Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatih tidak berlandaskan prinsip-prinsip
latihan. Banyak orang yang melakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan
latihan dengan benar. Sebelum kita bahas latihan lebih lanjut ada baiknya kita ketahui
pengertian latihan.
Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari kerja fisik yang dilakukan berulang-ulang
dengan menerapkan prinsip-rinsip latihan. Adapun yang dimaksud sistematis bahwa latihan
tersebut dilaksanakan secara berencana, teratur, berpola, dan berkesinambungan. Sedangkan
berulang-ulang diartikan bahwa gerakan yang dipelajari dilakukan beberapa kali sehingga
gerakan itu menjadi otomatis dan refleksif dalam koordinasi gerak yang lebih mulus dan
efisien.
Prinsip-prinsip latihan yang akan dikemukakan disini adalah prinsip-prinsip dasar dari
latihan yang perlu diketahui dan diterapkan dalam setiap cabang olahraga. Dengan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan tersebut diharapkan prestasi seorang atlet akan
lebih cepat meningkat. Prinsip-prinsip latihan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Frekwensi Latihan: Latihan dilaksanakan sesering mungkin dan terencana dalam
waktu yang panjang. Frekwensi latihan berbeda untuk setiap cabang olahraga, hal ini
tergantung dari tingkat kesulitan gerak dan pencapaian prestasi. sebagai contoh untuk
latihan dasar renang bagi pemula akan memerlukan frekwensi latihan yang lebih
banyak dibandingan dengan frekwensi latihan cabang angkat besi.
2. Overload: Latihan harus diberikan dengan beban cukup berat mendekati batas
kemampuan atau ambang rangsang agar dapat memberikan perubahan secara biologis
didalam tubuh atlet serta mentalnya. Beban latihan selalu bertambah secara terencana
dan teratur sehingga kemampuan otot-otot juga akan semakin meningkat.
3. Specifikasi Latihan: Latihan akan berpengaruh secara specifik terhadap tubuh kita
terutama berpengaruh terhadap kelompok otot tertentu, ruang gerak persendian, dan
sistem energi. Jadi sebelum latihan kita tentukan terlebih dahulu apa yang akan dilatih
apakah teknik atau kemampuan fisik dan yang terpenting adalah agar latihan yang
diterapkan sesuai dengan cabang olahraga yang akan ditingkatkan prestasinya.
4. Individualisasi: Sekalipun sejumlah atlet memiliki prestasi yang hampir sama tetapi
prinsip individualis harus menjadi perhatian utama untuk itu konsep latihan harus
disusun sesuai dengan kemampuan serta kekhasan setiap individu. Latihan merupakan
masalah pribadi artinya setiap atlet akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap
beban latihan yang sama.
5. Kualitas Latihan: Latihan harus bermutu oleh sebab itu latihan intensif harus disertai
koreksi yang tepat serta konstruktif agar tujuan dari latihan tercapai.
6. Variasi Latihan: Latihan yang berulang-ulang seringkali menimbulkan rasa jenuh
untuk itu pelatih dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun program
latihan. Banyak ragam latihan akan mengurangi kejenuhan itu misalnya latihan yang
dikemas dalam suatu permainan baik individu maupun kelompok dapat mengurangi
kejenuhan.
7. Model Latihan: Latihan sebaiknya berisikan unsur-unsur yang menyerupai situasi dan
kondisi pertandingan yang sesungguhnya. Karena itu perlu diciptakan suatu model
latihan yang hampir sama situasi dan kondisi yang kelak akan dialami dalam
pertandingan sesungguhnya misalnya latihan dalam bentuk permainan sederhana
dengan peraturan yang dimodifikasi.
8. Metode Latihan: Dalam melatih ketrampilan olahraga seorang pelatih perlu
mengetahui berbagai metode latihan dengan tujuan agar latihan tersebut lebih
bervariasi dan produktif. Metode latihan yang dapat diterapkan antara lain; Whole and
Part Method, Mental Practice, dan Mass and Distributed Ptractice.
9. Goal Setting/Target: Setiap pelatih dalam melaksanakan program latihan pasti
mempunyai tujuan atau target. Target atau sasaran dapat dilakukan secara bertahap
agar keberhasilan mencapai tujuan akhir dapat terkontrol, tahap pertahap diatur
sedemikian rupa dari mulai tahap jangka pendek sampai tahap jangka panjang.
10. Monitoring: Hasil latihan harus selalu dimonitoring dan dievaluasi secara periodik
dan secara kontinyu. Hal ini sangat perlu guna mengetahui apakah program latihan
berjalan sebagaimana mestinya, dan pada akhirnya Program latihan yang disusun dan
dilaksanakan akan mendapatkan hasil optimal sesuai yang diharapkan.
Demikian sekilas tentang Prinsip-prinsip latihan yang dapat diterapkan untuk semua
cabang olahraga, semoga tulisan ini bermanfaat, kritik, saran, dan komentar dari sobat
blogger selalu saya nantikan untuk perbaikan dimasa datang. Salam Olahraga!
1.
2.
3.
4.
Aspek Latihan
Dalam usaha peningkatan prestasi atlet, ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan
perhatian serta dilatih secara sistematis yaitu:
Aspek fisik
Aspek teknik
Aspek taktik
Aspek mental
Keempat aspek tersebut harus dilatih secara sistematis dan terencana berdasarkan prinsipprinsip latihan yang benar. Untuk mengetahui apa saja yang harus dilatih dari keempat aspek
tersebut mari kita bahas satu persatu.
Aspek Fisik:
Merupakan komponen yang sangat mendasar dalam menentukan kemampuan seorang
atlet untuk dapat menyelesaikan suatu program latihan maupun menampilkan prestasi prima
pada saat pertandingan. Aspek Fisik terdiri dari berbagai komponen antara lain: daya tahan,
kekuatan, kelentukan, kecepatan, power, dan agilitas sesuai dengan cabang olahraganya.
Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kekuatan otot isotonis dan otot
isokinetis yang pada akhirnya akan meningkatkan performa atlit dalam menempuh program
latihan maupun dalam pertandingan.
Aspek Teknik:
Latihan teknik bertujuan untuk memperkembangkan penguasaan ketrampilan gerak di
dalam suatu cabang olahraga pilihannya. Beberapa metode melatih telah diciptakan guna
tercapainya penguasaan teknik secara effektif dan efisien seperti: whole and part method,
demonstration and immitation. Alat yang digunakan dalam melatih teknik video camera dan
LCD monitor sehingga kesalahan gerak atlet dapat di analisa untuk perbaikan dan
penyempurnaan teknik gerak.
Aspek Taktik:
Latihan taktik ditujukan untuk menunbuhkan daya tafsir pada atlet dengan melakukan
suatu gerakan yang terpadu dari gerakan-gerakan teknik dasar, sehingga merupakan suatu
pola gerak tersendiri. Taktik atau strategi sangat diperlukan untuk mencapai kemenangan
dalam suatu pertandingan. Pelatih yang yang profesional akan cepat menerapkan taktik dan
strategi yang tepat pada saat sebelum pertandingan, maupun saat berlangsungnya suatu
pertandingan.
Aspek Mental:
Latihan mental sama pentingnya dengan ketiga aspek di atas, penekanan pada aspek
ini ialah kestabilan emosi dan peningkatan motivasi atlet. Bagaimanapun baiknya Fisik,
Teknik, dan Taktik seorang atlet tidak akan berkembang jika mentalnya tidak mendukung
alias mental pecundang. Para ahli dalam bidang sport psikologi telah banyak membuat
beberapa model untuk aspek ini antara lain mental pract, assessing anxiety, relaation
technique, dan readi-ness.
Demikian sekilas tentang metodologi kepelatihan yang dapat saya share pada sobat blogger
sekalian mudah-mudahan dapat bermanfaat. Saya menyadari banyak kekurangan dari tulisan
ini. Kritik, saran dan komentar selalu saya harapkan agar dapat meningkatkan kualitas blog in
22
Lari halang rintang dalam waktu tertentu. Latihan di depan kaca, latihan
keseimbangan, latihan dengan mata tertutup.
kemandirian.
Metodik ialah cara-cara melakukan gerak dengan runtut untuk menguasai sasaran latihan
meningkatkan daya tahan dengan lari 7 km. kebetulan kebetulan sebagian besar atletnya baru
saja melakukan pawai untuk sekolahnya dalam rangka lomba gerak jalan 17 agustus sejauh
17 km, atlet dalam rangka keadaan masih lelah. Pelatih mengambil keputusan bahwa
3.
latihanya diubah bentuk senam dan bermain sepak bola dengan intensitas rendah.
Hormat, artinya pelatih menghormati atlet sebagi manusia yang memiliki raga, fikir, rasa,
pengetahuan, keterampilan yang berbeda-beda antara individu satu dengan lainya. Begitu
pula atlet menghormati kepada pelatihnya baik sebagai orang tua, pemimpin dan
pembingbing. Saling menghormati antara satu dengan yang lainya dalam proses berlatih dan
melatih merupakan factor yang menentu untuk mencapai tujuan bersama yang ingin dicapai
sebagai berikut :
Menyadari bersama tujuan berlatih-melatih.
Saling percaya antar individu yang terkait.
Memiliki sikap berkorban demi kekompakan dalam kerjasama.
Saling mau menerima kritik dan member kritik demi perbaikan bersama.
Saling cinta kasih antar individu.
Saling terbuka, jujur/fair play dan saling menghargai satu orang dengan lainya.
Kasih saying. Hubungan antara pelatih dan atlet harus dilandasi kasih saying agar dalam
proses berlatih-melatih tercipta kondisi yang menggembirakan bagi semua individu. Tingkah
laku, tindakan-tindakan semuanya berdasarkan asih, asah dan asuh dalam rangka mencapai
tujuan bersama.
Motifasi dorongan, baik dari dalam maupun dari luar untuk mencapai cita-cita juara atlet
Latihan merupakan salah satu paktor sangat penting dalam proses kepelatihan untuk
mencapai prestais maksimal suatu cabang olahraga.
Pada jaman modern sekarang ini di Negara-negara maju laatihan dilakukan lima sampai
7 kali perminggu dengan model latihan dua kali setiap hari. Latihan dilakukan oleh atlet
sbelum masuk puncak pertandingan, baik secara intesif maupun ekstensif. Sebagian besar
waktu dalam proses kepelatihan dipergunakan untuk latihan.
Apa sebenarnya latihan itu? Latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara
sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal yang diberi beban-beban fisikk teknik, taktik,
mental secara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang waktunya. Pelatih
maupun atlet di dalam mengerjakan latihan, masalah prinsip latihan sangat penting demi
mempecepat tercapainya tujuan latihan suatu cabang olahraga.
Sebagai dasar/ landasan prinsip-prinsip laatihan adalah proses adaptasi mausia terhadap
lingkungan. Manusia memiliki daya adaptas terhadap beban latihan yang diterimanya saat
latihan maupun saat bertanding. Apa yang dimaksud adaptasi? Adaptasi adalah penyesuaian
fungsi dan struktur organisme atlet akibat beban latihan yang diberikan. Adaptasi atlet akan
timbul apabila terkena rangsangan beban latihan yag berat, kerapdan teratur interval antara
unit latihan satu dengan yang lain. Adaptasi manusia bersipat labil dan sementara yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, adaptasi positif (prestasi atlet tinggi)
memerlukanpenjagaaan dengan laltihan continue dan meningkat agar prestasi atlet tetap
tinggi dan menaik pada puncak pertandingan. Sedikit lengah dalam laltihan ataupun latihan
tidak teratur akan mempercepat adaptasi kearah negative (prestasi menurun kembali). Sesuai
sipat adaptasi yang labil dan sementara, maka dampak beban latihan yang dijalankan oleh
atlet akan menimmbulkan empat alternative terhadap prestasi.
Pertama, adaptasi kearah positif, berarti prestasi atlet naik setelah dilakukan latihan.
Masalah ini dalam proses kepelatihan disebut superkompensasi, artinya kenaikan kemampuan
atlet setelah diberi beban berat, teratur dan cukup ulangannya.
Sarat-sarat timbulnya supercompensasi ialah:
1.
2.
3.
4.
5.
Beban latihanb berat (overload) terletak diatas ambang ambang rangsangan atlet.
Metode latihan tepat dan efektif.
Waktu istirahat untuk beradaptasi
Gizi makan baik da mencukupi kebutuhan.
Atlet dalam keadan sehat dan segar.
Kedua, adaptasi kearah tetap, berarti prestasi atlet stagnasi (penghentian) disebut juga
prestasi atlet dalam keadaan plateau.
Mengapa keadaan atlet mengalami plateau ?
Beban latihan selalu jatuh pada batas ambang rangsangn kemampuan atlet.
Kesalahan melaksanakan teknik dasar
Keterbatasan kemampuan pelatih dalam melatih.
Umur prestasi atlet telah terlewati.
Ketiga adaptasi kearah negative. Berarti prestasi atlet justru menurun setelah melakukan
latihan.alternatif ini mungkin terjadi dikarenakan terlalu berat beban latihan (over training)
atau tidak teratur latiha maupun terlalu ringan melakukan latihan. Penuruna prestasi atlet
dalam proses kepelatihan disebut involution of performance.
Keempat, adaptasi prestasi atlet naik turun (fluktuasi prestasi sangat tajam)
Dengan sedikit mengulasdasar dan landasan masalah latihan dan adaptasi, berikut akan
dibicarakan prinsip-prinsip latihan.
Proses berlatih melatih agar efektif dan efesien perlu interaksi antara atlet dan pelatih
secara selaras, serasi dan seimbang. Maksud atlet dalam proses latihan perlu modal :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.Latihan harus sepanjang tahun tanpa terseing (kontinuitas). Mengingat sipat adaptasi atlet
terhadap bebean latihan yang diterima bersipat labil dan sementara, maka itu untuk mencapai
mutu restasi aksimal, perlu adanya beban latihan sepanjang tahun terus menerus secara
teratur, terarah kontinu, supaya prestasi atlet tinggi meningkat dan flutuasi fresta tidak tajam.
Prestasi atlet akan menurun lagi bila beban latihan menjadi ringan dan latihan tidak kontinu.
Prinsip Spesifikasi
Ketika latihan berkaitan dengan unsur biomotorik maka pelatih harus tahu betul sistim energi
apa dan unsur-unsur fisik apa yg paling dibutuhkan (dominan untuk cabang olahraga yang
dilatihnya. Apakah kapasitas aerobik, anaerobik (laktat atau alaktat), daya tahan, kekuatan,
power, kelincahan, kecepatan, stamina atau yang lain.
Prinsip Individual
Salah satu penyebab ketidak berhasilan seorang pelatih dalam mempersiapkan atlet atau
timnya, dapat disebabkan oleh kurang pahamnya prinsip indivualisasi ini. Prestasi seseorang
atau tim dapat dicapai secara optimal apabila setiap program latihan apapun yang diberikan
mengacu pada asas individualisasi ini.
Beberapa ahli olahraga maupun kedokteran mengemukakan pendapat yang senada tentang
individu sosok manusia. Mereka mengemukakan bahwa tidak ada satu orangpun yang sama
persis baik keadaan fisiknya maupun psikisnya. Setiap orang akan memberikan respon yang
tidak sama terhadap setiap rangsangan (fisik, teknik, taktik, mental) yang diterimanya.
Prinsip Multilateral
Prinsip perkembangan menyeluruh sebaiknya diterapkan pada atlit-atlit muda. Pada
permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar memiliki dasardasar yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan spesialisasinya kelak.
Prinsip Spesialisasi
Setelah melakukan prinsip Multilateral, dilanjutkan dengan pengembangan khusus sesuai
dengan cabang olahraga yang digelutinya, dan spesialisasi baru dimulai setelah disesuaikan
dengan umur yang cocok untuk cabang olahraganya.
Prinsip Variasi
Pemberian variasi latihan mrupakan cara yang baik agar atlit dapat menikmati latihan dengan
senang dan gembira supaya atlit tidak bosan.
Prinsip Periodisasi
Prinsip ini menekankan dalam proses pemberian materi latihan harus secara bertahap, tidak
bisa langsung latihan pada tahap pertandingan akan tetapi kita harus melewati tahap
persiapan sebagai modal untuk tahap selanjutnya.
Prinsip Presentasion
Dalam prinsip ini proses latihan dilakukan dengan memberikan atlet untuk melihat video
mengenai gerakan gerakan teknik yang benar. Sehingga atlet dapat merekam gerakan yang
benar tersebut di benaknya dan berusaha untuk melakukan gerakan yang serupa.
Peningkatan beban latihan yang dimulai dengan beban ringan, kemudian ditingkatkan secara
bertahap sedikit demi sedikit sesuai kemampuan atlet yang bersangkutan, makin lama
bebannya semakin berat.