Anda di halaman 1dari 3

Nama : Isni Nur Rohmah

NIM : X9022082445
Kelas : B PGSD PPG Prajabatan UNS

Aksi Nyata Topik 4

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas
dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila adalah
sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan dan pemikiran
yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai dengan jati diri bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa sila-sila yang
terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan
dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling berhubungan dan tidak
dapat dipisahkan.
Meskipun zaman telah berkembang pesat yaitu memasuki abad ke-21, penerapan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar bangsa
Indonesia tetap berada pada kaidahnya dan tidak kehilangan jati dirinya di tengah
perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Salah satu contoh penerapan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari yaitu penerapan Pancasila dalam sektor pendidikan yang saat ini
diwujudkan dengan Profil Pelajar Pancasila. Namun, dalam menerapkan Profil Pelajar
Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21
tidak lah mudah, terdapat berbagai tantangan diantaranya yaitu:
a. Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidak lah cukup.
Namun, harus ada peran serta orang tua dalam prosesnya. Kebanyakan orang tua saat ini
kurang peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada aspek afektif. Para orang tua
hanya peduli pada aspek kognitif saya, sehingga terkadang sikap peserta didik saat ini
kurang baik meskipun aspek kognitif baik. Hal ini berlaku untuk aksi nyata dalam
penerapan Profil Pelajar Pancasila bahwa penerapan Profil Pelajar Pancasila tidak cukup
hanya diterapkan di sekolah saja, namun perlunya bantuan orang tua dalam membiasakan
perilaku Profil Pelajar Pancasila di rumah.
b. Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan dalam
menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi, semangat dan
pengetahuan dalam penerapan karakter Profil Pelajar Pancasila. Guru-guru tersebut
cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat pembelajaran kurikulum
sebelumnya dan sebagian kecil menganggap kurikulum merdeka yang memuat Profil
Pelajar Pancasila kurang praktis dan menambah beban kerja guru khususnya dalam
merancang perangkat pembelajaran yang memuat penerapan karakter Pelajar Profil
Pancasila.
c. Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas
Pada abad ke-21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana akses informasi
sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang dari segala umur bisa mengakses
informasi tersebut jika memiliki perangkat elektronik/gawai yang menyebabkan banyak
anak muda saat ini kurang memiliki tata krama dan sopan santun dalam berperilaku. Oleh
karena itu, ketika membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil
Pelajar Pancasila, hendaknya guru berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan
arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia digital.

2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada
Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta
Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan berikut, yaitu:
a. Pada elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah berdasarkan agama-
agamanya masing-masing. Misalnya peserta didik untuk yang beragama Islam mengaji
Al-Qur’an setiap pagi sebelum memulai pembelajaran di kelas.
• Membiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan sesudah memulai
aktivitas belajar.
• Menumbuhkan karakter berperilaku baik terhadap sesama dapat dilakukan dengan
pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti selalu menyapa saat bertemu guru
ataupun teman.
• Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati teman atau
guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi kepada semua warga
sekolah.
b. Pada elemen Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Melaksanakan pembelajaran di kelas yang bermuatan lokal dan seni budaya sesuai
daerah sekolah masing-masing agar siswa mengenal identitas budaya daerah masing-
masing.
• Guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal pada
mata pelajaran lain seperti pada sains menjadi etnosains.
• Melaksanakan peringatan hari besar Nasional seperti memakai baju adat saat Hari
Peringatan Sumpah Pemuda.
c. Pada elemen Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang akan melatih kerja sama dan
semangat gotong royong peserta didik.
• Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama misalnya pada kegiatan
Kamis bersih, para siswa diajak untuk bergotong royong dalam membersihkan
lingkungan sekolah.
d. Pada elemen Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Memberikan peserta didik tugas mandiri.
• Memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti dalam OSIS, MPK
dan ekstrakurikuler lainnya.
e. Pada elemen Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kritis
siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry Learning dan lain
sebagainya.
• Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa seperti
meminta pendapat siswa terkait kasus/kejadian nyata yang berhubungan dengan materi
yang diajarkan.
f. Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
• Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kreatif
siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry Learning dan lain
sebagainya.
• Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa
seperti meminta siswa untuk membuat infografis terkait tugas mereka.

Anda mungkin juga menyukai