Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Design Thinking
Dosen Pengampu : Lathifatul Anwar, S.Si, M.Sc, Ph.D
Disusun oleh :
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal terpenting dalam kehidupan yang harus dijalani oleh setiap orang salah
satunya adalah pendidikan. Melalui pendidikan kita mendapatkan pengajaran dan
ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari proses
pendidikan tentunya memperoleh hasil belajar yang diharapkan mendapat predikat
baik sehingga dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang dibedakan menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa sedangkan faktor eksternal
berasal dari lingkungan baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kedua faktor
tersebut diusahakan dapat seimbang dalam mendukung keberhasilan proses belajar
yang dilakukan. Selain harus adanya kemauan belajar dari dalam diri siswa, faktor
penting berikutnya adalah dari faktor sekolah yakni pengadaan proses
pembelajaran yang memberikan motivasi bagi siswa untuk terus aktif dalam
belajar. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa belum semua pendidikan,
sekolah, dan proses belajar mengajar dilaksanakan sesuai kebutuhan siswa. Ada
beberapa guru yang masih menerapkan pembelajaran convensional yaitu metode
ceramah dengan cenderung guru lebih aktif mengambil peran dalam pembelajaran
daripada siswa.
1
pada siswa untuk melakukan eksperimen-eksperimen dan membiarkan mereka
menemukan prinsip pengetahuan bagi diri sendiri.
2
gaduh di dalam kelas, berani bertanya dan selalu percaya diri. Kemauan belajar
menjadi faktor paling penting dalam keberhasilan belajar seseorang. Karena
dengan adanya kemauan maka adanya semangat dan ketekunan.
3
BAB II
RUMUSAN TUJUAN DAN SOLUSI
A. Crafting Insight
4
g) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat keterkaitan/hubungan, mengambil
keputusan.
h) Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan,
bergembira, bersemangat, bergairah, berani. Tanggap, gugup.
5
menumbuhkan minat siswa dan menghubungkan antara isi materi dengan dunia
nyata.
Menurut Daryanto (2013: 31) bahwa, “Peta timbul yang secara fisik
termasuk model lapangan, adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi
rendahnya permukaan bumi. Peta timbul memiliki ukuran panjang, lebar, dan
dalam”. Peta timbul dapat dibuat oleh guru bersama siswa sehingga dapat
menumbuhkan daya kreasi, daya imajinasi, dan memupuk rasa tanggung jawab
terhadap hasil karya bersama. Bahan yang dipakai membuat peta timbul adalah
papan triplek, semen, dan cat. Pemilihan bahan disesuaikan dengan keperluan
peta timbul yang ingin dibuat.
6
siswa memahami konsep-konsep yang abstrak menjadi lebih kongkret dan
meningkatkan kinerja guru di lapangan sehingga hasilnya mengalami
peningkatan.
B. Design Challenge
7
BAB III
SOLUSI DAN INOVASI
A. Solusi
Berdasarkan masalah yang diteliti bahwa minat belajar siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahun Sosial kurang maksimal, saat pembelajaran berlangsung
siswa terlihat bosan dan cenderung pasif karena metode pembelajaran yang
digunakan kurang bervariasi. Selain itu juga kurangnya pemanfaatan media
pembelajaran sehingga pembelajaran kurang bermakna. Melihat situasi tersebut
dapat dilakukan upaya pemecahan masalah dengan melakukan penerapan model
pembelajaran Discovery Learning berbantuan media peta timbul yang berpusat
pada aktivitas siswa. Dalam model dan media ini diharapkan siswa lebih aktif
dalam belajar, bekerja sama, serta membangun pemahaman yang diberikan oleh
guru. Setelah siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning dan media peta timbul diharapkan meningkatkan
minat siswa dalam belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi
Kekayaan Budaya Indonesia.
B. Metode Pelaksanaan
1. Peran guru
Para pendidik memiliki peran dalam pembentukan pemahaman peserta
didik dalam lingkungan sekolah. Bahkan hal tersebut sudah menjadi tugas dan
tanggung jawab dari seorang pendidik untuk menumbuhkembangkan
keterampilan peserta didik, salah satunya keterampilan (kognitif) pengetahuan.
Beberapa yang dapat dilakukan oleh pendidik yakni mengobservasi
lingkungan, baik secara karakteristik peserta didik, latar belakang, gaya
belajar, kemampuan, dan lain-lain. Selain itu mnegelompokkan peserta didik
berdasarkan kemampuannya. Sehingga semua dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Setelah itu barulah catatan observasi digunakan untuk
menentukan strategi, model, teknik, media dalam pengajaran.
2. Peran Siswa & Lingkungan Sekolah
Langkah lain yang bisa dilakukan tentu dengan partisipasi dari peran
siswa dan lingkungan sekolah. Dalam hal ini pada saat proses pembelajaran
peserta didik diharapkan mampu menangkap materi yang disampaikan.
8
Penggunaan media peta timbul ini menandakan adanya inovasi dan kreatifitas
seorang pendidik dalam membangun pemahaman dan pengalaman bermakna
bagi pesrta didik. Agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yakni
mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.
9
DAFTAR RUJUKAN
Subali, B. dan Paidi. 2002. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Suyono. 2011. Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi: Analisis Konteks,
Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi Implementasinya di Sekolah. Malang:
Penerbit Cakrawala Indonesia.
Uno. 2012. Assesmen Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
10