Anda di halaman 1dari 26

RENCANA PEMBELAJARAN IPS

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS SD
Dosen Pengampu : Dra. Hakop Walangadi, M.Si

DISUSUN

L
E

KELOMPOK 9

Siti Rodiyah Hida (151421084)


Yulia N. Manai (151421112)
Moh. Renaldy Bulango (151421175)
Yakop Arif Bokingo (151420167)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rakhmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Rencana
Pembelajaran IPS”. Makalah ini disusun untuk memenuhi pembelajaran pada mata
kuliah Pembelajaran IPS SD. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada ibu dosen yang telah memberikan tugas kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari
dosen mata kuliah Pembelajaran IPS SD, guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Gorontalo, April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

1.3 Tujuan........................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6

2.1 Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran ..................................................... 6

2.2 Pengertian perencanaan pembelajaran........................................................... 8

2.3 Fungsi Perencanaan Pembelajaran ................................................................ 8

2.4 Langkah-Langkah perencanaan pembelajaran ............................................. 10

2.5 Perencanaan pembelajaran IPS Terpadu Dalam Kurikulum 2013.................. 16

2.6 Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dalam Kurikulum 2013 ................... 17

2.7 Pembentukan Karakter Di Sekolah-sekolah Melalui Pembelajaran IPS ......... 19

2.8 Orientasi Pembelajaran IPS........................................................................ 21

2.9 Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar.... 22

2.10 Komponen RPP ........................................................................................ 24

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 26

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 26

3.2 Saran ........................................................................................................ 26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model,


pola, bentuk, kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas lain
yang dibutuhkan, yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran
yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
mengandung arti bahwa pembelajaran dilaksanakan tidak terbatas di ruangan saja
atau hanya dengan mendengarkan, melainkan dapat juga dilakukan misalnya
dengan cara membaca buku dan belajar di luar ruang kelas.

Pembelajaran IPS dikembangkan sebagai wahana yang efektif untuk


menanamkan pemahaman, "sikap, dan ketrampilan peserta didik. Setting kelas
dalam pembelajaran IPS perlu diciptakan suasana kondusif dan produktif untuk
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik dengan melibatkan peserta
didik secara proaktif dan interaktif baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun
di luar kelas sehingga memberi pengalaman belajar yang bermakna (meaningful
learning) untuk membentuk dan mengembangkan karakter peserta didik. Dalam
konteks pembangunan budaya dan karakter bangsa, mata pelajaran IPS juga
memiliki peran yang relevan untuk membina warga negara dalam membangun
karakter.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep perencanaan pembelajaran?


2. Apa yang dimaksud dengan pengertian perencanaan pembelajaran?
3. Apa yang di maksud dengan fungsi perencanaan pembelajaran?
4. Bagaimana langkah-langkah perencanaan pembelajaran?
5. Bagaimana perencanaan pelaksanaan IPS terpadu dalam kurikukulm 2013?
6. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dalam kurikulum 2013?
7. Bagaimana pembentukan karakter di sekolah-sekolah melalui pembelajaran
IPS?
8. Bagaimana orientasi pembelajaran IPS?
9. Bagaimana integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di
sekolah dasar?
10. Apa saja komponen yang termasuk dalam RPP?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep perencanaan pembelajaran


2. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran
3. Untuk mengetahui fungsi perencanaan pembelajaran
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perencanaan pembelajaran
5. Untuk mengetahui perencanaan pelaksanaan IPS terpadu dalam
kurikukulum 2013
6. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dalam kurikulum
2013
7. Untuk mengetahui pembentukan karakter di sekolah-sekolah melalui
pembelajaran IPS
8. orientasi pembelajaran IPS
9. Untuk mengetahui integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di
sekolah dasar
10. Untuk mengetahui komponen dalam RPP

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara


terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya
yang dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini,
Gaffar dalam Syaiful Sagala menegaskan bahwa perencanaan dapat diartikan
sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa
yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses


penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan
pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang, dalam rangka mencapai
tujuan yang ditentukan. Pembelajaran adalah suatu usaha manusia yang penting dan
bersifat kompleks. Dikatakan kompleks karena banyaknya nilai-nilai dan faktor-
faktor manusia yang turut terlibat di dalamnya. Dikatakan sangat penting, sebab
pembelajaran adalah usaha membentuk manusia yang baik.

Menurut Degeng, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta


didik. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada
kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari
perencanaan pembelajaran. Pandangan tentang istilah pembelajaran terus- menerus
berkembang dan mengalami kemajuan.

6
Ada beberapa pemahaman tentang pembelajaran di antaranya yaitu:

1. pembelajaran identik dengan kegiatan mengajar


2. pembelajaran adalah interaksi belajar dan mengajar
3. pembelajaran sebagai suatu sistem, dan
4. pembelajaran identik dengan pendidikan. Dalam terminologinya sebagai
suatu sistem, pembelajaran mencakup banyak aspek, dan salah satu di
antaranya yang cukup urgen adalah perencanaan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran merupakan satu tahapan dalam proses


pembelajaran yang sangat bergantung kepada kompetensi keguruan seorang guru.
Guru yang baik berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil. Salah
satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu ialah bahwa sebelum masuk ke
dalam kelas, guru senantiasa membuat perencanaan pembelajaran sebelumnya.

Thomas E. Curtis dan Wilma W. Bidwell menjelaskan, dalam proses


pembelajaran di sekolah (kelas) peranan guru lebih spesifik sifatnya dalam
pengertian yang sempit, yakni dalam hubungan proses belajar mengajar. Peranan
guru adalah sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai
fasilitator belajar.

Peranan pertama meliputi peranan- peranan yang lebih spesifik, yakni :

1. Guru sebagai model


2. Guru sebagai perencana
3. Guru sebagai innovator
4. Guru sebagai pemimpin
5. Guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing kearah pusat-pusat belajar

7
2.2 Pengertian perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kombinasi yang


tersusun secara sistematis, yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri atas siswa,
guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material dalam pengajaran
meliputi: buku-buku, papan tulis dan kapur, foto, slide, dan film, audio dan video.
Fasilitas dan perlengkapan mengajar terdiri atas: ruang kelas, perlengkapan audio
visual, dan juga komputer. Sedangkan prosedur mengajar meliputi: jadwal dan
metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian perencanaan


pembelajaran adalah suatu proses pembuatan rencana, model, pola, bentuk,
kunstruksi yang melibatkan, guru, peserta didik, serta fasilitas lain yang
dibutuhkan, yang tersusun secara sitematis agar terjadi proses pembelajaran yang
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
mengandung arti bahwa pembelajaran dilaksanakan tidak terbatas di ruangan saja
atau hanya dengan mendengarkan, melainkan dapat juga dilakukan misalnya
dengan cara membaca buku dan belajar di luar ruang kelas.

2.3 Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Kata fungsi dalam fungsi pembelajaran berasal dari bahasa Inggris function,
yang mempunyai arti, jabatan, kedudukan, kegiatan dan sebagainya. Dalam bahasa
Indonesia, kata fungsi, tugas, dan tujuan kadang-kadang saling dipertukarkan
sehingga maknanya menjadi rancu. Kalimat tersebut akan menjadi jelas jika
ditandai dengan kata depan sebagai berikut :

a) Ahmad berfungsi sebagai guru, tugasnya mengajar, tujuannya untuk


mencerdaskan siswa.
b) Yono berfungsi sebagai polisi, tugasnya mengamankan daerah, tujuannya
agar terwujudnya ketenangan warga.

8
Jika subjeknya bukan orang, kegunaan kata fungsi akan berbeda, misalnya:

a) Pena ini berfungsi sebagai alat untuk menulis


b) Pisau ini berfungsi sebagai alat untuk menyayat
c) Mobil ini berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan

Dengan kata lain, jika subjeknya adalah orang, maka:

a) Fungsi = jabatan, kedudukan


b) Tugas = kegiatan yang akan dilaksanakan
c) Tujuan = sesuatu yang akan dicapai

Jika subjeknya bukan orang, maka:

a) Fungsi = sebagai alat


b) Tugas = sebagai alat Tujuan sesuatu yang akan dicapai

Perencanaan pembelajaran hendaknya dipandang sebagai suatu alat yang


dapat membantu para guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pengajar, serta mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
Dengan perencanaan yang matang seorang guru akan lebih sistematis dan lebih
mudah dalam memantau dan mengontrol pelaksanaan proses pembelajaran dan
pencapaian tujuan.

