Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS SD
Dosen Pengampu : Dra. Hakop Walangadi, M.Si
DISUSUN
L
E
KELOMPOK 9
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rakhmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Rencana
Pembelajaran IPS”. Makalah ini disusun untuk memenuhi pembelajaran pada mata
kuliah Pembelajaran IPS SD. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada ibu dosen yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari
dosen mata kuliah Pembelajaran IPS SD, guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
1.3 Tujuan........................................................................................................ 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Ada beberapa pemahaman tentang pembelajaran di antaranya yaitu:
7
2.2 Pengertian perencanaan pembelajaran
Kata fungsi dalam fungsi pembelajaran berasal dari bahasa Inggris function,
yang mempunyai arti, jabatan, kedudukan, kegiatan dan sebagainya. Dalam bahasa
Indonesia, kata fungsi, tugas, dan tujuan kadang-kadang saling dipertukarkan
sehingga maknanya menjadi rancu. Kalimat tersebut akan menjadi jelas jika
ditandai dengan kata depan sebagai berikut :
8
Jika subjeknya bukan orang, kegunaan kata fungsi akan berbeda, misalnya:
9
2.4 Langkah-Langkah perencanaan pembelajaran
10
Sumber merupakan suatu sistem atau perangkat materi yang sengaja
diciptakan atau disiapkan dengan maksud mempermudah dan memicu siswa
belajar. tentu media itu cocok untuk digunakan sebagai bahan dan kegiatan
belajar siswa. Kedua, memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah
direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan dan bahan
pelajaran yang hendak disampaikan
11
4. Menetapkan tujuan dan isi pembelajaran
12
Pengelolaan pembelajaran atau mengajar adalah menggerakkan
siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Untuk mencapai tujuan
instruksional tersebut diperlukan desain instruknasional, dari pembuatan
perencanaan, penyajian mater, hingga penilaian. Sedangkan pengelolaan
kelas adalah menciptakan dan mempertahankan kondisi agar kegiatan
mengajar dapat berlangsung efektif dan efesien.
13
6. Pengembangan dan Prosedur Pengukuran Hasil Pembelajaran
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran
diperlukan pengukuran hasil pembelajaran. Untuk dapat melakukan hal itu
dengan baik, kita harus memahami beberapa hal yang terkait dengan
bagaimana pengukuran hasil pembelajaran tersebut dilakukan. Penilaian
meliputi semua aspek batas belajar. Menurut Schwartz dkk., penilaian
adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau
faidah suatu pengalaman.
Yang dimaksud dengan pengalaman adalah pengalaman yang
diperoleh berkat proses pendidikan, atau sebagai hasil belajar siswa di
sekolah. Pengalaman tersebut tanpak pada perubahan tingkah laku atau pola
keperibadian siswa. Dalam hal ini, penilaian adalah suatu upaya untuk
memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan atau tujuan
belajar. Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar
mengajar. Secara sistematik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada
komponen-komponen sistem pembelajaran, yang mencakup :
a. komponen input, yakni perilaku awal siswa
b. komponen input instrumental, yakni kemampuan professional
guru/tenaga kependidikan
c. komponen kurikulum (program studi, metode, media
d. komponen administratif (alat, waktu, dana)
e. komponen proses, yaitu prosedur pelaksanaan pembelajaran, serta f.
komponen output, yakni hasil pembelajaran yang ketercapaian
tujuan pembelajaran menandai
14
7. Teknik dan Alat Evaluasi
Teknik, metode, atau alat evaluasi adalah segala macam cara atau
prosedur yang ditempuh untuk memperoleh keterangan atau data yang
dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan penilaian. Teknik yang
digunakan dalam penilaian akan sangat mempengaruhi kualitas hasil yang
diperoleh. Teknik yang salah akan mendapatkan data yang salah pula. Anak
yang penakut, misalnya, diuji dengan teknik ujian yang menyeramkan,
maka ada kecenderungan hasil yang diperolehnya jelek.
Namun, apabila ujian dilakukan dengan teknik yang menyenangkan
dan mereka tidak sadar bila sedang diuji, maka secara alami akan diperoleh
hasil yang benar. Contoh di atas menunjukkan bahwa masing-masing siswa
memiliki ciri tertentu, yang berakibat pada kesanggupan menempuh teknik
evaluasi tertentu pula. Mengingat evaluasi bertujuan untuk mendapatkan
gambaran yang lengkap dari siswa, maka teknik pengujian yang dilakukan
harus diupayakan selaras dengan potensi siswa.
Salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan
berkesinambungan. Menyeluruh mengandung arti bahwa penilaian
mencakup segala aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan
demikian keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar tidak selalu
dapat diukur secara kuantitatif dan objektif serta afektif dan psikomotorik,
tetapi juga mencakup sifat, sikap, kebiasaan bekerja dengan baik, kerja
sama, kerajinan, kejujuran, tanggung jawab, tenggang rasa, solidaritas,
nasionalisme, pengabdian, keyakinan/optimistis, dan masih banyak lagi.
Alat-alat penilaian nontes ialah pengamatan, wawancara, angket,
pemberian tugas, membaca, menyimpulkan, meringkas, kliping, melakukan
penelitian, dan sikap. Pengumpulan data tentang kinerja belajar siswa
dinamakan teknik portofolio. Sedangkan penilaian sikap, guru perlu
membuat pedoman pengamatan dengan menggunakan skala sikap Karena
pelaksanaannya seperti itu, teknik non tes ini sering disebut juga sebagai
observasi. Observasi memberi peluang untuk melihat mahasiswa dalam
konteks yang bermakna dan melakukan hal-hal yang benar-benar berkaitan
dengan hidup mereka (Sugiono, 2008:3-35).
15
2.5 Perencanaan pembelajaran IPS Terpadu Dalam Kurikulum 2013
16
Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran sudah menggunakan
Pendekatan Saintifik Ilmiah. Bentuk kesiapan guru dalam penerapan Kurikulum
2013 adalah menguasai dan memahami Permendikbud yang terkait dengan
Kerangka Dasar dan Struktur, Standar Isi dan Standar Proses Kurikulum 2013.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kesiapan guru IPS di SMP Negeri Kota
Singkawang sudah baik.
Pemahaman yang baik ini menunjukkan bahwa guru IPS sudah siap dalam
menerapkan Kurikulum 2013. Hal ini dikemukakan oleh Indratno (2013:4) yang
menyatakan bahwa: "menguasai kebijakan pemerintah yang terkait dengan
kerangka kurikulum 2013 merupakan salah satu indikator bentuk kesiapan dan
partisipasi guru untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013".
17
Dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum 2013, peserta didik
adalah subjek yang memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksikan dan menggunakan pengetahuan (Abdul Majid, 2004:98).
Pembelajaran tidak lagi berpusat kepada guru melainkan kepada anak didik. Peran
guru yaitu merancang pembelajaran, mengenali tingkat pengetahuan individu anak
didik dan memotivasi peserta didik untuk meningkatkan keberhasilan anak didik
dan menyiapkan kondisi belajar yang menyenangkan. Berdasarkan pembahasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 pada mata
pembelajaran IPS sudah terlaksana dengan baik. Implementasi Kurikulum 2013
diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif.
18
2.7 Pembentukan Karakter Di Sekolah-sekolah Melalui Pembelajaran IPS
Karakter peserta didik harus dibina agar sesuai dengan harapan dan
menghasilkan suatu totalitas hasil belajar yang mencerminkan pencapaian secara
komprehensif dari dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang koheren. Dalam
upaya pembentukan karakter peserta didik di sekolah melalui pembelajaran IPS
paling tidak mencakup 4 yang harus dilakukan yakni kurikulum, materi, guru, dan
proses pembelajaran.
IPS merupakan bagian dari dari kurikulum sekolah yang tanggung jawab
utamanya adalah membentuk karakter peserta didk. Kurikulum sekolah membantu
peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, dan
moral yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik di
tingkat lokal, nasional maupun global.
Guru juga memiliki peranan penting agar pembelajaran IPS menjadi optimal
dalam membentuk karakter. Menjadi seorang guru IPS harus berpegang pada 5
prinsip pembelajaran yaitu: bermakna (meaningful), terpadu (integrative),
menantang (challenging), aktif (active), dan berbasis nilai (value based). Guru harus
dapat melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
seperti berkomunikasi, beradaptasi, bersinergi, bekerja sama, bahkan berkompetisi
sesuai dengan adab dan norma-norma yang ada.
19
Selanjutnya, para peserta didik diharapkan menghargai dan merasa bangga
terhadap warisan budaya dan peninggalan sejarah bangsa, mengembangkan dan
menerapkan nilai-nilai budi pekerti luhur, mencontoh nilai-nilai keteladanan dan
kejuangan para pahlawan, para pemuka masyarakat dan pemimpin bangsa,
memiliki kebanggaan nasional, ikut mempertahankan jati diri bangsa, dan memiliki
kepribadian yang berkarakter. Untuk itu peranan guru dalam pembelajaran IPS
sangat penting. Guru harus menguasai hakikat IPS.
20
2.8 Orientasi Pembelajaran IPS
21
IPS membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian
dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan di lingkungan
sekitarnya (Buchari, 2015). Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan
bahwa pembelajaran IPS sebagai pembelajaran yang mengintegrasikan konsep
terpilih dari berbagai ilmu- ilmu sosial dan humaniora.
Hasil belajar IPS mengacu pada dua aspek, yakni pertama, kemampuan
memahami konsep-konsep IPS, kedua kemampuan mengaplikasikan pemahaman
IPS, seperti kemampuan berfikir kritis (critical thingking) dan kreatif (creative),
kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah-masalah sosial (problem
solving), serta kemampuan mengambil keputusan yang tepat (decission making
process)". Oleh karena itu, tujuan Pendidikan IPS dapat dicapai dengan baik
manakala bahan pendidikan diorganisasikan secara bervariasi mulai dari
pendekatan "mono-struktur disiplin ilmu, inter-struktur dan trans-struktur disiplin
Ilmu- ilmu Sosial.
22
Melalui pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS diharapkan mampu
membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat,
dan warga negara yang baik, sehingga mampu mengantisipasi gejala krisis moral
dan berperan dalam rangka pembinaan generasi muda
23
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh
kekuatan (dignity).
24
9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan
12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup
13) penilaian hasil pembelajaran.
a. tujuan pembelajaran
b. langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran
c. penilaian pembelajaran (assessment), sedangkan 10 komponen lainnya
disebut komponen penunjang. Namun demikian, suatu kebijakan tentunya
akan ada penyesuaian dari waktu ke waktu.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
26