Anda di halaman 1dari 2

01.02.

3-T1-7 Koneksi Antar Materi

Buatlah ringkasan/rangkuman materi mengenai:

1. Apa itu belajar?

Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai
positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Belajar dapat
juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga
tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau
tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan
aktivitas berlatih.

2. Bagaimana belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism, social-
cognitivism, constructivism)

Teori behaviorisme adalah proses pembelajaran yang menganggap bahwa belajar adalah
tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan oleh adanya stimulus dari luar.
Berdasarkan hal tersebut maka teori ini beranggapan bahwa seseorang dapat dikatakan
belajar ditunjukkan dari perilaku yang dapat di lihat, bukan dari apa yang ada dalam
pikirannya.

Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan
(stimulan) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respons) berdasarkan hukum-
hukum mekanistik. Teori Sosial kognitif adalah proses keterlibatan siswa secara aktif
menjadi sangat penting. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu
mengkaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Proses
belajar terjadi apabila seseorang telah mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap
memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan
informasi yang sudah dipahami.

Teori Konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh
siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada
pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut.

3. Motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan, tujuan, emotional-interest, keterampilan


regulasi diri)

Motivasi belajar menjadi sangat penting bagi siswa karena dapat menjadikan hasil belajar
siswa lebih optimal, meningkatkan intensitas usaha belajar dari siswa, salah satu faktor
yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar dan sebagai pendorong,
pengarah, dan penggerak siswa untuk mencapai tujuan dalam belajar.

Adapun motivasi belajar berdasarkan kebutuhan, menurut


Teori Abraham Maslow menjelaskan bahwa seseorang memiliki kebutuhan seperti
makan, minum dan sebagainya. Kebutuhan harus terpenuhi begitu juga
dengan belajar siswa harus memiliki rasa perlu untuk melakukannya.

Motivasi belajar berdasarkan tujuan ketika siswa memiliki tujuan untuk berhasil dalam
menggapai keinginan atau cita-citanya. Dengan memiliki tujuan yang jelas siswa akan
memiliki kemauan yang kuat dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran.

Motivasi belajar berdasarkan emotional-interest adalah kemampuan siswa untuk


mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Motivasi belajar berdasarkan keterampilan regulasi diri, menurut Zimmerman (1989)


regulasi diri dalam belajar berkaitan dengan pembangkitan diri baik pikiran, perasaan
serta tindakan yang direncakan dan adanya timbal balik yang disesuaikan pada
pencapaian tujuan personal. Dan regulasi diri adalah kemampuan untuk memunculkan
dan memonitor sendiri baik pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai
tujuan belajar. Regulasi diri belajar penting agar siswa memiliki kemandirian dalam
belajar.

4. Paradigma personal peserta didik (growth mindset dan fixed mindset)

Growth mindset adalah pola pikir seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dapat
dikembangkan. Contohnya Ketika siswa percaya bahwa mereka bisa menjadi lebih
pintar, mereka menyadari bahwa jika mereka melakukan upaya itu akan berdampak
pada keberhasilan, sehingga mereka bersedia untuk meluangkan waktu lebih agar
mencapai keberhasilan yang lebih tinggi. Growth mindset didasarkan pada keyakinan
bahwa prestasi akademik yang baik berasal dari upaya yang gigih dalam belajar.

Fixed mindset adalah pola pikir seseorang yang meyakini bahwa apa yang dianutnya
adalah yang paling benar. Ia cenderung menghindari tantangan-tantangan dan fokus
berlebihan pada sesuatu yang sudah diketahuinya saja. Contohnya ketika seorang siswa
yang memiliki fixed mindset tetap takut untuk mencoba sekalipun diberikan kesempatan
oleh gurunya. Para siswa tidak berusaha mencari bantuan karena mereka percaya bahwa
segala sesuatu yang dilakukan bertujuan untuk mengukur kecerdasan mereka. Pola pikir
seperti ini yang akan menjadi sumber turunnya motivasi pada siswa.

Anda mungkin juga menyukai