Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Mustaqim

NIM : X9023083387
Kelas : PJK 4 PPG Prajabatan 2023 Gelombang 2

01.01.2-T3-8. Aksi Nyata - Manusia Indonesia bagi Saya


Soal :
Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk
menguatkan pemahaman tentang identitas manusia Indonesia dengan mengacu pada panduan
berikut:

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem
sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatunggalikaan;
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila
yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.
Jawaban :
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem
sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatunggalikaan.
Ketika saya PPL 1 di sekolah SMP ISLAM AL AZHAR 21 Solobaru, saya telah
mengamati tanda dan simbol di ekosistem sekolah serta saya paham bahwa dalam
proses pembelajaran sangat penting untuk mengembangkan pemahaman terhadap
kebhinekatunggalikaan. Kehinekatunggalikaan adalah konsep yang merujuk pada
keragaman budaya, agama, suku, dan latar belakang sosial dalam satu entitas bangsa,
yaitu Indonesia. Melalui pengamatan di sekolah, saya memahami bagaimana sekolah
sebagai lembaga pendidikan mampu menjadi wadah yang mencerminkan
kebhinekatunggalikaan. Tanda dan simbol di sekolah mencakup beragam aspek, mulai
dari lambang negara hingga penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran.
Penggunaan tanda dan simbol, seperti Bendera Merah Putih dan Lambang Garuda,
dihormati dan diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Sekolah sering
menyelenggarakan upacara bendera secara rutin 1 minggu sekali. Namun, terdapat
variasi di antara sekolah dalam cara mereka melaksanakan upacara tersebut sepengalam
saya.
Selain itu, dalam proses pembelajaran, saya mengamati bagaimana budaya
Indonesia tercermin dalam kurikulum dan metode pengajaran. Upaya menanamkan rasa
nasionalisme difasilitasi melalui kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila). P5 mengintegrasikan nilai-nilai bhineka tunggal ika, mendorong
pemahaman tentang keanekaragaman budaya di Indonesia. Ini membantu peserta didik
memahami dan menghargai perbedaan serta memupuk rasa cinta tanah air. Dengan
demikian, pendidikan Indonesia menggabungkan unsur-unsur keberagaman budaya
untuk memperkuat identitas nasional, mempromosikan persatuan, dan membangun
kesadaran kebangsaan dalam pengajaran, menciptakan peserta didik yang lebih bersatu
dan nasionalis.
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang
ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.
Penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam konteks pendidikan sangat penting
karena Pancasila adalah dasar dan panduan negara Indonesia. Menurut saya lembaga
pendidikan memainkan peran kunci dalam memperkuat identitas manusia Indonesia
melalui pengamatan dan analisis kritis. Pancasila, sebagai ideologi dasar Indonesia,
memiliki lima nilai dasar, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Sebagai contoh, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa bisa tercermin dalam upacara
bendera atau kegiatan keagamaan di sekolah. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
Sekolah-sekolah saat ini semakin menyadari pentingnya pembelajaran yang
menghormati perbedaan dan menghindari diskriminasi. Program-program anti-bullying
semakin umum diimplementasikan di sekolah-sekolah. Ada upaya untuk mengajarkan
etika dan hak asasi manusia melalui mata pelajaran seperti Pendidikan
Kewarganegaraan. Namun, tantangan tetap ada dalam mengubah budaya sekolah
secara menyeluruh agar lebih adil dan beradab. Persatuan Indonesia: Upacara bendera,
peringatan hari nasional, dan kegiatan-kegiatan lain yang mempromosikan persatuan
antar-peserta didik dari beragam latar belakang tetap menjadi bagian penting dari
kehidupan sekolah. Namun, tantangannya adalah mengintegrasikan persatuan ini ke
dalam lingkungan sehari-hari di sekolah. Terkadang, peserta didik mungkin tetap
mengalami perpecahan di luar upacara atau kegiatan resmi. Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Proses pengambilan
keputusan di sekolah, seperti pemilihan ketua kelas, sudah cukup umum. Namun,
kadang kala proses ini bisa terjadi tanpa banyak musyawarah, yang seharusnya menjadi
unsur penting dari nilai ini. Sekolah-sekolah perlu memastikan bahwa pengambilan
keputusan bersifat inklusif dan melibatkan semua peserta didik.Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia: Bantuan sosial dan program beapeserta didik untuk peserta
didik yang kurang mampu atau berkebutuhan khusus sudah ada di banyak sekolah.
Namun, kualitas dan ketersediaan program ini dapat bervariasi dari satu sekolah ke
sekolah lain. Sekolah-sekolah perlu memastikan bahwa akses ke pendidikan tetap
terbuka bagi semua lapisan masyarakat, dan bahwa peserta didik yang membutuhkan
dukungan ekstra benar-benar mendapatkannya.

Anda mungkin juga menyukai