Guru yang mengajar tanpa perencanaan pembelajaran yang matang maka


sudah dapat dipastikan hasilnya tidak akan memuaskan dan tidak akan dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perencanaan
pembelajaran merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengelola pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran dapat membantu guru dalam proses


pembelajaran, akan tetapi perencanaan pembelajaran tersebut harus dapat
diimplementasikan secara terpadu dan dikombinasikan secara harmonis pula
dengan kegiatan lainya seperti pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
pembelajaran.. Perencanaan pembelajaran sebagai alat perlu didampingi dengan
pengetahuan dan kemampuan guru secara tepat dalam situasi kepemimpinan
pendidikan yang baik.

9
2.4 Langkah-Langkah perencanaan pembelajaran

1. Menganalisis Tujuan dan Karakter Mata Pelajaran


Tahapan awal dalam proses desain pembelajaran adalah
merumuskan dan menulis tujuan-tujuan pembelajaran. Tujuan merupakan
sesuatu yang sangat esensial baik dalam perencanaan maupun dalam rangka
penilaian pembelajaran. Dalam perencanaan, tujuan memberikan panduan
dalam memilih isi mata ajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan
waktu, memilih alat bantu dan prosedur pengajaran, serta menetapkan
ukuran atau standar untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tujuan juga
sekaligus merupakan kriteria untuk menilai mutu dan efisiensi pengajaran.
Karena itu, tujuan pengajaran harus dirumuskan secara jelas, tepat, tidak
boleh samar-samar, atau meragukan.
Menurut Mager, tujuan pembelajaran seharusnya mengandung tiga
komponen utama yakni sebagai berikut :
a. Perilaku (behavior): spesifikasi dari apa yang akan diamati dan diukur.
b. Standar: patokan atau tolok ukur dampak belajar
c. Kondisi luar (exsternal condition): perilaku yang diperoleh benar-benar
disebabkan oleh kegiatan belajar, dan bukan disebabkan oleh hal lain.

2. Menganalisis Sumber Belajar dan Kendala-kendala


Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih
media pembel- ajaran. Pertama, dengan cara memilih media yang telah
tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini sudah tentu membutuhkan biaya
untuk membelinya. Padahal, sumber belajar adalah suatu daya yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik langsung
ataupun tidak, baik sebagian ataupun secara keseluruhan.

10
Sumber merupakan suatu sistem atau perangkat materi yang sengaja
diciptakan atau disiapkan dengan maksud mempermudah dan memicu siswa
belajar. tentu media itu cocok untuk digunakan sebagai bahan dan kegiatan
belajar siswa. Kedua, memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah
direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan dan bahan
pelajaran yang hendak disampaikan

3. Menganalisis Karakter Siswa


Agar dapat merencanakan pembelajaran dengan baik, kita sebagai
guru hendaknya memahami kondisi individu siswa, semangat/motivasi
belajar, dan perbedaan karakter siswa secara umum. Pada hakikatnya setiap
individu adalah satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik, yang berbeda
satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari aspek
horizontal dan vertika. Perbedaan individu yang bersifat horizontal
menyang-kut aspek psikologis yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan,
bakat, minat, ingatan, emosi, dan seebagainya.
Perbedaan vertikal adalah perbedaan invidu dari aspek fisiologis
yang meliputi bentuk badan, tinggi, berat, kekuatan, kesehatan, dan
sebagainya. Masing-masing aspek individu tersebut besar pengeruhnya
terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Perbedaan individual tersebut
terdiri dari berbagai jenis dan aspek dini yang masing-masing individu
mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu :
a. Kecerdasan
b. Bakat
c. Keadaan jasmani
d. Keadaan social dan emosional
e. Keadaan keluarga
f. Prestasi belajar

11
4. Menetapkan tujuan dan isi pembelajaran

Kunci untuk menetapkan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan


siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat
ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan, dan diapresiasikan.
Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat
ditentukan hasil-hasil pembelajaran yang diinginkan. Guru sendiri adalah
sumber utama tujuan bagi para siswa, dan kita sebagai guru harus mampu
memilih dan merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran yang bermakna dan
terukur. Suatu tujuan pembelajaran sehingganya memenuhi kriteria sebagai
berikut :

a. Menyediakan situasi/kondisi untuk belajar, misalnya dalam situasi


bermain peran
b. Mendefinisikan perilaku siswa dalam bentuk yang dapat diukur dan
dapat diamati
c. Menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya
siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya
tiga gunung utama di pulau Jawa.

5. Menetapkan Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Mengelola kelas merupakan fungsi guru sebagai manajer, karena


pada prinsipnya pembelajaran merupakan manajemen kelas. Manajemen
artinya penyelenggaraan atau pengurusan supaya yang dikelola dapat
berjalan dengan lancar, efektif, dan efesien. Sementara itu, manajer adalah
pengorganisasi atau pengelola Pembelajaran di dalam kelas ada dua macam
kegitan pokok yang harus dilakukan guru secara bersama-sama, yaitu
pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

12
Pengelolaan pembelajaran atau mengajar adalah menggerakkan
siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Untuk mencapai tujuan
instruksional tersebut diperlukan desain instruknasional, dari pembuatan
perencanaan, penyajian mater, hingga penilaian. Sedangkan pengelolaan
kelas adalah menciptakan dan mempertahankan kondisi agar kegiatan
mengajar dapat berlangsung efektif dan efesien.

Masalah pengelolaan pembelajaran misalnya berkaitan dengan :

a. tujuan pembelajaran yang tidak jelas


b. materi pelajaran terlalu mudah atau terlalu sulit
c. media atau metode pembelajaran tidak sesuai
d. urutan materi tidak sistematis
e. penilaian tidak jelas, dan lain sebagainya

Sedangkan contoh masalah pengelolaan kelas adalah :


a. siswa mengantuk
b. siswa ramai
c. siswa tidak mengerjakan tugas
d. siswa sering tidak masuk
e. siswa senang mengganggu teman
f. kursi banyak yang rusak
g. ruang kelas kotor, dan masih banyak contoh lain

Kelas merupakan satu kesatuan sekolah terkecil, yang terdiri atas


sekelompok siswa untuk mendapatkan pelajaran yang sama, dari guru yang
sama, dan pada waktu yang sama pula. Dengan demikian, kelas mempunyai
ciri atau karakteristik yang khusus dan spesifik, artinya setiap kelas akan
mempunyai suasana atau kondisi yang berbeda. Untuk itu seorang guru
harus dapat memutuskan apa yang akan diperbuat dalam kelas tertentu.

13
6. Pengembangan dan Prosedur Pengukuran Hasil Pembelajaran
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran
diperlukan pengukuran hasil pembelajaran. Untuk dapat melakukan hal itu
dengan baik, kita harus memahami beberapa hal yang terkait dengan
bagaimana pengukuran hasil pembelajaran tersebut dilakukan. Penilaian
meliputi semua aspek batas belajar. Menurut Schwartz dkk., penilaian
adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau
faidah suatu pengalaman.
Yang dimaksud dengan pengalaman adalah pengalaman yang
diperoleh berkat proses pendidikan, atau sebagai hasil belajar siswa di
sekolah. Pengalaman tersebut tanpak pada perubahan tingkah laku atau pola
keperibadian siswa. Dalam hal ini, penilaian adalah suatu upaya untuk
memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan atau tujuan
belajar. Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar
mengajar. Secara sistematik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada
komponen-komponen sistem pembelajaran, yang mencakup :
a. komponen input, yakni perilaku awal siswa
b. komponen input instrumental, yakni kemampuan professional
guru/tenaga kependidikan
c. komponen kurikulum (program studi, metode, media
d. komponen administratif (alat, waktu, dana)
e. komponen proses, yaitu prosedur pelaksanaan pembelajaran, serta f.
komponen output, yakni hasil pembelajaran yang ketercapaian
tujuan pembelajaran menandai

Sasaran evaluasi pembelajaran adalah untuk menjawab pertanyaan


tentang apa yang dinilai dalam sistem pembelajaran. Jawaban atas
pertanyaan tersebut berkenaan dengan hal-hal, objek, atau aspek-aspek
penilaian pembelajaran. Sehubungan dengan jawaban atas pertanyaan itu,
ada empat hal pokok yang menjadi sasaran evaluasi

14
7. Teknik dan Alat Evaluasi
Teknik, metode, atau alat evaluasi adalah segala macam cara atau
prosedur yang ditempuh untuk memperoleh keterangan atau data yang
dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan penilaian. Teknik yang
digunakan dalam penilaian akan sangat mempengaruhi kualitas hasil yang
diperoleh. Teknik yang salah akan mendapatkan data yang salah pula. Anak
yang penakut, misalnya, diuji dengan teknik ujian yang menyeramkan,
maka ada kecenderungan hasil yang diperolehnya jelek.
Namun, apabila ujian dilakukan dengan teknik yang menyenangkan
dan mereka tidak sadar bila sedang diuji, maka secara alami akan diperoleh
hasil yang benar. Contoh di atas menunjukkan bahwa masing-masing siswa
memiliki ciri tertentu, yang berakibat pada kesanggupan menempuh teknik
evaluasi tertentu pula. Mengingat evaluasi bertujuan untuk mendapatkan
gambaran yang lengkap dari siswa, maka teknik pengujian yang dilakukan
harus diupayakan selaras dengan potensi siswa.
Salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan
berkesinambungan. Menyeluruh mengandung arti bahwa penilaian
mencakup segala aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan
demikian keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar tidak selalu
dapat diukur secara kuantitatif dan objektif serta afektif dan psikomotorik,
tetapi juga mencakup sifat, sikap, kebiasaan bekerja dengan baik, kerja
sama, kerajinan, kejujuran, tanggung jawab, tenggang rasa, solidaritas,
nasionalisme, pengabdian, keyakinan/optimistis, dan masih banyak lagi.
Alat-alat penilaian nontes ialah pengamatan, wawancara, angket,
pemberian tugas, membaca, menyimpulkan, meringkas, kliping, melakukan
penelitian, dan sikap. Pengumpulan data tentang kinerja belajar siswa
dinamakan teknik portofolio. Sedangkan penilaian sikap, guru perlu
membuat pedoman pengamatan dengan menggunakan skala sikap Karena
pelaksanaannya seperti itu, teknik non tes ini sering disebut juga sebagai
observasi. Observasi memberi peluang untuk melihat mahasiswa dalam
konteks yang bermakna dan melakukan hal-hal yang benar-benar berkaitan
dengan hidup mereka (Sugiono, 2008:3-35).

15
2.5 Perencanaan pembelajaran IPS Terpadu Dalam Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan instrumen yang membantu praktisi pendidikan untuk


memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Pengembangan
kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugas mengajarnya
dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka pelaksanaan
Kurikulum 2013 diperlukan adanya pemahaman terlebih dahulu terkait hal-hal yang
mengenai perencanaan pembelajaran kurikulum 2013 sebagai bentuk kesiapan guru
antara lain memahami pemendikbud yang berkaitan dengan Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/SMP.

Guru sudah dapat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik Ilmiah. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
untuk menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar proses belajar mengajar
dapat berjalan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
memotivasi peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif. RPP adalah rencana yang
dirancang oleh guru yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang meliputi satu atau beberapa indikator untuk satu atau
beberapa kali pertemuan.

Hasil observasi tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP diperoleh


informasi sebagi berikut :

1) Guru IPS Terpadu telah merumuskan indicator


2) Telah merumuskan tujuan pembelajaran, namun merumuskan unsur
menciptakan karya
3) Telah merumuskan materi pelajaran
4) Telah merumuskan media belajar
5) Telah merumuskan metode pembelajaran serta
6) Telah merumuskan rencana kegiatan pembelajaran dan menunjukkan bahwa
pemahaman guru IPS menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran
terutama dalam hal.

16
Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran sudah menggunakan
Pendekatan Saintifik Ilmiah. Bentuk kesiapan guru dalam penerapan Kurikulum
2013 adalah menguasai dan memahami Permendikbud yang terkait dengan
Kerangka Dasar dan Struktur, Standar Isi dan Standar Proses Kurikulum 2013.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kesiapan guru IPS di SMP Negeri Kota
Singkawang sudah baik.

Pemahaman yang baik ini menunjukkan bahwa guru IPS sudah siap dalam
menerapkan Kurikulum 2013. Hal ini dikemukakan oleh Indratno (2013:4) yang
menyatakan bahwa: "menguasai kebijakan pemerintah yang terkait dengan
kerangka kurikulum 2013 merupakan salah satu indikator bentuk kesiapan dan
partisipasi guru untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013".

Pada hakikatnya bila suatu kegiatan direncanakan terlebih dahulu maka


tujuan dari kegiatan tersebut lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebabnya
seorang guru, sebelum mengajar hendaknya merencanakan program pengajaran,
membuat persiapan pengajaran yang hendak diberikan kepada siswa. Menurut
Suryosubroto (2009:23) "perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai
kontrol terhadap diri sendiri agar dapat memperbaiki cara pengajarannya.

2.6 Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dalam Kurikulum 2013

Pelaksanaan kurikulam 2013 dalam pembelajaran dalam IPS Terpadu


menyangkut penyusunan Rancana Pelaksaan Pembelajaraan (RPP) yang
mengharuskan menggunakan pendekatan saintifik pelaksanaan pembelajaran,
tindakan lanjut proses Pembelajaraan serta evaluasi hasil belajar. Peningkatan yang
terjadi dalam mutu pendidikan akan tercapai apabila proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas benar-benar efektif dan menyenangkan untuk mencapai
kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan. Oleh karena
itu, sebagai guru perlu melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan
perencanaan yang disusun dan berlangsung efektif.

17
Dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum 2013, peserta didik
adalah subjek yang memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksikan dan menggunakan pengetahuan (Abdul Majid, 2004:98).
Pembelajaran tidak lagi berpusat kepada guru melainkan kepada anak didik. Peran
guru yaitu merancang pembelajaran, mengenali tingkat pengetahuan individu anak
didik dan memotivasi peserta didik untuk meningkatkan keberhasilan anak didik
dan menyiapkan kondisi belajar yang menyenangkan. Berdasarkan pembahasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 pada mata
pembelajaran IPS sudah terlaksana dengan baik. Implementasi Kurikulum 2013
diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif.

Pada dasarnya dalam mengimplementasi kurikulum 2013 dalam


pembelajaran guru menemukan faktor penghambat atau kendala sehingga kegiatan
pembelajaran belum dapat terlaksana secara optimal. Karena adanya faktor
penghambat atau kendala baik itu yang bersumber dari lembaga pendidikan yang
bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, serta guru sebagai
pelaksana kegiatan pembelajaran maupun dari siswa itu sendiri sebagai objek
pembelajaran, faktor-faktor tersebut mengakibatkan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran belum mampu mencapai tujuan yang optimal.

Faktor-faktor penghambat yang disebutkan di atas relevan dengan yang


dihadapi guru saat pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan kurikulum
2013, hambatan dalam pembelajaran IPS antara lain:

1) hambatan keahlian dan akademik


2) hambatan fasilitas pendidikan
3) hambatan mutu buku pendidikan
4) dan hambatan, administrasi manejemen (Marjito, Juniardi, 2019).

18
2.7 Pembentukan Karakter Di Sekolah-sekolah Melalui Pembelajaran IPS

Karakter peserta didik harus dibina agar sesuai dengan harapan dan
menghasilkan suatu totalitas hasil belajar yang mencerminkan pencapaian secara
komprehensif dari dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang koheren. Dalam
upaya pembentukan karakter peserta didik di sekolah melalui pembelajaran IPS
paling tidak mencakup 4 yang harus dilakukan yakni kurikulum, materi, guru, dan
proses pembelajaran.

IPS merupakan bagian dari dari kurikulum sekolah yang tanggung jawab
utamanya adalah membentuk karakter peserta didk. Kurikulum sekolah membantu
peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, dan
moral yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik di
tingkat lokal, nasional maupun global.

Isi materi IPS yakni mengenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan


kehidupan masyarakat serta mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan terhadap kondisi sosial di masyarakat. Hal ini bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis dan memiliki ketrampilan
dalam memecahkan masalah.

Guru juga memiliki peranan penting agar pembelajaran IPS menjadi optimal
dalam membentuk karakter. Menjadi seorang guru IPS harus berpegang pada 5
prinsip pembelajaran yaitu: bermakna (meaningful), terpadu (integrative),
menantang (challenging), aktif (active), dan berbasis nilai (value based). Guru harus
dapat melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
seperti berkomunikasi, beradaptasi, bersinergi, bekerja sama, bahkan berkompetisi
sesuai dengan adab dan norma-norma yang ada.

19
Selanjutnya, para peserta didik diharapkan menghargai dan merasa bangga
terhadap warisan budaya dan peninggalan sejarah bangsa, mengembangkan dan
menerapkan nilai-nilai budi pekerti luhur, mencontoh nilai-nilai keteladanan dan
kejuangan para pahlawan, para pemuka masyarakat dan pemimpin bangsa,
memiliki kebanggaan nasional, ikut mempertahankan jati diri bangsa, dan memiliki
kepribadian yang berkarakter. Untuk itu peranan guru dalam pembelajaran IPS
sangat penting. Guru harus menguasai hakikat IPS.

Guru juga harus dapat menguasai materi dan ketrampilan memetakan


SK/KD. Selain itu, guru harus mampu memilih strategi pembelajaran dan
perencanaan pembelajaran IPS secara sistematis. Strategi pembelajaran, media
pembelajaran juga perlu diperhatikan dalam pembelajaran IPS. Media
pembelajaran IPS bukan sekedar membantu materi kognitif, tetapi sekaligus
bertujuan mengembangkan afektif dan psikomotorik peserta didik. Jadi strategi
pembelajaran dan model pembelajaran diharapkan mampu menumbuhkan motivasi
dan simpati peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan sosial.

Dalam praktek pembelajarannya IPS harus senantiasa memperhatikan


konteks yang berkembang pada masyarakat. Pendekatan- pendekatan pembelajaran
efektif yang di ramu dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat menjadi
salah satu intrumen penting untuk diperhatikan agar pembelajaran tetap menarik
bagi peserta didik serta senantiasa relevan dengan konteks yang berkembang.
Peserta didik dilibatkan dalam setiap proses pembelajaran.

Hal ini menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran IPS


dikembangkan sebagai wahana yang efektif untuk menanamkan pemahaman,
"sikap, dan ketrampilan peserta didik. Setting kelas dalam pembelajaran IPS perlu
diciptakan suasana kondusif dan produktif untuk memberikan pengalaman belajar
kepada peserta didik dengan melibatkan peserta didik secara proaktif dan interaktif
baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas sehingga memberi
pengalaman belajar yang bermakna (meaningful learning) untuk membentuk dan
mengembangkan karakter peserta didik. Dalam konteks pembangunan budaya dan
karakter bangsa, mata pelajaran IPS juga memiliki peran yang relevan untuk
membina warganegara dalam membangun karakter.

20
2.8 Orientasi Pembelajaran IPS

Dalam konteks Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ditemukan


gabungan antara Ilmu Humaniora dan Ilmu Sosial dan diintegrasikan sedemikian
rupa. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) didesain atas dasar masalah dan realitas sosial
dengan pendekatan interdisipliner. Dengan demikian secara khusus kemudian
pengertian Pendidikan IPS dapat dipahami Menurut National Council of Social
Studies (NCSS) bahwa social studies as "the integrated study of the social sciences
and humanities to promote civic competence (IPS merupakan studi integrasi ilmu
sosial dan humaniora untuk meningkatkan kompetensi warganegara).

Istilah "Ilmu Pengetahuan Sosial", disingkat IPS, merupakan nama mata


pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di
perguruan tinggi identik dengan istilah "social studies" (Sapriya, 2009; Abbas,
2013). Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains
bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang
sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah
dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta
didik yang bersifat holistik (Somantri, 2001; Syaharuddin, Rahman, & Fitriyani,
2019).

Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar sehingga peserta didik


diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep- konsep
dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap
masalah sosial di lingkungan, serta memiliki keterampilan mengkaji dan
memecahkan masalah sosial tersebut (Al Muchtar, 2007). Pembelajaran IPS
menekankan pada aspek "pendidikan" dari pada transfer konsep karena dalam
pembelajaran IPS peserta didik diharapkan memiliki pemahamanan sejumlah
konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

21
IPS membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian
dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan di lingkungan
sekitarnya (Buchari, 2015). Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan
bahwa pembelajaran IPS sebagai pembelajaran yang mengintegrasikan konsep
terpilih dari berbagai ilmu- ilmu sosial dan humaniora.

Hasil belajar IPS mengacu pada dua aspek, yakni pertama, kemampuan
memahami konsep-konsep IPS, kedua kemampuan mengaplikasikan pemahaman
IPS, seperti kemampuan berfikir kritis (critical thingking) dan kreatif (creative),
kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah-masalah sosial (problem
solving), serta kemampuan mengambil keputusan yang tepat (decission making
process)". Oleh karena itu, tujuan Pendidikan IPS dapat dicapai dengan baik
manakala bahan pendidikan diorganisasikan secara bervariasi mulai dari
pendekatan "mono-struktur disiplin ilmu, inter-struktur dan trans-struktur disiplin
Ilmu- ilmu Sosial.

2.9 Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar

Pendidikan karakter saat ini kembali di gaungkan pemerintah, Pendidikan


karakter ini di gaungkan kembali karena pemerintah sekarang seperti kebakaran
jenggot, karena begitu banyak permasalahan- permasalahan di negeri ini yang
berhubungan dengan penyimpangan- penyimpangan moral, nilai-nilai budaya
bangsa dan etika, baik penyimpangan tersebut yang dilakukan para generasi muda
maupun para pemimpin bangsa, sehingga pemerintah merasa Pendidikan karakter
saat ini sangat di perluka. IPS sebagai program pendidikan dan bidang pengetahuan,
tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula
membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki
tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan negara.

22
Melalui pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS diharapkan mampu
membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat,
dan warga negara yang baik, sehingga mampu mengantisipasi gejala krisis moral
dan berperan dalam rangka pembinaan generasi muda

1. Pengertian pendidikan karakter


Pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan IPS yaitu
membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
sendiri serta bagi masyarakat dan bagi negara.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, proses mengajar dan
membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan
(kognitif) dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan juga meliputi
aspek akhlak (afektif) serta bertanggung jawab sesuai yang terkandung
dalam nilai-nilai Pancasila.
2. Fungsi pendidikan karakter
Pendidikan karakter berfungsi sebagai berikut :
a. wahana pengembangan, pengembangan potensi peserta didik
b. wahana perbaikan, memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk
lebih bertanggungjawab dalam pengembangan potensi peserta didik
yang lebih bermartabat
c. wahana penyaring, yakni: untuk menyaring budaya-budaya bangsa
sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
karakter.
3. Tujuan pendidikan karakter
Tujuan pendidikan karakter sebagai berikut :
a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani atau afektif peserta didik
sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai karakter
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku (habituasi) peserta didik
yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsa yang religious

23
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan (dignity).

2.10 Komponen RPP

Komponen RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
terdiri atas :

1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan


2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3) kelas/semester
4) materi pokok
5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai
6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi

24
9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan
12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup
13) penilaian hasil pembelajaran.

Dengan demikian jelas, bahwa pada kebijakan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan yang sekarang, menyatakan dalam RPP dikenal komponen inti RPP
yakni :

a. tujuan pembelajaran
b. langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran
c. penilaian pembelajaran (assessment), sedangkan 10 komponen lainnya
disebut komponen penunjang. Namun demikian, suatu kebijakan tentunya
akan ada penyesuaian dari waktu ke waktu.

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan karakter di Sekolah Dasar memang sangat penting untuk


peserta didik, sehingga pihak sekolah harus mendukung keberhasilan
pendidikan karakter di sekolah dasar secara optimal. Nilai nilai pendidikan
karakter juga perlu diberikan kepada peserta didik, sebagai contoh yaitu nilai
pendidikan karakter. Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan kepada
peserta didik sejak dini untuk membentuk karakter peserta didik yang
diharapkan.

Penanaman pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di Sekolah


Dasar misalnya cerminan peserta didik yang berkarakter positif, beretika,
bermoral, berakhlak dan bertingkah laku yang baik. Peserta didik yang memiliki
perilaku seperti diatas berarti peserta didik dapat dikatakan mempunyai karakter
yang positif. Pendidikan karakter seharusnya dimulai sedini mungkin yang
biasa dilakukan dari anak Sekolah Dasar, karena jika pendidikan karakter tidak
diterapkan sejak sekolah dasar akan susah untuk membentuk karakter peserta
didik.

3.2 Saran

Sebagai calon seorang guru, perlu menguasai karakter anak sebab


masing-masing psikologis anak berbeda-beda. Menjadi seorang guru harus
mampu dalam menguasai segala aspek perkembangan anak, serta mampu
menjadikan diri sebagai panutan dan menjunjung tinggi karakter anak bangsa
sebagai generasi emas yang bermutu.

26

Anda mungkin juga menyukai