Anda di halaman 1dari 2

KONEKSI ANTAR MATERI - PENDIDIKAN DAN NILAI SOSIAL BUDAYA

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum
Anda mempelajari topik ini?
Sebagai guru, saya berpikir bahwa anak atau peserta didik divisualisasikan dalam bentuk
tumbuhan padi yang harus selalu dirawat dengan penuh kasih sayang agar menghasilkan
produk beras yang kualitas. Peserta didik adalah bibit bibit unggul yang membutuhkan
asupan ilmu dari seorang guru untuk bekal masa depan. Tugas saya sebagai guru adalah
untuk menemani mereka dalam perjalanan proses belajar yang semula tidak tahu menjadi
tahu, yang sebelumnya tidak paham menjadi paham. Apa yang saya diberikan kepada peserta
didik sebagai suatu paket ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Sebelumnya pembelajaran terpusat pada guru sangat dominan. Pembelajaran adalah
kegiatan belajar mengajar di dalam ruang kelas, karena biasanya pembelajaran di luar kelas
dilakukan oleh guru olahraga dan Guru Prakarya. Saya lebih terfokus ke tuntutan kompetensi
sesuai kurikulum dan cenderung melaksanakan pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam
kurikulum dan harus menyelesaikan dalam satu semester sesuai dengan target kurikulum.
Pada saat pembelajaran di kelas saya hanya fokus kepada target kurikulum dengan mengajar,
memberikan tugas. Saya hanya berpikir sangat mudah dalam mengajar karena memberikan
materi, tugas dan peserta didik diharuskan untuk mengumpulkan tepat waktu tanpa
merefleksikan tentang pembelajaran yang memerdekakan peserta didik. Sebagai guru, sering
sekali mengeluh karena beberapa sebagian anak yang tidak mengumpulkan tugas, sulit di
atur dan lambat dalam berpikir walaupun soal - soal atau tugas itu sangat mudah dan materi
sudah jelaskan.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini ?
Konsep pembelajaran saya berubah setelah mempelajari filosofi Pendidikan yang
disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara. Sebagai guru menyadari terdapat kesalahan dalam
menerapkan konsep pembelajaran, selama ini memandang peserta didik hanya dijadikan
sebagai objek dalam pembelajaran di kelas, seharusnya peserta didik adalah subjek
pembelajaran. Merekalah pemegang kendali pembelajaran. Guru hanya sebagai fasilitas
dalam proses belajar anak dengan segala ketulusan hati.
Perubahan yang semakin hari saya rasakan setelah mempelajari pemikiran Ki Hajar Dewantara
yaitu sistem among memiliki makna dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di kelas bertujuan untuk mendidik dan membimbing anak sebagai subjek bukan
objek karena anak adalah pusat pendidikan. Dalam pembelajaran tidak menghendaki sebuah
“paksaan” melainkan memberi “tuntunan” bagi keberlangsungan hidup anak agar dapat
berkembang dengan selamat, secara lahir maupun batinnya. Menyadari bahwa setiap peserta
didik memilik karakteristik yang istimewa dengan segala keunikannya dan memiliki potensi
yang dapat dikembangkan dalam dirinya. Sistem among, siswa dididik di sekolah sesuai
dengan bakat dan minat. Guru sebagai Tut Wuri Handayani berperan menuntun, mengasuh,
membimbing peserta didik sesuai kodratnya agar jiwa dan batinnya merdeka secara lahir dan
batin. Guru memberikan kebebasan pada anak dalam memilih gaya belajar yang mereka
anggap nyaman dari yang sebelumnya hanya menuruti instruksi akan berubah menjadi
“Merdeka Belajar “.
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan
pemikiran Ki Hajar Dewantara ?
- Sebagai pendidik harus memiliki jiwa disiplin dalam bekerja
- Sebagai guru yang dapat dijadikan teladan, yang mampu menanamkan nilai karakter
kedisiplinan dan kerjasama, tolong - menolong dalam setiap kegiatan yang ada disekolah
maupun lingkungan masyarakat.
- Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempunyai jiwa solidaritas, empati dan
peka terhadap keadaan disekolah maupun lingkungan masyarakat.
- Memperkuat karakter anak dengan membiasakan secara kontinyu menjalankan segala
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
- Membudayakan budaya lokal untuk mentransformasikan pendidikan karakter anak.

Anda mungkin juga menyukai