Anda di halaman 1dari 3

Isni Nur Rohmah

X9022082445

Topik 3 – Koneksi Antar Materi

Manusia Indonesia dari Perspektif yang Beragam


Perjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor
sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan
hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses
pembelajaran dapat berjalan. Mengingat semboyan yang menjadi rangkaian asas-asas ke-
Tamansiswaan-an yang dikemukakan pidato Ki Hadjar Dewantara pada penganugerahan Honoris
Causa oleh Universitas Gajah Mada pada 7 November 1956 yaitu "Asas Tri-con" yang
mengajarkan, bahwa di dalam pertukaran kebudayaan dengan dunia luar harus kontinuitas dengan
alam kebudayaannya sendiri, lalu konvergensi dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang ada, dan
akhirnya jika sudah bersatu dalam alam universal, bersama mewujudkan persatuan dunia dan
manusia yang konsentris. Konsentris berarti bertitik pusat satu dengan alam-alam kebudayaan
sedunia, tetapi masih memiliki garis lingkaran sendiri sendiri.
Inilah suatu bentuk dari sifat "Bhineka Tunggal Ika". Identitas manusia Indonesia yang
lahir,tumbuh dan berkembang dalam kebhinekatunggalikaan mestinya selaras dengan apa yang
disampaikan Ki Hajar Dewantara. Juga pemaknaan dari Pendidikan adalah tempat persemaian
segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan.
Perspektif sosio kultural dalam pendidikan dimaknai sebagai interaksi antar manusia dalam
suatu budaya berkaitan dengan pendidikan. Dalam hal ini, interaksi yang dimaksud adalah adanya
kesesuaian-kesesuaian yang berkesinambungan mengenai sebuah peran, aturan serta nilai budaya.
Kesesuaian ini tidak hanya terbatas pada konteks interaksi saja, namun mencakup hal lainnya
Salah satunya adalah konteks pendidikan. (Nauvaliana Ashri, 2021). Interaksi sosiokultural dalam
pendidikan menjadi penting karena dapat mencegah disintegrasi bangsa, baik yang disebabkan
oleh cemburu sosial maupun kurangnya rasa toleransi terhadap teman yang berbeda. Manusia dan
kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana manusia tertaut dengan tingkah laku,
norma dan ajaran budaya. Oleh karena itu pendidikan sendiri sebenarnya saling terintegrasi dengan
kebudayan, pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan. Karena pendidikan
merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan.
Pendidikan dalam bingkai keIndonesiaan merupakan penegasan kesederajatan martabat
manusia Indonesia. Meskipun manusia Indonesia lahir, hidup dan berkembang dalam
kebhinekaan, namun hal tersebut tidak menjadi membagi golongan minoritas dan mayoritas untuk
memecah belah kesatuan dan persatuan. Dalam prespektif pendidikan, bermacam sosio kultural di
Indonesia justru dimaknai sebagai salah satu upaya untuk mengurangi pengaruh budaya asing
dengan menerapkan pembelajaran sosiokultural untuk menuntun dan membentuk karakter peserta
didik.
Hal ini selaras dengan dasar-dasar pendidikan yang dipaparkan oleh Ki Hajar Dewantara
bahwa pendidikan dan pengajaran dengan sistem barat tidaklah selalu buruk, sebagai bangsaa kita
boleh mengadopsi sistem negara manapun kemudian kita terapkan untuk Indonesia, namun jangan
lupakan pendidikan kultural dan nasional serta ajarkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas
manusia Indonesia.
Terkait dengan mata kuliah psikologi perkembangan peserta didik, dapat disimpulkan
bahwa fase-fase belajar peserta didik adalah fase emas, perkembangan tersebut tidak bisa diulang
maupun diputar mundur. Oleh karena itu setiap fase peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran menjadi sangat penting. Pada perspektif pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga telah
menyampaikan "Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa
segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup
kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan
kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama
(yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu
disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak
bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan" (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21).
Identitas manusia Indonesia sebagai manusia Pancasila, dimana Pancasila sebagai landasan
filosofis memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai bangsa, dan nilai-nilai
hidup berbangsa. Menjadikan manusia Indonesia kaya akan nilai-nilai luhur yang hidup dalam
kebiasaan, menjadi nafas dalam setiap langkah manusia Indonesia. Nilai-nilai luhur yang
bersumber dari pancasila inilah yang dijadikan akar dari pendidikan karakter sehingga ditanamkan
kuat-kuat dalam pendidikan nasional, proses belajar untuk peserta didik.
Sebagai manusia Pancasila yang berketuhanan, melahirkan manusia indonesia yang
memiliki Identitas manusia yang religius. Manusia Indonesia sebagai manusia yang religius adalah
manusia yang meyakini adanya Tuhan. Sebagai bangsa yang berketuhanan, sistem pendidikan di
Indonesia selalu menyelipkan pendidikan agama di dalamnya, hal ini juga sebagai implementasi
atas identitas manusia Indonesia jika dilihat dalam prespektif pendidikan.
Dalam perjalanan pendidikan Indonesia dari dahulu kala hingga sekarang telah melalui
proses yang panjang dan dalam prosesnya selalu menyelaraskan dengan identitas manusia
Indonesia itu sendiri, nilai-nilai kultural serta nilai-nilai luhur yang ada dijadikan akar dalam
menyusun pendidikan karakter guna tetap memperthankn Identitas atau ke khasan manusia
Indonesia. Proses belajar yang disesuaikan dengan fase perkembangan peserta didik dan kultur
yang berbeda-beda di setiap daerah. Pendidikan keagamaan sebagai implementasi dan
penggambaran atas Identitas manusia Indonesia yang religius dan sebagai bangsa yang
berkembang.
Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Perjalanan Pendidikan Indonesia yang
dikaitkan dengan sosiokultural, psikologi perkembangan serta mata kuliah pendidikan di daerah
khusus adalah sebagai berikut:
1. Identitas manusia Indonesia adalah unik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia saja.
2. Identitas manusia indonesia sebagai manusia bhineka tunggal ika, Manusia Pancasila dan
manusia yang religius adalah saling terkait.
3. Identitas manusia Indonesia menjadi sebuah landasan mengimplementasikan pendidikan
nasional.

Anda mungkin juga menyukai