, sebaiknya guru
menghindari untuk memberikan hukuman. Tindakan yang dapat dilakukan
adalah mengajak si peserta didik sharing untuk mengetahui mengapa ia
berbuat demikian dan meyakinkannya bahwa perbuatan itu adalah perbuatan
buruk. Setelah itu, guru memberikan pilihan solusi kepada peserta didik untuk
mengatasi perbuatan buruk tersebut.
e. Guru memberikan umpan balik yang positif ketika perilaku bertambah baik
Peserta didik akan sensitif terhadap perlakuan guru terhadap mereka.
Jika peserta didik telah memperbaiki kesalahannya maka sebaiknya guru
memberikan umpan balik positif dengan memberikan motivasi atau
memujinya agar tetap konsisten dalam melakukan perilaku terse BUT,
f. Guru menghapus bersih daftar kesalahan peserta didik dan mampu berpikir
positif kepada peserta didiknya
Guru harus meyakinkan terhadap peserta didik agar tidak melakukan
kesalahan secara berulang-ulang. Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah
dengan menghapus bersih kesalahan setelah ada upaya perbaikan dan berfikir
positif terhadap peserta didiknya.
g. Guru fokus memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berperilaku
baik
Guru dapat bekerja sama dengan peserta didik untuk dapat
mendisiplinkan mereka dengan cara bersama-sama membuat tata tertib kelas.
Setelah selesai dibuat, tata tertib kelas tersebut menjadi semacam undang-
undang kelas yang harus dipatuhi oleh setip peserta didik.
h. Guru bekerja sama dengan kepala sekolah dan wali peserta didik untuk
mengatasi perilaku buruk peserta didik
Jika terdapat peserta didik yang sulit untuk diperbaiki perilakunya
meskipun guru sudah berupaya semaksimal mungkin, guru dapat bekerja
sama dengan kepala sekolah untuk mengatasi perilaku buruk peserta didik
tersebut. Kemudian, jika kepala sekolah tidak dapat mengatasinya, maka
langkah selanjutnya adalah bekerja sama dengan wali peserta didik untuk
mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai