Anda di halaman 1dari 5

Nama

Mata Filosofi Pendidikan Indonesia


kuliah

Review Mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia semakin membuka pemahaman dan
pengalam pemikiran saya tentang dunia pendidikan di Indonesia. Mata kuliah ini juga
an merubah pemahaman saya tentang beberapa hal, sebelumnya saya menilai
belajar. bahwa guru berkewajiban untuk membentuk karakter peserta didik tetapi
setelah saya mempelajari mata kuliah ini ternyata setiap peserta didik sudah
memiliki kodratnya masing masing, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam berkaitan dengan potensi peserta didik sedangkan kodrat zaman
berkaitan dengan perkembangan zaman. Guru mendidik peserta didik agar
tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Peserta didik tidak dapat dipukul
rata, masing-masing mempunyai ciri sendiri dan unik. Ibarat petani yang
berikhtiar atau berusaha menanam padi tidak akan hasil panennya berubah
menjadi jagung. Setelah mengikuti mata kuliah ini saya semakin sadar bahwa
tanggung jawab menjadi seorang guru sangat besar.

Pada mata kuliah ini, Topik 1 mahasiswa mempelajari tentang Perjalanan


Pendidikan Nasional, pada topik satu ini mahasiswa membuat tulisan refleksi
diri mengenai alasan menjadi guru, alasan mendaftar Pendidikan Profesi Guru
(PPG), membuat tulisan reflektif tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara, dan
menuliskan komitmen diri menjadi guru ke dalam tulisan model lingkaran
emas. Pada topik 1 ini mahasiswa diminta untuk memberikan argumentasi
kritisnya tentang gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam
perkembangan Pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan. Mahasiswa
juga mencari informasi terkait sejarah Pendidikan di Indonesia di mulai dari
zaman kolonial, masa pergerakan nasional, pendudukan jepang, dan sampai
pada abad ke-21 ini.

Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara


Pada topik ini mahasiswa mempelajari lebih jauh tentang pandangan-
pandangan Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam Pendidikan. Tujuan
Pendidikan menurut KHD yaitu pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggita
masyarakat yang merdeka baik secara fisik, mental, dan kerohanian.
Semboyan Pendidikan KHD adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha (guru harus
memberi teladan atau contoh yang baik), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah
di antara peserta didik, guru menciptakan prakarsa dan ide), Tut Wuri
Handayani yang berarti (di belakang seorang guru memberi dorongan). Selain
itu KHD juga membahas tentang budi pekerti, menurut KHD budi pekerti atau
watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan
kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga
dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif)
sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Lebih lanjut KHD menjelaskan,
keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih
pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak.

Identitas Manusia Indonesia, pada topik tiga ini mahasiswa mempelajari


tentang Identitas Manusia Indonesia. Identitas manusia Indonesia adalah suatu
ciri khusus yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa
lain. Identitas manusia Indonesia berasal dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang digali dan disusun menjadi satu kesatuan yang utuh. Identitas
manusia Indonesia menjadi dasar dan pijakan dalam menjalani kehidupan
bernegara. Identitas manusia Indonesia mempunyai tiga pilar utama yaitu
kebhinekatunggalikaan, Pancasila dan religious.
 Kebhinekatunggalikan atau keragaman merupakan nilai yang khas
dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Keragaman
merupakan anugerah alamiah dan merupakan kekayaan masyarakat
Indonesia. Contoh keragaman dalam hal budaya, bahasa, ras, dan
suku.
 Pancasila sebagai perekat dan penyatuan hidup berbangsa bagi
berbagai keragamaan di Indonesia, dengan menggali nilai-nilai luhur
masyarakat Indonesia, Soekarno menjadikan Pancasila sebagai
identitas bangsa Indonesia. Menurut Ki Hadjar Dewantara Pancasila
merupakan intisari yang merangkum nilai-nilai, jiwa dan semangat
yang dihidupi oleh orang-orang Indonesia yang selalu menjunjung
tinggi nilai gotong-royong.
 Religius, merupakan salah satu aspek insani berupa getar hati dan
kualitas manusia Indonesia yang mendorong bertumbuhnya sikap
atau kecenderungan hidup yang bernilai.

Pada topik empat ini mahasiswa mempelajari Pancasila sebagai Fondasi


Pendidikan Indonesia.
Pancasila merupakan sebuah entitas dan identitas Bangsa Indonesia, Soekarno
menggali nilai-nilai Pancasilaa dari nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia.
Nilai-nilai luhur tersebut kemudian dijadikan perekat dan penyatu kehidupan
bangsa Indonesia. Lima sila yang termuat dalam Pancasila merupakan
identitas bangsa Indonesia.
 Pancasila mempunyai ruh untuk melepaskan diri dari kolonialisme.
Nilai-nilai Pancasila sudah ada sebelum Indonesia merdeka.
 Pancasila merupakan kepribadian jati diri bangsa Indonesia
 Pancasila sebagai penguat keberagaman yang dimiliki bangsa
Indonesia
 Pancasila sebagai kristalisasi dari keberagaman yang dimiliki bangsa
Indonesia
Di dalam kurikulum merdeka pembelajaran paradigma baru terdapat profil
pelajar Pancasila (P3), profil pelajar Pancasila merupakan muara tujuan yang
ingin dicapai dalam menerapkan kurikulum merdeka. Terdapat 6 dimensi P3
yaitu:
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak
mulia
 Berkebhinekaan global
 Bergotong Royong
 Mandiri
 Bernalar Kritis
 Kreatif

Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan, pada topik ini


mahasiswa mempelajari tentang pendidikan yang berpihak dan memerdekakan
peserta didik. Pendidikan yang berpihak dan memerdekakan peserta didik
adalah pendidikan yang memperhatikan karakteristik peserta didiknya dan
mengakomodasi kepentingan belajarnya. Sebagai contoh guru melakukan
analisis diagnostik di awal semester untuk mengetahui kesiapan belajar dan
karakteristik peserta didik tersebut, sehingga dapat mencari solusi terbaik
dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut saya
pendidikan yang berpihak dan memerdekakan peserta didik mencakup
beberapa poin di bawah ini :
 Peserta didik bisa belajar tanpa paksaan, sesuai dengan cita-cita dan
harapannya
 Cara belajar yang nyaman dan sesuai dengan dirinya
 Pembelajaran tidak harus dilakukan di ruang kelas
 Pengajar bisa memanfaatkan dari masyarakat sekitar yang
berpengalaman dan menguasai bidangnya
 Bertujuan membuat anak hidup mandiri dan merdeka dari tekanan
tekanan yang ada, serta dapat berkontribusi dalam masayarakat
 Memperhatikan karakteristik peserta didiknya
 Memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengemukakan
pendapatnya
 Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi
pengetahuannya

Refleksi Dari kelima topik yang telah dijelaskan dalam review pengalaman belajar,
pengalam saya lebih memilih dan tertarik pada topik lima yang membahas tentang telaah
an belajar praktik baik Pendidikan yang memerdekakan. Menurut saya topik tersebut
yang penting karena mahasiswa diberikan informasi tentang pendidikan yang
dipilih berpihak dan memerdekakan peserta didik dan bagaimana menerapkannya.
Pendidikan yang berpihak dan memerdekakan peserta didik perlu dimaknai
dan dihayati karena untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif, peserta
didik merasa aman, nyaman, dan senang dalam pembelajaran, sehingga
pembelajaran akan berjalan efektif dan tujuan dapat tercapai. Di dalam topik
enam ini juga menampilkan beberapa video dari sekolah-sekolah yang
menerapkan pendidikan berpihak dan memerdekakan peserta didik.
Mahasiswa dapat melihat video tersebut dan menuliskan pendapatnya atau
bertanya. Topik enam ini juga sangat menarik karena terdapat aksi nyata,
mahasiswa membuat sebuah projek perubahan tentang Pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dengan sekolah
mitra mahasiswa. Strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik-
topik tersebut

Analisis Tautan file artefak tugas Filosofi Pendidikan Indonesia dari topik 1-5 :
artefak
pembelaj https://drive.google.com/drive/folders/
aran 1LgvAZRW1RTmwW_VmUMHaaOpQBbBJy1Ob?usp=share_link

Pembelaj Setelah saya mempelajari mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia saya
aran menjadi lebih paham tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai
bermakna pendidikan dan bagaimana seharusnya guru mengajar peserta didiknya. Guru
(good tidak hanya berkewajiban menyampaikan/mentransfer ilmu pengetahuan tetapi
practices) juga menuntun, membimbing, membina, melatih dan menjadi fasilitator
peserta didik. Sebagai guru juga harus memahami bahwa setiap peserta didik
sudah memiliki karakteristik, potensi, dan kemampuan yang berbeda-beda.
Guru hanya dapat menuntun, membimbing dan mengarahkan tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses
“menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam
memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Saya akan menggunakan apa yang sudah dipelajari
untuk membawa perubahan pada peserta didik dengan cara:
 Pertama saya akan mencoba melakukan analisis diagnostik di awal
semester sebelum memulai pembelajaran. Analisis diagnostik ini
saya gunakan untuk mengetahui karakteristik dan kesiapan peserta
didik sebelum pembelajaran di kelas yang akan saya ajar.
 Mengolah dan melakukan tindak lanjut hasil analisis diagnostik.
Saya akan mencari solusi salah satunya dengan menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi, mencoba memenuhi kebutuhan peserta
didik saya.
 Saya akan memperhatikan gaya belajar peserta didik saya dan
menerapkan metode dan media yang menarik sehingga pembelajaran
akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Contoh
menerapkan pembelajaran kooperatif dengan teka-teki silang, talking
stick, snowball throwing, dan lain-lain.
 Saya akan mengintegrasikan pembelajaran saya dengan teknologi
sesuai dengan pembelajaran Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK). Contoh saya membuat PPT yang menarik ada
gambar, video dan barcodenya. Peserta didik mengerjakan soal
quiziz dan teka teki silang melalui gawainya masing-masing. Peserta
didik membuat infografis atau PowerPoint dengan Canca di
gawainya masing-masing. Saya memilih cara ini karena saya melihat
beberapa peserta didik banyak yang mengoperasikan gawainya
ketika pembelajaran.
 Saya akan membangun interaksi dan komunikasi yang baik dengan
peserta didik. Saya akan berusaha memberikan perhatian yang
optimal pada peserta didik sehingga timbul ikatan emosional yang
kuat di antara guru dan peserta didik
 Saya akan sering mengingatkan untuk saling menghargai, menjaga
toleransi, dan persatuan dalam menyikapi keberagaman yang ada di
sekolah. Mengingatkan pada peserta didik saya untuk tidak
melakukan perundungan (bullying), dan menjelaskan dampak negatif
perundungan.

Anda mungkin juga menyukai