Anda di halaman 1dari 10

Nama Kelompok:

1. May Noer Endah Mustikasari (2202114795)


2. Miftah Faried Amien (2202114796)
3. Miftakhul Atsna Mufida (2202114797)
4. Nadya Bela Pratiwi J. S. (2202114798)

Demonstrasi Kontekstual
Gunakan instrumen buatan kelompok untuk mewawancarai guru. Ada
baiknya berbagi tugas untuk mewawancarai beberapa guru, agar
mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Pada saat wawancara, ingatlah
untuk menerapkan alur IDI yang baik (lihat topik 2 pertemuan 4) dan peka
terhadap respon subjek wawancara - hormati hak subjek untuk tidak membagi informasi
jika ia keberatan.

1. Insight dari wawancara – intuitif


Setelah wawancara yang telah dilakukan oleh beberapa guru Bahasa Indonesia di
SMA Negeri 1 Nglames mengenai Design Thinking ada hal penting yang
diungkapkan pada saat wawancara adalah sebagai berikut. Sebagian besar dari
guru di sana belum mengenal konsep Design Thinking dengan maksimal. Mereka
mengenal setelah mahasiswa menjelaskan secara garis besar. Setelah dijelaskan
mengenai Design Thinking, ternyata mereka sudah menerapkan Design Thinking
tetapi tidak dengan konsep yang detail. Dari reaksi yang ada, guru tersebut
menerapkan solusi dengan sedikit melibatkan karakteristik peserta didik secara
keseluruhan dengan menggunakan media pembelajaran yang dirasa “pas” oleh
guru tersebut. Mengenai media pembelajaran yang sudah kelompok kami
terapkan dalam pembelajaran, guru-guru yang sudah kami wawancarai merasa
tertarik dan mengatakan bahwa media pembelajaran kami sangat bagus dan
menarik. Efektif jika dterapkan di dalam pembelajaran, ditambah lagi media kami
fleksibel dalam arti materi di dalam media tersebut bisa diganti sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.

2. Insight dari wawancara – analitis


Informasi penting terkait peluang dan tantangan guru dalam menerapkan Design
Thinking di sekolah yaitu berpengaruh dengan usia produktif dari guru yang
bersangkutan. Dari guru yang sudah berpengalaman dalam mengajar di sekolah
memiliki tantangan berupa tidak mengembangkan ide media pembelajaran yang
diterapkan di dalam kelas pada saat pembelajaran. Rata-rata guru tersebut hanya
menggunakan sistem konvensional yang hanya mengandalkan buku paket dan
sesekali menggunakan PPT jika diperlukan serta audiovisual jika materi yang
bersangkutan memerlukan audiovisual. Guru tersebut merasa bahwa metode
dengan menerapkan media pembelajaran konvensional sudah baik dan tidak ada
masalah apapun selama peserta didik tidak merasa keberatan. Guru tersebut
merasa bahwa sudah menerapkan Design Thinking di SMA Negeri 1 Nglames.
Berbeda dengan guru yang lebih muda yang lebih fleksibel dalam menerapkan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran, disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik. Peluang dan tantangan yang dihadapi dalam
pembelajaran saat ini adalah mengenai karakteristik peserta didik yang di setiap
individu mempunyai berbagai macam karakter. Sebagai guru, sudah seharusnya
selalu aktif dalam menyikapi permasalahan sehingga memiliki solusi yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik sesuai dengan konsep Design Thinking.

3. Transkrip Wawancara

Narasumber: Sri Agustin, S.Pd.


PERKENALAN DAN GAMBARAN PROJEK
Selamat pagi Bapak/Ibu, kami dari kelompok PPL BAHASA INDONESIA. Izin kepada
Bapak/Ibu untuk melakukan wawancara guna penyelesaian tugas Design Thinking.
Projek dari kami adalah untuk melakukan wawancara dengan tema peluang dan
tantangan menerapkan Design Thinking menggunakan media pembelajaran.

PERTANYAAN RINGAN
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah design thinking itu, berdasarkan sudut pandang
pribadi dari Bapak/Ibu?
Jawab:
Saya belum mengerti apa itu design thinking mbak.
(Mahasiswa menjelaskan garis besar pengertian design thinking)

2. Bagaimana untuk implementasinya di dalam SMA Negeri 1 Nglames?


Jawab:
Yang jelas setiap kelas mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Ada kelas yang
pasif ada kelas yang aktif. Ada yang kelas 75% mungkin 80% kalau diajar
anaknya bisa mengikuti arahan kita. Ada yang memang kelas pasif (tidak
sebagian besar) namun jumlahnya lebih besar dibandingkan kelas yang aktif
yang tidak bisa mengikuti pembelajaran kita. Jadi mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda. Berbicara tentang tingkat kecerdasan mungkin di bawah
yang kelasnya aktif, ada juga yang kurang bersemangat. Jadi, dia bersemangat
apabila dia dirangsang dengan gambar, video, atau ada gerakan di situ. Jika
hanya materi ceramah atau fokusnya ke buku mereka tidak fokus. Jadi
penyelesaiannya pun menyesuaikan dengan penyebabnya. Jadi contoh, kalau
anak yang pasif karena tingkat kecerdasan yang di bawah anak-anak yang aktif
biasa saya agar pembelajaran tetap menyenangkan saya ajak bicara anaknya tapi
tidak face to face tetapi dengan kesepakatan satu kelas. Jadi mungkin biasanya
untuk kelas yang aktif sepuluh di situ hanya lima atau kurang dari itu tetapi tetap
bisa mencapai KD yang kita inginkan cuma mungkin tingkat kesulitannya lebih
rendah dibandingkan kelas-kelas yang aktif.

3. Kemudian menurut Bapak/Ibu bagaimana design thinking menjadi salah satu


cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik yaitu merasa
bosan di dalam kegiatan pembelajaran?
Jawab:
Dari penjelasan tadi, dapat saya tangkap bahwa design thinking adalah salah
satu cara yang menarik untuk menyelesaikan masalah di kelas.

PERTANYAAN BERAT
1. Berkaitan dengan media yang telah kami terapkan dalam kelas yaitu “Pop Up
Book dan Papan Drama”. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu?
Jawab:
Bagus, dari mahasiswa yang PPL di sini rata-rata sudah menggunakan media
atau teknologi yang memang sekarang ini disukai anak-anak dan itu memang
yang saya inginkan.

2. Apakah media pembelajaran tersebut menyenangkan/membosankan dalam


proses pembelajaran?
Jawab:
Jadi memang pada saat panjenengan hadir di sini itu betul-betul jadi
menyegarakan untuk anak-anak. Mereka dapat pilihan yang baru atau
menambah wawasan bahwa “Oh ternyata pembelajaran bisa seperti ini ya Bahasa
Indonesia” seperti itu.

3. Menurut Bapak/Ibu, media pembelajaran kami efektif atau tidak untuk


diterapkan dalam proses pembelajaran?
Jawab:
Iya bagus, efektif. In syaa Allah untuk anak-anak yang pasif dan yang aktif efektif
juga.

4. Apa harapan Bapak/Ibu mengenai penerapan media pembelajaran yang telah


kami buat?
Jawab:
Harapan saya mengenai penerapan media pembelajaran yang telah dibuat saya
benar-benar tertarik dan memang berhasil jika diterapkan di dalam
pembelajaran adalah yang pertama saya berterima kasih atas pembaharuannya
mudah-mudahan saat nanti tidak di sini tetap ada pembaharuan-pembaharuan
seperti ini.

5. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana karakteristik peserta didik terutama kelas XI


SMA Negeri 1 Nglames?
Jawab:
In syaa Allah media pembelajaran tersebut bisa mengatasi permasalahan yang
saya ceritakan. Jadi kembali ke anak yang aktif dan pasif dalam pembelajaran. In
syaa Allah dengan seperti itu karena medianya baru dan menyenangkan jadi
mereka mempunyai rangsangan untuk bertanya-tanya atau ada keinginan untuk
lebih fokus dengan apa yang akan disampaikan oleh pengajar. Dilanjutkan
dengan kegiatan menempel akan membuat anak-anak semakin aktif dalam
mengikuti pembelajaran.

6. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi berbagai macam karakteristik peserta didik


dalam pembelajaran? Apakah ada hambatan?
Jawab:
Jadi penyelesaiannya pun menyesuaikan dengan penyebabnya. Jadi contoh,
kalau anak yang pasif karena tingkat kecerdasan yang di bawah anak-anak yang
aktif biasa saya agar pembelajaran tetap menyenangkan saya ajak bicara anaknya
tapi tidak face to face tetapi dengan kesepakatan satu kelas. Jadi mungkin
biasanya untuk kelas yang aktif sepuluh di situ hanya lima atau kurang dari itu
tetapi tetap bisa mencapai KD yang kita inginkan cuma mungkin tingkat
kesulitannya lebih rendah dibandingkan kelas-kelas yang aktif.

7. Jika ada hambatan, apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan pembelajaran


menggunakan media pembelajaran di kelas XI SMA Negeri 1 Nglames sebagai
solusi hambatan tersebut?
Jawab:
Medianya selama ini bisa dibilang konvensional. Saya masih menerapkan buku
paket untuk anak-anak trus berikutnya kadang-kadang saja saya menyuruh
membuka internet untuk menyesuaikan kondisi dan lingkungan saat itu. Trus
kadang-kadang juga mereka bisa mencari contoh-contoh lain di buku misalnya
mereka ke perpustakaan untuk mencari bacaan. Serta beberapa kali power point
untuk yang terpenting saja. Media pembelajaran yang saya terapkan selama ini
adalah portofolio atau dengan lepas-lepas dalam arti kalau mereka tidak dalam
KD merancang atau menyusun atau menulis berarti hanya latihan lepas biasanya
hanya mencapai pengetahuan KD 3.1 misalnya atau 3.2 dan seterusnya. Yang
bisa portofolio itu biasanya 4. dan seterusnya biasanya itu keterampilan.
Selain itu, hambatan yang ada adalah di usia anak-anak yang suka dengan hal
baru. Nah itu kendala yang saya hadapi, usia saya untuk mengikuti hal-hal yang
baru yang mereka inginkan yang tidak “nyambung” dengan saya.
8. Jika pernah, apakah media tersebut berhasil diterapkan dan bisa menjadi solusi
dalam menyelesaikan hambatan dalam pembelajaran?
Jawab:
In syaa Allah untuk sementara ini efektif karena saya membiasakan terbuka
dengan anak-anak, pada saat anak-anak tidak complain atau mengeluh saya
menganggap itu baik-baik saja.

9. Menurut Bapak/Ibu, apakah penerapan Design Thinking efektif dilakukan di


sekolah untuk menjawab permasalahan peserta didik yaitu “merasa bosan ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran”?
Jawab:
Penerapan Design Thinking efektif dilakukan di sekolah untuk menjawab
permasalahan peserta didik yaitu “merasa bosan ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran” sangat efektif. Jadi media pembelajaran itu in syaa Allah bisa
menyelesaikan masalah dalam kegiatan pembelajaran saat ini diusia anak-anak
sangat suka dengan hal “baru”. Bagi mereka hal “baru” tersebut sangat
menyenangkan.

PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH


Baik Bapak/Ibu, terima kasih atau jawaban yang sudah diberikan dan juga terima
kasih atas kesempatan untuk kesediaan melakukan wawancara pada hari ini.
Terima kasih kami sampaikan dan Wassalamualaikum Wr. Wb.
Narasumber: Budiono, S.Pd.
PERKENALAN DAN GAMBARAN PROJEK
Selamat pagi Bapak/Ibu, kami dari kelompok PPL BAHASA INDONESIA. Izin kepada
Bapak/Ibu untuk melakukan wawancara guna penyelesaian tugas Design Thinking.
Projek dari kami adalah untuk melakukan wawancara dengan tema peluang dan
tantangan menerapkan Design Thinking menggunakan media pembelajaran.

PERTANYAAN RINGAN
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah design thinking itu, berdasarkan sudut pandang
pribadi dari Bapak/Ibu?
Jawab:
Design thinking menurut saya adalah metode untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi di kelas.

2. Bagaimana untuk implementasinya di dalam SMA Negeri 1 Nglames?


Jawab:
Sangat cocok

3. Kemudian menurut Bapak/Ibu bagaimana design thinking menjadi salah satu


cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik yaitu merasa
bosan di dalam kegiatan pembelajaran?
Jawab:
Design thinking dapat meningkatkan minat dan semangat belajar peserta didik.

PERTANYAAN BERAT
1. Berkaitan dengan media yang telah kami terapkan dalam kelas yaitu “Pop Up
Book dan Papan Drama”. Bagaimana pendapat Bapak?
Jawab:
Media tersebut sangat inovatif, sehingga peserta didik tidak jenuh di kelas.

2. Apakah media pembelajaran tersebut menyenangkan/membosankan dalam


proses pembelajaran?
Jawab:
Menyenangkan.

3. Menurut Bapak, media pembelajaran kami efektif atau tidak untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran?
Jawab:
Ya, sangat efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Apalagi materi
yang ada di dalam media bisa diganti-ganti.

4. Apa harapan Bapak/Ibu mengenai penerapan media pembelajaran yang telah


kami buat?
Jawab:
Diharapkan media tersebut secara konsisten dapat menginovasi model belajar di
kelas.

5. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana karakteristik peserta didik terutama kelas XI


SMA Negeri 1 Nglames?
Jawab:
Siswa siswi tampak aktif dan antusias mengikuti pembelajaran dengan media
tersebut.

6. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi berbagai macam karakteristik peserta didik


dalam pembelajaran? Apakah ada hambatan?
Jawab:
Media dan inovasi pembelajaran serta kedekatan dengan siswa dapat
meminimalisir hambatan dan masalah yang timbul di kelas.

7. Jika ada hambatan, apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan pembelajaran


menggunakan media pembelajaran di kelas XI SMA Negeri 1 Nglames sebagai
solusi hambatan tersebut?
Jawab:
Pernah, penerapan media pembelajaran menggunakan media pembelajaran
sementara ini menggunakan PPT yang efisien di kelas yang saya ajar.

8. Jika pernah, apakah media tersebut berhasil diterapkan dan bisa menjadi solusi
dalam menyelesaikan hambatan dalam pembelajaran?
Jawab:
Selama ini bisa menjadi solusi dalam menyelesaikan hambatan dalam
pembelajaran.
9. Menurut Bapak/Ibu, apakah penerapan Design Thinking efektif dilakukan di
sekolah untuk menjawab permasalahan peserta didik yaitu “merasa bosan ketika
mengiuti kegiatan pembelajaran”?
Jawab:
Design thinking sangat membantu mengidentifikasi masalah pada KBM sehingga
memudahkan guru menyelesaikan masalah tersebut

PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH


Baik Bapak/Ibu, terima kasih atau jawaban yang sudah diberikan dan juga terima
kasih atas kesempatan untuk kesediaan melakukan wawancara pada hari ini.
Terima kasih kami sampaikan dan Wassalamualaikum Wr. Wb.
Narasumber: Yosianti, S.Pd.
PERKENALAN DAN GAMBARAN PROJEK
Selamat pagi Bapak/Ibu, kami dari kelompok PPL BAHASA INDONESIA. Izin kepada
Bapak/Ibu untuk melakukan wawancara guna penyelesaian tugas Design Thinking.
Projek dari kami adalah untuk melakukan wawancara dengan tema peluang dan
tantangan menerapkan Design Thinking menggunakan media pembelajaran.

PERTANYAAN RINGAN
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah design thinking itu, berdasarkan sudut pandang
pribadi dari Bapak/Ibu?
Jawab:
Menurut saya design thinking ialah suatu pola di mana media atau alat mencoba
untuk membantu dalam merancang proses berpikir di dalam otak.

2. Bagaimana untuk implementasinya di dalam SMA Negeri 1 Nglames?


Jawab:
Secara keseluruhan, siswa masih kesulitan dalam menyusun pola berpikir yang
mudah mereka pahami.

3. Kemudian menurut Bapak/Ibu bagaimana design thinking menjadi salah satu


cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik yaitu merasa
bosan di dalam kegiatan pembelajaran?
Jawab:
Biasanya saya membuat sebuah media yang dapat memudahkan siswa dalam
menyusun kerangka berpikir yang siswa miliki. Agar pembelajaran yang didapati
bersumber dari proses berpikir siswa sendiri.

PERTANYAAN BERAT
1. Berkaitan dengan media yang telah kami terapkan dalam kelas yaitu “Pop Up
Book dan Papan Drama”. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu?
Jawab:
Media yang digunakan mampu memudahkan siswa dalam menyusun proses
berpikirnya. Dengan adanya bantuan media pembelajaran, proses pembelajaran
dapat berjalan dengan tersusun dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.

2. Apakah media pembelajaran tersebut menyenangkan/membosankan dalam


proses pembelajaran?
Jawab:
Media pembelajaran tersebut menyenangkan bagi siswa. Mereka dapat bermain
sambil belajar dengan menyusun dan mengolah hasil pemikirannya dengan
kreatif.
3. Menurut Bapak/Ibu, media pembelajaran kami efektif atau tidak untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran?
Jawab:
Media pembelajaran tersebut efektif. Namun, perlu disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, karena biasanya tidak semua media
pembelajaran dapat efektif di setiap tujuan pembelajaran.

4. Apa harapan Bapak/Ibu mengenai penerapan media pembelajaran yang telah


kami buat?
Jawab:
Media pembelajaran dapat dipakai pada mata pelajaran lainnya dan dapat
disebarluaskan agar guru lain dapat menjadikan media tersebut alternatif
pembelajaran kreatif.

5. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana karakteristik peserta didik terutama kelas XI


SMA Negeri 1 Nglames?
Jawab:
Siswa banyak yang belajar dengan kinestetik, di mana siswa lebih senang belajar
dengan kegiatan gerak lainnya.

6. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi berbagai macam karakteristik peserta didik


dalam pembelajaran? Apakah ada hambatan?
Jawab:
Biasanya tidak semua siswa senang dengan media yang kita siapkan. Berdasar
karakteristik belajar yang berbeda, tentunya tidak akan mungkin kita dapat
menyesuaikan semua karakteristik belajar siswa. Namun, semua dapat
diantisipasi dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda pada
setiap pertemuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

7. Jika ada hambatan, apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan pembelajaran


menggunakan media pembelajaran di kelas XI SMA Negeri 1 Nglames sebagai
solusi hambatan tersebut?
Jawab:
Biasanya penggunaan media diselang seling dengan kebutuhan dan juga
kenyamanan siswa. Missal dalam tujuan pembelajaran A, media pembelajaran
menggunakan audivisual. Maka, minggu depan dengan tujuan pembelajaran B,
media pembelajaran menggunakan media lainnya.

8. Jika tidak pernah, bagaimana cara Bapak/Ibu mencari solusi mengenai hambatan
tersebut?
Jawab:
Biasanya setelah materi pembelajaran selesai, saya meminta siswa untuk
membuat refleksi pembelajaran. Refleksi itu terdiri dari tulisan siswa berupa
rangkuman materi, kesan-kesan selama pembelajaran materi tersebut, dan juga
siswa diberi kesempatan menuliskan pembelajaran seperti apa yang mereka
inginkan. Berdasarkan hal tersebut kita dapat mengetahui kenyamanan siswa
dalam belajar.

9. Jika pernah, apakah media tersebut berhasil diterapkan dan bisa menjadi solusi
dalam menyelesaikan hambatan dalam pembelajaran?
Jawab:
Media yang dipilih biasanya menjadi solusi dalam menyelesaikan hambatan,
namun tergantung kepada pembawaan selama proses berlangsung. Apabila kita
dapat merepresentasikannya dengan baik, media dapat berjalan dengan baik,
namun apabila kita tidak dapat merepresentasikannya dengan baik, maka
sebaliknya.

10. Menurut Bapak/Ibu, apakah penerapan Design Thinking efektif dilakukan di


sekolah untuk menjawab permasalahan peserta didik yaitu “merasa bosan ketika
mengiuti kegiatan pembelajaran”?
Jawab:
Menurut saya efektif, karena dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa
dengan cara kreatif.

PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH


Baik Bapak/Ibu, terima kasih atau jawaban yang sudah diberikan dan juga terima
kasih atas kesempatan untuk kesediaan melakukan wawancara pada hari ini.
Terima kasih kami sampaikan dan Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai