Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BUDAYA DAN ADAT


MINANGKABAU

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Budaya Alam Minangkabau

Di Susun Oleh :
Kelompok 2

Anggota:
Fidrathul Husna (21129207)
Hardina Eka Putri (21129220)
Rahmadarati (21129099)

Dosen Pengampu :
Dra. Hamimah, M.Pd

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Sejarah dan
Perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau”. Makalah ini berisikan tentang
pengetahuan lebih terperinci tentang sejarah Budaya Alam Minangkabau terkait nama,
rumah adat, dan suku serta perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau terkait,
sandang, pangan, dan papan. Lebih khususnya lagi mudah-mudahan makalah ini
memberi sedikit banyaknya penjelasan tentang sejarah dan perkembangan budaya dan
adat Minangkabau yang wajib kita ketahui.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Pesisir Selatan, 10 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

hal
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1


A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3
A. Sejarah Budaya Alam Minangkabau terkait nama, rumah adat, dan suku .........3
1. Asal Usul Nama Minangkabau .....................................................................3
2. Asal Usul Rumah Adat Minangkabau ..........................................................4
3. Asal Usul Suku Minangkabau ...................................................................... 6
B. Perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait, sandang, pangan, dan
papan ....................................................................................................................... 8
1. Perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau terkait Sandang .................9
2. Perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau terkait Pangan .................10
3. Perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau terkait Papan ...................11
BAB III PENUTUP ....................................................................................................13
A. Kesimpulan .......................................................................................................13
B. Saran ................................................................................................................. 14

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Minangkabau adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang


berada di Provinsi Sumatera Barat. Nama Minangkabau berasal dari kata minang
yang artinya menang dan kabau yang artinya kerbau. Dalam sebuah legenda yang
beredar sejarah nama Minangkabau sendiri berawal dari ekspedisi yang dilakukan
oleh kerajaan Majapahit pada abad ke-16. Masyarakat Minangkabau memiliki
budaya yang kaya dan unik, termasuk sistem kekerabatan matrilineal. Arsitektur
tradisional yang menonjolkan rumah gadang, dan masakan khas Padang yang
terkenal di seluruh dunia. Budaya Minangkabau merupakan salah satu
kebudayaan yang kaya dan beragam di Indonesia. Masyarakat Minangkabau
memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik, seni, dan sastra yang kaya, serta
sistem sosial yang menarik. Adat istiadat Minangkabau memainkan peran sentral
dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satu aspek yang paling mencolok adalah
sistem kekerabatan matriarki, di mana garis keturunan dan warisan diwariskan
melalui ibu. Struktur rumah tangga pun didasarkan pada sistem kekerabatan
matrilineal, di mana perempuan memiliki peran penting dalam mengatur
kehidupan keluarga.
Budaya Minangkabau juga terkenal dengan adat istiadat yang masih lestari
seperti Pacu Jawi, Batagak Pangulu, Tabuik, Kerik Gigi, dan Makan Majamba.
Selain itu, masakan Minangkabau, tarian tradisional seperti tari Piring dan tari
Pasambahan, serta arsitektur rumah gadang yang megah, semuanya merupakan
bagian tak terpisahkan dari warisan budaya yang kaya.
Perkembangan budaya dan adat Minangkabau juga dipengaruhi oleh
berbagai peristiwa sejarah, termasuk kolonialisme Belanda dan proses
modernisasi. Meskipun terjadi perubahan dalam masyarakat Minangkabau, nilai-
nilai kekeluargaan, gotong royong, dan kearifan lokal tetap dijaga dan menjadi
ciri khas yang melekat kuat dalam budaya Minangkabau.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah budaya alam Minangkabau terkait nama, rumah adat, dan
suku ?
2. Bagaimana perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait sandang,
pangan, dan papan ?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui sejarah budaya alam Minangkabau terkait nama,


rumah adat, dan suku
2. Mahasiswa mengetahui perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait,
sandang, pangan, dan papan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Budaya Alam Minangkabau terkait nama, rumah adat, dan suku

1. Asal Usul Nama Minangkabau

Dalam sebuah legenda yang beredar, sejarah nama Minangkabau


sendiri berawal dari ekspedisi yang dilakukan oleh kerajaan Majapahit pada
abad ke-16. Untuk mencegah peperangan yang menimbulkan korban jiwa,
masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau milik mereka
dengan kerbau Jawa milik pasukan Majapahit. Pada waktu itu, pasukan
Majapahit disebut membawa seekor kerbau yang besar dan agresif.
Sedangkan masyarakat setempat hanya mengeluarkan seekor anak kerbau
yang lapar. Namun, mereka memasang sebilah pisau pada masing-masing
tanduk anak kerbau tersebut.Alhasil, anak kerbau dengan sebilah pisau di
tanduknya mampu mengalahkan kerbau besar milik pasukan Majapahit.
Nama Minangkabau kemudian menjadi terkenal akibat peristiwa
kemenangan tersebut. Demikian seperti diceritakan dalam buku Persamaan di
Dalam Perbedaan Budaya oleh Retno Widyastuti.
Selain itu, menurut penjelasan etimologi, kata Minangkabau berasal
dari gabungan dua buah kata, yaitu kata "minang" yang berarti kemenangan,
dan kata "kabau" yang berarti kerbau. Jadi, kata Minangkabau artinya adalah
kerbau yang menang. Pemaknaan tersebut bersumber dari peristiwa yang ada
di dalam Tambo adat Minangkabau. Tambo itu adalah suatu hikayat yang
menjelaskan tentang asal usul nenek-moyang orang Minangkabau, sampai
tersusunnya ketentuan-ketentuan adat dan budaya Minangkabau yang berlaku
sekarang.
Dengan demikian, asal usul nama Minangkabau memiliki akar dalam
cerita rakyat dan penjelasan etimologi yang menggambarkan kemenangan
kerajaan Pagaruyung dan makna dari kata "Minangkabau" itu sendiri.
Upaya penduduk setempat mengenang peristiwa bersejarah tersebut,
penduduk Pagaruyung mendirikan sebuah rumah loteng (rangkiang) dimana
atapnya mengikuti bentuk tanduk kerbau. Menurut sejarah, rumah tersebut
didirikan di batas tempat bertemunya pasukan Majapahit yang di jamu

3
dengan hormat oleh wanita cantik Pagaruyung. Tetapi, makna menang
(sebagai arti kata minang) dan kerbau (arti kata kabau) tidak semata “menang”
dalam adu kerbau tetapi lebih jauh adalah “kemenangan esensi kemanusiaan
di atas kehewanan”. Sebab, ada banyak ungkapan yang membandingkan kata
Minang dengan kabau.

Keterkaitan masyarakat Minangkabau dengan hewan kerbau ini dapat


dilihat dari berbagai identitas budaya orang Minangkabau, seperti atap rumah
adat mereka yang berbentuk layaknya menyerupai tanduk kerbau. Begitu juga
dengan pakaian adat perempuan Minangkabau yang disebut dengan baju
tanduak kabau.
Namun dari beberapa sumber lain menyebutkan bahwa nama
Minangkabau sudah ada jauh sebelum peristiwa adu kerbau itu terjadi,
dimana istilah yang lebih tepat sebelumnya adalah Minangkabwa,
Minangakamwa, Minangatamwan, dan ―Phinangkabhu. Istilah
Minangakamwa atau Minangkamba berarti Minang (sungai) Kembar yang
merujuk pada dua sungai Kampar yaitu Kampar Kiri dan Sungai Kampar
Kanan.
Sedangkan istilah Minangatamwan yang merujuk kepada Sungai
Kampar memang disebutkan dalam prasasti Kedukan Bukit dimana di situ
disebutkan bahwa pendiri Kerajaan Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang
melakukan migrasi massal dari hulu Sungai Kampar (Minangatamwan) yang
terletak di sekitar daerah Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

2. Asal Usul Rumah Adat Minangkabau

4
Menurut isi Buku Kecil Sejarah Situs-situs Budaya Minangkabau di
Jorong Batur, umumnya sejarah Minangkabau hanya dapat diketahui dari
Tambo. Tambo merupakan hiyakat ataupun cerita yang menjelaskan tentang
asal-usul nenek moyang orang Minangkabau, hingga tersusunnya berbagai
peraturan yang tersusun hingga saat ini. Namun begitu, muncul sebuah
penilaian bahwa hanya sekitar 2 persen isi cerita dalam tambo yang adalah
fakta sejarah. Hal ini disebabkan karena isi tambo dipenuhi dengan
interpretasi umum, maupun pribadi.
Rumah adat Minangkabau, yang juga dikenal sebagai Rumah Gadang,
memiliki asal usul yang kaya akan cerita dan makna budaya. Desain uniknya
menambah kekayaan dan keunikan budaya Indonesia. Rumah Gadang
menjadi makin terkenal setelah perantau mempopulerkan atapnya pada rumah
makan Padang yang tersebar di berbagai kota-kota besar. Ada beberapa versi
mengenai asal usul atap berbentuk tanduk di Rumah adat Minangkabau.
Salah satunya menyebutkan bahwa atap berbentuk tanduk ini terinspirasi dari
bentuk kapal Lancang yang melintasi Sungai Kampar. Saat tiba di muara
sungai, kapal diangkat ke daratan dan diberikan atap dengan menggunakan
tiang layar yang diikat dengan tali.
Menurut artikel yang ditulis oleh Rusdi Chaprian, sejarah bermula
pada masa kerajaan Adityawarman. Adityawarman adalah seorang raja yang
pernah memerintah di Pagaruyungan, pusat Kerajaan Minangkabau. Provinsi
ini mulai lebih terbuka dengan provinsi lainnya pada abad ke-17, khususnya
Aceh. Sebelumnya, masyarakat Minangkabau didominasi oleh agama Budha,
namun akhirnya didominasi oleh agama Islam. Masyarakat Minangkabau
percaya bahwa asal-usul nenek-moyang mereka berasal dari puncak gunung
merapi di Sumatera Barat.
Bentuk atap rumah Gadang yang juga seperti tanduk kerbau ini sering
dihubungkan dengan Tambo Alam Minangkabau, cerita tentang kemenangan
orang Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa. Hingga kini,
bentuk-bentuk menyerupai tanduk kerbau sangat umum digunakan oleh orang
Minangkabau, baik sebagai simbol atau pada perhiasan.
Rumah Gadang, di samping sebagai tempat tinggal, juga dapat
berfungsi sebagai tempat musyawarah keluarga, tempat mengadakan upacara-
upacara, pewarisan nilai-nilai adat, dan merupakan representasi dari budaya

5
matrilineal. Rumah Gadang sangat dimuliakan dan bahkan dipandang sebagai
tempat suci oleh masyarakat Minangkabau.
Dari sumber-sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa Rumah
Gadang, atau rumah adat Minangkabau, memiliki asal usul yang kaya akan
cerita dan makna budaya. Desain atapnya yang unik terkait dengan cerita
kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa,
serta terinspirasi dari bentuk kapal Lancang yang melintasi Sungai Kampar.
Selain itu, rumah ini juga merupakan representasi dari budaya matrilineal
masyarakat Minangkabau.
Bentuk gonjong yang runcing diibaratkan seperti harapan untuk
mencapai Tuhan dan dindiang, yang secara tradisional terbuat dari potongan
anyaman bambu, melambangkan kekuatan dan utilitas dari masyarakat
Minangkabau yang terbentuk ketika tiap individu menjadi bagian masyarakat
yang lebih besar dan tidak berdiri sendiri.
Ada pula yang mengatakan bahwa atap gonjong merupakan simbol
dari tanduk kerbau, simbol dari pucuk rebung, simbol kapal, dan simbol dari
bukit. Kerbau karena kerbau dinilai sebagai hewan yang sangat erat kaitannya
dengan nama Minangkabau. Pucuk rebung karena rebung merupakan bahan
makanan adat. Kapal karena orang Minangkabau dianggap berasal dari
rombongan Iskandar Zulkarnaen yang berlayar. Bukit karena daerah
Minangkabau yang berbukit.

3. Asal Usul Suku Minangkabau

6
Konon nenek moyang suku Minangkabau adalah keturunan Iskandar
Zulkarnain atau Alexander The Great. Orang Minang merupakan salah stau
bagian dari rakyat Deutro Melayu atau Melayu Muda yang melakukan
migrasi dari daratan Cina Selatan menuju Pulau Sumatera.
Migrasi ini terjadi sekitar 2.000 hingga 2.500 tahun yang lalu. Mereka
masuk dari arah timur Pulau Sumatera, kemudian menyusuri aliran sungai
Kampar hingga ke dataran tinggi. Wilayah inilah yang kemudian menjadi
kampung halaman orang Minang.
Orang Minang dan Melayu pada awalnya dianggap sama. Hingga
pada abad ke-19, penyebutan orang Minang dan orang Melayu mulai
dibedakan berdasarkan tradisi matrilineal dan patrilineal. Hukum adat
Minangkabau menjalankan sistem kekerabatan matrilineal hingga saat ini kini.
Sementara adat istiadat Melayu menjalankan sistem kekerabatan patrilineal.
Etnis Minangkabau terbagi menjadi banyak klan atau suku. Budaya
Minangkabau dibentuk oleh Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih
Nan Sebatang.
Di masa awal pembentukan budaya Minang, hanya ada 4 suku awal,
yaitu Klan Koto, Klan Bodi, Suku Caniago, dan Klan Piliang. Keempat klan
ini terbagi menjadi 2 sistem kekuasaan adat yang disebut sebagain Kelarasan.
Kelarasan Koto Piliang berkembang menjadi sistem aristokrat. Sementara
Kelarasan Bodi Caniago berkembang dengan menganut sistem konfederasi.
Nama-nama klan atau suku dari etnis Minangkabau berasal dari
bahasa Sansekerta. Bahasa Sansekerta adalah jenis bahasa yang mendapat
pengaruh dari bahasa Hindu dan Buddha yang sangat berkembang di kala itu.
Seiring dengan perkembangan budaya dan bahasa Minang, nama-
nama tersebut kemudian berkembang pengucapannya sesuai dengan logat
orang Minang. Selanjutnya, bahasa yang berkembang tersebut mendapat
pengaruh dari agama Islam.
Beberapa suku Minang yang berkembang dari 4 klan awal, antara lain:
1. Payobada 2. Putopang
3. Sikumbang 4. Tanjuang
5. Panai 6. Guci
7. Panyalai 8. Jambak

7
9. Bendang 10. Kampai
11. Kutianyie 12. Malayu
13. Sipisang 14. Mandailiang
15. Mandaliko 16. Sumagek
17. Singkuan 18. Dalimo
19. Supanjang 20. Sumpadang
21. Domi

Suku-suku yang disebutkan diatas adalah suku umum di Minangkabau.


Masih banyak suku atau klan lainnya hasil dari 4 suku awal Minang.

B. Perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait, sandang, pangan,


dan papan

Konsep "sandang, pangan, dan papan" merupakan bagian penting dari


kehidupan masyarakat Minangkabau. Berikut adalah perbedaan antara ketiganya:
 Sandang
Merujuk pada kebutuhan pakaian. Ini termasuk semua jenis pakaian yang
digunakan oleh manusia sehari-hari, seperti kaos, celana, baju, kemeja, dan jaket.
Pakaian berfungsi untuk melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, udara
dingin, serta menutup aurat dan menghindari kontak langsung dengan debu dan
kotoran.
 Pangan
Merujuk pada kebutuhan makanan, termasuk minuman. Kebutuhan ini sangat
vital bagi kelangsungan hidup manusia, karena makanan dan minuman
dibutuhkan agar energi tubuh tetap terjaga dan dapat melakukan aktivitas secara
normal
 Papan
Merujuk pada kebutuhan tempat tinggal. Ini mencakup tempat tinggal dan segala
sesuatu yang terkait dengan kebutuhan akan tempat tinggal, seperti perlengkapan
rumah tangga. Kebutuhan ini mencakup aspek tempat tinggal dan perlindungan
bagi keluarga

8
1. Perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau terkait Sandang

Perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait dengan sandang


dapat dilihat dari pemertahanan dan pengembangan busana tradisional
Minangkabau. Pakaian adat Minangkabau, seperti Limpapeh Rumah Nan Gadang
atau Bundo Kanduang untuk wanita, dan Pakaian Penghulu untuk pria,
merupakan contoh konkret dari bagaimana sandang masih dijaga dan dilestarikan
dalam masyarakat Minangkabau. Selain itu, busana tradisional Minangkabau juga
memiliki makna simbolis dan filosofis yang dalam, mencerminkan kekayaan
budaya dan adat yang turun-temurun. Hal ini menunjukkan bahwa sandang tidak
hanya sebagai kebutuhan fisik, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari
identitas dan warisan budaya masyarakat MinangkabauPakaian Pengantin
1) Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang atau Bundo Kanduang
a. Baju Batabue
b. Lambak atau Sarung
c. Minsie
d. Salempang
e. Balapak
f. Tingkuluak
g. Dukuh (Kalung)
h. Galang (Gelang)
2) Pakaian Penghulu
a. Deta atau Destar
b. Sasampiang
c. Sandang
d. Cawek
e. Tungkek
f. Keris

9
2. Perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau terkait Pangan

Perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait dengan pangan dapat


dilihat dari keanekaragaman kuliner khas Minangkabau yang terkenal di
Indonesia dan bahkan dunia. Memasak makanan yang lezat merupakan salah satu
budaya dan kebiasaan masyarakat Minangkabau. Hal ini dikarenakan seringnya
penyelenggaraan pesta adat, yang mengharuskan penyajian makanan yang nikmat.
Masakan Minangkabau tidak hanya disajikan untuk masyarakat Minangkabau
saja, tetapi juga telah dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh Nusantara.
Orang-orang Minang biasa menjual makanan khas mereka seperti rendang,
asam pedas, soto padang, sate padang, dan dendeng balado di rumah makan yang
biasa dikenal dengan Restoran Padang. Restoran Padang tidak hanya tersebar di
seluruh Indonesia, tetapi juga banyak terdapat di Malaysia, Singapura, Australia,
Belanda, dan Amerika Serikat.Rendang salah satu masakan khas Minangkabau,
telah dinobatkan sebagai masakan terlezat di dunia.

Rendang, masakan khas Minangkabau yang dinobatkan sebagai makanan


terlezat di dunia. Masakan Minangkabau merupakan masakan yang kaya akan
variasi bumbu. Oleh karenanya banyak dimasak menggunakan rempah-rempah
seperti cabai, serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, dan bawang merah.

10
Kelapa merupakan salah satu unsur pembentuk cita rasa masakan Minang.
Bahan utama masakan Minang antara lain daging sapi, daging kambing, ayam,
ikan, dan belut. Orang Minangkabau hanya menyajikan makanan-makanan yang
halal, sehingga mereka menghindari alkohol dan lemak babi. Selain itu masakan
Minangkabau juga tidak menggunakan bahan-bahan kimia untuk pewarna,
pengawet, dan penyedap rasa. Teknik memasaknya yang agak rumit serta
memerlukan waktu cukup lama, menjadikannya sebagai makanan yang nikmat
dan tahan lama.

3. Perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau terkait Papan

Perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait dengan "papan"


melalui berbagai aspek, termasuk arsitektur rumah adat, seni ukir, dan nilai-nilai
kekeluargaan. Rumah adat Minangkabau, juga dikenal sebagai rumah gadang,
merupakan contoh nyata dari hubungan budaya Minangkabau dengan "papan".
Arsitektur rumah gadang yang megah dan unik menunjukkan kekayaan seni ukir
dan penggunaan papan sebagai bahan bangunan utama. Papan dipahat dan diukir
dengan motif-motif tradisional yang khas, mencerminkan keindahan dan
kekayaan seni rupa Minangkabau.
Arsitektur Minangkabau merupakan bagian dari seni arsitektur khas
Nusantara, yang wilayahnya merupakan kawasan rawan gempa. Sehingga banyak
rumah-rumah tradisionalnya yang berbentuk panggung, menggunakan kayu dan
pasak, serta tiang penyangga yang diletakkan di atas batu tertanam. Namun ada
beberapa kekhasan arsitektur Minangkabau yang tak dapat dijumpai di wilayah
lain, seperti atap bergonjong. Model ini digunakan sebagai bentuk atap rumah,
balai pertemuan, dan kini juga digunakan sebagai bentuk atap kantor-kantor di
seluruh Sumatera Barat. Di luar Sumatera Barat, atap bergonjong juga terdapat
pada kantor perwakilan Pemda Sumatera Barat di Jakarta, serta pada salah satu
bangunan di halaman Istana Seri Menanti, Negeri Sembilan. Bentuk gonjong
diyakini berasal dari bentuk tanduk kerbau, yang sekaligus merupakan ciri khas
etnik Minangkabau.

11
Selain itu, seni ukir pada papan juga menjadi bagian penting dari identitas
budaya Minangkabau. Seni ukir ini tidak hanya terlihat pada rumah adat, tetapi
juga pada berbagai perabotan rumah tangga dan alat-alat musik tradisional. Seni
ukir ini menjadi simbol keindahan dan kekayaan kultural suku Minangkabau.
Perkembangan budaya dan adat Minangkabau juga terkait dengan nilai-
nilai kekeluargaan yang tercermin dalam penggunaan papan. Rumah gadang,
sebagai pusat kegiatan adat dan tempat tinggal bersama keluarga, menunjukkan
pentingnya papan sebagai simbol persatuan dan kebersamaan dalam budaya
Minangkabau.
Dengan demikian, perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait
erat dengan arsitektur rumah adat, seni ukir, dan nilai-nilai kekeluargaan yang
terkandung dalam penggunaan papan sebagai bahan bangunan dan hiasan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah Budaya Alam Minangkabau terkait dengan nama, rumah adat, dan
suku. Suku Minangkabau mendiami daratan tengah Pulau Sumatera bagian barat
yang sekarang menjadi Provinsi Sumatera Barat. Asal usul nama Minangkabau
cukup beragam, tetapi umumnya beranggapan nama itu timbul setelah
kemenangan adu kerbau dengan pendatang yang dianggap lebih kuat. Masyarakat
Minangkabau mempunyai rumah adat khas yang disebut sebagai Rumah Gadang.
Arsitektur bangunannya terlihat mencolok dan unik yang semakin menambah
kekayaan budaya Indonesia. Rumah Gadang, atau rumah adat Minangkabau,
memiliki asal usul yang kaya akan cerita dan makna budaya. Garis keturunan
orang Minangkabau bersifat matrilineal, dengan harta dan tanah diwariskan dari
ibu kepada anak perempuan. Budaya Minangkabau juga terkenal dengan adat
istiadat yang masih lestari seperti Pacu Jawi, Batagak Pangulu, Tabuik, Kerik
Gigi, dan Makan Majamba. Suku Minangkabau memiliki sejarah yang kaya dan
unik, mulai dari asal-usul mereka yang terkait dengan Ranah Minang di bawah
kekuasaan Kesultanan Aceh, hingga migrasi nenek moyang mereka dari daratan
Cina Selatan menuju Pulau Sumatera. Selain itu, sistem kekerabatan matrilineal
juga menjadi ciri khas yang memengaruhi struktur sosial dan budaya suku
Minangkabau.
Perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait dengan sandang
dapat dilihat dari pemertahanan dan pengembangan busana tradisional
Minangkabau. Perkembangan budaya dan adat Minangkabau terkait dengan
pangan dapat dilihat dari keanekaragaman kuliner khas Minangkabau yang
terkenal di Indonesia dan bahkan dunia. Perkembangan budaya dan adat
Minangkabau terkait dengan "papan" melalui berbagai aspek, termasuk arsitektur
rumah adat, seni ukir, dan nilai-nilai kekeluargaan.

13
B. Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar lebih


memahami mengenai Sejarah dan Perkembangan Budaya dan Adat Minangkabau,
sehingga meningkatkan rasa penasaran dan ingin tahu pada diri pembaca untuk
mempelajari lebih dalam lagi. Selain itu, penulis juga berharap agar pembaca
sekalian memberikan masukan dan saran terhadap makalah yang penulis tulis.

14
DAFTAR RUJUKAN

Britannica, The Editors of Encyclopaedia. "Minangkabau". Encyclopedia Britannica,


19 Jan. 2012, https://www.britannica.com/topic/Minangkabau. Accessed 14
February 2024.
Ain, N. (2021). Cerita Rakyat Asal Usul Nama Minangkabau. Sumbar.Inews.Id.
https://sumbar.inews.id/berita/cerita-rakyat-asal-usul-nama-minangkabau/3
Alamsyah, I. (2021). Mengenal Asal-Usul Nama Minangkabau. Kompasiana.Com.
https://www.kompasiana.com/iskandar18864/603f8a02d541df79cb68c996/men
genal-asal-usul-nama-minangkabau?page=all#section1
Redaksi. (2023). Latar Belakang Minangkabau. Minangkabaunews.Com.
https://minangkabaunews.com/latar-belakang-minangkabau/
Tripcetera. (2021). Rumah Gadang: Asal-usul & Sejarah Rumah Adat Minangkabau.
https://blog.tripcetera.com/id/rumah-gadang/
Krisnawati, E. (2020). Asal Usul Nama Minangkabau dan Sejarah Suku Minang.
Tirto.Id. https://tirto.id/asal-usul-nama-minangkabau-dan-sejarah-suku-minang-
f5aG
Zulfikar, F. (2021). Rumah Gadang: Asal Daerah, Keunikan, dan Fungsinya.
Detik.Com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5660027/rumah-gadang-
asal-daerah-keunikan-dan-fungsinya
Alfari, S. (n.d.). Rumah Gadang, Rumah Tradisional Minangkabau - ARSITAG.
Retrieved February 14, 2024, from https://www.arsitag.com/article/rumah-
gadang-rumah-tradisional-minangkabau
Reid, A. (2001). Understanding Melayu (Malay) as a Source of Diverse Modern
Identities. Journal of Southeast Asian Studies, 32(3), 295–313.
https://doi.org/10.1017/S0022463401000157
Anggun, T. G. (2016). ASAL USUL SUMATERA BARAT - SEJARAH MINANG
KABAU. Sumbarprov.Go.Id. https://sumbarprov.go.id/home/news/9280-asal-
usul-sumatera-barat-sejarah-minang-kabau.html
Prakoso, A. (n.d.). Suku Minangkabau - Sejarah, Agama, Bahasa, Perkawinan,
Budaya, Baju Adat & Kuliner. Retrieved February 14, 2024, from
https://rimbakita.com/suku-minangkabau/

15

Anda mungkin juga menyukai