Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum Muatan Lokal

”Perancangan Kegiatan Pembelajaran”

Dosen Pengampu;

Yulia Darniyanti, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 11

Widia NIM : 2103011153

Monica Guino NIM : 2103011133

Nurul Apriansyah NIM : 2203012002

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

TAHUN AJARAN 2023/2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI....... ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. I
A. Kata Pengantar ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... II
A.Prinsip-prinsip Merancang Pengalaman Belajar................................................. 3
B. Fakto Yang Perlu Diperhatikan Dalam Merancang Pengalaman Belajar .......... 3
C. Prosedur Umum Pembelajaran........................................................................... 5
D. Komponen-Komponen Kegiatan Pembelajaran .............................................. 10
E. Metode Mengajar............................................................................................... 12
F. Konsep Dasar Media.......................................................................................... 14
G. Konsep Dasar Sumber Belajar .......................................................................... 15
H. Pemilihan Media Dan Sumber Belajar .............................................................. 16
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... III
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 19
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dharmasraya,22 Oktober 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era digital yang serba modern menuntut setiap negara untuk menghasilkan sumber
daya manusia dengan kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan
merupakan salah satu bidang yang sangat berpengaruh untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan zaman. Namun, mendidik
anak sejak dini hingga menjadi individu yang berkualitas, dan mempertahankan kualitas
tersebut bukan hal yang mudah. Perlu proses yang panjang untuk membentuk individu
yang mampu mengikuti alur era digital. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu individu
harus melakukan suatu proses yang disebut belajar.
Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling penting. Jika
tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan dan di dalam pendidikan akan terjadi
suatu pembelajaran yang akan membentuk individu yang berkualitas. Karena belajar
merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman belajar bukan
suatu hasil melainkan proses yang bertujuan berbagai pengalaman, proses melihat,
mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Selain itu pembelajaran merupakan
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serentetan perbuatan
guru/dosen dan siswa/mahasiswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran dalam hal ini
merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran yang
saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah satu
komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan menghadapi
banyak kendala yang mengaburkan pencapaian tujuan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja prinsip-prinsip merancang pembelajaran?
2. Jelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran!
3. Jelaskan prosedur umum pembelajaran dan komponen kegiatan pembelajaran!
4. Jelaskan tentang metode mengajar!
5. Bagaimana konsep dasar media? Jelaskan
6. Jelaskan konsep dasar sumber belajar!
7. Bagaimana cara pemilihan media dan sumber belajar?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana perancangan kegiatan pembelajaran
2. Untuk mengetahui konsep dasar mengajar serta konsep dasar sumber belajar
3. Agar mengetahui cara pemilihan media dan sumber belajar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip Merancang Pengalaman Belajar


Pengalaman belajar adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk
memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.Ada sejumlah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan manakala kita akan
merancang pengalaman belajar yaitu,
a. Berorientasi pada tujuan
Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.Efektivitas
pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
b. Aktivitas
Pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan
sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Oleh sebab itu
pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa.
d. Integritas
Oleh karena itu merancang pengalaman belajar siswa harus dapat mengembangkan
seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegitas.
Ada sejumlah prinsip khusus untuk merancang pengalaman belajar yaitu:
1) Interaktif
2) Inspiratif
3) Menyenangkan
4) Menantang

B. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran


Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus Anda perhatikan untuk membuat
perencanaan pembelajaran yang baik.
1. Kurikulum
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam perencanaan atau penyusunan suatu
program pengajaran dan pembelajaran adalah kurikulumnya. Kurikulum
mencantumkan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan, sampai jam
pelajaran yang mengajarkan pokok-pokok bahasan tersebut.
2. Kondisi dan Kemampuan Guru
Sebetulnya kondisi, keadaan, dan kemampuan guru tidaklah menjadi hal yang perlu
dikhawatirkan. Ini karena guru sesungguhnya dituntut memiliki kemampuan yang
maksimal dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Guru harus selalu belajar
untuk meningkatkan dirinya kalau merasa ada yang kurang.
3. Kondisi Siswa
Siswa adalah hal terpenting yang harus mendapatkan perhatian dalam menyusun atau
merencanakan program pengajaran. Program pengajaran, program semester, atau
program mingguan yang harus dipelajari siswa dan cara mempelajarinya harus sudah
dipikirkan dengan matang oleh guru.
Bahan dan cara belajar harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Jadi, RPP perlu dibuat
dengan menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan pembelajaran siswa.
Selain itu, keluasan dan kedalaman bahan ajaran perlu disesuaikan juga dengan siswa.
Guru bisa menyusun bahan pembelajaran dengan berdasarkan kriteria supaya bisa
lebih diikuti siswa.
4. Berprinsip Efisien, Efektif, dan Berorientasi pada Siswa
Setidaknya ada tiga pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran yang baik. Tiga
hal tersebut adalah berprinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada siswa. Prinsip
efisien artinya dilakukan dengan tepat dan tidak menghabiskan banyak waktu dan
tenaga dalam merancangnya.
Prinsip efektif artinya tujuannya jelas, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran itu
sendiri. Kemudian, berorientasi pada siswa artinya pembelajaran harus
mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar peserta didik di
kelas.
5. Menggunakan Model Pembelajaran
Gunakanlah model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan oleh
guru dan tujuan yang diharapkan nantinya akan dicapai oleh siswa. Model
pembelajaran sangatlah perlu untuk digunakan karena di dalamnya sudah ada urut-
urutan pembelajaran.
6. Menggunakan Media Belajar yang Menarik
Media pembelajaran digunakan untuk memperjelas pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran yang sedang mereka pelajari. Media yang digunakan cukuplah yang
terjangkau. Media tersebut tidak perlu yang serbamahal dan canggih. Yang penting
untuk diketahui adalah bagaimana media yang digunakan bisa menyampaikan pesan
materi pelajaran yang sedang dipelajari. Bisa dengan media visual, yaitu video atau
dengan gambar yang menarik jadi siswa tidak bosan.
7. Cari Model Pembelajaran yang Pas
Pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan jika menggunakan metode atau
model yang tepat dan disukai siswa. Seperti yang diketahui bahwa ada banyak model
pembelajaran yang bisa digunakan. Hal utama dalam memilih model pembelajaran,
yaitu sesuaikan dengan kemampuan Anda dalam menciptakan kelas, model
pembelajaran yang disukai siswa, kondisi belajar atau materi yang diampu, serta
pastikan siswa terlibat aktif di dalamnya.

C. Prosedur Umum Pembelajaran


1. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran
Kegiatan Awal / Pendahuluan dalam Pembelajaran sering pula di sebut dengan pra-
instruksional. Kegiatan Awal berfungsi untuk menciptakan awal pembelajaran yang
efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Secara garis besar, berikut ini ada beberapa hal yang harus dilakukan guru atau
pembimbing di sekolah dalam kegiatan pendahuluan, antara lain :
a) Harus dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
b) Dapat menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif sehingga
memungkinkan anak akan belajar dengan baik
c) Dapat digunakan untuk memberitahukan gambaran umum materi yang akan
dipelajari
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran terbagi dalam dua kategori / bentuk, yaitu
kegiatan awal pembelajaran dan kegiatan pra pembelajaran. Kegiatan menyiapkan
siswa yang berkaitan langsung dengan materi pelajaran yang akan dipelajari disebut
kegiatan awal pembelajaran. Sedangkan Kegiatan menyiapkan siswa yang tidak
langsung berkaitan dengan materi pembelajaran. disebut kegiatan pra pembelajaran.
Kegiatan utama yang dilakukan oleh seorang guru dalam pendahuluan pembelajaran,
antara lain :
1. Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat
mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Upaya yang perlu dilakukan
untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang efektif tersebut meliputi :
 Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance)
Sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai sebaiknya guru mengecek atau
memeriksa terlebih dahulu kehadiran siswa. Jika jumlah siswa dalam satu
kelas terhitung banyak maka perlu cara yang lebih praktis agar tidak terlalu
menyita atau menghabiskan waktu, salah satu cara yang dapat dilakukan guru
adalah dengan menanyakan atau meminta siswa yang hadir di kelas untuk
menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan alasan
ketidakhadiran siswa yang tidak hadir tersebut.
 Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (readiness)
Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan belajar siswa, khususnya yang
dilakukan pada awal pembelajaran diantaranya:
- Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan
sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
- Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas.
- Menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar
yang tinggi. Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat nilai
yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk
belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operan
conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai
yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena
takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar yang lebih giat. Di sini
nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk
belajar lebih giat, inilah yang disebut penguatan negatif.
 Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Dalam rangka menciptakan suasana belajar yang demokratis, maka diperlukan
keterampilan guru dalam mengelola kelas. Guru harus menciptakan suasana
belajar yang demokratis untuk membangun keberanian siswa dalam bertanya,
menjawab pertanyaan yang di ajukan, berpendapat di depan kelas atau forum
diskusi tertentu, unjuk kerja dalam tim / kelompok, dan sebagainya.
 Membangkitkan Motivasi belajar siswa
Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic (motivasi yang berasal
dari dalam / diri sendiri) dan motivasi ekstrinsik (motivasi yang berasal dari
luar/ orang lain). Dengan adanya motivasi ini, dapat menjadikan siswa lebih
bersemangat dalam belajar, apalagi siswa telah menyadari bahwa apa yang
dipelajari akan memberi manfaat dalam kehidupannya. Contohnya: Siswa
SMP yang mempelajari tentang system reproduksi pada manusia, siswa
tersebut akan termotivasi atau timbul keingintahuannya tentang hal itu karna
suatu saat nanti apa yang ia pelajari mengenai system reproduksi pasti akan
berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang.
 Membangkitkan perhatian siswa
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut harus dapat membangkitkan
perhatian para siswanya supaya terfokus hanya pada materi yang sedang di
paparkan oleh guru / teman nya di depan kelas. Adapun kegunaan dari
membangkitkan perhatian siswa di sela-sela atau selama proses pembelajaran
ialah untuk memusatkan energi dan psikis anak dalam kegiatan belajar.
Perhatian akan terpusat apabila ada kepentingan langsung dengan siswa dan
punya karakteristik yang berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu, dalam
membangkitkan perhatian siswa, maka guru dapat memberikan beberapa
penyegaran berupa lelucon atau permainan yang bervariasi untuk sekedar
hiburan supaya siswa tidak merasa bosan terhadap proses pembelajaran yang
sedang berlangsung dengan durasi 5 -10 menit saja dan kemudian kembali ke
pokok materi yang akan di pelajari pada pertemuan itu.
2. Memberi Acuan
Memberikan acuan dimaksudkan untuk member suatu gambaran awal tentang
materi ajar secara spesifik dan singkat yang akan dipelajari pada pertemuan saat
itu. Ada bebrapa komponen dalam memberikan acuan, antara lain:
 Memberitahu tujuan yang diharapkan
Dalam memberikan acuan terhadpa materi yang akan dipelajari pada
pertemuan tertentu, guru harus memberitahu tujuan atau indicator yang hendak
dicapai dalam proses pembelajaran. Misalnya: dalam materi system
pernafasan, maka indicator atau tujuan yang diharapkan guru dapat di capai
oleh siswanya adalah siswa mampu menjelaskan mengenai system pernafasan
yang ada pada manusia, siswa mampu menyebutkan secara urut bagaimana
proses pernafasan terjadi dalam tubuh kita (manusia), dan sebagainya.
 Menyampaikan alternatif kegiatan yg akan ditempuh siswa
Selanjutnya, setelah guru memberitahukan tujuan yang hendak di capai dalam
proses pembelajaran, maka guru harus menyampaikan alternative kegiatan
yang bisa dilakukan terkait dengan materi yang akan di pelajari pada
pertemuan itu. Misalnya menjelaskan tata cara diskusi apabila materi yang
akan dibahas terlalu banyak teori / kajian teoritis para tokoh ahli, aturan dalam
parktikum apabila materi yang akan dibahas mengharuskan adanya
eksperimen, menjelaskan referensi-referensi yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran (seperti buku, situs internet, bahan bacaan lainnya) dan
lain- lain.
 Membuat Kaitan
Hal-hal yang menyebabkan kita sebagai seorang guru harus membuat kaitan
terhadap materi pembelajaran yang akan di pelajari, antara lain:
- Agar materi ajar lebih menarik, maka guru harus membuat kaitan
materinya dengan pengetahuan yang mereka miliki, berdasarkan
pengalaman yang dihadapi atau sesuai dengan minatnya.
- Mengingat kembali, mengulang kembali
Dengan mengkaitkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan saat ini
dengan materi pada pertemuan sebelumnya, maka siswa akan mengalami
proses dimana ia akan mengingat kembali atau mengulang kembali materi
yang dipelajari (membuka materi yang lalu sebagai dasar atau acuan
materi).
- Menumbuhkan tanggapan lama yang telah dimiliki siswa sebelum
memberikan bahan baru
- Mengajukan pertanyaan terhadap apa yang telah dipelajari
- Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
- Meminta siswa bercerita tentang pengalaman yang berkaitan dengan
materi
3. Melakukan Tes Awal
Adapun kegunaan melakukan tes awal pada kegiatan pendahuluan pembelajaran,
yaitu:
a) Untuk mengetahui penguasaan awal dari materi yang akan dipelajari.
b) Digunakan untuk menentukan dari mana awal materi akan dibahas
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran
atau proses untuk pencapaian kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, dengan
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi
pelajaran. Dalam kegiatan inti, proses pembentukan pengalaman belajar siswa
berkaitan dengan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa secara terpadu yang
dususun dan direncanakan guru dengan mengacu kurikulum yang berlaku. (Standar
Kompetensi). Kegiatan utama dalam kegiatan inti pembelajaran (intruksional)
diantaranya:
a. Kegiatan mengorganisasi proses pembelajaran dengan berbagai metode / cara /
teknik / pendekatan yang bervariasi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengalaman belajar berkadar aktivitas tinggi.
b. Diharapkan terjadi perubahan perilaku pada siswa.
c. Pengaturan harus menganut prinsip efektif dan efisien ( dapat mencapai sasaran
yang diharapkan dan dapat dilakukan dengan menggunakan sarana, waktu dan
tenaga yang dimiliki)
Adapun faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran dalam
kegiatan inti pembelajaran (intruksional) ini, antara lain :
1) Tujuan
2) Materi
3) Siswa
4) Guru
5) Fasilitas, Ruang dan Waktu
6) Penggunaan media
3. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan
secara sistematis, efektif, efisien, dan flesibel. Kegitan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti
pembelajaran.
Menurut Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan
dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran, yaitu: (a) penilaian akhir; (b)
analisis hasil penilaian akhir; (c) tindak lanjut; (d) mengemukakan topik yang akan
dibahas pada waktu yang akan datang; dan (e) menutup kegiatan pembelajaran.
Mulyasa (2003) mengemukakan dua kegiatan pokok pada akhir pembelajaran, yaitu :
(a) pemberian tugas dan (b) post tes. Sementara itu, Depdiknas (2003)
mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif, dengan
memperhatikan hal-hal berikut: (a) kembangkan cara-cara untuk menilai hasil
pembelajaran peserta didik; (b) gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat
kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru;
dan (c) cari metodologi yang paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Berdasarkan penjelasan diatas, maka secara garis besar kegiatan akhir dan
tindak lanjut pembelajaran bertujuan, antara lain :
 Untuk memantapkan materi yang telah dipelajari
 Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang telah
berlangsung.
 Untuk mengetahui kompetensi mana yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai
dengan memberikan suatu tes.
Berikut ini akan di jelaskan bentuk-bentuk dari kegiatan akhir pembelajaran yaitu:
1) Meninjau kembali penguasaan siswa
2) Melaksanakan Penilaian (Post tes)
Sedangkan bentuk-bentuk dari melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran
setelah di laksanakannya kegiatan akhir pembelajaran, antara lain:
- Memberi Pekerjaan Rumah (PR)
- Membahas kembali materi yang dianggap sulit
- Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu
- Memberi motivasi
- Menyampaikan materi berikutnya

