Anda di halaman 1dari 25

Makalah

MEDIA, ALAT dan SUMBER PEMBELAJARAN IPS di SD


Dosen Pengampu: Dra. Hakop Walangadi, M.Si
Mata Kuliah: Pembelajaran IPS SD

Oleh:
KELOMPOK 7
Niken Ayu 151421094
Nurnaningsi 151421103
Arifah Azhara Gobel 151421110

4D

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Media, Alat dan
Sumber Pembelajaran IPS di SD”.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pembelajaran IPS SD dengan
Dosen Pengampu Ibu Dra.Hakop Walangadi, M.Si. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi
penambah wawasan bagi pembaca serta bagi kami sendiri.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.Hakop Walangadi, M.Si pada mata kuliah
Pembelajaran IPS SD yang sudah mempercayakan tugas ini kepada kami, sehingga sangat
membantu kami untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya kepada kami,
sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari
makalah ini.

Gorontalo, Maret 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................1

1.3 Tujuan .....................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................2

2.1 Media Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ............................................................................2

2.2 Alat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ................................................................................9

2.3 Sumber Pembelajaran IPS.....................................................................................................14

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................21

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................................21

3.2 Saran .....................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh
pelajaran. Namun dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian berkembang
dengan adanya buku. Pada masa itu seorang tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat
sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku
tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada
tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar bahwa tidak ada sesuatu dalam
akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan. Dari sinilah para pendidik mulai
menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar
secara menyeluruh bagi melalui semua indera, terutama indera penglihatan dan pendengaran.
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan
tingkah laku yang di harapkan. Dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
dikelas. Mengingat proses pembelajaran adalah proses komunikasi maka sekolah merupakan suatu
dunia komunikasi kecil tersendiri. Guru memegang kunci yang dapat mengontrol efektifitas dan
efesiensi komunikasi ini. Dengan semakin bertambahnya pengetahuan yang harus diberikan guru,
bertambahnya tugas guru baik sosial dan ekonomi maka, harus ada jalan keluar untuk menjawab
tantangan itu dengan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peranan
yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Dengan adanya media
pembelajaran akan menambah semangat dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan media pembelajaran IPS di SD?
2. Jelaskan alat pembelajaran IPS di SD?
3. Bagaimana sumber belajar IPS?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami media pembelajaran IPS di SD.
2. Untuk memahami alat pembelajaran IPS di SD.
3. Untuk mengetahui sumber belajar IPS.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Media Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
1. Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Alat
bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model, objek dan alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi
belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual kurang memperhatikan
aspek desain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi dengan
masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan
ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual
aids (AVA). Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi
siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut
Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi
mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan
atau informasi belajar. Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai
komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku
(behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam
pembelajaran.
Dalam teorinya, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini membantu dan
mendorong diciptakannya 9 media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses
pembelajaran. Pada tahun 1965-1970 pendekatan system (system approach) mulai menampakkan
pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan system ini
mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Setiap
program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis. Sekitar pertengahan abad ke-20,
usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu
audio-visual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam
bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas
dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Teknologi komputer adalah sebuah penemuan

2
yang memungkinkan menghadirkan atau semua bentuk stimulasi di atas sehingga pembelajaran
akan lebih optimal (Rohani, 2019).
2. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Azhar Arsyad (2014: 3) kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara
harfiah “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Sri Anitah (2012: 4) media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di
tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung
dua pihak atau dua hal. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
3. Macam-macam Media dalam Pengajaran IPS
Dalam rangka pengajaran IPS banyak sekali media yang dapat dipakai. Karena
beranekaragamnya media yang dapat dipakai, maka dapat dilakukan berbagai macam
penggolongan atas dasar kategori tertentu. Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada 4 klasifikasi
media pengajaran antara lain:
a. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection,
gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe.
b. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya transkripsi electris,
radio, rekaman pada tape recorder.
c. Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-benda tiga
dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama).
d. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.
Disamping itu media pengajaran juga dapat digolongkan atas kategori kategori:
1) Berdasarkan atas penggunaannya, media pengajaran terdiri dari:
a. Media yang tidak diproyeksikan (non-projected). Terdiri dari: papan tulis, gambar,
peta, globe, foto, model (mock-up), sketsa, diagram, grafik.

3
b. Media yang diproyeksikan (projected). Terdiri filmstrip, Overhead Proyector (OHP,
Micro Projection)
2) Berdasarkan atas gerakannya, media pengajaran terdiri dari:
a. Media yang tidak bergerak (still). Terdiri dari: filmstrip, OHP, micro projector.
b. Media yang bergerak (motion). Terdiri dari: film loop, TV, Vidio tape, dan
sebagainya
3) Berdasarkan fungsinya:
a. Visual media, media untuk dilihat seperti, gambar, foto, bagan, skema, grafik, film,
slide.
b. Audio media, yaitu media untuk didengarkan seperti: radio, piringan hitam, tape
recorder.
c. Gabungan a dan b: misalnya film bicara, TV, videotape.
d. Print media: misalnya barang-barang cetak, buku, surat kabar, majalah, buletin.
e. Dispay media, seperti: papan tulis, papan buletin, papan flannel.
f. Pengalaman sebenarnya dan tiruan, misalnya praktikum, permainan, karyawisata,
dramatisasi, simulasi.
4. Jenis-jenis Media dalam Pengajaran IPS
Jenis-jenis media pengajaran yang dapat di siapkan dan dikembangkan dalam pengajaran
IPS antara lain:
a. Media yang tidak diproyeksikan
Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya. media
yang tidak diproyeksikan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: gambar diam,
bahan-bahan grafis, serta model dan realita (Mukminan. 2000 :91).
a) Gambar diam (still- picture)
Gambar diam adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang
menggambarkan lokasi atau tempat, benda-benda serta obyek-obyek tertentu.
Gambar diam yang paling banyak digunakan dalam pengajaran IPS adalah peta,
gambar obyek-obyek tertentu, misalnya: gunung, pegunungan, lereng, lembah serta
benda-benda bersejarah.
b) Bahan-bahan grafis (graphic-materials)

4
Bahan-bahan grafis adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua
dimensi yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada
siswa (audience). Bahan grafis ini umumnya memuat lambanglambang verbal dan
tanda- tanda visual secara simbolis. Bahan-bahan grafis ini terdiri dari: grafik,
diagram, chart, sketsa, poster, kartun, dan komik.
c) Model dan realita
Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat tiga
dimensi. Jadi benda ini merupakan tiruan dari benda atau obyek sebenarnya yang
sudah disederhar.akan. Dengan model ini siswa mendapatkan pengertian yang
konkrit tentang benda atau obyek yang sebenarnya dalam bentuk yang
disederhanakan (diperbesar atau diperkecil). Model seperti ini banyak dipakai di
sekolah-sekolah dewasa ini, misalnya: model gunung berapi yang dibuat dari (tanah
liat, kertas atau semen). tiruan tentang rumah, model candi, pabrik, model tiruan bumi
(globe) dan sebagainya.
b. Media visual yang diproyeksikan
Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari dua macam yaitu:
media proyeksi yang tidak bergerak dan media proyeksi yang bergerak.
a) Media proyeksi yang tidak bergerak:
1) Şlide
Slide adalah gambar atau "image" transparant yang diberi bingkai yang
diproyeksikan dengan cahaya melalui sebuah proyektor. Slide dapat ditampilkan
satu persatu, sesuai dengan keinginan. Ada pula yang urutan penampilannya
sudah diatur sedemikian rupa dan diberi suara, sehingga disebut slide suara
(sound slide). Presentasi slide berada di bawah kontrol guru, sehingga kecepatan
serta frekwensi putarnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
2) Film strip (film rangkai)
Pada dasarnya film stip ini sama dengan slide. Perbedaan yang prinsip:
kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah atau satu persatu, sedang film
strip gambar-gambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun secara feratur
berdasarkan sequencenya. Seperti slide, film strip dapat disajikan dalam bentuk
bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-film).

5
3) Overhead Projector (OHP)
OHP adalah alat yang dirancang untuk menayangkan bahan yang berbentuk
lembaran trasparansi berisi tulisan, diagram, atau gambar dan diproyeksikan ke
layar yang terletak di belakang operatornya.
4) Opaque Projector
Media ini disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan transparansi,
tetapi bahan-bahan sebenarnya, baik benda- benda datar atau tiga dimensi, seperti
mata uang dan model- model
5) Micro Projection
Berguna untuk memproyeksikan benda-benda yang terlalu kecil (yang
biasanya diamati dengan microscope), sehingga dapat diamati secara jelas oleh
seluruh siswa.
b) Media Proyeksi yang Bergerak
1) Film
Sebagai media menerangkan pengajaran suatu film sangat bagus proses,
gerakan, perubahan, untuk atau pengulangan berbagai peristiwa masa lampau.
Film dapat berupa visual saja, apabila film itu tanpa suara, dan dapat bersifat
audio-visual, apabila film itu dengan suara.
2) Film Loop (Loop-film)
Media ini berbentuk serangkaian film ukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-
ujungnya saling bersambungan, sehingga dapat berputar terus berulang-ulang
selama tidak dimatikan. Karena tanpa suara (silent) maka guru harus memberi
narasi (komentar) sendin, sementara film terus berputar.
3) Televisi
Sebagai suatu media pendidikan, TV mempunyai beberapa kelebihan antara
lain: menarik, up to date, dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena dapat
merupakan bagian dari kehidupan luar sekolah mereka. Sifatnya langsung dan
nyata. Melalui TV siswa akan mengetahui kejadian-kejadin mutakhir, mereka
dapat mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh penting, serta melihat dan
mendengarkan pendapat mereka.
4) Video TapeRecorder (VTR)

6
Walaupun sebagian fungsi film dapat digantikan oleh video, namun tidak
berarti bahwa video tape akan menggantikan film, karena masing-masing
mempunyai karakteristik tersendiri.
c) Media Audio
Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan transmisi
suara (manusia dan suara lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Yang
termasuk media audio adalah:
1) Radio Pendidikan
Media ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, sebab dapat berguna
bagi semua tingkat pendidikan. Melalui radio, orang dapat menyampaikan ide-
ide baru, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dalam dunia
pendidikan.
Dibanding media yang lain, radio mempunyai kelebihan-kelebihan,
diantaranya: daya jangkauannya cukup luas, dalam waktu singkat, radio dapat
menjangkau audience yang sangat besar jumlahnya, dan berjauhan lokasinya.
Tetapi karena sifat komunikasinya hanya satu arah menyebabkan hasilnya sulit
untuk dikontrol
2) Rekaman Pendidikan
Melalui rekaman (recording), dapat direkam kejadian-kejadian penting,
seperti: pidato, ceramah, hasil wawancara, diskusi, dan sebagainya. Selain itu
juga dapat digunakan untuk merekam suara-suara tertentu, seperti nyanyian,
musik. suara orang atau suara binatang tertentu yang tidak mungkin didengar
langsung di ruangan kelas. Kelebihan rekaman ini adalah “play-back” dapat
dilakukan sewaktu-waktu dan berulang-ulang. sehingga bagi guru mudah
melakukan control.
d) Sistem Multi Media
Sistem multimedia adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan
visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara
kombinasi dua atau lebih media pengajaran, dikenal dengan sistem multimedia.
Perlu dimengerti bahwa konsep multimedia ini, bukan sekedar penggunaan media
secara majemuk untuk suatu tujuan pembelajaran, namun mencakup pengertian

7
perlunya integrasi masing-masing media yang digunakan dalam suatu penyajian
yang tersusun secara baik (sistematik).
Satu perangkat (kit) multimedia adalah suatu gabungan bahan- bahan
pembelajaran yang meliputi dari jenis media dan disusun atau digabungkan
berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) itu dapat mencakup slide, film
rangkai, pita suara, piringan hitam, gambar diam, grafik, transparansi, peta, buku
kerja, chart, model dan benda sebenarnya (Kemdikbud, 2017).
5. Teknik Pemilihan Media Dalam Pengajaran IPS
Media sebagai salah satu sarana dalam rangka membantu meningkatkan proses
pembelajaran, mempunyai aneka ragam jenis dan karakteristik yang berbedabeda. Oleh karena itu
seorang guru professional seharusnya memiliki kemampuan memilih secara cermat dan dapat
menggunakan media pengajaran secara tepat.
John Jarolimek mengemukakan hal-hal yang hendaknya diperhatikan oleh guru dalam
menentukan pemilihan media, yaitu:
a. Tujuan instruksional yang akan dicapai,
b. Tingkat usia dan kematangan anak,
c. Kemampuan baca anak,
d. Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran, dan
e. Keadaan/latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak.
John U. Michaels menambahkan, jenis ragam media, jangan sampai membingungkan atau
berlebihan bagi anak. Sedangkan A. Kosasih Djahiri dalam bukunya "Studi Sosial/IPS"
menambahkan lagi beberapa kriteria lain, yaitu:
a. Keadaan dan kemampuan ekonomi guru, sekolah, siswa, serta masyarakat.
b. Keadaan dan kemampuan guru dalam menggunakan media.
c. Tingkat kemanfaatannya dari pada alat membandingkan satu dengan lainnya).
Menurut M Basyiruddin Usman dan H. Asnawir (2002), ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software), mutu teknis, dan biaya.
Oleh karena itu beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih media,
antara lain:

8
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang harus diperhatikan
dalam memilih media. Dalam penerapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan
benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku.
b. Aspek materi, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Sesuai
tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil
pembelajaran.
c. Kondisi siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-betul tentang
kondisi siswa dalam memilih media. Misalnya faktor umur, intelegensi, latar belakang
pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhtian dan pertimbangan dalam
memilih media.
d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk mendesain sendiri
media yang akan dipergunakan, merupaka hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru.
Seringkali guru menganggap bahwa suatu media sangat tepat digunakan untuk suatu pokok
bahasan/tema tertentu, tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media yang diperlukan.
Sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tidak mungkin
dilakukan oleh guru.
e. Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa
secara tepat, dalam arti tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang
akan dicapai. Media sederhana mungkin akan lebih menguntungkan dari pada
menggunakan media canggih tetapi hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang
dikeluarkan.

2.2 Alat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


Pemilihan dan pemanfaatan alat peraga pembelajaran menjadi salah satu hal penting yang
harus diperhatikan guru agar proses pembelajaran dapat lebih bermakna dan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Siswa usia 7 ± 11 tahun sebenarnya berada pada tahapan yang sangat penting
karena pada tahap ini siswa mampu memahami konsep berbagai materi IPS bila dibantu oleh
benda-benda konkrit sebagai alat peraga pembelajaran. Penggunaan alat peraga pada proses belajar
IPS sangat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Karena itu pembelajaran yang

9
dilakukan pada siswa usia ini harus benar-benar direncanakan dan dilaksanakan secara maksimal
dengan menggunakan benda-benda konkrit.
1. Pengertian Belajar
Menurut Syaiful Sagala (2004: 39) menjelaskan bahwa belajar merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri.
Sedangkan menurut Slamet (2003: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Udin S. Winatapura, dkk (2007: 14) bahwa belajar sebagai proses untuk
mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan
yang memandu perilaku pada masa yang akan datang. Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian belajar pada dasarnya adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2. Pengertian Hasil Belajar
Untuk memperoleh hasil belajar yang efektif dan efisien maka hendaknya upaya yang
sangat maksimal sangat diharapkan ditambah dengan kemampuan untuk mengolah dan
mengkolaborasikan setiap hasil yang diperoleh suatu perubahan dari proses belajar mengajar yang
terarah dan berkesinambungan.
Sebagai unsur pendukung terhadap hasil belajar tersebut dapat dikemukakan pendapat
(Slamet, 1995: 2) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu proses hasil usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
3. Pengertian Alat Peraga
Machmuddin (2008:7.1) dalam tulisannya mengemukakan beberapa pendapat ahli
mengenai pengertian alat peraga, yaitu:
a. Gegne menempatkan alat peraga sebagai komponen sumber, dia mendefinisikan alat
peraga sebagai: “komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar”.

10
b. Briggs Berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk mengkomunikasi kan materi (pesan
kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai
“wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran”.
c. Yusuf Hadi Miarso melihat alat peraga sebagai makro dalam keseluruhan sistem
pendidikan sehingga definisinya berbunyi "segala sesuatu yang dapat merangsang
terjadinya proses belajar.
Menurut Anderson, alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang digunakan untuk
membantu para pengajar. Ahli lain mengemukakan bahwa alat peraga yaitu alat bantu atau
pelengkap yang digunakan guru atau siswa dalam belajar mengajar (Engkoswara, 1979:52).
Menurut (1994), pengertian alat peraga adalah media pembelajaran yang mengandung atau
membawakan ciri-ciri dari konsep yang di pelajari. Alat peraga merupakan bagian dari media
pembelajaran.
Pada pembelajaran IPS, alat peraga sebagai alat bantu yang digunakan guru bertujuan
untuk, memperjelas informasi atau pesan pembelajaran, memberi variasi dalam pembelajaran,
memperjelas struktur pengajaran, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar. Machmudin (2008:
7.4) menambahkan bahwa alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki fungsi yang
jelas, yaitu: memperjelas, memudahkan siswa memahami konsep/prinsip atau teori, dan membuat
pesan kurikulum yang akan disampaikan kepada siswa menarik, sehingga motivasi belajar siswa
meningkat dan proses belajar lebih efektif dan efisien.
4. Jenis-jenis Alat Peraga
Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu:
a. Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya paling dikenal dan sering
dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur, diperoleh dalam keadaan siap
pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.
b. Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara- negara serta
kota-kota yang disebut dalam buku teks. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan
peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.
c. Papan tulis

11
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis
dapat diterima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif. Tidak perlu menjadi seorang
seniman untuk memakai papan tulis.
Selain alat peraga yang disebutkan di atas, media mengajar yang paling dikenal di dalam
pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga berbentuk fleschard, wayang,
boneka jari, rumah palestina dan sebagainya.
5. Sifat-sifat Alat Peraga
Proses belajar yang efektif diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkret dan langsung.
Karena itu, sedapat mungkin guru harus berusaha untuk menampilkan pembelajaran dengan
memberikan pengalaman yang bersifat konkret tersebut melalui penggunaan media pembelajaran
yang tepat. Penyajian proses pembelajaran menggunakan alat peraga akan mengkomunikasikan
gagasan yang bersifat konkret, selain juga dapat me mbantu siswa mengintegrasikan pengalaman-
pengalaman sebelumnya.
Penggunaan alat peraga diharapkan dapat memperlancar proses belajar siswa serta
mempercepat pemahaman dan memperkuat daya ingat di dalam diri siswa. Selain itu alat peraga
diharapkan menarik perhatian dan membangkitkan minat serta motivasi siswa dalam belajar.
Dengan demikian pemakaian alat peraga akan sangat mempengaruhi efektifitas proses
pembelajaran yang diberikan kepada siswa, karena alat peraga mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
a. Membantu meningkatkan persepsi.
b. Membantu meningkatkan transfer belajar.
c. Membantu meningkatkan pemahaman
d. Memberikan penguatan atau pengetahuan tentang hasil yang diperoleh.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dalam
pelajaran IPS sangat penting dan dapat disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan diajarkan
pada siswa. Alat peraga merupakan media pembelajaran yang harus dihadirkan pada pembelajaran
di SD. Karena itu guru SD harus memiliki wawasan tentang media pembelajaran/alat peraga. Tentu
dengan maksud agar pengelolaan pembelajaran dapat mencapat tujuannya seperti yang telah
ditetapkan. dalam kompetensi dasar setiap mata pelajaran termasuk IPS.
6. Penggunaan Alat-Alat Visual Dalam Pembelajaran IPS, Gambar Diam Yang
Diproyeksikan

12
Berikut ini merupakan macam-macam alat visual dalam pembelajaran IPS:
a. Media yang tidak di proyeksikan.
b. Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas,
tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realita ini adalah dapat
memberikan pengalaman nyata kepada siswa. keanekaragaman makhluk hidup, ekosistem,
dan organ tanaman. Misal klasifikasi untuk mempelajari makhluk hidup,
c. Model. benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau
pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala
tertentu sebagai realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan,
peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
d. Gambar atau foto. Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media pembelajaran
karena gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
dimana saja oleh siapa saja.
e. Sketsa. Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-
bagian pokonya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau siswa
juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.
f. Diagram. Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat
memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk.
g. Bagan/Chart. Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara
bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya
secara bertahap misalnya adalah flipchart atau hidden chart.
h. Grafik. Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif,
grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau simbol-
simbol verbal yang berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek.
i. Kartun. Suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang,
situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
j. Poster. Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster
tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula
untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.

13
k. Peta dan Globe. Berfungsi untuk menyajikan data-data yang berhubungan dengan lokasi
suatu daerah baik berupa keadaan alam, hasil bumi, hasil tambang atau lain sebagainya.
l. Papan planel. Papan berlapis kain planel ini dapat berisi gambar atau huruf yang dapat
ditempel dan dilepas sesuai kebutuhan, gambar atau huruf tadi dapat melekat pada kain
planel karena di bagian bawahnya dilapisi kertas amplas.
m. Papan Buletin. Papan ini tidak dilapisi oleh kain planel, tetapi langsung ditempeli gambar
atau tulisan. Papan ini berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
Media visual lainnya seperti gambar, poster, sketsa atau diagram dapat dipakai sebagai
bahan pembuatan papan buletin.
n. Media Proyeksi. Ada beberapa kategori alat peraga. Di antaranya, kategori sederhana dan
kompleks. Kita tak harus memaksakan membuat yang kompleks. Sebab, tujuan sebenarnya
adalah untuk membantu siswa memahami materi dan mencapai kompetensinya. Sehingga,
kategori sederhana pun tetap bermakna, jika itu memang mampu membawa perubahan
dalam proses Pembelajaran (Sukowati, 2018).

2.3 Sumber Pembelajaran IPS


1. Pengertian Sumber Belajar IPS
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan atau digunakan seseorang
untuk memfasilitasi segala kegiatan belajar, baik itu secara terpisah maupun secara terkombinasi
agar dapat mempermudah seseorang dalam mencapai tujuan belajar yang dinginkan.
Beberapa pengertian atau definisi sumber belajar menurut pendapat beberapa para ahli
antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Association Educational Comunication and Tehnology AECT (As'ari, 2007)
sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
b. Menurut Edger Dale dalam Musfiqon (2012: 129) sumber belajar adalah pengalaman-
pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup
segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat menimbulkan peristiwa belajar.
c. Menurut AECT (Suratno, 2008) meliputi semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar
baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi,

14
untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan tata tempat.
d. Menurut Seels dan Richey menjelaskan bahwa sumber belajar adalah segala sumber
pendukung untuk kegiatan belajar, termasuk sistem pendukung dan materi serta lingkungan
pembelajaran. Sumber belajar bukan hanya alat dan materi yang dipergunakan dalam
pembelajaran, tetapi juga meliputi orang, anggaran, dan fasilitas.
e. Menurut Ratno Dwi Joyo S.Pd, yaitu sebagai berikut:
a) Secara sempit, yaitu buku atau bahan cetak lainnya.
b) Secara luas, yaitu segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan belajar, mencakup pengalaman-pengalaman yang
dapat dialami dan menimbulkan peristiwa, serta segala macam bahan yang digunakan untuk
memberi informasi pengetahuan. Sedangkan pengertian sumber belajar IPS adalah segala macam
bahan, pengalaman atau peristiwa yang dijadikan sebagai rujukan dalam mengumpulka informasi
yang berkaitan dengan pembelajaran materi IPS (Adam, 2011).
Bagi guru IPS buku sumber bukan satu-satunya sumber pembelajaran yang dapat
digunakan, karena buku sumber pada umumnya memuat informasi yang sudah lama. Media, alat
peraga dan lingkungan dalam pengajaran merupakan sumber pembelajaran yang dapat membantu
guru dalam melaksanakan perannya sebagai demonstrator. Banyak sumber bahan pembelajaran
berasal dari masyarakat sekitar dan sangat menarik serta relevan untuk dibicarakan di kelas karena:
a. Banyak kejadian faktuai baik alamiah maupun sosial yang baru dan terus berkembang,
seperti keadaan fisik daerah, iklim, luas dan keadaan tanah, kekayaan sumber alam, yang
semuanya mempengaruhi cara hidup, adat istiadat dan kebudayaan daerah tersebut.
Demikian juga keadaan demografis daerah itu, seperti : jumlah dan taraf kepadatan
penduduk, asal dan keturunan mereka, susunan, mata pencaharian, tingkat pendidikan dan
hal-hal lain yangbisa dijadikan bahan pelajaran pengetahuan sosial.
b. Pada setiap kelompok masyarakat terdapat lembaga-lembaga yang digunakan mengatur
tata kehidupan anggotanya, seperti lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun daerah,
juga lembaga dan organisasi politik, sosial, budaya, olah raga dan perekonomian
merupakan bahan penting bagi pelajaran bidang studi pengetahuan Sosial (Nurdin, 2012.
6).

15
2. Komponen Sumber Belajar IPS
Komponen sumber balajar adalah bagian-bagian yang membentuk sumber belajar yang
tersusun secara sistematis dan bagian-bagian tersebut antara satu dengan yang lainnya saling
berhubungan, saling mempengaruhi, serta saling melengkapi Sudjana (2007: 82) menguraikan
bahwa beberapa komponen penting yang terdapat dalam sumber belajar antara lain:
a. Tujuan, Misi, dan Fungsi
Setiap sumber belajar memiliki tujuan dan misi hingga fungsi mengapa sumber
belajar tersebut digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran. Sumber belajar itu sendiri
juga memiliki tujuan lain selain mendukung pencapaian sumber belajar, misalnya saja
museum yang digunakan untuk sumber belajar, tentunya tersebut tujuan museum bukan
hanya untuk sumber belajar, namun juga untuk menyimpan benda sejarah dan tujuan-
tujuan lainnya.
b. Keadaan Fisik
Sumber belajar tidak selalu berbentuk buku atau bentuk cetakan lain. Narasumber
atau bangunan misalnya, juga dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan bentuk atau
keadaan fisik yang berbeda. contohnya kita akan belajar tentang peninggalan sejarah di
Indonesia yaitu dengan mengunjungi langsung ke tempat bangunan Candi di DIY
Yogyakarta
c. Pesan dan Makna yang Terkandung
Setiap sumber belajar juga memiliki pesan dan maksud masing-masing. Pesan dan
makna hingga tersebut tidak selalu terurai secara ekslisit atau gamblang, terkadang
diperlukan analisis baik oleh pengajar maupun peserta didik untuk memahami apa pesan
dan makna dari sumber belajar yang digunakan. Pesan dan makna yang terkandung juga
bukan selalu tentang materi dan aspek kognitif, namun juga bisa mengandung pesan moral
dan sosial dan hal-hal lain.
d. Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar.
Dalam penggunaan sumber belajar terkadang kita dituntut harus memiliki
keterampilan tertentu dalam menggunakan sumber belajar. Misalnya kita menggunakan
sumber belajar berupa buku teks. Supaya kita dapat mengetahui informasi dari buku teks
tersebut maka kita harus memiliki keterampilan membaca dan memahami arti kata (Imran,
2014).

16
3. Klasifikasi Sumber Belajar Dan Contoh Penerapanya Dalam Pembelajaran IPS
Berikut ini klasifikasi sumber belajar berdasarkan jenisnya antara lain:
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau
proses perubahan tingkah laku. Misalnya: perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung,
dan lain-lain. Contoh penerapannya adalah ketika kita peninggalan sejarah dalam akan
mempelajari tentang pembelajaran IPS kita mengetahuinya dengan mendatangi museum
atau ketika kita ingin mengetahui tentang kegiatan ekonomi kita dapat mempelajarinya
dengan mengunjungi pasar. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya
perubahan tingkah laku bagi peserta didik, misalnya: candi, masjid, dan sebagainya.
Contoh penerapannya adalah ketika kita ingin mengetahui letak suatu wilayah kita dapat
menggunakan peta sebagai sumber belajar.
b. Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik,
misalnya: buku pelajaran, majalah, koran, dan sebagainya. Contoh penerapannya adalah
siswa sedang belajar tentang perjuangan tokoh nasional maka siswa dapat menggunakan
buku-buku teks yang berkaitan dengan perjuangan tokoh nasional sebagai sumber belajar.
c. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya kerusuhan, peristiwa bencana, dan
peristiwa lainnya. Contoh penerapannya adalah seseorang yang sedang mempelajari
peristiwa bencana banjir maka ia dapat turun secara langsung ke daerah yang sedang
dilanda banjir untuk mengetahui bagaimana peristiwa banjir dan pengaruh banjir tersebut
bagi penduduk di sekitarnya (Miarso, 2004:134).
Berdasarkan Sumber Materi Belajar. Sumber belajar IPS dapat di bagi dalam dua macam,
yaitu:
Sumber materi belajar berupa bacaan (reading materials) seperti:
a. Buku teks atau buku paket atau buku modul belajar, bulletin majalah, dan surat kabar,
sering digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah yang aktual dan yang terkini.
b. Buku ensiklopedia dan kamus sering digunakan untuk mencari makna dan arti dari suatu
kata atau istilah.
c. Buku biografi para tokoh-tokoh untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berpengaruh di
Indonesia maupun di dunia.
d. Buku kumpulan sajak atau puisi dan momen karya para satrawan sebagai bahan Indonesia.
materi pembelajaran Bahasa Indonesia.

17
Sumber materi berupa non bacaan (non reading materials) seperti:
a. Berita atau informasi dari media elektonik (TV, Radio, Internet)
b. Karikatur
c. Museum
d. Lingkungan alam sekitar (manusia, maupun alam)
e. Guru dan siswa itu sendiri (Sudartono, 2014).
4. Fungsi sumber belajar IPS
Fungsi sumber belajar dalam pembelajaran adalah memberikan kesempatan untuk
mendapat dan memperkaya anak dengan menggunakan berbagai alat. Fungsi sumber belajar yang
lain adalah meningkatkan perkembangan anak dalam berbahasa dengan cara berbicara dan
berkomunikasi dengan narasumber yang dapat mengembangkan pandangan anak dalam berbagai
aspek kehidupan.
a. Fungsi Riset dan Teori. Fungsi ini ialah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang
bertalian dengan sumber-sumber belajar.
b. Fungsi Desain. Fungsi ini merupakan menjabarkan secara garis besar teori teknologi
pendidikan berikut isi mata pelajarannya kedalam spesifikasinya untuk dipakai sebagai
sumber belajar.
c. Fungsi Produksi dan Penempatan. Fungsi ini ialah menjabarkan secara khusus sumber-
sumber kongkret dalam bentuk bahan-bahan produk untuk sumber belajar.
d. Fungsi Evaluasi dan Seleksi. Fungsi ini ialah untuk menentukan atau menilai penerapan
(atau sejenis criteria)sumber-sumber belajar oleh fungsi lain.
e. Fungsi Organisasi dan Pelayanan. Fungsi ini adalah untuk membuat atau menjadikan
sumber-sumber dan informasimudah diperoleh bagi kegunaan fungsi yang lain serta
pelayanan bagi para mahasiswa.
Fungsi lain dari dari sumber belajar adalah:
a. Meningkatkan produktifitas pembelajaran dengan jalan seperti:
1) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggukan waktu secara lebih
baik dan
2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:

18
1) Mengurangi control guru yang kaku dan tradisional dan
2) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebihi ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
1) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis, dan
2) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan.
1) Meningkatkan kemampuan sumber belajar
2) Penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit
e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
1) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan
abstrakdengan realitas yang sifatnya konkrit
2) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasiyang mampu menembus batas geografi dapat merangsang untuk berfikir,
bersikap, dan berkembang lebih lanjut.
Jadi dari fungsi sumber belajar diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa fungsisumber
belajar merupakan sesuatu data atau alat tertentu yang mempermudah peserta didikdalam
mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu (Anggani, 2000:5).
5. Manfaat Sumber Belajar IPS
Dengan memasukkan sumber belajar secara terencana, maka suatu kegiatan belajar
mengajar akan lebih efektif dan efisien, dalam usaha pencapaian tujuan instruksional. Sebab,
sumber belajar sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai manfaat
cukup besar. Diantara manfaat sumber belajar dalam pembelajaran IPS antara lain:
a. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkrit kepada peserta didik. Misalnya:
karya wisata ke objek (museum, kebun binatang, candi, dan sebagainya).
b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan dikunjungi atau dilihat secara
langsung dan konkrit. Misalnya: denah, foto, gambar dan sebagainya.
c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada didalam ruang, misalnya:
narasumber, film, dan sebagainya

19
d. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya: buku bacaan, ensiklopedia,
majalah, dan sebagainya.
e. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut.
Kegiatan mengajar diperlukan sumber pembelajaran untuk memperlancar tercapainya
tujuan belajar. Sumber pembelajaran dalam Pembelajaran IPS tidak hanya berupa panjangan media
di dalam kelas, tetapi memiliki makna yang luas, yang berkenaan dengan hakikat pelajaran IPS,
yakni yang erat kaitanya dengan kemasyarakatan atau kehidupan sosial. Apabila diklasifikasikan,
sumber pembelajaran dalam IPS dapat berupa media dan lingkungan sosial dengan beragam
fenomenanya, termasuk lingkungan belajar siswa (Dewi, Tukidi, 2019).

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan
tingkah laku yang di harapkan. Dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
dikelas. Mengingat proses pembelajaran adalah proses komunikasi maka sekolah merupakan suatu
dunia komunikasi kecil tersendiri. Guru memegang kunci yang dapat mengontrol efektifitas dan
efesiensi komunikasi ini. Dengan itu juga, media, alat dan sumber pembelajaran sangat dibutuhkan
guru untuk membantu keberhasilan proses belajar mengajar tersebut.
1. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.
2. Alat peraga sebagai alat bantu yang digunakan guru bertujuan untuk, memperjelas
informasi atau pesan pembelajaran, memberi variasi dalam pembelajaran, memperjelas
struktur pengajaran, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar.
3. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan atau digunakan seseorang
untuk memfasilitasi segala kegiatan belajar, baik itu secara terpisah maupun secara
terkombinasi agar dapat mempermudah seseorang dalam mencapai tujuan belajar yang
dinginkan.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA
Asyar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi GP Press Group

Somantri, N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Somantrie, H. 2011. Bahan Ajar: Konsep Dasar Ilmu Sosial. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

22

Anda mungkin juga menyukai