Anda di halaman 1dari 6

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

DESIGN THINKING TOPIK 6

Kelompok 3
1. M Alfin Yudistira
2. M Igbal Al Fatona
3. Mesi Herdianti
4. Neneng Anggraini
5. Novita Sari

Gunakan instrumen buatan kelompok untuk mewawancarai guru. Ada baiknya


berbagi tugas untuk mewawancarai beberapa guru, agar mendapatkan informasi yang
lebih lengkap. Pada saat wawancara, ingatlah untuk menerapkan alur IDI yang baik
(lihat topik 2 pertemuan 4) dan peka terhadap respon subjek wawancara - hormati hak
subjek untuk tidak membagi informasi jika ia keberatan.

1. Insight dari wawancara - intuitif

Setelah wawancara yang telah dilakukan oleh beberapa guru Kelas di SMP Negeri
51 Palembang mengenai Design Thinking ada hal penting yang diungkapkan pada
saat wawancara adalah sebagai berikut.
Sebagian besar dari guru di sana belum mengenal konsep Design Thinking
dengan maksimal. Mereka mengenal setelah mahasiswa menjelaskan secara garis
besar. Setelah dijelaskan mengenai Design Thinking, ternyata mereka sudah
menerapkan Design Thinking tetapi tidak dengan konsep yang detail. Dari reaksi
yang ada, guru tersebut menerapkan solusi dengan sedikit melibatkan karakteristik
peserta didik secara keseluruhan dengan menggunakan media pembelajaran yang
dirasa “pas” oleh guru tersebut. Mengenai media pembelajaran yang sudah kelompok
kami terapkan dalam pembelajaran, guru-guru yang sudah kami wawancarai merasa
tertarik dan mengatakan bahwa media pembelajaran kami sangat bagus dan menarik.
Efektif jika dterapkan didalam pembelajaran, ditambah lagi media kami fleksibel
dalam arti materi di dalam media tersebut bisa diganti sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.
2. Insight dari wawancara - analitis
Informasi penting terkait peluang dan tantangan guru dalam menerapkan Design
Thinking di sekolah yaitu berpengaruh dengan usia produktif dari guru yang
bersangkutan. Dari guru yang sudah berpengalaman dalam mengajar di sekolah
memiliki tantangan berupa tidak mengembangkan ide media pembelajaran yang
diterapkan di dalam kelas pada saat pembelajaran. Rata-rata guru tersebut hanya
menggunakan sistem konvensional yang hanya mengandalkan buku paket dan
sesekali menggunakan PPT jika diperlukan serta audiovisual jika materi yang
bersangkutan memerlukan audiovisual. Guru tersebut merasa bahwa metode dengan
menerapkan media pembelajaran konvensional sudah baik dan tidak ada masalah
apapun selama peserta didik tidak merasa keberatan. Guru tersebut merasa bahwa
sudah menerapkan Design Thinking di SMP Negeri 51 Palembang. Berbeda dengan
guru yang lebih muda yang lebih fleksibel dalam menerapkan media pembelajaran
dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Peluang
dan tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran saat ini adalah mengenai
karakteristik peserta didik yang di setiap individu mempunyai berbagai macam
karakter. Sebagai guru, sudah seharusnya selalu aktif dalam menyikapi permasalahan
sehingga memiliki solusi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sesuai dengan
konsep Design Thinking.

3. Transkrip Wawancara
Narasumber: Ansori, M.Pd.
PERKENALAN DAN GAMBARAN PROJEK
Selamat pagi Bapak/Ibu, kami dari kelompok 3 PPL PPG Prajabatan. Izin
kepada Bapak/Ibu untuk melakukan wawancara guna penyelesaian tugas Design
Thinking. Projek dari kami adalah untuk melakukan wawancara dengan tema peluang
dan tantangan menerapkan Design Thinking menggunakan media pembelajaran.
PERTANYAAN RINGAN
1. Menurut Bapak/Ibu, apakah design thinking itu, berdasarkan sudut pandang
pribadi dari Bapak/Ibu?
Jawab:
Saya belum mengerti apa itu design thinking mbak. (Mahasiswa menjelaskan
garis besar pengertian design thinking).
2. Bagaimana untuk implementasinya di dalam SMP Negeri 51 Palembang?
Jawab:
Yang jelas setiap kelas mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Ada kelas
yang pasif ada kelas yang aktif. Ada yang kelas 75% mungkin 80% kalau
diajar anaknya bisa mengikuti arahan kita. Ada yang memang kelas pasif
(tidak sebagian besar) namun jumlahnya lebih besar dibandingkan kelas yang
aktif yang tidak bisa mengikuti pembelajaran kita. Jadi mempunyai latar
belakang yang berbeda-beda. Berbicara tentang tingkat kecerdasan mungkin di
bawah yang kelasnya aktif, ada juga yang kurang bersemangat. Jadi, dia
bersemangat apabila dia dirangsang dengan gambar, video, atau ada gerakan
di situ. Jika hanya materi ceramah atau fokusnya ke buku mereka tidak fokus.
Jadi penyelesaiannya pun menyesuaikan dengan penyebabnya. Jadi contoh,
kalau anak yang pasif karena tingkat kecerdasan yang di bawah anak-anak
yang aktif biasa saya agar pembelajaran tetap menyenangkan saya ajak bicara
anaknya tapi tidak face to face tetapi dengan kesepakatan satu kelas. Jadi
mungkin biasanya untuk kelas yang aktif sepuluh di situ hanya lima atau
kurang dari itu tetapi tetapbisa mencapai KD yang kita ingin kan cuma
mungkin tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingkan kelas-kelas yang
aktif.

3. Kemudian menurut Bapak/Ibu bagaimana design thinking menjadi salah satu


cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik yaitu
merasa bosan di dalam kegiatan pembelajaran?
Jawab:
Dari penjelasan tadi, dapat saya tangkap bahwa design thinking adalah salah
satu cara yang menarik untuk menyelesaikan masalah di kelas.

PERTANYAAN BERAT
1. Berkaitan dengan media yang telah kami terapkan dalam kelas yaitu “Game
Dadu Bersoal”. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu?
Jawab:
Bagus, dari mahasiswa yang PPL di sini rata-rata sudah menggunakan media
atau teknologi yang memang sekarang ini disukai anak-anak dan itu memang
yang saya inginkan.
2. Apakah media pembelajaran tersebut menyenangkan/membosankan dalam
proses pembelajaran?
Jawab:
Jadi memang pada saat penjelasan materi di sini itu betul-betul jadi
menyegarakan untuk anak-anak. Mereka dapat pilihan yang baru atau
menambah wawasan bahwa “Oh ternyata pembelajaran bisa seperti ini ya”
seperti itu.

3. Menurut Bapak/Ibu, media pembelajaran kami efektif atau tidak untuk


diterapkan dalam proses pembelajaran?
Jawab:
Iya bagus, efektif. Insyaa Allah untuk anak-anak yang pasif dan yang aktif
efektif juga.

4. Apa harapan Bapak/Ibu mengenai penerapan media pembelajaran yang


telahkami buat?
Jawab:
Harapan saya mengenai penerapan media pembelajaran yang telah dibuat
saya benar-benar tertarik dan memang berhasil jika diterapkan di dalam
pembelajaran adalah yang pertama saya berterima kasih atas
pembaharuannya mudah-mudahan saat nanti tidak disini tetap ada
pembaharuan-pembaharuan seperti ini.

5. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana karakteristik peserta didik terutama


kelas VII SMP Negeri 51 Palembang?
Jawab:
Insyaa Allah media pembelajaran tersebut bisa mengatasi permasalahan yang
saya ceritakan.Jadi kembali ke anak yang aktif dan pasif dalam pembelajaran.
Insyaa Allah dengan seperti itu karena medianya baru dan menyenangkan
jadi mereka mempunyai rangsangan untuk bertanya-tanya atau ada keinginan
untuk lebih fokus dengan apa yang akan disampaikan oleh pengajar.
Dilanjutkan dengan kegiatan menempel akan membuat anak-anak semakin
aktif dalam mengikuti pembelajaran.
6. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi berbagai macam karakteristik peserta
didik dalam pembelajaran? Apakah ada hambatan?
Jawab:
Jadi penyelesaiannya pun menyesuaikan dengan penyebabnya. Jadi contoh,
kalau anak yang pasif karena tingkat kecerdasan yang di bawah anak-anak
yang aktif biasa saya agar pembelajaran tetap menyenangkan saya ajak bicara
anaknya tapi tidak face to face tetapi dengan kesepakatan satu kelas. Jadi
mungkin biasanya untuk kelas yang aktif sepuluh di situ hanya lima atau
kurang dari itutetapi tetap bisa mencapai KD yang kita inginkan cuma
mungkin tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingkan kelas-kelas yang
aktif.

7. Jika ada hambatan, apakah Bapak/Ibu pernah menerapkan pembelajaran


menggunakan media pembelajaran di kelas sebagai solusi hambatan tersebut?
Jawab:
Medianya selama ini bisa dibilang konvensional. Saya masih menerapkan
buku paket untuk anak-anak trus berikutnya kadang-kadang saja saya
mengambil contoh disekitar untuk menyesuaikan kondisi dan lingkungan saat
itu. Terus kadang-kadang juga mereka bisa mencari contoh-contoh lain di
buku misalnya mereka ke perpustakaan untuk mencari bacaan. Serta beberapa
kali power point untuk yang terpenting saja. Media pembelajaran yang saya
terapkan selama ini adalah portofolio atau dengan lepas-lepas dalam arti kalau
mereka tidak dalam KD merancang atau menyusun atau menulis berarti hanya
latihan lepas biasanya hanya mencapai pengetahuan KD 3.1 misalnya atau 3.2
dan seterusnya. Yang bisa portofolio itu biasanya 4. dan seterusnya biasanya
itu keterampilan. Selain itu, hambatan yang ada adalah di usia anak-anak
yang suka dengan hal baru. Nah itu kendala yang saya hadapi, usia saya untuk
mengikuti hal-hal yang baru yang mereka inginkan yang tidak “nyambung”
dengan saya.

8. Jika pernah, apakah media tersebut berhasil diterapkan dan bisa menjadi
solusi dalam menyelesaikan hambatan dalam pembelajaran?
Jawab:
In syaa Allah untuk sementara ini efektif karena saya membiasakan terbuka
dengan anak-anak, pada saat anak-anak tidak complain atau mengeluh saya
menganggap itu baik-baik saja.

9. Menurut Bapak/Ibu, apakah penerapan Design Thinking efektif dilakukan


di sekolah untuk menjawab permasalahan peserta didik yaitu “merasa bosan
ketika mengikuti kegiatan pembelajaran”?
Jawab:
Penerapan Design Thinking efektif dilakukan di sekolah untuk menjawab
permasalahan peserta didik yaitu “merasa bosan ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran” sangat efektif. Jadi media pembelajaran itu insyaa Allah bisa
menyelesaikan masalah dalam kegiatan pembelajaran saat ini diusia anak-
anak sangat suka dengan hal “baru”. Bagi mereka hal “baru” tersebut sangat
menyenangkan.

PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH


Baik Bapak/Ibu, terima kasih atau jawaban yang sudah diberikan dan juga
terimakasih atas kesempatan untuk kesediaan melakukan wawancara pada
hari ini. Terima kasih kami sampaikan dan Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai