Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

“JENIS-JENIS PENDEKATAN, STRATEGI, MODEL, METODE, DAN TEKNIK


BAHASA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA”

Kelompok 4
Ade Pirlo (21129332)
Anisa Yuliasati (21129166)
Dwi Puja Aprilia (21129191)
Fidrathul Husna (21129207)
Salsabilla (21129477)

Dosen Pengampu :
Ari Suriani, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis-Jenis Pendekatan,
Strategi, Model, Metode, dan Teknik Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran Membaca” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ari Suriani,
S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan
terima kasih atas segala bantuan dari pihak yang telah bekerja sama dengan memberikan
tambahan baik berupa materi maupun pikirannya.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun sangat dibutuhkan guna
kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca.

Padang, 01 Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1 Membaca ......................................................................................................................... 3

2.2 Pendekatan Quantum Reading……………………………………….…………………6

2.3 Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)……………………..………….9

2.4 Strategi Preview, Assess, Choose, Expedite, dan Review (PACER)………………....12


2.5 Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review (PQ4R)……….…….14
2.6 Strategi Reciprocal Teaching and Question-Answer-Relationship…………..……….17

BAB III.................................................................................................................................... 23

PENUTUP ............................................................................................................................... 23

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 23

3.2 Saran .............................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa
memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis, berbicara,
dan menyimak dalam berbagai ranah berbahasa. Untuk itu corak pembelajaran harus lebih
diwarnai dengan kegiatan berbahasa. Demikian pula dalam pembelajaran membaca di
sekolah dasar.
Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata membaca? ada
yang berpikir membaca adalah kegiatan yang membosankan. Ada juga yang mengatakan
bahwa membaca hanya kegiatan menyita waktu, tenaga dan pikiran. Bahkan ada yang
berasumsi bahwa membaca bukanlah kegiatan yang bermanfaat. Asumsi- asumsi ini
sering muncul dikalangan murid SD masa kini. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya
dorongan dari guru agar murid mau membaca secara rutin. Perpustakaan sekolah yang
kurang menarik perhatian bagi murid, hal ini disebabkan oleh suasana di ruang
perpustakaan yang kurang nyaman serta koleksi buku- buku yang tersedia kurang
memadai. Faktor lain juga karena murid terbiasa dicecoki oleh informasi instan yang
mereka dapatkan dari media TV maupun media elektronik lainnya.
Kegiatan membaca secara lebih luas, dengan menengok sendi-sendi budaya
masyarakat yang pada dasarnya kurang mempunyai landasan budaya baca, atau
pewarisan secara intelektual. Masyarakat dalam memberitakan sesuatu termasuk cerita-
cerita terdahulu lebih mengandalkan budaya tutur daripada tulisan. Latar budaya tulisan
itulah yang menjadi salah satu penyebab lemahnya budaya baca masyarakat, termasuk
minat pada pustaka dan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu
pengetahuan.
Faktor lain yang mempengaruhi minimnya minat baca, yaitu mereka kurang
diperkenalkan dengan dunia baca oleh orang tua mereka. Karena anakanak yang mampu
membaca sejak dini ternyata memiliki orang tua yang mau menyempatkan waktu untuk
kegiatan membaca bersama anaknya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan membaca?


2. Bagaimana Pendekatan Quantum Reading?
3. Bagaimana Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)?
4. Bagaimana Strategi Preview, Assess, Choose, Expedite, dan Review (PACER)?
5. Bagaimana Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review (PQ4R)?
6. Bagaimana Strategi Reciprocal Teaching and Question-Answer-Relationship?
1.3 Tujuan

1. Agar dapat mengetahui pengertian membaca.


2. Agar dapat mengetahui Pendekatan Quantum Reading.
3. Agar dapat mengetahui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
4. Agar dapat mengetahui Strategi Preview, Assess, Choose, Expedite, dan Review
(PACER).
5. Agar dapat mengetahui Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan
Review (PQ4R).
6. Agar dapat mengetahui Strategi Reciprocal Teaching and Question-Answer-
Relationship.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Membaca
A. Pengertian
Menurut Farr (dalam Dalman, 2013:5) mengemukakan, “reading is the heart
of education” yang artinya membaca merupakan jantung pendidikan. Dalam hal ini,
orang yang sering membaca, pendidikannya akan maju dan ia akan memiliki wawasan
yang luas. Tentu saja hasil membacanya itu akan menjadi skemata baginya. Menurut
Tampubolon (2008: 56) mengatakan bahwa membaca adalah aktivitas fisik dan
mental. Melalui membaca informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan
dapat diperoleh. Inilah motivasi pokok yang dapat mendorong tumbuh dan
berkembangnya minat membaca. Tarigan (2008: 9-10) mengemukakan bahwa tujuan
utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi,
memahami makna bacaan yang lebih rinci.
Safi`ie (2007: 2) mengatakan bahwa tiga istilah sering digunakan untuk
memberikan komponen dasar dari proses membaca yaitu recording, decoding dan
meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merupakan proses penerjemahan
rangkaian grafis kedalam kata-kata. Proses recording dan decoding biasanya
berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas 1-3 yang dikenal dengan istilah
membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses perseptual
yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa.
sementara itu, proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di kelas-kelas
tinggi.
B. Hakikat Membaca
Safi`ie (1999: 5-7) mengatakan bahwa konsep dasar membaca yaitu:
1. Membaca pada hakikatnya adalah pengembangan keterampilan, mulai dari
keterampilan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam
bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif seluruh isi bacaan.
2. Membaca pada hakikatnya adalah kegiatan visual berupa serangkaian gerakan
mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemutusan penglihatan 8 pada kata dan

3
kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh
pemahaman terhadap bacaan.
3. Membaca pada hakikatnya adalah kegiatan memahami dan mengamati kata-kata
yang tertulis, memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai.
4. Membaca adalah suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi
dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
5. Membaca pada hakikatnya adalah proses mengolah informasi dalam membaca
terjadi proses pengolahan informasi yang dilaksanakan oleh pembaca dengan
menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang
telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.
6. Membaca pada hakikatnya adalah proses menghubungkan tulisan dengan
bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan.
7. Membaca pada hakikatnya adalah kemampuan mengantisipasi makna yang
terdapat pada baris-baris dalam tulisan. Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan
bersifat mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud dari
kelompok-kelompok kata yang membawa makna.
Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan
psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual,
dalam proses ini peranan indera visual sangat penting bagi mereka yang tuna netra.
Peranan indera visual dialihkan pada indera peraba, dengan indera visual dan indera
perabanya pembaca mengenali dan membedakan gambargambar bunyi serta
kombinasi dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses itu rangkaian tulisan yang
dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata,
kelompok kata yang bermakna di samping gambar bunyi. Membaca juga mengamati
berbagai macam tanda baca yang harus dikenalinya. Tanda-tanda baca membantu
dalam memahami maksud baris-baris tulisan.
Paul dkk. (dalam Safi`ie 1999: 17) mengemukakan bahwa kegiatan membaca
meliputi proses berikut:
1. Mengamati simbol-simbol tulisan
Kegiatan membaca dimulai dengan pengamatan secara visual, di samping
pengamatan secara visual juga diperlukan kesan auditori (pendengaran), terutama
pada anak-anak yang belajar membaca permulaan. Pada anakanak yang sedang

4
dalam proses belajar membaca permulaan ini, proses membaca terjadi dengan
menghubungkan tulisan dengan bunyi dalam bahasa lisan.
2. Menginterprestasikan apa yang diamati
Proses membaca terjadi melalui proses menginterprestasikan kata, kelompok kata,
kalimat yang teramati oleh indra visual atau perabah yang kemudian dikirimkan
kepusat syaraf dalam otak. Proses menginterprestasikan atau pemahaman kata-kata
dan kalimat di dalam otak itu berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
telah di punyai oleh seseorang sebelumnya yang berkaitan dengan kata-kata,
kelompok kata dan kalimat tersebut. Oleh karena pengetahuan dan pengalaman
seseorang itu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
3. Mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis
Setiap sistem tulisan mempunyai cara mengurut penulisan sistem tulisan latin
menggunakan huruf dari kiri ke kanan. kata-kata disusun dengan kelompok kata
juga dari kiri kekanan. Selanjutnya kelompok-kelompok kata disusun menjadi
klausa dan klausa disusun menjadi kalimat dengan urutan dari kiri kekanan.
Sebaliknya sistem tulisan Arab menggunakan urutan kanan ke kiri.
4. Menghubungkan kata-kata dan maknanya dengan pengetahuan dan pengalaman
yang telah dipunyai.
Proses pemahaman seorang pembaca terhadap suatu tes bacaan terjadi oleh adanya
interaksi antara pengalaman-pengalaman yang telah dipunyainya dengan isi tes
bacaan. Jadi pemahaman tehadap suatu bacaan tidaklah semata-mata berasal dari
tes bacaan, melainkan juga oleh adanya latar belakang pengetahuan dan
pengalaman. Oleh karena pentingnya latar belakang pengetahuan dan pengalaman
seseorang dalam proses membaca permulaan, sangat diperlukan upaya-upaya untuk
memperkaya pengetahuan dan pengalaman anak.
5. Membuat inferensi dan evaluasi materi yang dibaca
Dengan menguasai keterampilan membaca seseorang dapat membaca berbagai
pengetahuan. Melalui proses pengambilan inferensi dan evaluasi yang dibaca.
Dengan demikian ada proses membaca dan membaca untuk belajar. Belajar
membaca tergantung pada motivasi dan latihan dan penguatan. Oleh karena itu
guru perlu menyadarkan anak bahwa mereka yang dapat membaca dengan baik
akan memperoleh berbagai keuntungan dalam belajar di sekolah.
6. Membangun asosiasi

5
Membaca pada dasarnya proses asosiasi. Pada waktu seseorang membaca ia
melewati beberapa tahapan asosiasi. Pertama-tama adalah asosiasi antara rangkaian
bunyi bahasa sebagai suatu lambang dari suatu benda atau peristiwa dengan benda
atau peristiwa yang dilambangkanya misalnya rangkaian bunyi kuda
membangkitkan asosiasi dengan benda yang berupa binatang berkaki empat yang
digunakan sebagai penarik bendi. Berikutnya adalah asosiasi antara gambar
rangkaian bunyi yang berupa rangkaian huruf-huruf menurut sistem tulisan tertentu
(grafhemes) dengan bunyinya (phomenemes). Proses asosiasi tersebut berlangsung
terus selama proses membaca.
7. Menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan intereksinya.
Kegiatan membaca dipengaruhi oleh sejumlah aspek afektif terutama perhatian,
sikap dan konsep diri. Aspek-aspek afektif ini menentukan seberapa besar
kesungguhan seseorang dalam membaca. misalnya, seorang anak yang mempunyai
perhatian besar terhadap suatu materi bacaan akan dengan sungguh-sungguh
membaca bacaan tersebut

2.2 Pendekatan Quantum Reading


A. Pengertian
Quantum dapat dipahami sebagai “interaksi yang mengubah energi menjadi
pancaran cahaya yang dahsyat” (Hernowo, 2004:8). Dalam konteks belajar, Quantum
dapat dimaknai sebagai “ interaksi yang terjadi dalam proses belajar niscaya mampu
mengubah berbagai potensi yang ada dalam diri anda menjadi pancaran atau ledakan
gairah (dalam memperoleh hal- hal baru) yang dapat ditularkan (ditunjukan) kepada
orang lain”. Kemahiran membaca merupakan salah satu tujuan dalam pengajaran
Bahasa Indonesia karena membaca adalah suatu proses untuk memahami sesuatu
yang tersirat atau melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata tertulis.
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan (Henry
Guntur, 1990:8).
Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan. Tanpa bisa membaca, manusia dapat dikatakan tidak bisa hidup di
zaman sekarang ini sebab hidup manusia bergantung pada ilmu pengetahuan yang
dimilikinya. Salah satu metode membaca yang cukup menyenangkan untuk
meningkatkan kemampuan dan kemauan membaca adalah Quantum Reading, metode
ini menggunakan teknik yang menyenangkan dan tidak membebani pembelajar yang

6
ingin meningkatkan kemampuan membaca.Dari konsep pembelajaran ini diharapkan
bisa meninghkatkan kemahiran dalam membaca teks khususnya dalam bidang studi
Bahasa Indonesia.
Metode Quantum Reading yaitu cara cepat dan bermanfaat untuk merangsang
munculnya potensi membaca. Membaca adalah salah satu bentuk interaksi dalam
proses belajar. Menurut (Hernano 2003:13) yang mengatakan bahwa Penerapan
Quantum Reading menyajikan sebuah konsep tentang strategi pembelajaran
membaca menjadi mudah dan cepat dengan pemahaman yang tinggi.
B. Langkah-Langkah
De Porter (2010:185) menjelaskan tentang lima langkah pembelajaran
Quantum Reading sebagai berikut:
1. Jadilah pelajar yang ingin tahu
Quantum reading berarti melontarkan pertanyaan. Sebelum memulai membaca,
murid membuat pertanyaan seputar tugas membaca tersebut, misalnya: tentang
apa tugas ini?
2. Masuki Keadaan Kondisi Terpusat
Membaca cepat menuntut konsentrasi yang tinggi. Untuk mencapai konsentrasi
yang tinggi murid dikondisikan sebaik mungkin keadaan mental, fisik dan
lingkungannya.
3. Super Scan
Murid dilatih untuk melakukan super scan dengan cara, lalui setiap halaman dari
tugas membacanya. Lihat keseluruhan halaman sekaligus. Biarkan jari mereka
“bermain ski” menurut halaman buku. Dengan gerakan bolak-balik, seperti
pemain ski yang berslalom melalui turunan, bawa mata kebawah halaman dengan
cepat. Biarkan mata mengikuti jari, mencari apapun yang menonjol judul-bab,
tebal, gambar, grafik, pertanyaan di akhir bab.
4. Membaca
Untuk meningkatkan kecepatan membaca, murid membaca sedikit lebih cepat
dari tingkat membaca nyaman. Kecepatan membaca mereka jari tangan menjaga
agar tidak kehilangan tempat dan tidak terjadi mengulang- 21 ulang kata-kata
yang sama. Saat menggunakan jari, lihatlah beberapa kata bersamaan, frase
(ungkapan) mempunyai arti yang lebih besar daripada kata yang berdiri sendiri.
5. Mengulang

7
Untuk merekatkan pembelajaran membaca, murid ditugaskan untuk mengulang
bacaan dengan cara mencatat ide pokok dari bacaan. Kemudian murid didorong
untuk menjelaskan apa yang mereka baca kepada murid lain, atau berbicara
kepada diri sendiri mengenai bacaan mereka.
C. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
Kelebihan menggunakan metode Quantum Reading yaitu dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran kemampuan
membaca pemahaman. Selain itu, Quantum Reading menggunakan kombinasi
peningkatan kemampuan memahami sangat tinggi, konsentrasi yang sangat fokus
dan strategi membaca tertentu sehingga akan mampu memanfaatkan kemampuan
otak untuk menangkap beberapa kata sekaligus.
De Porter (1999: 28), mengemukakan kelebihan menggunakan kelebihan
menggunakan metode Quantum Reading adalah sebagai berikut:
1. Membantu pembelajaran memunculkan potensi diri murid.
2. Membantu meningkatkan pemahaman membaca.
3. Mengatasi hambatan dalam membaca.
4. Menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif dalam kegiatan
membaca.
Hernowo (2003:57), mengemukakan kelebihan dan manfaat pembelajaran
membaca dengan menggunakan penerapan metode Quantum Reading.
1. Membantu murid memunculkan potensi membaca mereka secara
menyenangkan.
2. Meningkatkan pengetahuan yang lebih luas.
3. Memunculkan kepercayaan diri.
b) Kekurangan
Kelemahan dari metode belajar quantum reading menurut Tony Buzan adalah
sebagai berikut:
- Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus.
- Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup
matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.
- Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan
kondisi serta waktu yang lebih banyak.

8
2.3 Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
A. Pengertian
Strategi membaca DRTA (Directed Reading Thinking Activity) adalah strategi
membaca dan berpikir secara langsung, sehingga siswa dapat fokus terhadap teks
serta memprediksi isi dari cerita dengan membuktikannya saat membaca. Strategi
membaca DRTA dikembangkan oleh Russel G. Stauffer pada tahun 1969. Menurut
Stauffer, strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa
memprediksi dan membuktikannya ketika membaca. Dengan strategi DRTA guru bisa
memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual
serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses
informasi, dan mengevaluasi solusi sementara (Rahim, 2011:47).
Strategi membaca DRTA bertujuan agar siswa mampu membaca secara jelas
dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya
untuk membangun pemahaman. Asumsinya, pemahaman bisa ditingkatkan dengan
membangun latar belakang pengetahuan, menyusun tujuan khusus membaca,
mendiskusikan, dan mengembangkan pemahaman sesudah membaca.
Berikut ini beberapa pengertian dan penjelasan mengenai strategi membaca
DRTA dari beberapa sumber referensi:
- Menurut Walker (2012:196), strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) merupakan instruksi dalam pembelajaran membaca dengan memprediksi
apa yang penulis pikirkan, mengkonfirmasi atau merevisi prediksi dan
mengkolaborasi pendapat.
- Menurut Khomariah (2013:5), strategi pembelajaran DRTA atau Directed
Reading Thinking Activity merupakan strategi untuk mengembangkan
kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan
mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan
secara ekstensif. Strategi DRTA adalah strategi pembelajaran membaca yang
dilakukan dalam pembelajaran membaca khususnya membaca intensif dengan
melatih siswa untuk berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan
secara serius.
- Menurut Wiesendanger (2001), Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
adalah strategi prabaca, baca dan pascabaca. Dalam kegiatan ini siswa
diikutsertakan dalam menebak (mengira-ngira) akan seperti apa ceritanya (tentang
apa). Strategi Directed Reading - Thinking Activity (DRTA) juga melibatkan
9
pembaca untuk menggunakan pengalamannya untuk membangun ide pengarang.
Kegiatan ini dapat digunakan dalam setiap tingkat pembaca baik dalam grup atau
individu, baik dengan teks cerita atau penjelasan.
B. Tujuan
Tujuan penggunaan strategi membaca DRTA adalah untuk memudahkan
siswa dalam memahami isi cerita sehingga mendapatkan pengetahuan yang lebih luas
lagi, mengembangkan potensi dan daya pikir dalam memahami isi cerita serta
memiliki gambaran yang lebih luas terhadap materi yang akan dipelajari. Tujuan
membaca DRTA antara lain adalah sebagai berikut (Abidin, 2012:7):
1. Memberi guru format dasar dalam memperkenalkan pembelajaran yang sistematis.
2. Meningkatkan pemahaman siswa.
3. Memandu siswa melaksanakan baca pilih.
4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca teks.
C. Langkah-Langkah
Langkah-langkah penggunaan strategi membaca DRTA dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut (Rahim, 2009:48):
1. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul. Pada tahap ini guru menuliskan
judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa di papan tulis. Setelah itu guru
menyuruh siswa memprediksikan isi teks bacaan yang akan dibaca berdasarkan
judul tersebut.
2. Membuat prediksi dari petunjuk gambar. Langkah yang dilakukan guru pada
tahap ini adalah memajang gambar dari teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa.
Setelah itu suruhlah siswa memprediksi apa kira-kira isi dari teks bacaan yang
akan dibacanya nanti.
3. Membaca bahan bacaan atau teks. Menyuruh siswa membaca teks bacaan yang
dibagikan guru berdasarkan pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa
tersebut.
4. Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi. Setelah membaca teks tersebut guru
melakukan penilaian terhadap hasil prediksi siswa, dengan cara mengajukan
pertanyaan siapakah diantara kamu yang prediksinya tadi sama dengan teks
bacaan yang baru saja dibaca.
5. Ulangi kembali semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah
tercakup.
6. Membuat ringkasan sesuai dengan versinya masing-masing.
10
Sedangkan menurut Abidin (2012:81), tahapan dalam penggunaan strategi
membaca DRTA adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prabaca
Guru memperkenalkan bacaan, dengan jalan menyampaikan beberapa
informasi tentang isi bacaan. Siswa membuat prediksi atas bacaan yang akan
dibacanya. Jika siswa belum mampu, guru harus memancing siswa untuk membuat
prediksi. Diusahakan dihasilkan banyak prediksi sehingga akan timbul kelompok
yang setuju dan kelompok yang tidak setuju. Beberapa pancingan untuk membuat
prdiksi antara lain: 1) Menurut pendapatmu, apa isi cerita yang berjudul X ini? 2)
Bagaimana nasib tokoh cerita dalam cerpen ini? 3) Prediksi mana yang menurutmu
paling benar?
b. Tahap Membaca
Siswa membaca dalam hati cerita untuk mengecek prediksi yang telah
dibuatnya. Pada tahap ini guru harus mampu membimbing siswa agar melakukan
kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan, memperhatikan perilaku baca
siswa, dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata
dengan cara memberikan ilustrasi kata, bukan langsung menyebutkan makna kata
tersebut. Menguji, prediksi, pada tahap ini siswa diharuskan mengecek prediksi
yang telah dibuatnya. Jika prediksi yang dibuat siswa salah, siswa harus mampu
menunjukkan letak kesalahan tersebut dan mampu membuat gambaran baru
tentang isi wacana yang sebenarnya.
c. Tahap Pascabaca
Pelatihan keterampilan fundamental. Tahapan ini dilakukan siswa untuk
mengaktifkan kemampuan berpikirnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan siswa
adalah menguji kembali cerita, menceritakan kembali cerita, membuat gambar,
diagram, ataupun peta konsep bacaan, dan membuat peta perjalanan tokoh
(perjalanan yang menggambarkan keberadaan tokoh pada beberapa peristiwa yang
dialaminya).
D. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan strategi membaca DRTA antara lain adalah sebagai berikut:
- DRTA dapat menarik minat siswa dalam belajar terutama membaca cerita.
- DRTA menunjukkan pada siswa bahwa belajar bukan hanya belajar saja akan
tetapi untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya.

11
- DRTA dapat digunakan pada beberapa mata pelajaran baik isi maupun
prosedur dalam mengajar.
- DRTA merupakan aktivitas pemahaman yang memprediksi cerita sehingga
membantu siswa dalam memperoleh gambaran keseluruhan dari materi yang
sudah dibacanya.
b) Adapun kelemahan dalam penggunaan strategi membaca DRTA adalah sebagai
berikut:
- Strategi DRTA seringkali menyita banyak waktu jika pengelolaan kelas tidak
efisien.
- Strategi DRTA mengharuskan penyediaan buku bacaan dan seringkali di luar
kemampuan sekolah dan siswa.
- Melalui pemahaman membaca langsung, informasi tidak dapat diperoleh
dengan cepat, berbeda halnya jika memperoleh abstraksi melalui penyajian
secara lisan oleh guru.
2.4 Strategi Preview, Assess, Choose, Expedite, dan Review (PACER)
A. Pengertian
Menurut para ahli
- Menurut Wainwright (2006:79) “Strategi PACER adalah suatu teknik membaca
yang digunakan oleh sebagian besar pembaca cepat dan efisien, namun
fleksibilitas adalah kuncinya”.
- Menurut Agus (2008:33) “Strategi PACER merupakan metode membaca
untuk memperoleh kecepatan baca yang ideal untuk memahami bacaan sehingga
pembaca dapat membaca seefektif dan seefisien mungkin”.
- Sedangkan menurut Esther (2006:4) “Strategi PACER merupakan strategi
membaca cepat dalam meningkatkan skor dalam memahami bacaan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi PACER merupakan
strategi membaca yang mengutamakan kecepatan membaca untuk memperoleh
pemahaman dari bahan bacaan seefektif dan seefisien mungkin.
B. Langkah-Langkah
Langkah-langkah strategi PACER menurut Wainwright (2008:80) adalah sebagai
berikut:
1. Preview (meninjau)
Preview adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengenal
teks bacaan dengan cara mengenali struktur dari teks bacaan. Kegiatan preview ini
12
dilakukan pada tahap prabaca yaitu beberapa menit sebelum siswa membaca
sekilas bacaan agar siswa dapat memperoleh kesan umum tentang teks bacaan.
2. Assess (menaksir)
Assess adalah kegiatan yang dilakukan untuk menaksir isi dari teks bacaan
dilakukan dengan cara tanya jawab antara guru dan siswa. Assess dapat dilakukan
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan.
Tujuan dari kegiatan asses adalah untuk membuka skema siswa tentang bacaan
berdasarkan pengatahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya upaya
memusatkan pikiran siswa dan membangkitkan keingintauan siswa sehingga lebih
meningkatkan pemahaman dan selanjutnya membimbing siswa pada saat membaca
sehingga siswa lebih terkonsentrasi dan terarah dalam membaca sekilas teks
bacaan.
3. Choose (memilih)
Choose merupakan kegiatan ketiga yang dilakukan siswa dengan cara membaca
sekilas teks bacaan. Pada kegiatan ini siswa memilih untuk membaca sekilas
bagian-bagian yang dianggap penting dan mudah dengan teknik dan
prosedur membaca sekilas yang benar dan tepat.
4. Expedite (mempercepat)
Expedite adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat membaca sekilas teks
bacaan dengan cara memperlambat kecepatan membacanya pada bagian-bagian
yang dianggap penting dan mempercepat kecepatan membacanya pada bagian yang
dianggap kurang atau tidak penting. Dalam kegiatan expedite ini, ketika siswa
membaca sekilas teks bacaan siswa diarahkan untuk menemukan pikiran pokok
dari tiap paragraf yang ada di dalam teks bacaan.
5. Review (meninjau kembali)
Review merupakan kegiatan untuk melihat kembali keseluruhanisi teks bacaan.
Tujuan dari review adalah untuk membantu dayaingat dan memperjelas
pemahaman siswa tentang teks bacaan. Pada tahapan review ini, siswa ditugaskan
untuk membuat kesimpulan dan menjawab pertanyaan tentang teks bacaan secara
keseluruhan.
C. Pembelajaran Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PA C E R
1. Tahap Prabaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Tahap prabaca adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sebelum siswa
melakukan kegiatan membaca. Pada pembelajaran membaca sekilas dengan
13
menggunakan strategi PACER, kegiatan yang dilakukan pada tahap prabaca
adalah preview dan assess. Adapun kegiatan preview (mengamati) dalam
membaca sekilas, yaitu siswa diminta untuk mengamati secara umum teks bacaan
berdasarkan judul dan gambar yang dipajang di depan kelas. Apabila
kegiatan preview sudah dilakukan siswa, selanjutnya diteruskan ke kegiatan
assess yaitu dapat dilakukan dengan menaksir/ memprediksi isi dari teks
bacaan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya
memusatkan pikirannya.
2. Tahap Saat baca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Pada tahap saat baca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah choose dan
expedite. Adapun kegiatan choose dilakukan siswa siswa memilih untuk membaca
sekilas bagian-bagian yang dianggap penting dan mudah dengan teknik dan
prosedur membaca sekilas yang benar dan tepat. Selanjutnya apabila kegiatan
choose telah selesai dikerjakan siswa, selanjutnya dilakukan kegiatan Expedite.
Dalam kegiatan expedite, siswa dibimbing untuk meningkatkan kecepatan
membacanya pada teks bacaan. Pada saat membaca sekilas teks bacaan, siswa
dibimbing untuk memperlambat kecepatan membacanya pada bagian-bagian yang
dianggap penting dan melewatkan bagian- bagian dari teks bacaan yang dianggap
merupakan bagian yang kurang atau tidak penting. Tujuan dari kegiatan
expedite ini agar siswa mampu menemukan pikiran pokok dari tiap paragraf
dengan benar. Dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan mengenai teks bacaan
(review).
3. Tahap Pascabaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Tahap pascabaca dilakukan untuk memastikan tidak ada bagian bahan bacaan
yang terlewatkan agar siswa lebih yakin maka dilakukan langkah
strategi PACER yang terakhir yaitu review (meninjau ulang). Pada tahapan review,
siswa ditugaskan untuk membuat kesimpulan teks bacaan. Guru menguji sampai
dimana kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan sehingga dapat
membuat kesimpulan yang benar sesuai dengan isi bacaan.
2.5 Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review (PQ4R)
A. Pengertian
Strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat menentukan
tingkat keberhasilan tujuan yang ingin dicapai. Begitu juga dengan pembelajaran
membaca, strategi yang digunakan sangat menentukan tingkat keberhasilan
14
keterampilan membaca. Berbagai strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran
membaca. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi PQ4R.
Iskandarwassid dan Sunendar (2008:11) mengatakan bahwa “strategi PQ4R
merupakan strategi belajar elaborasi yang efektif dalam membantu peserta didik
menghafal informasi bacaan”. Trianto (2009:150) mengatakan bahwa “strategi PQ4R
merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi, stretegi ini digunakan untuk
membantu peserta didik mengingat apa yang mereka baca dan dapat membantu proses
belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku”.
Pratiwi (dalam Trianto, 2007: 146) mengungkapkan Strategi PQ4R merupakan
salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa
mengingat apa yang mereka baca dan dapat membantu proses pembelajaran di kelas
yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Kegiatan membaca buku
bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Oleh
karena itu keterampilan pokok pertama yang harus dikembangkan dan dikuasahi oleh
siswa adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan lainnya.
Pengertian strategi PQ4R yang dijelaskan oleh beberapa para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi.
Strategi PQ4R digunakan dalam pembelajaran membaca untuk membantu peserta
didik mengingat apa yang telah dibacanya dari teks melalui enam tahapan yaitu,
preview (membaca selintas dengan cepat), question (membuat pertanyaan), read
(membaca secara cermat), reflect (memahami informasi), recite (merenung kembali),
review (membuat rangkuman) (Mahyu, 2018).
B. Langkah-Langkah
PQ4R merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan untuk proses
pembelajaran membaca. PQ4R memiliki langkah-langkah yang dapat memudahkan
peserta didik dalam memahami dan mengingat apa yang telah mereka baca. Trianto
(2009:151) mengatakan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi
membaca adalah:
1. Preview
Langkah pertama ini dimaksudkan agar peserta didik membaca selintas dengan
cepat sebelum memulai membaca bahan bacaan peserta didik yang memuat tentang
materi. Peserta didik dapat memulai dengan membaca topik-topik, subtopik utama,
judul dan subjudul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraf atau
ringkasan pada akhir suatu bab. Apabila hal itu tidak ada, peserta didik dapat
15
memeriksa setiap halaman dengan cepat, membaca satu atau dua kalimat di sana-
sini sehingga diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari.
Perhatikan ide pokok yang akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan
peserta didik. Dengan ide pokok ini akan memudahkan mereka memberi
keseluruhan ide yang ada.
2. Question
Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri
untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan peserta didik. Gunakan judul dan
subjudul atau topik dan subtopik utama. Awali pertanyaan dengan menggunakan
kata “apa, siapa, mengapa, dan bagaimana”.
3. Read
Baca karangan itu secara aktif, yakni dengan cara pikiran peserta didik harus
memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Janganlah membuat catatan-
catatan panjang. Cobalah mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan sebelumnya.
4. Reflect
Langkah keempat ini bukanlah suatu langkah terpisah dengan langkah ketiga
(read), tetapi merupakan suatu komponen ensensial dari langkah ketiga tersebut.
Selama membaca, peserta didik tidak hanya cukup mengingat atau menghafal,
tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:
a. Menghubungkan informasi itu dengan hal-hal yang telah diketahui
b. Mengaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep atau
prinsip-prinsip utama
c. Cobalah untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan
d. Cobalah untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah
yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.
5. Recite
Pada langkah kelima ini, peserta didik diminta untuk merenungkan (mengingat)
kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting
dengan nyaring dan dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Peserta didik dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan
kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan. Dari catatan -catatan yang telah dibuat
pada langkah terdahulu dan berlandaskan ide-ide yang ada pada peserta didik,
maka mereka diminta membuat inti sari materi dari bacaan.
16
6. Review
Pada langkah terakhir ini peserta didik diminta untuk membaca catatan singkat (inti
sari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan
selagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
C. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan strategi pembelajaran PQ4R menurut Trianto (2009) dalam widiyanthi
(2014:36) yaitu :
1. Sangat tepat digunakan dalam pengajaran pengetahuan yang bersifat deklaratif
berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah, dan pengetahuan penerapan
dalam pembelajaran.
2. Dapat mengaktifkan pengetahuan awal siswa dan mengawali proses
pembuatan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui
sebelumnya.
3. Membantu siswa mengingat apa yang telah dibaca/efektif membantu siswa
menghafal informasi dari bacaan.
4. Membantu siswa memahami suatu bacaan.
5. Memotivasi siswa untuk belajar sendiri.
6. Membantu siswa berfikir kritis.
7. Meningkatkan konsentrasi siswa terhadap isi bacaan.
8. Mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya
dan mengkomunikasikan pengetahunnya.
b) Kekurangan strategi pembelajaran PQ4R menurut Trianto (2009) dalam
widiyanthi (2014:36) yaitu :
1. Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku paket) tidak
tersedia di sekolah.
2. Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswa yang terlalu besar
karena bimbingan guru tidak maksimal terutama merumuskan pertanyaan
(Meirisa, 2021).
2.6 Strategi Reciprocal Teaching and Question-Answer-Relationship
A. Strategi Reciprocal Teaching
a) Pengertian
Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah strategi belajar melalui
kegiatan mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru
menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Pembelajaran
17
terbalik (reciprocal teaching) dikembangkan oleh Anne Marie Palinscar dari
Universitas Michigan dan Ane Crown dari Universitas Illinois USA.
Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan
lebih aktif. Dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih
dahulu, kemudian siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa
yang lain. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang
tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa.
Berikut ini beberapa pengertian pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)
dari beberapa sumber buku:
- Menurut Fajarwati (2010:17), Reciprocal Teaching adalah model
pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model
pembelajaran ini siswa berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi
kepada teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model
yang menjadi fasilitator dan pembimbing yang melakukan scaffolding.
Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu
kepada orang yang kurang tahu atau belum tahu.
- Menurut Suyatno (2009:64), Reciprocal Learning merupakan strategi
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa
ketrampilan-ketrampilan meta kognitif diajarkan melalui pengajaran langsung
dan pemodelan oleh guru.
- Menurut Slavin (2011:14), Reciprocal teaching adalah model pengajaran
kelompok kecil yang didasarkan pada prinsip perumusan pertanyaan melalui
pengajaran dan pemberian contoh, guru menumbuhkan kemampuan meta
kognisi terutama untuk meningkatkan kinerja baca siswa yang mempunyai
pemahaman buruk.
b) Strategi
Menurut Palinscar, model pembelajaran Reciprocal Teaching terdapat empat
strategi yang digunakan, yaitu (Hayati, 2012:17):
1. Question Generating (Membuat Pertanyaan). Dalam strategi ini, siswa diberi
kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dibahas.
Pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap penguasaan konsep
terhadap materi yang sedang dibahas.
18
2. Clarifying (Menjelaskan). Strategi Clarifying ini merupakan kegiatan penting
saat pembelajaran, terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam
memahami suatu materi. Siswa dapat bertanya kepada guru tentang konsep
yang dirasa masih sulit atau belum bisa dipecahkan bersama kelompoknya.
Selain itu, guru juga dapat mengklarifikasi konsep dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa.
3. Predicting (Memprediksi). Strategi ini merupakan strategi dimana siswa
melakukan hipotesis atau perkiraan mengenai konsep apa yang akan
didiskusikan selanjutnya oleh penyaji.
4. Summarizing (Merangkum). Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi
siswa untuk mengidentifikasikan dan mengintegrasikan informasi-informasi
yang terkandung dalam materi.
c) Langkah-Langkah
Menurut Palinscar dan Brown, langkah-langkah pembelajaran Reciprocal
Teaching adalah sebagai berikut (Sardiyanti, 2010:19):
1. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab meminpin tanya
jawab dan melaksanakan ke empat strategi pembelajaran terbalik (Reciprocal
Teaching) yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan
memprediksi.
2. Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan,
menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca.
3. Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan empat strategi
pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching), guru meminta siswa dalam
menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan tugas
kepada siswa.
4. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa
adanya guru.
5. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan
dengan penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam tanya jawab ke
tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan menurut Suyitno (2006:34), langkah-langkah dalam pembelajaran
Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan materi yang akan dikenai model Reciprocal Teaching.
Materi tersebut diinformasikan kepada siswa.
19
2. Siswa mendiskusikan materi tersebut bersama dengan teman satu
kelompoknya.
3. Siswa diminta untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang
dipelajari.
4. Guru menunjuk salah satu siswa sebagai wakil dari kelompoknya untuk
menjelaskan hasil temuannya di depan kelas.
5. Siswa diberi kesempatan untuk mengklarifikasi materi yang sedang dibahas
yaitu dengan bertanya tentang materi yang masih dianggap sulit sehingga tidak
dapat dipecahkan dalam kelompok. Guru juga berkesempatan untuk
melakukan kegiatan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
konsep siswa.
6. Siswa mendapat tugas soal latihan secara individual termasuk soal yang
mengacu pada kemampuan siswa dalam memprediksi pengembangan materi
tersebut.
7. Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang sedang dibahas
d) Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut (Azis,
2007:113):
1. Mengembangkan kreativitas siswa.
2. Memupuk kerja sama antar siswa.
3. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan
mengembangkan sikap.
4. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
5. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
6. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan
dalam waktu singkat.
7. Menumbuhkan sifat menghargai guru karena siswa akan merasakan
perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat
siswa ramai atau kurang memperhatikan.
8. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu
yang terbatas.
b. Kelemahan pembelajaran Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut:
1. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru
menyebabkan tujuan tak tercapai.
20
2. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering menertawakan tingkah laku
siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana.
3. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan
aktifitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir
sulit tercapai
B. Question-Answer-Relationship
a) Pengertian
Strategi pemahaman hubungan tanya jawab (QAR) mengajarkan siswa
bagaimana mengajukan pertanyaan kunci tentang bacaan mereka, dan kemudian
bagaimana menemukan jawaban atas pertanyaan mereka — apakah itu berarti
menemukan fakta tertentu, menarik kesimpulan, atau menghubungkan bacaan
dengan bacaan mereka. pengalaman sendiri. Question-Answer relationship (QAR)
adalah strategi yang akan digunakan setelah siswa selesai membaca. QAR
mengajarkan siswa bagaimana menguraikan jenis pertanyaan apa yang mereka
tanyakan dan di mana menemukan jawabannya. Empat jenis pertanyaan diperiksa
dalam QAR:
1. Right There Questions: Pertanyaan literal yang jawabannya dapat ditemukan
dalam teks. Seringkali kata-kata yang digunakan dalam pertanyaan adalah
kata-kata yang sama yang ditemukan dalam teks.
2. Pikirkan dan Cari Pertanyaan: Jawaban dikumpulkan dari beberapa bagian teks
dan disatukan untuk membuat makna.
3. Penulis dan Anda: Pertanyaan-pertanyaan ini didasarkan pada informasi yang
diberikan dalam teks tetapi siswa diminta untuk menghubungkannya dengan
pengalaman mereka sendiri. Meskipun jawabannya tidak langsung terletak
pada teks, siswa harus sudah membacanya untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
4. Sendiri: Pertanyaan-pertanyaan ini tidak mengharuskan siswa untuk membaca
bagian itu tetapi dia harus menggunakan latar belakang atau pengetahuan
sebelumnya untuk menjawab pertanyaan itu.

b) Manfaat
QAR memberdayakan siswa untuk berpikir tentang teks yang mereka
baca dan di luar itu juga. Itu menginspirasi mereka untuk berpikir kreatif dan

21
bekerja sama sambil menantang mereka untuk menggunakan keterampilan
berpikir literal dan tingkat tinggi.
c) Langkah-Langkah
1. Bergantung pada siswa Anda, Anda dapat memilih untuk mengajarkan setiap
jenis pertanyaan secara individu atau sebagai kelompok. Jelaskan kepada
siswa bahwa ada empat jenis pertanyaan yang akan mereka hadapi.
Definisikan setiap jenis pertanyaan dan berikan contohnya.
2. Bacakan bagian pendek dengan lantang kepada siswa Anda.
3. Memiliki pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya yang akan Anda
tanyakan setelah Anda berhenti membaca.Setelah Anda selesai membaca,
bacakan pertanyaan dengan lantang kepada siswa dan contohkan bagaimana
Anda memutuskan jenis pertanyaan yang harus Anda jawab.
4. Selanjutnya, tunjukkan kepada siswa Anda bagaimana menemukan informasi
untuk menjawab pertanyaan Anda (yaitu, dalam teks, dari pengalaman Anda
sendiri, dll.).
5. Setelah Anda mencontohkan proses berpikir Anda untuk setiap jenis
pertanyaan, ajaklah siswa untuk membaca petikan lainnya sendiri, dengan
menggunakan seorang rekan untuk menentukan jenis pertanyaan dan
bagaimana menemukan jawabannya.
6. Setelah siswa mempraktikkan proses ini untuk beberapa jenis pertanyaan dan
selama beberapa pelajaran, Anda dapat mengajak siswa untuk membaca
petikan dan mencoba membuat berbagai jenis pertanyaan untuk bacaan
tersebut.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan
psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual,
dalam proses ini peranan indera visual sangat penting bagi mereka yang tuna netra.
Peranan indera visual dialihkan pada indera peraba, dengan indera visual dan indera
perabanya pembaca mengenali dan membedakan gambargambar bunyi serta kombinasi
dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses itu rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma
menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata yang bermakna di
samping gambar bunyi. Membaca juga mengamati berbagai macam tanda baca yang
harus dikenalinya. Tanda-tanda baca membantu dalam memahami maksud baris-baris
tulisan.
Metode Quantum Reading yaitu cara cepat dan bermanfaat untuk merangsang
munculnya potensi membaca. Membaca adalah salah satu bentuk interaksi dalam proses
belajar. Menurut (Hernano 2003:13) yang mengatakan bahwa Penerapan Quantum
Reading menyajikan sebuah konsep tentang strategi pembelajaran membaca menjadi
mudah dan cepat dengan pemahaman yang tinggi.
Strategi membaca DRTA (Directed Reading Thinking Activity) adalah strategi
membaca dan berpikir secara langsung, sehingga siswa dapat fokus terhadap teks serta
memprediksi isi dari cerita dengan membuktikannya saat membaca. Strategi membaca
DRTA dikembangkan oleh Russel G. Stauffer pada tahun 1969.
Strategi PACER merupakan strategi membaca yang mengutamakan kecepatan
membaca untuk memperoleh pemahaman dari bahan bacaan seefektif dan seefisien
mungkin.
PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi PQ4R
digunakan dalam pembelajaran membaca untuk membantu peserta didik mengingat apa
yang telah dibacanya dari teks melalui enam tahapan yaitu, preview (membaca selintas
dengan cepat), question (membuat pertanyaan), read (membaca secara cermat), reflect
(memahami informasi), recite (merenung kembali), review (membuat rangkuman)
(Mahyu, 2018).

23
Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah strategi belajar melalui
kegiatan mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai guru
menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Pembelajaran terbalik
(reciprocal teaching) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif. Dimana siswa diberi
kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu, kemudian siswa menjelaskan
kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain. Guru hanya bertugas sebagai
fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi
penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa.
Strategi pemahaman hubungan tanya jawab (QAR) mengajarkan siswa
bagaimana mengajukan pertanyaan kunci tentang bacaan mereka, dan kemudian
bagaimana menemukan jawaban atas pertanyaan mereka — apakah itu berarti
menemukan fakta tertentu, menarik kesimpulan, atau menghubungkan bacaan dengan
bacaan mereka. pengalaman sendiri. Question-Answer relationship (QAR) adalah
strategi yang akan digunakan setelah siswa selesai membaca. QAR mengajarkan siswa
bagaimana menguraikan jenis pertanyaan apa

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar lebih
memahami mengenai Jenis-Jenis Pendekatan, Strategi, Model, Metode, dan Teknik
Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran Membaca sehingga meningkatkan rasa penasaran
dan ingin tahu pada diri pembaca untuk mempelajari lebih dalam lagi. Selain itu, penulis
juga berharap agar pembaca sekalian memberikan masukan dan saran terhadap makalah
yang penulis tulis.

24
DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta.Hal.166-170.

Hernowo(Ed).2003. Quantum Reading. Bandung : MLCImron

Soedarso.2001. Speed Reading; Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : PT Gramedia.

Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta: Indeks.

Fajarwati, Munifah Sri. 2010. Penerapan Model Reciprocal Teaching SebagaiUpaya


Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Xi Akuntansi RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di Smk Negeri 1 Depok. Yogyakarta: UNY.

Sardiyanti, Ria. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)


Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah.

Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah.


Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Aziz, Abdul. 2007. Metode dan Mode-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.

Fisher, D., and Frey, N, (2004). Improving Adolescent Literacy: Strategies at Work. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.

Raphael, T.E., & Au, K.H. (2005). QAR: Enhancing comprehension and test taking across
grades and content areas. The Reading Teacher, 59, 206-221.

Meirisa, S. (2021, januari 8). Retrieved from PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA
BERORIENTASI STRATEGI PQ4R .

25

Anda mungkin juga menyukai