D. Komponen-komponen kegiatan pembelajaran


Penjelasan dari setiap komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah sebagai
berikut:
1. tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah target atau hal-hal yang harus dicapai dalam proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan dengan dimensi kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu
menguasai dimensi kognitif dan afektif dengan baik, serta cekatan dan terampil dalam
aspek psikomotoriknya. Selain itu, tujuan pembelajaran akan tercapai jika pembelajar
atau peserta didik mampu mengekspresikan dan menampilkan bakat serta potensinya
secara optimal.
2. Kurikulum
Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau
mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu
tingkatan atau ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata
pelajaran atau bidang studi dan aktivitas belajar siswa tetapi juga segala sesuatu yang
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan
yang diharapkan. Misalnya: fasilitas sekolah, lingkungan yang aman, suasana
keakraban dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran, dan sumber-sumber
belajar yang memadai.
3. Guru
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti pendidik, yaitu
seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, memfasilitasi, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
4. siswa
Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan
di sekolah atau lembaga pendidikan di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru,
pelatih, dan instruktur. Siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak
tahu apa-apa, melainkan subjek pendidikan yang punya pengetahuan, kelebihan, dan
potensi tertentu. Siswa memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta
kemampuan yang berbeda.
5. Metode
Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk
menggelar aktivitas belajar mengajar agar berjalan dengan baik. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode mengajar
merupakan keniscayaan, sebab seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik
apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.
6. Materi
Materi merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa jika materi pelajaran
yang diberikan menarik, kemungkinan besar keterlibatan siswa akan tinggi;
sebaliknya jika materi pelajaran tidak menarik, keterlibatan siswa akan rendah. Materi
merupakan salah satu dari komponen komponen pembelajaran yang harus disiapkan
terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
7. evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation”. Evaluasi adalah suatu
tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui
sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar.
8. alat pembelajaran (media).
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium”
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Media pembelajaran adalah perangkat lunak (software) atau perangkat keras
(hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar. Dilihat dari
jenisnya, media dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Media auditif; yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara seperti
radio dan audio player.
2. Media visual; yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti
foto, gambar, lukisan, slide, animasi, dan lain-lain
3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar
seperti: televisi, film, multimedia player, dan lain-lain.

E. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah proses yang teratur dan sistematis yang dilakukan guru
kepada siswanya dalam menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar digunakan
oleh guru agar siswa menguasai dan memahami apa yang diajarkan. Dengan
menggunakan metode mengajar ini, diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal. Siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar sebab guru bertindak
kreatif dengan memberikan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang
tengah dipelajari.
Berikut adalah beberapa macam metode mengajar yang bisa diterapkan guru dalam
proses pembelajaran.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode paling umum yang sudah sering digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran disampaikan secara lisan
dalam metode ini. Guru tidak memerlukan media tambahan lain sebab pusat dari
pengetahuan terdapat pada guru.
2. Metode Diskusi
Jika metode ceramah menempatkan guru sebagai sumber belajar, maka pada metode
diskusi kegiatan belajar berpusat pada siswa. Umumnya, metode diskusi terdiri dari
beberapa kelompok dengan latar belakang yang bervariasi. Metode ini juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan suatu masalah yang
diberikan oleh guru. Agar proses diskusi dapat berjalan lancar, guru perlu selalu
memantau kegiatan diskusi yang tengah berlangsung.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi bisa digunakan saat tengah mempelajari materi yang perlu
didemonstrasikan agar siswa menjadi lebih paham. Biasanya materi pelajaran eksakta
seperti fisika, kimia, dan biologi. Demonstrasi akan menunjukkan kepada siswa
bagaimana proses terjadinya sesuatu. Dengan kata lain, guru sedang berusaha
menunujukkan kepada siswa kesamaan antara teori dan praktik. Metode ini cukup
efektif digunakan karena membuat siswa menjadi lebih fokus pada materi yang
tengah dipelajari.
4. Metode Resitasi
Metode resitasi mengharuskan siswa untuk fokus pada materi yang sedang
disampaikan guru, sebab pada akhir pembelajaran siswa akan diminta untuk membuat
ringkasan terkait materi yang telah diterima selama pembelajaran berlangsung.
5. Metode Eksperimen
Metode ini hampir mirip dengan metode demonstrasi. Bedanya, pada metode ini
siswa diharuskan melakukan kegiatan eksperimen secara mandiri melalui serangkaian
proses ilmiah hingga mendapatkan suatu hasil.
6. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah salah satu metode yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung antara guru dan siswa. Guru akan menyampaikan materi
pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa. Dalam hal ini, guru
sedang berupaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa
diminta untuk menyampaikan pendapatnya dengan percaya diri . Dengan berlatih
secara terus menerus, siswa akan semakin terbiasa sehingga cenderung lebih cepat
dan efisien dalam memecahkan masalah.
7. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah salah satu metode yang menjadi idola para siswa.
Pasalnya metode ini mengajak siswa untuk belajar di luar kelas, berinteraksi langsung
dengan lingkungan sekitarnya, dan melakukan eksplorasi untuk menemukan cara
penyelesaian masalah. Metode ini dapat dilakukan dalam tempo yang singkat ataupun
lama. Tergantung dengan kebutuhan siswa dalam memahami materi yang sedang
dipelajari.
8. Metode Discovery
Metode mengajar secara discovery mengajak siswa untuk terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran. Dalam metode ini, siswa diminta untuk mempelajari materi
secara mandiri, menemukan sendiri hal-hal yang mereka pertanyakan, hingga
melakukan analisis terkait temuan mereka. Guru hanya berperan sebagai fasilitator
yang bertugas mengarahkan kegiatan pembelajaran.

F. Konsep Dasar Media


Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
informasi. Alat yang digunakan informan untuk menyampakan pesan/informasi kepada
komunikan. Menurut Blacks dan Horalsen dalam sebuah jurnal berpendapat bahwa media
merupakan saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau
menyampaikan suatu pesan, dimana medium itu merupakan jalan atau alat dengan mana
suatu pesan berjalan antara komunikator ke komunikan.
Berdasarkan batasan tersebut, maka media pembelajaran secara singkat sebagai
alat/bahan/keadaan yang digunakan sebagai perantara komunikasi dalam kegiatan
pembelajaran. Seperti buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film,
slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Setidaknya terdapat 3 (tiga) konsep
yang mendasari batasan media pembelajaran, yaitu konsep komunikasi, konsep sitem dan
konsep pembelajaran.
Fungsi media dalam pembelajaran tidak lagi sekedar peraga bagi pendidik melainkan
pembawa infromasi/pesan pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik. Dengan demikian
pola interaksi edukatif akan lebih bervariasi hingga meliputi pola berikut:
1. Sumber berupa orang saja (seperti yang kebanyakan terjadi di sekolah kita sekarang)
2. Sumber berupa orang yang dibantu oleh/dengan sumber lain.
3. Sumber berupa orang bersama dengan sumber lain berdasarkan suatu pembagian
tanggung jawab
4. Sumber lain saja tanpa sumber berupa orang
5. Kombinasi dari keempat pola tersebut dalam bentuk suatu sistem
6. Media berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran yang berlangsung tanpa
menuntut kehadiran guru.
Media memiliki berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Dulu, pembelajaran
mungkin lebih banyak tergantung pada keberadaan guru. Dalam situasi demikian, media
mungkin tidak banyak digunakan oleh guru. Apabila digunakan, media ganya sebagai
"alat bantu" pembelajaran. Pandangan demikian ini mengisyaratkan tidak adanya upaya
pemberdayaan media dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, pembelajaran mungkin
tidak memerlukan kehadiran guru. Pembelajaran ini disebut dengan "self-instruction",
bahkan sering diarahkan oleh siapa yang merancang media tersebut.
Media pembelajaran yang dirancang secara memadai dapat meningkatkan dan
memajukan belajar dan memberikan dukungan pada pembelajaran yang berbasis pendidik
dan tingkat keefektifan media pembelajaran tergantung pada pendidik itu sendiri.

G. Konsep Dasar Sumber Belajar


Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Fungsi sumber belajar
- Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar
dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi
beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah.
- Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
(a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
- Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a)
perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
- Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan
sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
- Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara
pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit;
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
- Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografis.
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu
- Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar
yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
- Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber
belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya
dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran

Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1) pesan:
informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru,
instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier
dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang
untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/ perlengkapan:
perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator,
mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik:
disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa,
diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio,
perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

H. Pemilihan Media Dan Sumber Belajar


Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah bahwa media adalah harus
dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya bila tujuan
atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat
untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan
maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat
motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Selain
pertimbangan tersebut Sanjaya (2008) mengungkapkan sejumlah pertimbangan lain yang
dapat kita gunakan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, yakni dengan
menggunakan kata ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization,
Novelty).
1. Access,artinya bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam
pemilihan media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat
dimanfaatkan?. Akses juga menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut
diijinkan untuk digunakan?
2. Cost, hal ini menyangkut pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk
penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
3. Technology, dalam pemilihan media perlu juga dipertimbangkan ketersediaan
teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
4. Interactivity, media yang baik adalah media yang mampu menghadirkan komunikasi
dua arah atau interaktifitas.
5. Organization, menyangkut pertimbangan dukungan organisasi atau lembaga dan
bagaimana pengorganisasiannya.
6. Novelty, menyangkut pertimbangan aspek kebaruan dari media yang dipilih. Media
yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan sumber
belajar. Sudrajat (2008) lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan
sumber belajar, yaitu:
1. .Ekonomis, sumber belajar yang digunakan tidak harus terpatok pada harga yang
mahal.
2. Praktis, sumber belajar yang dipilih tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit
dan langka.
3. Mudah, sumber belajar harus dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita.
4. Fleksibel, artinya sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan
instruksional
5. Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan pencapaian
tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, dapat kita ambil kesimpulan Pengalaman belajar
adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan
kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.Ada sejumlah prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan.
Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
informasi. Alat yang digunakan informan untuk menyampakan pesan/informasi kepada
komunikan. Menurut Blacks dan Horalsen dalam sebuah jurnal berpendapat bahwa media
merupakan saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau
menyampaikan suatu pesan, dimana medium itu merupakan jalan atau alat dengan mana
suatu pesan berjalan antara komunikator ke komunikan.
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang
Perancangan Kegiatan Pembelajaran serta bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Udin S. Winata Putra, dkk.1997. Buku Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sri Anitah W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sa’adah, Munjiati. 2014. Buku Bahan Ajar Pengajaran Micro (Micro Teaching). Pringsewu:
STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
Raharyanti, Anjar. 2012. Teori Pembelajaran Thorndike
Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai